KITAB KOLOSE
(Seri: 82)
Subtema: SATU TUBUH DI DALAM KRISTUS UNTUK MEMULIAKAN DIA
Shalom.
Pertama-tama saya
mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, oleh kasih dan kemurahan-Nya kita
diijinkan, diperkenankan untuk mengusahakan Ibadah Doa Penyembahan. Dan biarlah
kiranya firman yang akan kita terima ini, selanjutnya membawa kita rendah di
kaki salib Tuhan, tersungkur di hadapan Tuhan, sujud menyembah Allah yang
hidup, Allah yang berkuasa, Tuhan dan Juruselamat yang berdaulat atas kehidupan
kita masing-masing.
Saya juga tidak
lupa menyapa anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti
pemberitaan firman Tuhan lewat live
streaming, video internet, Youtube, Facebook, di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari
kita berdoa dan mohon kemurahan Tuhan supaya kiranya Tuhan membukakan
firman-Nya bagi kita sekaliannya.
Segera kita
sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang
dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:9B-11
(3:9)
Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama
serta kelakuannya, (3:10) dan telah mengenakan manusia
baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar
menurut gambar Khaliknya; (3:11) dalam hal ini tiada lagi orang
Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar
atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua
dan di dalam segala sesuatu.
Singkatnya: Tujuan dari pembaharuan ialah untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.
Berarti:
a.
Segambar serupa
dengan Allah.
b.
Berada pada
derajat yang tinggi, artinya; kualitas rohani kita sederajat dengan Kristus
sebagai Mempelai Pria Sorga lahir maupun batin (luar dalam), sama seperti peti
dari Tabut Perjanjian yang terbuat dari kayu penaga, tetapi telah disalut
dengan emas baik luar maupun dalam.
Bagian
kedua (bagian B) ini, jelas menunjuk kepada; mempelai wanita Tuhan.
c.
Menjadi satu atau
terwujudnya kesatuan tubuh.
Itulah tujuan dari pembaharuan.
Biarlah di dalam kehidupan kita terjadi pembaharuan dari sehari ke sehari,
sehingga kehidupan kita ini menjadi manusia rohani. Kalau manusia batiniah
dibaharui maka manusia lahiriah akan semakin merosot.
Bukti dari kesatuan tubuh: Tidak ada
lagi perbedaan, antara;
-
Orang
Yunani atau orang Yahudi.
-
Orang
bersunat atau orang tak bersunat.
-
Orang
Barbar atau orang Skit.
-
Budak
atau orang merdeka.
Tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
Tidak ada lagi perbedaan sehingga di dalam kesatuan itu yang terlihat Kristus adalah semua dan di dalam segala
sesuatu.
Itu doa saya di dalam kesatuan tubuh terhadap keluarga Allah sidang jemaat
GPT “BETANIA”: Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu,
tidak boleh ada penonjolan diri, melayani harus dengan roh dengar-dengaran.
Pendeknya: Di dalam kesatuan itu yang menonjol adalah Kristus dan
tubuh-Nya (tidak terlihat penonjolan diri dan kepentingan pribadi).
Mari kita lihat TUBUH MEMPELAI.
Wahyu 19:6-7
(19:6)
Lalu aku mendengar
seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan
seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah
kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7)
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap
sedia.
Kesatuan tubuh Kristus yang sempurna atau yang disebut juga dengan mempelai
wanita Tuhan, mereka itu datang dari empat penjuru bumi (dari berbagai-bagai
suku, kaum, bahasa, dan bangsa), menjadi satu himpunan besar orang banyak.
Yang menonjol di dalam himpunan besar itu ialah Kristus dan tubuh-Nya,
dengan bukti ialah mereka datang bersukacita
dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia.
Pendeknya: Mereka datang dalam kesatuan yang erat hanya untuk memuliakan Dia, tidak ada kepentingan yang lain. Itu
yang terlihat di dalam kesatuan tubuh yang sempurna; mereka datang untuk
memuliakan Dia, tidak lebih tidak kurang.
Sebab itu saya tandaskan sekali lagi: Kalau memang mau melayani Tuhan,
layani dengan roh dengar-dengaran. Kiranya kita datang melayani Tuhan hanya
untuk memuliakan Dia, tidak ada kepentingan lain supaya jangan terjadi
kesalahan-kesalahan lagi.
Kita bisa saja melayani Tuhan dan menunjukkan tampilan tubuh terlihat baik,
mulut manis, tetapi hati jahat. Yang Tuhan mau adalah melayani dengan roh
dengar-dengaran. Kita datang hanya untuk memuliakan Dia, tidak lebih, tidak
kurang. Itu yang terlihat dalam kesatuan tubuh, itulah tubuh Mempelai yang sebenarnya, berarti
sudah sangat jelas; yang menonjol adalah Kristus dan tubuh-Nya, tidak terlihat
yang lain-lain.
Belajar untuk rendah hati, belajar bijaksana di dalam hal menyikapi apa
yang sudah kita terima dari Tuhan supaya jangan salah-salah ke depan. Tidak ada
artinya penonjolan diri. Biar kita melayani Tuhan dengan segala jerih payah,
tetapi kalau disertai dengan penonjolan diri dan kepentingan diri, semuanya menjadi
sia-sia.
Mari kita kembali melihat Wahyu 7.
Wahyu 7:4-8
(7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan
itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari
semua suku keturunan Israel. (7:5)
Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas
ribu, dari suku Gad dua belas ribu, (7:6)
dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu, dari suku
Manasye dua belas ribu, (7:7) dari
suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar
dua belas ribu, (7:8) dari suku
Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua
belas ribu.
Jumlah mereka yang dimeteraikan itu 144.000 (seratus empat puluh empat
ribu) dari 12 (dua belas) suku keturunan Israel, inilah yang menjadi inti dari
mempelai wanita Tuhan.
Namun, jangan berkecil hati, kita akan membaca Wahyu 7:9.
Wahyu 7:9
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya,
suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya,
dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta
dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun
palem di tangan mereka.
Kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya datang dari segala bangsa dan suku dan kaum dan
bahasa, inilah bayangan dari inti mempelai wanita Tuhan.
Kemudian, himpunan besar orang banyak ini;
-
Berdiri di
hadapan takhta.
-
Berdiri di hadapan
Anak Domba.
Jelas ini berbicara tentang kesatuan di dalam hal memuliakan Dia.
Himpunan besar orang banyak ini datang dari berbagai suku, kaum, bahasa dan
bangsa, mereka itu adalah bangsa kafir yang juga turut menjadi mempelai Tuhan
(bayangan dari inti mempelai Tuhan), mereka berdiri di hadapan takhta
dan berdiri di hadapan Anak Domba, tidak berdiri di atas dasar yang
lain, tidak berdiri di atas kepentingan diri sendiri.
Saat ini kita berdiri di hadapan takhta, berdiri di hadapan Anak Domba
hanya dengan satu tujuan; untuk memuliakan Dia, tidak ada yang lain.
Jadi, yang menonjol adalah Kristus, atau sama dengan; Kristus adalah semua
dan di dalam segala sesuatu.
Selanjutnya, terlihat dua hal lagi di dalam diri mereka, yakni:
1.
Mereka memakai
jubah putih.
2.
Daun-daun palem
di tangan mereka.
Mari kita menyimak uraian dari 2 (dua) perkara di atas.
Tentang: Mereka memakai jubah putih.
Jubah putih terkait dengan ibadah, sesuai dengan Wahyu 7:14.
Wahyu 7:14
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan
mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah
orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci
jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Korban sembelihan -- domba yang disembelih, darah yang tercurah -- itu
jelas sama dengan ibadah, berada di tengah-tengah ibadah. Pakaian itu menjadi
putih bersih, jelas karena darah Anak Domba, itu sebabnya saya katakan: jubah
putih terkait dengan ibadah.
Korban sembelihan itu ibadah, salah satu dari dua korban sehari-hari, yakni;
korban santapan dan korban sembelihan.
Jadi, jubah putih menunjukkan bahwa mereka berada di tengah-tengah ibadah.
Tentang: Daun-daun palem di tangan mereka.
Daun palem menunjukkan bahwa mereka berada pada hari perhentian atau hari
ketujuh.
Wahyu 22:3-5
(22:3) Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan
takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah
kepada-Nya, (22:4) dan mereka
akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. (22:5) Dan malam tidak akan ada lagi di
sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan
Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja
sampai selama-lamanya.
Ada 7 (tujuh) perkara di dalam Kerajaan Sorga sebagai hari perhentian
kekal:
1.
Tidak ada lagi
laknat.
2.
Takhta Allah dan
takhta Anak Domba ada di dalamnya.
3.
Hamba-hambanya
akan beribadah kepada-Nya.
4.
Mereka akan
melihat wajah-Nya.
5.
Nama-Nya tertulis
di dahi mereka.
6.
Malam tidak ada
lagi.
7.
Memerintah
sebagai raja sampai selama-lamanya.
Itulah 7 (tujuh) perkara di dalam kerajaan kekal sebagai hari perhentian
kekal.
Namun dari 7 (tujuh) perkara di atas tadi, hanya ada dua kegiatan pada hari ketujuh (hari perhentian):
1.
Beribadah (hal yang
ketiga).
2.
Memerintah
sebagai raja = melayani Tuhan (hal yang ketujuh).
Pendeknya: Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
1 Korintus 12:12
(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan
anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu
tubuh, demikian pula Kristus.
Tubuh itu satu, sekalipun anggota-anggotanya banyak, demikian pula Kristus
adalah satu.
Kristus itu adalah Kepala, tidak dua, hanya satu, demikian juga tubuh hanya
satu. Kalau tubuh satu, tetapi kepala dua, bukankah itu aneh? Jadi, tubuh itu
adalah satu walaupun anggotanya banyak, demikian juga Kristus yang adalah
Kepala adalah satu, tidak dua.
1 Korintus 12:13
(12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang
Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis
menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Di dalam satu Roh kita semua;
-
baik Yahudi maupun Yunani (bangsa kafir),
-
budak maupun orang merdeka,
telah mengalami dua hal, yaitu;
1.
Telah dibaptis
menjadi satu tubuh.
2.
Diberi minum dari
satu Roh.
Mari kita lihat penguraian dari dua perkara di atas.
Tentang: Telah dibaptis menjadi satu tubuh.
Dibaptis menjadi satu tubuh, artinya; oleh karena kematian dan kebangkitan
Tuhan Yesus Kristus, kita telah menjadi satu tubuh. Hargai kematian dan
kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
Berarti: jika kita satu dengan kematian dan kebangkitan-Nya menunjukkan
bahwa kita adalah anggota tubuh Kristus (masuk di dalam bilangan Tuhan).
Sebab itu, di atas tadi telah saya sampaikan: Jangan kita melayani karena ada
kepentingan. Jangan melayani karena kemampuan daging, sehingga tidak
dengar-dengaran. Tidak ada artinya. Biar kita bekerja sampai jungkir balik,
bahkan sampai keringat darah, bila tidak disertai dengan roh dengar-dengaran,
semua itu tidak ada artinya. Jadi, jangan buat rugi diri sendiri.
Melayani dengan segala jerih lelah,
tetapi sia-sia, apa artinya? Belajar bijaksana, dewasalah mulai dari sekarang.
Jadilah hamba Tuhan, pelayan Tuhan, imam-imam yang dengar-dengaran (taat,
setia, dengar-dengaran) sehingga berkenan, itu yang Tuhan mau.
Kembali saya tandaskan: Kalau kita satu dalam kematian dan kebangkitan-Nya,
kita adalah bilangan Tuhan, dengan kata lain; kita lepas dari bilangan
antikris.
Tentang: Diberi minum dari satu Roh.
Kita diberi minum dari satu Roh, berarti; menikmati pelayanan dari
karunia-karunia yang berbeda-beda, dan jabatan-jabatan yang berbeda-beda, namun
dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama itu. Bayangkan kalau melayani
dengan roh yang berbeda-beda, di situ terjadi sikut menyikut, di situ terjadi
perselisihan, di situ terjadi perpecahan, di situ terjadi tumpang tindih,
akhirnya terjadi perpecahan, terjadi kerusuhan. Tetapi puji Tuhan, kita semua
menjadi satu tubuh karena kita diberi minum oleh Roh yang satu itu.
Jadi, sekalipun kita melayani dengan
karunia-karunia yang berbeda-beda, jabatan-jabatan yang berbeda-beda, harus
saling melengkapi supaya terjadi keseimbangan.
Bangsa Israel dipelihara oleh Tuhan selama 40 (empat puluh) tahun
perjalanan di padang gurun. Setiap hari mereka dikenyangkan oleh manna, mereka
memungut satu gomer tiap-tiap orang. Ada
yang memungut banyak tetapi tidak berkelebihan, ada yang memungut sedikit
tetapi tidak kekurangan, supaya terjadi keseimbangan.
Kita semua harus saling melengkapi walaupun kita mempunyai karunia yang
berbeda-beda di tengah-tengah ibadah pelayanan ini, supaya jangan terjadi
perpecahan, melainkan keseimbangan.
Apakah saudara berpikir firman ini saya sampaikan secara kebetulan? Tidak.
Saat ini Tuhan sedang melihat keberadaan kita masing-masing.
1 Korintus 12:14-16
(12:14) Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota,
tetapi atas banyak anggota. (12:15)
Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak
termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? (12:16) Dan andaikata telinga
berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh",
jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
Karena tubuh tidak terdiri dari satu anggota saja, tetapi atas banyak
anggota, maka supaya terwujud kesatuan tubuh, yang perlu diperhatikan di sini
ada dua:
-
Ayat 15 menerangkan
kepada kita, bahwa; di dalam pelayanan itu tidak
perlu minder (rendah diri), melainkan harus rendah hati, harus yakin
dan percaya diri.
-
Ayat 16 menerangkan
kepada kita, bahwa; di dalam melayani itu tidak
perlu menonjolkan diri, supaya terwujudnya kesatuan tubuh.
Jadi, dua hal yang harus diperhatikan adalah tidak boleh minder (rendah
diri) dan tidak boleh ada penonjolan diri.
Lihat, tubuh (raga) kita ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu; bagian atas
dan bagian bawah.
Pada bagian bawah, tepatnya kaki berkata kepada tangan: “Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk
tubuh”, benarkah itu? Pernyataan kaki menunjukkan bahwa dia sedang minder
(rendah diri), itu tidak boleh, sebab Tuhan yang memberi kemampuan secara ajaib
kepada seorang pelayan Tuhan (hamba Tuhan). Maka setiap pelayan Tuhan (hamba
Tuhan) tidak boleh mengandalkan kemampuan dari manusia daging di dalam melayani
pekerjaan Tuhan.
Pada bagian tubuh yang lain, bagian atas (kepala), tepatnya
telinga berkata: “Karena aku bukan mata,
aku tidak termasuk tubuh”, benarkah itu?
Anggota tubuh yang berada di tempat yang paling tinggi ialah: mata.
Walaupun telinga hampir sama tingginya, tetapi mata tetap yang paling tinggi.
Terang itu harus berada lebih di atas untuk menerangi semua anggota tubuh,
tetapi karena dia (telinga) ingin menonjolkan diri, sehingga telinga berkata: “Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh”,
benarkah itu? Salah. Jadi, ini harus diperhatikan; tidak boleh ada kepentingan,
tidak boleh ada penonjolan, supaya terwujudnya kesatuan tubuh.
Kalau memang kita merasa tidak mampu, kita tinggal angkat tangan
(menyerah), maka Tuhan akan memberi kemampuan. Demikian juga jangan ada
penonjolan diri, jangan coba-coba untuk meninggikan diri seperti telinga --
meninggikan diri -- akhirnya terjadi perpecahan.
Mulai sekarang, kita harus belajar untuk mengerti rencana Tuhan. Sikapilah
apa yang dinyatakan Tuhan malam ini dengan rendah hati dan bijaksanalah.
1 Korintus 1:10
(1:10) Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara,
demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan
ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu
dan sehati sepikir.
Syarat supaya anggota tubuh yang berbeda-beda itu tetap satu (tanpa
perpecahan) adalah memperhatikan dua hal:
1.
Seia sekata. Seringkali kita
ini, setelah dipercaya melayani Tuhan, bukan lagi seia sekata, melainkan mulai
menonjolkan diri, mulai melayani karena kepentingan, mulai melayani karena
mencari pujian dan hormat, dan berusaha menunjukkan diri di hadapan orang lain,
akhirnya terjadi perpecahan.
2.
Sehati sepikir. Hanya satu yang
dirindukan oleh Tuhan, yaitu supaya kita semua menjadi satu, sama seperti Anak
dengan Bapa adalah satu, itulah pikiran Allah. Itu sebabnya Yesus harus
menceritakan tentang penderitaan-Nya kepada 12 (dua belas) murid, tetapi ketika
Yesus menceritakan penderitaan-Nya kepada murid-murid, Petrus berkata: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal
itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Di situlah Yesus berkata: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan
bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa
yang dipikirkan manusia.”
Kalau kita berada
pada titik nol, berada pada sengsara salib sebagai ruang lingkup kita, maka
kita hanya ingat dan memikirkan yang ada dalam ruang lingkup kita, tidak lebih
tidak kurang. Tetapi karena kita tidak berada di titik nol (di titik paling
rendah), tidak berada pada ruang lingkup sengsara salib, maka kita lupa tentang
yang berkaitan dengan sengsara salib, persis seperti Simon Petrus, dia hanya
memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia.
Memang, kita adalah manusia biasa, tetapi belajar untuk sehati sepikir,
serta seia sekata.
1 Korintus 1:12-13
(1:12) Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing
berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau
aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus. (1:13) Adakah Kristus terbagi-bagi?
Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama
Paulus?
Supaya kita tetap menjadi satu, tidak terbagi-bagi, tidak menjadi golongan
A, B, C, D, maka kita harus mengakui bahwa Kristus adalah satu. Di dalam
kesatuan itu yang menonjol adalah Kristus dan di dalam segala sesuatu adalah
Kristus.
1 Korintus 3:3-4
(3:3)
Karena kamu masih manusia
duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah
hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara
manusiawi? (3:4) Karena jika yang
seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain
berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu
menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
Jika ada iri hati, ada perselisihan yang menyebabkan terjadinya perpecahan
di antara anggota-anggota tubuh, menunjukkan bahwa ia adalah manusia duniawi
dan ia hidup secara manusiawi, dengan lain kata; bukan manusia rohani.
Kalau kita melayani dengan iri hati, melayani dengan perselisihan, itu
menunjukkan bahwa dia adalah manusia duniawi yang hidup secara manusiawi, bukan
secara rohani.
Hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging, tidak memikirkan
hal-hal yang rohani, tetapi mereka yang hidup menurut Roh memikirkan hal-hal
yang dari Roh, perkara di atas, perkara rohani. Biarlah kita hidup secara
manusia rohani saja, berarti; tidak boleh ada iri hati, tidak boleh ada selisih-selisih
satu dengan yang lain supaya jangan terjadi perpecahan.
1 Korintus 3:5-7
(3:5) Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus?
Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut
jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. (3:6)
Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi
pertumbuhan. (3:7) Karena itu
yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah
yang memberi pertumbuhan.
Rasul Paulus berkata: “Aku menanam,
Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.”
Yang terpenting adalah Allah yang memberi pertumbuhan rohani, bukan soal
siapa yang menyiram, bukan soal siapa yang menanam. Kita tidak perlu
menonjolkan diri karena karunia-karunia yang Tuhan percayakan kepada diri kita
masing-masing. Yang terpenting adalah Tuhan yang memberi pertumbuhan rohani.
Kalau terjadi pertumbuhan rohani yang sehat, maka Tuhan juga akan memberi
sistem imun yang baik, berarti kebal terhadap penyakit dosa kejahatan, kebal
terhadap penyakit dosa kenajisan. Itu yang terpenting.
Hal yang harus dihindari di dalam melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan ialah: “Saya punya
karunia, saya lebih hebat. Saya punya kemampuan, saya yang lebih hebat”,
bukan itu.
Kolose 3:11
(3:11) dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang
Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit,
budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam
segala sesuatu.
Ayat ini jelas berbicara tentang kesatuan tubuh. Tidak ada perbedaan di
dalamnya, sebab yang ditonjolkan adalah Kristus.
Kolose 3:12
(3:12) Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang
dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan,
kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
Lima hal inilah yang menjadi jubah dari orang-orang yang melayani Tuhan.
Milikilah lima hal itu, sebab itu merupakan pakaian dari seorang pelayan Tuhan,
hamba Tuhan.
Jadi;
-
Hamba Tuhan itu harus memiliki belas kasihan.
-
Hamba Tuhan itu memiliki kemurahan.
-
Hamba Tuhan itu memiliki kerendahan hati.
-
Hamba Tuhan itu memiliki kelemahlembutan.
-
Hamba Tuhan itu memiliki kesabaran.
Tidak boleh ambil kesimpulan sendiri. Seringkali kita bekerja tanpa lima
hal ini, padahal ini adalah pakaian kita di dalam melayani Tuhan.
Kita lihat PERSAMAANNYA.
Filipi 2:1
(2:1) Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan
kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas
kasihan,
Lima perkara di dalam Kristus:
1.
Ada nasihat.
2.
Ada penghiburan
kasih.
3.
Ada persekutuan
Roh.
4.
Ada kasih mesra.
5.
Ada belas
kasihan.
Filipi 2:2-3
(2:2) karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini:
hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa,
satu tujuan, (2:3) dengan tidak
mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.
Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain
lebih utama dari pada dirinya sendiri;
Kemudian, ada lima perkara di dalam tubuh Kristus (sidang jemaat):
1.
Sehati.
2.
Sepikir.
3.
Satu kasih.
4.
Satu jiwa.
5.
Satu tujuan (satu visi, satu
misi).
Pertahankan lima perkara ini, syaratnya:
1.
Jangan mencari kepentingan diri sendiri.
2.
Jangan mencari puji-pujian dan hormat dari orang lain.
Sebab itu merupakan perbuatan yang sia-sia (merugikan seorang pelayan Tuhan
di dalam melayani pekerjaan Tuhan).
Ayo, kita melayani untuk Tuhan, bukan untuk dilihat orang banyak, walaupun
kita ada di tengah-tengah orang banyak. Ingat itu.
Kalau saudara hanya mencari kepentingan diri sendiri, akhirnya seorang
pelayan Tuhan tidak dapat mendengar apa yang Tuhan mau bicarakan.
Sekalipun kita ada di tengah-tengah keramaian, melayani harus dengan
kerendahan hati. Jangan mencari puji-pujian, jangan mencari kepentingan diri
sendiri, itu sia-sia, tidak ada artinya. Harus tetap dengan segala kerendahan
hati.
Karena di dalam Kristus ada lima hal, maka di dalam jemaat juga harus ada
lima hal, syaratnya;
1.
Melayani bukan untuk mencari kepentingan diri sendiri.
2.
Melayani bukan untuk mencari puji-pujian dan hormat yang
sia-sia.
Sebab itu, mari kita menganggap; yang lain lebih utama, Tuhan lebih utama
dari pada diri sendiri.
Ingat itu mulai dari sekarang supaya terwujudnya kesatuan tubuh, sesuai
dengan judul ayat ini: “Nasihat supaya
bersatu”.
Mari kita bawa hidup kita rendah di kaki salib, tersungkur di bawah kaki
salib-Nya, sujud menyembah Allah yang hidup, Allah Abraham Ishak Yakub, Allah
Israel, Dia yang berkuasa atas kehidupan kita, Dia yang berdaulat. Dia Tuhan
dan Juruselamat, Kristus Kepala, Dia penyelamat tubuh. Kita harus bawa hidup
kita rendah di kaki salib. Lewat penyembahan malam ini kita rendahkan diri,
kita terima firman Tuhan dengan segala kerendahan hati dan dengan bijaksana, supaya
melayani dengan bijaksana sesuai dengan apa yang Tuhan mau, sehingga
terciptalah kesatuan tubuh. Di dalam kesatuan tubuh, Kristus adalah semua dan
di dalam segala sesuatu. Hanya Kristus.
Kita lihat tubuh Mempelai; mereka datang memuliakan Dia, tidak untuk
memuliakan diri sendiri, sesuai Wahyu
19:6-7. Demikian juga dalam Wahyu 7,
setelah kita melihat inti mempelai pada ayat
4-8, selanjutnya pada ayat 9
bangsa kafir -- bayangan dari mempelai Tuhan -- berdiri untuk memuliakan Dia.
Mereka tidak berdiri atas kepentingan diri sendiri di tengah himpunan besar
orang banyak. Kalau dari himpunan kecil ini saja kita tidak bisa memuliakan
Dia, bagaimana bisa kita menjadi bagian dari himpunan besar orang banyak, bagaimana
bisa kita menjadi bagian dari tubuh Mempelai?
Darah daging tidak masuk sorga, itu harus diketahui, sebab itu harus
terjadi pembaharuan manusia batiniah dari sehari ke sehari mulai dari sekarang,
supaya manusia lahiriahnya merosot, dagingnya tidak terlihat lagi.
Daging ini yang memberatkan kehidupan kita sehingga tidak terangkat (naik) ke sorga.
Kita bisa terangkat karena kita manusia rohani.
Mari kita bawa diri kita rendah di kaki Tuhan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment