IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 20 FEBRUARI
2020
KITAB RUT
(Seri: 82)
Subtema: MANUSIA ILAHI (TERANGKAT)
Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur
kepada Tuhan; oleh karena kasih dan kemurahan-Nya, kita dimungkinkan untuk
mengusahakan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Selanjutnya mari kita berdoa, kita mohon kemurahan Tuhan supaya kiranya Tuhan
membukakan firman-Nya bagi kita malam ini.
Kita sambut firman penggembalaan untuk
Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB RUT, secara khusus Rut 2:19.
Rut 2:19
(2:19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut
dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah
memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada
siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini
ialah Boas."
Rut menceritakan kepada Naomi, mertuanya
itu, pada siapa ia bekerja. Pendeknya, Rut bekerja di ladang Boas.
Boas rohani, itulah Tuhan Yesus Kristus,
Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.
Sekarang ini kita berada di ladang Tuhan,
berarti hidup di dalam kelimpahan kasih karunia, sehingga kita dapat berbagi
atau memberi kepada orang lain. Ketika kita dapat berbagi dan memberi kepada
orang lain, hal itu akan membangkitkan dua hal:
1.
Orang
lain terheran-heran. Contohnya, Naomi BERTANYA
kepada Rut: “Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini?”
Pertanyaan ini menunjukkan bahwa Naomi terheran-heran melihat hasil tuaian yang
diberikan oleh Rut kepada Naomi, mertuanya itu -- pada ayat 18 --.
2.
Orang
lain mengucap syukur kepada Allah atau berterima
kasih kepada Tuhan dengan setinggi-tingginya. Contohnya, Naomi memberi TANGGAPAN
atau memberi PERNYATAAN YANG POSITIF, yaitu: “Diberkatilah kiranya
orang yang telah memperhatikan engkau itu!”
Oleh sebab itu, jangan kita membawa diri
untuk berada di ladang si pemalas, dan jangan kita membawa diri di ladang
dunia.
Alasannya: Karena kedua ladang tersebut --
ladang si pemalas dan ladang dunia -- hanya menghasilkan onak dan duri, sesuatu
hal yang sifatnya menusuk dan menyakiti orang lain dengan tajam.
Tadi kita sudah memperhatikan: Rut berada
di ladang Boas. Boas itu gambaran dari Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja,
Mempelai Pria Sorga.
Sekarang kita akan melihat LADANG TUHAN.
Matius 6:28-29
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung
di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
(6:29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun
tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Berada di ladang Tuhan, bagaikan bunga
bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.
Dari kalimat tersebut ada tiga kata atau
tiga hal yang nyata terjadi, yakni:
1.
Kata “tumbuh.”
2.
Kata “bekerja.”
3.
Kata “memintal.”
Kita akan melihat terlebih dahulu KATA YANG
PERTAMA: “TUMBUH”
Tumbuh, maksudnya; jikalau kita berada di
ladang Tuhan akan terjadi suatu pertumbuhan rohani yang sehat.
Efesus 4:12-15
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan,
bagi pembangunan tubuh Kristus, (4:13) sampai kita semua telah
mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah,
kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan
kepenuhan Kristus, (4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan
palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, (4:15)
tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh
di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Subtema ayat ini adalah: “Kesatuan
jemaat dan karunia yang berbeda-beda.” Berarti, kesatuan jemaat terkait
dengan karunia-karunia Roh Kudus, inilah yang dirindukan oleh Tuhan. Biarlah
kiranya kita semua menjadi satu.
“… Di dalam kasih kita bertumbuh di
dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.”
Jadi, sudah sangat jelas: Pertumbuhan
rohani yang sehat mengarah kepada Kristus, sebab Dia adalah Kepala dan
Penyelamat tubuh.
Tanda pertumbuhan rohani yang sehat,
berarti:
1.
“Telah
mencapai kesatuan iman.” Perlu untuk diketahui;
orang yang beriman belum tentu mencapai kesatuan iman. Contoh, orang yang
datang beribadah, datang melayani Tuhan, itu adalah orang yang beriman, tetapi
belum tentu mencapai kepada kesatuan iman.
2.
“Telah
mencapai pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.” Berarti, segambar dan
serupa dengan Allah atau sama mulia dengan Tuhan.
3.
“Telah
mencapai kedewasaan penuh.” Berarti, telah meninggalkan sifat kanak-kanak,
tandanya; mampu mengasihi Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, akal
budi, dan kekuatan, serta mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.
4.
“Telah
mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.”
Berarti, kerohaniannya sudah sederajat dengan Mempelai Laki-Laki Sorga.
Selanjutnya, tanda kedewasaan penuh ialah
tidak mudah diombang-ambingkan oleh:
-
Angin-angin
pengajaran palsu.
-
Nabi-nabi
palsu dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.
Kiranya pertumbuhan rohani semacam ini
terjadi supaya di atas segalanya nama Tuhan dipermuliakan dan tanda kedewasaan
itu terlihat, yaitu tidak mudah diombang-ambingkan oleh angin-angin pengajaran
palsu dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh nabi-nabi palsu dalam kelicikan
mereka yang menyesatkan.
Efesus 4:16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat
menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan
tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Wujud dari pertumbuhan rohani yang sehat:
a.
Rapi
tersusun.
b.
Diikat
menjadi satu.
Tentang: RAPI TERSUSUN.
Hal ini telah disampaikan pada minggu yang
lalu -- dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, 13 Februari 2020 dengan alamat https://gptserangcilegon.blogspot.com/2020/02/ibadah-pendalaman-alkitab-13-februari.html
--, semoga itu masih teringat dengan jelas, itu adalah tanda bahwa firman itu
mendarah daging. Kalau firman mendarah daging, itu juga tanda bahwa seseorang
menikmati pelayanan Roh, bukan pelayanan tubuh, berarti tidak menjalankan
ibadah secara lahiriah, bukan menjalankan ibadah hanya karena aturan. Kalau
ngantuk-ngantuk dalam menjalankan ibadah, itu berarti ia sedang menjalankan
ibadah karena aturan, menjalankan ibadah secara lahiriah, dan orang yang
semacam ini tidak pernah menikmati pelayanan Roh.
Tetapi yang pasti, jika berada di ladang
Tuhan, kita akan mengalami pertumbuhan rohani yang sehat sehingga menjadi suatu
kehidupan yang rapi tersusun:
-
Perkataan
rapi tersusun.
-
Perbuatan
atau prilaku rapi tersusun.
-
Di
tengah-tengah ibadah rapi tersusun.
-
Di
tengah-tengah pelayanan rapi tersusun.
-
Dalam
susah dan senang tetap rapi tersusun.
-
Dalam
segala sesuatu menjadi rapi tersusun di mana pun berada.
Hal yang demikian telah disaksikan oleh
Ratu Syeba sebab Salomo telah membangun rumah Tuhan, bahkan;
-
makanan di mejanya,
-
cara duduk pegawai-pegawainya,
-
cara pelayan-pelayannya melayani,
-
cara pelayan-pelayannya berpakaian,
-
cara penyajian minuman,
-
dan cara mempersembahkan korban bakaran di hadapan
Tuhan,
hal itu semua dalam keadaan rapi tersusun,
dan telah diterangkan pada minggu yang lalu di dalam 1 Raja-Raja 10:1-10.
Saya sengaja mereview dengan singkat
apa yang saya sampaikan mengenai rapi tersusun, supaya kita betul-betul menjadi
suatu kehidupan yang rapi tersusun;
-
baik
sidang jemaat rapi tersusun,
-
baik
imam-imam rapi tersusun,
-
di tengah
ibadah rapi tersusun,
-
di tengah
pelayanan rapi tersusun,
-
di dalam
segala sesuatu rapi tersusun,
maka semua orang akan terheran-heran dan
nama Tuhan dipermuliakan, tidak dipermalukan. Kalau nama Tuhan dipermalukan,
berarti memilukan hati Tuhan.
Sekarang tentang: DIIKAT MENJADI
SATU.
Efesus 4:16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat
menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar
pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya
dalam kasih.
Diikat menjadi satu oleh pelayanan semua
bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota.
Kita lihat Kolose 2.
Kolose 2:19
(2:19) sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh
tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi,
menerima pertumbuhan ilahinya.
Subtema ayat ini adalah “Carilah perkara
di atas” Berarti, kita harus mencari perkara di atas, bukan perkara di
bawah. Perkara di atas, itulah ibadah pelayanan, di tengah-tengah kegiatan Roh.
“… Sedang ia tidak berpegang teguh
kepada Kepala” Kalau terjadi pertumbuhan rohani arahnya kepada Kristus,
Kepala, Penyelamat tubuh, tetapi di ayat 16-18, nabi-nabi palsu tidak
berpegang teguh kepada Kepala. Pertumbuhan rohani oleh hasil pelayanan mereka
tidak mengarah kepada Kristus sebagai Kepala.
Ternyata, tubuh tersebut diikat menjadi
satu oleh "urat-urat dan sendi-sendi." Pendeknya, kesatuan itu ada
kaitannya dengan urat-urat dan sendi-sendi.
“Urat-urat”,
menunjuk; hamba-hamba Tuhan yang melayani pekerjaan Tuhan sesuai dengan
karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh-El Kudus yang dipercayakan oleh Tuhan
kepada seorang hamba Tuhan. Kalau satu saja urat putus di dalam anggota tubuh
ini, maka terjadi stroke;
-
Tangan
tidak bisa dipergunakan untuk melayani Tuhan.
-
Kalau urat
(saraf) yang berkaitan dengan kaki putus, maka kaki tidak bisa melangkah
berjalan sesuai dengan ketetapan firman.
Intinya, kalau urat-urat terputus; tidak
bisa berbuat apa-apa. Berarti, kita butuh urat-urat, kita butuh hamba Tuhan
yang melayani pekerjaan Tuhan sesuai karunia jabatan Roh-El Kudus.
Berbeda dengan orang yang angkuh, dia tidak
butuh hamba Tuhan. Apa buktinya? Dia tidak bisa melayani Tuhan, dia tidak bisa
membawa korban dan persembahan kepada Tuhan.
1 Korintus 12:4-6
(12:4) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. (12:5)
Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. (12:6) Dan
ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang
mengerjakan semuanya dalam semua orang.
Sekalipun seorang hamba Tuhan:
-
Berbeda-beda
karunianya, namun tetap satu Roh di
tengah-tengah ibadah pelayanannya kepada Tuhan, supaya tidak terjadi kekacauan,
tidak terjadi tumpang tindih, tidak terjadi sikut menyikut, tidak terjadi
penonjolan diri, tidak mencari puji-pujian yang sia-sia di tengah-tengah ibadah
dan pelayanan itu.
-
Berbeda-beda
pelayanan, tetapi satu Tuhan. Kalau kita
melayani, benar-benar melayani Tuhan, maka sekalipun pelayanan itu
berbeda-beda, kita tetap saling menghargai satu dengan yang lain.
-
Berbagai-bagai
perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu
yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
1 Korintus 12:7-10
(12:7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh
untuk kepentingan bersama. (12:8) Sebab kepada yang seorang Roh
memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain
Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (12:9)
Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang
lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (12:10) Kepada
yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada
yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain
lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada
yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh,
dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Ada sembilan karunia-karunia Roh Kudus yang
dipercayakan oleh Tuhan kepada hamba-hamba Tuhan:
1.
Karunia
hikmat.
2.
Karunia
pengetahuan.
3.
Karunia
iman.
4.
Karunia
menyembuhkan.
5.
Karunia
mujizat.
6.
Karunia
untuk bernubuat.
7.
Karunia
untuk membedakan bermacam-macam roh.
8.
Karunia
untuk berkata-kata dengan bahasa roh atau berbahasa
lidah.
9.
Karunia
untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Sembilan karunia, berarti berbeda-beda
karunia yang dipercayakan oleh Tuhan kepada hamba-hamba Tuhan.
Kita semua, khususnya para imam, para
pelayan-pelayan Tuhan, melayani sesuai dengan karunia-karunia masing-masing.
Ada yang melayani di bagian musik, ada yang melayani sebagai pemimpin pujian,
pelayanan zangkoor, kolektan, dan seterusnya, melayani dengan karunia
yang berbeda-beda, tetapi mari kita perhatikan ayat 11.
1 Korintus 12:11
(12:11) Tetapi
semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang
memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
“Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh
yang satu dan yang sama.” Jadi sekalipun
berbeda-beda karunia, tetapi semua itu dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang
sama itu, sehingga tidak terjadi kekacauan. Kalau melayani Tuhan tetapi sumbernya
dari roh yang berbeda-beda, pasti terjadi kekacauan, di situ terjadi; mencari
puji-pujian yang sia-sia, penonjolan diri, melayani karena kepentingan dan
seterusnya, akhirnya pelayanan itu menjadi kacau.
Tetapi di sini kita melihat: Sekalipun
karunia-karunia itu berbeda-beda, namun sumbernya dikerjakan oleh Roh yang satu
dan yang sama. Sebab itu, biarlah kiranya kita semua melayani Tuhan dalam
pimpinan Roh Tuhan sepenuh. Jangan ada suara-suara lain apalagi perasaan
manusia daging, supaya ibadah dan pelayanan kita berkenan, tidak terjadi
kekacauan di tengah ibadah dan pelayanan ini.
1 Korintus 12:5,28-30
(12:5) Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. (12:28)
Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul,
kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka
yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan,
untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam
bahasa roh. (12:29) Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar?
Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, (12:30)
atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk
menafsirkan bahasa roh?
Selanjutnya, ada sembilan jabatan Roh Kudus
yang dirampingkan menjadi lima:
1.
Rasul.
2.
Nabi.
3.
Penginjil.
4.
Gembala
5.
Guru.
Jadi, sekalipun berbeda-beda pelayanan,
namun yang dilayani oleh hamba Tuhan tersebut adalah Tuhan yang satu.
Sebab itu, kita segera kembali melihat dan
memeriksa lebih dalam Kolose 2:19.
Kolose 2:19
(2:19) sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh
tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima
pertumbuhan ilahinya.
Sampai pada akhirnya, tubuh yang diikat
menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi “Menerima pertumbuhan ilahinya.”
Sedangkan di dalam Efesus 4:16 dikatakan: “Menerima
pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.”
Jadi, menerima pertumbuhan ilahinya,
berarti; pertumbuhan itu akan membawa kita sampai menjadi manusia ilahi. Orang
yang menerima pertumbuhan ilahinya akan dibawa sampai menjadi manusia ilahi.
Pertumbuhan yang mengarah kepada Kristus
sebagai Kepala lanjut akan membawa kita sampai menjadi manusia ilahi.
Siapa rindu untuk menjadi manusia ilahi?
Siapa yang tetap menjadi manusia daging? Tentu semuanya merindukan pertumbuhan
ilahinya sampai nanti menjadi manusia ilahi, manusia dengan tabiat ilahi.
Mari kita lihat MANUSIA dengan TABIAT ILAHI
dalam Matius 4. Walaupun ayat ini berkali-kali, kiranya menjadi Rhema
-- dari Logos menjadi Rhema -- Huruf yang mati menjadi hidup
karena dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging, ditukik di hati
kita masing-masing.
Kiranya kita diberkati oleh Tuhan Yesus,
Kepala Gereja, Penyelamat tubuh, yang sudah menunjang kehidupan rohani kita,
menyediakan urat-urat dan sendi-sendi kepada kita, yaitu hamba-hamba Tuhan
dengan karunia-karunia yang berbeda-beda, hamba Tuhan dengan jabatan-jabatan
yang berbeda-beda.
Matius 4:3-10
(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika
Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." (4:4)
Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (4:5)
Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait
Allah, (4:6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah,
jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan
memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas
tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." (4:7) Yesus
berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan,
Allahmu!" (4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang
sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan
kemegahannya, (4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan
kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (4:10) Maka
berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau
harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau
berbakti!"
Yesus menjawab: "Ada tertulis”, itulah firman Tuhan yang tertulis dalam kitab suci, itulah firman
Tuhan yang sudah tertulis atau dimeteraikan di dalam loh daging, ditukik di
dalam hati. Kita ingat selalu akan hal itu, jangan turuti perasaan manusia
daging yang tak suci.
“Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah
diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan
malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya
kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Sebetulnya itu adalah alasan kosong
dari setan. Seolah-olah malaikat bisa menolong kita sehingga tidak tersandung.
Tetapi Yesus kembali berkata kepada ular: “Ada
pula tertulis”, Yesus selalu ingat firman. Itu adalah modal kita beribadah
dan melayani, modal kita menghadapi
peperangan rohani melawan musuh abadi (setan) adalah selalu ingat firman.
Tanda manusia ilahi:
1.
Hidup oleh
firman Tuhan Allah yang hidup … ayat 3.
2.
Mempertahankan
diri pada puncak kesucian, dengan lain kata; tidak menjatuhkan diri ke dalam
pencobaan.
3.
Hidup di
dalam doa penyembahan, inilah puncak rohani, dengan lain kata; penyerahan diri
sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah.
Prakteknya: Terlepas dari kerajaan dunia
dan kemegahannya = terlepas dari daya tarik bumi, tidak terikat dengan
perkara-perkara lahiriah yang ada di bawah ini. Itulah manusia ilahi.
Ketika menghadapi tiga ujian dari ular atau
Iblis, Yesus benar-benar 100% manusia, tetapi juga Yesus benar-benar 100%
adalah Allah. Jadi, Yesus adalah Allah yang menjadi manusia = manusia ilahi.
Itu manusia ilahi; hidupnya oleh FIRMAN,
hidupnya oleh KESUCIAN (mempertahankan kesucian tanpa menjatuhkan diri dalam
pencobaan), hidupnya dalam DOA PENYEMBAHAN. Itu saja.
Tadi kita sudah memperhatikan; pertumbuhan
ilahi itu akan terus membawa kita sampai kepada manusia ilahi. Dan kita sudah
melihat manusia ilahi dari pada Yesus, Anak Allah; hidup oleh firman,
mempertahankan kesucian, dan hiduplah dalam doa penyembahan -- penyerahan diri
sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah --.
Tentang hidup mempertahankan kesucian --
tidak menjatuhkan diri dalam pencobaan --; jangan kita merasa kalau jatuh
sedikit dalam kenajisan, tidak apa-apa, dan ada malaikat yang menatang, aku
tidak akan tersandung. Jangan menaruh harap kepada yang lain. Tetap berada pada
puncak kesucian, jangan jatuhkan diri dalam pelbagai pencobaan. Jangan jatuh
dalam dosa apa saja, apa pun jenisnya. Pertahankan puncak kesucian itu, apalagi
imam-imam. Jangan ada pemikiran: Nanti malaikat yang menatang, itu
adalah harapan kosong dari setan, itu adalah suara setan.
Sekarang kita akan mempelajari kembali
pertumbuhan ilahi yang mewakili PERJANJIAN LAMA.
1 Raja-Raja 10:1
(10:1) Ketika ratu negeri Syeba mendengar kabar tentang Salomo, berhubung
dengan nama TUHAN, maka datanglah ia hendak mengujinya dengan teka-teki.
Ratu Syeba mendengar kabar tentang Salomo
dan hikmatnya, yaitu berhubung dengan nama Tuhan, maka Ratu Syeba datang dari
jauh dengan segudang teka-teki yang mungkin menurut pikiran manusia tidak bisa
terjawab. Dia sudah mempersiapkan pertanyaan yang bersifat teka-teki yang sulit
dicerna oleh alam pikiran manusia, sulit dicerna oleh logika manusia, tetapi
mari kita lihat ayat 3.
1 Raja-Raja 10:3
(10:3) Dan Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi raja tidak
ada yang tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu.
Salomo menjawab segala teka-teki ratu
Syeba. Tidak ada yang tersembunyi yang tidak dapat dijawab oleh Salomo untuk
ratu Syeba. Singkatnya, kalau terjadi pembukaan rahasia firman, pintu-pintu
yang tertutup akan terbuka. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Biarlah kita datang dalam perhimpunan
ibadah ini terhubung nama Tuhan, terhubung oleh hikmat, terhubung oleh karena
pembukaan rahasia firman. Jangan sampai kita berada dalam suatu perhimpunan,
jangan sampai datang terhubung karena nama Tuhan tetapi tanpa pembukaan firman.
Biarlah kita datang bersekutu (dihimpunkan) oleh dua tangan Tuhan yang kuat,
terhubung oleh nama Tuhan, terhubung oleh hikmat Tuhan, terhubung oleh
pembukaan rahasia firman, maka segala pintu tertutup akan terbuka. Tidak ada
yang mustahil bagi Tuhan.
Jangan rendahkan pembukaan firman.
Perhatikan cara kamu mendengar.
1 Raja-Raja 10:4
(10:4) Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah
yang telah didirikannya,
Oleh hikmat, oleh pembukaan rahasia firman,
maka terjadi pertumbuhan ilahi.
1 Raja-Raja 10:6-8
(10:6) Dan ia berkata kepada raja: "Benar juga kabar yang kudengar di
negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu, (10:7) tetapi aku tidak
percaya perkataan-perkataan itu sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku
sendiri; sungguh setengahnya pun belum diberitahukan kepadaku; dalam hal hikmat
dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar. (10:8) Berbahagialah
para isterimu, berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu melayani
engkau dan menyaksikan hikmatmu!
“Dan ia berkata kepada raja: "Benar
juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu” Jadi, apa yang dilihat oleh Ratu Syeba sesuai dengan apa yang
didengarnya.
Singkatnya, Ratu Syeba menerima pertumbuhan
ilahinya oleh hikmat, yaitu pembukaan rahasia firman. Selanjutnya Ratu Syeba
berkata: “Berbahagialah para isterimu, berbahagialah para pegawaimu.”
-
“Berbahagialah
para isterimu”, artinya; ratu Syeba mengakui kesatuan tubuh Kristus yang
sempurna. Kehidupan yang sudah mengalami pertumbuhan ilahi, selain menjadi rapi
tersusun, juga diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi menerima
pertumbuhan ilahi. Jadi, dari ungkapan ratu Syeba ini kita bisa melihat bahwa
jelas dia mengakui kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.
-
“Berbahagialah
para pegawaimu”, artinya; ratu Syeba mengakui, menghargai, menghormati
urat-urat, itulah hamba-hamba Tuhan dengan karunia-karunia, dengan
jabatan-jabatan yang berbeda-beda. Hargai hamba Tuhan. Hargai pemimpin rumah
Tuhanmu supaya engkau diberkati, dipulihkan, disembuhkan.
Kita memang harus mencerna firman dengan
baik. Jangan rusakkan pencernaanmu karena kekerasan hatimu.
Siapa yang mau menghargai kesatuan tubuh
Kristus yang sempurna, maka jangan terpisah dengan yang lain-lain. Siapa yang
mau menghargai hamba Tuhan dengan karunia jabatan yang berbeda-beda, maka
hargailah, itu adalah tanda terjadinya pertumbuhan ilahi.
Selanjutnya, kita bisa melihat tanda
pertumbuhan ilahi lebih konkrit dalam ayat 9-10.
1 Raja-Raja 10:9
(10:9) Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu
sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena
TUHAN mengasihi orang Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat
engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran."
“Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah
berkenan kepadamu sedemikian” Akhirnya, Ratu Syeba turut memuliakan Tuhan.
1 Raja-Raja 10:10
(10:10) Lalu diberikannyalah kepada raja seratus dua puluh talenta emas,
dan sangat banyak rempah-rempah dan batu permata yang mahal-mahal;
tidak pernah datang lagi begitu banyak rempah-rempah seperti yang diberikan
ratu negeri Syeba kepada raja Salomo itu.
Wujud pertumbuhan ilahi ialah Ratu Syeba
mempersembahkan:
-
120
(seratus dua puluh) talenta emas.
-
Banyak
rempah-rempah.
-
Batu
permata yang mahal-mahal.
Tentang: 120 (seratus dua puluh)
talenta emas.
Emas, menunjuk; kemurnian firman Allah.
Biarlah kiranya kita hidup oleh firman dan hati kita ini menjadi tempatnya
firman Allah, sehingga oleh karena kesucian dan kemurnian itu, kita lebih roti
hidup.
Contohnya: Musa berumur 120 (seratus dua
puluh) tahun, dan pada akhirnya dia diangkat naik ke sorga, menunjukkan bahwa
terjadi pertumbuhan ilahi dan menjadi manusia ilahi yang diangkat naik ke
sorga.
Tentang: Banyak rempah-rempah.
Banyak rempah-rempah = kemenyan, itu
menunjuk; doa penyembahan. Doa penyembahan itu bagaikan asap dupa kemenyan yang
naik membumbung tinggi sampai kepada hadirat Tuhan. Jadi doa penyembahan itulah
yang membawa kita naik ke hadirat Tuhan bagaikan asap dupa kemenyan yang naik
membumbung tinggi sampai ke hadirat Tuhan. Tandanya; terlepas dari daya tarik
bumi, terlepas dari perkara-perkara di bawah, terlepas dari perkara-perkara
lahiriah.
Contohnya: Henokh terangkat hidup-hidup
naik ke sorga, terlepas dari daya tarik bumi. Itu sebabnya, umur Henokh selama
dia di bumi ini ialah sampai berumur kurang lebih 350 (tiga ratus lima puluh)
tahun, lalu dia terangkat, terlepas dari daya tarik bumi, karena dia hidup
bergaul dengan Allah.
Tentang: Batu permata yang
mahal-mahal.
Batu pertama yang mahal-mahal, menunjuk;
harta yang indah dan berharga, sama dengan; karunia-karunia Roh-El Kudus.
Contohnya: Elia terangkat ke sorga, oleh kereta berapi dan kuda berapi. Api = Roh Kudus.
Singkatnya, ratu Syeba telah
mempersembahkan tiga hal di atas, sebab ratu Syeba hidup di dalam tiga tabiat
dari Allah Trinitas tadi. Biarlah kiranya kita mempersembahkan tiga perkara
ilahi kepada Tuhan sampai pada akhirnya kita diangkat hidup-hidup di dalam
kemuliaan-Nya.
Jadi, yang terangkat naik ke sorga itu
adalah suatu kehidupan manusia yang bertabiatkan ilahi.
Sekarang kita akan memperhatikan;
pertumbuhan ilahi yang mewakili PERJANJIAN BARU.
Matius 2:9-11
(2:9) Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan
lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka
hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. (2:10)
Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. (2:11)
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria,
ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan
mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
“… Bintang yang mereka lihat di Timur
itu mendahului mereka …”, berarti; bintang Timur
itu ada di depan. Artinya, orang-orang Majus dituntun, dipimpin oleh bintang
Timur sampai akhirnya mereka tiba di tempat tujuan mereka.
Bintang Timur, menunjuk kepada; orang-orang
yang bijaksana, memimpin banyak orang kepada kebenaran.
Setelah tiba di tujuan, orang-orang Majus
itu mempersembahkan tiga hal kepada Tuhan Yesus Kristus, yaitu emas,
kemenyan dan mur.
1.
Emas, menunjuk; kemurnian firman Allah. Contoh; Musa.
2.
Kemenyan, menunjuk; doa penyembahan. Contoh; Henokh.
3.
Mur, menunjuk; urapan Roh-El Kudus. Contoh; Elia.
Biarlah kita memiliki tiga tabiat ilahi
tersebut, seperti tiga pribadi manusia ilahi -- Musa, Henokh, Elia -- yang
akhirnya naik terangkat ke sorga. Biar kiranya kita kelak naik terangkat ke
sorga karena kita semua memiliki tabiat ilahi; diawali dengan pertumbuhan ilahi
sampai akhirnya kita menjadi manusia ilahi, seperti Musa, Henokh, Elia.
Sebab itu, sekali lagi saya sampaikan
dengan tandas dan tegas: Jangan turuti perasaan manusia daging. Biarlah kita
mengalami pertumbuhan ilahi oleh urat-urat dan sendi-sendi.
Sekarang kita akan melihat bahwa yang
betul-betul terangkat naik ke sorga adalah MANUSIA ILAHI.
Lukas 17:32-33
(17:32) Ingatlah akan isteri Lot! (17:33) Barangsiapa
berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan
barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.
“Ingatlah akan isteri Lot!”, berarti
turutilah firman yang sudah dibacakan, diperdengarkan, supaya kita berbahagia.
Barangsiapa berusaha memelihara (mempertahankan) nyawanya, berarti tidak menyangkal diri,
tidak memikul salibnya, tidak mengikut Tuhan, maka ia akan kehilangan
nyawanya. Barangsiapa kehilangan nyawanya, maka ia akan
menyelamatkannya, dengan kata lain; ia hidup.
Berbeda dengan isteri Lot; di mana hartanya
berada, di situ hatinya berada, dia tidak menyangkal diri, dia tidak memikul
salib, dan dia tidak mengikut Tuhan, akhirnya dia mati. Harta yang banyak tidak
bisa memelihara hidup manusia. Kekayaan, uang yang banyak, kedudukan, jabatan,
ijazah, pendidikan yang tinggi, segala yang ada ini akan berlalu, dan itu semua
tidak bisa memelihara hidup kita, tidak bisa memelihara hidup saya, tidak bisa
memelihara hidup saudara.
Ingatlah akan isteri Lot! Jadikan itu semua
pelajaran. Pengalaman hidup adalah guru yang terbaik. Biarlah kita semua
menyangkal diri dan memikul salib supaya kita hidup.
Lukas 17:34-36
(17:34) Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu
tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan
ditinggalkan. (17:35) Ada dua orang perempuan bersama-sama
mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan
ditinggalkan." (17:36) [Kalau ada dua orang di ladang,
yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.]
Dari apa yang sudah kita baca ini, dapatlah
kita memetik suatu pelajaran dan menyimpulkannya, bahwa; benar-benar kehidupan
manusia dengan tabiat ilahi -- yaitu yang sudah mengalami (menerima)
pertumbuhan ilahinya dan menjadi manusia ilahi -- akan betul-betul terangkat naik
ke sorga, sedangkan yang tidak memiliki tabiat ilahi akan tertinggal.
Sebagaimana contoh:
1.
“Dua
orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan
ditinggalkan.”
Tempat tidur, menunjuk; persekutuan dengan Tuhan lewat
doa penyembahan. Kalau doa penyembahan sudah menjadi tabiat kita, maka akan
betul-betul terangkat ke sorga. Kalau tidak, maka akan tertinggal di bumi.
2.
“Dua
orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain
akan ditinggalkan.”
Kalau kita hidup oleh firman dan firman itu hidup di
dalam hidup kita, sehingga firman itu nyata menjadi tabiat kita, maka ia akan
terangkat. Sebaliknya, kalau tabiatnya belum sesuai dengan firman, maka ia akan
tinggal.
3.
“Dua
orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.”
Kalau tabiat kita sudah benar-benar menyatu dengan Roh Tuhan, maka
betul-betul kita akan terangkat. Tetapi kalau kita belum memiliki tabiat dari
Roh Allah, kita akan tinggal di bumi.
Jadi, benar-benar dari pelajaran ini, kita
dapat mengambil kesimpulan, bahwa betul-betul manusia ilahi yang memiliki
tabiat ilahi akan terangkat ke sorga, sedangkan yang tidak memiliki tabiat
ilahi akan tertinggal, sebab itu tarik pelajaran tentang isteri Lot.
Banyak orang Kristen berkata: Apa
mungkin saya bisa mengalami pertumbuhan ilahi, bahkan akhirnya menjadi manusia
ilahi -- artinya memiliki tabiat ilahi --?
Ada tertulis: Tidak ada yang mustahil
bagi Tuhan. Tidak ada yang mustahil bagi orang-orang yang percaya kepada
Tuhan. Jangan kita berdalih, jangan kita suka membela diri, asal kita mau
menyerah sungguh-sungguh. Sungguh-sungguh kita memiliki tabiat ilahi, pasti
terangkat. Jangan pura-pura -- mulut (perawakan) lembut, tetapi hatinya jahat
--, itu bukan tabiat ilahi, itu bukan manusia rohani, tetapi biarlah kita
sungguh-sungguh, biarlah kita betul-betul diikat menjadi satu -- itulah gereja
Tuhan yang sempurna -- lalu kemudian menerima pertumbuhan ilahinya sampai
menjadi manusia ilahi, sama artinya; membangun hidupnya di dalam kasih.
Kalau kita melihat dari apa yang kita
pelajari malam ini, Rut yang notabene adalah bangsa Moab, bangsa kafir, tetapi
dia boleh mengalami suatu pertumbuhan rohani yang sehat; menerima pertumbuhan
ilahi sampai akhirnya menjadi manusia ilahi, kelak bersanding dengan Boas
rohani -- Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga --.
Jadi, kualitas rohaninya sudah sederajat
dengan Mempelai Laki-Laki Sorga baik lahir maupun batin, luar dalam, bagaikan
peti dari tabut perjanjian yang terbuat dari kayu penaga namun sudah disalut
dengan emas baik luar maupun dalam.
Biarlah kita senantiasa berada di ladang
Tuhan sehingga mengalami kelimpahan kasih karunia. Jangan bawa diri kita ini
untuk berada di ladang si pemalas. Jangan bawa diri untuk berada di ladang
dunia. Tetapi biarlah kita berada di ladang Tuhan, bagaikan bunga bakung di
ladang; tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.
Biarlah kiranya di minggu yang akan datang
kita akan melihat “tanpa bekerja” dan “tanpa memintal” supaya kasih karunia itu
semakin limpah seperti Rut mengalami kelimpahan kasih karunia.
Tuhan tidak pernah membeda-bedakan satu
dengan yang lain dan Tuhan tidak pernah melihat latar belakang manusia, Tuhan
tidak melihat masa lalu manusia. Tuhan tidak melihat apakah dia ganteng atau jelek,
kaya atau miskin. Tetapi yang Tuhan tunggu malam ini ialah hatimu, hatiku, hati
kita semua untuk segera diubahkan oleh Tuhan.
Kita memang harus menghargai urat-urat,
sendi-sendi, hamba Tuhan dengan karunia jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan,
supaya kita boleh mengalami pertumbuhan rohani yang sehat, pertumbuhan
ilahinya, itulah kehidupan yang sudah diikat menjadi satu sampai menjadi
manusia ilahi, kelak naik terangkat ke sorga.
Tidak boleh lagi bermain-main, tidak boleh
lagi mempertahankan tabiat-tabiat yang tidak suci, itulah yang menghalangi naik
terangkat ke sorga. Jangan pura-pura baik padahal hati jahat, melainkan harus
tulus, menyingkir dari kemunafikan, sebab itu semua tidak ada artinya, termasuk
kesenangan yang sesaat tidak ada artinya.
Biarlah kiranya mengalami pertumbuhan
ilahi, menjadi manusia ilahi, membangun diri di dalam kasih. Biarlah kita semua
diikat menjadi satu, seperti Ratu Syeba yang sangat menghargai kesatuan, Ratu
Syeba menghargai hamba-hamba Tuhan, Ratu Syeba ada di dalam persekutuan, Ratu
Syeba ada di dalam ikatan satu, sampai nanti mengalami pertumbuhan ilahi,
menjadi manusia rohani.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment