IBADAH RAYA MINGGU, 12 AGUSTUS 2018
KITAB WAHYU
(Seri: 65)
Subtema: "MENJADI
INGAT-INGATAN DIAWALI, JANGAN MENCURI."
Shalom
saudaraku.
Selamat
sore, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, biarlah kiranya kita boleh
merasakan kemurahan Tuhan lewat pembukaan rahasia firman Tuhan sehingga segala
sesuatunya dipulihkan, keadaan kita dipulihkan, ibadah pelayanan, nikah dan
rumah tangga kita dipulihkan, berkat berkelimpahan menjadi bagian kita baik
untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
Puji
Tuhan, Yesus menjadi Raja berkuasa bertakhta sehingga kebahagiaan itu
senantiasa boleh kita rasakan di tengah ibadah dan pelayanan, di tengah nikah
dan rumah tangga kita masing-masing, dimanapun kita berada menjadi berkat.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat
Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming atau video internet,
Youtube maupun Facebook di dalam negeri maupun di luar negeri, kiranya Tuhan
memberkati kita.
Kita
segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu 9:21 namun pembacaan diawali dari
ayat 20.
Wahyu
9:21
(9:21) dan mereka tidak
bertobat dari pada pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian.
Saudaraku
manusia lain yang tidak mati oleh malapetaka itu yaitu penghukuman dari
sangkakala yang keenam yang membunuh sepertiga umat manusia tidak juga
bertobat.
Yang pertama:
mereka tidak berhenti menyembah;
1.
Roh-roh jahat.
2. Berhala-berhala.
Bagian
pertama ini telah di terangkan dan disampaikan dengan jelas, mungkin masih
teringat dengan jelas dalam ingatan kita.
Kemudian
yang kedua pada ayat 21: tidak bertobat dari pada empat perkara yaitu;
1.
Pembunuhan.
2.
Sihir.
3.
Percabulan.
4.
Pencurian.
Tiga
dari empat perkara pada
bagian yang kedua ini telah disampaikan beberapa waktu yang lalu.
Sekarang
kita akan memperhatikan perkara yang keempat.
Tentang:
PENCURIAN.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mencuri artinya; mengambil milik orang lain
tanpa ijin atau mengambil milik orang lain dengan tidak sah.
Saudaraku
hal-hal seperti ini sering terjadi dulu waktu masih saya duduk di bangku sekolah seringkali
mengambil pulpen teman sekolah tanpa seijin teman itu sendiri, bukan hanya
pulpen, penghapus, penggaris yang berkaitan dengan alat-alat tulis. Sebetulnya
mengambil milik orang lain tanpa ijin = mencuri.
Kita
lihat dulu...
Yohanes
12:6
(12:6) Hal itu dikatakannya
bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia
adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang
dipegangnya.
Yudas
Iskariot adalah seorang pencuri ia sering mengambil uang yang disimpan dalam
kas yang dipegangnya tanpa ijin Tuhan dan tanpa sepengetahuan orang lain
termasuk murid-murid yang lain.
Saudaraku
kita lanjutkan, salah satu perintah dari sepuluh hukum Allah adalah jangan
mencuri, perintah ini ditulis di dalam kitab
Musa.
Kita
lihat dulu ...
Keluaran
20:15
(20:15) Jangan mencuri.
Perintah
jangan mencuri adalah hukum yang kedelapan. Namun perintah ini ditulis lagi
dalam kitab Musa yang kelima.
Ulangan
5:19
(5:19) Jangan mencuri.
Jadi
perintah yang kedelapan ini ditulis kembali dalam kitab Musa yang kelima yaitu Ulangan
5:19; “jangan mencuri.”
Saudaraku
perintah ini ditulis ulang kembali dengan satu tujuan untuk mengingatkan kembali
supaya bangsa Israel jangan melakukannya, supaya bangsa Israel jangan mencuri,
jangan mengambil milik orang lain tanpa ijin.
Saudaraku;
-
Keluaran
adalah kitab Musa yang kedua.
-
Ulangan
adalah kitab Musa yang kelima.
Jadi
kalau perintah Tuhan diulang kembali berarti Tuhan mengingatkan supaya jangan
melakukannya kembali.
Kemudian
perintah Allah jangan mencuri juga ditulis di dalam Injil, yaitu;
1.
Matius
19:18.
2.
Markus
10:19.
3.
Lukas
18:20
Sedangkan
Injil Yohanes sama sekali tidak
menceritakan tentang perintah ini yaitu jangan mencuri.
Tujuan
dari perintah kedelapan ini diceritakan kembali di dalam ketiga Injil tersebut
adalah supaya jangan merusak, antara lain;
-
Kewibawaan seorang raja.
-
Pelayanan seorang hamba.
-
Pengorbanan atau jerih lelah seorang manusia.
Kalau
seseorang mencuri atau mengambil milik orang lain tanpa ijin itu sama dengan
merusak atau menyia-nyiakan pengorbanan atau jerih lelah seorang manusia,
kemudian merusak reputasi pelayanan dari seorang hamba, bahkan merusak wibawa
seorang raja, kalau dia melanggar perintah yang kedelapan ini yaitu mencuri.
-
Injil Matius
berbicara tentang raja dan
wibawanya.
-
Injil Markus
berbicara tentang hamba atau
pelayanannya atau kerendahan hatinya
yang suci.
-
Injil Lukas
berbicara tentang manusia dan
pengorbanannya.
Sebelum
kita membaca saya ingatkan kembali, hati-hati kalau tadi perintah yang
kedelapan itu tadi ditulis di dalam kitab Keluaran,
kemudian ditulis ulang kembali di dalam kitab Ulangan, maksud dan tujuannya adalah supaya bangsa Israel jangan
melakukan dosa itu yaitu jangan mencuri.
Kemudian
di dalam Injil juga ditulis tentang perintah yang kedelapan ini terkhusus di
dalam Injil Matius, Markus, Lukas supaya jangan merusak wibawa seorang raja, jangan merusak
pelayanan seorang hamba, jangan merusak pengorbanan jerih lelah dari seorang
manusia. Sebab kalau seorang raja mencuri berarti akan hilang wibawanya, kalau
seorang hamba mencuri maka rusaklah reputasinya di tengah ibadah dan
pelayanannya, kalau seorang manusia mencuri maka sia-sialah pengorbanannya
sia-sialah perjuangannya di tengah ibadah dan pelayanan di hadapan Tuhan,
semuanya menjadi sia-sia.
Kita kembali memperhatikan kisah Yudas sebagai seorang pencuri.
Kisah
ini diawali dari ...
Yohanes
12:1-3
(12:1) Enam hari sebelum
Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus
dari antara orang mati.
(12:2) Di situ diadakan
perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang
turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.
(12:3) Maka Maria
mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu
meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak
semerbak di seluruh rumah itu.
Yesus
ada di Betania kampungnya Lazarus, Marta dan Maria disitu diadakan perjamuan
untuk Tuhan.
Sekarang
kita lihat pekerjaan dari tiga bersaudara tersebut:
-
Marta
sibuk melayani.
-
Lazarus
turut makan dengan Yesus.
-
Maria
meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu yang murni yang mahal harganya,
setelah meminyaki kaki Yesus selanjutnya menyekanya dengan rambutnya.
Jadi
apa yang telah dikerjakan oleh tiga bersaudara ini sungguh mulia di hadapan
Tuhan, begitu mulianya.
Yohanes
12:4-5
(12:4) Tetapi Yudas
Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia,
berkata:
(12:5) "Mengapa
minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada
orang-orang miskin?"
Di
sini kita melihat Yudas mengomentari apa yang telah dikerjakan oleh Maria
bahkan mempersalahkan apa yang dikerjakan oleh Maria, Yudas tidak mengomentari apa yang telah
dikerjakan oleh Marta dan Lazarus.
Berarti
Yudas Iskariot ini seorang yang;
-
Tidak peduli dengan pelayanan atau pekerjaan
Tuhan, seperti apa yang telah dikerjakan oleh Marta.
Berarti, Yudas tidak
mengerti dengan pekerjaan Roh Kudus.
-
Tidak peduli dengan firman Allah, seperti apa
yang telah dikerjakan oleh Lazarus turut duduk makan dengan Yesus Kristus.
Mengapa
Yudas tidak peduli dengan pelayanan atau tidak peduli dengan pekerjaan Tuhan?
Kemudian kenapa Yudas Iskariot tidak peduli dengan firman Allah? Sebab di dalam
pemikiran Yudas Iskariot hanyalah uang, uang, dan uang saja. Mata dan pikiran Yudas hanya fokus tertuju kepada
nilai dan harga dari minyak yang mahal dan berharga, yang telah dipersembahkan
oleh Maria.
Itu
sebabnya Yudas Iskariot berkata; “Mengapa
minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada
orang-orang miskin?” Sebetulnya bukan karena dia memperhatikan orang
miskin, dia mengatakan itu karena dia cinta uang, terikat dengan uang.
Dia
seolah-olah memperhatikan orang miskin tapi tidak peduli dengan firman, dia
seolah-olah memperhatikan orang miskin tetapi tidak peduli dengan pelayanan
pekerjaan Tuhan, itu tidak masuk akal. Maka Tuhan tidak bisa didustai. Artinya: kita tidak bisa menipu Tuhan, dan tidak bisa
main akal-akalan dalam melayani Tuhan.
Saudaraku,
harga minyak narwastu yang dipersembahkan oleh Maria itu adalah seharga dengan
tiga ratus dinar itu sama dengan upah pekerja di Israel selama satu tahun
dipotong hari merah. Sebab satu tahun adalah tiga ratus enam puluh hari,
dipotong hari-hari merah, itulah yang dipersembahkan oleh Maria di kaki Yesus.
Sekarang
kembali kita membaca Yohanes 12:6.
Yohanes
12:6
(12:6) Hal itu
dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan
karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam
kas yang dipegangnya.
Yudas
Iskarot mengatakan itu karena ia seorang pencuri, ia cinta akan uang, bukan
karena ia memperhatikan nasib orang miskin.
Hebatnya
setan untuk mengelabui manusia, mengacaukan pikiran manusia, satu sisi
sepertinya dia memperhatikan nasib orang miskin tapi disisi lain ia tidak
peduli dengan firman Allah yang disampaikan, kemudian ia tidak perduli dengan
pekerjaan atau pelayanan di tengah-tengah ibadah yang Tuhan percayakan, tidak
masuk akal. Liciknya setan disitu untuk memperdayakan manusia termasuk
hamba-hamba Tuhan.
Orang
miskin disini -> pelayan-pelayan Tuhan yang bekerja untuk Tuhan.
2
Korintus 8:9
(8:9) Karena kamu telah
mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena
kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena
kemiskinan-Nya.
Yesus
Dia kaya tetapi rela menjadi miskin, supaya kita menjadi kaya oleh karena
kemiskinan-Nya, oleh karena pengorbanan-Nya.
Itu
pengertian orang miskin, bukan berarti orang miskin secara lahiriah tidak punya
apa-apa, kaya tetapi rela menjadi miskin, rela berkorban supaya orang lain
menjadi kaya baik jasmani maupun rohani, itulah pekerjaan seorang hamba Tuhan.
Jadi
sebetulnya dia tidak memperhatikan pekerjaan Tuhan dan tidak memperhatikan
hamba Tuhan, orang yang cinta uang. Dan kita semua juga harus belajar untuk bergantung kepada
kemurahan hati Tuhan
tidak mencari untung di dalam
pelayanan.
Markus
10:17-19
(10:17) Pada waktu Yesus
berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari
mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru
yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
(10:18) Jawab Yesus: "Mengapa
kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja.
(10:19) Engkau tentu
mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan
mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang,
hormatilah ayahmu dan ibumu!"
Di
sini kita melihat orang muda kaya bertanya pada Yesus, pertanyaannya adalah; “apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh
hidup yang kekal, untuk memperoleh kerajaan sorga?" Jawab Yesus; “Engkau tentu mengetahui segala perintah
Allah secara khusus yang tertulis dalam loh batu yang kedua yaitu: Jangan
membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi
dusta, jangan mengurangi hak orang lain atau jangan mengingini isterinya,
jangan mengingini hambanya laki-laki hambanya perempuan, dan apapun yang
dimiliki saudaranya, hormatilah ayahmu dan ibumu!"
Tetapi
dari enam hukum yang tertulis dalam loh batu yang kedua salah satunya adalah
jangan mencuri.
Markus
10:20
(10:20) Lalu kata orang itu
kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
Lalu
kata orang itu kepada-Nya: "Guru,
semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Sesudah mengatakan hal itu di dalam tulisan lain ia berkata “apa lagi yang harus ku perbuat?”
Dari pernyataan orang muda kaya
tersebut,
ada kesan bahwa dia
sudah berbuat baik, bahwa dia sudah benar, bahkan sempurna.
Markus
10:21
(10:21) Tetapi Yesus
memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya
satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah
itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga,
kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
Tetapi untuk
memperoleh kerajaan sorga Yesus menjawab; “datanglah
ke mari dan ikutlah Aku."
Tapi
syaratnya menjual
seluruh hartanya dan hasil penjualan itu diberikan kepada orang miskin.
Markus
10:22-24
(10:22) Mendengar perkataan
itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.
(10:23) Lalu Yesus memandang
murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah
sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah."
(10:24) Murid-murid-Nya
tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi:
"Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah
Orang yang cinta akan uang sukar masuk
dalam kerajaan sorga. Cinta
akan uang sebetulnya bukan hanya orang kaya, orang miskin saja kalau dia cinta
akan uang sukar masuk ke dalam kerajaan sorga. Siapapun dia, laki-laki atau
perempuan, tua atau muda, kalau cinta akan uang tidak akan memperhatikan nasib
orang miskin, dia tidak akan mengerti pekerjaan Tuhan, dan tidak akan mengerti
pelayan Tuhan, hamba Tuhan.
Akibatnya;
orang yang cinta akan uang sukar masuk dalam kerajaan sorga.
Pendeknya, orang muda tersebut dia
merasa benar sehingga dia berkata; apa lagi yang kurang? Lalu
Yesus menjawab; “datanglah ke mari dan
ikutlah Aku." Tapi syaratnya; terlebih
dahulu menjual seluruh hartanya dan
hasil penjualan itu berikan kepada orang miskin.
Kalau tidak terlebih dahulu menjual
hartanya tidak mungkin bisa mengikuti Tuhan, sebab Alkitab mengatakan; "dimana hartamu berada disitu
hatimu berada."
Kita
kembali memperhatikan ...
Yohanes
12:4
(12:4) Tetapi Yudas
Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia,
berkata:
Pada akhirnya memang Yudas Iskariot akan
segera menyerahkan Yesus kepada tukang-tukang bangunan (imam-imam kepala, ahli-ahli taurat, dan tua-tua) karena
cinta uang.
Tidak
sedikit orang Kristen menjual Tuhan hanya karena uang, tidak sedikit orang
Kristen mengorbankan ibadah dan pelayanan hanya karena perkara lahiriah, Tuhan
Yesus dijual. Cinta akan uang
menyebabkan seseorang menjadi egois tidak memperhatikan nasib
orang miskin, tidak memperhatikan pekerjaan Tuhan.
Sekarang
kita akan lihat...
Matius
26:14-16
(26:14) Kemudian pergilah
seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada
imam-imam kepala.
(26:15) Ia berkata: "Apa
yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada
kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
(26:16) Dan mulai saat
itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.
Menjual Yesus kepada imam-imam kepala
dengan seharga tiga puluh keping uang perak, lalu ia mencari kesempatan yang
baik untuk menyerahkan Yesus Kristus kepada imam-imam kepala atau ahli-ahli
bangunan.
Yudas
Iskariot adalah salah satu dari dua belas murid Yesus, setiap hari bersama-sama
dengan Yesus, setiap hari senantiasa mengiringi Yesus siang dan malam, bahkan
diberi tugas atau kepercayaan yang luar biasa menjadi seorang bendahara tetapi
dia seorang pencuri. Siang malam bersama dengan Yesus, siang malam mendapatkan
firman Tuhan, mendapatkan pengertian-pengertian yang mulia dari sorga tetapi
kenyataannya dia seorang pencuri dia tidak bertanggung jawab atas tugas yang
dipercayakan kepadanya sebagai seorang bendahara, sangat ironis sekali.
Kemudian
...
Matius
27:1-4
(27:1) Ketika hari mulai
siang, semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan mengambil
keputusan untuk membunuh Yesus.
(27:2) Mereka membelenggu
Dia, lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus, wali negeri itu.
(27:3) Pada waktu Yudas,
yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati,
menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada
imam-imam kepala dan tua-tua,
(27:4) dan berkata: "Aku
telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah."
Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu
sendiri!"
Ketika Yesus ada di tangan
imam-imam kepala dan tua-tua untuk segera disalibkan, Yudas Iskariot menyesal dan berkata; "Aku telah berdosa karena menyerahkan
darah orang yang tak bersalah." Tetapi penyesalannya sudah terlambat,
dia sudah terlanjur menjual Yesus.
Saudaraku
kita yang sering mengutamakan perkara lahiriah karena cinta akan uang lalu sehingga dengan rela kita menjual ibadah dan pelayanan ini, kita jual
Tuhan, tidak memperhatikan pekerjaan Tuhan, tidak memperhatikan apa yang
dikerjakan hamba Tuhan, hari ini saya sampaikan masih ada kesempatan untuk
bertobat. Apalagi orang yang dikuasai oleh roh pencuri cinta akan uang, masih
ada kesempatan bagimu untuk bertobat, masih ada kesempatan untuk segera
mengakuinya.
Kalau
memang engkau datang nanti dengan rendah hati dan membuka hatimu lebar-lebar
untuk mengakui segala yang terselubung, itu
jauh lebih baik dari pada bertahan karena malu, kuasa Allah tertutup di tengah ibadah
pelayanan, sampai di dalam rumah pun engkau tidak dapat berkuasa. Sekaranglah waktunya untuk
mengakui segala sesuatu yang terselubung terkhusus perkara cinta akan uang,
supaya kuasa Tuhan terbuka untuk kita di tengah ibadah dan pelayanan.
Matius
27:5
(27:5) Maka ia pun
melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan
menggantung diri.
Akhirnya
Yudas mati dengan cara yang tragis yaitu bunuh diri dengan menggantungkan diri.
Hati-hati
orang yang cinta akan uang kalau tidak bertobat = bunuh diri.
Matius
27:6-10
(27:6) Imam-imam kepala
mengambil uang perak itu dan berkata: "Tidak diperbolehkan memasukkan
uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah."
(27:7) Sesudah berunding
mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk
dijadikan tempat pekuburan orang asing.
(27:8) Itulah sebabnya tanah
itu sampai pada hari ini disebut Tanah Darah.
(27:9) Dengan demikian
genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Mereka menerima
tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut
penilaian yang berlaku di antara orang Israel,
(27:10) dan mereka
memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk, seperti yang dipesankan Tuhan
kepadaku."
Tiga
puluh uang keping perak itu tidak dapat digunakan sebagai korban dan
persembahan, kalau itu hasil dari cinta akan uang itu tidak dapat dipakai
sebagai korban dan persembahan.
Perlu untuk diketahui: seorang
imam tetapi tidak menghargai ibadah dan pelayanannya tidak menghargai korban Kristus, maka apa
yang dipersembahkannya itu sesungguhnya tidak ada artinya kepada Tuhan, tidak layak, sebab itu uang darah.
Uang
darah berarti dipergunakan untuk tanah tukang periuk seperti yang dipesankan
Tuhan kepada nabi Yeremia. Saudaraku, Yesus adalah penjunan, kita adalan tanah
liat, Dia berkuasa membentuk kehidupan kita sekaliannya.
Segera
kita memperhatikan ...
Kisah
Para Rasul 1:15-18
(1:15) Pada hari-hari itu
berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul itu,
kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu berkata:
(1:16) "Hai
saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus
dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap
Yesus itu.
(1:17) Dahulu ia termasuk
bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini."
(1:18) -- Yudas ini telah
membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup,
dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.
Seluruh
isi perutnya tertumpah keluar, berarti tidak ada lagi persekutuan dengan Tuhan
baik dengan firman Allah dan maupun dengan Roh Allah.
Saudaraku,
sore ini kita sudah mendapatkan suatu pelajaran tentang pencuri yaitu Yudas
Iskariot dia tidak bertobat dari kejahatannya itu akhirnya dia mati bunuh diri
dengan cara menggantungkan diri, di dalam Kisah Para Rasul posisinya diganti
oleh Matias supaya tetap tergenapi bilangan Rasul yaitu dua belas Rasul. Lalu
dijelaskan hasil penjualan Yesus seharga tiga puluh keping perak itu digunakan
untuk membeli sebidang tanah, sebab uang itu tidak dapat digunakan untuk
sebagai persembahan kepada Tuhan.
Lalu
disini dijelaskan dia mati tertelungkup dan perutnya terbelah sehingga semua
isi perutnya tertumpah keluar, termasuk usus dua belas jari, tidak ada lagi
persekutuan dengan firman Allah, bagaikan dua
belas ketul roti di atas meja.
Seisi
perutnya kalau kita kaitkan dengan Pola Tabernakel berarti itu terkena dengan Ruangan suci, tulang rusuk kiri dan
kanan itu adalah papan jenang, sedangkan paru-paru itulah doa penyembahan, usus
dua belas jari itu menunjuk kepada dua belas ketul roti di atas meja, tidak ada
lagi persekutuan dengan Tuhan termasuk dengan Roh Tuhan.
Kisah
Para Rasul 1:19-20
(1:19) Hal itu diketahui
oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa
mereka sendiri "Hakal-Dama", artinya Tanah Darah --.
(1:20) "Sebab ada
tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan
biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang
lain.
Kemahnya
menjadi sunyi kemudian jabatannya diambil orang lain.
Semoga saya tidak salah mengatakan ini orang yang
cinta akan uang pasti perkemahannya sunyi, suatu kali nanti ia akan tinggalkan
keramaian kota, tinggalkan ibadah pelayanan, saya tidak ragu mengatakan itu dan
biasanya orang yang berani
meninggalkan ibadah dan pelayanan itu ada kaitannya dengan cinta akan uang.
Perkemahanya
menjadi sunyi jabatannya diambil alih orang lain, dan orang yang tidak
menghargai ibadah dan pelayanan pasti
terkait dengan cinta akan uang, itu tidak bisa dipungkiri.
Sore
ini yang masih dikuasai roh cinta uang, tetapi
ingin merasakan kuasa di tengah ibadah dan pelayanan terbuka akui di hadapan
Tuhan sore ini juga. Tidak ada artinya melayani Tuhan tanpa pengakuan karena
Tuhan tidak akan mengakui kita di tengah ibadah dan pelayanan ini. Apa artinya
bernubuat, mengusir setan, mengadakan tanda-tanda heran sekalipun itu dilakukan
demi nama Tuhan kalau ia tidak menyangkal dirinya dan memikul salib Kristus, dia adalah pembuat kejahatan...Matius 7:21-23.
Malam
ini Tuhan tantang kita siapa yang mau dengan bersikap laki-laki menerima firman
Allah yang benar, sore ini saya beri waktu untuk mengakuinya di hadapan Tuhan.
Jalan keluar apa yang
diperbuat oleh Maria.
Yohanes
12:7-8
(12:7) Maka kata Yesus: "Biarkanlah
dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.
(12:8) Karena orang-orang
miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu."
Yesus
berkata; "Biarkanlah dia melakukan
hal ini mengingat hari penguburan-Ku.”
Melakukan
hal-hal yang mulia itu terkait dengan pengalaman kematian Yesus Kristus,
terkait dengan karya Allah yang besar di atas kayu salib.
Yohanes
12:3
(12:3) Maka Maria
mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu
meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak
di seluruh rumah itu.
Apa
yang dperbuat oleh Maria berbau harum, bau minyak semerbak diseluruh rumah itu.
Saudaraku
kita ada di ruangan ini andai saja ada seorang yang mau melakukan ini maka kita
akan merasakan bau harum dan apa yang telah dikerjakan oleh Yesus dua ribu
delapan belas tahun yang lalu itu bau harum sampai hari ini, semerbak di
seluruh rumah itu.
Kehidupan saya dan saudara adalah rumah Tuhan, kehidupan setiap orang
adalah rumah Tuhan, telah
merasakan bau harum dari apa yang dikerjakan oleh Yesus Kristus.
Berarti
siapa yang memperhatikan nasib orang miskin? Bukan Yudas Iskariot tetapi Maria.
Siapa
yang memperhatikan nasib orang miskin? Adalah Yesus oleh karena kematian-Nya,
Dia yang kaya rela menjadi miskin supaya manusia yang miskin menajdi kaya oleh
pengorbanan Yesus Kristus, inilah persembahan yang berbau harum semerbak
diseluruh rumah itu, kita adalah rumah Tuhan.
Matius
26:11-13
(26:11) Karena orang-orang
miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu.
(26:12) Sebab dengan
mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk
penguburan-Ku.
(26:13) Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa
yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia."
Jadi
apa yang telah diperbuat oleh Maria ini selalu diingat, bukan hanya Tuhan yang
mengingat Maria tetapi dimana saja kisah ini dituliskan dia selalu diingat.
Persembahan
yang berbau harum adalah ingat-ingatan di hadapan Tuhan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment