IBADAH DOA
PENYEMBAHAN, 22 JANUARI 2019
KITAB KOLOSE
(Seri:40)
Subtema:MENCARI
DAN MEMIKIRKAN PERKARA YANG DI ATAS.
Shalom
saudaraku.
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam di dalam kasih-Nya Tuhan
kita Yesus Kristus, kita bersyukur karena kemurahan-Nya besar kita diijinkan
untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan dan sebentar kita akan tersungkur di
kaki salib-Nya. Namun terlebih dahulu Tuhan menyatakan kemurahan hati-Nya lewat
pembukaan firman Tuhan.
Tidak lupa
juga saya menyapa umat Tuhan, hamba Tuhan, dan anak-anak Tuhan yang mengikuti
pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, youtube,
facebook, di manapun anda berada kiranya Tuhan memberkati kita lewat
pemberitaan firman Tuhan malam ini.
Segera saja
kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat
yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose.
Kolose 3:1-3
(3:1) Karena
itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di
atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. (3:2) Pikirkanlah
perkara yang di atas, bukan yang di bumi. (3:3) Sebab
kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.
Dua hal yang
harus kita perhatikan dan dilakukan:
1. Carilah
perkara yang di atas.
2. Pikirkanlah
perkara yang di atas.
Pertanyaannya:
Mengapa kita harus memperhatikan dua hal tersebut?
Jawabnya: Karena
kita telah mati dan bangkit bersama dengan Dia.
Roma 6:10
(6:10) Sebab
kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk
selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.
Dampak
kematian dan kehidupan Yesus terhadap manusia.
- Kematian-Nya
adalah kematian terhadap dosa satu kali dan untuk selama-lamanya.
- Kehidupan-Nya
adalah kehidupan bagi Allah.
Ibrani 9:26
(9:26) Sebab
jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan.
Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman
akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
Yesus hanya
satu kali saja menyatakan diri-Nya yaitu untuk menghapuskan dosa manusia oleh
korban-Nya.
Berarti;
cukup satu kali Ia berkorban bagi kita.
Kemudian
pengorbanan-Nya walaupun satu kali namun sangat berkuasa.
Ibrani
9:27-28
(9:27) Dan
sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah
itu dihakimi,
(9:28) demikian
pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung
dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi
tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang
menantikan Dia.
Kematian-Nya hanya satu
kali untuk menanggung dosa banyak orang, tidak perlu berkali-kali seperti imam
pada zaman hukum taurat yang mangadakan pendamaian dosa dengan darah binatang.
Kemudian kehidupan-Nya
untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka yang menantikan Dia.
Jadi
kematian dan kebangkitan Yesus sungguh sangat berarti bagi kita
sekaliannya.
Biarlah
kiranya kehidupan kita juga menjadi kehidupan yang berarti dihadapan Tuhan.
Sebab kalau kehidupan kita berarti dihadapan Tuhan maka kehidupan kita juga
jelas berarti bagi sesama, lewat ibadah dan pelayanan. Itulah kematian dan
kehidupan Yesus Kristus dihadapan Allah.
Roma 6:11
(6:11) Demikianlah
hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu
hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Kita mati bagi dosa, dan hidup bagi Allah dalam
Kristus Yesus. Demikianlah
kiranya kita memandang kematian dan kehidupan Yesus Kristus supaya kita juga
menjadi berarti.
2 Korintus
5:15
(5:15) Dan
Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak
lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati
dan telah dibangkitkan untuk mereka.
Saudaraku, Kristus
telah mati untuk semua orang, baik bagi bangsa Kafir maupun bagi bangsa Yahudi.
Tujuannya adalah supaya kita yang hidup ini tidak lagi hidup untuk diri
sendiri, tidak lagi hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, tidak lagi
dikuasai oleh roh egosentris.
Kalau dahulu
sebelum kita mengenal kebenaran maka manusia identik hanya untuk memikirkan
dirinya sendiri, sibuk untuk kepentingan diri sendiri, lelah untuk kepentingan
diri sendiri, bahkan lelah karena dosa, yang penting memuaskan hawa nafsu,
tetapi sekarang kita sudah memperoleh pengertian dari kebenaran yang berasal
dari sorga bahwa Kristus telah mati untuk semua orang supaya kita yang hidup
ini tidak lagi hidup untuk diri sendiri.
Saudaraku,
inilah yang saya perjuangkan dari awal saya merintis penggembalaan Gpt “Betania”
Serang & Cilegon ini.
Dengan seiringnya pembukaan firman, kita
belajar untuk mengerti orang lain, mengerti pekerjaan Tuhan, mengerti yang Tuhan
mau walaupun ditandai dengan korban. Dan itulah yang saya alami, tetapi puji
Tuhan korban Kristus tidak sia-sia bagi semua orang, baik bagi bangsa Kafir
maupun bagi bangsa Israel.
Roma 14:7
(14:7) Sebab
tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan
tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri.
Perlu untuk
diketahui; “tidak ada seorangpun diantara kita yang hidup untuk diri
sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri.” Sebab
memang kematian manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.
Roma 14:8
(14:8) Sebab
jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk
Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.
Kita hidup
untuk Tuhan dan mati untuk Tuhan sebab kita miliknya Tuhan.
Jadi inilah
kehidupan yang berarti yaitu mereka yang menjadi miliknya Kristus.
Galatia 2:20
(2:20) namun
aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang
hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging,
adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan
diri-Nya untuk aku.
Tanda-tanda
milik Tuhan ada dua:
Yang
Pertama: Kita hidup, tetapi bukan lagi kita yang hidup, melainkan Kristus
yang hidup di dalam kita.
Kristus
berarti kehidupan yang diurapi.
Galatia 5:24
(5:24) Barangsiapa
menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya.
Barangsiapa
mennjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya.
Dua tangan
yang terpaku dan dua kaki yang terpaku tidak dapat berbuat apa-apa lagi, dosa
telah dihapuskan di atas kayu salib, daging dan keinginannya juga telah
dipakukan di atas kayu salib, itu yang disebut milik Kristus.
Jadi kita
dapat mengambil kesimpulan bahwa salib adalah sarana yang mulia untuk mematikan
segala hawa nafsu dan segala keinginan daging. Maka kalau seseorang tidak
mengerti tentang salib, orang yang semacam ini suka bersungut-sungut. Beda
dengan orang yang menjadi milik Kristus, dia tidak akan bersungut-sungut
walaupun susah dan berat, walaupun sukar dan sakit bagi daging, bagi dia salib
adalah sarana yang mulia untuk mematikan dan memakukan segala hawa nafsu dan
keinginan daging.
Kalau daging
dan hawa nafsunya telah dipakukan maka dosa tidak berkuasa lagi karena daging
sudah mati.
Galatia
5:25-26
(5:25) Jikalau
kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
(5:26) dan
janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling
mendengki.
Persamaan
menyalibkan daging adalah hidup oleh Roh. Berarti; baiklah kehidupan
kita juga dipimpin oleh Roh.
Malam ini
lewat pertemuan Ibadah Doa Peyembahan menandakan kita hidup oleh Roh karena
kita berada di dalam kegiatan Roh. Maka kalau kita berada di dalam kegiatan Roh
seharusnya memberi diri dipimpin oleh Roh, tidak dipimpin oleh daging dengan
segala keinginannya, tidak dipimpin oleh daging dengan segala hawa nafsunya,
apalagi seorang imam yang sudah melayani dengan karunia-karunia dan
jabatan-jabatan Roh kudus, seharusnya memberi diri dipimpin oleh Roh.
Syarat memberi
diri dipimpin oleh Roh:
- Jangan
kita gila hormat.
Sadar
tidak sadar sering sekali keberadaan kita ingin diakui oleh orang lain.
Ini
adalah gejala dari seseorang yang gila hormat.
- Jangan
kita saling menentang.
Kalau
itu memang maunya Tuhan, kehendak Tuhan maka jangan kita saling menentang.
Kalau
itu memang sesuatu yang mulia, yang baik, yang suci bagi Tuhan maka jangan kita
saling menentang, harus jujur. Gambaran dari Roh Kudus adalah burung merpati,
tulus dan jujur dihadapan Tuhan.
- Jangan
kita saling mendengki.
Kalau
memang orang lain mempunyai kelebihan maka kita turut bersyukur, tidak perlu
saling mendengki, tidak perlu saling iri hati, justru kita saling bersyukur
dengan segala apa yang dia miliki. Apalagi kalau orang yang memiliki kelebihan
itu mengabdi kepada Tuhan maka tidak perlu kita mendengki, justru kita
bersyukur sebab beban berat itu semakin ringan. Inilah tanda-tanda milik Tuhan
yang pertama.
Galatia 2:20
(2:20) namun
aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang
hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah
hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan
diri-Nya untuk aku.
Yang Kedua: Hidup oleh iman.
Ibrani 11:1
(11:1) Iman
adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat.
Defenisi
iman adalah:
- Dasar
dari segala sesuatu yang kita harapkan/dasar kita berharap kepada Tuhan.
- Bukti
dari segala sesuatu yang tidak kita lihat/percaya walaupun tidak melihat.
Itulah
defenisi orang yang beriman kepada Tuhan.
Ibrani 11:2
(11:2) Sebab
oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.
Oleh imanlah
telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang bangsa Israel, termasuk bapa
Abraham.
Roma 4:16
(4:16) Karena
itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji
itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup
dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham.
Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --
Kebenaran
karena iman adalah merupakan kasih karunia. Sedangkan kebenaran menurut hukum
taurat itulah mengandalkan kekuatan, tidak akan memperoleh kasih karunia. Maka
kalau kita dibenarkan oleh iman itu kasih karunia oleh darah salib.
Jadi janji
Tuhan tidak lagi berlaku hanya bagi yang melakukan hukum taurat, tetapi bagi
semua keturunan Abraham yang memiliki iman seperti Abraham. Itulah kasih karunia, kemurahan Tuhan.
Jadi kalau
bangsa Kafir dibenarkan oleh iman, itu kasih karunia, itu kemurahan oleh darah
salib.
Roma 4:17-18
(4:17) seperti
ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa"
--di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan
orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi
ada. (4:18) Sebab
sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan
percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah
difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap
namun Abraham berharap juga dan percaya.
Berarti;
Abraham memiliki iman, dia yakin dengan janji Tuhan, dia percaya dengan janji
Tuhan.
Sebetulnya
tidak ada dasar untuk berharap namun dia tetap berharap dan percaya terhadap
janji firman Tuhan.
Dalam hal
ini Tuhan berjanji akan menjadikan Abraham Bapa banyak bangsa. Untuk menjadi
Bapa banyak bangsa maka dia harus memiliki keturunan, sedangkan ketika janji
itu dinyatakan kepada Abraham, tidak ada dasar untuk berharap.
Mengapa saya
ketakan tidak ada dasar untuk berharap?
Roma 4:19-20
(4:19) Imannya
tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat
lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah
tertutup. (4:20) Tetapi terhadap janji
Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah
ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,
“Terhadap
janji Allah Abraham tidak bimbang karena ketidak percayaan, malahan ia
diperkuat oleh imannya dan ia memuliakan Allah.”
Sebetulnya
tidak ada dasar untuk berharap sebab waktu janji itu Tuhan nyatakan kepada
Abraham, umur Abraham sudah seratus tahun, sudah tua, lanjut usia, istilah
medis lemah syawat. Kemudian rahim Sara telah tertutup/mandul, tetapi dia tetap
berharap juga dan percaya terhadap janji Tuhan.
Jadi, jelas
sesuai dengan Ibrani 11:2; oleh imanlah telah diberikan kesaksian yang
luar biasa, kesaksian yang ajaib kepada nenek moyang bangsa Israel dimulai dari
Abraham.
Roma 4:21
(4:21) dengan
penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia
janjikan.
Abraham
yakin dengan janji Allah karena firman Allah itu berkuasa menjadikan yang
tidak ada menjadi ada dan yang mati dihidupkan kembali. Jadi kuasa
firman itu melenyapkan segala kemustahilan.
Kita
bersyukur malam ini kita diajar supaya menjadi kehidupan yang berarti, baik
hidup maupun mati, masing-masing kita menjadi suatu kehidupan yang berarti
dihadapan Tuhan.
Kita kembali
membaca..
Kolose 3:1-2
(3:1) Karena
itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di
atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. (3:2) Pikirkanlah
perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Jadi kalau
kita telah dibangkitkan bersama dengan Kristus maka dua hal yang harus kita
perbuat, yaitu:
1. Carilah
perkara yang di atas, di mana Kristus ada duduk di sebelah kanan Allah.
Saudaraku,
kita bersyukur setelah mengadakan penyucian terhadap dosa, Yesus naik dan duduk
di sebelah kanan Allah Bapa, Dia tampil sebagai pembela di dalam kehidupan kita
dalam segala perkara. Karena Dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa, Dia telah
mengalahkan maut, Dia telah mengadakan penyucian terhadap dosa.
Jadi
kedudukan ini adalah kedudukan yang memberi pembelaan bagi kita supaya
kehidupan kita berkemenangan senantiasa sebab Dia telah mengalahkan musuh yang
terakhir yaitu maut.
2. Pikirkanlah
perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Bukan
perkara yang di bawah, bukan perkara-perkara lahiriah.
Kita sejenak
melihat ayat terakhir..
Roma 8:5-7
(8:5) Sebab
mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging;
mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. (8:6) Karena
keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai
sejahtera. (8:7) Sebab
keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk
kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Mereka yang
hidup menurut daging memikirkan perkara yang dari daging, memikirkan perkara di
bawah, memikirkan perkara-perkara lahiriah. Sedangkan mereka yang hidup menurut
Roh, memikirkan perkara-perkara yang dari Roh, itulah perkara di atas, perkara
rohani, ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan di dalamnya.
Ayo, biarlah
kiranya kita senantiasa mencari perkara di atas, juga memikirkan perkara di
atas, tidak lagi mencari dan memikirkan
perkara di bawah.
Maka, perlu
juga untuk saya tandaskan malam ini, kalau sudah melayani Tuhan, bulatkan
hatimu untuk memikirkan perkara yang di atas, bukan perkara di bawah,
singkirkan ambisimu untuk perkara yang lahiriah supaya engkau berhasil, hidup
benar, suci, kudus, dan berkenan dalam melayani Tuhan.
Kalau seseorang masih dikuasai oleh roh ambisi untuk segala perkara di bawah maka kehidupan semacam ini tidak ada artinya bagi Tuhan, seujung kuku
pun tidak ada artinya bagi Tuhan.
Inilah
pergumulan saya sekarang kepada sidang jemaat, masih banyak kehidupan sidang jemaat
yang masih sangat ambisi dengan perkara di bawah sehingga susah sendiri.
Namun sekalipun engkau menganggap dirimu kecil, kalau senantisa
mencari dan memikirkan perkara yang di atas, engkau sangat berarti, sangat
berharga, sangat didambakan oleh Tuhan.
Roma 8:6-7
(8:6) Karena
keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai
sejahtera.
(8:7) Sebab
keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk
kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Keinginan
daging adalah maut, tetapi keinginan Roh senantiasa memikirkan perkara yang di
atas, hidup dan memberi damai sejahtera.
Sebab orang yang hidup menurut daging, orang yang hidup menurut perkara
di bawah, ia tidak tunduk dan taat terhadap firman Allah.
Kalau kita
memang dibangkitkan bersama dengan Dia maka dua tindakan penting yang harus
kita perhatikan, yaitu:
1. Carilah
perkara yang di atas, maka semuanya akan ditambahkan.
2. Pikirkanlah
perkara yang di atas, bukan perkara lahiriah, agar kita melayani
dengan sistem Kerajaan Sorga; damai sejahtera dan sukacita, itulah pekerjaan
Roh Kudus. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI KITA
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment