IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 31 MARET 2020
KITAB KOLOSE
(Seri: 90)
Subtema: BERPADANAN DENGAN PANGGILAN KUDUS
Shalom.
Salam sejahtera bagi kita semua; oleh
karena kemurahan hati Tuhan, kita diberi kesempatan untuk berada dalam
perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan. Dan saya tidak lupa mengucap syukur kepada
Tuhan Yesus Kristus, Dialah Kepala Gereja, Dialah Penyelamat tubuh. Hari-hari
ini adalah hari-hari terakhir, di mana keadaan dunia sudah rusak seiring
rusaknya kelakuan manusia, tetapi firman Allah berkata: Tuhan akan
membinasakan orang-orang yang merusakkan bumi.
Dan tidak lupa juga saya menyapa anak-anak
Tuhan, umat Tuhan yang sedang mengikuti live streaming Youtube, Facebook
di mana pun anda berada.
Segera kita sambut firman penggembalaan
untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada
jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:15
(3:15) Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena
untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
Bagian A
dari ayat 15 ini ialah: “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah
dalam hatimu …” Biarlah kiranya itu nyata dalam setiap kehidupan kita
pribadi lepas pribadi, baik di dalam;
-
Nikah yang
terkecil, itulah rumah tangga.
-
Nikah yang
lebih besar, itulah di dalam penggembalaan ini.
-
Sampai
kepada nikah yang sempurna, yaitu kafir dan Israel masuk dalam pembangunan
tubuh Kristus yang sempurna.
Kalau kita menjadi “satu”, berarti
“sempurna”, dengan lain kata; kelak dipermuliakan bersama dengan Dia.
Selanjutnya bagian B dari ayat 15
ialah: “… Karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh.”
Perlu untuk kita ketahui:
-
Kerinduan
atau dambaan Yesus, Anak Allah, ialah supaya kita menjadi satu dan terpelihara.
Hal itu menjadi suatu permohonan yang telah dinaikkan atau telah disampaikan
oleh Yesus, Anak Allah, kepada Allah Bapa, sesuai dengan Injil Yohanes
17:11.
-
Kemudian,
dalam doa, Ia juga menaikkan permohonan supaya kita menjadi satu, sama seperti
Bapa dengan Anak adalah satu, berarti sempurna. Hal itu ditulis dalam Injil
Yohanes 17:20-23.
Berkaitan tentang Kolose 3:15B,
“… Karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh.”
Efesus 4:1
(4:1) Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena
Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan
dengan panggilan itu.
Sebagai orang-orang yang telah dipanggil,
hendaklah berpadanan dengan panggilan itu. Singkatnya, berpadanan dengan
panggilan, berarti; seirama atau satu garis dengan panggilan itu sendiri.
Lebih jauh kita melihat tentang BERPADANAN
DENGAN PANGGILAN.
Filipi 1:27-28
(1:27) Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya,
apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar,
bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa
berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, (1:28) dengan tiada
digentarkan sedikit pun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda
kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah.
Berpadanan dengan Injil Kristus, berarti
setara dengan berpadanan dengan panggilan.
Tanda berpadanan dengan panggilan:
TANDA YANG PERTAMA.
-
Teguh
berdiri dalam “Satu roh”.
-
“Sehati” atau satu hati berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil.
Pendeknya, sehati sebagai pejuang iman.
-
“Sejiwa” atau satu jiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil.
Pendeknya, sejiwa sebagai pejuang iman.
Kita semua yang telah dipanggil harus
sehati dan sejiwa sebagai pejuang iman, tetapi iman itu bukan kepada yang
lahiriah, melainkan iman yang timbul dari Berita Injil tentunya.
TANDA YANG KEDUA: “Tiada digentarkan sedikit pun oleh lawanmu”, dengan lain kata; tidak gentar terhadap lawan atau musuh sedikit pun. Ada tiga lawan (musuh) abadi:
1.
Daging
dengan segala hawa nafsu dan kenginan-keinginannya yang jahat.
2.
Dunia
dengan arusnya yang menghanyutkan, sehingga anak-anak Tuhan mengalami kematian
rohani.
3.
Iblis atau
setan yang menimbulkan roh pendurhakaan atau pemberontakan di dalam diri
seseorang.
Kemudian, perlu untuk kita ketahui, dari
apa yang sudah kita baca tadi, ada tertulis: “Bagi mereka semuanya itu
adalah tanda kebinasaan …” Maksudnya ialah bagi orang-orang yang menista
atau menolak panggilan itu adalah tanda kebinasaan. Jadi, orang yang menolak
panggilan, itu adalah tanda kebinasaan.
Selanjutnya, ada tertulis: “… Tetapi
bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah.” Maksudnya, bagi
orang orang yang menghargai panggilan atau berpadanan dengan panggilan, itu
adalah tanda keselamatan yang datang dari Allah. Mulai sekarang, belajarlah
untuk menghargai panggilan, dengan lain kata; berpadanan dengan panggilan atau
setara dengan berpadanan dengan Injil Kristus, terkhusus bagi orang-orang yang
sudah diberi kesempatan untuk melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan.
Kalau kita menghargai pekerjaan Tuhan, menghargai karunia jabatan yang
dipercayakan oleh Tuhan, itu adalah sebuah sinyal, itu adalah sebuah tanda
keselamatan yang dari Allah.
Filipi 1:29
(1:29) Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada
Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,
Kepada orang-orang yang berpadanan dengan
panggilan itu dikaruniakan dua hal:
1.
“Percaya
kepada Kristus.” Jangan kita percaya kepada yang
lain-lain lagi, tetapi biarlah kita menaruh percaya hanya kepada Kristus, tidak
kepada yang lain.
2.
“Menderita
untuk Dia (Kristus).” Jadi, kita harus mengetahui hal ini, karena banyak
orang Kristen tidak memahami soal “menderita untuk Kristus.”
Kita harus ketahui bahwa: Kita harus
berpadanan dengan panggilan itu, dan orang yang berpadanan dengan panggilan itu
dikaruniakan bukan hanya “percaya kepada Kristus”, tetapi juga “menderita untuk
Kristus”. Jadi, orang yang tidak mau menyangkal diri dan memikul salib di
tengah ibadah dan pelayanan, sama dengan; orang yang tidak berpadanan dengan
panggilan, dia tidak mengerti arti dari sebuah panggilan Kristus. Melayani
tanpa salib, berarti; tidak berpadanan dengan panggilan, tidak mengerti
panggilannya sebagai seorang imam, sebagai seorang pelayan, sebagai seorang
hamba Tuhan. Seorang hamba Tuhan juga harus mengajar sidang jemaat untuk
mengerti soal panggilan, berpadanan dengan panggilan.
Singkatnya, kepada orang yang dipanggil
dikaruniakan bukan saja untuk “percaya kepada Kristus”, melainkan dikaruniakan
untuk “menderita untuk Dia”. Jadi, jangan merasa asing dengan sengsara salib,
aniaya karena firman, itu bukanlah suatu yang aneh, tetapi itu dikaruniakan kepada
mereka yang dipanggil oleh Kristus.
Kesimpulannya: Orang yang tidak mau
menderita untuk Kristus adalah suatu tanda bahwa ia tidak berpadanan dengan
panggilan itu.
2 Timotius 1:9-10
(1:9) Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan
kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih
karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus
sebelum permulaan zaman (1:10) dan yang sekarang dinyatakan oleh
kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan
kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.
“Dialah yang menyelamatkan kita dan
memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita …”
Jadi, kita dipanggil bukan karena kita baik, bukan karena kita cakap, bukan
karena kita punya kelebihan ini dan itu, bukan karena kita kaya atau punya
ijazah tinggi, “ … Melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya
sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan
zaman …” Jadi, ternyata, panggilan itu adalah “sebelum permulaan zaman.”
Kita dipanggil tentu dengan panggilan
kudus, karena kita dipanggil untuk berpadanan dengan Injil Kristus.
Kita dipanggil dengan panggilan kudus,
dasarnya ialah oleh karena kasih karunia, bukan karena perbuatan baik manusia,
bukan karena kelebihan dan kecakapan kita. Mengapa demikian? Apa tandanya bahwa
kita dipanggil oleh karena kasih karunia? Sebab panggilan itu terjadi sebelum
permulaan zaman.
Kalau dikaitkan dengan peta zaman:
-
Yang
Pertama: Zaman Allah Bapa, yakni dari Adam sampai Abraham.
-
Yang
Kedua: Zaman Allah Anak, yakni dari Abraham sampai Yesus (kedatangan-Nya yang
pertama).
-
Yang
Ketiga: Zaman Allah Roh Kudus, yakni dari kedatangan Yesus sampai sekarang,
bahkan sampai kedatangan Yesus kembali untuk yang kedua kali.
Oleh sebab itu, mari kita menghargai
panggilan, sehingga dengan demikian, mereka yang berpadanan dengan panggilan atau
berpadanan dengan Injil Kristus, ia telah mematahkan kuasa maut, sehingga
mendatangkan hidup kekal, tidak binasa sampai selama-lamanya.
Jadi, kita ini adalah orang-orang yang
berbahagia, karena kita telah dipanggil dengan panggilan kudus, sebab kita
berpadanan dengan panggilan, kita berpadanan dengan Injil Kristus, dan kita
berbahagia oleh-Nya. Dan patutlah kita mengucap syukur kepada Tuhan yang sudah
memanggil kita sebelum permulaan zaman. Berarti, kalau kita dipanggil, tentu
itu karena kasih karunia, bukan karena kebaikan kita, oleh sebab itu mengucap
syukurlah. Kemudian, kita juga patut bersyukur, sebab oleh panggilan itu; telah
mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup kekal, tidak binasa sampai
selama-lamanya.
2 Timotius 1:11-12
(1:11) Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai
rasul dan sebagai guru. (1:12) Itulah sebabnya aku menderita semuanya
ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku
yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku
hingga pada hari Tuhan.
Rasul Paulus ditetapkan Tuhan:
-
Sebagai
penginjil.
-
Sebagai
rasul.
-
Sebagai
guru.
Berarti, dalam hal ini, kita mengetahui
bahwa Rasul Paulus telah berpadanan dengan panggilan. Dan untuk panggilan itu,
ia rela menderita dan tidak malu.
Saudara bisa melihat orang dunia; kalau dia
terpanggil sebagai seorang artis (pemain film atau sinetron), dia tidak malu
untuk melakukan adegan apapun yang diperintahkan kepada dia, karena itu adalah
panggilannya. Maka, biarlah kita belajar menjadi bijaksana seperti Rasul
Paulus; dia rela menderita dan tidak malu demi panggilannya sebagai penginjil,
rasul dan guru. Mengapa demikian? Jawabannya ialah:
1.
“Aku
tahu kepada siapa aku percaya.” Rasul Paulus tahu kepada siapa ia percaya.
Kalau kita percaya kepada kedudukan dan jabatan, percaya kepada uang, harta,
dan kekayaan, sekali kelak orang yang semacam ini akan dipermalukan.
2.
“Aku
yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku
hingga pada hari Tuhan.” Rasul Paulus yakin bahwa Tuhan berkuasa
memeliharakan apa yang dipercayakan Tuhan kepadanya sampai Tuhan datang. Tuhan
sudah percayakan karunia-karunia dan jabatan, dan olehnya kita harus memikul
salib, dan oleh memikul salib itu membawa kita sampai kepada hidup kekal, kita
dipelihara. Tuhan memelihara sorga untuk kita.
Efesus 4:1
(4:1) Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan
karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil
berpadanan dengan panggilan itu.
Biarlah kiranya kita semua berpadanan
dengan panggilan itu, dan hal itu telah saya uraikan di atas tadi.
PRAKTEK BERPADANAN DENGAN PANGGILAN.
Efesus 4:2-6
(4:2) Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar.
Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. (4:3) Dan berusahalah
memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: (4:4) satu tubuh,
dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang
terkandung dalam panggilanmu, (4:5) satu Tuhan, satu iman, satu
baptisan, (4:6) satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua
dan oleh semua dan di dalam semua.
Praktek berpadanan dengan panggilan:
YANG PERTAMA: Hendaklah selalu:
1.
Rendah
hati.
2.
Lemah
lembut.
3.
Sabar.
YANG KEDUA: Menampilkan kasih Allah di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam bentuk saling membantu.
Ayo, mari kita tampilkan kasih Allah (kasih
Agape) dalam bentuk saling membantu.
-
Bantulah
mereka yang lemah imannya.
-
Bantulah
orang-orang yang kurang sungguh-sungguh beribadah dan melayani Tuhan.
YANG KETIGA: Berusaha memelihara kesatuan
Roh oleh ikatan damai sejahtera.
Selanjutnya, wujud dari kesatuan Roh oleh
ikatan damai sejahtera, antara lain:
a.
Satu
tubuh, tandanya; tanpa kepentingan diri.
b.
Satu
Roh, tandanya; satu pengharapan. Perlu untuk
diketahui; pengharapan itu bagaikan sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita,
yang berkuasa untuk melabuhkan kehidupan kita sampai kepada kesempurnaan,
itulah Ruangan Maha Suci.
c.
Satu Tuhan, tandanya; satu hati dalam pelayanan yang berbeda-beda.
d.
Satu
iman, tandanya; satu kepercayaan.
e.
Satu
baptisan, tandanya; satu di dalam pengalaman
kematian dan kebangkitan Kristus.
f.
Satu
Allah, tandanya; lepas dari segala berhala-berhala
di dunia ini.
Inilah wujud dari kesatuan Roh oleh ikatan
damai sejahtera yang harus kita pahami dengan baik.
Ibrani 3:1-2,6
(3:1) Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian
dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam
Besar yang kita akui, yaitu Yesus, (3:2) yang setia kepada Dia yang
telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya. (3:6)
tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya
ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan
dan pengharapan yang kita megahkan.
Hai orang-orang kudus yang mendapat bagian
dalam panggilan sorgawi -- berarti, yang berpadanan dengan panggilan,
berpadanan dengan Injil Kristus --, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar,
yaitu Yesus, Anak Allah. Mengapa demikian? Sebab Ia setia kepada Allah Bapa
yang telah menetapkan-Nya sebagai Anak yang mengepalai rumah Tuhan. Ia setia
mengepalai rumah Tuhan.
Kalau kita memandang Dia yang setia sebagai
Kepala rumah Tuhan, maka kita juga setia kepada panggilan kita masing-masing.
Pendeknya, sebagai Rasul dan Imam Besar
Agung, Ia setia sebagai Kepala rumah Tuhan kepada Allah Bapa.
2 Petrus 1:10
(1:10) Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan
dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak
akan pernah tersandung.
Setia terhadap panggilan dan pilihan, maka
tidak pernah tersandung, sebab itu pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar,
Yesus, Anak Allah, Dia setia mengepalai rumah Tuhan.
Berbeda dengan orang yang tidak setia
dengan panggilan dan pilihan Tuhan kepada dia; ia mudah sekali tersandung.
Tetapi kalau setia terhadap panggilan;
- Tidak akan pernah
tersandung.
- Tidak akan malu.
- Tidak akan pernah takut
dan gentar.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas:
Setialah dengan panggilan dan pilihanmu, maka kita tidak pernah tersandung.
Kita kembali membaca Kolose 3:15.
Kolose 3:15
(3:15) Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena
untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
“Dan bersyukurlah.” Di atas tadi
saya sudah menyatakan hal itu: “Bersyukurlah” kalau kita dipanggil dan berpadanan
dengan panggilan itu, karena Tuhan mau menyelamatkan kehidupan kita semua, dan
oleh karena panggilan itu, Tuhan mematahkan segala kutuk nenek moyang sehingga
kita diselamatkan.
Berkaitan dengan BERSYUKURLAH, kita
perhatikan 1 Tesalonika 5.
1 Tesalonika 5:18
(5:18) Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki
Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
“Mengucap syukurlah dalam segala hal …”
Berarti, dalam susah maupun senang tetap mengucap syukur. Inilah orang-orang
yang berpadanan dengan panggilan. “… Sebab itulah yang dikehendaki Allah di
dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Mengucap syukur dalam segala hal, itu
adalah yang dikehendaki Allah dalam Kristus Yesus bagi setiap orang yang
dipanggil.
Mengucap syukurlah senantiasa dalam segala
hal, baik dalam susah maupun senang tetap mengucap syukur. Puji Tuhan …
Haleluya …
1 Tesalonika 5:19-22
(5:19) Janganlah padamkan Roh, (5:20) dan janganlah
anggap rendah nubuat-nubuat. (5:21) Ujilah segala sesuatu dan
peganglah yang baik. (5:22) Jauhkanlah dirimu dari segala
jenis kejahatan.
Syarat untuk mengucap syukur:
1.
“Janganlah
padamkan Roh.” Berarti, berkobar-kobar, berapi-api,
dengan lain kata; giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan, sebab jerih payahmu
tidak sia-sia.
2.
“Janganlah
anggap rendah nubuat-nubuat”, dengan lain kata; menjunjung tinggi dan
menghormati pembukaan rahasia firman Tuhan yang berkuasa untuk menyingkapkan
(membongkar) dengan tuntas segala rahasia (dosa) yang terkandung di dalam hati.
Jangan menganggap rendah nubuat-nubuat. Perlu untuk diketahui; kalau kita
menghargai pembukaan firman, maka orang itu juga pasti menghargai orang yang
menyampaikan firman nubuatan, itu adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
3.
“Ujilah
segala sesuatu dan peganglah yang baik.” Tuhan memang menginginkan kita
untuk berada dalam satu penggembalaan, tetapi untuk berada dalam satu
penggembalaan, perlu juga diuji; apakah di tengah-tengahnya ada firman
penggembalaan atau tidak. Oleh sebab itu, ujilah segala sesuatu, termasuk untuk
memiliki satu perkara, juga menggunakan satu perkara. Jadi, jangan dulu kita
melihat kemegahan dari sisi yang lahiriahnya, tetapi kita melihat apakah itu
baik untuk kita gunakan bagi Tuhan atau tidak. Jadi, ujilah segala sesuatu,
sebab segala sesuatu diperbolehkan, tetapi segala sesuatunya belum tentu baik
untuk Tuhan.
Dan peganglah yang baik, artinya; lepaskan yang tidak baik, berarti apa yang tidak baik, biarlah itu dilepaskan.
Dan peganglah yang baik, artinya; lepaskan yang tidak baik, berarti apa yang tidak baik, biarlah itu dilepaskan.
4.
“Jauhkanlah
dirimu dari segala jenis kejahatan.”
Itulah syarat orang yang mau mengucap
syukur kepada Tuhan.
Tuhan memanggil kita supaya menjadi satu
tubuh, tetapi orang-orang yang dipanggil harus berpadanan dengan panggilan,
berpadanan dengan Injil Kristus, dan itu adalah panggilan kudus untuk
mematahkan kutuk sehingga kita selamat, tidak binasa sampai selama-lamanya.
Bersyukurlah, sebab Allah menghendaki hal itu di dalam Kristus Yesus.
Kita dipanggil, bukan saja dikaruniakan
untuk percaya, tetapi dikaruniakan untuk memikul salib, menderita karena salib,
aniaya karena salib. Bersyukurlah hai engkau orang-orang yang dipanggil, sebab
Tuhan nanti yang memelihara engkau oleh panggilan itu. Orang-orang yang dikuduskan adalah
orang-orang yang dipanggil, oleh sebab itu, sembahlah Tuhan Yesus.
Apakah saudara sudah mengerti arti
panggilanmu? Panggilan kudus dari sorga. Pandanglah kepada Rasul dan Imam
Besar, supaya kita setia. Kalau kita setia, maka tidak tersandung dengan yang
jahat, tidak tersandung dengan yang najis, tidak tersandung dengan hal yang tak
suci, pendeknya sanggup melewati sandungan-sandungan walaupun ada si penggoda
yang menggoda, sehingga kita layak untuk melayani Tuhan, dan itulah yang
memelihara jiwa kita. Diselamatkan sebab kutuk dipatahkan, tidak binasa, hidup
kekal selama-lamanya.
Kita harus mengetahui dengan pasti, bahwa:
kita dipanggil bukan hanya untuk percaya, melainkan untuk menderita untuk
Kristus. Perhatikanlah firman Tuhan dan sembahlah Tuhan sungguh-sungguh.
Kita bersyukur, berarti memperhatikan
pembukaan firman. Kita bersyukur, berarti peganglah yang baik. Kita bersyukur, berarti
jauh dari semua jenis kejahatan. Kita bersyukur, karena kita semakin diberi
pengertian untuk berpadanan dengan panggilan. Oleh sebab itu, berusahalah
mempertahankan kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera, sebab itu hendaklah
damai sejahtera Kristus memerintah supaya ada ikatan satu Roh.
Kalau penyembahan kita sudah benar, maka
kita dimampukan untuk mengucap syukur seperti 24 (dua puluh empat) tua-tua,
tetapi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, mereka marah karena kebebasan
mereka dipasung oleh salib… Wahyu 11:17-18. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment