IBADAH KAUM
MUDA REMAJA, 26 JANUARI 2019
STUDY YUSUF
(Seri:152)
Subtema: PESTA NIKAH ANAK DOMBA ATAU PESTA
BURUNG-BURUNG.
Shalom
saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, kita patut bersyukur
kepada Tuhan karena Tuhan masih memberikan kesempatan bagi kita untuk
mengusahakan Ibadah Pemuda Remaja dan biarlah lewat ibadah ini kita mendapatkan
lawatan Tuhan, kehidupan pemuda remaja dipulihkan, diberkati oleh Tuhan.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja
dari Study Yusuf.
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan
itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat,
anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye
kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa
sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52)
Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah
membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum datang tujuh tahun kelaparan, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak
laki-laki, yang sulung bernama Manasye dan anak yang kedua bernama Efraim.
Selanjutnya mari kita melihat arti rohani nama dari kedua anak-anak Yusuf,
dimulai dari anak yang sulung.
Manasye artinya; Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali
terhadap dua hal:
1. Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2. Yusuf lupa kepada rumah bapanya.
Keterangan: YUSUF LUPA KEPADA KESUKARANNYA.
Saudaraku, kesukaran yang dialami oleh Yusuf terbagi atas tiga fase;
Fase yang pertama: KETIKA
IA TINGGAL BERSAMA-SAMA DENGAN SAUDARA-SAUDARANYA.
Kisah itu ditulis dengan lengkap di dalam Kejadian 37.
Kejadian 37, dibagi atas:
a. Ayat 1-11; Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya.
b. Ayat 12-36; Yusuf dijual ke tanah Mesir.
Sekarang kita akan melihat..
Kejadian 37:19-20
(37:19) Kata mereka seorang kepada yang
lain: "Lihat, tukang mimpi kita itu datang! (37:20)
Sekarang, marilah kita bunuh dia dan kita lemparkan ke dalam salah satu
sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita
akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu!"
Pada ayat 19, Saudara-saudara Yusuf berkata; “Lihat, tukang
mimpi kita datang!” sedangkan pada ayat 20, mereka berkata; “...Marilah
kita bunuh dia...”
Kesimpulannya; hanya karena mimpi, saudara-saudara Yusuf berusaha untuk
membunuhnya.
Adapun kedua mimpi Yusuf itu:
Kita lihat mimpi Yusuf yang pertama di dalam..
Kejadian 37:7-8
(37:7) Tampak kita sedang di ladang
mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri;
kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah
kepada berkasku itu."
(37:8) Lalu saudara-saudaranya berkata
kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau
ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena
mimpinya dan karena perkataannya itu.
I. Satu ikat berkas gandum milik Yusuf tegak
berdiri sedangkan sebelas ikat berkas gandum milik saudara-saudaranya
mengelilingi dan sujud kepada berkas Yusuf.
Setelah Yusuf menceritakan mimpinya yang
pertama selanjutnya, saudara-saudara Yusuf berkata kepadanya; “...Apakah
engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas
kami?...”
Kita lihat mimpi Yusuf yang kedua di dalam..
Kejadian 37:9
(37:9) Lalu ia memimpikan pula mimpi
yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: "Aku
bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku."
II. Tampak
matahari, bulan, dan sebelas bintang sujud menyembah kepada Yusuf.
Kesimpulannya; arti dari kedua mipi Yusuf tersebut adalah pesta nikah
Anak Domba.
Kejadian 37:20
(37:20) Sekarang, marilah kita bunuh dia
dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor
binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana
jadinya mimpinya itu!"
Jadi sesudah membuat suatu rencana yaitu rencana untuk membunuh Yusuf,
selanjutnya mereka berkata; “...Dan kita akan melihat nanti, bagaimana
jadinya mimpinya itu...” Berarti; tujuan mereka membunuh Yusuf adalah berusaha
untuk menggagalkan pesta nikah Anak Domba yaitu pembentukan tubuh Kristus
yang sempurna yang disebut dengan tubuh Mempelai Wanita Tuhan.
Saudaraku, sasaran akhir dari ibadah pelayanan/sasaran dari
perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini adalah berakhir dalam sebuah pesta
nikah Anak Domba yaitu menjadi tubuh Mempelai Wanita Tuhan.
Jadi sasaran akhir dari ibadah pelayanan kita bukan perkara lairiah, bukan
yang lain-lain, bukan soal kekayaan, tetapi pesta nikah Anak Domba yaitu
terwujudnya suatu pembangunan tubuh Kristus yang sempurna itulah tubuh mempelai
wanita Tuhan.
Jadi jangan sampai pemikiran (paradigma) kita di dalam mengikuti Tuhan
berubah dari situ.
Segera saja kita memperhatikan..
Wahyu 19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara
himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang
hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan
memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan
pengantin-Nya telah siap sedia.
Perhatikan kalimat pada ayat 7; “...Karena hari perkawinan Anak
Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia...” Maka akan ada
suatu kali nanti perjamuan kawin Anak Domba (pesta nikah Anak Domba).
Tanda bahwa telah terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna yang
disebut dengan sidang Mempelai Wanita Tuhan.
Disitulah nanti Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai
Laki-laki Sorga, sedangkan yang menjadi pengantin-Nya (Mempelai Wanita
Tuhan) adalah mereka yang masuk dalam kesatuan tubuh, anggota tubuh
yang berbeda telah menjadi satu, itulah tubuh Kristus yang sempurna.
Sekarang kita akan melihat tandingan dari Tubuh Mempelai..
Wahyu 19:17-18
(19:17) Lalu aku melihat seorang malaikat
berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua
burung yang terbang di tengah langit, katanya: "Marilah ke sini dan
berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar, (19:18)
supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging
semua pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya dan daging
semua orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang kecil maupun yang
besar."
Sebagai tandingan dari pesta nikah Anak Domba, di sini kita melihat adanya
pesta burung-burung, inilah yang disebut tubuh babel, dikuasai oleh roh
najis.
Burung-burung –> roh-roh jahat dan
roh-roh najis.
Roh-roh najis ini akan makan daging semua raja, daging semua panglima,
daging semua pahlawan, daging semua kuda, daging semua penungggangnya, daging
semua orang, merdeka maupun hamba, kecil maupun besar, tanpa terkecuali.
Jadi mereka yang berada di dalam pesta burung-burung dikuasai oleh roh
najis.
Berarti dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwa betapa sucinya
Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Jadi saya tidak rugi di
dalam hal menyampaikan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel untuk
membawa kita berada di dalam pesta nikah Anak Domba. Sebab itu, mari kita
menghargai utusan Allah, hai kita semua yang sudah berada di tempat kudus
Allah.
Kita belajar dari pribadi Musa, ketika dia berjumpa dengan Allah di padang
gurun Sinai (dia berhadapan dengan Allah) ia harus melepaskan kasutnya karena
tempat ia berdiri adalah kudus adanya. Maka kehidupan yang lama untuk berada di
tempat yang kudus terlebih dahulu melepaskan kehidupan yang lama karena kita
mengetahui Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel begitu suci dan
sempurna di dalam menyucikan dan menyempurnakan kehidupan kita sekaliannya.
Pertanyaannya bagi kita sekarang; pilih yang mana, berada di dalam
pesta nikah Anak Domba dan menjadi Mempelai Wanita Tuhan atau berada di dalam
pesta burung-burung, menjadi tubuh babel, dikuasai oleh roh najis?
Kita semuanya mempunyai hati nurani, dengar hati nuranimu, lubuk hati yang
paling dalam. Memang roh penurut, tetapi daging lemah, tetapi kita harus
berjuang sampai titik darah penghabisan.
Rasul Paulus mengakhiri suatu pertandingan yang baik, ternyata
pertandingan yang baik itu adalah sebagaimana Yesus mengakhiri pertandingan
hidup-Nya di atas kayu salib, Ia telah mencucurkan darah-Nya bagi kita di mana
tulang tulang-Nya tidak ada yang terpisah sehingga terwujudnya kesatuan dari
anggota tubuh yang berbeda-beda itulah tubuh Mempelai.
Jadi tidak ada satupun tulang-tulang Yesus yang dipatahkan, berarti terwujudnya
kesatuan tubuh Mempelai itulah akhir dari pertandingan yang baik.
Sekarang jawabannya ada di dalam diri saudara masing-masing dan kiranya
jawaban itu membawa kita di dalam persekutuan yang indah berada dalam pesta
nikah Anak Domba.
Wahyu 19:19-20
(19:19) Dan aku melihat binatang itu dan
raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka telah berkumpul untuk melakukan
peperangan melawan Penunggang kuda itu dan tentara-Nya. (19:20) Maka
tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu,
yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia
menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah
menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api
yang menyala-nyala oleh belerang.
Yang menyebabkan banyak orang masuk ke dalam pesta burung-burung adalah binatang
buas dan nabi-nabi palsu. Jadi sangat singkron dengan kisah Yusuf di
mana saudara-saudara Yusuf membuat suatu rencana yaitu daya upaya untuk
membunuhnya kalau kita perhatikan kembali Kejadian 37:20.
Kejadian 37:20
(37:20) Sekarang, marilah kita bunuh dia
dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor
binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana
jadinya mimpinya itu!"
Rencana saudara-saudara Yusuf setelah membunuh Yusuf, selanjutnya Yusuf
akan dilemparkan ke dalam salah satu sumur. Kemudian, mereka akan berkata
kepada Yakub; “...Seekor binatang buas telah menerkamnya...”
Pendeknya; sumur dan binatang buas adalah sarana untuk
menggagalkan rencana Allah yang besar, itulah pesta
nikah Anak Domba.
Sejenak kita akan memperhatikan kedua hal tersebut, yaitu:
Tentang: SUMUR.
Kejadian 37:24
(37:24) Dan mereka membawa dia dan
melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair.
Keadaan sumur itu kosong, tidak berair, berarti; kering
–> nabi-nabi palsu (guru-guru palsu)
2 Petrus 2:17
(2:17) Guru-guru palsu itu adalah
seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi
mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat.
Guru-guru palsu (nabi-nabi palsu) = mata
air/sumur yang kosong (kering).
Sumber mata air biasanya akan memancarkan air, tetapi guru palsu/nabi
palsu disebut sumur yang kering.
Coba bayangkan, jika sidang jemaat mempunyai seorang guru, pendidik,
tetapi kering-kering artinya tidak mempunyai pembukaan rahasia firman maka
otomatis sidang jemaat yang dilayani juga akan mengalami kering-kering rohani.
Maka sejatinya kita sangatlah membutuhkan pembukaan firman selalu. Kita
berdoa agar Tuhan selalu menyatakan kemurahan-Nya lewat pembukaan firman supaya
kehidupan pemuda remaja tidak mengalami kering-kering rohani, hati kita selalu
dibasahi, dipenuhkan oleh air firman Tuhan untuk memuaskan rasa dahaga kita.
2 Petrus 2:18-19
(2:18) Sebab mereka mengucapkan
kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk
memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup
dalam kesesatan. (2:19) Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain,
padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang
dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.
Ada dua cara dari nabi-nabi palsu untuk mempengaruhi orang lain.
1. Mengucapkan kata-kata yang congkak dan
hampa dan menggunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang.
Hal ini dibagi menjadi atas tiga bagian,
yaitu;
- Mengucapkan kata-kata congkak.
Berarti berusaha meninggikan diri dihadapan
sidang jemaat supaya terlihat berada di tempat yang tinggi.
Bukankah setelah manusia ditebus dengan
darah-Nya selanjutnya Tuhan membuat (mereka) orang berdosa menjadi suatu
kerajaan dan imam-imam bagi Allah untuk memerintah sebagai raja di bumi berarti terlepas dari perhambaan dosa? sesuai dengan Wahyu 5:9-10. Tetapi
kalau kita melihat di sini mereka mengucapkan kata-kata yang congkak untuk meninggikan diri supaya terlihat berada di tempat yang tinggi.
Sesungguhnya, kita berada di tempat tinggi
oleh karena darah Yesus, kita berada di tengah perhimpunan ini oleh karena
darah Yesus, bukan karena pengetahuan dan kemampuan kita, melainkan karena
korban Kristus.
- Mengucapkan kata-kata hampa.
Kalau seorang hamba Tuhan menyampaikan
firman Tuhan, tetapi salib tidak ditegakkan di tengah ibadah dan pelayanan maka
itu adalah kata-kata hampa (kosong).
- Menggunakan hawa nafsu cabul untuk memikat
orang-orang.
Perhatikan di hari-hari terakhir ini,
gereja-gereja terlihat bergitu semarak, terlihat begitu megah, terlihat begitu
mewah, tetapi dengan cara-cara manusiawi. Tidak salah apabila tamborin ada di
tengah-tengah ibadah kalau memang ada tamborin, tetapi yang anehnya, mereka
yang melayani di tempat kudus mengenakan pakaian yang transparan, yang seksi
dan dengan gaya bebas, dengan cara itulah banyak orang terpikat, dan memang
pada dasarnya roh penurut, tetapi daging lemah dan karena daging itu lemah maka
hal itu dimanfaatkan untuk memikat banyak orang.
Seharusnya, apabila daging lemah maka harus
dikuatkan dengan salib, ketika kita memikul salib kita kuat, kuasa Tuhan turun
menaungi kita.
Jadi kalau ada cara-cara yang demikian,
tolong diperhatikan kembali kepada kebenaran firman Tuhan.
2. Menjanjikan kemerdekaan padahal mereka sendiri adalah
hamba-hamba kebinasaan.
Saudaraku, menyampaikan firman yang ditambahkan
dan menyampaikan firman yang dikurangkan sepertinya itu menjanjikan
kemerdekaan.
Firman yang ditambahkan; menyampaikan satu dua ayat, ditambahkan dengan cerita-cerita isapan
jempol, dongeng-dongeng nenek tua, filsafat-filsafat kosong.
Sedangkan Firman yang dikurangkan;
Pengajaran Salib diganti dengan dua hal, yaitu; teori kemakmuran, artinya orang
Kristen tidak boleh miskin harus kaya, kemudian firman Tuhan diganti dengan
tanda-tanda heran (mujizat-mujizat), tetapi salib direndahkan, tidak ditegakkan
di tengah-tengah ibadah dan pelayanan tersebut.
Lalu saya tambahkan sedikit lagi, banyak
sekali hamba-hamba Tuhan yang memberi pengertian kepada sidang jemaat dan
berkata; “Tuhan sudah menderita di atas kayu salib maka kita tidak perlu
menderita.”
Ini yang disebut menjanjikan kemerdekaan,
tetapi sesungguhnya itu adalah kemerdekaan yang palsu.
Karena Yesus telah menderita maka kita juga
menderita sebab Tuhan memanggil kita untuk mengikuti contoh teladan yang
ditinggalkan-Nya yaitu menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung...1
Petrus 2:19-21.
Kemudian mereka menjanjikan kemerdekaan
padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan.
Apabila seorang pelayan Tuhan (hamba Tuhan)
dikuasai oleh daging maka dia adalah hamba dosa, bukan hamba kebenaran.
Dua cara inilah yang digunakan oleh guru-guru palsu (nabi-nabi palsu)
untuk menyesatkan banyak orang.
Tetapi malam ini kita mendapatkan pengertian yang suci, pengertian yang
mulia dan benar supaya oleh karena pengertian ini, kita lepas dari jerat
nabi-nabi palsu.
Tentang: BINATANG BUAS.
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor
binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh;
di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis
nama-nama hujat.
Seekor binatang buas yang keluar dari dalam laut -> antikris. Kemudian, adapun rupa dari binatang buas ini:
1. Bertanduk sepuluh -> memiliki
kuasa sebab tanduk itu berbicara tentang kuasa.
2. Berkepala tujuh -> mereka
adalah pemimpin yang sempurna, kepala = pemimpin dan tujuh = sempurna.
3. Di atas tanduk-tanduknya terdapat
sepuluh mahkota -> tanda kemenangan terhadap dosa.
4. Di atas kepalanya tertulis nama-nama
hujat -> bahwa mereka adalah penghujat, menghujat Allah,
menghujat kerajaan Allah serta yang ada di dalamnya.
Berarti binatang yang keluar dari dalam laut ini melayani, tetapi dengan
dengan akal-akalan, seolah-olah mereka berkuasa, seolah-olah mereka pemimpin
yang sempurna, seolah-olah mereka berkemenangan terhadap dosa, namun terlihat suatu
keanehan sebab di dahi mereka tertulis nama-nama hujat; menghujat Allah,
menghujat kerajaan-Nya, dan menghujat segala yang ada di dalamnya.
Pelayanan dengan akal-akalan adalah pelayanan yang palsu, tidak benar
dihadapan Tuhan.
Wahyu 13:16-18
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga
kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi
tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17) dan tidak
seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai
tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
(13:18) Yang penting di sini ialah
hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang
itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah
enam ratus enam puluh enam.
Ciri-ciri orang-orang yang telah diterkam oleh binatang buas (antikris)
memakai tanda binatang itu pada tangan kanan mereka/pada dahi mereka. Adapaun
tanda itu adalah enam ratus enam puluh enam (666) -> bahwa tubuh,
jiwa, dan roh mereka telah dikuasai oleh daging.
- Angka enam pertama -> tubuh dikuasai
oleh daging.
- Angka enam kedua -> jiwa dikuasai
oleh daging.
- Angka enam ketiga -> roh dikuasai
oleh daging.
Jadi tubuh, jiwa, dan roh mereka telah dikuasai oleh daging.
Maka kalau dikuasai oleh daging tandanya kehidupan mereka hanya mengikuti
keinginan dan hawa nafsu danging itu sendiri, tidak lebih, tidak kurang. Orang
yang hidup menurut hawa nafsu daging tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh,
tidak memikirkan kegiatan-kegiatan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan
percayakan. Kalaupun ada di dalam kegiatan Roh (kalaupun mereka berada di
tengah ibadah dan pelayanan) tetapi sesungguhnya kehidupan mereka dikuasai oleh
daging.
Sejatinya; mereka tidak beribadah kepada Tuhan, mereka hanya untuk
memuaskan hawa nafsunya.
Hati-hati kalau ada di antara kita beribadah, tetapi tujuannya bukan untuk
memuji kemuliaan Tuhan, itu tanda bahwa tubuh telah dikuasai oleh daging, jiwa
telah dikusai oleh daging, dan roh juga telah dikusai oleh daging.
Kita kembali memperhatikan..
Wahyu 19:20
(19:20) Maka tertangkaplah binatang
itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan
tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang
telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya.
Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh
belerang.
Baik binatang buas (antikris) maupun nabi-nabi palsu
betul-betul bersatu di dalam hal mengadakan tanda-tanda heran (mujizat-mujizat)
dengan tujuan untuk menyesatkan banyak orang.
Binatang buas dan nabi palsu bersatu, bersepakat mengadakan tanda-tanda
heran untuk menyesatkan banyak orang. Jadi, di sini juga kita perhatikan, nabi
palsu mengadakan tanda-tanda di depan mata binatang buas (antikris) untuk
menyesatkan mereka yang menerima tanda binatang itu dan yang telah menyembah
patungnya.
Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari
kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka
yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu
mengikut binatang itu.
Di sini kita melihat, antikris mengadakan tanda-tanda heran yang ajaib.
Adapun tanda heran yang ajaib itu; luka parah yang membahayakan hidupnya itu
sembuh sehingga banyak orang mengikuti binatang itu.
Jadi, antikris (binatang yang keluar dari dalam laut) itu mengadakan
tanda-tanda heran, tanda-tanda yang ajaib, yaitu luka yang membahayakan
hidupnya itu sembuh sehingga oleh karena mujizat kesembuhan ini banyak orang
heran, banyak orang terkagum-kagum dan akhirnya kepincut dan mengikuti binatang
yang keluar dari dalam laut/antikris.
Bukankah salib Kristus tulus dan mulai untuk menyelamatkan kita, tetapi
binatang buas yang keluar dari dalam laut itu bergitu licik. Kenapa licik?
Karena naga memberikan kuasa dan takhtanya yang besar kepada antikris sehingga
ia dapat mengadakan mujizat, di mana luka yang parah yang membahayakan hidupnya
sembuh sehingga banyak orang kepincut dan
mengikuti binatang itu.
Ini suatu kebodohan dari pengikut-pengikut binatang yang keluar dari dalam
laut. Tetapi ada lagi kebodohan yang luar biasa yaitu..
Wahyu 13:4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu,
karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah
binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini?
Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Kebodohan yang tidak masuk akal adalah akhirnya mereka juga menyembah
naga/setan dan menyembah antikris.
Kemudian, mereka berkata; “...Siapakah yang sama seperti binatang ini?
Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?” Dari perkataan ini mereka terlihat lebih
bodoh dari orang bodoh.
Sekarang, mari kita gunakan akal sehat, apakah setan dan antikris lebih
berkuasa dari Tuhan Yesus Kristus?
Dari sinilah kita mengerti bahwa dasar mereka mengikuti Tuhan adalah
karena mujizat (tanda-tanda heran) semata, akhirnya menjadi bodoh. Kebodohan
itu tidak bisa ditolerir lagi karena kebodohannya itu luar biasa, lebih bodoh
dari orang bodoh sebab pada akhirnya
mereka menyembah naga dan menyembah antikris (manusia biasa). Yang lebih heran
lagi, mereka berkata; “...Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan
siapakah yang dapat berperang melawan dia?” Seolah-olah antikris lebih
berkuasa dari Tuhan Yesus Kristus.
Pertanyaannya; kenapa jadi bodoh dan bodohnya di luar akal sehat manusia
(tidak ketulungan)? Jawabnya sederhana; Karena dasar mereka mengikuti Tuhan
adalah mujizat, dasar mereka mengikuti Tuhan adalah karena terikat dengan
perkara lahiriah, bukan karena kemurahan/kasih karunia yaitu imam kepada salib
Kristus.
Maka kalau kita terikat dengan perkara lahiriah, misalnya; terikat dengan
harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, dan uang, itu yang membuat orang jadi
bodoh nanti.
Wahyu 13:5-6
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan
mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk
melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
(13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat
Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di
sorga.
Selanjutnya, di sini kita melihat antikris yang disebut juga pembinasa
keji berdiri di tempat kudus selama tiga tahun setengah (empat puluh dua bulan
lamanya). Pada saat itulah nanti binatang itu penuh dengan mulut kesombongan
dan hujat. Jadi sesuailah dengan 2 Petrus 2:18-19.
Antikris itu membuka mulutnya untuk menghujat:
1. Menghujat Allah.
2. Menghujat nama-Nya.
3. Menghujat kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
Tentang: NABI-NABI PALSU (GURU-GURU PALSU)
Wahyu 13:12-14
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang
pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan
semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh. (13:13)
Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari
langit ke bumi di depan mata semua orang.
(13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam
di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya
di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya
mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang,
namun yang tetap hidup itu.
Nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu juga
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat (mujizat-mujizat) yaitu menurunkan
api dari langit ke bumi dan mereka melakukan itu semua di depan semua orang,
tujuannya adalah untuk menyesatkan sebanyak mungkin orang percaya.
Tanda-tanda apabila seseorang telah disesatkan:
Menghormati binatang yang pertama (antikris) lebih dari menghormati Tuhan.
Prakteknya; mendirikan patung binatang itu.
Saudaraku, mendirikan patung binatang yang pertama, berarti; terikat
dengan penyembahan berhala.
Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, sedangkan roh yang
ada di dalam binatang yang pertama adalah roh jual beli, dikuasai oleh harta,
kekayaan, uang, kedudukan, jabatan, dan lain sebagainya.
Jadi kalau anak-anak Tuhan mendirikan patung binatang yang pertama,
terikat dengan harta, kekayaan, uang, kedudukan, jabatan, pendidikan yang
tinggi maka itu adalah tanda yang tidak dapat dipungkiri, bahwa ia telah
disesatkan oleh nabi-nabi palsu.
Tadi telah diajukan satu pertanyaan; Pilih mana, berada di dalam pesta
nikah Anak Domba, berarti telah terwujudnya tubuh Kristus yang sempurna itulah
tubuh mempelai, atau berada dalam pesta burung-burung itulah tubuh babel,
dikuasai roh najis. Pilih mana?
Kalau akhirnya memilih pesta nikah Anak Domba berarti; dimulai dari
sekarang kita harus memiliki sikap yang tegas untuk berpegang teguh kepada
Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, kalau tidak, tidak tertutup
kemungkinan kita juga dikuasai oleh roh antikris, dikusai oleh roh jual beli,
terikat dengan mamon, terikat dengan perkara lahiriah, termasuk di dalamnya
terikat dengan kedudukan, jabatan, dan pendidikan yang tinggi. Maka kalau semua
ini yang menjadi perkara yang utama dalam kehidupan seseorang menunjukkan bahwa
dia sedang mendirikan patung binatang yang pertama.
Sekarang kita akan melihat..
Wahyu 13:15
(13:15) Dan kepadanya diberikan kuasa
untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung
binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang,
yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.
Selanjutnya, nabi palsu memberikan nyawa kapada patung binatang. Artinya;
seolah-olah orang yang menyembah berhala diberi kehidupan (memperoleh hidup
yang kekal) sebab memang kita melihat binatang itu berbicara juga bertindak begitu rupa.
Jadi nanti memang, antikris akan menguasai pasar tunggal, pasar dunia ini
akan dikuasai oleh antikris dan uang yang akan mengatur segala sesuatunya,
mereka boleh menjual dan membeli. Tetapi syaratnya; mereka menerima tanda di
dahi ataupun di tangan kanan, itulah cap meterai dari antikris.
Jadi, patung binatang itu dapat berbicara dan bertindak begitu rupa, dapat
mengatur seantero dunia ini.
Hati-hati kalau tidak dari sekarang kita bertindak tegas maka tidak
tertutup kemungkinan pelan-pelan akan digiring sampai akhirnya nanti banyak
orang disesatkan.
Maka kita patut bersyukur kepada Tuhan, Dialah Kepala Gereja Mempelai Pria
Sorga, Kristus Kepala, Dia penyelamat tubuh-Nya lewat Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel, jauh dari ajaran nabi palsu (guru palsu) dan antikris.
Wahyu 19:19-21
(19:19) Dan aku melihat binatang itu dan
raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka telah berkumpul untuk melakukan
peperangan melawan Penunggang kuda itu dan tentara-Nya. (19:20) Maka tertangkaplah
binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan
tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang
telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya
dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang.
(19:21) Dan semua orang lain dibunuh
dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang kuda itu; dan semua burung
kenyang oleh daging mereka.
Pada akhirnya mereka (binatang buas/antikris dan nabi-nabi palsu)
mengalami kekalahan yang besar, mereka akan ditangkap dan dilemparkan ke dalam
api neraka.
Inilah akhir dari pelayanan dari antikris dan nabi-nabi palsu itu,
berakhir dengan kebinasaan, sangat tragis.
Maka untuk apa kita memperoleh seisi dunia ini kalau akhirnya binasa?
Matius 16:24-26
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada
murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
(16:25) Karena barangsiapa mau
menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
(16:26) Apa gunanya seorang memperoleh
seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat
diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Saudaraku, “menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Tuhan”
dia akan hidup sampai selama-lamanya.
Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, memperolah harta,
kekayaan, uang yang banyak tetapi harus kehilangan nyawanya? Dan apakah dapat
diberikannya sebagai ganti naywanya? tidak bisa.
Demikian juga halnya antikris dan nabi-nabi palsu akhirnya dilemparkan ke
dalam api neraka.
Apa bisa harta dan kekayaan menyelamatkan mereka dari api yang
bernyala-nyala untuk selama-lamanya, jelas tidak bisa.
Maka yang berliku-liku harus diuruskan oleh Pengajaran Salib, sudut
pandang yang salah, paradigma yang salah, cara berpikir yang salah atau pernah
mengambil keputusan yang salah, malam ini kita diluruskan oleh Tuhan.
Wahyu 19:21
(19:21) Dan semua orang lain dibunuh
dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang kuda itu; dan semua burung
kenyang oleh daging mereka.
“Dan semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang kuda itu...”
Pedang di sini adalah firman Allah.
Ini adalah pembalasan terhadap mereka yang menolak firman Allah, firman
Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel itulah Pengajaran Salib yang
meluruskan kehidupan yang berliku-liku.
Maka kalau dari sejak sekarang kita menolak Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel itulah Pengajaran Salib maka dia akan mendapatkan
penghukuman yang setimpal itulah penghukuman dari firman Alllah itu sendiri.
Kembali kita membaca..
Kejadian 37:21
(37:21) Ketika Ruben mendengar hal ini, ia
ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka, sebab itu katanya:
"Janganlah kita bunuh dia!"
Kemudian pada ayat 21; Ruben berusaha untuk melepaskan Yusuf
dari tangan meraka, dari saudara-saudara Yusuf yang lain. Tetapi sebetulnya
Ruben bukan Tuhan Yesus, dia bukan Allah yang berkuasa sebab rencana Allah
harus dinyatakan kepada kaum muda remaja, kepada umat Tuhan. Memang Yusuf harus
diutus ke Mesir untuk mendahului saudara-saudaranya maka rencana penyelamatan
ini bukan pekerjaan manusia, bukan pekerjaan hamba Tuhan, bukan pekerjaan
siapapun di atas muka bumi ini, namun ini adalah pekerjaan dari sengsara salib.
Maka kalau seandainya Ruben menolong Yusuf, rencana Allah yang besar dalam
rangka penyelamatan terhadap tubuh-Nya batal, tidak terlaksana. Jadi Ruben
bukan Tuhan yang berkuasa.
Ibadah dan pelayanan yang kita jalankan ini adalah pekerjaan Tuhan, ini
pekerjaan Roh maka jangan kita mendukakan Roh Kudus menjelang hari
penyelamatan.
Menghujat anak Allah masih diampuni, tetapi menghujat Roh Tuhan tidak ada
pengampunan.
Ibadah dan pelayanan ini pekerjaan Roh Tuhan, ini bukan pekerjaan manusia,
tetapi kita harus berada di dalam rencana Allah.
Kita bersyukur, kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa Pengajaran
Mempelai adalah harga mati, tidak ada lagi cara lain untuk menyelamatkan
tubuh-Nya sebab semua peralatan yang ada di dalam Tabernakel, mulai dari
Halaman, Ruangan Suci sampai Ruangan Maha Suci sudah ditandai atau diperciki
dengan darah, sebab tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. Amin
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment