IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 10 JANUARI 2019
KITAB RUT
(Seri:37)
Subtema: KEHIDUPAN YANG CANTIK.
Shalom
saudaraku.
Selamat
malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya turun di tengah ibadah ini dan kita
mohonkan kemurahan Tuhan supaya Tuhan melawat kehidupan kita.
Saya juga
tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video
internet, youtube, facebook, dimanapun anda berada kiranya Tuhan memberkati
kita.
Kita kembali
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai
dengan Perjamuan Suci dari Kitab Rut 2:2.
Rut 2:2
(2:2) Maka
Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke
ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati
kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku."
Di
sini kita melihat bahwa Rut meminta ijin sekaligus memohon doa restu dari Naomi
dan dia pun direstui oleh Naomi.
Biarlah
kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan menjadi kehidupan yang dengar-dengaran
kepada Tuhan.
Adapun
permohonan Rut kepada Naomi, diabagi atas:
1. Biarkanlah aku pergi ke ladang.
2. Memungut bulir-bulir jelai gandum.
3. Dibelakang orang yang murah hati kepadaku.
Sekarang
kita kembali memperhatikan..
Yang
Ketiga: DIBELAKANG ORANG YANG MURAH HATI KEPADAKU (SERI II)
Jadi
hal ketiga yaitu dibelakang orang yang murah hati kepadaku ini adalah seri
kedua, pada minggu lalu telah saya sampaikan seri yang pertama. Maka sekarang
kita memperhatikan seri kedua.
Rut
2:3
(2:3)
Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang
penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal
dari kaum Elimelekh.
Perhatikan
kalimat; “Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang
penyabit-penyabit.”
Artinya;
Rut adalah pribadi yang tidak mau menonjolkan diri.
Memang
sebaiknya, seorang imam, seorang hamba Tuhan tidak perlu menonjolkan dirinya di
dalam melayani pekerjaan Tuhan.
1
Korintus 12:4,11
(12:4)
Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. (12:11) Tetapi semuanya
ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia
kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Sembilan karunia-karunia Roh El-Kudus semuanya
dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama.
Saudaraku, kalau seorang hamba Tuhan menyadari hal
ini maka di dalam dirinya tentu tidak ada penonjolan diri.
1 Korintus 12:17,19
(12:17)
Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata
seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? (12:19) Andaikata
semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
Kalau salah satu anggota tubuh menonjolkan dirinya
maka dia tidak akan mengakui anggota tubuh yang lain.
Pendeknya; tubuh Kristus tidak terlihat/tidak
terwujudnya kesatuan (pembentukan) tubuh Kristus.
Padahal sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan
kita di atas muka bumi ini adalah pesta nikah Anak Domba.
Saudaraku, jumlah dari seluruh kitab ada enam puluh
enam kitab. Diawali dari Kitab Kejadian diakhiri dengan kitab Wahyu.
Kitab Kejadian berbicara soal nikah Adam dan Hawa,
demikian juga dengan kitab Wahyu juga berbicara soal nikah.
Maka sekali lagi saya tandaskan, seorang imam (seorang hamba Tuhan)
tidak perlu menonjolkan diri dalam melayani pekerjaan Tuhan. Kalaupun kita
memiliki kelebihan, potensi, dan juga mempunyai kemampuan, daya di dalam hal
berkorban, tidak perlu menonjolkan diri dengan kelebihan-kelebihan yang kita
miliki.
Galatia 6:11
(6:11)
Lihatlah, bagaimana besarnya huruf-huruf yang kutulis kepadamu dengan
tanganku sendiri.
Saudaraku, sidang jemaat di Galatia menjadi
huruf-huruf yang tertulis, itu adalah hasil pelayanan dari Rasul Paulus.
Kita merindu supaya kirannya firman itu
dimeteraikan di dalam loh daging, ditukik di dalam hati kita supaya kita
sekaliannya betul-betul menjadi surat pujian, surat Kristus yang dapat dikenal
dan dapat dibaca oleh setiap orang.
2 Korintus 3:1-3
(3:1)
Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti
orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu? (3:2)
Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal
dan yang dapat dibaca oleh semua orang. (3:3) Karena telah ternyata,
bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis
bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh
batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
Di sinipun kita perhatikan sidang jemaat di
Korintus akhirnya menjadi surat pujian dan menjadi surat Kristus yang dapat
dibaca dan dikenal oleh setiap orang. Juga itu hasil pelayanan dari Rasul
Paulus. Tetapi sekalipun demikian, pada ayat 1; Rasul Paulus berkata; “Adakah
kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang
lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu?”
Ayat
1 ini menjelaskan bahwa pribadi Rasul Paulus tidak menonjolkan diri
di dalam melayani pekerjaan Tuhan.
Gatia
6:12-13
(6:12)
Mereka yang secara lahiriah suka menonjolkan diri, merekalah yang berusaha
memaksa kamu untuk bersunat, hanya dengan maksud, supaya mereka tidak dianiaya karena
salib Kristus. (6:13) Sebab mereka yang menyunatkan dirinyapun, tidak
memelihara hukum Taurat. Tetapi mereka menghendaki, supaya kamu menyunatkan
diri, agar mereka dapat bermegah atas keadaanmu yang lahiriah.
Di
sisi lain ada hamba-hamba Tuhan yang memegahkan diri atau suka menonjolkan diri dengan
cara memaksa sidang jemaat di Galatia untuk segera disunat. Apabila sidang
jemaat di Galatia ini disunat maka mereka layak untuk memegahkan
dirinya/menonjolkan dirinya, karena dengan adanya hasil kerja yang nyata, hasil
kerja yang luar biasa sehingga dengan demikian mereka bisa menonjolkan dirinya.
Tetapi Rasul Pulus tidak demikian, dia adalah seorang hamba Tuhan yang tidak
mau menonjolkan dirinya di dalam melayani pekerjaan Tuhan sekalipun sidang
jemaat di Galatia maupun sidang jemaat di Korintus bahkan sidang jemaat yang
lainnya telah menjadi surat pujian dan surat kristus karena hasil pelayanannya, namun dia tetap tidak
menonjolkan diri dihadapan Tuhan.
Galatia
4:14
(4:14)
Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita
Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi
dunia.
Sekalipun
sidang jemaat di korintus, dan
sidang jemaat di Galatia, serta sidang
jemaat yang lainnya telah menjadi surat Kristus, surat pujian yang dapat dibaca
dan dikenal, tetapi Rasul Paulus tidak mau menonjolkan dirinya selain bermegah
atas salib Kristus.
Dengan
tegas berkata; “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam
salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan
aku bagi dunia”
Rasul
Pulus ini adalah seorang hamba Tuhan yang mau terbeban dengan dunia dengan
isinya, ini ada kaitannya dengan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna,
dimulai dari ujung timur sampai ke ujung barat, sama seperti kilat yang
memancar dari sebelah timur dan
melontarkan cahayanya sampai ke barat.
Pembangunan
tubuh Kristus ini sudah menjadi tanggung jawab kita masing-masing. Memang
dibutuhkan pengorbanan sebagaimana tadi pernyataan Rasul Paulus; “...sebab
olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia...”
Maka
kalau betul-betul kita bertanggung jawab di dalam pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna maka kehidupan yang seperti ini tidak akan menonjolkan
dirinya di dalam melayani pekerjaan Tuhan.
1
Korintus 9:1
(9:1)
Bukankah aku rasul? Bukankah aku orang bebas? Bukankah aku telah melihat
Yesus, Tuhan kita? Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku dalam Tuhan?
Kelebihan-kelebihan
dari Rasul Paulus diceritakan kepada sidang jemaat di Korintus, antara lain;
a. Bukankah aku rasul?
b. Bukankah aku orang bebas?
c. Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita?
Ini terjadi ketika dia diangkat ketingkat yang ketiga dari sorga
itulah Firdaus dan dia telah menyampaikannya kepada jemaat di Korintus setelah
empat belas tahun melayani Tuhan.
d. Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku
dalam Tuhan?
Sidang
jemaat di Korintus dan sidang jemaat yang lainnya, yang di Asia kecil adalah
buah pelayanannya dihadapan Tuhan.
Jadi,
dari pernyataan-pernyataannya di ayat 1 ini, Rasul Paulus itu hebat dan luar
biasa, Dia memiliki kelebihan-kelebihan yang luar biasa.
Sebelum
menerima jabatan, rasul Paulus
juga memiliki kelebihan-kelebihan secara lahiriah, tetapi setelah memiliki
Kristus di dalam dirinya, semua hal-hal itu dianggap menjadi sampah.
Dari
sinilah kita dapat melihat bahwa Rasul Paulus tidak bermegah terhadap
perkara-perkara lahirah selain bermegah atas salib kristus, sebab dia telah
disalibkan bagi dunia.
Ayo,
belajar bertanggung jawab, tidak perlu menonjolkan diri di dalam melayani
pekerjaan Tuhan.
1
Korintus 9:2
(9:2)
Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah rasul, tetapi bagi kamu aku adalah
rasul. Sebab hidupmu dalam Tuhan adalah meterai dari kerasulanku.
Boleh
saja orang tidak mengakui pelayanannya, boleh saja orang tidak mengakui
jabatannya sebagai rasul, tetapi Rasul Paulus mempunyai sebuah prinsip bahwa
sidang jemaat sebagai buah pekerjaannya dihadapan Tuhan adalah meterai dari
kerasulannya.
Saya
juga berani menandaskan malam ini, sidang jemaat sebagai buah pelayanan saya, adalah
meterai dari jabatan gembala yang saya terima dari Tuhan.
Jadi
sidang jemaat yang ada di penggembalaan Gpt “Betania” itulah meterai
dari jabatan yang saya terima dari Tuhan, jabatan saya adalah gembala,
sekalipun mungkin ada orang yang tidak mengakui saya sebagai hamba Tuhan.
Hal
yang senada juga berlaku bagi imam-imam, mungkin tidak diakui oleh dunia ini,
tetapi buah pekerjaan itu adalah meteraimu sebagai seorang imam, sebagai
seorang hamba Tuhan.
Jadi,
di dalam hal ini, jelas-jelas bahwa Rasul Paulus tidak menonjolkan dirinya di
dalam melayani pekerjaan Tuhan.
Kiranya
dengan pengertian inilah kerohanian kita semakin maju, bukan semakin hari
semakin merosot. Namun semakin hari harus semakin nyata perkembangan rohani,
kemajuan rohani kita dihadapan Tuhan.
Jadi
ukuran pemakaian Tuhan bukan mata manusia, bukan pengakuan dari mulut manusia,
tetapi hasil dari buah pekerjaan itu sendiri dihadapan Tuhan. Biarlah kita
kerjakan itu dengan tulus hati, bukan karena sebuah peraturan ataupun perintah
dari manusia.
Jadi
persis seperti Rut, memungut jelai gandum dibelakang penyabit-penyabit, tidak
perlu ada penonjolan diri, yang terpenting adalah meterai itu adalah hasil dari
buah pelayanan kita dihadapan Tuhan.
Kita
kembali membaca..
Rut
2:7
(2:7)
Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari
antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia
datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketikapun ia tidak
berhenti."
D
sini kita perhatikan, Rut berkata kepada pengawas pekerja-pekerja di ladang; “Ijinkanlah
kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini
di belakang penyabit-penyabit.”
Kalimat
ini memberikan pengertian kepada kita dua hal;
1. Rut adalah pribadi yang konsekuen
dengan perkataannya.
Konsekuen, artinya; perkataan dan perbuatannya sama/perbuatannya
sesuai dengan perkataannya. Sama seperti Rasul Paulus di dalam melayani
pekerjaan Tuhan, dia membuat suatu perencanaan tidak dengan serampangan,
artinya hari ini ya, tetapi besok tidak, hari ini ya tetapi besok menunda-nunda
pekerjaan Tuhan. Rasul Paulus tidak seperti itu sebab dia menyadari di dalam Korintus
1:27-29; bahwa janji Tuhan itu ya dan amin. Dia tidak ragu
terhadap janji firman Tuhan sehingga diapun melayani tidak dengan serampangan.
Rut juga sama, dia yakin, dia percaya terhadap janji firman
Tuhan, berarti; perkataan dan perbuatannya sama atau perbuatannya sesuai apa
yang diucapkannya sehingga perkataan dan perbuatan itu sendiri menjadi suatu
kesaksian yang besar, kesaksian yang dahsyat dimanapun kita berada. Kesaksian
itu dimulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ujung bumi (tidak mengenal
Tuhan).
Saya ingatkan malam ini, jangan sampai saudara mempermalukan
Tuhan Yesus dengan sikap-sikap yang tidak terpuji, apalagi imam-imam saya
ingatkan itu. Jangan saudara mencoba melakukan hal yang najis dihadapan orang
yang tidak mengenal Tuhan Yesus Kristus. Saya
ingatkan saja supaya saudara tidak mengalami kerugian yang besar kelak
sebab apa yang kita tabur itu yang kita tuai.
Kisah
Para Rasul 7:20-22
(7:20)
Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia
diasuh di rumah ayahnya.
(7:21)
Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya
seperti anaknya sendiri.
(7:22)
Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam
perkataan dan perbuatannya.
Di
sini kita melihat Musa dididik dengan segala hikmat orang Mesir sehingga dia
berkuasa dalam perkataan dan berkuasa dalam perbuatannya. Berarti; perbuatannya
sesuai dengan perkataannya sehingga ia menjadi kesaksian yang dahsyat. Persis
seperti pedang bermata dua, sisi satu perkataan dan sisi lain perbuatan.
Kalau
seorang hamba Tuhan hanya berkuasa dalam perkataan, tetapi tidak berkuasa di
dalam perbuatan itu bukan pedang bermata dua. Hanya bisa menunjuk-nunjuk dosa,
tetapi dosanya tidak ditunjuk. Tetapi kalau dia berkuasa di dalam perkataan dan
berkusa di dalam perbutannya maka persis seperti pedang bermata dua, sisi satu
perkataan dan sisi lain perbuatannya. Ini suatu kesaksian yang luar bisa.
Kalau
kita perhatikan kesaksian Raja Salomo, di mata rakyatnya begitu luar biasa dan
oleh karena kesaksian itulah semua rakyat takluk dan tunduk kepada Salomo,
bukan karena kekuatannya, namun dengan hikmat Salomo menjadi kesaksian, Salomo menjadi pedang bermata dua
untuk menyelesaikan dua orang perempuan dengan nikah yang hancur dengan sebilah pedang tajam.
Lihatlah
keadaan dari pedang bermata dua, suatu kesaksian yang dahsyat dan luar
biasa..
Ibrani
4:12
(4:12)
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata
dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh,
sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati
kita.
Pedang
bermata dua -> Kesaksian yang dahsyat, yaitu; perbuatannya sesuai dengan
perkataannya.
Kuasanya;
menusuk amat dalam sehingga berkuasa untuk memisahkan, antara lain:
1. Jiwa dan roh.
2. Sendi-sendi dan sumsum
3. Pertimbangan dan pikiran hati kita.
Jadi
intinya; sanggup menyucikan dosa yang tidak dapat dilihat oleh mata. Jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum, pertimbangan dan pikiran hati tidak dapat
dilihat oleh mata manusia, hanya bisa ditembusi oleh pedang bermata dua, yaitu;
kesaksian yang dahsyat (perkataan sesuai dengan perbuatan).
Saudaraku,
siapa yang dapat menegur ahli taurat, orang Farisi, dan tua-tua orang Yahudi
kalau bukan pedang bermata dua, itulah
pribadi Yesus Kristus, Dialah firman Allah yang hidup, Dia firman yang menjadi
manusia, firman yang menjadi daging. Dia sanggup memisahkan jiwa dan roh,
sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati
kita. Ini adalah suatu perkara yang tidak dapat ditembusi oleh mata manusia
selain pedang bermata dua.
Sebab
itu biarlah kiranya kehidupan kita menjadi kehidupan yang konsekuen sehingga
perkataan sesuai dengan perbuatan. Ini merupakan suatu kesaksian yang sangat
luar biasa, kesaksian yang dahsyat diamanapun kita berada, mulai dari Yerusalem
sampai ke ujung bumi.
Kita
kembali memperhatikan..
Kisah
Para Rasul 7:20-21
(7:20)
Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia
diasuh di rumah ayahnya.
(7:21)
Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya
seperti anaknya sendiri.
(7:22)
Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam
perkataan dan perbuatannya.
Di
sini kita perhatikan, Musa diasuh dan dididik dengan segala hikmat orang Mesir
sehingga ia berkuasa di dalam perkataan dan perbuatannya. Lalu pada ayat
20-21; “Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga
bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya. Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun
memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.”
Keluaran
2:9-10
(2:9)
Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan
susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian
perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya.
(2:10)
Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang
mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena
aku telah menariknya dari air."
Kesimpulannya;
kalau Musa berkuasa di dalam perkataan, berkuasa dalam perbuatannya, ia
terlebih dahulu menerima ASI (Air Susu Ibu) -> firman Allah yang
benar dan murni, tidak dicampur-campur.
Jangan
sampai seorang ibu karena belas kasihannya dia lupa bahwa anaknya adalah
seorang bayi kecil, namun diberikan semua makanan dan minuman, itu nanti yag
akan membuat bayinya sengsara. Tetapi bayi Musa terlebih dahulu diberi ASI
->Firman Allah yang benar dan murni.
Berdoa
saja kepada Tuhan supaya dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita
senantiasa menikmati firman Allah yang benar dan murni seperti seorang ibu yang
mengasuh dan menyusui anaknya.
Air
susu ibu (ASI) itulah firman Allah yang benar dan murni, berarti; tidak
ditambahkan dan tidak dikurangkan.
Firman
yang ditambahkan, artinya; menyampaikan satu dua ayat lalau
ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua,
takhayul-takhayul, filsafat kosong, dan lain sebaginya. Kemudian,
Firman
Tuhan dikurangkan,
artinya; Pengajaran Salib diganti dengan dua hal;
1. Teori kemakmuran, artinya; orang Kristen, tidak boleh
miskin harus kaya.
2. Diganti dengan tanda-tanda heran (mujizat-mujizat),
tetapi salib tidak ditegakkan. Sebab itu untuk yang kesekian kali saya
sampaikan, biar sejuta kali terjadi mujizat di depan mata kalau orang itu tudak
mau memikul salibnya maka orang itu tidak ada artinya. Jadi kita terlebih
dahulu menikmati air susu ibu. Ibu -> seorang gembala yang harus mengasuh.
Apa tandanya seorang gembala senantiasa mengasuh sidang jemaat
yang dilayani?
Senantiasa memberikan air susu ibu, firman Allah yang benar dan
murni, tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan. Sampai nanti, dia bertumbuh
besar dan memperoleh hikmat yang besar seperti Musa pada akhirnya berkuasa
dalam perkataan, berkuasa dalam perbuatannya.
Mengapa
kita mendapatkan firman Allah yang benar dan murni?
Kisah
Para Rasul 7:20
(7:20)
Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah.
Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya.
Perhatikan
kalimat; “Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah”
Kita
lihat pernyataan yang senada di dalam..
Ibrani
11:23
(11:23)
Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh
orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka
tidak takut akan perintah raja.
Jadi
kalau Musa pada akhirnya mendapatkan air susu ibu, firman Allah yang benar dan
murni, itu karena elok rupanya di mata Tuhan.
Lihat
persamaan kata ELOK di dalam ..
Keluaran
2:1-2
(2:1)
Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi;
(2:2) lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki.
Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan
lamanya.
Persamaan
kata Elok adalah cantik. Mengapa Musa menjadi pribadi yang
elok (cantik) dimata Allah?
Karena
dia lahir dari pasangan Lewi dengan Lewi. Lewi
adalah salah satu suku dari orang Israel.
Saudaraku,
dipercaya melayani pekerjaan Tuhan di dalam Ruangan Suci karena mereka berpihak
kepada Tuhan sejak penyembahan patung anak lembu emas tuangan, Suku Lewi bepihak
kepada Tuhan, dia tidak berpihak kepada daging. Dari sejak itulah mereka
diijinkan untuk melayani Tuhan.
Jadi,
orang yang melayani Tuhan harus melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, dan
orang yang melayani Tuhan harus menjadi pasangan yang seimbang, Lewi dengan
Lewi juga.
Maka,
pemuda remaja hati-hati di dalam pergaulannya, jangan sampai anak-anak muda
remaja masuk dalam pergaulan yang tidak beres diluaran sana, saya ingatkan itu.
Ingat,
Musa lahir dari pasangan Lewi dengan Lewi. Kita ini lahir sebagai
bangsa kafir, tetapi sekarang dipercayakan untuk memberitakan perbuatan yang
besar dari Allah.
Kidung
Agung 1:5
(1:5)
Memang hitam aku, tetapi cantik, hai puteri-puteri Yerusalem, seperti
kemah orang Kedar, seperti tirai-tirai orang Salma. (1:15)
--Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau, bagaikan merpati
matamu.
Jadi,
cantik yang pertama ini dibagi menjadi dua bagian:
a. Digambarkan seperti putri-putri Yerusalem, seperti
kemah orang Kedar dan seperti tira-tirai orang Salma.
Kemah, berarti; menjadi rumah Tuhan. Tirai berarti; telah
mengalami perobekan daging.
Ini kehidupan yang cantik dihadapan Tuhan, bukan karena lipstik, bukan
karena dipoles dengan make-up, tetapi kecantikan semacam ini yang perlu
ditampilkan dihadapan Tuhan menjadi rumah Tuhan, menjadi kehidupan yang sudah
mengalami perobekan daging, penyaliban terhadap daging.
b. Bagaikan merpati matamu.
Ini menunjuk kepada mata yang tulus dalam memandang pekerjaan
Tuhan.
Jangan sampai kita sudah melihat, tetapi pura-pura tidak melihat,
ini mata yang tidak tulus.
Dari sinilah kecantikan (keelokan) itu nampak dihadapan Tuhan.
Kidung Agung 4:1
(4:1) Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh
cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu
bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead.
c. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan
Gilead.
Kalau berbicara tentang rambut panjang, berarti; berbicara tentang ketundukan
istri kepada suami. Itu juga yang menjadikan seseorang elok
di mata Tuhan. Jangan sampai kita tidak tunduk kepda firman karena kekerasan
hati, karena pengertian atau kebenran diri sendiri. Namun yang membuat kita
elok adalah ketundukan istri kepada suami sama seperti ketundukan sidang jemaat sebagai istri kepada Kristus
sebagai kepala.
Dimana ketundukan itu diperoleh? Di dalam kandang penggembalaan,
di luar penggembalan tidak ada ketundukan untuk diperoleh.
Kidung
Agung 6:4
(6:4)
Cantik engkau, manisku, seperti kota Tirza, juita seperti Yerusalem,
dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya.
Kemudian,
kecantikan itu dapat dilihat dari:
a. Seperti kota Tirza.
Saudaraku, kalau dilihat kota Tirza ini di dalam Bilangan
26:33, itu berbicara tentang seorang putri dari Selafehat. Selafehat ini
tidak mempunyai anak laki-laki selain anak-anak perempuan yang cantik-cantik,
tetapi dipercaya oleh Tuhan menjadi panji-panji dari Laskar Efraim
karena mereka adalah keturunan Efraim.
Jadi, kepercayaan Tuhan itu juga menjadi suatu keindahan, menjadi
kehidupan yang elok di mata Tuhan.
Jangan sampai sesuatu yang dipercaya itu tidak bisa kita beri
pertanggungan jawab kepada Tuhan.
Jadi kalau kita dipercaya oleh Tuhan, maka kita berikan
pertangungan jawab kepada Tuhan, itulah kehidupan yang elok, kota Tirza yang
sempat menjadi ibukota dari Israel.
b. Juita seperti Yerusalem.
Juita, artinya; buah hati.
Biarlah kiranya kita semua menjadi buah hatinya Tuhan, kita
menjadi hatinya Tuhan. Berarti; menjadi kehidupan yang sangat sangat disayangi
dan sangat dicintai oleh Tuhan. Kalau kita bandingkan dengan Esau, ia buah
daging dari Ishak.
c. Dahsyat seperti bala tentara dan paji-panjinya.
Saudaraku, hamba-hamba Tuhan adalah tentara Tuhan, laskar-laskar
Kristus, berkemenangan dalam peperangan. Itu juga merupakan kehidupan yang elok
(cantik) di mata Tuhan.
Itulah kehidupan yang
elok, cantik di mata Tuhan. Kenapa? Sebab dia keturunan dari Lewi dengan Lewi.
Maka
kita kembali memperhatikan..
Kidung
Agung 7:6
(7:6)
Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang
disenangi.
Yang
paling tercinta dari yang paling disenangi, itu
berarti elok.
Bayangkan,
yang paling tercinta dari yang paling disenangi persis seperti Ester Hadasa.
Pada
zaman Raja Ahasyweros semua perempuan yang cantik-cantik dikumpulkan di benteng
Susan, tetapi satu yang paling tercinta dari semua yang disenangi yaitu
tampillah Ester. Dia hidup di dalam kemurahan Tuhan, kasih karunia, dia
kehidupan yang penurut, tunduk, setia, dan dengar-dengaran.
Itu
kehidupan yang elok; taat, setia, dan dengar-dengaran, hidup di dalam kemurahan
Tuhan. Itu hidup yang paling tercinta dari yang disenangi.
Keluaran
2:5
(2:5)
Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya
berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di
tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk
mengambilnya. (2:6) Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah
anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata:
"Tentulah ini bayi orang Ibrani."
Jadi,
kalau kehidupan kita menjadi kehidupan yang elok semua karena belas kasihan
Tuhan, semata-mata bukan karena gagah, hebat, dan kuat kita, bukan karena kita
memiliki suatu kelebihan dalam hal berkorban melimpah-limpah, tetapi karena
belas kasihan Tuhan.
Ingat,
kita dipanggil dari kegelapan, kita ditebus dari dosa, dari kejahatan, dari
kenajisan sampai menjadi pribadi-pribadi yang elok (cantik) karena belas kasihan Tuhan.
Amin
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment