IBADAH
KEBANGKITAN YESUS KRISTUS YANG DIRANGKAI DENGAN RAYA MINGGU, 12 APRIL 2020
WAHYU
PASAL 12
(Seri
1)
Subtema:
KEBANGKITAN MEMBAWA KEPADA
SHEKINAH GLORY
Shalom.
Selamat
sore, petang, menjelang malam. Salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi
kehidupan kita masing-masing, baik yang di pastori, di Perumnas Cilegon, baik
yang di Serang Residence.
Kita
patut bersyukur kepada Tuhan, karena pada saat ini lewat Ibadah Raya Minggu,
kita boleh memperingati hari Kebangkitan Yesus Kristus. Sesudah Yesus
mati di atas kayu salib, hari ketiga Dia bangkit, lalu Ia menampakkan diri-Nya
kepada Maria ibu Yesus, kepada Maria Magdalena, kepada murid-murid, dan
akhirnya diberitakan kepada seluruh dunia ini, dimulai dari Yerusalem, Yudea,
Samaria, sampai ke ujung bumi. Kita patut bersyukur kepada Tuhan … Amin.
Saya
juga menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba Tuhan yang saya hormati,
saya menyapa anda di mana pun anda berada. Selanjutnya mari kita berdoa,
kiranya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita sore petang ini dalam Ibadah
Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus yang dirangkai dengan Ibadah Raya Minggu.
PENDAHULUAN...
Oleh
sebab itu, segera saja kita memperhatikan firman Allah dari WAHYU PASAL 12.
Namun sebelum kita membaca Wahyu 12 ini, perlu untuk diketahui bahwa; --
secara khusus -- Wahyu 12:1 itu merupakan penggenapan dari Wahyu
11:19, “Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah
tabut perjanjian-Nya …” Berarti, Wahyu 12 ini adalah berbicara
tentang kemuliaan dari Allah. Ini merupakan sebagai PENDAHULUAN.
Tetapi
untuk berada dalam kemuliaan Allah yang kekal, tentu diawali dengan suasana
kebangkitan. Kalau kematiannya benar, maka sudah barang tentu kebangkitannya
benar, tetapi kalau kematiannya tidak benar, maka tentu kebangkitannya juga
tidak benar, itulah yang disebut kebangkitan palsu. Kebangkitan palsu,
misalnya; melayani Tuhan, tetapi tanpa tahbisan yang benar, tanpa tahbisan yang
suci dan mulia; melayani tetapi disertai dengan dosa kejahatan dan disertai
dengan dosa kenajisan, itu merupakan kebangkitan palsu. Namun berkaitan dengan
itu, supaya suasana kebangkitan ini betul-betul kita rasakan, maka kita lihat
dulu 1 Timotius 3:16.
1
Timotius 3:16
(3:16)
Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita:
"Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam
Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di
antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia,
diangkat dalam kemuliaan."
Sebelum
diangkat dalam kemuliaan, terlebih dahulu Yesus melewati suasana kebangkitan.
Dalam suasana kebangkitan itu, Ia menampakkan diri-Nya kepada
malaikat-malaikat, kepada hamba-hamba Tuhan, terkhusus kepada 12 (dua belas)
murid Yesus. Dan itu juga dinyatakan (ditulis) oleh Rasul Paulus kepada jemaat
di Korintus, sesuai dengan 1 Korintus 15:1-11, di mana pada saat
kebangkitan itu, Yesus menampakkan diri kepada Kefas, kemudian kepada 12 (dua
belas) murid, dan yang terakhir kepada Rasul Paulus.
Mari
kita baca 1 Korintus 15.
1
Korintus 15:7-8
(15:7) Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua
rasul. (15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri
juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Yang
terakhir, Yesus menampakkan diri-Nya kepada Rasul Paulus. Dan ketika Yesus
menampakkan diri-Nya kepada Rasul Paulus, sama seperti kepada anak yang
lahir sebelum waktunya.
Anak
yang lahir sebelum waktunya, sama dengan; bayi
prematur, berarti; tubuh dan tangannya tidak berdaya untuk digerakkan. Tidak
berdaya adalah gambaran dari suatu kehidupan yang tidak sanggup, tidak
mempunyai kemampuan apa-apa.
Namun,
kita baca ayat 9 …
1
Korintus 15:9
(15:9) Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak
layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
Inilah
gambaran dari “bayi prematur”; merasa diri hina dan tidak layak di hadapan
Tuhan. Orang yang merasa diri hina, tidak layak, ia menganggap diri sebagai
orang yang paling berdosa, tetapi berbeda dengan orang yang merasa diri mampu,
ia menganggap dirinya layak dan bahkan lebih layak dari orang lain. Tetapi
Rasul Paulus merasa tidak mampu, dia merasa hina dan tidak layak.
Namun,
pada ayat 10 …
1
Korintus 15:10
(15:10) Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada
sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak
sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua;
tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
Namun
oleh karena kasih karunia, ia dilayakkan oleh Tuhan. bukan saja dilayakkan,
tetapi juga dimampukan untuk melayani pekerjaan Tuhan, teramat lebih dalam
pemberitaan Injil kepada bangsa kafir, maupun bangsa Yahudi.
Inilah
suasana kebangkitan; hidup dalam kasih karunia.
1
Korintus 15:11
(15:11) Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan
demikianlah kamu menjadi percaya.
Jadi,
kalau kita melayani dalam suasana kebangkitan; “banyak orang percaya”
bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, dan kita merupakan gambaran dari
rumah Tuhan yang adalah pintu gerbang sorga.
Inilah
kuasa dari kebangkitan; berkuasa, sehingga orang lain percaya kepada Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat. Pendeknya, rumah Tuhan adalah pintu gerbang
sorga.
Namun,
kita kembali membaca 1 Timotius 3:16.
1
Timotius 3:16
(3:16)
Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita:
"Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan
dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat,
diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai
di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
“Dia,
yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh …”
ini berbicara tentang kematian Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang turun ke
dunia menjadi manusia, dan mati di atas kayu salib, dan yang menjadi saksi-Nya
adalah Roh Allah.
Kemudian,
hari ke-3 Ia bangkit dan menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat,
selanjutnya kebangkitan itu “diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah”, itulah bangsa kafir; dimulai dari Yerusalem, kemudian
Yudea, lalu Samaria, sampai akhirnya ke ujung dunia. Singkatnya, agunglah
rahasia ibadah kita ini.
Jadi,
suasana kebangkitan itu jelas ada kaitannya dengan ibadah dan pelayanan. Tetapi
kita melayani Tuhan juga harus di dalam kesucian, itulah kebangkitan yang
benar. Kalau melayani tanpa kesucian, itu merupakan kebangkitan palsu, mengapa?
Karena kematiannya palsu.
Kemudian,
jikalau kita bertekun dalam suasana kebangkitan, maka suatu saat nanti akan “diangkat
dalam kemuliaan”. Ayo, mari kita bertekun dalam suasana kebangkitan,
berarti menghargai kasih karunia seperti Rasul Paulus menghargai kasih karunia.
Itu sebabnya Rasul Paulus berkata: “… kasih karunia yang dianugerahkan-Nya
kepadaku tidak sia-sia …”
Sekali
lagi saya sampaikan dengan tandas: Kalau kita bertekun dalam suasana
kebangkitan, suatu kali kelak kita akan dibawa sampai kepada kedudukan yang
paling tinggi, yaitu dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Ayo, bertekun dalam
suasana kebangkitan.
Sekarang,
kita kembali memperhatikan Wahyu 12.
Dalam
Pengajaran Tabernakel, Wahyu 12 terkena pada SHEKINAH GLORY atau CAHAYA
KEMULIAAN ALLAH. Pendeknya, Wahyu 12:1-18 ada di dalam kemuliaan Allah.
Jadi, Wahyu 12 ini tidak lagi berbicara soal korban-korban yang
dipersembahkan seperti pasal-pasal sebelumnya, termasuk pasal 11, di
mana dua saksi Allah yang diutus oleh Allah -- itulah Musa dan Elia -- juga
menjadi korban di hadapan Tuhan. Tetapi kalau berbicara tentang kemuliaan, di
situ tidak ada lagi berbicara soal korban-korban yang dipersembahkan kepada
Tuhan. Jadi, sekali lagi saya sampaikan: Wahyu 12:1-18 ada di dalam
tanda kemuliaan Allah penuh.
Beberapa
tanda kemuliaan Allah dalam Wahyu 12.
TANDA YANG PERTAMA: “Seorang
perempuan berada dalam naungan dari tiga benda penerang”, yaitu matahari,
bulan dan bintang. Berarti, untuk berada di dalam kemuliaan
penuh, terlebih dahulu melewati sebuah proses dari Allah Tri Tunggal, yaitu;
1.
Matahari.
2.
Bulan.
3.
Bintang.
Tentang:
MATAHARI.
Matahari
merupakan bayangan atau pun gambaran dari Allah Bapa, dengan tabiat-Nya yaitu
KASIH.
Kolose
3:14-15
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat
yang mempersatukan dan menyempurnakan. (3:15) Hendaklah
damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah
kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
Kasih
sudah harus menjadi tabiat dari anak-anak Tuhan, teristimewa imam-imam atau
orang-orang yang melayani Tuhan.
Fungsi
dari kasih ialah sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Itulah tanda bahwa damai sejahtera Kristus telah memerintah di dalam hati kita
masing-masing, itulah tanda bahwa kita sudah berada di dalam pemerintahan
Allah, berada dalam kemuliaan Allah.
Lebih
jauh kita melihat KEMULIAAN ALLAH.
Matius
13:43
(13:43) Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari
dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
Orang-orang
benar bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka, dengan lain kata;
berada di dalam kemuliaan Allah. Oleh sebab itu, siapa bertelinga, hendaklah
ia mendengar, yaitu kasih sudah harus menjadi pakaian kita supaya kelak
kita bercahaya seperti cahaya matahari di dalam kemuliaan kekal.
Tentang:
BULAN.
Bulan
adalah gambaran atau bayangan dari Allah Anak, dengan tabiat-Nya yaitu sebagai
korban penebusan untuk pembenaran. Jadi, jelas, dari tabiat ini kita
menyimpulkan bahwa Yesus adalah firman yang menjadi manusia.
Ibrani
1:2-3
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan
perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima
segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. (1:3) Ia
adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang
segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia
selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang
Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Yesus,
Anak Allah, Ia adalah cahaya kemuliaan Allah, yang berkuasa untuk:
1.
“Menopang
segala yang ada” atau menopang segala sesuatu
yang ada ini. Jadi, Firman Allah itu sanggup menopang kita di dalam segala
perkara.
2.
“Mengadakan
penyucian dosa”.
3.
Akhirnya,
membawa kita sampai kepada kedudukan yang sangat tinggi, yaitu “duduk di
sebelah kanan Yang Mahabesar”, berada di sebelah kanan Allah Bapa.
2
Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup
untuk mereka, yang akan binasa, (4:4) yaitu orang-orang yang tidak
percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka
tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran
Allah.
“Cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus” adalah
gambaran Allah. Artinya, Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan berkuasa
untuk membawa kehidupan kita sampai kepada kemuliaan Allah atau kemuliaan
kekal.
Tetapi
rupa-rupanya, ada saja orang-orang Kristen yang tidak menghargai “cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus”, yaitu “mereka, yang akan binasa”,
antara lain:
YANG
PERTAMA: “Orang-orang yang tidak percaya.”
Orang-orang
yang hatinya tidak percaya, menunjuk; pengejek-pengejek. Pengejek-pengejek ini
hidup menurut hawa nafsu dunia semata, tidak menuruti keinginan Tuhan, sesuai
dengan 2 Petrus 3:3-7.
2 Petrus 3:3-7
(3:3) Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman
akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu
orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. (3:4) Kata mereka: "Di
manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur
kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia
diciptakan." (3:5) Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh
firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal
dari air dan oleh air, (3:6) dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu
telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. (3:7) Tetapi oleh firman
itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk
hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.
Pengejek-pengejek
tidak percaya kepada firman Allah yang hidup -- cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus --, sebagai bukti:
1.
Tidak
percaya dengan janji kedatangan Tuhan,
sehingga mereka berkata: “… Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal,
segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan …” Inilah
bunyi ejekan-ejekan mereka. Tidak sedikit orang Kristen (orang-orang yang tidak
percaya) berkata seperti ini, “Dari dahulu Pendeta selalu kotbah:
“kedatangan Tuhan sudah dekat”, tetapi dunia yang ada ini sama saja, tidak
berubah.” Ini adalah orang yang tidak percaya.
2.
Sengaja
tidak mau tahu atau tidak peduli terhadap beberapa hal, antara lain:
- Tidak
peduli dengan firman Allah yang berkuasa menciptakan langit dan bumi.
Langit dan bumi ini tidak mungkin ada dengan begitu saja.
- Tidak
peduli dengan peristiwa air bah yang membinasakan itu.
- Tidak peduli dengan pemulihan-pemulihan yang
dikerjakan oleh firman Allah untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
Tidak peduli bahwa firman Allah berkuasa memulihkan kita.
- Tidak peduli dengan hari penghakiman.
Inilah
orang-orang yang tidak percaya tadi. Jangan kita memiliki sikap semuanya itu,
sebab kesudahan dari segala sesuatu sudah dekat.
Tetapi
rupa-rupanya, ada saja orang-orang Kristen yang tidak menghargai cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus, yaitu “mereka, yang akan binasa”,
antara lain:
YANG
KEDUA: “Orang-orang yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini.”
Pada
masa-masa sekarang ini, dunia dengan arusnya yang begitu deras berusaha untuk
menghanyutkan hidup rohani orang-orang Kristen, sebab arus dunia ini akan
membawa kehidupan dari orang-orang Kristen untuk menyembah tuhan-tuhan kecil di
bumi ini, itulah yang disebut ilah zaman. Hati-hati, jangan kita digilas oleh
zaman ini.
Misalnya,
jangan karena kesibukan yang ada di dunia, lantas kita tinggalkan ibadah
pelayanan. Jangan kita tinggalkan jam-jam doa karena tuhan-tuhan kecil di bumi
yang merupakan ilah zaman. Apalagi di era modernisasi ini, arus dunia
begitu hebat untuk mempengaruhi kehidupan rohani anak-anak Tuhan, bahkan sampai
dihanyutkan untuk ditenggelamkan, dan akhirnya mengalami kematian rohani oleh
ilah zaman, tuhan-tuhan kecil di bumi. Jangan sampai kita tidak mau tahu dengan
hal ini. Jangan sampai kita tidak peduli dengan cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus, itulah pembukaan rahasia Firman Pengajaran Mempelai.
2
Korintus 4:5
(4:5) Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus
Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.
Cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus adalah Firman Pengajaran yang rahasianya
dibukakan dalam kemurnian. Itu sebabnya Rasul Paulus berkata: “bukan diri
kami yang kami beritakan”, tetapi di dalam pemberitaan itu murni hanya
memberitakan pribadi Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat.
2
Korintus 4:6
(4:6) Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit
terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati
kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah
yang nampak pada wajah Kristus.
Singkatnya,
cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus membawa kita sampai kepada kemuliaan
kekal, sama dengan; segambar serupa dengan Allah.
Bersyukurlah
sidang jemaat GPT “BETANIA”
Serang dan Cilegon, lewat firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan, kita
mengenal Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, betul-betul dalam kemurnian.
Tujuannya -- tidak lain tidak bukan -- untuk membawa kita sampai kepada
kemuliaan kekal, itulah Wahyu 12 yang adalah berada dalam suasana
kemuliaan.
Tentang:
BINTANG-BINTANG.
Bintang-bintang
adalah gambaran atau bayangan dari Allah Roh Kudus, dengan tabiat-Nya;
mengurapi atau memberi pertolongan, disebut dengan parakletos.
Yohanes
14:16-17,25-26
(14:16) Aku akan minta
kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain,
supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, (14:17) yaitu Roh
Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan
tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan
diam di dalam kamu. (14:25) Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku
berada bersama-sama dengan kamu; (14:26) tetapi Penghibur, yaitu
Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan
segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah
Kukatakan kepadamu.
Yohanes
16:7-8,13
(16:7)
Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih
berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu
tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia
kepadamu. (16:8) Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia
akan dosa, kebenaran dan penghakiman; (16:13) Tetapi apabila Ia datang,
yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;
sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu
yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan
kepadamu hal-hal yang akan datang.
Dari
ayat-ayat yang sudah kita baca ini, kita dapat mengambil suatu kesimpulan,
bahwa; fungsi dari Roh Kudus ada 7 (tujuh).
1.
Penolong.
2.
Menyertai.
3.
Penghibur.
4.
Mengajarkan.
5.
Mengingatkan.
6.
Menginsafkan.
7.
Memimpin.
Dalam
susunan Tabernakel, 7 (tujuh) perkara ini terkena pada PELITA EMAS, itulah
tujuh Roh yang bernyala-nyala, dan yang terbesar ada di tengah-tengahnya,
itulah hal yang keempat. Berarti, fungsi dari Roh Kudus itu juga “mengajarkan”.
1
Yohanes 2:20,27
(2:20)
Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus,
dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. (2:27) Sebab di dalam diri
kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena
itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya
mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar,
tidak dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu,
demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Tanda
bila seseorang berada dalam pengurapan Allah Roh Kudus yang penuh ialah; ia
tidak perlu diajar oleh orang lain. Mengapa demikian? Karena pengurapan
dari Allah Roh Kudus itu mengajar kita tentang segala sesuatu, dan
pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta.
Jadi,
ada dua hal yang terjadi kalau kita betul-betul berada di dalam pengurapan yang
penuh:
HAL
PERTAMA: “Tidak perlu diajar oleh orang lain.”
Kalau
seorang pelayan Tuhan, betul-betul hidup dalam pengurapan dari Allah Roh Kudus;
DIA TIDAK PERLU DIAJAR, DIA TIDAK PERLU DISURUH, DIA TIDAK PERLU DIPERINTAH
UNTUK MELAKUKAN SEGALA SESUATU YANG TERKAIT DENGAN KARUNIA-KARUNIA YANG
DIPERCAYAKAN KEPADANYA. Baik seorang pemimpim pujian, dia tahu apa yang dia
lakukan, tentu bersama dengan Roh Kudus, dia akan mempersiapkan segala
sesuatunya sebelum ibadah dimulai. Demikian juga dengan karunia yang lain; pembaca
firman, termasuk singer, baik juga para pemain musik, infokus, yang
mengelola live streaming, bahkan sampai kepada pengetikan dan pengeditan
kotbah, tidak perlu diajar, dia tahu apa yang harus dia kerjakan, dia sudah
mempersiapkan segala sesuatu sebelum ibadah dimulai supaya di atas segalanya
nama Tuhan dipermuliakan. Itu adalah tanda jika seseorang ada dalam pengurapan
dari Allah Roh Kudus yang penuh.
Hari-hari
ini adalah hari-hari terakhir, oleh sebab itu, jangan kita bodoh dengan tidak
hidup dalam pengurapan dari Allah Roh Kudus yang penuh.
HAL
KEDUA: “Tidak ada lagi dusta.”
Doakan
saya, supaya saya tidak hidup dalam dusta, sehingga saya menyampaikan firman
Tuhan penuh dengan kuasa dari Allah Roh Kudus. Biarlah dalam setiap perkataan
tidak lagi terdapat dusta.
Kita
akan memperhatikan Yakobus 3:2, tetapi sejenak kita memperhatikan ayat
1.
Yakobus 3:1
(3:1) Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi
guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran
yang lebih berat.
Ayat ini mengajarkan
kita bahwa; lebih baik dengar-dengaran saja. Jangan selalu menggurui tetapi
tidak dengar-dengaran, itu tidak baik.
Yakobus 3:2
(3:2) Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak
bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat
juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
“ … Barangsiapa
tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna …” Kalau dia
tidak lagi berdusta dalam setiap perkataan-perkataan yang terucap dari mulut, ia
adalah orang yang sempurna. Sempurna, sama dengan; berada dalam kemuliaan yang
kekal.
Itulah pekerjaan dari
Allah Roh Kudus; juga membawa kita untuk sampai berada dalam kedudukan yang
sangat tinggi, berarti berada dalam kemuliaan Allah yang kekal, Shekinah
Glory.
Tanda
lain dalam kesempurnaan: “… dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.”
Perhatikan
baik-baik: Tubuh itu terdiri dari banyak anggota, yaitu ada bagian kepala
dan ada bagian tubuh.
-
Kepala dengan bagian-bagiannya;
(1) mata,
(2) telinga,
(3) hidung,
(4) mulut,
(5) kulit atau perasaan.
-
Tubuh dengan bagian-bagiannya;
(1) dua tangan,
(2) dua kaki,
(3) sepuluh jari-jari tangan dan sepuluh jari-jari
kaki.
Mari
kita lihat lebih jauh mengenai “anggota-anggota tubuh yang sudah terkendali”,
sebagai tanda keadaan sempurna.
1
Korintus 12:12
(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan
segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian
pula Kristus.
Karena
Kristus (Kepala) adalah satu, maka tubuh juga satu, walaupun anggota-anggotanya
banyak.
Pendeknya,
jikalau kita telah menjadi satu, maka kita sama dengan Kristus adalah satu.
Kalau anggota tubuh telah menjadi satu, sama dengan Kristus Kepala adalah satu,
juga sama dengan berada dalam kemuliaan.
1
Korintus 12:13
(12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang
Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh
dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Sebab
dalam satu Roh, kita semua;
-
Telah
dibaptis menjadi satu tubuh, berarti; ada di
dalam tanda kematian dan kebangkitan Kristus, dengan lain kata; tubuh yang
sudah melewati pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.
Ø
Mati
terhadap dosa.
Ø
Bangkit
atau hidup dalam kebenaran bagi Allah.
-
Diberi
minum dari satu Roh, artinya; menikmati
karunia-karunia yang berbeda-beda, namun sumbernya adalah Roh yang satu dan
yang sama. Maka, antara seorang pelayan Tuhan dengan pelayan Tuhan yang lain
tidak boleh sikut menyikut. Walaupun karunia-karunia dan jabatan berbeda-beda,
tetapi semuanya itu berasal dari Roh yang satu dan yang sama.
1
Korintus 12:14-17
(12:14)
Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu
anggota, tetapi atas banyak anggota. (12:15) Andaikata kaki
berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh",
jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? (12:16) Dan andaikata telinga
berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh",
jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? (12:17) Andaikata tubuh seluruhnya
adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah
telinga, di manakah penciuman?
Dari
pembacaan ayat 14-17, kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa; tubuh
terdiri dari banyak anggota. Ada kaki, tangan, telinga, mata, hidung
(penciuman), juga anggota tubuh yang lain yang tidak disebut. Tetapi yang
pasti;
1.
Tiap-tiap
anggota tubuh tidak boleh minder.
Sesuai dengan ayat 15,
seperti kaki yang memang berada di tempat yang paling rendah, lalu dalam
ketidak-percayaan dirinya (minder), dia berkata: “Karena aku bukan tangan, aku
tidak termasuk tubuh.” Seperti apapun kita ada, tidak perlu minder. Tuhan
jauh lebih tahu tentang kondisi tiap-tiap anggota tubuh. Tuhan yang membentuk
kita.
-
Ada
kulit putih, ada kulit hitam. Maka, yang kulit hitam tidak usah juga rendah
diri.
-
Ada
yang tinggi, ada yang pendek. Maka, yang pendek tidak usah rendah diri.
- Ada yang cantik, ada yang kurang. Maka, yang kurang
tidak usah rendah diri
Tuhan tidak pernah salah membentuk (menciptakan) manusia. Kalau
seseorang rendah diri (roh minder), maka secara tidak langsung kita sedang
mempersalahkan Tuhan dan pekerjaan-Nya. Kita harus sadari hal ini.
2.
Tiap-tiap
anggota tubuh tidak boleh meninggikan diri.
Sesuai dengan ayat 16,
seperti telinga berkata: “Karena aku bukan mata.” Memang, anggota tubuh
pada bagian kepala, yang tertinggi sudah pasti mata, tetapi posisinya hampir
sama tingginya (sejajar) dengan telinga yang tadi berkata: “Karena aku bukan
mata”, ini sama dengan meninggi-ninggikan diri = sombong. Sikap seperti ini
tidak boleh ada di antara anggota-anggota tubuh. Apapun kelebihan-kelebihan
yang kita punyai, tidak boleh sombong. Seberapa banyak berkat-berkat, seberapa
besar kepercayaan Tuhan yang kita terima dari Tuhan; tidak boleh
meninggi-ninggikan diri.
Yang Tuhan mau dari tiap-tiap
anggota tubuh adalah lebih baik dengar-dengaran supaya tetap berada di bawah
naungan terang Allah, terang Roh Kudus. Mata, menunjuk; terang Roh Kudus.
3.
Tiap-tiap
anggota tubuh tidak boleh egois atau mementingkan diri sendiri.
Sesuai dengan ayat 17, “Andaikata tubuh
seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya
adalah telinga, di manakah penciuman?”
Dampak negatif egois ada dua:
-
Tidak
dengar-dengaran, seperti kehilangan telinga, itu
menunjuk kepada orang tuli di mana gendang telinga sudah rusak. Rawat gendang
telinga, karena gendang telinga itu sangat peka dan sensitif.
-
Tidak
lagi hidup di dalam doa penyembahan (penciuman).
Padahal, seorang hamba Tuhan sangat membutuhkan telinga. Hamba itu harus
dengar-dengaran. apalagi seorang gembala sidang sangat membutuhkan pembukaan
rahasia firman, maka selain dengar-dengaran, dia harus datang di kaki salib
Kristus, tersungkur di bawah kaki Tuhan, sujud menyembah, sebab untuk
menantikan pembukaan firman dibutuhkan penyembahan yang berjam-jam. Sebab itu,
hamba Tuhan tidak boleh egois, pelayan Tuhan tidak boleh egois, tidak boleh
hanya memikirkan dan mementingkan diri sendiri.
1
Korintus 12:18
(12:18) Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara
khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
Ayat
18 ini adalah gambaran dari tubuh Kristus yang sempurna,
karena Tuhan tidak pernah salah di dalam hal membentuk manusia, Tuhan tidak
pernah salah di dalam hal menciptakan manusia, dan Tuhan tahu letak kedudukan
dari anggota-anggota tubuh.
Singkatnya,
Roh Kudus Allah telah membawa kehidupan dari gereja Tuhan sampai kepada
kemuliaan kekal. Itulah kesimpulan dari keseluruhan di atas tadi.
Beberapa
tanda kemuliaan Allah dalam Wahyu 12.
TANDA
YANG KEDUA.
Wahyu
12:7-9
(12:7)
Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan
malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, (12:8)
tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat
lagi di sorga. (12:9) Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut
Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah;
ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.
Inti
dari pembacaan ayat 7-9 adalah naga dikalahkan dan dilemparkan ke bumi
bersama-sama malaikat-malaikatnya.
Pada
ayat 7, di sini kita melihat: Mikhael berperang melawan naga. Mikhael
dibantu dengan malaikat-malaikatnya, sedangkan naga juga dibantu oleh
malaikat-malaikatnya.
Kemudian
pada ayat 8, “tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak
mendapat tempat lagi di sorga.” Jadi, tanda kemuliaan Allah dalam Wahyu
12, yang kedua, ialah “ada kemenangan”, sebab naga dan
malaikat-malaikatnya tidak lagi mendapat tempat di sorga. Malaikat-malaikat
dari naga yang dapat dengan jelas dilihat oleh mata ialah nabi-nabi palsu dan
juga antikris, serta penyesatan-penyesatan yang lain.
Kemudian,
pada ayat 9, “naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau
Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke
bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.” Jadi, ada kemenangan.
Inilah tanda kemuliaan yang kedua dalam Wahyu 12.
Semoga
malaikat-malaikat dari naga itu, tidak terdapat di tengah-tengah perhimpunan
ibadah-ibadah yang dipercayakan oleh Tuhan di bumi ini. Bagi para pemirsa,
anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman
Tuhan ini, supaya kita benar-benar berada dalam suasana kebangkitan, lewat
Ibadah Kebangkitan ini saya sampaikan; semoga naga dan para
malaikat-malaikatnya yang sifatnya penyesatan-penyesatan, kiranya tidak ada
lagi di tengah-tengah setiap perhimpunan ibadah di atas muka bumi ini. Maka,
saya seorang hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala, juga harus
berlaku jujur di hadapan Tuhan.
Kebenaran
dan kesucian bukan untuk dilihat manusia, tetapi Tuhan yang akan melihat segala
sesuatu yang terkait di dalam diri seorang hamba Tuhan. Hamba Tuhan bisa memanipulasi mata jemaat, tetapi Tuhan tidak bisa,
sebab kita akan mempertanggungjawabkan segala sesuatunya di hadapan takhta
penghakiman.
Beberapa
tanda kemuliaan Allah dalam Wahyu 12.
TANDA
YANG KETIGA: “Ada nyanyian kemenangan.”
Wahyu
12:10-12
(12:10)
Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga
berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di
hadapan Allah kita. (12:11) Dan mereka mengalahkan dia oleh darah
Anak Domba, dan oleh perkataan
kesaksian mereka. Karena mereka
tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. (12:12) Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di
dalamnya, celakalah kamu, hai bumi
dan laut! karena Iblis telah
turun kepadamu, dalam geramnya yang
dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya
sudah singkat."
Tanda
kemuliaan kekal di dalam Wahyu 12, yang ketiga, ialah ada nyanyian
kemenangan di sorga, bagaikan dukacita diganti dengan sukacita, ratap diganti
dengan tari-tarian dan disertai dengan nyanyian.
Jadi,
tanda orang yang berkemenangan adalah ada nyanyian kemenangan terdengar di
sorga. Apa bunyi (suara) nyanyian yang terdengar itu? Kemenangan yang diperoleh
terjadi lewat:
1.
“Oleh
darah Anak Domba.”
Biarlah kiranya kemenangan yang
terjadi itu betul-betul terjadi oleh karena “darah Anak Domba”, berarti;
betul-betul berdiri di atas korban Kristus, menjunjung tinggi korban, lebih
tinggi dari segala-galanya. Sebab itu, mari kita gunakan korban Kristus sebagai
tolak ukur di dalam segala perkara di tengah ibadah dan pelayanan kita, dalam
pengikutan kita kepada Tuhan, gunakan itu sebagai barometer, gunakan itu
sebagai tolak ukur.
Manakala kita dalam kesusahan,
pandang salib-Nya, pasti berkemenangan. Dalam kesulitan yang menghimpit,
pandang salib-Nya, pasti kita berkemenangan. Dalam pergumulan-pergumulan,
mungkin situasi yang begitu rumit, bahkan pergumulan itu sangat kusut, seperti
benang kusut, yang mungkin secara pemikiran manusia tidak bisa diuraikan, tetapi
pandang saja salib-Nya, sebab Tuhan dapat menguraikan semua pergumulan serumit
dan sekusut apapun.
2.
“Oleh
perkataan kesaksian mereka.”
-
Perkataan, menunjuk; firman Allah.
Biarlah kiranya “perkataan
firman” nyata dalam setiap perbuatan-perbuatan kita. Perbuatan menurut firman
Allah, itu adalah perkataan firman.
-
Kesaksian, menunjuk; Roh-El Kudus.
Tadi kita sudah melihat tujuh tabiat dari Allah Roh
Kudus, itu merupakan api yang berkobar-kobar, itu adalah sebuah “kesaksian”
yang heran di mana pun kita diutus, bagaikan ketujuh Roh Allah yang diutus di
seluruh bumi, itulah Musa dan Elia, memberi kemenangan yang besar kepada kita
semua.
Lalu
pada ayat 12, di sorga ada sukacita besar oleh karena kemenangan besar,
sebaliknya celakalah kamu, hai bumi dan laut, dan pengikut-pengikutnya.
-
Bumi, menunjuk; nabi-nabi palsu, sesuai Wahyu 13:11, “seekor
binatang lain keluar dari dalam bumi” jelas itu adalah nabi-nabi palsu,
akan mengalami celaka besar. Di sorga ditandai dengan kemenangan, tetapi bumi
mengalami celaka besar, sebab itu biarlah kita bersyukur, sebab dalam setiap
pemberitaan firman, kita boleh menikmati firman Pengajaran yang rahasianya
dibukakan, itulah yang merupakan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus yang
disampaikan dalam kemurnian.
Celakalah gereja Tuhan yang tidak
mengenal firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan. Celakalah gereja Tuhan
yang tidak mengenal Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, firman yang tidak
ditambahkan dan tidak dikurangkan. Bukan saja nabinya, tetapi seluruh bumi juga
celaka, seluruh orang-orang yang di bumi celaka. Sebab itu, saya harus
sampaikan hal ini kepada seluruh sidang jemaat, baik yang di pastori, baik yang
di Perumnas Cilegon, baik yang di Serang: Hargailah firman Pengajaran yang
rahasianya dibukakan, itulah Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus yang
disampaikan dalam kemurnian, supaya kita tidak celaka bersama dengan
orang-orang yang ada di bumi.
-
Laut, menunjuk; antikris, sesuai dengan Wahyu 13:1, “seekor
binatang keluar dari dalam laut” itu adalah antikris. Hal ini juga saya
sampaikan dengan tandas: Berbahagialah saudara manakala saudara diajar untuk
memikul salib. Berbahagialah kita kalau hari ini Tuhan taruh suatu beban di
atas pundak kita masing-masing, terkhusus imam-imam. Jangan kita lari dari
kenyataan, jangan menganggap ringan ibadah dan pelayanan seperti Esau -- karena
itu merupakan hak kesulungan -- hanya karena sepiring kacang merah seperti
Esau.
Ø Jangan saudara anggap enteng ibadah dan pelayanan ini
hanya karena saudara sibuk dengan pekerjaan saudara.
Ø Jangan saudara anggap enteng ibadah dan pelayanan ini
hanya karena uang.
Ø Jangan saudara anggap enteng ibadah dan pelayanan ini
hanya karena harta kekayaan dan kedudukan yang tinggi di bumi ini.
Mengapa? Karena itu merupakan roh antikris. Orang-orang yang semacam ini
suatu kali kelak, dia tidak akan kuat memikul salib, akhirnya mau tidak mau,
dia akan menerima cap meterai dari antikris di dahi maupun di tangan kanan,
yaitu 666 (enam ratus enam puluh enam). Mereka itu akan mengalami celaka
bersama-sama dengan laut, itulah antikris dan pengikut-pengikutnya.
-
Yang
terakhir, celakalah pengikut-pengikutnya. Sebab itu, saudara, kita sudah
menerima pengajaran firman Allah yang benar dalam ungkapan-ungkapan yang terang
dari Allah Roh Kudus supaya kita tidak disesatkan, tetapi mereka, yakni; pengikut-pengikut
yang disesatkan juga akan celaka.
Sukacita
besar terjadi di sorga, tetapi sebaliknya, celakalah bumi, laut dan
pengikut-pengikutnya.
Saat
ini Tuhan sudah memberi suatu gambaran yang besar, suatu bayangan yang besar
tentang kemuliaan kekal yang terdapat dalam Wahyu 12. Jangan kita tidak
mau tahu dengan hal itu. Jangan kita lupakan apa yang Tuhan sampaikan malam
ini.
Jadi,
sekali lagi saya sampaikan, Wahyu 12 -- sebagai pendahuluan -- dalam
susunan Tabernakel terkena pada Shekinah Glory, cahaya kemuliaan Allah.
Dari antara dua kerub yang di atas tutup pendamaian ini, dari situlah Allah
berbicara, itulah cahaya kemuliaan Allah, cahaya injil tentang kemuliaan
Kristus.
- Tutup Pendamaian à Yesus, Anak Allah.
-
Kerub
yang pertama; cahaya kemuliaan Allah Bapa.
-
Kerub
yang kedua; cahaya dari pada Allah Roh Kudus.
Di
tengahnya ialah cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, Shekinah Glory.
Inilah
sebagai pendahuluan. Bertekunlah dalam suasana kebangkitan, supaya suatu kali
kelak Tuhan membawa kita dalam suasana kemuliaan yang kekal, Shekinah glory,
seperti yang terdapat dalam Wahyu 12. Tetapi yang sangat mengerikan
nanti adalah manakala naga dan malaikat-malaikatnya dilemparkan ke bumi, di
mana yang menjadi sasaran dari naga dan malaikat-malaikatnya adalah gereja yang
tertinggal. Sesungguhnya, gereja yang tertinggal ini penuh dengan firman Allah
dan penuh dengan Roh Kudus, tetapi ibadahnya belum memuncak sampai kepada
kemuliaan, kerohaniannya belum sampai kepada derajat yang tinggi, yaitu doa
penyembahan.
Sebaliknya,
seorang perempuan -- menunjuk gereja yang sempurna -- sudah berada dalam
naungan dari Allah Tri Tunggal -- matahari, bulan dan bintang-bintang --, di
mana kerohaniannya sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan. Apa buktinya?
Kepadanya diberikan sayap burung nasar yang besar. Inilah kemuliaan kekal itu.
Biarlah kiranya Tuhan membawa kita sampai kepada kemuliaan kekal.
Saya
berdoa, untuk kita yang ada di pastori, untuk kita yang ada di Serang Residence
dan Perumnas Cilegon, untuk tiap-tiap sektor, dalam doa saya memohon kepada
Tuhan supaya kiranya Tuhan membawa kehidupan rohani kita sampai kepada
kemuliaan yang kekal, Shekinah Glory. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment