KITAB RUT
(Seri: 40)
Subtema: “RUT
PEKERJA YANG TERAKHIR”
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita
sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita diijinkan untuk menjalankan
Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Mari kita mohonkan
kemurahan Tuhan supaya Tuhan membukakan firman-Nya malam ini untuk melawat
kehidupan kita sehingga kehidupan kita dipulihkan, ibadah, pelayanan, rumah
tangga, segala sesuatu dipulihkan, berkat berkelimpahan menjadi bagian dari
kehidupan kita masing-masing.
Juga saya tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan,
umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan
lewat live streaming, video internet, youtube, facebook, dimapaun anda
berada, di dalam dan di luar negeri kiranya Tuhan memberkati kita.
Kiranya kemurahan dan rahmat-Nya turun atas
kita sekaliannya, Tuhan Yesus Kristus memberkati.
Segera kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Rut 2, kita masih
memperhatikan ayat 4 selanjutnya kita akan membaca ayat 5.
Rut 2:4
(2:4) Lalu
datanglah Boas dari Betlehem. Ia berkata kepada penyabit-penyabit itu: "TUHAN
kiranya menyertai kamu." Jawab mereka kepadanya: "TUHAN kiranya
memberkati tuan!"
Kesimpulan dari ayat 4 ini; Boas sangat memperhatikan
pekerja-pekerja di ladangnya di dalam hal penyertaan Tuhan.
Memang imam-imam maupun
hamba-hamba Tuhan sangat membutuhkan penyertaan Tuhan dalam hal melayani
pekerjaan Tuhan sebab tanpa Tuhan tidak ada seorangpun yang sanggup melayani
pekerjaan Tuhan.
Rut 2:5
(2:5) Lalu kata
Boas kepada bujangnya yang mengawasi penyabit-penyabit itu: "Dari
manakah perempuan ini?"
Selanjutnya
di ayat 5 kita melihat, Boas bertanya kepada hamba yang mengawasi
penyabit-penyabit itu; "Dari manakah perempuan ini?" Pertanyaan
ini menunjukkan bahwa Rut tidak luput dari perhatian Boas.
Tadi kita sudah melihat perhatian
Boas terhadap pekerja-pekerja di ladangnya dalam hal penyertaan Tuhan, demikian juga dengan Rut tidak luput dari perhatian
Boas.
Oleh sebab itu jangan kita
membawa diri berada di ladang dunia yang
hanya menghasilkan onak dan duri, yaitu;
1. Kekuatiran.
2. Ketidaktaatan kepada
Tuhan.
Kemudian kita juga jangan membawa
diri di dalam ladang si pemalas yang
hanya menimbulkan onak dan duri, yaitu;
1. Kemiskinan.
2. Kekurangan.
Pendeknya; ladang dunia dan
ladang si pemalas hanya menghasilkan onak dan duri saja. Onak dan duri ini
sifatnya menyakiti dan menyengsarakan kehidupan dari anak-anak Tuhan. Tetapi di
sini kita melihat, Rut membawa dirinya berada di ladang Boas sehingga dia turut
diperhatikan oleh Boas. Demikian juga kalau kita membawa diri barada di ladang
Tuhan maka kita turut diperhatikan oleh Tuhan tanpa terkecuali sampai kedalaman
hati kita masing-masing, tidak tanggung-tanggung.
Amsal 3:34
(3:34) Apabila
Ia menghadapi pencemooh, maka Iapun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati
dikasihani-Nya.
Tetapi orang yang rendah hati
dikasihaninya. Kemudian orang yang rendah hati menerima pujian...Amsal 29:23.
Amsal 18:12
(18:12) Tinggi
hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.
Biarlah kiranya kita rendah hati
di dalam mengerjakan pekerjaan Tuhan karena kerendahan hati mendahului
kehormatan dan karena kerendahan hati seorang hamba Tuhan, seorang pekerja di
ladang Tuhan menerima pujian bahkan seorang hamba Tuhan yang rendah hati juga
dikasihani oleh Tuhan.
Kesimpulannya; orang yang rendah
hati dikasihani, menerima pujian, mendahului kehormatan. Dan itu merupakan
perhatian Tuhan kepada pekerja-pekerja di ladang Tuhan.
Kita kembali membaca..
Rut 2:5
(2:5) Lalu kata
Boas kepada bujangnya yang mengawasi penyabit-penyabit itu: "Dari
manakah perempuan ini?"
Ayat ini menjelaskan pada kita
bahwa Rut adalah pekerja yang terakhir
di ladang Boas.
Di hari-hari terakhir ini kita
harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk mengumpulkan jelai gandum. Kita perhatikan keadaan yang sudah singkat
dimana dunia ini akan segera berlalu.
Matius 20:8-10
(20:7) Kata
mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka:
Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. (20:8) Ketika hari malam tuan itu
berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah
mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk
terdahulu.
(20:9) Maka
datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima
masing-masing satu dinar. (20:10) Kemudian datanglah mereka yang
masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun
menerima masing-masing satu dinar juga.
Yang masuk terakhir yaitu pada pukul lima dan yang masuk terdahulu
sama-sama menerima upah satu dinar. Ini
adalah kemurahan bagi pekerja yang masuk pada pukul lima, pada hari-hari
terakhir sebab sama-sama menerima upah satu dinar dari tuan yang punya ladang itu. Yesus Kristus adalah Tuan dari semua hamba-hamba Tuhan kasih karunia
dan kebenaran.
Matius 20:11-14
(20:11) Ketika
mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, (20:12)
katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau
menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung
panas terik matahari. (20:13) Tetapi tuan itu menjawab seorang dari
mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita
telah sepakat sedinar sehari? (20:14) Ambillah bagianmu dan pergilah; aku
mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.
Pekerja-pekerja yang masuk
terakhir mendapat upah sedinar, ini adalah kemurahan hati Tuhan. Kemurahan
semacam ini harus dihargai dengan sebaik-baiknya. Waktu yang singkat yang masih
tersedia ini dimanfaatkan sedemikian rupa, jangan diabaikan, jangan bermasa
bodoh, jangan membawa diri kita berada di ladang dunia yang hanya menimbulkan
kekuatiran dan ketidaktaatan kepada Tuhan. Kemudian jangan membawa diri kita
ini berada di ladang si pemalas yang hanya menghasilkan onak dan duri,
kemiskinan dan kekurangan. Onak duri itu cukup menusuk, menyakiti kehidupan
anak-anak Tuhan.
Perhatikan waktu ini adalah waktu yang sudah singkat.
Yohanes 9:4
(9:4) Kita
harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan
datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.
Selama masih ada waktu kita harus
mengerjakan pelayanan ini dengan segala kerendahan hati sebab akan tiba
waktunya dimana tidak ada seorangpun yang dapat
bekerja. Ayo manfaatkan kesempatan yang ada, mengingat hari-hari ini adalah
hari-hari terakhir. Jangan sampai waktu yang tersisa yang tinggal sedikit ini
masih saja diabaikan begitu saja. Ingat kesempatan hanya datang satu kali,
jangan seperti Esau sibuk berburu daging mengabaikan kesempatan yang Tuhan
percayakan sebab ia
menganggap ringan hak kesulungan, dia menganggap enteng ibadah dan pelayanan
sehingga ketika dia mencari berkat yang satu itu ia ditolak sebab tidak ada
lagi kesempatan bagi dia untuk bertobat.
Syarat bekerja di ladang Tuhan..
Matius 20:10-12
(20:10) Kemudian
datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak,
tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. (20:11) Ketika
mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, (20:12)
katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau
menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung
panas terik matahari.
Pekerja-pekerja yang masuk
terdahulu bersungut-sungut kepada tuannya itu karena pekerja-pekerja yang
terakhir, (yang masuk pada pukul lima) sama-sama menerima upah yaitu satu dinar.
Banyak orang melayani Tuhan disertai dengan sungut-sungut.
Persungutan-persungutan di dalam melayani pekerjaan Tuhan tidak boleh terjadi, sebab, ibadah
dan pelayanan yang kita kerjakan ini adalah pekerjaan Tuhan, ini bukan
pekerjaan manusia.
Jadi kalau kita bersungut-sungut
di dalam melayani pekerjaan Tuhan maka sama dengan bersungut-sungut kepada
Tuhan.
Matius 20:13
(20:13) Tetapi
tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil
terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?
Bersungut-sungut menunjukkan
bahwa pekerja-pekerja yang masuk terdahulu telah melupakan kesepakatan (perjanjian) yang
telah dibuat.
Mari kita lihat perjanjian (kesepakatan)
yang telah dibuat itu..
Ibrani 10:9
(10:9) Dan
kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."
Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
Yesus datang ke dunia untuk
melakukan kehendak Allah Bapa “Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan
yang kedua.”
Yang pertama-> perjanjian menurut hukum taurat,
disebut ibadah taurat, ibadah yang dijalankan secara lahiria/ rutinitas atau kebiasaan.
Ibrani 10:1-3
(10:1) Di dalam
hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang,
dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang
sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak
mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. (10:2)
Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi,
sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah
disucikan sekali untuk selama-lamanya. (10:3) Tetapi justru oleh
korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.
Binatang yang dipersembahkan
sebagai korban bakaran (korban keselamatan) adalah bayangan dari keselamatan
yang akan datang bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri.
Pendeknya; ibadah yang dijalankan secara taurat (ibadah lahiriah)
merangsang dosa.
Kalau saja korban yang
dipersembahkan dalam bentuk hukum taurat itu dapat menghentikan dosa maka orang
pasti tidak akan melakukan dosa. Tetapi justru dengan korban yang sama yang
terus-menerus dipersembahkan, mengingatkan orang terhadap dosa. Berarti ibadah
taurat itu merangsang dosa karena dia masih mempunyai pengharapan dengan
korban-korban selanjutnya, sehingga ada
keinginan untuk berbuat dosa. Itu sebabnya yang pertama dihapuskan untuk
menegakkan yang kedua.
Matius 20:11-12
(20:11) Ketika
mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, (20:12)
katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau
menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung
panas terik matahari.
Di sini kita perhatikan, pekerja-pekerja
yang masuk terdahulu bersungut-sungut karena mereka memandang terhadap yang
sudah mereka perbuat yaitu “sehari suntuk dan menanggung panas terik
matahari”
Pendeknya; pekerja-pekerja yang
masuk terdahulu itu mengingat perjanjian yang pertama, tetapi mengabaikan
perjanjian yang kedua/tidak menegakkan yang kedua. Sehingga itu menjadi
suatu persoalan yang serius di tengah ibadah dan pelayanan. Kalau memandang
terhadap perjanjian yang pertama, tetapi yang kedua tidak ditegakkan itu
menjadi persoalan yang serius.
Saudaraku, memandang terhadap apa
yang mereka perbuat itu adalah suatu kesombongan. Tinggi hati (sombong)
mendahului kejatuhan. Sadar atau tidak sadar roh kesombongan itu banyak sekali
menguasai orang-orang yang melayani Tuhan, mereka bekerja, tetapi bermegah
terhadap hasil usahanya sendiri.
Memandang terhadap apa yang kita
perbuat itu sama dengan kesombongan/bermegah terhadap hasil usaha.
Roma 3:23-24
(3:23) Karena
semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, (3:24)
dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan
dalam Kristus Yesus.
Kita dibenarkan oleh karena
penebusan darah salib Kristus itu adalah kasih karunia (kemurahan hati Tuhan).
Berarti, seorang pekerja di ladang Tuhan tidak boleh bermegah dengan
segala jerih lelahnya karena sebenarnya hal itu tidak sebanding dengan kasih
karunia Tuhan.
Perjanjian yang kedua yaitu kemurahan hati Tuhan tidak
boleh dilupakan sebab manusia dibenarkan oleh karena iman, bukan karena hasil
usaha, bukan karena perbuatan kita.
Roma 3:27
(3:27) Jika
demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan
apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!
Saudaraku, kita bermegah
berdasarkan iman sebab kita dibenarkan oleh karena iman, bukan karena perbuatan
kita yang bayak apalagi kalau sedikit.
Ingat kita adalah manusia yang
telah jatuh kedalam dosa sehingga oleh karena dosa itu hilanglah kemuliaan
Allah = merusak gambar dan rupa Allah, tetapi kita akhirnya dibenarkan oleh
penebusan darah salib Kristus, itu adalah kasih karunia, itu adalah
kemurahan Tuhan, tidak boleh diabaikan,
perjanjian yang kedua harus ditegakkan, yang seharusnya diabaikan pengorbanan diri. Oleh sebab itu, jangan kita membesar-besarkan
segala yang telah kita perbuat
seperti pekerja-pekerja yang masuk terdahulu (dari pagi sampai jam enam sore, sehari suntuk) mereka membesar-besarkan
jerih lelah itu dihadapan Tuhan. Apakah kita boleh bermegah atas dasar itu?
Tidak, kita bermegah karena kita telah dibenarkan karena iman.
Roma 3:28
(3:28) Karena
kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia
melakukan hukum Taurat.
Jadi, manusia dibenarkan
karena iman bukan karena melakukan hukum taurat. Bukan karena perbuatannya
yang banyak, bukan karena pengorbanannya yang banyak, tetapi karena iman di
dalam Kristus. Dan kita harus menyadari itu dengan baik, kita harus yakini
kebenaran iman, bukan yakin dengan perbuatanmu yang bayak itu. Terlalu konyol
rasanya, mengabaikan yang kedua, namun mengingat pengorbanan dan jerih lelah (perjanjian yang pertama).
Praktek kesombongan dari seorang
hamba Tuhan dalam melayani pekerjaan Tuhan..
Matius 20:10
(20:10) Kemudian
datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak,
tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga.
Jadi pekerja-pekerja yang masuk
terdahulu menyangka bahwa mereka akan mendapat upah lebih banyak dari pekerja
yang masuk terakhir yaitu pekerja yang masuk pada pukul lima. Hal itu terjadi
karena mereka memandang kepada, pengorbanan yang banyak, tetapi mengabaikan
yang kedua. Terlalu aneh rasanya kalau anak-anak Tuhan membesarkan
pengorbanannya, perbuatannya, tetapi pengorbanan Tuhan dikecilkan.
Kalau saudara ingat di dalam
injil Matius 22; murid-murid bertengkar karena saling membesarkan diri
satu dengan yang lain, lalu Tuhan memberitahukan hal tentang yang terbesar
kepada mereka yaitu “yang terbesar hendaklah menjadi yang termuda, pemimpin
menjadi pelayan” karena Yesus sendiri berada di tengah-tengah murid-murid
untuk melayani mereka. Sedangkan menurut ukuran dunia yang disebut pemimpin
adalah para pembesar-pembesar, para raja-raja, para yang disebut orang kaya,
dan lain sebagainya. Memang menurut ukuran dunia, yang terbesar adalah mereka
yang duduk makan, tetapi Yesus berkata; “Aku ada di tengah-tengah kamu dan
melayani kamu, memberi kamu makan.” Pendeknya; Yesus adalah Pemimpin
sejati sepanjang masa. Lalu Yesus berkata lagi; “Kamulah yang tetap
tingal diam bersama-sama dengan Aku.” Dilanjutkan dengan berkata; “Petrus,
iblis sedang menanti kamu, tetapi Aku berdoa supaya imanmu tidak gugur.”
Apa maksud dibalik ini semua?
Ternyata seorang pekerja-pekerja di ladang Tuhan, hamba-hamba Tuhan tidak boleh
sombong, harus rendah hati melayani pekerjaan Tuhan, tidak boleh membesarkan
perbuatan yang banyak, dan
melupakan salib kristus.
Matius 20:11-12
(20:11) Ketika
mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, (20:12)
katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau
menyamakan mereka dengan kami yang sehari
suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.
Saudaraku, karena menerima upah
yang sama akhirnya pekerja-pekerja yang terdahulu bersungut-sungut kepada
tuannya. Adapun alasan persungutan mereka; “Kami yang sehari suntuk bekerja
berat dan menanggung panas terik matahari.” Artinya mereka bersungut-sungut
karena sengsara salib dan aniaya karena firman.
Bekerja berat =
sengsara salib, kemudian panas terik
matahari = aniaya karena firman. Berarti; bersungut-sungut terhadap
kasih karunia, bersungut-sungut terhadap kemurahan hati Tuhan.
Karena Tuhan murah hati kepada
pekerja yang masuk terakhir, mereka bersungut-sungut = bersungut-sungut
terhadap kemurahan hati Tuhan. Semakin hari kita harus semakin dewasa.
Masih ingat waktu pertama
perjumpaan kita dengan Tuhan, keadaan
kita persis seperti kanak-kanak, tetapi seiring bertambahnya pembukaan firman
yang sudah kita terima, kita semakin dewasa terhadap tanggung jawab yang
dipercayakan oleh Tuhan.
Sekarang kita akan bandingkan
ketika perjanjian yang kedua ditegakkan..
Perjanjian yang kedua ->
Kasih karunia dan kemurahan hati Tuhan kepada kita.
1 Korintus 9:17
(9:17) Kalau
andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak
menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri,
pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.
“Pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan
kepadaku” artinya; Melayani pekerjaan Tuhan adalah sebuah kepercayaan Tuhan yang
besar sehingga setiap pekerja-pekerja harus memberi pertanggungan jawab kepada Tuhan. Harus bertanggung jawab terhadap
kepercayaan Tuhan, jangan hanya menuntut upah, jangan hanya menuntut ini dan
itu, tetapi seorang pekerja harus memberikan pertanggungan jawab atas apa yang
dipercayakan oleh Tuhan, tidak boleh main-main.
Maka saya sebetulnya tidak mudah
mempercayakan tanggung jawab terhadap orang yang main-main apalagi yang pernah mengundurkan diri dari pekerjaan Tuhan. Biar
bodoh kalau mau menyerah, rendah hati, dengar-dengaran, itu yang dipakai oleh
Tuhan bukan siapa yang pintar, siapa yang kuat. Tuhan tidak percaya kepada orang yang merasa hebat, merasa
pintar, dan tidak dengar-dengaran karena orang semacam ini nanti akan memakai
logika dan berani memberontak seperti pekerja-pekerja yang masuk terdahulu.
Maka melayani pekerjaan Tuhan
adalah kepercayaan dari Tuhan dan setiap pekerja-pekerja harus memberi
pertanggungan jawab kepada Tuhan, tidak boleh bersungut-sungut, tidak boleh
memberontak, tidak boleh menggunakan trik dan intrik.
1 Korintus 9:18
(9:18) Kalau
demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil
tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita
Injil.
Saudaraku, upah kita bekerja
untuk Tuhan adalah bekerja tanpa upah. Berarti; bagi Rasul Paulus
kepercayaan Tuhan terhadap pekerja-pekerja adalah lebih penting dari sekedar
menuntut upah (haknya), bersungut-sungut menuntut upah.
Kepercayaan Tuhan itu jauh lebih
besar dari pada bersungut-sungut menuntut upah karena hasil jerih payah.
Apa upah yang terbesar? Upah
yang terbesar adalah kalau dipercaya untuk melayani Tuhan.
Tidak banyak hamba Tuhan
dipercaya untuk melayani Tuhan sekalipun dia melayani di altar, berdiri di
tempat kudus, belum tentu itu berasal dari Tuhan, banyak orang melayani karena
keingiannya bukan keinginan Tuhan. Kalau hamba Tuhan perhatiannya tertuju
kepada perkara lahiriah, dia bukanlah hamba Tuhan yang berasal dari Tuhan,
namun dia melayani karena keinginannya.
1 Korintus 9:14-15
(9:14) Demikian
pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup
dari pemberitaan Injil itu. (9:15) Tetapi aku tidak pernah mempergunakan
satupun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun
diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada...! Sungguh,
kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapapun juga! (9:16) Karena jika aku
memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri.
Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak
memberitakan Injil.
Semakin jelas sekali bahwa Rasul Paulus menuliskan isi hatinya
kepada jemaat di Korintus yaitu; “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan
Injil.” Itu yang menjadi nomor satu di dalam kehidupan Rasul Paulus adalah melayani Tuhan, dia tidak menuntut hak karena
dia sadar bahwa upah yang terbesar adalah bila dipercaya oleh Tuhan.
Ayo, belajar untuk dapat dipercaya, perkataannya dan perbuatannya dapat dipercaya. Pendeknya;
lahir batin dapat dipercaya, suami dapat dipercaya, istri dapat dipercaya, anak
dapat dipercaya, orang tua dapat dipercaya, setiap insan dapat dipercaya, itu
upah yang terbesar dari Tuhan. Upah yang terbesar adalah kalau dia dipercaya
melayani Tuhan.
Jadi, jangan lupa dan jangan
mengabaikan perjanjian yang kedua, tetapi abaikanlah perjanjian yang pertama (nenuntut hak), tegakkanlah yang kedua, yaitu; kemurahan hati Tuhan.
Sekarang kita akan membaca..
Lukas 22:28
(22:28) Kamulah
yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku
alami. (22:29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama
seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, (28:30) bahwa kamu akan makan dan
minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta
untuk menghakimi kedua belas suku Israel. (28:31) Simon, Simon, lihat,
Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, (28:32) tetapi
Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau
engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."
Tuhan itu tahu tentang segala sesuatu yang sedang dihadapi umat-Nya. Dia senantiasa berdoa kepada kita supaya iman kita jangan gugur
di dalam melayani pekerjaan Tuhan, di dalam mengikuti, mengiringi Tuhan. Tuhan
sangat mengerti dengan apa yag sedang kita alami dan kita hadapi. Itu sebabnya Dia
berdoa kepada Simon Petrus.
Dari awal Yesus sudah berkata
kepada murid-murid; “Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku
dalam segala pencobaan yang Aku alami.”
Lukas 22:33-34
(22:33) Jawab
Petrus: "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan
Engkau!" (22:34) Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata
kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali
menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku."
Jadi, jangan kita menganggap diri
mampu menghadapi penderitaan yang dihadapi oleh Tuhan Yesus Kristus, tidak
boleh sombong. Di sini kita perhatikan Simon Petrus terlalu sombong, menganggap
diri bisa menanggung penderitaan yang dialami oleh Tuhan Yesus Kristus, dia
tidak butuh nasehat sekalipun Tuhan sudah memberikan suatu pernyataan supaya
imannya jangan gugur oleh karena penderitaan yang dialami oleh Yesus Kristus.
Padahal Tuhan jauh lebih tahu, Tuhan lebih tahu segala pergumulan-pergumulan
yang akan dialami oleh umat Tuhan, tetapi dia merasa diri hebat.
Kalau kita melihat di Matius
26, kenyataannya Petrus tiga kali menyangkal Yesus dan itu terjadi sebelum
ayam berkokok, ternyata dalam hal ini Tuhan yang benar. Kesombongan,
keangkuhan, kemampuan yang berasal dari manusia daging tidak bisa berbuat
apa-apa, kemurahan Tuhan yang benar jikalau kita terima dengan rendah hati.
Hai sidang jemaat Gpt “Betania”
kita dituntut untuk tetap tinggal bersama-sama
dengan Tuhan, dan juga dituntut untuk rendah hati, jangan cepat-cepat melupakan kemurahan Tuhan.
Saya berharap kita semua,
laki-laki perempuan, tua muda kiranya juga mendapat perhatian dari Tuhan, seperti Rut.
Kerendahan hati mendahului
kehormatan, orang yang rendah hati dikasihani oleh Tuhan, orang yang sombong
mendahului kejatuhan. Itu sebabnya saya katakan tadi, perlu merendahkan diri
untuk segera mengakui pelayanan Imam Besar, mengakui doa-doa dari Imam Besar
sebab kita masih butuh nasehat firman.
Yang benar adalah Tuhan, bukan Petrus sebab Petrus pada akhirnya menyangkal Tuhan sebanyak 3 kali.
Lukas 5:5
(5:5) Simon
menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami
tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan
menebarkan jala juga."
Di sini kita perhatikan, ketika
Simon Petrus mengandalkan kemampuannya, kekuatannya, kepandaiannya, dalam hal
menangkap ikan, tetapi justru di situ dia gagal. Banyak diantara kita merasa karena
dia punya pendidikan di bidang tertentu, lalu merasa dia tidak butuh lagi
nasehat, tetapi justru di situ dia gagal. Sebab itu kita butuh nasehat, kita
harus dengar-dengaran, kita juga
sangat membutuhkan doa Imam Besar.
Kolose 3:12
(3:12) Karena
itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah
belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
Hai orang-orang pilihan yang
dikuduskan oleh Tuhan kenakanlah lima hal, yaitu;
1. Belas kasihan.
2. Kemurahan.
3. Kerendahan hati.
4. Kelemahlembutan.
5. Kesabaran.
Supaya kita berhasil di dalam
melayani pekerjaan Tuhan.
Orang-orang pilihan->
orang-orang yang melayani pekerjaan Tuhan sehingga kita mendapat perhatian dari
Tuhan, sekalipun kita berada di ladang Tuhan pada detik-detik terakhir.
Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, hari yang sudah sangat singkat sekali,
kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, biar kita mendapat perhatian dari Tuhan.
Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment