IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 13
FEBRUARI 2020
KITAB RUT
(Seri: 81)
Subtema: RAPI TERSUSUN OLEH PEMBUKAAN FIRMAN ALLAH
Shalom.
Pertama-tama saya
mengucapkan puji syukur kepada Tuhan;
oleh karena kasih dan kemurahan-Nya,
kita dimungkinkan untuk mengusahakan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan
Perjamuan Suci.
Saya juga tidak lupa
menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti
pemberitaan Firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube,
Facebook, di mana pun anda berada.
Marilah kita berdoa
mohonkan kemurahan Tuhan supaya kiranya Tuhan bukakan Firman-Nya pada malam
hari ini, sehingga Ibadah Pendalaman Alkitab malam ini menjadi ibadah yang
mengandung janji baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang,
selanjutnya ibadah ini bagaikan dupa berbau harum, menyenangkan dan menyukakan
hati Tuhan, sehingga kita pulang tidak sama ketika kita datang, ibadah kita
tidak kering-kering, ibadah dan pelayanan kita diberkati oleh Tuhan.
Segera saja kita
memperhatikan Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB RUT.
Rut 2:18-19
(2:18)
Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa
yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada
mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu,
(2:19) maka berkatalah mertuanya
kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini?
Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!" Lalu
diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya:
"Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas."
Kita memperhatikan ayat
18; “...Ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya sisa
yang ada setelah kenyang itu...” Kalimat ini menunjukkan bahwa Rut
berada di dalam kelimpahan. Tandanya; Rut dapat berbagi atau dapat
memberi hasil dari tuaian itu kepada Naomi mertuanya itu.
Selanjutnya reaksi Naomi
terhadap pemberian Rut tersebut ada dua, yakni:
Yang
pertama: Naomi bertanya kepada Rut; “Di mana engkau memungut dan di
mana engkau bekerja hari ini?”
Dari pertanyaan ini
menunjukkan bahwa Naomi sangat terheran-heran melihat hasil tuaian yang
diberikan oleh Rut kepadanya. Oleh sebab itu, jangan kita membawa diri kepada
ladang si pemalas dan ladang dunia karena kedua ladang tersebut hanya
menghasilkan onak dan duri, hal itu sangat menyakiti dan merugikan gereja
Tuhan.
Sebaliknya, kalau kita
berada di ladang Tuhan, kita akan menuai kelimpahan sehingga kita dapat berbagi
dengan orang lain. Hal itu akan membuat orang lain terheran-heran karena hasil
tuaian yang limpah.
Yang
kedua: Naomi memberi tanggapan (pernyataan) positif dengan berkata; “Diberkatilah
kiranya orang yang memperhatikan engkau itu.” Dari ungkapan ini menunjukkan
bahwa dari diri Naomi terlihat ucapan syukur yang dalam dan ucapan terimakasih
setinggi-tingginya kepada Tuhan.
Penjelasan
untuk hal ini telah disampaikan dari
2 Korintus 9:5 pada
minggu yang
lalu -- Ibadah Pendalaman Alkitab, 06 Februari 2020 dengan alamat https://gptserangcilegon.blogspot.com/2020/02/ibadah-pendalaman-alkitab-06-februari.html --.
Sekarang kita kembali
memperhatikan..
Rut 2:19
(2:19) maka
berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana
engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan
engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia
bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah
Boas."
“Lalu
diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja.”
Pendeknya, Rut menjawab dan berkata kepada Naomi mertuanya itu: “Nama
orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas.”
Jawaban Rut kepada Naomi
mertuanya itu sangat terkesan di hati saya, juga mungkin sangat terkesan di
hati kita masing-masing.
Boas rohani itulah gambaran
dari Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja, dan Mempelai Pria Sorga.
Sekarang ini kita sedang berada di ladang Tuhan, jelas ini merupakan kemurahan Tuhan kepada kita, dengan kata lain;
berada di dalam kelimpahan sehingga kita boleh berbagi dengan orang lain, yang
membangkitkan dua hal, yakni;
1. Orang lain akan
terheran-heran seperti Naomi.
2. Orang lain akan mengucap
syukur yang dalam kepada Allah sama halnya seperti Naomi.
Sebaliknya, kalau kita
berada di ladang si pemalas dan berada di ladang dunia, akan
membuat orang lain tersakiti dan membuat orang lain juga bersungut-sungut
karena onak dan duri yang menjadi pemicunya.
Lebih dalam kita melihat suasana
dari ladang Tuhan...
Matius 6:28-29
(6:28) Dan
mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh
tanpa bekerja dan tanpa memintal, (6:29) namun Aku berkata
kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah
satu dari bunga itu.
Kalau kita berada di ladang Tuhan, maka yang kita alami dan yang
terjadi di dalam hidup kita adalah bagaikan bunga bakung di ladang, yang tumbuh
tanpa bekerja dan tanpa memintal.
Dari kalimat ini, ada tiga
kata yang dapat kita temukan, yaitu:
1. Tumbuh.
2. Bekerja.
3. Memintal.
Sekarang kita akan melihat,
Keterangan: TUMBUH.
Tumbuh, berarti; kalau kita
berada di ladang Tuhan maka akan terjadi pertumbuhan rohani yang sehat.
Efesus 4:12-15
(4:12)
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus, (4:13) sampai kita semua telah mencapai
kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh,
dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, (4:14)
sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa
angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang
menyesatkan, (4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di
dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang
adalah Kepala.
“Di dalam
kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah
Kepala.”
Jadi, pertumbuhan rohani
yang sehat mengarah kepada Kristus sebab Dia adalah Kepala Jemaat.
Kalau pertumbuhan rohani
mengarah kepada perkara lahiriah atau mengarah kepada hal-hal yang najis, maka
terbentuklah tubuh Babel. Tetapi pertumbuhan yang sehat merupakan pertumbuhan
yang mengarah kepada Kristus, sebab Dia adalah Kepala tubuh.
Efesus 4:16
(4:16)
Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, — yang rapi tersusun dan diikat
menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan
tiap-tiap anggota — menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Wujud dari pertumbuhan
rohani yang sehat akan terlihat dua hal, yaitu:
1. Rapi tersusun.
2. Diikat menjadi satu.
Kita akan melihat dua
perkara ini, dimulai dari wujud yang rapi tersusun.
Tentang: RAPI TERSUSUN.
Kehidupan yang rapi
tersusun, bagaikan sebuah bangunan yang indah dan megah, dibangun di atas batu
akan tersusun rapi. Adapun yang rapi tersusun, antara lain;
- Cara menjalankan
ibadah, rapi tersusun.
- Cara melayani Tuhan,
rapi tersusun.
- Tutur kata, rapi
tersusun, berarti; tidak asal mengumbar kata-kata (tidak asal bicara).
- Perilaku dan solah
tingkah, serta gerak geriknya, rapi tersusun, tidak urakan, dan tidak
sesumbar.
- Di dalam segala
perkara, dalam keadaan, situasi, dan kondisi apapun, rapi tersusun.
Sehingga di atas segalanya
nama Tuhanlah yang dipermuliakan.
Mari kita perhatikan, keadaan
yang rapi tersusun di dalam...
1 Raja-raja 10:2-5
(10:2)
Ia datang ke Yerusalem dengan pasukan pengiring yang sangat besar, dengan
unta-unta yang membawa rempah-rempah, sangat banyak emas dan batu permata yang
mahal-mahal. Setelah ia sampai kepada Salomo, dikatakannyalah segala yang ada
dalam hatinya kepadanya. (10:3) Dan Salomo menjawab segala pertanyaan
ratu itu; bagi raja tidak ada yang tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya
untuk ratu itu. (10:4) Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat
Salomo dan rumah yang telah didirikannya, (10:5) makanan di mejanya,
cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan
berpakaian, minumannya dan korban bakaran yang biasa
dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu.
Ratu Syeba melihat hikmat
Salomo dan rumah Tuhan yang telah didirikannya, semuanya rapi tersusun,
termasuk:
1. Makanan di mejanya.
2. Cara duduk
pegawai-pegawainya.
3. Cara pelayan-pelayannya
melayani.
4. Cara pelayan-pelayannya
berpakaian.
5. Cara penyajian minuman.
6. Cara mempersembahkan
korban bakaran di hadapan
Tuhan.
Di sini kita melihat, ada
enam perkara yang dapat dilihat oleh Ratu Syeba dengan jelas, dan semua perkara
itu dalam keadaan RAPI TERSUSUN.
Saya bisa melihat, mana
hamba Tuhan dalam tahbisan yang baik, benar, dan suci, sebaliknya mana hamba
Tuhan yang berada di luar tahbisan yang baik, benar, dan suci, juga imam-imam dan sidang jemaat. Kalau sidang jemaat apalagi
imam-imam datang dalam tahbisan yang benar dan suci, pasti sesuatu yang najis,
sesuatu yang jahat, tidak melekat di dalam dirinya, semuanya rapi tersusun; cara duduk dengar Firman juga rapi tersusun. Saat ini kita datang
menghadap Tuhan harus dalam keadaan rapi tersusun.
Kita akan melihat enam
perkara yang dilihat oleh Ratu Syeba, dimulai dari;
Yang
Pertama: MAKANAN DI MEJA.
Arti rohaninya; adanya
persekutuan yang mendalam dengan Firman Allah.
Meja -> hati sebagai tempatnya
Firman Allah yang adalah makanan rohani kita.
Imamat 24:5-6
(24:5)
"Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti
bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa; (24:6) engkau harus mengaturnya menjadi
dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu,
di hadapan TUHAN.
Dua belas ketul roti
dijadikan dua susun, masing-masing terdiri dari enam ketul roti. Berarti, kalau hati kita dijadikan
sebagai tempatnya Firman Allah maka baik sidang jemaat maupun imam-imam yang melayani Tuhan menjadi suatu
kehidupan yang rapi tersusun.
Adapun meja itu, terbuat
dari emas murni di hadapan
Tuhan. Artinya, semakin
suci dan murni hati kita, makin lebih roti hidup.
Maksudnya, firman Allah dinyatakan
dan hidup di dalam diri kita, sebaliknya kita semakin menghidupi Firman Allah
yang hidup itu. Emas -> kesucian dan kemurnian.
Biarlah kiranya Firman
Tuhan ada di hati kita, jangan sesuatu yang jorok, supaya semuanya rapi
tersusun, tidak perlu dipantau-pantau.
Lukas 6:43-45
(6:43)
"Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik,
dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. (6:44)
Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak
memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. (6:45) Orang
yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan
orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang
jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."
“Orang yang baik mengeluarkan barang yang
baik dari perbendaharaan hatinya yang baik karena yang diucapkan mulutnya,
meluap dari hatinya."
Kalau hati kita menjadi tempatnya Firman, maka apa yang keluar dari
mulut, itu berasal dari hati.
Jadikanlah hatimu sebagai
perbendaharaan Firman Allah supaya apa yang keluar betul-betul sesuai dengan
apa yang menjadi keinginan Tuhan sehingga semuanya rapi tersusun.
Kita akan melihat enam
perkara yang dilihat oleh Ratu Syeba:
Yang
Kedua: CARA DUDUK PEGAWAI-PEGAWAINYA.
Cara duduk
pegawai-pegawainya yang rapi tersusun, menunjukkan bahwa; pelayan-pelayan atau
pegawai-pegawai itu mengerti dan menyadari posisinya. Jelas orang semacam ini
tidak egois, tidak mementingkan dirinya sendiri.
Mari kita melihat di
dalam..
Filipi 2:2-4
(2:2)
karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati
sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, (2:3)
dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang
sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap
yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; (2:4) dan janganlah
tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan
orang lain juga.
Di dalam
sidang jemaat ada lima perkara:
1. Sehati.
2. Sepikir.
3. Satu kasih, itulah
kasih Agape. Jangan kasih Fileo dan kasih Eros,
semuanya harus rapi tersusun.
4. Satu jiwa. Dalam
hal satu jiwa ini;
sebelum saya berbicara, saudara sudah harus mengerti. Jadi, saudara tahu apa yang saya mau,
itu satu jiwa.
5. Satu tujuan.
Jikalau sidang jemaat
mengerti dan menyadari betul lima hal di atas, maka dia tidak akan:
- Mencari
kepentingan sendiri, melainkan memperhatikan kepentingan orang lain.
- Mencari pujian
yang sia-sia di tengah-tengah ibadah pelayanan, sebaliknya menganggap
yang lain lebih utama dari dirinya sendiri sehingga semuanya rapi tersusun.
Pendeknya, kalau kita
mengerti dan menyadari kedudukan (posisi) kita di hadapan Tuhan, maka kehidupan kita tidak egois, tidak mencari
kepentingan diri sendiri di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tidak mencari
hormat dan lain sebagainya sehingga semuanya menjadi rapi tersusun, sama seperti cara duduk pegawai-pegawai daripada Salomo, semuanya
rapi tersusun.
Wahyu 5:10
(5:10)
Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam
bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Kalau seorang pelayan Tuhan
(hamba Tuhan) mengerti dan menyadari betul kedudukannya yang sangat tinggi dan
istimewa, maka dosa tidak akan
berkuasa di dalam hidupnya karena dia memerintah sebagai raja di bumi.
Jadi, kalau kita mengerti kedudukan
kita sebagai apa di hadapan
Tuhan, maka semuanya akan rapi tersusun. Demikian juga imamat rajani; kalau dia mengerti kedudukannya
begitu tinggi dan istimewa, maka dosa tidak akan berkuasa atas kehidupannya
karena dia memerintah (berkuasa) atas dosa itu sendiri sehingga semuanya akan
rapi tersusun.
Pekerjaan imam-imam bukan
hanya sebatas bekerja saja di hadapan
Tuhan, tetapi juga harus berkuasa atas dosa
–- memerintah sebagai raja di bumi -- sehingga dengan demikian,
pelayan-pelayan Tuhan seperti ini, dia mengerti dan menyadari kedudukannya
sebagai imamat rajani. Kalau dia mengerti pasti semuanya rapi tersusun.
Mengapa seorang hamba Tuhan
atau pelayan-pelayan Tuhan mudah sekali terseret kepada kenajisan? Karena dia
tidak mengerti dan menyadari kedudukannya sebagai imamat rajani yang sangat
tinggi dan istimewa. Kalau dia menyadari akan hal itu, maka dia pasti berkuasa
terhadap dosa (dosa tidak berkuasa atas dia) karena dia memerintah sebagai raja
di bumi sehingga semuanya rapi tersusun.
Kita akan melihat enam
perkara yang dilihat oleh Ratu Syeba:
Yang
Ketiga: CARA PELAYAN-PELAYANNYA MELAYANI.
Seorang pelayan-pelayan Tuhan dalam melayani pekerjaan Tuhan harus
rapi tersusun. Supaya rapi tersusun maka dibutuhkan persiapan diri yang matang
sehingga tidak asal-asal di dalam melayani Tuhan.
Jadi, melayani itu bukan hanya saat
beribadah, tetapi sebelum melayani di tengah-tengah ibadah, seorang pelayan
Tuhan sudah terlebih dahulu mempersiapkan diri dengan matang, baik lahir maupun
batin.
Misalnya, seorang pemimpin pujian; dia harus mempersiapkan diri
dengan matang:
- Secara batin; dia harus
mempersiapkan diri di dalam doa penyembahan.
- Secara lahiriah; materinya
sudah harus dikuasai.
Tetapi yang pasti, modal utama dari seorang pelayan
Tuhan di dalam melayani pekerjaan Tuhan -- selain rendah hati -- ialah harus memiliki roh
dengar-dengaran sehingga pelayanan itu menjadi rapi tersusun.
Sejenak kita bandingkan
kalau seorang pelayan Tuhan tidak dengar-dengaran.
Hosea 8:4,11
(8:4) Mereka
telah mengangkat raja, tetapi tanpa persetujuan-Ku; mereka mengangkat
pemuka, tetapi dengan tidak setahu-Ku. Dari emas dan peraknya mereka
membuat berhala-berhala bagi dirinya sendiri, sehingga mereka dilenyapkan. (8:11)
Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah; mezbah-mezbah itu menjadikan
mereka berdosa.
- Israel mengangkat raja, tetapi tanpa persetujuan Tuhan.
- Kemudian, mengangkat pemuka tanpa persetujuan Tuhan.
Sama dengan;
melayani, tetapi tidak memiliki roh dengar-dengaran.
Pada ayat 11; “Sungguh,
Efraim telah memperbanyak mezbah; mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa.”
Arti rohani dari ayat ini ialah;
jika seorang hamba Tuhan melayani pekerjaan Tuhan, tetapi tanpa roh
dengar-dengaran, maka pelayanan itu
menjadikan dia berdosa.
Pendeknya, kalau tidak memiliki roh
dengar-dengaran dalam melayani pekerjaan Tuhan, semakin banyak pelayanan maka
akan semakin bertambah banyak dosanya.
Banyak hamba Tuhan salah
mengerti, ia menganggap kalau semakin
banyak pelayanan maka akan semakin hidup suci, belum tentu. Karena kalau
seorang pelayan Tuhan melayani pekerjaan Tuhan tanpa roh dengar-dengaran maka
pelayanan itu menjadikan dia berdosa. Tambah banyak pelayanan, tambah berdosa.
Jadi, sudah jauh lebih baik kita
dengar-dengaran saja. Miliki roh dengar-dengaran, itu jauh lebih baik supaya
semuanya rapi tersusun di hadapan
Tuhan.
Kita bersyukur karena kita
diajar untuk semakin dengar-dengaran kepada Tuhan, belajar bertanggung jawab
untuk terus menggembalakan sidang jemaat sesuai dengan tahbisan yang
benar.
Kita akan melihat enam
perkara yang dilihat oleh Ratu Syeba:
Yang
Keempat: CARA PELAYAN-PELAYAN BERPAKAIAN.
Keluaran 39:27
(39:27)
Dibuat merekalah kemeja dari lenan halus, buatan tukang tenun, untuk
Harun dan anak-anaknya,
Jadi kemeja (pakaian) dari
seorang imam terbuat dari lenan halus.
Wahyu 19:8
(19:8)
Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah
perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Lenan halus adalah
perbuatan-perbuatan yang benar dan adil dari orang-orang kudus.
Pendeknya, sikap atau
tabiat yang benar dan adil merupakan pakaian dari seorang imam sehingga dengan
tabiat atau pakaian semacam ini maka pelayanan seorang hamba Tuhan menjadi rapi
tersusun. Kalau seorang hamba Tuhan
memiliki tabiat yang benar dan adil, maka pelayanan dari hamba Tuhan tersebut
pasti rapi tersusun.
Kita sejenak melihat contoh
adil dan benar.
Matius 23:23
(23:23) Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang
munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu
bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan
dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain
jangan diabaikan.
Pendeknya; mengembalikan
milik Tuhan yaitu sepersepuluh, tetapi tidak boleh mengabaikan keadilan,
kesetiaan, dan belas kasihan.
Kalau keadilan dan
kebenaran yang menjadi tabiat (pakaian) dari seorang pelayan Tuhan, pasti rapi
tersusun.
Syarat untuk menjadi
seorang imam:
- Harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
- Mengembalikan milik tuhan.
- Berada di
dalam tahbisan yang baik dan benar.
Kalau belum bisa memenuhi
syarat tersebut, maka ia diragukan
di dalam pelayanan.
Jangan hanya mengembalikan
sepersepuluh (sebagai pakaian) seorang imam-imam, tetapi juga harus memiliki tabiat; keadilan, kebenaran, belas kasihan, dan
kesetiaan.
Kita akan melihat enam
perkara yang dilihat oleh Ratu Syeba:
Yang
Kelima: CARA PENYAJIAN MINUMAN.
Cara penyajian minuman juga
harus diperhatikan sehingga semuanya menjadi rapi tersusun.
Sebagai bukti;
1 Korintus 12:4-12
(12:4) Ada
rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. (12:5) Dan ada rupa-rupa
pelayanan, tetapi satu Tuhan. (12:6) Dan ada berbagai-bagai
perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua
orang.
(12:7) Tetapi
kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. (12:8)
Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan
hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia
berkata-kata dengan pengetahuan. (12:9) Kepada yang seorang Roh yang
sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia
untuk menyembuhkan. (12:10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa
untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia
untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk
membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia
untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia
untuk menafsirkan bahasa roh itu. (12:11) Tetapi semuanya ini
dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada
tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya. (12:12) Karena
sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota
itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
Perlu untuk diketahui;
a. Ada
rupa-rupa karunia tetapi satu Roh.
b. Ada rupa-rupa
pelayanan, tetapi satu Tuhan.
c. Ada
berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan
semuanya dalam semua orang.
Selanjutnya, kepada
tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama, itulah
sembilan karunia, antara
lain:
1. Karunia berkata-kata
dengan hikmat.
2. Karunia berkata-kata
dengan pengetahuan.
3. Karunia iman.
4. Karunia kesembuhan.
5. Karunia untuk mengadakan
mujizat.
6. Karunia untuk bernubuat.
7. Karunia untuk membedakan bermacam-macam
roh.
8. Karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh.
9. Karunia untuk menafsirkan
bahasa roh.
Sembilan karunia-karunia Roh kudus di atas, semuanya dikerjakan
oleh roh yang satu dan yang sama.
Kalau sumbernya ada dua, di
situ pasti terjadi sikut menyikut, di situ pasti terjadi persaingan, di situ
pasti terjadi tumpang tindih di dalam pelayanan. Apalagi jika di dalam persekutuan, apabila hamba Tuhan yang hadir tidak
rendah hati, pasti di situ akan terjadi
persaingan, merasa hebat-hebatan dan berkata; “Saya juga punya pembukaan
firman”, akhirnya tidak rapi tersusun. Tetapi kita sudah melihat tadi, Ratu
Syeba memperhatikan dalam hal penyajian minuman, betul-betul rapi tersusun.
1 Korintus 12:13
(12:13)
Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik
budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita
semua diberi minum dari satu Roh.
Singkatnya, kita semua
telah diberi minum dari satu Roh untuk kepentingan bersama sehingga
dengan cara penyajian minuman semacam ini, semuanya menjadi rapi tersusun.
Walaupun karunia
berbeda-beda, tetapi sumbernya harus dari Roh yang satu, jangan ada
kepentingan. Kalau sumbernya dari Roh yang berbeda, pasti akan ada kepentingan,
di situ berlomba-lomba di dalam hal menunjukkan pembukaan firman. Akhirnya
tumpang tindih, simpang siur, sikut menyikut, tidak rapi tersusun.
Tetapi kita sudah melihat,
dalam hal cara penyajian minuman pun
semuanya rapi tersusun karena kita semua diberi minum dari Roh yang satu
dan yang sama.
Kita akan melihat enam
perkara yang dilihat oleh Ratu Syeba:
Yang
Keenam: CARA MEMPERSEMBAHKAN KORBAN BAKARAN DI RUMAH TUHAN.
Imamat 6:9,12
(6:9)
"Perintahkanlah kepada Harun dan anak-anaknya: Inilah hukum tentang korban
bakaran. Korban bakaran itu haruslah tinggal di atas perapian di atas mezbah
semalam-malaman sampai pagi, dan api mezbah haruslah dipelihara menyala di
atasnya. (6:12) Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus
menyala, jangan dibiarkan padam. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas
mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan membakar segala lemak korban
keselamatan di sana.
Potongan-potongan dari daging yang dipersembahkan dibiarkan di atas
Mezbah Korban Bakaran semalam-malaman sampai pagi, berarti; sampai hangus sebab
api pada mezbah
itu tetap terjaga, tidak padam. Artinya, apapun yang kita bawa untuk dipersembahkan kepada Tuhan harus
sampai hangus. Berarti; tidak boleh bersungut-sungut, tidak boleh ngomel, tidak
boleh menggerutu di tengah-tengah ibadah pelayanan. Mungkin tidak
bersungut-sungut, tetapi juga tidak boleh bermegah terhadap korban-korban yang
dipersembahkan kepada Tuhan. Maka harus sampai hangus, itu adalah peraturan untuk kita boleh
melayani Tuhan sehingga nanti semuanya rapi tersusun.
Lihat potongan daging
ketika belum hangus -- pertama kali diletakkan di atas api yang menyala-nyala pada Mezbah Korban Bakaran --, dia akan berbunyi (bersuara) terus. Tuhan tidak menghendaki
persembahan yang demikian, tetapi yang Tuhan mau potongan-potongan daging itu
dibiarkan di atas Mezbah Korban Bakaran semalam-malaman sampai pagi, berarti;
sampai hangus karena api dari Mezbah Korban Bakaran itu harus terjaga (menyala
terus).
Demikian juga ketika kita
datang di tengah ibadah dan pelayanan ini di dalam hal membawa korban dan
persembahan kepada Tuhan, harus sampai hangus, daging tidak boleh bersuara; tidak
boleh bersungut-sungut dan tidak boleh bermegah. Semua korban yang
kita persembahkan kepada Tuhan semuanya harus hangus, hati ini pun harus hangus, supaya jangan
ada lagi suara-suara daging, jangan hidup menurut hawa nafsu daging yang jahat.
Kesimpulan dari keenam
perkara di atas ialah:
- Makanan di mejanya
-> hati menjadi tempatnya Firman.
- Cara duduk
pegawai-pegawainya -> Menyadari kedudukan (posisi) sebagai pelayan
Tuhan.
- Cara
pelayan-pelayannya melayani -> Melayani dengan Roh yang dengar-dengaran.
- Cara
pelayan-pelayannya berpakaian -> Kebenaran dan keadilan menjadi tabiat
di dalam melayani Tuhan.
- Cara penyajian
minuman -> Saling melengkapi di dalam melayani Tuhan.
- Cara mempersembahkan
korban bakaran -> Melayani Tuhan sampai hangus, berarti; tidak bermegah
dan tidak bersungut-sungut.
1 Raja-raja 10:5
(10:5)
makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya
melayani dan berpakaian, minumannya dan korban bakaran yang biasa
dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu.
Setelah melihat keenam
perkara di atas, semuanya rapi tersusun, maka tercenganglah ratu Syeba
itu. Artinya, orang lain akan
terheran-heran jika kita datang di hadapan
Tuhan dalam keadaan rapi tersusun.
Tuhan sudah menyatakan
kepada kita suatu kemurahan yang besar, suatu tanggung jawab yang besar yang
harus kita pikul di atas pundak kita masing-masing, yaitu;
Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT).
Kalau kita mengerjakan hal itu dengan rapi tersusun maka orang-orang akan heran
melihat situasi dan kondisi yang ada.
1 Raja-raja 10:1-3
(10:1)
Ketika ratu negeri Syeba mendengar kabar tentang Salomo, berhubung dengan
nama TUHAN, maka datanglah ia hendak mengujinya dengan teka-teki. (10:2)
Ia datang ke Yerusalem dengan pasukan pengiring yang sangat besar,
dengan unta-unta yang membawa rempah-rempah, sangat banyak emas dan batu
permata yang mahal-mahal. Setelah ia sampai kepada Salomo, dikatakannyalah
segala yang ada dalam hatinya kepadanya. (10:3) Dan Salomo menjawab
segala pertanyaan ratu itu; bagi raja tidak ada yang tersembunyi, yang tidak
dapat dijawabnya untuk ratu itu.
Di dalam sebuah persekutuan harus ada kaitannya
dengan pembukaan rahasia firman. Jadi, kalau hamba Tuhan tidak mengerti persekutuan dengan menggunakan
alasan, “Kita ini hamba Tuhan, tidak perlu seperti ini bersekutu, kitalah
yang memberitakan Firman Tuhan”,
sesungguhnya hamba Tuhan
tersebut tidak mengerti rencana Allah. Lewat suatu persekutuan terkait dengan pembukaan firman,
terhubung dengan nama Tuhan lewat pembukaan Firman yang disampaikan.
Pada ayat 2, dibagi
menjadi dua bagian.
1. Ia datang ke Yerusalem dengan pasukan pengiring yang sangat besar, ini
berbicara tentang kemuliaan.
2. Dengan unta-unta yang membawa:
- Rempah-rempah.
- Emas yang sangat banyak.
- Batu permata yang mahal-mahal.
Ini berbicara tentang jumlah yang
tidak terhitung/persembahan dalam jumlah yang begitu besar.
Tetapi semuanya itu tidak
menjadi berarti dibandingkan dengan hikmat (pembukaan Firman) yang berkuasa
untuk membuat hidup kita menjadi rapi tersusun.
Ratu Syeba
tercengang-cengang (terheran-heran) sebab lewat pembukaan firman yang membuat
hidupnya menjadi rapi tersusun. Kalau terheran-heran, berarti; tidak
bersungut-sungut. Kalau bersungut-sungut berarti; terpaksa dalam hal memberi.
Tetapi di sini kita
melihat, dia terheran-heran, berarti; semua persembahannya tidak berarti dibandingkan dengan hikmat
(pembukaan firman) yang berkuasa untuk membuat hidup kita menjadi rapi
tersusun.
Beda dengan orang yang
terpaksa di dalam berkorban, pasti bersungut-sungut, berarti bagi dia tidak
penting untuk menjadi suatu kehidupan yang rapi tersusun, tidak penting untuk
mendengarkan hikmat, yaitu
pembukaan firman.
Kiranya Logos
menjadi Rhema, firman itu mendarah daging supaya betul-betul hidup ku,
hidup mu, dan hidup kita semua menjadi rapi
tersusun.
1 Raja-raja 10:6-7
(10:6) Dan
ia berkata kepada raja: "Benar juga kabar yang kudengar di negeriku
tentang engkau dan tentang hikmatmu, (10:7) tetapi aku tidak percaya
perkataan-perkataan itu sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri;
sungguh setengahnya pun belum diberitahukan kepadaku; dalam hal hikmat dan
kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar.
Kabar yang didengar tentang
keadaan rapi tersusun sesuai dengan apa yang dilihat oleh mata Ratu Syeba, bahkan hikmat -- yaitu pembukaan firman --
serta kemakmuran -- yaitu
kekayaan, kemurahan --
melebihi kabar yang didengar oleh Ratu Syeba. Itu sebabnya dia
tersengang-cengang (terheran-heran) dengan keadaan rapi tersusun lewat
kuasa pembukaan firman, lewat kekayaan
kemurahan hati Tuhan.
1 Raja-raja 10:8
(10:8)
Berbahagialah para isterimu, berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu
melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu!
Sehingga yang dilayani
maupun yang melayani sama-sama berbahagia karena semuanya terbukti rapi
tersusun.
1 Raja-raja 10:9-10
(10:9)
Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia
mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena TUHAN mengasihi orang
Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk
melakukan keadilan dan kebenaran." (10:10)
Lalu diberikannyalah kepada raja seratus dua puluh talenta emas, dan sangat
banyak rempah-rempah dan batu permata yang mahal-mahal; tidak pernah
datang lagi begitu banyak rempah-rempah seperti yang diberikan ratu negeri
Syeba kepada raja Salomo itu.
Selanjutnya, Ratu Syeba
memberikan kepada Salomo:
- 120 talenta emas.
- Sangat banyak rempah-rempah.
- Batu permata yang
mahal-mahal (berharga).
Marilah kita menyimak, tiga
korban persembahan dari Ratu Syeba kepada Raja Salomo tersebut..
- Emas, menunjuk; kesucian dan kemurnian daripada FIRMAN ALLAH.
- Rempah-rempah,
yakni kemenyan, menunjuk; doa
penyembahan = KASIH ALLAH.
- Batu Permata, menunjuk; KARUNIA-KARUNIA
ROH EL KUDUS merupakan harta yang indah.
Pendeknya, Firman Allah,
Roh Allah, serta Kasih Allah merupakan tabiat dari Allah
Trinitas.
Ketiga hal tersebut harus
nyata di dalam diri kita sebagai persembahan yang menyenangkan dan menyukakan
hati Tuhan. Biarlah tiga tabiat dari Allah Trinitas itu nyata di dalam diri
kita masing-masing terkhusus imam-imam (pelayan-pelayan Tuhan) sebagai
persembahan yang menyenangkan dan menyukakan hati Tuhan.
Contoh: 120 talenta Emas.
Musa hidup selama 120 tahun
kepadanya diberikan 10 hukum-hukum yang tertulis di dalam dua loh batu. Firman
Allah itu murni bagaikan 120
talenta emas. Apa bukti Musa digambarkan seperti kehidupan yang murni? Selain
umurnya 120, kepadanya diberikan hukum-hukum yang ditulis di dalam dua loh
batu.
Inilah persembahan ilahi
yang harus dipersembahkan kepada Tuhan.
Contoh: Rempah-rempah
banyak (kemenyan).
Menunjuk kepada; doa penyembahan, yakni kasih
tabiat dari Allah Bapa.
Wahyu 8:3-4
(8:3)
Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan
sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk
dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas
di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama
dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Kepada malaikat yang kuat
itu diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkan. Menunjukkan bahwa Yesus
Kristus sebagai Imam besar Agung menjadi Mezbah Dupa besar atau hidup di dalam
doa penyembahan yang besar.
Apa buktinya Yesus hidup di
dalam doa penyembahan yang besar? Dia terlepas dari daya tarik bumi, Dia tidak
terikat dengan perkara-perkara lahiriah di bumi ini.
Lihatlah, ketika ular (Iblis)
membawa Yesus ke atas gunung yang tinggi, dari situlah ular memperlihatkan
kerajaan dunia dan kemegahannya. Itu semua akan diberikan kepada Yesus, Anak
Allah dengan syarat; Yesus harus menyembah kepada setan (Iblis). Tetapi Yesus
berkata; “Enyahlah iblis, engkau harus menyembah Tuhan Allah mu dan hanya
kepada dia sajalah engkau berbakti”, menunjukkan bahwa; Yesus hidup di dalam doa
penyembahan yang besar, menjadi Mezbah Dupa yang besar sehingga dengan
demikian, terlepas dari daya tarik bumi, tidak terikat dengan perkara-perkara
yang ada di dunia ini.
Inilah juga milik-Nya Tuhan yang harus kita
persembahkan kepada Tuhan.
Contoh: Batu Permata
yang mahal-mahal.
Menunjuk kepada; harta yang indah dan berharga
yang menjadi milik kepunyaan Allah.
Keluaran 28:15-20
(28:15)
Haruslah engkau membuat tutup dada pernyataan keputusan: buatan seorang ahli.
Buatannya sama dengan baju efod, demikianlah harus engkau membuatnya, yakni
dari emas, kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang
dipintal benangnya haruslah engkau membuatnya.(28:16) Haruslah itu empat
persegi, lipat dua, sejengkal panjangnya dan sejengkal lebarnya (28:17)
Haruslah kautatah itu dengan permata tatahan, empat jajar permata: permata
yaspis merah, krisolit, malakit, itulah jajar yang pertama; (28:18)
jajar yang kedua: permata batu darah, lazurit, yaspis hijau; (28:19)
jajar yang ketiga: permata ambar, akik, kecubung, (28:20) jajar yang
keempat: permata pirus, krisopras dan nefrit. Dengan berikatkan emas,
demikianlah permata-permata itu dalam tatahannya.
Pakaian imam besar salah satunya terdiri dari Tutup Dada, bentuknya
empat persegi. Berarti,
panjang dan lebarnya sama-sama sejengkal. Kemudian, terdapat dua belas batu
permata tatahan di dalamnya.
Selanjutnya, tutup dada
berbentuk empat persegi adalah gambaran dari kota Yerusalem Baru.
Sebab itu mari kita melihat
ayat yang sama dengan Keluaran
28:15-20 terdapat di dalam Wahyu 21:16-20 ..
Wahyu 21:16
(21:16) Kota
itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia
mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan
lebarnya dan tingginya sama.
Kota Yerusalem Baru
berbentuk empat persegi, berarti; panjang dan lebarnya sama.
Wahyu 21:19-20
(21:19)
Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang
pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga
batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud, (21:20) dasar yang
kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna
cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang
kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas
batu kecubung.
Dasar dari Yerusalem baru
adalah dua belas batu permata sama seperti dua belas batu permata tatahan yang
ada pada Tutup Dada baju Efod, yakni;
1. Permata Yaspis
2. Permata Nilam.
3. Permata Mirah.
4. Permata Zamrud.
5. Permata Unam.
6. Permata Sardis.
7. Permata Ratna Cempaka.
8. Permata Beril.
9. Permata Krisolit.
10. Permata Krisopras,
11. Permata Lazuardi.
12. Permata Kecubung.
Jadi, Keluaran 28:15-20
sama dengan Wahyu 21:16-20.
Kita kembali membaca..
Keluaran 28:16
(28:16)
Haruslah itu empat persegi, lipat dua, sejengkal panjangnya dan sejengkal
lebarnya.
“...Sejengkal
panjangnya dan sejengkal lebarnya.” Artinya, Yerusalem Baru yaitu Mempelai
Tuhan adalah miliknya Tuhan, jengkalnya dua tangan Tuhan. Itu juga harus
dipersembahkan.
Batu permata adalah barang
yang berharga , yang sangat berarti bagi Tuhan, itu adalah milik-Nya Tuhan.
Kalau kita berada dalam
persekutuan yang benar, apa tandanya? Ada pembukaan firman yang membuat hidup
kita menjadi rapi tersusun, pelayanan kita rapi tersusun, maka tiga tabiat
Allah Trinitas nyata di dalam kehidupan kita menjadi korban persembahan yang berbau
harum, menyenangkan hati Tuhan.
Kalau kita melayani sesuai karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El-Kudus, itu tanda bahwa
saudara berharga di mata Tuhan, itu adalah tanda milik-Nya Tuhan. Untuk apa kita mempertahankan harga diri, membiarkan
suara daging bersungut-sungut, mudah tersinggung, tetapi akhirnya kita lepas
dari pelayanan, tidak menjadi harta yang berharga. Untuk apa hidup di dalam
kenajisan, yang hanya kesenangan sesaat, tetapi kita tidak menjadi barang
berharga? Untuk apa sesuatu yang tidak
suci, hanya kepuasan sesaat, tetapi kita tidak berharga di hadapan Tuhan?
Lihatlah Ratu Syeba; dia datang bersekutu terhubung
karena ada pembukaan Firman (hikmat) Allah. Jangan kita berada
di dalam sebuah persekutuan kalau tidak ada pembukaan Firman Allah. Harus ada pembukaan Firman, supaya nanti tiga tabiat Allah Trinitas
ini nyata sebagai korban persembahan yang menyenangkan hati Tuhan. Tabiat Allah
Trinitas menjadi tabiat kita, itu merupakan persembahan yang menyukakan hati
Tuhan.
Malam ini kita sudah mendengarkan Firman Allah kurang lebih 1 jam
20 menit. Sesungguhnya,
ada kerinduan untuk menyampaikan bagian kedua, yaitu tentang: diikat menjadi
satu. Tetapi kita berdoa, kiranya di minggu yang akan datang kita akan
melihat kembali tentang TUMBUH, berarti; terjadi pertumbuhan rohani yang sehat, wujudnya:
- Rapi tersusun.
- Diikat menjadi satu.
Biarlah kita datang di hadapan Tuhan dalam keadaan rapi
tersusun, jangan mudah terbawa perasaan yang jahat dan yang najis. Bertahan, supaya kita menjadi harta yang
berharga, itulah dua belas batu permata tatahan pada Tutup Dada, itulah
Yerusalem Baru berbentuk empat persegi, sejengkal panjang dan lebarnya. Jadi
kehidupan mempelai wanita Tuhan adalah sejengkal milik-Nya Tuhan, saya tidak
ragu menyatakan hal ini.
Lalu, dalam persekutuan terhubung
dengan pembukaan Firman Allah, kita mempersembahkan tiga hal ini kepada Tuhan:
1. Mempersembahkan 120
talenta emas murni.
Contoh; Musa menjadi
milik-Nya Tuhan, diangkat oleh
Tuhan.
2. Rempah-rempah
(kemenyan).
Artinya; menjadi Mezbah
Dupa besar, terlepas dari daya tarik bumi.
3. Batu permata yang
berharga.
Harta yang berharga, yaitu karunia Roh
kudus, pelayan-pelayan Tuhan, mempelai Tuhan, itulah harta yang berharga yang harus
kita persembahkan kepada Tuhan. Amin
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment