IBADAH
KAUM MUDA REMAJA, 01 FEBRUARI 2020
STUDY
YUSUF
(Seri: 180)
Subtema:
BERLINDUNG DI DALAM
DARAH ANAK DOMBA (GUNUNG MUR)
Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji
syukur kepada Tuhan; oleh karena Tuhan, kita dimungkinkan untuk mengusahakan
Ibadah Pemuda Remaja, kiranya Tuhan memberkati kita lewat pembukaan firman-Nya
yang akan kita terima malam ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak
Tuhan, umat Tuhan, terkhusus pemuda remaja, bahkan juga hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook di mana pun anda
berada.
Selanjutnya, mari kita berdoa dan
kita mohonkan kemurahan Tuhan supaya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita
malam ini.
Segera kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja tentang STUDY YUSUF.
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak
laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye
kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku
lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang
kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku
mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum datang tujuh tahun kelaparan
itu lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki.
- Yang sulung
bernama: Manasye.
- Yang kedua
bernama: Efraim.
Selanjutnya, mari kita menyimak arti
rohani kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari anak yang sulung,
yakni Manasye.
MANASYE, artinya:
Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yaitu:
1. Yusuf lupa
kepada kesukarannya.
2. Yusuf lupa
kepada rumah bapanya.
Kita masih memperhatikan hal yang
pertama.
Tentang: Yusuf lupa kepada kesukarannya.
Adapun kesukaran Yusuf dibagi dalam
tiga fase:
- Fase yang
pertama: “Ketika Yusuf tinggal bersama-sama
dengan saudara-saudaranya.” (Kejadian
37)
- Fase yang
kedua: “Ketika Yusuf tinggal di rumah
Potifar.” (Kejadian 39)
- Fase yang
ketiga: “Ketika Yusuf berada di dalam
penjara.” (Kejadian 40)
Sekarang kita masih berkedudukan pada
FASE YANG KEDUA: KETIKA YUSUF BERADA DI
RUMAH POTIFAR.
Kejadian 39:6b
(39:6) Segala miliknya diserahkannya pada
kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa
pun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok
parasnya.
“Adapun
Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.”
Ketentuan firman Allah terhadap
sidang mempelai Tuhan ialah manis
sikapnya dan elok parasnya,
mengapa demikian? Karena sidang mempelai Tuhan tidak boleh ada cacat dan
celanya.
Jadi, sidang mempelai Tuhan itu
sempurna, tidak bercacat cela.
Kidung Agung 4:1-7
(4:1) Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh
cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu
bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead. (4:2) Gigimu bagaikan kawanan
domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak
kembar semuanya, yang tak beranak tak ada. (4:3)
Bagaikan seutas pita kirmizi bibirmu, dan elok mulutmu.
Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu. (4:4) Lehermu seperti menara
Daud, dibangun untuk menyimpan senjata. Seribu perisai tergantung padanya dan
gada para pahlawan semuanya. (4:5) Seperti
dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang yang tengah makan
rumput di tengah-tengah bunga bakung. (4:6)
Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang, aku ingin pergi ke
gunung mur dan ke bukit kemenyan. (4:7)
Engkau cantik sekali, manisku, tak ada cacat cela padamu.
Perikop pada ayat ini: “Mempelai Laki-Laki Memuji Mempelai
Perempuan.”
Kalau gereja Tuhan, termasuk
kehidupan pemuda remaja; manis sikapnya dan elok parasnya, berarti; tanpa cacat
dan cela, maka akan mendapat puji-pujian dari Tuhan.
Jadi, Mempelai Laki-Laki memuji
mempelai perempuan karena mempelai perempuan itu cantik, dengan lain kata manis
sikapnya dan elok parasnya, sama dengan; tanpa cacat dan tanpa cela.
Kelebihan dari mempelai perempuan
sehingga ia mendapat pujian dari Mempelai Laki-Laki, antara lain:
1. Mata.
2. Rambut.
3. Gigi.
4. Bibir atau mulut.
5. Pelipis.
6. Leher.
7. Buah dada.
Kita tetap membaca dalam Kidung Agung 4.
Kidung Agung 4:6B
(4:6) Sebelum angin senja berembus dan
bayang-bayang menghilang, aku ingin pergi ke gunung mur dan ke bukit
kemenyan.
Bagian A: “Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang”, ini berbicara tentang kegelapan yang akan terjadi menguasai dunia.
Kemudian bagian B: “Aku ingin pergi ke gunung mur dan ke bukit
kemenyan.” Kalimat ini menjelaskan kepada kita tentang kerendahan hati dari Mempelai Laki-Laki Sorga, sebagai contoh
teladan yang baik bagi kita, sidang
mempelai Tuhan.
Jadi, imam-imam, orang-orang yang
melayani Tuhan, hamba-hamba Tuhan harus rendah hati, pelayan Tuhan harus rendah
hati di dalam melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan supaya menjadi contoh
teladan bagi orang lain, sebagaimana Memp elai Laki-Laki Sorga
menjadi suatu kehidupan yang rendah hati sehingga menjadi contoh teladan yang
baik bagi sidang mempelai wanita Tuhan.
Kita melihat dulu sedikit tentang
KERENDAHAN HATI.
Matius 23:2-3
(23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi telah menduduki kursi Musa. (23:3)
Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu,
tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka
mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
Ahli Taurat dan orang Farisi melayani
tetapi tidak menjadi contoh teladan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan
mereka. Mereka itu hanya bisa bicara, tetapi tidak bisa melakukannya, sehingga
tidak menjadi contoh teladan.
Sekarang kita memperhatikan ...
Matius 23:10-12
(23:10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin,
karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. (23:11) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia
menjadi pelayanmu. (23:12) Dan
barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa
merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Penjelasan ayat 10, pemimpin
berarti Mesias, kehidupan yang diurapi.
Kalau melayani Tuhan harus dalam
pengurapan, tidak boleh melayani dengan daging.
“Barangsiapa
terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu”, berarti
pemimpin (terbesar) adalah pelayan, dengan lain kata; mengambil rupa seorang hamba = merendahkan
diri di hadapan Tuhan.
Jadi, hamba Tuhan itu harus rendah
hati di tengah-tengah ibadah pelayanannya kepada Tuhan, harus menjadi contoh
teladan.
Tetapi perlu untuk diketahui: “Barangsiapa
merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Banyak orang Kristen tidak memahami
tentang tempat yang tinggi, tetapi tempat yang tinggi hanya ada 2 tercatat
dalam Alkitab, yaitu:
1. Bukit
Golgota.
2. Gunung Sion.
- Bukit Golgota, menunjuk kepada: sengsara salib = kehendak Allah
telaksana.
- Gunung Sion, menunjuk kepada: mempelai wanita Tuhan = gereja Tuhan
yang sempurna.
Berarti
kualitas rohaninya sederajat dengan Mempelai Laki-Laki Sorga, lahir batin. Sama
seperti peti dari Tabut Perjanjian itu yang memang terbuat dari kayu penaga,
itu berbicara tentang daging, tetapi disalut dengan emas baik luar maupun
dalam, sehingga tabiat Ilahi telah membungkus tabiat daging. Sehingga dengan
demikian kerohanian dari pada mempelai wanita Tuhan sederajat dengan Mempelai
Laki-Laki Sorga.
Itulah dua tempat yang tinggi, bukit
Golgota dan gunung Sion, tidak ada tempat yang tinggi yang melebihi kedua
tempat tersebut.
Kita kembali memperhatikan ...
Kidung Agung 4:6b
(4:6) Sebelum angin senja berembus dan
bayang-bayang menghilang, aku ingin pergi ke gunung mur dan ke bukit
kemenyan.
Kalimat pada bagian b ini dibagi
menjadi dua bagian:
Yang pertama: AKU INGIN PERGI KE GUNUNG MUR.
Biarlah kiranya kehidupan pemuda
remaja termasuk para pemirsa yang sedang mengikuti pemberitaan firman ini juga
harus pergi ke gunung mur, kiranya itu nyata.
Bukit
mur
berarti bukit Golgota, dimana Anak Domba
Allah telah mencurahkan darah-Nya yang suci bagi kita.
Mur itu adalah getah yang berbau
harum, yang keluar dari pohon mur dengan cara terlebih dahulu melukai kulit
batang pohon mur itu sendiri.
Setelah kulit batang pohon mur itu
dilukai maka keluar getah mur atau yang disebut minyak mur, aromanya berbau
harum.
Jelas ini merupakan gambaran dan bayangan dari sengsara salib.
Yesus Anak Allah telah terlukai dari ujung kepala sampai ujung kaki, bahkan
seluruh punggungnya terlukai oleh cambukan, sehingga darah-Nya yang suci itu
keluar mengalir dari luka-luka itu.
Pendeknya, Yesus rela menderita dan
merasakan sengsara yang tiada taranya itu karena dosa, karena kejahatan, karena
kenajisan manusia itu sendiri. Jadi Dia menderita bukan karena dosa-Nya, Dia
menderita karena dosa manusia.
Hal itu telah dinubuatkan oleh nabi
Yesaya ...
Yesaya 53:2- 5
(53:2) Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN
dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun
tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita
menginginkannya. (53:3) Ia dihina
dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita
kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan
bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. (53:4)
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan
kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan
ditindas Allah. (53:5) Tetapi dia
tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena
kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Perikop pada ayat ini: “Hamba Tuhan yang Menderita”, berarti
seorang hamba Tuhan, seorang pelayan Tuhan harus siap menderita, kalau mau
melayani harus siap menderita. Kalau tidak siap menderita, kalau tidak mau
dilukai, tidak mau menerima cambukkan seperti kulit batang pohon mur itu,
jangan melayani.
Hamba Tuhan itu harus rela menderita
di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, harus rela berkorban, tenaga, pikiran,
waktu, keuangan, materi, harus rela berkorban.
Setelah kita membaca Yesaya 53:2-5, kita akan melihat
praktek hamba Tuhan yang luar biasa:
Jelas ayat 2 dan ayat 3
ini menceritakan tentang Dia yang mulia rela menjadi hina karena menanggung
penderitaan yang begitu hebat, menanggung sengsara yang tiada taranya.
Penyakit kitalah
yang ditanggung-Nya, sengsara kita yang dipikul-Nya, Ia tertikam oleh
pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh kejahatan kita.
Kesimpulannya; ganjaran yang
medatangkan keselamatan bagi manusia ditimpakan kepada Yesus Anak Allah.
Inilah nubuatan nabi Yesaya dan itu
sudah digenapi oleh Yesus Anak Allah, 2000 tahun yang lalu.
Kiranya penggenapan yang sama juga
nyata di tengah-tengah ibadah pelayanan kita ini.
Melayani tetapi menyingkir dari
sengsara salib dan mencari zona nyaman itu bukan hamba Tuhan walaupun dia
menyebut dirinya sebagai hamba Tuhan. Namun ukuran yang sebenarnya untuk
menjadi hamba Tuhan adalah firman Tuhan.
Oleh sebab itu, seorang hamba
Tuhan/pelayan Tuhan, tidak boleh menyingkir dari sengsara salib, sebab ukuran
untuk menjadi hamba Tuhan adalah firman Tuhan.
Perhatikan kalimat berikut; Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya,
dan kesengsaraan kita yang dipikulnya. Sesungguhnya manfaat sengsara salib
itu:
1. Memberi
kesembuhan.
2. Melepaskan
kita dari persoalan yang menghimpit.
Jadi
tidak ada persoalan di dunia ini yang tidak dapat diselesaikan oleh sengsara
salib.
Jadi kita dapat menarik kesimpulan;
rela menderita, rela dilukai, rela dicambuk di tengah-tengah ibadah pelayanan,
menunjukkan bahwa ia sedang pergi ke gunung mur.
Pergi ke gunung mur sama dengan
mengalami beberapa hal, yakni:
a. Mengalami pengurapan Allah.
Minyak
mur itu adalah urapan Roh Kudus.
b. Mengalami pemulihan dan kesembuhan.
c. Menjadi suatu kehidupan yang berbau harum.
d. Berlindung di dalam darah Anak Domba pada
masa yang gelap = bayang-bayang.
Oleh sebab itu jangan menyingkir dari
sengsara salib di tengah ibadah dan pelayanan supaya kita diakui oleh Tuhan
sebagai pelayan Tuhan, sebagai imamat rajani, dan selanjutnya menjadi
pelayan-pelayan Tuhan yang berkenan bagi Tuhan. Mari kita pergi ke gunung mur,
berlindunglah di dalam darah Anak Domba.
Mazmur 18:1
(18:1) Untuk pemimpin biduan. Dari hamba TUHAN,
yakni Daud yang menyampaikan perkataan nyanyian ini kepada TUHAN, pada
waktu TUHAN telah melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya dan dari
tangan Saul.
Perikop pada ayat ini: “Nyanyian Syukur Daud”, hamba Tuhan apalagi
ia mendapat karunia nabi pasti ada ciptaan-ciptaan baru, selalu ada nyanyian
baru, menghasilkan logat ganjil (nyanyian baru).
Ibadah itu bukan aturan, maka pada
saat kita bernyanyi, memuji Tuhan, itu merupakan ungkapan hati yang paling
dalam kepada Tuhan.
Tuhan sedang mencari hati yang tulus,
Tuhan sedang mencari hati hamba, hati yang mau rela menderita, Tuhan tidak
melihat fisik, Tuhan tidak melihat latar belakang seseorang.
Pengalaman Daud dituangkan di dalam
nyanyiannya, dimana Tuhan melepaskan dia dari maut, cengkraman dari tangan
Saul. Kita tahu itu, beberapa kali Saul berusaha membunuh Daud dengan cara yang
licik:
- Pertama-tama; Daud perintahkan untuk berada di barisan depan supaya ia segera mati
(tewas), tetapi Tuhan luputkan dia dari kematian.
- Yang kedua;
Saul meminta supaya Daud mengambil kulit katan dari orang Filistin, dengan
demikian Saul akan memberikan anak perempuannya bagi dia (Daud). Dia luluskan
bahkan dia memberi kulit katan dari pada orang Filistin itu dua kali lipat
bahkan seterusnya.
- Dan
selanjutnya; pada saat Saul kerasukan setan dia sempat menghujamkan ujung
tombaknya kepada Daud, tetapi Tuhan meluputkan dia.
Nyanyian inilah yang dinaikkan kepada
Tuhan dari lubuk hati yang paling dalam.
Pendeknya, Tuhan mencari hati hamba,
Tuhan mencari hati yang tulus di dalam melayani pekerjaan Tuhan, Tuhan tidak
mencari hamba Tuhan yang licik.
Mazmur 18:2
(18:2) Ia berkata: "Aku mengasihi Engkau,
ya TUHAN, kekuatanku!
Pertolongan yang dialami Daud, pada
ayat 2; diakui oleh Daud.
Kalau kita sudah mendapat pertolongan
harus ada pengakuan, kalau kita sudah diberkati oleh Tuhan harus ada pengakuan,
apalagi kalau sudah diangkat menjadi hamba Tuhan (pelayan Tuhan) harus ada
pengakuan dari lubuk hati yang paling dalam.
Banyak diantara kita setelah
diberkati lupa kepada si pemberi berkat (Tuhan), lupa dengan pelayanan kasih yang
isinya pemberian, kemurahan, itu namanya tidak tahu diri. Belajarlah untuk
mengakui segala pertolongan Tuhan dengan rendah hati sebab hamba Tuhan memang harus
rendah hati.
Mazmur 18:3
(18:3) Ya TUHAN, bukit batuku, kubu
pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat
aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota
bentengku!
Gambaran dari korban Kristus:
1. Bukit batu.
2. Kubu pertahanan.
3. Keselamatan.
4. Gunung batu.
5. Tempat perlindungan.
6. Perisai.
7. Tanduk keselamatan.
8.
Kota
benteng.
Pendeknya, korban Kristus adalah tempat perlindungan yang aman pada masa
kegelapan hingga sampai puncak kegelapan terjadi.
Saudara perhatikan, sekarang ini
adalah masa yang gelap, situasi dunia serba kacau, tidak menentu sangat
mengerikan sekali, dimana-mana terjadi musibah longsor, musibah banjir, musibah
gunung meletus, musibah, musibah, dan musibah. Tidak ada lagi hari tanpa
musibah, ini adalah sebuah tanda bahwa dunia ini sudah berada dalam keadaan
gelap, disertai dengan situasi yang sudah tidak menentu, keadaan yang sangat
kacau.
Jangan berharap bumi pertiwi dan
seantero dunia ini mengalami pemulihan. Ini membuat hati saya sedikit
tergelitik manakala hamba Tuhan berkata Indonesia dipulihkan. Itu sebuah
pernyataan yang keliru, sebab dunia ini harus hancur supaya firman ini
tergenapi. Tetapi barangkali hidup nikah kita, hubungan kita dengan Tuhan
memang harus dipulihkan, itu mungkin dan bisa Tuhan pulihkan tetapi kalau dunia
ini, bumi ini, tidak akan mungkin dipulihkan, akan terus mengarah sampai kepada
penghancuran, supaya firman tergenapi, di mana langit dan bumi yang pertama
harus berlalu supaya tampil mempelai Tuhan = langit dan bumi yang baru.
Pendeknya, korban Kristus adalah tempat perlindungan, kita berlindung hanya di
dalam darah Anak Domba Allah.
Jadi kalau kita tidak pergi ke gunung
mur, kita tidak akan merasakan seperti apa yang dialami oleh Yesus Anak Allah, tetapi
ketika kita pergi ke gunung Mur barulah mata kita tercelik, barulah kita
mengerti sekarang, barulah kita dapat melihat bahwa pertolongan Tuhan hanya
berada di dalam darah Anak Domba, pertolongan tidak datang dari mana-mana.
Baru beberapa hari hujan melanda
Jakarta, banyak mobil dan kendaraan lainnya hanyut (berenang), artinya:
kekayaan, harta yang banyak tidak dapat menyelamatkan manusia ini, selain
berlindung di dalam darah Anak Domba. Sebab itu jangan menyingkir dari salib,
itu merugikan diri, mencelakakan diri.
Tempat perlindungan kita, kota
benteng yang teguh, kubu pertahanan, perisai, keselamatan hanyalah darah Anak
Domba Allah. Berlakulah bijaksana dalam hal menyikapi firman yang kita terima
saat ini dari Tuhan.
Pelayanan kasih berisi permberian
dari Tuhan, menumbuhkan buah kebenaran yaitu kemurahan yang menimbulkan
ucapan-ucapan syukur yang mendalam kepada Tuhan.
Tetapi tidak usah kecil hati, tidak
usah merasa rugi ketika kita mengalami sengsara karena salib, tidak usah merasa
aneh sebab bagi anak-anak Tuhan tersedia tempat perlindungan dalam darah Anak
Domba.
Sekarang kita lihat wujud korban
Kristus atau prakteknya dalam pelayanan sehari-hari:
a. Bersekutu
dengan tubuh dan darah Yesus lewat perjamuan suci.
b. Bersekutu
dengan firman kasih karunia.
Kita lihat terlebih dahulu...
Keterangan: BERSEKUTU DENGAN FIRMAN KASIH KARUNIA
1 Petrus 1:9
(1:9) karena kamu telah mencapai tujuan
imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Terlebih dahulu saya mengatakan
tujuan iman adalah keselamatan jiwa. Tujuan iman bukan soal berkat, sebab
segala berkat atau perkara lahiriah lainnya tidak dapat menyelamatkan jiwa.
Baru saja Jakarta dikepung air selama tiga hari, harta benda dan kekayaan lainnya sudah
berenang (hanyut) bagaikan ikan berenang.
1 Petrus 1:10-12
(1:10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan
diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang
diuntukkan bagimu. (1:11) Dan
mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh
Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian
tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala
kemuliaan yang menyusul sesudah itu. (1:12)
Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka
sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan
sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang
diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang
ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
Keselamatan
itulah yang diselidiki dan diteliti oleh para nabi, baik nabi Daniel,
nabi Yesaya, nabi besar, nabi kecil.
Ada 5 nabi besar dan 12 nabi kecil,
mereka meneliti keselamatan yang dari Tuhan. Jangan hamba Tuhan meneliti
firman, lalu yang disampaikan hanya soal berkat-berkat lahiriah.
Firman kasih karunia diperuntukkan
kepada kita supaya kita selamat.
Nabi-nabi bernubuat
tentang firman kasih karunia yaitu pengajaran
firman tentang salib Kristus, itulah firman Allah yang diteliti dan
diselidiki oleh nabi-nabi. Pengajaran salib, itulah firman kasih karunia yang
diperuntukkan bagi kita, supaya kita memperoleh keselamatan itu.
Biarlah kita
bersekutu dengan firman kasih karunia, jangan bersekutu dengan firman yang
lain-lain.
2 Petrus 1:18
(1:18) Suara itu kami dengar datang dari sorga,
ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus.
Saat ini kita berada
di gunung Tuhan (gunung yang tinggi) supaya kita boleh mengalami pengudusan.
Hanya ada dua gunung
yang tercatat di dalam Alkitab sebagai gunung yang tertinggi yaitu: bukit Golgota
dan gunung Sion.
Biarlah kita berada
di gunung yang tinggi supaya kita mengalami pengudusan, ini adalah gunung
Tuhan.
Tempat kita
beribadah disebut juga dengan gunung Tuhan, supaya kita mengalami pengudusan.
2 Petrus 1:19
(1:19) Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh
firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu
memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat
yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam
hatimu.
Memperhatikan firman
nabi = memperhatikan pelita yang
bercahaya di tempat gelap.
Jadi sudah sangat
jelas, bersekutu dengan darah Yesus wujudnya adalah bersekutu dengan firman kasih karunia, firman para nabi itulah
pengajaran salib.
Biarlah kita
bersekutu dengan pengajaran salib, supaya kita dapat mengalami perlindungan
pada saat malam terjadi. Dunia ini sudah berada dalam kegelapan karena dosa, di
tengah-tengah kegelapan terjadi kekacauan,
caruk maruk, kacau balau, sehingga membuat orang-orang menjadi takut,
gelisah, yaitu orang-orang yang berada di luar Tuhan tentunya. Tetapi mereka
yang bersekutu dengan darah salib, berlindung saat malam tiba.
Memperhatikan firman
para nabi = memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat gelap, sampai:
- Fajar menyingsing = sampai kita
melewati masa kegelapan itu.
- Sampai bintang timur terbit bersinar di
dalam hati,
sampai Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga dalam kesempurnaan dan
kemuliaan-Nya.
Biarlah kita
bersekutu dengan darah Yesus, prakteknya: bersekutu dengan firman nabi,
bersekutu dengan firman kasih karunia, bersekutu dengan pengajaran salib
sebagai tempat perlindungan pada masa gelap terjadi.
Sampai kapan? Sampai
kita melewati kegelapan malam, fajar menyingsing. Sampai kapan? Saat cerah
tiba, saat Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga dalam kemuliaan
dan kesempurnaan-Nya. Dialah Bintang Timur itu.
Jadi berlindung
dalam darah Yesus bukan semata-mata saat dalam gelap malam, tetapi sampai cerah
tiba, sampai fajar menyingsing, dan sampai bintang timur terbit, Yesus tampil
sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Saya semangat sekali
menyampaikan hal ini, sebab itu berlindunglah di dalam darah Yesus, prakteknya
bersekutu dengan pengajaran salib, jangan dengan teologi-teologi kemakmuran.
Tadi pertanyaannya,
sampai kapan kita berlindung di dalam darah Anak Domba? Jawabnya, hingga tiba
hari yang cerah itu yakni sampai kedatangan-Nya yang kedua kali sebagai Raja
dan Mempelai Pria Sorga.
Kolose 3:4
(3:4) Apabila Kristus, yang adalah
hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri
bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
Apabila cerah tiba,
apabila Kristus tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga dalam
kemuliaan-Nya, maka kita juga akan
menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemulian-Nya.
Intinya, berlindung
dalam korban Kristus wujudnya:
a. Bersekutu
dengan firman kasih karunia.
b. Bersekutu
dengan tubuh dan darah Yesus lewat perjamuan suci.
Keterangan: BERSEKUTU DENGAN TUBUH DAN DARAH YESUS
KRISTUS LEWAT PERJAMUAN SUCI
Yohanes 6:54-58
(6:54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum
darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada
akhir zaman. (6:55) Sebab
daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. (6:56) Barangsiapa makan daging-Ku dan
minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. (6:57) Sama seperti Bapa yang hidup
mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan
Aku, akan hidup oleh Aku. (6:58)
Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek
moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan
hidup selama-lamanya."
Bersekutu dengan
tubuh dan darah Yesus Kristus:
a. Dibangkitkan pada akhir zaman ... ayat 54.
b. Menyatu dengan Tuhan, hidup kita menjadi
satu dengan Tuhan ... ayat 56.
c. Hidup untuk selama-lamanya ... ayat 58.
Biarlah kiranya kita
senantiasa hidup bersekutu dengan korban Kristus, prakteknya bersekutu dengan
tubuh dan darah Yesus supaya kita mengalami 3 hal di atas.
Filipi 3:20
(3:20) Karena kewargaan kita adalah di dalam
sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai
Juruselamat,
Kita ini (manusia)
berasal dari sorga, tetapi karena dosa itu Adam diusir dari taman Eden,
bagaikan kita dilemparkan ke dunia. Sebetulnya tanah air kita adalah sorga.
Kewargaan kita adalah Kerajaan Sorga, dan dari
situlah kita menantikan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, dari tengah ibadah
pelayanan juga kita menantikan-Nya.
Kita tidak mungkin
menantikan Tuhan di luar sana, kita harus menantikan Dia di dalam kerajaan
sorga itu juga, yaitu; di tengah-tengah ibadah.
Filipi 3:21
(3:21) yang akan mengubah tubuh kita yang hina
ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut
kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
Dan kita semua kelak
akan diubahkan, mengubah tubuh kita yang
hina ini, sehingga menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya
yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
Segala sesuatu telah
ditaklukkan di dalam diri Yesus lewat sengsara salib, jadi tetap salib adalah
perlindungan, salib adalah pertolongan kekuatan dan saliblah yang
menyelamatkan kita, salib juga yang akan mengubahkan kehidupan kita. Mari kita
pergi ke gunung mur, berlindung di dalam darah korban Kristus. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment