KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, May 23, 2019

IBADAH RAYA MINGGU, 03 FEBRUARI 2019



IBADAH RAYA MINGGU, 03 FEBRUARI 2019

KITAB WAHYU
(Seri: 83)

Subtema: “BUNYI GURUH YANG KELIMA”

Shalom saudaraku.
Selamat sore, salam sejahtera dan bahagia kiranya turun di tengah perhimpunan Ibadah Raya Minggu yang disertai dengan Perjamuan Suci, mengingat ini adalah minggu pertama pada bulan Februari.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, youtube, facebook, dimanapun anda berada kiranya Tuhan memberkati kita sebab itu di dalam Roh kita berdoa kepada Tuhan, kita mohonkan supaya Tuhan membukakan firman-Nya pada sore hari ini, untuk melawat setiap kehidupan kita sehingga hidup, ibadah, pelayanan, nikah yaitu hubungan intim dengan Tuhan bahkan rumah tangga dipulihkan, diperbaiki sehingga keadaan kita hari demi hari boleh merasakan suasana Kerajaan Sorga, di dalamnya ada kebenaran, ada sukacita, dan ada damai sejahtera, semuanya dikerjakan oleh Roh Kudus. Biarlah kiranya kita melayani Tuhan dengan sistem Kerajaan Sorga.

Segera kita memperhatikan firman pengembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dariWahyu 10:3.
Wahyu 10:3 
(10:3)dan ia berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum. Dan sesudah ia berseru,ketujuh guruh itu memperdengarkan suaranya.

Perhatikan kalimat; “...Dan sesudah Ia berseru, ketujuh guruh itu memperdengarkan suaranya...”
kesimpulannya; di dalam kitab Wahyu ada tujuh kali bunyi guruh menderu terdengar. 
1.Wahyu 4:5
2.Wahyu 8:5
3.Wahyu 10:3
4.Wahyu 11:19
5.Wahyu 14:2
6.Wahyu 16:18
7.Wahyu 19:6

Selanjutnya, mari kita memperhatikan bunyi dari ketujuh guruh tersebut.
Keterangan:BUNYI GURUH YANG KELIMA.
Wahyu 14:2
(14:2)Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bahdan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.

Disini kita melihat, Yohanes mendengar suatu suara dari langit bagaikan deru guruh yang dahsyat. 
Kemudian, suara itu terdengar seperti bunyi pemain-pemain kecapi memetik kecapinya, berarti; ada oknum dan aktivitasnya sehingga Wahyu 14:2ini akan tersambung dan terhubung langsung dengan Wahyu 14:3.

Wahyu 14:3
(14:3)Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhtadan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orangyang telah ditebus dari bumi itu.

Padaayat 3ini; mereka menyanyikan suatu nyanyian baru dihadapan takhta dan tidak ada seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari seratus empat puluh empat ribu orang yang ditebus dari bumi. 
Saudaraku,nyanyian baruberbicara tentang persekutuan yang indahatauhubungan intimantara gereja Tuhan dengan Kristus sebagai Kepala. 
Saya dan saudara mengetahui sejauh mana hubungan kita masing-masing dengan Tuhan. Tetapi perlu juga untuk saya tandaskan, mari kita perbaiki hubungan kita dengan Tuhan mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir sampai nanti hubungan itu menjadi intim disebut dengan hubungan nikah. 
Perlu untuk diketahui, ketika hubungan antara istri dan suami begitu intim, tidak ada yang mengetahuinya selain orang itu dengan Tuhan. Berarti; dapat kita mengambil suatu kesimpulan, kalau terjadi persekutuan yang indah (hubungan intim) dengan Tuhan akan menghasilkan nyanyian baru, maka di situ tidak terjadi lagi kenajisan. 

Yesaya 28:12-13
(28:12)Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!"Tetapi mereka tidak mau mendengarkan. (28:13)Maka mereka akan mendengarkan firman TUHAN yang begini: "Harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah itu!" supaya dalam berjalan mereka jatuh telentang, sehingga luka, tertangkap dan tertawan.

Saudaraku,bahasa Rohdisebut juga dengan logat ganjil (bahasa lidah), itu adalah hasil dari persekutuan yang indah/hubungan intim dengan Tuhan. 
Saudaraku,hubungan intim/persekutuan yang indah dengan Tuhan adalahtempat perhentian dantempat peristirahatan bagi orang yang lelah. 
Jadi saudaraku, memang sebaiknya bagi orang yang lelah dan yang berbeban berat harus berada dalam hari perhentian, saat itu Tuhan akan memberikan kelegaan. Oleh sebab itu sekali lagi saya tandaskan, orang yang lelah, orang yang berbeban berat (begitu banyak pergumulan) mengalami kesulitan di banyak perkara harus mengkhususkan dirinya bagi Tuhan, maksudnya ada suatu persekutuan yang indah dengan Tuhan. 
Mengalami pergumulan berat, mengalami kesulitan yang banyak, tetapi justru menjauhkan diri dari Tuhan, itu adalah suatu sikap yang keliru. Tetapi bagi orang yang lelah, kiranya segera mengkhususkan dirinya bagi Tuhan, berada pada hari perhentian, hari peristirahatan supaya nanti Tuhan memberikan kelegaan, Tuhan memberikan jalan keluar dari setiap masalah, jangan malah menjauh dari Tuhan.

Matius 11:28
(11:28)Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Di sini Tuhan menghimbau kepada semua yang letih lesu, kepada semua yang berbeban berat, mengalami kesulitan di saat ini, datanglah kepada Tuhan, Ia akan memberi kelegaan kepada mereka.

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” 
Marilah kita perhatikan persamaan dari kalimat ini di dalam Matius 12:7-8.

Matius 12:7-8
(12:7)Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihandan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. 
(12:8)Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari sabat.” 
Jadi jelas, Yesus adalah tempat perhentian, tempat peristirahatan bagi yang letih lesu, tempat peristirahatan bagi yang berbeban berat. Tuhan menaruh belas kasihan kepada mereka yang letih lesu, Tuhan menaruh belas kasihan kepada mereka yang berbeban berat. 
Saudaraku, himbauan kepada yang letih lesu dan berbeban berat adalah suatu kesempatan untuk kita berada pada hari perhentian, hari peristirahatan dan kesempatan ini adalah kemurahan. Maka kemurahan semacam ini jangan diabaikan, kesempatan hanya datang satu kali, tidak berkali-kali.

2 Korintus 12:4
(12:4)ia tiba-tiba diangkat ke Firdausdan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.

Setelah empat belas tahun melayani Tuhan, Rasul Paulus menceritakan pengalamannya kepada jemaatdi Korintus. Ketika dia diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga yang disebut juga Firdaus, ia mendengarkan kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan oleh manusia. Ini berbicara tentang persekutuan yang indah dengan Tuhan/hubungan intim dengan Tuhan.

2 Korintus 12:2-3
(12:2)Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau--entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya--orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (12:3)Aku juga tahu tentang orang itu, --entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya--

Ketika berada di dalam dimensi yang lain, Rasul Paulus berkata; “...Entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya...”Jadi inilah pengalaman nikah (hubungan intim) dari Rasul Paulus dengan Tuhan, tidak ada yang tahu selain orang yang mengalaminya sendiri dengan Tuhan. 
Jadi mari kita menghargai dan menghormati nikah kita dengan Tuhan, di situ nanti pemakaian Tuhan akan terjadi dengan luar biasa, semakin kita menghormati nikah makasemakin pemakaian Tuhan luar biasa terjadi. 

2 Korintus 12:5
(12:5)Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.

Sekalipun terjadi suatu hubungan intim yang luar biasa dengan Tuhan, namun dia tidak bermegah sama sekali, dia tidak menyombongkan diri atas semua kelebihan-kelebihan yang dia terima dari Tuhan selain bermegah dengan kelemahan-kelemahannya. 
Pendeknya; Rasul Paulus bermegah karena sengsara salib dan aniaya karena firman.

Matius 11:29-30
(11:29)Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. (11:30)Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

Memikul kuk berarti; menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, itulah sengsara karena salib dan aniaya karena firman. Jangan menderita karena pukulan, jangan menderita karena pentungan, itu biasanya berlaku kepada orang bebal. 

Wahyu 14:3-4
(14:3)Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu. (14:4)Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Dombaitu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

Seratus empat puluh empat ribu orang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, hubungan mereka tidak direcoki, tidak dirusak oleh hal-hal yang tidak suci, mereka betul-betul memikul kuk.
Kemudian,mereka adalahorang-orang yang mengikuti Anak Domba itu kemana saja Ia pergi.

Kita akan melihat ARTI MENGIKUTI ANAK DOMBAdi dalam injil.. 
Matius 16:24-25
(16:24)Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.(16:25)Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Yang dimaksud dengan mengikut Tuhanadalah: 
1. Menyangkal dirinya.
2. Memikul salibnya.
3. Mengikut Tuhan.
Inilah yang disebut mengikuti Tuhan.

Tentang:MENYANGKAL DIRINYA. 
Berarti; tidak mengakui kelebihan-kelebihan yang terdapat di dalam dirinya, tetap rendah hati sekalipun memiliki potensi, meniadakan segala sesuatu yang dia miliki.

Tentang: MEMIKUL SALIBNYA -> Orang-orang yang bertanggung jawab.
Perlu juga untuk diketahui, kalau kita setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil maka selanjutnya Tuhan akan mempercayakan tanggung jawab dalam perkara yang besar.
Kebanyakan orang Kristen menginginkan perkara yang besar, tetapi tidak setia di dalam memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, ini adalah kekeliruan. 
Mulai dari hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala, betul-betul bertanggung jawab di dalam satu penggembalaan, seorang imam yang dipercaya melayani Tuhan juga bertanggung jawab dalam melayani pekerjaan Tuhan; baik dia sebagai seorang pemimpin pujian, sebagai singer, pemain musik, kolektan, pelayanan pekerjaan Tuhan sekecil apapaun harus bertanggung jawab, berarti; memikul salibnya masing-masing. 
Di dalam nikah, suami harus bertanggung jawab, seorang istri juga mempunyai tanggung jawab sendiri, sebagai hamba dan sebagai tuan juga memiliki tanggung jawab sendiri, seorang bapa juga mempunyai tanggung jawabnya sendiri.

Tentang: MENGIKUT TUHAN.
Yohanes 12:24-26
(12:24)Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. (12:25)Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. (12:26)Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Akudan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Yesus Berkata; “...Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikuti Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada...”termasuk di dalam hal pengalaman kematian. 
Semoga pemirsa, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, youtube, video internet, jangan kita mengikuti Tuhan hanya karena berkat-berkat, namun biarlah kita juga mengikuti Tuhan di dalam hal pengalaman kematian-Nya karena kita mengetahui kalau kita satu di dalam pengalaman kematian Tuhan Yesus Kristus maka kita juga akan satu di dalam pengalaman kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, itu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Itu sedikit soal mengikuti Tuhan. 
Itulah keadaan dari seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari antara bumi, mereka betul-betul menghormati nikah, mereka betul-betul menghargai persekutuan yang indah dengan Tuhan.

Kita kembali memeriksa seratus empat puluh empat ribu orang yang menghargai nikah, menghargai hubungan intim, menghargai persekutuan yang indah dengan Tuhan.
Wahyu 14:4
(14:4)Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba, berarti kepada kita diberi suatu pengertian, yaitu; mereka diasingkan dari antara manusia. 

Kehidupan yang diasingkan..
Kisah Para Rasul 26:15-17
(26:15)Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.
(26:16)Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. (26:17)Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain.Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka,

Rasul Paulus diasingkan dari antara bangsa Kafir dan dari antara bangsa Israel, selanjutnya dia diutus kepada mereka. Jadi, kehidupan Rasul Paulusdikhususkanbagaikan korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba.Pendeknya; Tuhan mau pakai Rasul Paulus dengan luar biasa. 
Inilah orang-orang yang menghormati nikah, orang-orang yang menghargai hubungan intim sebab Tuhan mau khususkan dia, Tuhan mau pakai dia, Tuhan mau utus dia bagi bangsa Yahudi maupun bagi bangsa Kafir untukmenyampaikan apa yang dia dengar dan apa yang dia lihat dari Tuhan, itu akan disampaikan kepada bangsa Kafir dan kepada bangsa Yahudi. 
Inilah doa saya tadi, supaya Tuhan mau pakai kita sebagai alat kemuliaan-Nya untuk membawa Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel demi terwujudnya kesatuan tubuh Kristus, itulah tubuh Mempelai.
Tetapi kalau kita sendiri di dalam penggembalaan ini ada gep-gepan, iri-irian oleh karena hal yang tak suci, oleh karena hal yang sepele, itu hal yang mustahil untuk dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Tapi saya berharap di dalam Dia supaya kita betul-betul diasingkan, supaya kita diutus kepada bangsa Kafir maupun bangsa Israel. 
Puncak persekutuan yang indahadalah Kafir dan Israel bersatu(persekutuan yang bersifat internasional), dimulai dari nikah dan rumah tangga, kemudian persekutuan di dalam penggembalaan, lalu antar penggembalaan, lebih besar lagi antar denominasi sampai puncaknya Kafir dan Israel bersatu.
Kerinduan Tuhan yag terbesar hanya satu yaitu supaya kita satu sama sepertiBapa dengan Anak menjadi satu. Seringkali kerinduan ini kita abaikan hanya karena egosentris, kepentingan diri terhadap hawa nafsu dan keinginan daging. Tetapi kita sudah melihat seratus empat puluh empat ribu orang yang ditebus dari antara manusia, mereka betul-betul dijadikan sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba untuk selanjutnya diutus, dipakai di dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir ini.

Kisah Para Rasul 26:18
(26:18)untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian da

Saudaraku, Rasul Paulus diutus untuk membuka mata mereka. Demikian juga kehidupan yang diutus, melayani pekerjaan Tuhan untuk membuka mata dunia ini, baik bangsa Israel maupun bangsa Kafir supaya mata mereka tercelik sehingga: 
1. Mereka akan berbalik dari kegelapan kepada terang.
2. Mereka akan berbalik dari kuasa iblis kepada Allah.

Jadi Tuhan mengasingkan Rasul Paulus untuk selanjutnya diutus untuk mencelikkan mata rohani mereka, supaya mata mereka melihat kebenaran yang hakiki, kebenaran yang sejati sehingga mereka berbalik dari kegelapan kepada terang. Terang, berarti; dalam segala perkara dan dalam segala solah tingkah jelas arah tujuannya apa, positif bagi Tuhan, tidak di dalam kegelapan (tempatnya dosa disembunyikan).
Kemudian,mereka berbalik dari kuasa iblis kepada Allah.
Kalau kehidupan seseorang dikuasai iblis maka di situ akan terjadi pendurhakaan, pemberontakan kepada Tuhan. Tetapi kalau mereka sudah tercelik, mereka akan berbalik dari kuasa iblis kepada Allah, tidak lagi dikuasai roh pendurhakaan, tidak ada lagi pemberontakan kepada Tuhan.
Kalau berbalik dari kegelapan kepada terang sudah jelas ada pengampunan dosa, tidak berhenti samapi di situ namun mereka juga akan mendapat bagian di dalam apa yang disediakan bagi orang-orang yang dikuduskan.

Kita lihat lebih jauh tentang kehidupan yang diasingkanini untuk selanjutnya diutus..
Kisah Para Rasul 22:13-14
(22:13)Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia. (22:14)Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya.

Ketika mata rohani telah dicelikkan maka Rasul Paulus dapat melihat kebenaran yang sejati, selanjutnya Tuhan menetapkan Rasul Paulus untuk:
1.Mengetahui kehendak-Nya.
Kalau seseorang tidak mengetahui kehendak Allah di dalam hidupnya maka kehendak manusia yang jadi, persis seperti nabi-nabi palsu di dalam hal melayani Tuhan. 
Mereka bernubuat demi nama Tuhan, mereka melakukan mujizat demi nama Tuhan, mengusir setan demi nama Tuhan, seolah-olah demi nama Tuhan, tetapi sebetulnya itu adalah kehendaknya sendiri. Dia tidak perduli dengan kehendak Tuhan, dia tidak perduli dengan orang-orang yang seharusnya ditolong. 
Kalau salib tidak ditegakkan walaupun dia bernubuat demi nama Tuhan, mengusir setan demi nama Tuhan, mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan = tidak peduli kepada manusia, tidak perduli di dalam hal penyelamatan. 
2.Untuk melihat yang benar.
Saudaraku, jangan banyak melihat yang salah, jangan cepat-cepat melihat yang tidak benar, tetapi biarlah kita cepat-cepat melihat yang benar.
Kalau Tuhan memasang kekang, itu sama seperti memandang kepada salib sama artinya melihat yang benar. Kalau kita melihat yang benar maka kita tidak ada kesempatan untuk melihat kelemahan orang lain. 
Ini keberadaan orang yang diasingkan di dalam pengutusannya kepada bangsa Kafir dan bangsa Israel.
3.Untuk mendengar suara yang keluar dari mulut Tuhan.
Saudaraku, dengar-dengaran itu yang Tuhan mau. Maka biarlah kita menjadi suatu kehidupan domba, berarti; tergembala dengan baik, tandanya; dengar-dengaran. Orang yang dengar-dengaran tidak suka mendahului kehendak Tuhan, melainkan terus mengikuti apa yang menjadi maunya Tuhan, itu kehidupan yang dengar-dengaran. 

Kisah Para 22:15
(22:15)Sebabengkau harus menjadi saksi-Nyaterhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar.

Biarlah kiranya Tuhan menetapkan tiga perkara ini di dalam diri kita untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat yang benar, dan untuk mendengar suara-Nya sehingga kita layak untuk menjadi saksi, menjadi terang, menjadi contoh teladan di manapun kita diutus oleh Tuhan.

Kisah Para Rasul 20:20-21
(20:19)dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air matadan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku. (20:20)Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakandan kuajarkankepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; (20:21) aku senantiasa bersaksikepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.

Air mata adalah bukti kerendahan hati di dalam melayani Tuhan.
Selanjutnya sebagai seorang yang diutus oleh Tuhan, Rasul Paulus tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi jiwa-jiwa yang dilayani. 
Kalau ada diantara kita sering melalaikan apa yang dipercayakan oleh Tuhan maka dengar apa yang kita terima dari Tuhan, tanggapi dengan dewasa supaya tidak lalai terhadap apa yang dipercayakan oleh Tuhan, jangan pernah anggap enteng pekerjaan Tuhan.
Rasul Paulus tidak melalaikan apa yang berguna bagi jiwa-jiwa, melainkan;
1. Memberitakan firman Allah.
2. Mengajarkan firman Allah.
3. Bersaksi dari hal firman Allah.
Banyak hamba-hamba Tuhan bersaksi dari hal-hal yang lain-lain supaya mempengaruhi kejiwaan, sebetulnya itu adalah hipnotis sehingga jiwa-jiwa terhipnotis, jiwanya terpengaruh. Biasanya hamba Tuhan seperti ini adalah hamba Tuhan yang sudah kehabisan pembukaan firman Tuhan, tidak ada lagi yang dia bisa disampaikan, tidak ada lagi yang dia bisa saksikan maka dia saksikan dari ha-hal yang lain-lain (perkara lahiriah, perkara di bawah)
Tetapi Rasul Paulus tidak begitu, dia bersaksi sesuai dari apa yang dia dengar, dari apa yang dia lihat dari Tuhan dan dia adalah hamba Tuhan yang tidak lalai. 
Kenapa ada orang lalai? Karena dia menganggap enteng tugas yang dipercayakan akhirnya menjadi lupa. Pelupa juga bisa diobati kalau dia segera tanggap supaya tidak lupa. 
Setelah apa yang dia dengar, setelah apa yang sudah dia lihat langsung ditindak lanjuti (follow up). 

Kalau melayani dengan sistem yang diperbuat oleh Rasul Paulus ini maka orang-orang akan bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. 
Berarti kita dapat mengambil kesimpulan; kesaksian dari Rasul Paulus ini luar biasa, dia adalah kehidupan yang menghargai hubungan intim, menghormati nikah.
Tidak semua kesaksian membuat orang percaya dan bertobat kepada Tuhan Yesus Kristus, berbalik dari kegelapan kepada terang, berbalik dari kuasa iblis kepada Allah, tidak banyak orang punya kesaksian seperti itu. 
Maka tidak bisa kita melayani Tuhan dengan cara akal-akalan, kita melayani Tuhan harus dengan kuasa Tuhan bukan dengan kuasa manusia sebab itu kita tidak bisa akal-akalan.

Kita kembali memperhatikan seratus empat puluh empat orang tadi..
Wahyu 14:5
(14:5)Dandi dalam mulut mereka tidak terdapat dusta;mereka tidak bercela.

Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta-> mereka penuh dengan Roh Kudus. 
Maka Roh Kudus itu yang akan memimpin dan mengajar dia dalam segala hal dan ajarannya itu benar, tidak dusta. Kesimpulannya; orang-orang yang tidak berdusta adalah orang-orang yang penuh dengan Roh Kudus. 
Roh kudus itu harus dirawat dan harus dijaga dengan perkataan yang jujur, tulus, polos tampil apa adanya, luar dalam sama, tidak ada yang ditutup-tutupi. 
Selanjutnyamereka tidak bercela-> mereka itu senantiasa disucikan oleh air danfirman Tuhandari sehari ke sehari. Perlu untuk diketahui, seseorang tidak dapat hidup suci kalau dia tidak mau memberi diri disucikan oleh air dan firman, sekalipun dia seorang yang pandai, seorang yang memiliki pendidikan yang tinggi, seorang yang ahli di dalam bidang apapun, dia tidak akan bisa menjadi kehidupan yang suci kalau dia tidak menyucikan dirinya dengan air dan firman Allah. Tidak ada cacat cela atau kerut atau yang serupa itu berarti kudus, tidak bercela.

Maka kita senantisa bersyukur kepada Tuhan sebab Tuhan memberikan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, itulah; Ibadah Pendalaman Alkitab disertai Perjamuan Suci, Ibadah Doa Penyembahan, Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian, di dalam ketekuanan tiga macam ibadah ini kita dapat menikmati pembukaan firman Tuhan. 
Pendeknya di dalam ketekunan itu, berlangsung penyucian oleh air dan firman sampai kehidupan kita tidak bercela, tanpa cacat cela, atau kerut atau yang serupa itu, kudus tidak bercela. 
Kiranya Tuhan bukakan rahasia firman-Nya dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita sebab kita butuh pembukaan rahasia firman Tuhan. 

Kisah Para Rasul 2:1-3
(2:1)Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat(2:2)Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; (2:3)dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
(2:4)Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. (2:5)Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit.(2:6)Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. (2:7)Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea?

Orang yang dipakai oleh Tuhan mengerti bahasa tetesan air mata, mengerti bahasa-bahasa orang yang berada di dalam penderitaan sehingga orang-orang yang melihat kesaksian seperti ini bingung, orang-orang yang melihat kesaksian seperti ini terheran-heran, tercengang-cengang sebab mereka mengerti setiap bahasa tetesan air mata, mengerti kesusahan orang lain, mengerti penderitaan orang lain, kesaksian seperti ini adalah kesaksian yang luar biasa, orang akan bingung, orang akan tercengang, orang akan heran lewat kesaksiannya.

Biarlah ini menjadi kesaksian kita masing-masing, Tuhan akan memakai kita di hari-hari terakhir ini, jangan lagi bebal, belajar dewasa didalam menyikapi apa yang sudah kita lihat dan apa yang sudah kita dengar, jangan bertahan dengan kebodohannya supaya Tuhan memakai kehidupan kita dengan luar biasa di dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, itulah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi tubuh mempelai, kelak masuk dalam pesta nikah Anak Domba sebagai sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan dan perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini, tetapi dimulai dari penggembalaan Gpt “Betania”harus solid, harus bersatu, jangan ada gap, jangan ada pemisah oleh pengaruh yang tidak suci, oleh karena sesuatu yang tidak baik dan tidak benar di dalam hati dan pikiran kita semua, singkirkan kepentingan pribadi, bermasa bodoh, jangan lalai supaya Tuhan pakai kita. Amin


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment