IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 16 APRIL 2020
KITAB RUT
(Seri: 88)
Subtema: TUBUH
YANG BERDARAH-DARAH ADALAH METERAI MILIK KEPUNYAAN ALLAH
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera bahagia kiranya menaungi
tempat kita masing-masing dan kiranya Tuhan memberkati kita lewat pembukaan
firman-Nya di malam ini.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan,
hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube,
Facebook dimanapun anda berada.
Kita segera menyambut firman penggembalaan untuk Ibadah
Pendalaman Alkitab yang disertai dengan Perjamuan Suci.
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu
berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu
oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang
hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum
kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."
Perhatikan kalimat: “...Sesudah
itu...”
Kalimat sesudah itu, artinya: sesudah menerima hasil tuaian dari ladang berkatalah
Naomi kepada Rut menantunya itu.
Perkataan Naomi -- pada ayat 20 -- dibagi dalam dua bagian:
Yang
pertama:
“Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang
rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang
mati.”
Singkatnya, dalam ucapannya Naomi memberkati orang yang telah
memberkati Rut menantunya itu.
Mungkin para pemirsa yang
senantiasa mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, bertanya-tanya mengapa suara ini agak pelan, memang
disengaja untuk pelan demi kelangsungan ibadah dan pelayanan GPT “Betania”
lewat live streaming. Mengingat
keadaan di provinsi Banten tidak sama seperti di tempat-tempat yang lain,
tetapi saya berharap anda sekaliannya tetap bersabar dan tekun mengikuti
pemberitaan firman Tuhan lewat live
streaming, itu doa saya saudara diberkati oleh Tuhan.
Contoh diberkatilah orang yang memberkati.
Kejadian 12:1-2
(12:1) Berfirmanlah
TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan
dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; (12:2) Aku akan membuat engkau menjadi bangsa
yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau
akan menjadi berkat.
Tuhan memanggil sekaligus membuat
Abram menjadi:
1. Bangsa yang besar, sama
dengan: bangsa yang kuat.
2. Diberkati, sama
dengan: limpah kasih karunia.
Kalau nikah itu diberkati pasti limpah kasih
karunia. Nikah yang diberkati itu berarti dua pribadi dipersatukan oleh salib,
itulah kasih karunia.
3. Membuat namanya
masyhur,
sama dengan dikenal dan terkenal.
Terkait dengan nama masyhur -- sama dengan: dikenal dan
terkenal --, terkait dengan itu, kita dapat melihat di dalam Kisah Para Rasul 15, di situ ada tujuh
orang tukang jampi semuanya adalah anak-anak Skewa, mereka itu melayani
orang-orang yang kerasukan setan dengan mengatas namakan Tuhan Yesus Kristus.
Apa hal itu kira-kira diperbolehkan?? Tetapi saya kira kalau kita melayani
Tuhan, kita harus melayani Tuhan dengan kejujuran.
Sejenak kita melihat ...
Kisah Para Rasul 19:15-16
(19:15) Tetapi roh
jahat itu menjawab: "Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui,
tetapi kamu, siapakah kamu?" (19:16) Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan
menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah
orang itu dengan telanjang dan luka-luka.
Tukang jampi tetapi mengatas
namakan Tuhan, apa itu boleh? Saya kira itu tidak boleh. Mereka itu adalah
tujuh orang anak-anak Skewa. Sedangkan, Skewa ini adalah imam kepala orang
Yahudi.
Tetapi roh jahat itu menjawab: "Yesus aku kenal, dan Paulus aku
ketahui,” berarti dikenal
dan terkenal. Selanjutnya roh jahat
itu berkata: “...Tetapi kamu, siapakah
kamu?..."
Lalu setelah mengatakan hal
itu, selanjutnya orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa dan menggagahi
mereka serta mengalahkan mereka, sehingga anak-anak Skewa lari dari rumah
orang itu:
- Dengan telanjang, sama dengan: dipermalukan.
- Dengan luka-luka, sama dengan: menderita aniaya karena pukulan, bukan
karena salib. Sangat berbanding terbalik dengan… 1 Petrus 2:19-20.
Saudaraku, tujuh orang anak
Skewa ini ternyata tukang jampi, berarti pekerjaan mereka terkait dengan
hal-hal yang gaib, tapi anehnya mereka memberanikan diri untuk melayani dengan
mengatasnamakan Tuhan Yesus.
Kalau kita ini tukang
pembuat keonaran, tukang yang membuat sesuatu yang tidak baik, sekalipun
mengatasnamakan Tuhan Yesus tidak ada artinya, sebab Tuhan itu maha tahu dan
maha melihat -- artinya Tuhan itu tidak bisa ditipu --, sekalipun orang munafik
dapat menipu atau mengelabui mata manusia.
Kisah Para Rasul 19:17-20
(19:17) Hal itu
diketahui oleh seluruh penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, maka
ketakutanlah mereka semua dan makin masyhurlah nama Tuhan Yesus. (19:18) Banyak di antara mereka yang
telah menjadi percaya, datang dan mengaku di muka umum, bahwa
mereka pernah turut melakukan perbuatan-perbuata seperti itu. (19:19) Banyak juga di antara mereka,
yang pernah melakukan sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu
membakarnya di depan mata semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir
lima puluh ribu uang perak. (19:20)
Dengan jalan ini makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa.
Singkatnya, makin masyhurlah nama Tuhan Yesus dan makin berkuasa.
Jadi, orang yang masyhur itu adalah orang yang dikenal dan terkenal,
kemudian berkuasa.
Dan oleh kuasa salib inilah
banyak orang menjadi percaya, bahkan
mereka yang pernah turut melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu yaitu mereka
yang pernah melakukan sihir mengaku dosa sekaligus membakar kitab-kitab mereka.
Adapun harga (nilai) dari kitab-kitab yang dibakar itu ditaksir lima puluh ribu uang perak, jumlah yang
banyak/jumlah yang sangat fantastis.
Jadi, yang dimaksud dengan
masyhur berarti dikenal dan terkenal namun juga berkuasa, sehingga nanti banyak
orang percaya.
Jadi, orang yang masyhur ini
terkenal dan dikenal tetapi berkuasa, berbeda dengan orang dunia yang terkenal
dan dikenal tetapi tidak ada kuasanya untuk menyelamatkan jiwa yang berdosa.
Itulah terkait dengan masyhur.
Kita kembali membaca ...
Kejadian 12:2
(12:2) Aku akan
membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat
namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
Bangsa yang besar dan
membuat nama masyhur telah disampaikan di atas tadi.
4. Kemudian: menjadi
berkat, sama artinya: saluran
berkat.
Orang-orang yang
melayani Tuhan atau hamba-hamba Tuhan harus menjadi berkat. Tidak boleh menjadi
tanggungan, tetapi harus menjadi berkat, paling tidak menjadi berkat dalam hal;
tenaga, pikiran, waktu.
Kejadian 12:3
(12:3) Aku akan
memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang
yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat
berkat."
Selanjutnya, “Tuhan
akan memberkati orang-orang yang memberkati Abram”, hal ini akan terjadi dari pihak Tuhan.
Sedangkan dari pihak Abram, menghargai panggilannya atau berpadanan dengan panggilan.
Hal yang senada akan kita
alami dengan catatan mau menghargai panggilan seperti Rasul Paulus rela
menderita demi pemberitaan Injil.
Pendeknya, pemeliharaan dan
pembelaan Tuhan nyata:
- Bagi hamba-hamba Tuhan yang menghargai
panggilannya.
- Bagi anak-anak Tuhan yang mau menghargai ibadah
dan pelayanan.
Kemudian, janji firman Tuhan
yang diterima oleh Yakub atau panggilan Yakub. Kita lihat dulu, berkat atas panggilan Yakub.
Kejadian 27:27-29
(27:27) Lalu datanglah
Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian
Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: "Sesungguhnya bau anakku adalah
sebagai bau padang yang diberkati TUHAN. (27:28)
Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah
gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. (27:29) Bangsa-bangsa akan takluk
kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan
atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa
yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati
engkau, diberkatilah ia."
Berkat-berkat dari hak kesulungan
yang diterima oleh Yakub dari Tuhan, dibagi dalam dua bagian:
Yang pertama:
a. Embun dari langit, menunjuk
kepada: PENGURAPAN.
Satu perkara
yang sangat kita perlukan di dalam melayani Tuhan dan pekerjaan Tuhan.
Pendeknya,
dengan pengurapan kita dimampukan sampai akhirnya berhasil (success) untuk mengerjakan pekerjaan
Tuhan.
b. Tanah-tanah gemuk di bumi, menunjuk
kepada: orang-orang yang LEMAH LEMBUT dan RENDAH HATI.
Lemah lembut dan
rendah hati, manfaatnya:
1. Melayani Tuhan, sama dengan:
memikul salibnya seperti Yesus, sebab Dia lemah lembut dan rendah hati.
2. Menjadi sasaran dari firman Allah.
Sebab itu kalau kita datang di kaki salib
Tuhan saat mendengar firman Tuhan, berarti mendengar firman Tuhan dengan lemah
lembut dan rendah hati, itu nanti yang menjadi sasaran dari firman Tuhan. Tapi
kalau kita datang dengan kecongkakan, kita datang dengan merasa diri mengerti
dan bisa, itu bukan sasaran dari firman Tuhan.
c. Gandum yang berlimpah-limpah, menunjuk kepada: pembukaan rahasia firman Allah.
Kegunaan pembukaan
rahasia firman Allah: sebagai perbekalan yang berlimpah-limpah, disebut juga
roti malaikat. Sebab pembukaan rahasia firman dapat kita temukan di dalam
sebuah penggembalaan yang benar dari Tuhan.
d. Anggur yang berlimpah-limpah, menunjuk kepada: kasih dari sorga.
Kegunaan kasih
dari sorga: memberi sukacita yang berlimpah-limpah dan penuh.
Sedangkan, kasih
dari dunia ini tidak penuh, sebab habis uang habis sukacita, habis harta habis
sukacita, habis kekayaan habis sukacita, tidak ada apa-apa habis sukacita.
Yang kedua.
a. Bangsa-bangsa akan takluk kepadanya, menunjuk kepada: bahwa Tuhan pembela dan berpihak kepadanya.
b. Menjadi tuan atas saudara-saudaranya.
c. Suku-suku bangsa akan sujud kepadanya.
d. Anak-anak ibumu akan sujud kepadamu.
Terkait dengan bagian b, c, dan d menunjukkan bahwa
anak-anak Yakub kelak menjadi gunung
Sion:
- Tegak berdiri di hulu gunung-gunung.
- Dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit.
Sesuai dengan Yesaya 2:2-3.
e. Siapa yang mengutuk Yakub terkutuklah ia, sebaliknya siapa yang
memberkati Yakub diberkatilah dia.
Kesimpulan, dari berkat
kesulungan yang diterima oleh Yakub ini menunjukkan bahwa Naomi adalah seorang ibu yang diberkati oleh Tuhan. Sebab dalam
ucapannya, Naomi telah memberkati Boas yang telah menjadi berkat bagi Rut menantunya
itu.
Saudara, berbahagialah anak kalau ibunya diberkati.
Ibu, menunjuk kepada: gembala sidang. Tugas dari seorang
gembala sidang: mengasuh dan merawat.
- Mengasuh, berarti sekali waktu anak
itu harus diberi didikan dan ajaran salib.
- Merawat, berarti segala luka-luka
dan penyakit disembuhkan.
Tuhan Yesus
sudah babak belur, Dia dilukai di atas kayu salib, tetapi kita yang sakit ini
disembuhkan.
Kejadian 27:30
(27:30) Setelah
Ishak selesai memberkati Yakub, dan baru saja Yakub keluar meninggalkan
Ishak, ayahnya, pulanglah Esau, kakaknya, dari berburu.
Berkat yang telah diterima
oleh Abram turun juga kepada Yakub, oleh Ishak ayahnya.
Sedangkan, Ishak adalah;
gambaran dan bayangan dari anak janji.
Pendeknya, Ishak berhak
menurunkan berkat kepada anaknya Yakub, seperti yang dijanjikan Tuhan Allah
kepada Abram.
Jadi, Ishak itu anak janji,
Tuhan yang menjanjikan anak kepada Abraham supaya Abraham kelak menjadi bapa
bagi banyak bangsa.
Tetapi yang pasti dari ayat 30 ini, salah satu berkat yang
diterima oleh Yakub seperti yang dijanjikan oleh Tuhan kepada Abraham adalah siapa yang memberkati Yakub diberkatilah
dia.
Naomi pada akhirnya
diberkati oleh Allah dan berkat yang diterima oleh Naomi tidak pernah
terlambat, tepat sesuai dengan waktunya Tuhan. Persis seperti Yakub menerima
berkat dari Ishak, lalu datanglah Esau.
Kita semua akan menerima
berkat yang dijanjikan oleh Allah tepat pada waktunya, jangan memaksa kehendak
sendiri di dalam segala perkara, tunggu waktunya Tuhan. Persis seperti Ishak
memberkati Yakub, setelah diberkati datanglah Esau.
Jangan memaksakan kehendak
sendiri, tunggu waktunya Tuhan, tidak perlu kita kejar sana dan kejar sini,
tunggu waktunya Tuhan, kelak akan indah pada waktunya.
Kita akan melihat peristiwa pada saat Yakub menerima hak
kesulungan itu.
Kejadian 25:29-34
(25:29) Pada suatu kali
Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang. (25:30) Kata Esau kepada Yakub:
"Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu,
karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. (25:31) Tetapi kata Yakub:
"Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu." (25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah
gunanya bagiku hak kesulungan itu?" (25:33)
Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia
kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. (25:34) Lalu Yakub memberikan roti dan
masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan
pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
Singkatnya, Esau menjual hak kesulungan kepada Yakub
adiknya, demi sepiring sup kacang merah.
Pertanyaannya: Mengapa Esau
melakukan hal itu??
Jawabnya: sebab Esau memandang ringan hak kesulungan.
Jangan kita memandang ringan
hak kesulungan, mari kita belajar menghargai apa yang telah dipercayakan oleh
Tuhan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan yang Tuhan
percayakan ini.
Memandang ringan hak
kesulungan, artinya:
1. Tidak menghargai tahbisan.
Untuk tahbisan
imam-imam di dalam Keluaran 29:1-3;
Allah menuntut dan menentukan korban-korban persembahan antara lain:
I. Tiga macam korban binatang, sedangkan semua korban itu menunjuk kepada korban Yesus Kristus, itu
adalah gambaran dan bayangan dari pribadi Yesus Kristus yang disalib.
Tiga macam
korban binatang, antara lain:
1. Lembu jantan muda sebagai korban
pendamaian.
Tadi ketika
memasuki pemberitaan firman, terlebih dahulu mengangkat pujian mengenai korban
pendamaian, rindu untuk dijadikan korban pendamaian, untuk melayani Tuhan
menjadi korban pendamaian.
Dimanapun kita
diutus harus menjadi korban pendamaian, itulah korban lembu jantan muda.
2. Korban domba jantan:
- Yang pertama, itu sebagai korban penyerahan
diri untuk taat kepada kehendak Allah.
- Yang kedua, sebagai tanda kesucian dalam
melayani Tuhan.
Mari kita tahbiskan diri untuk melayani Tuhan dan untuk melayani
pekerjaan Tuhan. Jangan menganggap ringan segala sesuatu yang dipercayakan oleh
Tuhan, karena saya melihat masih banyak diantara kita yang memandang ringan hak
kesulungan, dipercaya melayani Tuhan, tetapi tidak bertanggung jawab bahkan
sesuka hati mengambil jalannya masing-masing, tidak ada tanda dengar-dengaran.
II. Tiga ketul roti yang tidak beragi, artinya: persekutuan kita dengan Allah Trinitas harus murni tidak
boleh dicampur dengan ragi. Khususnya imam-imam, orang-orang yang melayani
Tuhan, hamba-hamba Tuhan tidak boleh dicampur dengan ragi yaitu:
- Segala jenis dosa kejahatan dan kenajisan.
- Segala kemunafikan.
2. Esau tidak menghargai:
- Ibadah dan pelayanan, serta
yang terkait dengan kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
- Harta rohani.
Mari kita lihat
terlebih dahulu mengenai HARTA ROHANI ...
2 Timotius
1:13-14
(1:13) Peganglah
segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang
sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. (1:14) Peliharalah harta yang indah, yang
telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.
Rasul Paulus
berkata kepada Timotius: Peganglah
segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang
sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus.
Harta yang indah
itulah karunia-karunia Roh Kudus yang
dipercayakan oleh Tuhan.
Peliharalah
harta yang indah, jangan sesuka hati mengambil jalannya masing-masing, jangan
sesuka hati untuk bekerja di dalam melayani pekerjaan Tuhan, tidak boleh sesuka
hati.
Sekarang TIDAK
MENGHARGAI IBADAH.
Keluaran 4:22-23
(4:22) Maka engkau
harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku,
anak-Ku yang sulung; (4:23) sebab
itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah
kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku
akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung."
Yakub berubah
nama menjadi Israel dan diakui langsung oleh Tuhan sebagai anak sulung.
Jadi, yang
dimaksud dengan anak sulung adalah ibadah dan pelayanan. Sedangkan, orang yang
tidak menghargai ibadah dan pelayanan (hak kesulungan) sama seperti orang Mesir
akan mengalami kematian anak sulung
dari manusia sampai binatang.
Kesimpulannya:
- Esau mengorbankan yang rohani demi yang jasmani.
Sementara yang
jasmani sifatnya tidak abadi, sedangkan yang rohani sifatnya kekal.
Sebab itu, kalau
kita perhatikan apa yang disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose 3:1-2; yakni; “Perhatikanlah
perkara yang di atas, kemudian carilah perkara-perkara rohani bukan yang
di bawah ini.”
Kalau Yesus
sudah dibangkitkan, artinya kalau Yesus sudah mempercayakan ibadah dan
pelayanan oleh kebangkitan Tuhan kepada kita, maka carilah perkara yang di
atas, pikirkanlah perkara yang di atas bukan yang di bawah ini, karena perkara
yang di bawah sifatnya sementara.
- Sedangkan, Yakub
rela mengorbankan yang jasmani demi yang rohani.
Jadi, karakter
Yakub ini kebalikan dari karakter Esau, rela mengorbankan yang jasmani demi
yang rohani.
Pendeknya, Yakub memiliki pandangan yang rohani.
Sasaran dari pandangan rohani ialah yang tidak kelihatan, yaitu kerajaan kekal,
sebab yang kelihatan itu sifatnya sementara, tidak kekal, sesuai dengan 2 Korintus 4:16-18.
Kita kembali membaca ...
Kejadian 25:24-26
(25:24) Setelah genap
harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya. (25:25) Keluarlah yang pertama,
warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia
dinamai Esau. (25:26) Sesudah
itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia
dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.
Sebenarnya Esau ini
memiliki kelebihan, yaitu:
1. Anak sulung.
Tetapi
kenyataannya hak kesulungan itu jatuh ke tangan Yakub adiknya.
2. Jubah berbulu.
Ini merupakan
harta yang indah, itulah karunia-karunia Roh El Kudus.
Sedangkan Yakub itu klimis
(tidak punya apa-apa), tetapi yang luar biasanya Yakub rela mengorbankan yang
jasmani demi yang rohani.
Kalau kita (orang Kristen)
menyadari bahwa kita ini bukan siapa-siapa, seharusnya rela mengorbankan yang
jasmani demi yang rohani, berarti memiliki pandangan yang rohani, sasarannya
adalah yang tidak kelihatan, itulah kerajaan kekal.
Sebab yang kelihatan ini
sifatnya tidak kekal, sementara, kalau memang kita sadar kita ini bukan
siapa-siapa seharusnya kita memiliki tabiat seperti tabiat Yakub rela
mengorbankan yang jasmani demi yang rohani. Tetapi terkadang kita ini lupa,
tidak tahu diri, tidak mengenali diri kita siapa.
Sedangkan Yakub, memegang
tumit Esau, artinya: senantiasa
mengerjakan pekerjaan Tuhan, berpegang teguh kepada perkara yang rohani
(pekerjaan Tuhan).
Untuk apa memiliki predikat
seperti yang dimiliki Esau:
- Hak sulung.
- Dan jubah berbulu.
Tetapi memandang ringan hak
kesulungan, memandang ringan ibadah, memandang ringan harta rohani dengan
segala kegiatan yang ada di tengah-tengah ibadah pelayanan ini.
Saya berharap secara khusus
penggembalaan GPT “Betania”, baik secara umum para pemirsa, mulai
sekarang belajar menghargai hak kesulungan, dan bijaksana sehingga dapat
menghargai hak kesulungan seperti Yakub, memiliki pandangan rohani.
Biarlah kita senantiasa
berpegang teguh untuk senantiasa memikirkan perkara yang di atas, perkara
rohani, seperti Yakub memegang tumit Esau (hak kesulungan).
Kejadian 25:27-28
(25:27) Lalu bertambah
besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang
yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang,
yang suka tinggal di kemah. (25:28)
Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka
kasih kepada Yakub.
Esau adalah:
- Seorang yang pandai berburu daging.
- Seorang yang suka tinggal di padang.
Berarti seorang yang suka
berburu daging tinggal di padang.
Padang ini gambaran dari
dunia, nabi-nabi palsu dengan roh antikris, itu asalnya dari dunia bukan dari
Tuhan.
Itu sebabnya kalau kita
perhatikan ayat 28; Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka
makan daging buruan. Jadi sayang itu hanya bersifat hubungan daging.
Tetapi Ribka kasih kepada Yakub, kalau kita menghargai ibadah dan
pelayanan serta harta rohani -- harta yang indah --, maka kasih Allah
menjangkau setiap kehidupan kita dengan lain kata kita berada dalam naungan kasih Allah Bapa.
Padang, menunjuk kepada: dunia
dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya, sesuai dengan 1 Yohanes 2:15-16.
1. Keinginan daging.
2. Keinginan mata.
3. Keangkuhan hidup.
Ketiganya bukan berasal dari
Allah, melainkan berasal dari dunia ini dan orang itu akan binasa bersama-sama
dengan ketiga hal yang ada di dunia ini. Jadi, ujung dari kehidupan Esau adalah
kematian.
Demikian juga kalau seorang
anak Tuhan (orang Kristen) tidak menghargai ibadah dan pelayanan, tidak
menghargai hak kesulungan, tidak menghargai harta rohani, sudah berada di tepi
maut.
Sedangkan Yakub:
- Seorang yang tenang, menunjuk
kepada: kehidupan orang Kristen yang senantiasa hidup dalam doa penyembahan.
Hal ini telah
diterangkan pada beberapa minggu yang lalu.
- Yang suka tinggal di kemah.
Inilah karakter dari pada
Yakub.
Sekarang, tentang: YAKUB YANG SUKA TINGGAL DI KEMAH.
Kemah, artinya: rumah Tuhan atau Bait Suci Allah.
Selanjutnya kita akan
melihat perihal Yakub yang berkaitan
dengan rumah Allah.
Kejadian 28:2-5
(28:2) Bersiaplah,
pergilah ke Padan-Aram, ke rumah Betuel, ayah ibumu, dan ambillah dari situ
seorang isteri dari anak-anak Laban, saudara ibumu. (28:3) Moga-moga Allah Yang Mahakuasa memberkati engkau, membuat
engkau beranak cucu dan membuat engkau menjadi banyak, sehingga engkau menjadi
sekumpulan bangsa-bangsa. (28:4)
Moga-moga Ia memberikan kepadamu berkat yang untuk Abraham, kepadamu serta
kepada keturunanmu, sehingga engkau memiliki negeri ini yang kaudiami sebagai
orang asing, yang telah diberikan Allah kepada Abraham." (28:5) Demikianlah Ishak melepas Yakub,
lalu berangkatlah Yakub ke Padan-Aram, kepada Laban anak Betuel, orang Aram
itu, saudara Ribka ibu Yakub dan Esau.
Kejadian 27:41
(27:41) Esau menaruh
dendam kepada Yakub karena berkat yang telah diberikan oleh ayahnya kepadanya,
lalu ia berkata kepada dirinya sendiri: "Hari-hari berkabung karena
kematian ayahku itu tidak akan lama lagi; pada waktu itulah Yakub, adikku, akan
kubunuh."
Setelah Yakub menerima
berkat dari hak kesulungannya itu, Yakub melarikan diri (menyelamatkan diri),
sebab Esau menaruh dendam kepada Yakub.
Singkatnya, Ishak berhak
menurunkan berkat dari hak kesulungan itu kepada Yakub anaknya, sebab Ishak
gambaran dari janji yaitu; firman Allah, kita diberkati.
Kejadian 28:16-19
(28:16) Ketika Yakub
bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat
ini, dan aku tidak mengetahuinya." (28:17)
Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari
rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."
(28:18) Keesokan harinya
pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan
mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya. (28:19) Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu
Lus.
Lalu tibalah dia di sebuah
tempat, lalu ia menamai tempat itu Betel.
Betel artinya: rumah Tuhan atau bait suci Allah.
Kita lihat mengenai kemah suci ...
Keluaran 26:15-19
(26:15) Haruslah
engkau membuat untuk Kemah Suci papan dari kayu penaga yang berdiri tegak, (26:16) sepuluh hasta panjangnya
satu papan dan satu setengah hasta lebarnya tiap-tiap papan. (26:17) Tiap-tiap papan harus ada dua
pasaknya yang disengkang satu sama lain; demikianlah harus kauperbuat dengan
segala papan Kemah Suci. (26:18)
Haruslah engkau membuat papan-papan untuk Kemah Suci, dua puluh papan pada
sebelah selatan. (26:19) Dan
haruslah kaubuat empat puluh alas perak di bawah kedua puluh papan itu, dua
alas di bawah satu papan untuk kedua pasaknya, dan seterusnya dua alas di bawah
setiap papan untuk kedua pasaknya.
Pada ayat 15, harus membuat Kemah Suci papan dari kayu penaga yang berdiri
tegak:
- Panjang satu papan, ialah: 10 hasta.
- Lebar tiap-tiap papan, ialah: 1,5 hasta.
Jadi, kemah suci itu
semuanya ada dua puluh papan jenang, lebar dari tiap papan jenang satu setengah
hasta, sedangkan tingginya sepuluh hasta. Berarti kalau 1,5 x 20 = 30 hasta,
itulah ukuran Ruangan Suci sampai dengan Ruangan Maha Suci.
Kemudian alas dari dua puluh
papan jenang ini ialah; empat puluh alas
perak.
Jadi setiap papan jenang ada
dua alas, berarti dua puluh papan jenang semuanya ada empat puluh alas perak.
Papan jenang, menunjuk
kepada: anak-anak Tuhan sebagai rumah Tuhan atau Tabernakel.
Sedangkan, alas perak, menunjuk kepada: ketebusan
oleh korban Kristus.
Kesimpulannya, kemah atau bait suci Allah didirikan di atas ketebusan oleh korban Kristus.
Saudara nanti bisa membaca:
- 1 Korintus 3:9-11.
- Efesus 2:19-20.
- 1 Petrus 2:5-7.
- 1 Korintus 6:15-20.
- 1 Petrus 1:18-19.
- Ibrani 3:6.
Singkatnya, korban Kristus
adalah dasar dari tiap-tiap bangunan yang telah diletakkan oleh tukang-tukang
bangunan, tidak ada dasar yang lain yang telah diletakkan selain korban
Kristus.
Demikian juga, dasar kita
melayani pekerjaan Tuhan adalah korban Kristus, dasar kita beribadah dan
melayani kepada Tuhan adalah korban Kristus, tidak ada dasar yang lain, bukan
atas dasar kepentingan diri sendiri (tanpa kepentingan pribadi).
Kalau melayani atas dasar
kepentingan, juga melayani untuk mencari puji-pujian, dan untuk mencari hormat,
sebenarnya itu adalah perbuatan yang sia-sia, pelayanan semacam ini tidak
membangun orang lain.
Biasanya orang yang mencari
puji-pujian, ia melayani karena ada kepentingan, tetapi yang sebenarnya
sedikitpun perhatiannya tidak ada di situ.
Harus mengerti bahwa semua
papan jenang yang di sebelah utara dan selatan, juga papan jenang yang di
sebelah timur dan barat, alasnya adalah
perak.
Berarti yang mengambil
bagian dalam ibadah dan pelayanan, senantiasa menjunjung tinggi korban
Kristus.
Ingat papan jenang alasnya
adalah perak, berarti dasarnya adalah ketebusan oleh korban Kristus.
Jangan melayani dengan
sesuka hati, jangan melayani karena mencari puji-pujian dan hormat, jangan
melayani karena kepentingan. Sebetulnya orang semacam ini tidak peduli dengan
masa depannya, memandang ringan ibadah dan pelayanan berarti tidak peduli
dengan masa depan, sama artinya masa depannya suram.
Masa depan kita adalah
ibadah dan pelayanan ini, bukan harta, kekayaan, sebab yang ada ini akan
berlalu. Jadi saudara harus bijak mulai dari sekarang, dengar firman harus
dengan segala kerendahan hati dan lemah lembut.
Singkatnya, korban Kristus
adalah dasar tiap-tiap bangunan yang didirikan oleh tukang-tukang bangunan,
tidak ada dasar yang lain yang telah diletakkan selain dari korban Kristus.
Kita tidak boleh datang
beribadah dengan kepentingan pribadi ataupun golongan, jangan melayani untuk
mencari puji-pujian dan hormat, itu sia-sia, masa depan suram.
Kita harus peduli,
senantiasa memandang salib. Mengerti pekerjaan Tuhan, setara dengan memandang
salib.
Jangan kita tidak mau tahu
saat kita mengambil bagian di tengah ibadah dan pelayanan.
Sekarang ini, kita sedang
menggunakan perangkat yang baru yang harus diperhatikan, kita yang punya
pendidikan yang terkait dengan itu jangan sampai tidak mau tahu.
Jangan seperti bangsa Israel
karena tegar tengkuk, sehingga sekalipun:
- Mempunyai mata, tetapi tidak melihat.
- Mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar.
Orang yang seperti ini tidak
ada artinya hidup, seperti hamba yang ketiga kepadanya dipercayakan satu
talenta, itupun tidak dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan, sebaliknya
mempersalahkan Tuhan. Ternyata karena dia seorang yang malas, dan malas itu
jahat. Kalau kita melihat ladang si pemalas ditumbuhi onak dan duri, mengapa
demikian? Karena mengantuk sebentar, melipat tangan sebentar, dan untuk segera
tidur kembali.
Belajar untuk mengerti isi
hati Tuhan. Jangan kita menuntut hak kepada Tuhan, tetapi kita tidak mau
dituntut oleh Tuhan.
2 Timotius 2:19
(2:19) Tetapi dasar
yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal
siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan
hendaklah meninggalkan kejahatan."
Dasar yang telah diletakkan
Allah itu teguh dan meterainya
ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya."
Sekali lagi saya katakan,
sebetulnya, dasar yang telah diletakkan Allah itu teguh.
1 Korintus 15:58
(15:58) Karena itu, saudara-saudaraku
yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah
selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan
dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Jadi pada ayat ini Rasul
Paulus berkata:
- Saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, sama artinya: berdiri di atas
korban Kristus.
- Selanjutnya, jangan
goyah, berarti masuk dalam pengalaman
kematian dan kebangkitan Yesus
Kristus.
- Lalu kalimat berikutnya, giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!
Kalau dikaitkan
dengan pola Tabernakel jelas itu terkena pada pintu kemah. Pintu kemah itu
berbicara tentang baptisan Roh.
Jadi, kalau kita
berada dalam kegiatan Roh, giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan sebab itu
adalah baptisan Roh.
Sebab, dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payah tidak sia-sia, ada upah
yang kita terima dari Tuhan.
Oleh sebab itu, berdirilah
teguh, berdirilah di atas korban Kristus.
Kita kembali membaca ...
2 Timotius 2:19
(2:19) Tetapi dasar
yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal
siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan
hendaklah meninggalkan kejahatan."
Jadi, dasar yang diletakkan
Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan
mengenal siapa kepunyaan-Nya."
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah
bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat
kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan
yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib:
Bangsa yang terplilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, mereka itu adalah milik
kepunyaan Allah.
Tugasnya adalah untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang
besar dari Allah, sama dengan memberitakan salib sebagai karya Allah yang terbesar.
Jadi, milik kepunyaan Allah
itu meterainya adalah darah salib,
korban Kristus.
1 Korintus 6:19-20
(6:19) Atau tidak
tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh
Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu
sendiri? (6:20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena
itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Roh Kudus ada dalam kita,
tandanya, kita menjadi tidak malas, sebab Roh Kudus itu mengajarkan yang benar.
Karena kita adalah milik
kepunyaan Allah sejatinya kita harus
memuliakan Allah dengan tubuh.
Sementara tubuh yang berdarah-darah adalah meterai dari milik kepunyaan Allah.
Sudah dibeli oleh darah,
jadi tubuh yang berdarah-darah ini adalah meterai dari milik kepunyaan Allah.
Jadi semakin kita teguh
berdiri di atas korban Kristus, semakin menunjukkan bahwa kita milik kepunyaan
Allah. Sebab korban Kristus itu adalah meterai dari milik kepunyaan Allah.
Tubuh yang berdarah-darah saat menyangkal diri dan memikul salibnya (ibadah
pelayanan) adalah meterai dari milik kepunyaan Allah.
Biar kita berbahasa lidah
dan berkata “sikaraba sikaraba” kalau kita tidak berdiri teguh, tidak
berdarah-darah dalam memikul salib, dia bukan milik kepunyaan Allah. Milik
kepunyaan Allah meterainya adalah berdarah-darah di dalam melayani pekerjaan
Tuhan = berdiri teguh.
Jadi, tubuh yang
berdarah-darah adalah meterai dari milik kepunyaan Allah. Jadilah milik
kepunyaan Allah.
Sekalipun Esau memiliki
predikat anak sulung dan memiliki jubah berbulu, tetapi kalau tidak berdarah-darah
(memandang ringan hak kesulungan), berarti bukan milik kepunyaan Allah. Bijaksanalah
seperti Yakub.
Kita kembali membaca ...
2 Timotius 2:19-21
(2:19) Tetapi dasar
yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal
siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan
hendaklah meninggalkan kejahatan." (2:20) Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari
emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai
untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang
mulia. (2:21) Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat,
ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan,
dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan
yang mulia.
Jadi meterai milik kepunyaan
Allah adalah berdiri teguh (berdarah-darah).
Jika seseorang telah
meninggalkan kejahatan dan selanjutnya menyucikan diri dari hal-hal yang jahat,
tujuannya adalah untuk dijadikan sebagai
perabot rumah Allah, untuk maksud yang mulia,
jelas itu menunjuk emas dan perak bukan kayu dan tanah.
- Emas berbicara tentang kemurnian di dalam melayani pekerjaan
Tuhan, ini perabot rumah yang mulia untuk maksud yang mulia.
- Perak, berbicara tentang ketebusan untuk selanjutnya menjadi
milik kepunyaan Allah.
2 Timotius 2:22-23
(2:22) Sebab itu
jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih
dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati
yang murni. (2:23) Hindarilah
soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau
tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
Hal-hal yang harus diperhatikan
untuk menjadi perabot rumah yang mulia:
1. Jauhilah nafsu orang muda, berarti
orang muda ini nafsunya tinggi, nafsunya besar, keinginan dagingnya tinggi,
keinginan dagingnya besar.
Orang muda = orang yang belum dewasa rohaninya.
Jangan hidup dalam hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
Orang muda = orang yang belum dewasa rohaninya.
Jangan hidup dalam hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
2. “Kejarlah” antara
lain:
- Keadilan, berarti adil di
hadapan Tuhan, tidak berlaku curang.
Orang Kristen
banyak tidak adil; untuk keinginan-keinginan daging, untuk dunia, waktunya
banyak. Tetapi untuk Tuhan sedikit, itu namanya tidak adil. Tetapi yang harus
kita perhatikan adalah kejarlah keadilan.
- Kesetiaan, berarti lahir
batin tidak berubah.
- Kasih.
Kasih ini
berguna menutupi banyak sekali dosa, juga berguna sebagai pengikat yang
mempersatukan dan menyempurnakan.
- Damai sejahtera.
Damai sejahtera
itu adalah daerah/wilayah dari pemerintahan Kristus. Kalau terjadi kekacauan
(huru hara) berarti Kristus tidak memerintah di situ, melainkan bisa roh jahat/roh najis yang memerintah.
3. “Hindarilah”, antara lain:
a. Soal-soal yang dicari-cari.
Masalah besar
diperkecil dan masalah kecil dihilangkan supaya tidak ada persoalan di dalam
kita, itu praktek menghindari soal-soal yang dicari-cari.
b. Soal-soal yang bodoh.
Untuk hari esok
bertengkar, untuk hari esok berselisih, untuk hari esok khawatir, itu adalah
perbuatan bodoh, itu harus dihindari.
Kadang-kadang
dua orang bercerita tentang hari esok, sementara hari esok belum terjadi, dua
orang ini sudah terlebih dahulu bertengkar, itu sering terjadi, itu perbuatan
bodoh. Jangan itu terjadi, hindari.
Kekhawatiran
juga harus dihindari, sebab hal itu merupakan perbuatan bodoh.
c. Soal-soal yang tidak layak.
Berarti tidak
berkenan di hati Tuhan itulah hal-hal yang tidak suci, itu juga harus dihindari
teramat lebih di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini jangan dicari-cari tetapi
harus dihindari.
Saya sangat berharap sekali
dengan firman Tuhan yang kita terima di malam ini berkuasa untuk menyucikan
setiap kehidupan kita lahir batin, supaya jelas Tuhan yang membenarkan itulah
yang disebut dengan; kebenaran iman bukan karena perbuatan kita, bukan karena
kita melakukan hukum Taurat.
MENGAPA TIGA PERKARA ITU
DIHINDARI?? Sebab tiga perkara di atas menimbulkan
pertengkaran.
Jangan ada pertengkaran baik
dalam penggembalaan yang lebih kecil itulah nikah rumah tangga, baik dalam
nikah yang lebih besar itulah kandang penggembalaan. Hindari soal-soal itu.
Kadang-kadang hal-hal yang
bodoh itu terjadi karena panas hatinya, sebelum orang lain mati diinjak-injak
belum puas hatinya, sehingga terjadilah kebodohan, hindari itu. Hindari panas
hati dan geram, itu berlaku untuk saya dan kita semua, jangan kita mengulangi
hal yang sama.
2 Timotius 2:24-25
(2:24) sedangkan
seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap
semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar (2:25) dan dengan lemah lembut dapat
menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka
mengenal kebenaran,
Seorang pelayan Tuhan atau
hamba Tuhan “tidak boleh bertengkar”, tetapi:
a. Harus ramah terhadap seorang dengan yang lain.
b. Harus cakap mengajar.
Keterampilan,
kecakapan itu datangnya dari Tuhan oleh Roh Tuhan, sesuai dengan pernyataan
Zerubabel, Tuhan percayakan dia untuk membangun rumah Tuhan di Yerusalem.
Zerubabel
berkata: bukan dengan kekuatan, bukan
dengan keperkasaan, namun oleh Roh Tuhan.
Doakan terus
supaya hal itu menjadi nyata dalam kehidupan saya di tengah-tengah menyampaikan
Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
c. Harus sabar.
Dalam nats yang
lain Rasul Paulus pernah berkata kepada jemaat di Roma: tetaplah berdoa,
sabarlah dalam kesesakan.
d. Seorang hamba Tuhan harus; dengan lemah lembut menuntun orang yang dirasuki
roh pendurhaka yaitu orang yang suka memberontak kepada Tuhan.
Tujuannya; sama dengan
memberikan kesempatan kepada orang-orang yang mendurhaka untuk bertobat, serta memimpin mereka
sehingga mereka mengenal kebenaran.
2 Timotius 2:26
(2:26) dan dengan
demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis
yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.
Dengan demikian mereka
menjadi sadar kembali.
Sadar, berarti lepas dari jerat Iblis yang mengikat
mereka pada kehendaknya. Kehendaknya berarti:
- Menuruti hawa nafsu.
- Menuruti kejahatan dan kenajisan.
Kita kembali memperhatikan
...
2 Timotius 3:12
(3:12) Memang
setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita
aniaya,
Kesimpulannya, untuk seorang
hamba Tuhan (pelayan Tuhan) yang telah menerima karunia-karunia Roh Kudus,
harus menyadari bahwa setiap orang yang
mau hidup beribadah dan melayani Kristus Yesus akan menderita aniaya.
Jadi kalau melayani tetapi
dalam pemikiran ini senantiasa berusaha untuk melepaskan diri dari salib, itu
bukan orang yang beribadah, kita harus sadar di situ. Kita sudah menerima
karunia-karunia Roh Kudus, kita harus sadar bahwa setiap orang yang hidup
beribadah dan melayani di dalam Kristus Yesus akan:
1. Menyangkal dirinya.
2. Memikul salibnya.
3. Mengikut Tuhan.
Kalau dalam pemikiran ini
kita senantiasa menyingkir dari salib, itu bukan beribadah, itu bukan rumah
Tuhan, itu bukan Betel, itu bukan papan jenang yang beralaskan perak, tetapi
itu adalah papan jenang yang beralaskan pasir.
Bayangkan jika kemah suci,
berarti Ruangan Suci sampai Ruangan Maha Suci yang panjangnya tiga puluh hasta,
kalau ditancapkan di atas pasir, di padang gurun apa kekuatannya? Tidak ada kekuatannya,
tidak kuat menghadapi ujian.
Sebab itu marilah kita
datang beribadah dan melayani Tuhan dengan sesadar-sadarnya, berarti lepas dari
ikatan Iblis/setan.
2 Timotius 3:13
(3:13) sedangkan
orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan
disesatkan.
Sedangkan orang jahat,
penipu, bertambah jahat. Siapa mereka itu? Mereka itu adalah papan-papan jenang
yang hanya ditancapkan di padang gurun/pasir.
Akibatnya: menyesatkan dan disesatkan = Tidak ada kekuatan, karena dasarnya bukan korban
Kristus.
Maka tidak sedikit gereja
sedang disusupi oleh setan untuk menyesatkan dan disesatkan.
Kita kembali membaca ...
Kejadian 28:17
(28:17) Ia takut dan
berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari
rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."
Betel yang merupakan rumah
Tuhan disebut juga pintu gerbang sorga,
itu sebabnya Yakub berkata: Alangkah
dahsyatnya tempat ini.
Jadi kita harus sadar rumah
Tuhan disebut juga dengan pintu gerbang sorga.
Jadi, oleh korban Kristus
rumah Tuhan disebut pintu gerbang sorga. Oleh karena korban Kristus kita
menjadi suatu kehidupan yang dahsyat, dipakai Tuhan untuk menjadi perabot yang
mulia untuk tugas yang mulia, emas dan perak.
Malam ini firman Tuhan
datang untuk melawat kita, Allah turun dari sorga di tengah ibadah ini lewat
pembukaan rahasia firman Tuhan. Terimalah itu dengan lemah lembut dan rendah
hati, tanda kehidupan yang bijaksana seperti Yakub. Penggenapannya, seperti
lima gadis yang bijaksana masuk dalam pesta nikah Anak Domba, setelah itu pintu
ditutup.
Milikilah karakter Yakub,
rumah Tuhan yang dibangun di atas korban Kristus, tujuannya untuk maksud yang
mulia.
Milik kepunyaan Allah
meterainya adalah darah salib, jadi kalau berdarah-darah di dalam hal
melayani pekerjaan Tuhan, itu adalah milik kepunyaan Tuhan. Sebab kalau papan
jenang ditancapkan di pasir (padang gurun), tidak ada artinya, itulah orang
yang jahat semakin jahat dan yang akhirnya menyesatkan dan disesatkan oleh
setan (antikris).
Kemurahan-Mu besar dan luar
biasa, lebih dari hidup kami, lebih dari nafas hidup, terimakasih ya Tuhan.
Memang kemurahan hati Tuhan
lebih dari hidup (nafas hidup), tetapi selama nafas hidup ada di kandung badan
ini, kita tidak boleh malas bekerja untuk Tuhan, tetapi sebaliknya berdarah-darah
sebagai tanda milik kepunyaan Tuhan.
Sedangkan, orang yang datang
beribadah, tetapi di dalam pikirannya berusaha menghindar dari salib bagaikan
papan jenang yang ditancapkan di padang gurun, berdiri di atas pasir, satu kali nanti disesatkan oleh antikris (binasa).
Tuhan ampunilah kebodohan
kami, seperti kaki berkata karena aku bukan tangan. Contohnya: seorang pelayan
berkata; aku hanya bagian musik, bukan bagian live streaming, bukan bagian ini dan itu = papan-papan jenang yang
ditancapkan di pasir sehingga yang jahat semakin jahat, akhirnya menyesatkan
dan disesatkan. Apa kekuatan kita menghadapi antikris kalau tidak berdiri di
atas korban Kristus (penebusan)?
Jangan lari dari korban
Kristus, supaya tidak disesatkan oleh antikris.
Betel yang adalah rumah
Tuhan merupakan pintu gerbang sorga, itu sebabnya Yakub berkata alangkah dahsyatnya tempat ini. Oleh
sebab itu, dimanapun kita berada menjadi tempat yang dahsyat baik sedang duduk,
sedang berdiri, dalam segala perkara menjadi tempat yang dahsyat. Karena hidup
kita ini adalah rumah Tuhan, pintu gerbangnya sorga. Mari buka pintu
sorga untuk mereka yang belum mengenal Tuhan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment