IBADAH
KAUM MUDA REMAJA, 04 APRIL 2020
STUDY
YUSUF
(Seri: 185)
Subtema:
BANGKITLAH MENJADI GUNUNG SION
Shalom.
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan oleh karena kasih dan kemurahan-Nya
kita dimungkinkan untuk mengusahakan Ibadah Kaum Muda Remaja. Kita berada di
tengah-tengah perhimpunan Ibadah Kaum Muda Remaja semua karena kemurahan dari
pada Tuhan.
Saya tidak lupa
menyapa anak-anak Tuhan, kaum muda remaja,
bahkan
hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube,
Facebook dimanapun anda berada.
Selanjutnya mari kita berdoa dan
kita mohon kemurahan Tuhan, supaya
kiranya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita di malam ini. Sehingga kehidupan
kita diberkati, segala sesuatu dipulihkan, sehingga nyata
pemeliharaan, perlindungan, dan pembelaan Tuhan bagi kita di hari-hari terakhir
ini, termasuk darah Yesus membela kita dari virus
covid-19.
Mari kita sambut firman penggembalaan
untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari study
Yusuf.
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak
laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye
kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku
lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang
kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku
mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum datang tujuh tahun kelaparan
itu lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki.
- Yang
sulung bernama: Manasye.
- Yang
kedua bernama: Efraim.
Selanjutnya mari kita simak arti rohani
kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari anak yang sulung, yakni
Manasye.
MANASYE, artinya:
Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yakni:
1. Yusuf
lupa kepada kesukarannya.
2. Yusuf
lupa kepada rumah bapanya.
Kita
masih memperhatikan tentang: YUSUF LUPA KEPADA KESUKARANNYA.
Adapun kesukaran Yusuf dibagi dalam
tiga fase:
- Fase
yang pertama: “Ketika Yusuf tinggal
bersama-sama dengan saudara-saudaranya” (Kejadian 37).
- Fase
yang kedua: “Ketika Yusuf tinggal di
rumah Potifar” (Kejadian 39).
- Fase
yang ketiga: “Ketika Yusuf berada di
dalam penjara” (Kejadian 40).
Namun
kita
masih berada pada FASE YANG KEDUA, yakni: KETIKA
YUSUF TINGGAL DI RUMAH POTIFAR.
Kita
awali …
Kejadian 39:6b
(39:6) Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan
Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain
dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.
“Adapun
Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.”
Ketentuan firman Allah terhadap sidang
mempelai Tuhan ialah manis sikapnya dan elok parasnya.
Mengapa demikian? Karena sidang
mempelai Tuhan tidak boleh ada cacat dan celanya,
sesuai dengan Kidung Agung 4:1-7 dan Wahyu 12:1/Wahyu 21:9-11.
Pendeknya,
keindahan dari mempelai perempuan dinyatakan di tengah-tengah bangsa kafir
bagaikan Yusuf ada di tanah Mesir.
Kejadian
39:7
(39:7) Selang
beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: "Marilah
tidur dengan aku."
Kalau
berkat rohani orang Kristen termasuk pemuda remaja telah memuncak yakni indah
dan mulia. Di sisi lain nanti lawan atau musuh yang paling dibenci oleh
Tuhan yakni roh kenajisan, akan berusaha menjatuhkan ke dalam
perzinahan, seperti isteri Potifar memandang Yusuf dengan berahi, lalu berkata:
"Marilah
tidur dengan aku."
Inilah
yang akan terjadi bilamana berkat rohani itu sudah berada sampai puncaknya,
singkatnya pemuda remaja menjadi suatu kehidupan yang indah dan mulia.
Perlu
untuk diketahui; kalau saudara melihat kehidupan seseorang termasuk melihat
hamba Tuhan berada pada puncak rohani yaitu mulia dan indah, cukup dihormati
saja dan berlaku sopan, tidak lebih dan tidak kurang.
Seperti isteri Potifar memandang Yusuf dengan berahi, lalu berkata: "Marilah tidur dengan aku."
Puncak
rohani dari anak-anak Tuhan adalah pesta nikah Anak Domba. Tetapi pada Wahyu
17 dan Wahyu 18, Babel besar berusaha untuk menggagalkan pesta nikah
Anak Domba dalam Wahyu 19.
Kejadian
39:8-9
(39:8) Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu:
"Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini
dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, (39:9) bahkan
di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak
diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya.
Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa
terhadap Allah?"
Singkatnya,
Yusuf menolak untuk tidur dengan isteri Potifar sebab itu merupakan dosa kejahatan
yang besar di hadapan Allah, juga merupakan dosa yang paling dibenci oleh
Allah, sesuai Wahyu 18:2.
DAMPAK
NEGATIF DARI DOSA KENAJISAN adalah menghambat pembangunan tubuh Kristus
atau menghambat pesta nikah Anak Domba, Wahyu 19:6-9.
Tetapi
yang pasti di sini kita telah melihat, Yusuf telah menolak untuk tidur dengan
isteri Potifar, berarti Yusuf memiliki sikap yang tegas atau kuat dan
teguh hati, tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak suci.
Dengan
memiliki sikap yang tegas atau tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tak
suci (yang jahat dan yang najis), menunjukkan bahwa:
1.
Yusuf
tidak menodai firman Allah yang benar dan murni.
2.
Yusuf
memelihara harta yang indah.
Selanjutnya
kita akan melihat BUKTI YUSUF BENAR-BENAR TIDAK MENODAI FIRMAN ALLAH.
Yeremia
23:28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu,
dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu
dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman
TUHAN.
Nabi
yang beroleh mimpi harus menceritakan mimpinya itu dengan benar, dan nabi yang
beroleh firman Tuhan harus menceritakan firman Tuhan itu dengan benar, berarti;
tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan.
Tujuannya:
supaya terjaga kemurnian dari firman Allah itu sendiri.
Singkatnya,
Yusuf digambarkan dengan gandum bukan jerami, berarti berisi penuh dengan
firman Allah.
Sebagai
contoh:
Kejadian
37:5-9
(37:5) Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya
kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.
(37:6) Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang
kumimpikan ini: (37:7) Tampak kita sedang di ladang mengikat
berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian
datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada
berkasku itu." (37:8) Lalu saudara-saudaranya berkata
kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin
berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena
mimpinya dan karena perkataannya itu. (37:9) Lalu ia memimpikan pula
mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya:
"Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang
sujud menyembah kepadaku."
Dengan
terang-terangan Yusuf menceritakan kedua mimpinya itu kepada
saudara-saudaranya, berarti tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan. Dengan
demikian, Yusuf menjaga kemurnian dari pada firman Allah itu sendiri,
sekalipun Ia dibenci sebagai tanda penolakan saudara-saudaranya kepada dia.
Perlu
untuk diketahui, lebih baik kita berpegang teguh kepada Firman Pengajaran
Mempelai sekalipun ditolak dan dibenci oleh dunia, dari pada diterima dunia,
tetapi tidak bersama dengan Firman Pengajaran Mempelai. Jangan konyol, ingat
kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi dan dunia dengan segala isinya akan
berlalu.
Kemurahan
bagi kita, sebab sejauh ini kita telah digembalakan oleh Firman Pengajaran
Mempelai dalam terangnya Tabernakel, mengingat kedatangan Tuhan sudah tidak
lama lagi, waktu yang tersisa sudah sangat singkat sekali. Manfaatkan waktu
yang ada ini, jangan disia-siakan, jangan sibuk lagi berburu daging.
1
Yohanes 4:5-6
(4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang
hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka. (4:6) Kami berasal
dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak
berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran
dan roh yang menyesatkan.
Mereka
hanya sibuk berbicara tentang perkara lahiriah, perkara dunia yang di bawah
ini. Tidak sibuk berbicara firman Allah yang benar dan murni, itulah salib yang
berbicara tentang sorga.
Diterima
oleh dunia tetapi tidak bersama dengan pengajaran firman Allah yang benar dan
murni yaitu Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, itu sama
dengan roh antikris. Itu harus kita pahami dengan baik, jangan kita
bermain-main lagi.
Kita
sudah mengerti sekarang mana roh kebenaran dan mana roh antikris. Oleh sebab
itu kita kembali membaca Kejadian 37:5-9.
Kejadian
37:5
(37:5) Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya
kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.
Jadi
kebencian itu bertambah oleh karena mimpi Yusuf. Sebetulnya kebencian dari pada
saudara-saudara Yusuf berawal dari jubah yang maha indah yang diberikan oleh
Yakub. Jubah yang maha indah → karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El
Kudus.
Kemudian,
dia (Yusuf) menceritakan mimpinya dan oleh karena mimpi Yusuf mereka lebih
benci lagi kepada Yusuf.
Namun
sekalipun demikian …
Kejadian
37:6-9
(37:6) Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang
kumimpikan ini: (37:7) Tampak kita sedang di ladang mengikat
berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian
datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada
berkasku itu." (37:8) Lalu saudara-saudaranya berkata
kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau
ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena
mimpinya dan karena perkataannya itu. (37:9) Lalu ia memimpikan pula
mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya:
"Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang
sujud menyembah kepadaku."
Sekalipun
kebencian dari saudara-sudara Yusuf menumpuk, Yusuf tetap menceritakan mimpinya
itu. Pendeknya, Yusuf adalah gambaran nabi yang benar yang berkenan kepada
Tuhan. Jadi sekarang kita harus mengerti mana nabi yang diutus Tuhan dan mana
nabi yang bukan diutus oleh Tuhan.
Jangan
kita jengkel, marah, dan bersungut-sungut manakala seorang nabi menjalankan
tugasnya (menyatakan kebenaran).
RESIKO
APABILA PENGAJARAN FIRMAN ALLAH YANG BENAR DAN MURNI DISAMPAIKAN: akan
menimbulkan kebencian yang double, bahkan kebencian itu menumpuk.
Mengapa
demikian? Karena Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel tidak
kompromi dengan dosa, tidak kompromi dengan perasaan manusia daging,
seperti Yusuf tidak kompromi dengan saudara-saudara tuanya.
Itu
sebabnya di atas tadi saya sampaikan, lebih baik bersama dengan Pengajaran
Mempelai sekalipun dibenci dan ditolak dunia, dari pada kita diterima dunia
tetapi tidak bersama dengan Pengajaran Mempelai, sama dengan konyol.
Adapun
kedua mimpi Yusuf tersebut ialah:
Yang
pertama: Tampak satu ikat berkas gandum milik Yusuf
bangkit dan tegak berdiri, lalu datanglah sebelas berkas saudara-saudaranya,
menyelilingi dan sujud menyembah berkas Yusuf.
Dari
mimpi ini sudah selayaknya kita berisi dengan gandum, tidak ternodai dengan
dosa kenajisan.
Yang
kedua: Tampak matahari, bulan, dan sebelas bintang sujud
menyembah kepadaku (Yusuf).
Mari
kita simak kedua mimpi Yusuf, dimulai tentang mimpi yang pertama:
TAMPAK
SATU IKAT BERKAS GANDUM MILIK YUSUF BANGKIT DAN TEGAK BERDIRI, LALU DATANGLAH
SEBELAS BERKAS SAUDARA-SAUDARANYA, MENYELILINGI DAN SUJUD MENYEMBAH BERKAS
YUSUF.
Mimpi
Yusuf ini juga rupanya dinubuatkan oleh nabi Yesaya. Nabi Yesaya merupakan
salah satu dari lima nabi besar juga memiliki kitab yang paling banyak dari semua nabi.
Biarlah
kiranya satu ikat berkas gandum bangkit dan tegak berdiri di hari-hari terakhir
ini. Jadilah pemuda remaja yang berisi gandum, bangkitlah berarti menjadi satu
ikat berkas gandum, tegak berdiri di hari-hari terakhir ini.
Oleh
sebab itu, tanpa ragu segera kita membuka dan meyakini …
Yesaya
2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN
akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas
bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3)
dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke
gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang
jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan
keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Gunung
tempat rumah Tuhan yakni gunung Sion:
-
Berdiri
tegak di hulu gunung-gunung.
-
Menjulang
tinggi di atas bukit-bukit.
Sehingga
segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, naik ke gunung Tuhan (gunung Sion),
bagaikan sebelas berkas mengelilingi dan menyembah satu ikat berkas gandum
milik Yusuf. Dan itu akan terjadi di hari-hari terakhir, dan sekarang ini
adalah hari-hari terakhir, sekarang ini adalah zaman akhir.
Bangkitlah,
kiranya pemuda remaja menjadi suatu kehidupan yang berisi penuh dengan firman, menjadi
gandum yang berisi dengan firman Allah. Bangkitlah!!!
Tadi
segala bangsa berduyun-duyun ke sana, naik ke gunung Tuhan. Mengapa demikian?
Jawabnya, karena dua perkara, yakni:
1.
Dari
Sion keluar pengajaran.
2.
Firman
Tuhan dari Yerusalem.
Selanjutnya
keterangan yang pertama: DARI SION KELUAR PENGAJARAN.
Manfaat
pengajaran yang keluar dari gunung Sion ialah untuk mengajar kita tentang
jalan-jalan Tuhan.
Sebenarnya
ada empat jalan yang sulit untuk dipahami oleh Salomo, sesuai dengan yang tertulis
dalam Amsal 30:18-19:
1.
Jalan
rajawali di udara.
2.
Jalan
ular di atas cadas.
3.
Jalan
kapal di tengah-tengah laut.
4.
Jalan
seorang laki-laki dengan seorang gadis.
Keempat
jalan di atas sangat sulit dipahami oleh pikiran manusia, bahkan sangat sulit dipahami
oleh Salomo sekalipun dia memiliki hikmat.
Roma
11:33
(11:33) O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan
Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh
tak terselami jalan-jalan-Nya!
O,
alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah!
Bahkan
Salomo yang memiliki hikmat sulit memahami kekayaan hikmat dan pengetahuan
Allah, karena memang:
-
Sungguh
tak terselidiki keputusan-keputusan Tuhan.
-
Sungguh
tak terselami jalan-jalan Tuhan.
Dan
itu diakui langsung oleh Salomo sekalipun ia memiliki hikmat melebihi raja-raja
lain.
Jalan-jalan
Tuhan memang tak terduga dan tak terselami, mulai dari jalan yang pertama, yang
kedua, yang ketiga, dan yang keempat.
JALAN
PERTAMA: jalan rajawali di udara, menunjuk kepada: Yesus Raja Agung
dan mulia.
JALAN
YANG KEDUA: jalan ular di atas cadas, itu berbicara tentang sengsara
Yesus sebagai manusia.
Itu
juga merupakan jalan yang tidak dapat terselami oleh akal pikiran. Contoh,
benar tetapi mau dipersalahkan, tidak terselami pemikiran yang seperti itu.
JALAN
YANG KETIGA: jalan kapal di tengah-tengah laut, itu berbicara tentang pengalaman
Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya. Itu juga merupakan jalan
yang tidak dapat diselami oleh pikiran manusia.
JALAN
YANG KEEMPAT, jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis. Ini juga
merupakan jalan yang tidak dapat diselami oleh akal dan pikiran manusia. Sebab
untuk menjadi sempurna, menjadi mempelai wanita Tuhan tidak dapat
diselami oleh akal pikiran manusia.
Roma
11:34-36
(11:34) Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah
yang pernah menjadi penasihat-Nya? (11:35) Atau siapakah yang
pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?
Ada
tiga hal yang tidak bisa dibuktikan oleh manusia dan siapapun tentang pribadi
Allah:
1.
Siapakah
yang mengetahui pikiran Tuhan?
Berarti tidak ada yang dapat
mengetahui pikiran Tuhan.
2.
Siapakah
yang pernah menjadi penasihat-Nya?
Seolah-olah Tuhan kurang nasihat.
3.
Siapakah
yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, supaya Tuhan berhutang kepadanya?
Singkatnya,
tidak ada yang seperti Dia, tidak ada yang seperti Tuhan kita.
Oleh
sebab itu marilah kita mempertahankan kemurnian dari pada firman Allah seperti
Yusuf memiliki sikap yang tegas untuk menolak kenajisan dan hal-hal yang tak
suci itu.
Jadilah
gandum-gandum, jadilah pemuda remaja yang berisi gandum-gandum di hari-hari
terakhir ini, karena Tuhan merindukan supaya kelak kita semua menjadi gunung
Sion. Bangkitlah, sebab sudah waktunya untuk bangkit.
Menjadi
gunung Sion, berarti menjadi suatu kehidupan pemuda remaja yang berisi dengan
gandum, berisi penuh dengan firman Allah.
Kalau
kita mengikuti jejak atau tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah maka segala dosa
rontok seketika, sungguh tak terselami jalan-jalan Tuhan.
Mari
kita kembali membaca …
Yesaya
2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN
akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas
bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan
banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung
TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya,
dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran
dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Kalau
gunung Sion sudah bangkit nanti bangsa-bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
banyak suku bangsa akan pergi ke gunung Tuhan.
Gunung
tempat rumah Tuhan yakni gunung Sion berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan
menjulang tinggi di atas bukit-bukit, sehingga segala bangsa akan
berduyun-duyun ke sana naik ke gunung Tuhan, bagaikan sebelas berkas
mengelilingi dan menyembah satu ikat berkas gandum milik Yusuf.
Mengapa
demikian? Jawabnya, karena dua perkara:
1.
Dari
Sion keluar pengajaran.
2.
Firman
Tuhan dari Yerusalem.
Hal
yang pertama sudah saya jelaskan pada minggu yang lalu, kemudian dengan singkat
juga sudah saya sampaikan di atas tadi.
Sekarang
kita akan melihat hal yang kedua, yaitu: FIRMAN TUHAN DARI YERUSALEM.
Manfaat
firman Tuhan dari Yerusalem ialah supaya kita berjalan menempuhnya, artinya: mengikuti
contoh teladan dari Yerusalem, yaitu iman-imam atau pelayan-pelayan Tuhan.
Jadilah
imam-imam atau pelayan-pelayan Tuhan yang dapat memberi contoh teladan. Jadilah
teladan di dalam melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan.
Kita
awali dari …
Lukas
13:34
(13:34) Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari
dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu
mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti
induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu
tidak mau.
Perikop
pada ayat ini: “… Keluhan terhadap Yerusalem.” Sebetulnya ini keluhan
yang sangat memalukan sekali, karena sikap dari Yerusalem sangat tidak sesuai
dengan harapan dan kerinduan dari Tuhan.
Contoh
Yerusalem yang tidak menjadi teladan di tengah-tengah pelayanan:
1. Membunuh nabi-nabi.
2. Tidak mau dikumpulkan.
Kalau
dua perkara ini terjadi, dialami oleh seorang pelayan Tuhan,
berarti sudah jelas ia tidak menjadi contoh teladan. Seharusnya firman Tuhan
dari Yerusalem, artinya; menjadi contoh teladan.
Tentang:
MEMBUNUH NABI-NABI.
Membunuh
nabi-nabi, artinya: benci kepada pembukaan firman Allah.
Sesungguh
jika terjadi pembukaan rahasia firman Allah akan memberi terang dan memberi
pengertian kepada orang-orang bodoh, supaya orang-orang bodoh tidak
mengulangi kesalahan dan perbuatan yang bodoh yaitu kejahatan dan kenajisannya.
Singkatnya,
jikalau terjadi pembukaan rahasia firman Allah maka segala sesuatu yang
terkandung di dalam hati akan tersingkap atau segala yang terselubung akan
tersingkap, berarti dosa dibongkar dengan tuntas.
Tetapi
jika seorang imam atau pelayan Tuhan benci terhadap pembukaan firman, sudah
pasti dia tidak layak untuk menjadi contoh teladan, karena banyak dosa yang
disembunyikan dan akan mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama sebagai
perbuatan yang bodoh.
Lebih
jauh tentang, kesatuan (persekutuan).
Tentang:
TIDAK MAU DIKUMPULKAN.
Tidak
mau dikumpulkan, artinya: menolak untuk masuk
dalam persekutuan yang baik dan persekutuan yang indah dengan Tuhan.
Singkatnya, menolak Firman Pengajaran Mempelai, sebab ciri dari Firman
Pengajaran Mempelai adalah fellowship atau persekutuan. Sebab kalau kita
berbicara tentang mempelai itu berbicara tentang kesatuan, dua menjadi satu
oleh kuasa salib Kristus, itulah kasih Allah.
Kita bersyukur malam ini kita ber-fellowship dengan Tuhan, malam ini kita bersatu dengan yang lain.
Kiranya
kita benar-benar berada di dalam fellowship yang baik dan yang indah,
karena Tuhan sedang menghimpunkan kita di tengah-tengah Ibadah Kaum Muda Remaja
di malam ini.
Yohanes
10:3
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya
dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan
menuntunnya ke luar.
Yesus
adalah gembala yang baik, tandanya:
1.
Memanggil
domba-dombanya masing-masing menurut namanya,
artinya: gembala mengenal domba-dombanya dan juga tahu apa yang sedang dialami
oleh domba-dombanya.
Kalau gembala mengenal
domba-dombanya berarti Dia sangat memahami dan juga tau apa yang sedang dialami
oleh domba-dombanya entah dia sakit, entah dia susah, entah dia senang, entah
dia sedang menderita, semua Dia tahu, itu adalah gembala yang baik.
Tetapi yang pasti sampai pada
malam ini tidak kurang perhatian Tuhan kepada kita, Dia senantiasa
memperhatikan kita dalam keadaan apapun bahkan sekecil apapun Tuhan perhatikan
kita.
2.
Menuntun
domba-dombanya keluar.
Saat ini kita masuk dalam
persekutuan yang baik dan indah dengan Tuhan -- kita sudah masuk dan
dihimpunkan lewat Ibadah Kaum Muda Remaja -- dan kita dikumpulkan dalam
penggembalaan GPT “Betania” Serang dan Cilegon. Tetapi juga harus keluar, tidak
boleh hanya berada di dalam kandang penggembalaan.
Dan kalau kita dibawa keluar, itu
tandanya bahwa Tuhan gembala yang baik, dan kalau Tuhan percayakan kita keluar
dari penggembalaan ini, dengan lain kata, diutus untuk membawa Pengajaran Mempelai
dalam terangnya Tabernakel dalam suatu persekutuan yang indah, itu tandanya
bahwa Yesus adalah gembala yang baik bagi kita, bukan berarti Tuhan mau
menyengsarakan kita.
Terkadang kita tidak mengerti,
seringkali bersungut-sungut, ngomel hanya karena persiapan-persiapan, karena
kita dibawa oleh Tuhan keluar untuk masuk dalam persekutuan yang indah dengan
Tuhan.
Mulai sekarang buka hati untuk
kebenaran firman, supaya kita berisi gandum, berisi firman. Di hari-hari
terakhir ini bangkitlah untuk menjadi gunung Sion. Jangan lagi berpikiran
dengan cara berpikir yang lama.
Tujuan menuntun domba-domba
keluar …
Yohanes 10:16
(10:16) Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini;
domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan
mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Supaya menyatu dengan domba-domba
yang lain, sehingga menjadi satu kawanan dengan satu gembala,
jelas ini berbicara tentang persekutuan yang baik dan indah. Inilah fellowship,
inilah persekutuan yang baik dengan Tuhan dan sesama.
Kita tidak boleh seperti katak
dalam tempurung, kita harus mau dibawa keluar supaya terjadi persekutuan yang
baik dan persekutuan yang indah dengan Tuhan. Kalau persekutuan kita baik dan
indah dengan Tuhan pasti persektuan kita baik dan indah dengan sesama di luar
penggembalaan ini.
Sebab itu kita jangan
bersungut-sungut manakala harus memikul salib saat keluar dari penggembalaan,
baik itu tenaga, pikiran, materi, uang, dan lainnnya. Jangan lagi kita berpikir
dengan cara yang lama, bangkitlah untuk menjadi gunung Sion, berarti kehidupan
pemuda remaja berisi gandum, berisi penuh oleh firman Allah yang benar dan
murni.
Yohanes 10:4
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan
mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
Jika semua dombanya telah dibawa keluar, Ia
berjalan di depan mereka, artinya: menjadi contoh dan teladan yang
baik bagi domba-dombanya. Itulah manfaat dari firman Allah dari Yerusalem,
menjadi contoh teladan yang baik di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Tadi kita melihat dalam Injil Lukas 13:34:
-
Yerusalem
membunuh nabi-nabi, berarti sama dengan
menolak pembukaan firman.
-
Tidak
mau dikumpulkan, artinya: menolak untuk masuk
dalam persekutuan yang baik dan indah dengan Tuhan.
Mengapa
demikian? Jawabnya kita bisa melihat dalam 1 Petrus 2:7-8.
1
Petrus 2:7-8
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang
tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah
menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu
sandungan." (2:8) Mereka tersandung padanya, karena
mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah
disediakan.
Tukang-tukang
bangunan itulah gambaran dari Yerusalem, yakni; tua-tua, imam-imam kepala,
ahli-ahli Taurat. Kalimat berikutnya; "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang
bangunan." Artinya; ahli-ahli Taurat, imam-imam
kepala, dan tua-tua tidak percaya kepada batu penjuru yang mahal.
Mereka
tersandung pada salib karena mereka tidak taat kepada
firman Allah, inilah gambaran dari Yerusalem yaitu hamba-hamba
Tuhan atau pelayan-pelayan Tuhan yang tidak layak menjadi contoh teladan.
Itu
sebabnya dalam Injil Lukas 13:34, Yesus mengeluh dan berkata: Yerusalem,
Yerusalem. Itulah imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua, mereka
itu:
-
Membunuh
nabi-nabi dan melempari dengan batu.
-
Yang
kedua tidak mau dikumpulkan berarti tidak mau masuk dalam persekutuan yang baik
dan indah.
Rupanya
mereka tersandung kepada salib dan mereka tidak taat kepada firman Allah.
Ada
saja dari kita yang tersandung manakala kita diajar untuk memikul salib. Memang
ketika Gembala Agung menuntun kita untuk keluar supaya menyatu dengan kawanan
domba yang lain dibutuhkan pengorbanan entah itu tenaga, pikiran, waktu, uang,
materi. Jangan lagi kita berpikir seperti pemikiran yang lama.
Tetapi
lihatlah mengapa mereka tidak mau masuk dalam persekutuan yang baik dan indah,
tidak menghargai Pengajaran Mempelai, mengapa? Karena mereka tersandung dengan
salib, bersungut-sungut manakala diajar untuk berkorban, ketika Tuhan memimpin
kita keluar untuk menyatu dengan kawanan domba di luar sana.
Ayo
belajar lebih bijaksana lagi, belajar untuk menjadi dewasa, buka hati,
bangkitlah untuk menjadi gandum, menjadi gunung Sion tegak berdiri di hulu
gunung-gunung, supaya bangsa-bangsa berduyun-duyun naik kesana karena mereka
butuh pengajaran, mereka juga butuh firman Tuhan dari Yerusalem, jangan egois,
jangan bersungut-sungut, jangan menggerutu manakala Tuhan ajar kita untuk
berkorban.
Inilah
gambaran dari Yerusalem yaitu hamba-hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang tidak layak
menjadi contoh teladan.
1
Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa
yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil
kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Sesungguhnya
tugas dari seorang hamba Tuhan (pelayan Tuhan) adalah memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, sehingga layak menjadi contoh
teladan, sama dengan firman Tuhan dari Yerusalem.
Mulai
sekarang perhatikanlah, tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang
rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, sama dengan
bangkitlah, jadilah gunung Sion yakni menjadi kehidupan pemuda remaja yang
diisi penuh dengan gandum, itulah firman Allah supaya kelak nanti bangsa-bangsa
berduyun-duyun kesana. Karena mereka juga mencari pengajaran yang keluar dari
gunung Sion dan firman Tuhan dari Yerusalem, mereka juga rindu melihat contoh
teladan sesuai dengan pola Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel,
miniatur dari kerajaan sorga.
Itulah
tugas dari seorang hamba Tuhan memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari
Dia (berita salib), sehingga layak menjadi contoh teladan, sama dengan
firman Tuhan dari Yerusalem. Dalam hal ini kita tidak boleh ragu, tetapi harus
yakin dengan apa yang sudah kita terima malam ini.
Matius
12:18-19
(12:18)
"Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang
Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke
atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. (12:19)
Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan
mendengar suara-Nya di jalan-jalan.
Dengan
jelas pada ayat 18 di sini dikatan: sebagai hamba Tuhan, Ia akan
memaklumkan atau menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa = firman Tuhan dari
Yerusalem = menjadi contoh teladan.
Prakteknya:
1.
Tidak
berbantah.
Sebagai seorang pelayan Tuhan,
milik kepunyaan Tuhan, jangan kita berbantah-bantah antara seorang dengan yang
lain. Hindarilah soal yang dicari-cari, jangan merasa siapa yang terbesar
karena itu pernah terjadi dialami oleh dua belas murid… Lukas 21:24-27.
Kita hamba Tuhan tidak seperti
pemimpin-pemimpin di dunia, berlomba-lomba untuk mencari siapa yang terbesar.
2.
Tidak
berteriak.
Sama artinya tidak mengeluh di
dalam hal menyangkal diri, memikul salib, mengikut Tuhan.
Jangan sesekali mengeluh baik
susah maupun senang, apalagi di dalam hal menyangkal diri, memikul salib dan
mengikut Tuhan. Jangan menghasut antara yang satu dengan yang lain dengan
keluhan-keluhan apapun yang terjadi, apapun yang kita korbankan baik tenaga
pikiran, waktu, uang, dan materi, tidak usah mengeluh, belajar menjadi dewasa.
Sebenarnya tanpa sadar orang lain
terhasut, apabila ada keluhan-keluhan.
Memaklumkan hukum-hukum, berarti
firman Tuhan dari Yerusalem untuk menjadi contoh teladan.
3.
Orang
tidak mendengar suaranya di jalan-jalan,
artinya tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Keinginan daging sama dengan suara atau teriakan daging,
diam saja tidak usah ngomel. Salib memang sakit bagi daging.
Lebih
jauh kita melihat tentang seorang pelayan Tuhan yang menjadi contoh teladan atau
firman Tuhan dari Yerusalem.
Matius
12:20
(12:20) Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang
pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu
menang.
Kuasa
firman Tuhan dari Yerusalem: sanggup memulihkan orang yang patah semangat,
kecewa dan putus asa.
Kalau
kita menjadi hamba-hamba Tuhan (pelayan Tuhan) yang dilayakkan oleh ukuran
Tuhan sanggup memulihkan orang yang patah semangat, kecewa dan putus asa.
Matius
12:21
(12:21) Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap."
Dan
pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap. Berarti
layak menjadi contoh teladan. Itu sebabnya bangsa-bangsa datang
berduyun-duyun naik ke gunung Tuhan, karena mereka rindu akan pengajaran
yang keluar dari gunung Sion dan juga rindu akan firman Tuhan dari
Yerusalem.
Kita
harus menjadi bijaksana, menjadi kehidupan pemuda remaja yang dewasa, tidak
boleh lagi egois, perhatikanlah ayat 21 ini: Dan pada-Nyalah
bangsa-bangsa akan berharap. Oleh sebab itu satu kata: bangkitlah,
berarti menjadi gunung Sion.
Yesus
gembala yang baik, Ia dapat menjadi contoh teladan yang baik bagi
domba-domba-Nya. Apabila domba-dombanya keluar Ia berjalan di depan,
berarti menjadi contoh teladan yang baik bagi domba-domba-Nya.
Yesaya
2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN
akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas
bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan
banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke
gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang
jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari
Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Jadi
Matius 12:21 sesuai dengan Yesaya 2:2-3.
Sebab
itu sekali lagi saya sampaikan dengan tandas bangkitlah, berarti menjadi
kehidupan pemuda remaja yang berisi dengan gandum, itulah gunung Sion yang
berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit.
Tujuannya
adalah supaya segala bangsa-bangsa berduyun-duyun ke sana dan banyak suku
bangsa berjalan menempuhnya. Sebab mereka berkata:
-
Mari,
kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita
tentang jalan-jalan-Nya, berarti dari Sion
keluar pengajaran.
-
Kemudian,
supaya kita berjalan menempuhnya, berarti firman Tuhan dari Yerusalem.
Bangkitlah,
artinya: jadilah gunung Sion tegak berdiri di hulu gunung-gunung. Berarti
berisi penuh dengan gandum bagaikan satu ikat berkas gandum Yusuf tegak
berdiri, nanti sebelas berkas datang mengelilingi dan sujud menyembah.
Nubuatan
Yesaya tentang Yusuf, biarlah kiranya tergenapi di hari-hari terakhir ini.
Bangkitlah,
jangan biarkan hidupmu dalam keadaan terpuruk, ingat firman Tuhan dari
Yerusalem. Maklumkanlah hukum kepada bangsa-bangsa, nyatakanlah itu sebab firman
Allah dari Yerusalem. Sesalilah dirimu jikalau engkau belum bangkit-bangkit,
ingat firman dari Yerusalem. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment