IBADAH RAYA MINGGU, 26 APRIL 2020
WAHYU PASAL 12
(Seri: 3)
Subtema: TANDA
BESAR DI LANGIT
Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur
kepada Tuhan; oleh karena kasih karunia dan rahmat-Nya, kita masih diberi
kesempatan untuk mengusahakan Ibadah Raya Minggu.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak
Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman
Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun
anda berada.
Kita segera memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU 12.
Puji Tuhan, kita sudah melihat kemuliaan
dari Allah, karena Tuhan sudah memimpin kehidupan rohani kita sampai kepada
derajat rohani yang tinggi, memimpin ibadah kita sampai kepada puncaknya,
itulah doa penyembahan, berada di dalam kemuliaan Allah. Tetapi, biarlah kita
memandang kemuliaan dari Allah, jangan dengar berahi, melainkan dengan rendah
hati, selanjutnya tersungkur di hadapan Dia, supaya di atas segalanya nama
Tuhan dipermuliakan.
Segera saja kita perhatikan Wahyu 12:1.
Wahyu 12:1
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan
matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari
dua belas bintang di atas kepalanya.
Tampak suatu tanda besar di langit, yakni
seorang perempuan;
- Berselubungkan matahari;
- Dengan bulan di bawah kakinya;
- Dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di
atas kepalanya.
Perempuan ini tidak lain dari pada gereja
Tuhan dalam keadaan sempurna dan berada dalam kemuliaan Allah sepenuh, yakni matahari,
bulan dan bintang.
Sebelum kita memasuki ayat 2, kita
terlebih dahulu melihat 3 (tiga) benda penerang yang sudah menjadi milik dari
mempelai perempuan.
Tentang: “Matahari”
Matahari merupakan bayangan dari Allah Bapa,
dengan tabiat-Nya, yaitu kasih. Tabiat dari Allah Bapa adalah kasih.
Kolose 3:14-15
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat
yang mempersatukan dan menyempurnakan. (3:15) Hendaklah damai
sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah
dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
Di atas segalanya, “kenakanlah kasih”
atau berselubungkan matahari. Berarti, kasih Allah sudah seharusnya menjadi
pakaian atau tabiat dari gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini.
Manfaatnya; berguna sebagai pengikat yang
mempersatukan dan menyempurnakan gereja Tuhan, sampai akhirnya membawa kita
berada pada pemerintahan Allah kita, yakni hidup dalam damai sejahtera yang
abadi.
Jadi, kasih Allah itu akan membawa kita
berada pada pemerintahan Allah kita, yakni hidup dalam damai sejahtera yang
abadi.
Matius 13:41-42
(13:40) Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian
juga pada akhir zaman. (13:41) Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya
dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang
yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. (13:42) Semuanya akan
dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan
gigi.
Segala sesuatu yang menyesatkan dan semua
orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaan-Nya akan dicampakkan ke
dalam dapur api neraka, di sana terdapat ratapan dan kertakan gigi.
Matius 13:43
(13:43) Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti
matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar!"
Pada waktu itulah orang-orang benar akan
bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Allah Bapa. Dan pada saat itulah,
kemuliaan dari Allah Bapa menampilkan gereja Tuhan.
Kita bersyukur, hendaklah kasih dari Allah
menjadi pakaian atau tabiat dari gereja Tuhan yang akan membawa kita sampai
kepada pemerintahan Allah, sehingga kita boleh mengalami damai sejahtera yang
abadi, dan pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari
dalam Kerajaan Bapa mereka. Selanjutnya, “Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar!”
Tentang: “Bulan”
Bulan adalah pribadi kedua dari Allah
Trinitas, yaitu Anak Allah. Jadi, bulan merupakan bayangan dari Allah Anak --
dengan kata lain, bayangan dari Yesus, Anak Allah --, dengan tabiat-Nya ialah
mengadakan penebusan oleh korban-Nya.
Dalam nubuatan Alkitab, bulan tidak dapat
dipisahkan dari tanda darah atau tanda warna merah atau tanda kirmizi.
-
Dalam
nubuat Yesaya, kain kirmizi itu terkait dengan pengampunan dosa … Yesaya
1:18.
-
Sedangkan
tali kirmizi yang terikat pada jendela Rahab merupakan jaminan keselamatan bagi
Rahab dan seisi rumahnya … Yosua 2:18.
Jadi, bulan menjadi merah seluruhnya
bagaikan darah, jelas menunjuk kepada; pribadi Yesus, Anak Allah, untuk
menggenapkan pekerjaan pendamaian terhadap dosa di atas kayu salib.
Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah
selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Waktu Yesus mati di kayu salib, Ia berkata:
"Sudah selesai." Dalam ejaan lama, dituliskan: “Sudahlah
genap.”
Di taman Getsemani, Ia sebagai buah anggur
yang diperas, tetapi di atas kayu salib, Ia dipaku dengan cara yang kasar untuk
mengerjakan pendamaian.
Pendeknya: Berdiri di atas bulan, menunjuk;
gereja Tuhan berdiri di atas pendirian yang teguh dan dalam pendamaian dengan
Allah oleh korban Kristus. Inilah pendirian yang benar dari gereja Tuhan; mampu
dan kuat menghadapi ujian seperti yang ditulis dalam Injil Matius 7:24-25.
Adapun ketiga ujian tersebut:
1.
Turunlah
hujan, menunjuk; ujian yang datang dari atas, yakni
tipu daya dari penghulu di udara. Perlu untuk diketahui; perjuangan kita bukan
melawan darah dan daging, tetapi melawan penghulu di udara dengan segala tipu
dayanya.
2.
Datanglah
banjir, menunjuk; ujian dari dosa kenajisan,
seperti banjir yang pernah membinasakan (menghabisi) manusia pada zaman Nuh.
3.
Angin
melanda rumah itu, menunjuk; ujian dari angin-angin
pengajaran palsu oleh permainan palsu dari nabi-nabi palsu dengan segala
kelicikan mereka.
Efesus 2:19-21
(2:19) Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan
kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, (2:20)
yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus
sebagai batu penjuru. (2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan,
rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
Dengan pendirian yang benar, di mana “Kristus
Yesus sebagai batu penjuru” -- dengan kata lain; berdiri di atas dasar
korban Kristus --, maka “tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun”, gereja
Tuhan bertumbuh dan menjadi rapi tersusun, dan akhirnya, “menjadi bait Allah
yang kudus, di dalam Tuhan”.
Kita bersyukur karena kehidupan kita ini
bagaikan kehidupan yang dibangun di atas dasar yang teguh, sampai akhirnya
menjadi bangunan yang tumbuh dan rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus
di dalam Tuhan -- menjadi rumah Tuhan, tempat Roh Allah berdiam --.
Tentang: “Bintang”
Bintang, jelas menunjuk; guru-guru atau
pemimpin-pemimpin di dalam rumah Tuhan, disebut juga orang yang bijaksana atau
orang yang diurapi. Tugas mereka ialah memimpin gereja Tuhan keluar dari
kesusahan yang besar.
Kita ini harus mempunyai Kepala untuk
memimpin kehidupan kita, sehingga gereja Tuhan yang hidup dalam pimpinan Roh
Tuhan akan memperoleh keselamatan. Kehidupan ini tidak mungkin selamat, jika
tidak memberi diri untuk dipimpin; oleh sebab itu, harus memberi diri dipimpin
untuk segera memperoleh keselamatan, bahkan nanti akan memimpin gereja Tuhan
keluar dari kesusahan yang besar. Biarlah kiranya kita semua menjadi suatu
kehidupan yang terpimpin.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya
cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang,
tetap untuk selama-lamanya.
Orang-orang bijaksana menuntun banyak orang
kepada kebenaran, seperti bintang-bintang tetap untuk selama-lamanya. Saya
meminta dengan sangat, supaya kehidupan kita, sebagai gereja Tuhan, menjadi
suatu kehidupan yang terpimpin.
Perlu untuk diketahui: Guru-guru atau
pemimpin-pemimpin di dalam rumah Tuhan yang akan memimpin gereja Tuhan keluar
dari kesusahan besar, mereka itu diangkat dan ditetapkan langsung oleh Tuhan,
bukan ditetapkan oleh gereja, bukan ditetapkan oleh organisasi.
Jadi, mahkota dari 12 (dua belas) bintang
di atas kepala, menunjuk; pemimpin-pemimpin yang diurapi.
Contoh atau bayangan dari 12 (dua belas)
rasul atau pemimpin dalam Perjanjian Lama, YANG PERTAMA.
Kita perhatikan Keluaran 15:27,
namun terlebih dahulu kita membaca ayat 26.
Keluaran 15:26
(15:26) firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN,
Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang
telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala
ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun,
yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan
engkau."
Dari pembacaan ini, saya menyampaikan
kepada saudara dengan tegas, bahwa; kehidupan yang terpimpin itu lepas dari
perbudakan dosa, lepas dari penyakit mana pun, termasuk dari wabah Corona (Covid-19).
Jadilah kehidupan yang terpimpin, berarti;
- Sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN,
Allah.
- Melakukan apa yang benar di mata-Nya.
- Memasang telinga kepada
perintah-perintah-Nya.
- Mengikuti segala ketetapan-Nya.
Keluaran 15:27
(15:27) Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata
air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di
tepi air itu.
Akhirnya, sampailah bangsa Israel di Elim,
di sana ada:
- Dua belas mata air.
- Tujuh puluh pohon korma.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan dengan
tandas: Jadilah kehidupan yang terpimpin supaya lepas dari perbudakan dosa,
lepas dari segala jenis penyakit apa pun. Jangan sering-sering memberontak,
jangan panas hati, jengkel, seperti bangsa Israel, yang mana mereka tidak
menemukan air, akhirnya mereka bersungut-sungut kepada Tuhan. Jadilah kehidupan
yang terpimpin.
Contoh atau bayangan dari 12 (dua belas)
rasul atau pemimpin dalam Perjanjian Lama, YANG KEDUA.
Yosua 3:11-12
(3:11) sesungguhnya, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berjalan
menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan. (3:12) Maka
sekarang, pilihlah dua belas orang dari suku-suku Israel, seorang dari
tiap-tiap suku.
“Sesungguhnya, tabut perjanjian Tuhan
semesta bumi berjalan menyeberang di depan kamu …” Jadilah kehidupan yang
terpimpin, sebab pada ayat 11 ini, Tuhan menuntut dan merindukan supaya
kehidupan kita seperti bangsa Israel yang mau menjadi suatu kehidupan yang
terpimpin dan dipimpin.
Jadi, untuk menyeberang sungai Yordan,
mereka harus memilih 12 (dua belas) orang dari tiap-tiap suku, berarti satu
orang mewakili satu suku dari 12 (dua belas) suku Israel.
Kita lanjut memperhatikan Yosua 4.
Yosua 4:1-2
(4:1) Setelah seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan,
berfirmanlah TUHAN kepada Yosua, demikian: (4:2) "Pilihlah dari
bangsa itu dua belas orang, seorang dari tiap-tiap suku,
Sesudah menyeberangi sungai Yordan, Tuhan
berfirman kepada Yosua untuk memilih 12 (dua belas) orang dari bangsa itu,
seorang dari tiap-tiap suku.
Kesimpulannya:
-
Keluaran
15:27, menunjuk; gereja hujan awal dengan 12 (dua
belas) rasulnya, singkatnya; 12 (dua belas) rasul hujan awal.
-
Yosua
3:12 dan Yosua 4:2, menunjuk; gereja hujan
akhir dengan 12 (dua belas) rasulnya, singkatnya; 12 (dua belas) rasul hujan
akhir.
Inilah pemimpin-pemimpin yang akan memimpin
gereja Tuhan keluar dari kesusahan yang besar. Tuhan sudah memilih pemimpin
atau 12 (dua belas) rasul atau 12 murid untuk membawa gereja hujan awal keluar
dari kesusahan yang besar.
Efesus 4:9-10
(4:9) Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga
telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? (4:10) Ia yang
telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit,
untuk memenuhkan segala sesuatu.
Lewat pengalaman Yesus Kristus dalam tanda
kematian dan kebangkitan-Nya, Ia memenuhkan segala sesuatu.
Efesus 4:11-13
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi,
baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan,
bagi pembangunan tubuh Kristus, (4:13) sampai kita semua telah mencapai
kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan
penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
Oleh karena kemurahan Tuhan -- mati dan
bangkit --, Ia menetapkan atau memberikan lima jabatan, yaitu;
1.
Rasul-rasul
2.
Nabi-nabi
3.
Pemberita-pemberita
Injil atau penginjil.
4.
Gembala-gembala
5.
Pengajar-pengajar
atau guru.
Tujuannya: Untuk memimpin gereja Tuhan
sampai ke tingkat kedewasaan penuh dengan kata lain; sampai kesempurnaannya.
Jadi, jabatan-jabatan itu harus ada di
dalam gereja Tuhan untuk memimpin gereja Tuhan keluar dari kesusahan yang
besar, sampai dibawa kepada kedewasaan penuh, sampai kesempurnaan.
Kita sudah melihat dengan singkat Wahyu
12:1, “tanda besar di langit”, di mana benda-benda penerang itu sudah
menjadi milik dari mempelai perempuan, berarti sudah berada dalam naungan Allah
Trinitas, berada dalam kemuliaan Allah sepenuhnya … kita patut bersyukur.
Selanjutnya kita akan memperhatikan Wahyu
12:2.
Wahyu 12:2
(12:2) Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya
hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
Terlebih dahulu kita memperhatikan kalimat:
“IA SEDANG MENGANDUNG …”
Kalau seorang perempuan mengandung,
menunjukkan bahwa ia sudah menikah, dengan lain kata; sudah mempunyai suami.
Berarti, pernikahan ini sudah berlangsung hampir genap 10 (sepuluh) bulan.
Kalau kita kaitkan dengan 10 (sepuluh)
hukum yang tertulis di dalam dua loh batu, jelas intinya hanya satu, yaitu
kasih. Jadi, kasihlah yang mempersatukan mempelai Tuhan, mempelai Laki-Laki
maupun mempelai perempuan.
Hal itu dapat dibuktikan;
-
Di dalam
kitab Wahyu 19:6-9, berbicara tentang “perjamuan kawin Anak Domba”.
Jadi, sudah tergenapi pesta nikah Anak Domba.
-
Lalu pada Wahyu
21:9, “ … Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin
perempuan, mempelai Anak Domba." Pengantin perempuan adalah isteri
dari Anak Domba. Dalam hal ini kita tidak perlu ragu.
Mengapa hal ini harus saya sampaikan
demikian rupa? Supaya kita mengetahui dengan pasti, bahwa pernikahan itu
benar-benar akan terjadi nanti. Lalu sesudah terjadi pernikahan, kita diangkat
betul-betul menjadi isteri yang sah, sebab Yesus adalah Allah dan manusia, dan
Dia sudah pernah menjadi manusia. Ketika firman menjadi daging, itu jelas pada
saat Maria mengandung dari Roh Kudus. Jadi, pernikahan itu pun akan terjadi.
Wahyu 21:10-11
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar
lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun
dari sorga, dari Allah. (21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah
dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata
yaspis, jernih seperti kristal.
Pengantin
perempuan disebut juga kota kudus, Yerusalem baru. Adapun letak dari kota kudus
ialah di atas gunung yang besar lagi tinggi, jelas ini adalah gunung
Sion; berarti, gunung Sion berada pada derajat yang tinggi. Pengantin
perempuan, isteri dari Anak Domba, berada pada derajat yang tinggi.
Kemudian, pada ayat
11, kota itu bercahaya kemuliaan Allah, yang digambarkan seperti permata
yaspis, jernih seperti kristal. Kristal
= transparan, berarti; luar dalam sama, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi.
Kesimpulannya,
mempelai perempuan;
-
Berada
pada derajat yang tinggi.
-
Penuh
dengan kemuliaan Allah.
Kalau kedudukan
gereja Tuhan sudah berada pada derajat yang tinggi dan penuh dengan kemuliaan
Allah, maka digambarkan dengan “permata yaspis, permata yang paling indah,
jernih seperti kristal.”
Biarlah kiranya
kita semua pada akhirnya menjadi permata yang paling indah, karena memang Tuhan
sedang memimpin kita untuk dibawa ke dalam suatu rencana Allah yang besar,
yaitu dibawa pada suatu kedudukan yang sangat tinggi dan mulia. Singkatnya;
menjadi permata yang paling indah.
Oleh sebab itu,
mulai dari sekarang mari kita belajar untuk menjadi suatu kehidupan yang
transparan, tampil apa adanya, jujur, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi di
tengah ibadah dan pelayanan, dalam situasi kondisi apapun, dan di mana pun kita
berada dalam keadaan duduk dan berdiri.
Saya juga
ingatkan; kalau melayani Tuhan -- disebut imam --, harus jujur dengan
persepuluhan. Jangan sampai tidak ada berita, tiba-tiba milik-Nya Tuhan dicuri
tanpa pengakuan. Kehidupan yang semacam ini bukan permata yaspis, bukan permata
yang paling indah. Jangan keraskan hati, supaya kita nanti dibawa pada derajat
yang tinggi.
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih
bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak
Domba itu.
Setelah mengalami
penyucian oleh air dan firman, akhirnya menjadi suatu kehidupan yang bercahaya
kemuliaan; jernih seperti kristal.
Jadi, penyucian
air dan firman, itulah yang membawa kita sampai kepada kesempurnaan, menjadi
suatu kehidupan yang bercahaya kemuliaan, jernih seperti kristal. Sebab itu,
setiap kali kita mendengar firman Tuhan, belajar memberi diri untuk disucikan.
Jangan bertahan dengan mengeraskan hati masing-masing sebab sekarang ini Tuhan
sedang memimpin kehidupan kita untuk dibawa dalam rencana yang indah, yaitu
dibawa sampai kepada suatu kedudukan yang sangat tinggi dan mulia.
Perhatikanlah hal ini dengan baik.
Sekarang kita
melihat; ketika kita menjadi pengantin perempuan, isteri dari Anak Domba, di
dalam Hosea 2.
Hosea 2:18
(2:18) Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya
dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam
kasih setia dan kasih sayang.
Tuhan mengatakan
dengan jelas: “Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya”
Pengantin
perempuan dijadikan isteri dari Anak Domba untuk selama-lamanya. Jadi, tidak
ada istilah isteri dalam nikah siri, tidak ada isteri dalam ikatan yang ada
batasannya (isteri kontrak), tetapi dijadikan isteri untuk selama-lamanya,
betul-betul berada dalam suatu kedudukan yang sangat tinggi dan mulia.
Perhatikanlah
pengharapan yang mulia ini, jangan diabaikan begitu saja. Ini bukan pengharapan
kosong, tetapi betul-betul Tuhan akan menepati janji-Nya, di mana kita semua
dijadikan isteri untuk selama-lamanya.
Kemudian, selain
dijadikan isteri untuk selama-lamanya, Ia juga akan menjadikan kita sebagai
isteri;
- Dalam keadilan;
- Dalam kebenaran;
- Dalam kasih setia;
- Dan kasih sayang.
Kalau perkara ini
terjadi (berada) dalam nikah, maka sudah pasti bersuasanakan Kerajaan Sorga,
damai yang abadi, di mana Kristus memerintah di dalamnya.
Itu adalah sebuah
rencana yang sedang Tuhan kerjakan di dalam setiap kehidupan kita
masing-masing, ini bukan suatu pengharapan kosong. Oleh sebab itu, biarlah kita
sungguh-sungguh memperhatikan firman Tuhan.
Hosea 2:19
(2:19) Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan,
sehingga engkau akan mengenal TUHAN.
Sampai pada
akhirnya, kita dijadikan sebagai isteri dalam kesetiaan, sehingga kita mengenal
Tuhan, luar dalam. Di dalam hubungan semacam ini, maka kita tidak perlu lagi
saling mencurigai.
Kalau di dalam
nikah; suami belum mengenal isteri atau sebaliknya isteri belum mengenal suami
dengan sepenuhnya, maka penuh dengan kecurigaan, akhirnya tidak lepas dari
perselisihan, pertengkaran dan lain sebagainya, dengan kata lain; tidak ada
suasana sorga, tidak ada rasa damai.
Tetapi di sini
kita melihat: “Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan”,
apa wujudnya? “sehingga engkau akan mengenal TUHAN”, berarti saling
mengenal luar dalam, sehingga betul-betul kita merasakan suasana sorga.
Jadi, damai yang
mau Tuhan berikan bukanlah damai yang semu, bukan seperti damai yang diberikan
oleh dunia; ada uang ada damai, ada harta ada damai, tetapi begitu harta dan
uang itu habis, maka habislah semua, bukan damai seperti itu yang mau Tuhan
berikan, melainkan damai untuk selama-lamanya.
Itulah sedikit
mengenai “ia sedang mengandung”, menunjukkan bahwa; ia sudah bersuami,
dan memang pernikahan itu dituliskan dalam Wahyu 19:6-9 dan Wahyu
21:9-11.
Kemudian,
berbicara tentang; “Sedang mengandung”, ini sama seperti peti dari Tabut
Perjanjian, di mana di dalamnya terkandung 3 (tiga) hal, itulah;
1.
Buli-buli
emas berisi manna, itu berbicara tentang IMAN yang
permanen.
2.
Tongkat
Harun yang bertunas, itu berbicara tentang
PENGHARAPAN yang permanen.
3.
Dua loh
batu yang bertuliskan 10 (sepuluh) hukum, itu
berbicara tentang KASIH Allah yang permanen.
Kita kembali
memperhatikan Wahyu 12.
Wahyu 12:2
(12:2) Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya
hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
Hal yang
selanjutnya kita perhatikan ialah “… DALAM KELUHAN DAN PENDERITAANNYA HENDAK
MELAHIRKAN IA BERTERIAK KESAKITAN.”
Penderitaan yang
paling hebat yang dialami oleh seorang wanita ialah saat menjelang lahirnya
anak atau bayi. Penderitaan semacam ini sudah sampai di leher, berarti
kelepasan sudah dekat, kelepasan dari puncak kesusahan sudah dekat.
Tetapi, saat
mengalami puncak penderitaan semacam ini, tentu dibutuhkan ketabahan dan
ketekunan yang sungguh-sungguh oleh iman dari anak-anak Tuhan.
Perlu untuk
diketahui; Puncak penderitaan yang akan kita alami nanti sudah pasti pada
masa aniaya antikris.
Sekarang ini,
wabah Corona (Covid-19) sedang melanda seluruh dunia, dan ini merupakan ancaman
yang serius, sehingga perekonomian juga menjadi lesu, keuangan, pendapatan dan
penghasilan juga menurun, sehingga menimbulkan keresahan termasuk ketakutan yang
mencekam. Dan akhirnya, banyak berita yang saya dengar dari televisi terjadi
pembunuhan akibat kekuatiran akan makan minum, dan kekuatiran akan makan minum
itu juga dapat menimbulkan keributan dalam nikah dan rumah tangga. Biasanya,
keributan atau percekcokan itu seringkali dipicu oleh keuangan, ekonomi lemah,
sehingga menimbulkan terjadi persoalan di atas muka bumi ini. Itu semua akan
terjadi dan sedang terjadi, sampai nanti memuncak pada masa aniaya antikris.
Jadi, kesudahan
segala sesuatu sudah dekat, dengan tanda adanya wabah Corona (Covid-19), yang
menjadi sebuah sinyal bagi kita semua supaya kita bersegera -- bukan lagi
berlambat-lambat -- untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, menyerahkan
jiwa kita sepenuhnya kepada Tuhan.
Kembali saya sampaikan:
Puncak penderitaan yang akan kita alami nanti adalah pada masa aniaya antikris.
Wahyu 13:5-7
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan
dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh
dua bulan lamanya. (13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat
Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka
yang diam di sorga. (13:7) Dan ia diperkenankan untuk berperang
melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan
kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.
“Dan kepada
binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat …”
Hati-hati, mulut antikris itu penuh dengan kesombongan dan hujat, berarti;
-
Menghujat
Allah.
-
Menghujat
Kerajaan Allah.
-
Menghujat
segala yang terkait di dalam Kerajaan Allah, itulah kegiatan-kegiatan Roh
Kudus.
Perhatikan:
Antikris diperkenankan untuk melawan orang-orang kudus, bahkan mengalahkan
mereka. Atas seijin Tuhan, kepada mereka diberikan kuasa atas setiap suku dan
umat dan bahasa dan bangsa.
Hati-hati, jangan
saudara anggap enteng hal ini. Memang sekarang ini belum sampai kepada puncak
kesukaran, tetapi wabah Corona ini sudah harus menjadi sinyal bagi saudara.
Wahyu 13:8
(13:8) Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu
setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam
kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.
Beberapa golongan
yang sudah dapat dipastikan untuk binasa:
-
Setiap
orang yang sudah menerima cap meterai dari antikris, yaitu 666 (enam ratus ena
puluh enam) di tangan kanan atau di dahi;
-
Serta
akhirnya mereka yang sujud menyembah antikris itu;
Sudah pasti
mereka itu akan binasa. Siapakah mereka itu? Mereka itu adalah orang-orang
yang namanya tidak ditulis dalam kitab kehidupan Anak Domba yang
disembelih, itulah mereka yang tidak menghargai korban Kristus.
Kita sudah
melihat gambaran dari kesukaran dengan tingkat kesukaran yang sangat tinggi,
itulah yang disebut puncak kesukaran. Tuhan sudah memperlihatkan itu kepada
kita dari ayat 5-8, dan kiranya hal ini dapat dipahami dengan baik. Saya
tidak mengancam, tetapi saya ingin memperlihatkan apa yang akan terjadi
di kemudian hari, dan pada malam hari ini Tuhan sudah memperlihatkan puncak
kesukaran yang akan terjadi itu. Jangan lagi kita bermain-main di dalam
beribadah dan melayani Tuhan Yesus.
Oleh sebab itu,
barulah kita perhatikan ayat 9-10.
Wahyu 13:9-10
(13:9) Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! (13:10)
Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa
ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang.
Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.
“Barangsiapa
bertelinga, hendaklah ia mendengar!” Kita semua memiliki sepasang telinga,
oleh sebab itu, dengar-dengaranlah. Telinga berguna untuk mendengar apa yang
baik, yang benar, yang suci, yang mulia bagi kita.
Lihatlah puncak
kesukaran itu; ada yang ditentukan untuk ditawan, ada yang ditentukan untuk
dibunuh dengan pedang, leher digorok oleh pedang antikris. Sebab itu, yang
penting di sini adalah ketabahan dan iman orang-orang kudus.
Iman kita harus
ditujukan kepada salib, bukan ditujukan kepada perkara lahiriah, bukan
ditujukan kepada uang -- sampai akhirnya kita berani mencuri milik-Nya Tuhan,
yaitu sepersepuluh, dan tidak berani membawa korban persembahan khusus kepada
Tuhan --. Iman kita harus kepada salib, ibadah pelayanan, dengan segala
korban-korban yang harus dipersembahkan di dalamnya.
1 Petrus 4:12-13
(4:12) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api
siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang
luar biasa terjadi atas kamu. (4:13) Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai
dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh
bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Biarlah kiranya
iman kita tertuju kepada salib Kristus supaya nanti akhirnya Ia menyatakan
kemuliaan-Nya.
1 Petrus 4:14-15
(4:14) Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus,
sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu. (4:15) Janganlah
ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri
atau penjahat, atau pengacau.
Berbahagialah
jika kita menderita karena salib, dan janganlah kita menderita sebagai;
-
Pembunuh =
benci kepada sesama.
-
Pencuri = mengambil milik-Nya Tuhan (sepersepuluh)
atau mengambil milik orang lain.
-
Penjahat.
-
Pengacau
di tengah ibadah pelayanan.
1 Petrus 4:16
(4:16) Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah
ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.
Iman itu kepada
salib, dan jangan malu kalau harus menderita karena salib Kristus.
1 Petrus 4:17
(4:17) Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan
pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan
jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka
yang tidak percaya pada Injil Allah?
“Karena
sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai …” Wabah Corona ini
merupakan sinyal bahwa penghakiman mulai terjadi tidak lama lagi. “… Dan
pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi.” Jadi, bukan
yang di luaran sana, tetapi yang pertama-tama dihakimi adalah rumah Allah.
Tetapi sekalipun
demikian, yang terpenting adalah ketabahan dari orang-orang kudus dan iman dari
orang-orang kudus. Kita semua harus mengerti hal ini.
“Dan jika
penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang
tidak percaya pada Injil Allah?” Kalau penghakiman
itu pertama-tama dimulai pada rumah Allah, lalu bagaimana kesudahan dengan
mereka yang tidak percaya pada Injil Allah, di mana Yesus diberitakan seutuhnya
di dalamnya, mulai dari lahir, mati, bangkit, sampai naik kembali ke sorga.
Sebab itu, iman itu harus kepada salib, maka yang dibutuhkan selain iman kepada
salib adalah ketabahan.
Kalau pun tidak
punya apa-apa, jangan mencuri, tetapi tabah saja walaupun tidak punya uang.
1 Petrus 4:18
(4:18) Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan,
apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?
Kalau orang-orang
kudus yang di dalam rumah Tuhan saja hampir-hampir tidak diselamatkan,
bagaimana jadinya dengan orang fasik, yaitu orang yang mencuri milik-Nya Tuhan?
1 Petrus 4:19
(4:19) Karena itu baiklah juga mereka yang harus menderita karena
kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik,
kepada Pencipta yang setia.
Mereka yang harus
menderita karena salib, biarlah ia menyerahkan segenap jiwanya sepenuhnya,
disertai dengan selalu berbuat baik kepada Allah, kepada Tuhan, Sang Khalik.
2 Tesalonika
3:4-5
(3:4) Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan
kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan. (3:5) Kiranya
Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.
Doa dan kerinduan
Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika adalah supaya melakukan apa yang telah
dipesankannya. Jangan kita mendengar firman untuk melupakannya, tetapi biarlah
kita mendengar firman untuk selanjutnya dilakukan, supaya pada akhirnya
Tuhan menujukan hati kita kepada kasih Allah dan kepada ketabahan
Kristus.
Jadi, doa Rasul
Paulus kepada jemaat di Tesalonika adalah supaya hati mereka tertuju kepada:
-
Kasih
Allah.
-
Ketabahan
Kristus.
Saya juga berdoa
untuk diri saya, isteri dan anak saya, juga tanpa terkecuali kepada seluruh sidang
jemaat GPT
“BETANIA” Serang dan Cilegon, baik besar kecil, tua
muda, laki-laki perempuan, supaya hati kita tertuju pada kasih Allah, supaya
hati kita tertuju kepada ketabahan Kristus. Jangan hati terpaut dengan yang ada
di bawah ini, jangan terpaut dengan uang, supaya kita jangan memilukan hati
Tuhan. Sekali saya sampaikan dengan tandas, kiranya hati kita tertuju pada
kasih Allah, juga tertuju pada ketabahan Kristus.
Mari kita lihat
KETABAHAN KRISTUS.
Ibrani 12:3
(12:3) Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan
yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan
kamu menjadi lemah dan putus asa.
Mari kita selalu
ingat akan Dia, jangan lupakan Dia karena perkara-perkara yang lain. Mengapa
harus “ingatlah selalu akan Dia” ? Karena Dia tekun menanggung bantahan
yang begitu hebat terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa. Tujuannya
ialah supaya kita jangan menjadi lemah dan putus asa.
Oleh sebab itu,
ingat dan pandang selalu korban Kristus yang tekun menanggung penderitaan dan
bantahan yang hebat sekali, supaya kita jangan menjadi lemah, supaya kita
jangan menjadi putus asa. Biarlah kiranya kita jadikan korban Kristus menjadi
tolak ukur dari segala aspek atau sendi-sendi kehidupan rohani kita masing-masing.
Tadi kita sudah
melihat, bahwa; perempuan itu sudah berada pada derajat yang tinggi dan berada
pada kemuliaan Allah yang penuh, dengan kata lain; sudah dilengkapi dengan
matahari, bulan dan bintang. Namun sekalipun demikian, perempuan itu masih
menderita kesakitan.
Artinya, memang
jalan untuk ke sorga ialah harus melewati sengsara, harus melewati jalan yang
sempit dan pintu yang sesak, karena lebarlah jalan untuk menuju kebinasaan.
Jadi, jalan untuk menuju ke sorga, itu bagaikan pintu yang sesak, jalan yang
sempit, berarti; harus melewati sengsara salib untuk menghukum daging.
Ada banyak jalan
untuk menuju ke Roma, tetapi jalan untuk ke sorga hanya satu, yaitu sengsara
Salib, itulah jalan yang sempit, pintu yang sesak -- tetapi lebarlah jalan
untuk menuju kebinasaan --. Oleh sebab itu, jangan biasakan berada di jalan
yang lebar, jangan biasakan untuk menina-bobokan daging, jangan biasakan untuk
membiarkan daging bersuara dengan leluasa, sebab itu adalah jalan menuju
kebinasaan.
Jadi, saudara
tidak usah bertanya-tanya seperti kebanyakan orang Kristen yang sudah menerima
ajaran tentang teologi kemakmuran, Pengajaran Salib asing bagi mereka, padahal
hanya satu jalan untuk menuju ke Sorga, yaitu sengsara salib -- jalan sempit,
pintu sesak --. Sekali lagi saya sampaikan; jangan biarkan daging ini dengan
leluasa melakukan segala keinginan-keinginannya, yaitu hawa nafsu yang jahat
itu.
Kalau kita diajar
untuk memikul salib, bersyukur saja. Jangan ngomel, jangan menggerutu, sebab
hanya satu jalan menuju ke sorga, tidak ada yang lain, hanya sengsara salib.
Kalau kita berada di tengah-tengah kemuliaan Allah, bukan berarti kita tidak
mengalami penderitaan, tidak. Harus dan tetap mengalami penderitaan, sebab itu
merupakan satu-satunya jalan, tidak ada jalan yang lain.
MEMANG UNTUK
IKUT TUHAN ITU SEPERTI MELEWATI JALAN SEMPIT, PINTU SESAK. TIDAK SEDIKIT DI
ANTARA KITA MENGUNDURKAN DIRI KARENA TIDAK MAMPU MELEWATI JALAN YANG SEMPIT,
PINTU SESAK, TETAPI BAGI KITA YANG MASIH BERTAHAN, INI ADALAH KASIH KARUNIA,
KARENA MEMANG KITA ADALAH ORANG BERDOSA YANG SANGAT WAJAR UNTUK MEMIKUL SALIB.
Kisah Para Rasul
14:21-22
(14:21) Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh
banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. (14:22)
Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka
supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk
ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.
Nasihat yang baik
adalah bertekun dalam iman. Dan selanjutnya, perlu untuk diketahui; untuk masuk
ke dalam Kerajaan Allah, maka gereja harus mengalami banyak sengsara, bukan
sedikit sengsara.
Jadi, kalau
saudara mengalami banyak sengsara, tidak usah bingung dan bertanya-tanya
karena; sengsara satu belum selesai, muncul sengsara dua, lalu muncul
sengsara tiga, terus silih berganti, dalam hal ini tidak usah heran. Kalau
kita mengalami sengsara; berbahagia, bersukacitalah. Mengapa saya katakan
“berbahagia, bersukacitalah” ? Karena itu menunjukkan bahwa kita sekarang
berada pada track, jalur yang benar. Sebab itu, sudut pandang kita harus
sama seperti sudut pandang dari Kristus Yesus. Jangan berpikir pendek, sebab
Kerajaan Sorga itu luas, tidak sependek cara berpikir manusia.
Sekali lagi saya
tegaskan: Kalau mengalami banyak sengsara, itu adalah hal yang benar, kita
sudah berada pada track, jalur yang benar untuk menuju ke sorga. Itu
saja, titik. Tidak usah kita mengeluh, dalam hal ini tidak usah kita banyak
bersungut-sungut dan ngomel, apalagi sampai memberontak kepada Tuhan. Tidak
usah heran, itu adalah tanda bahwa saudara sudah berada di jalan yang tepat.
Jadi, jangan
saudara bahagia ketika berada di jalan yang lebar untuk daging, itu adalah
kesalahan, justru seharusnya saudara harus menangis di situ, selagi ada
kesempatan; kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar.
Kisah Para Rasul
14:23
(14:23) Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi
jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan
penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.
Biarlah sidang
jemaat berdoa dan berpuasa, supaya Tuhan terus memakai saya dalam pembukaan
rahasia firman Tuhan sebagai pemimpin dalam rumah Tuhan, sehingga dari mulut
ini keluar pengajaran yang sehat, bukan Theologi kemakmuran. Berdoa dan
berpuasa supaya di tengah-tengah ibadah kita ada ajaran sehat yang keluar dari
mulut ini.
2 Tesalonika 3:5
(3:5) Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada
ketabahan Kristus. (3:6) Tetapi kami berpesan kepadamu,
saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri
dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut
ajaran yang telah kamu terima dari kami.
Kiranya Tuhan
tetap menujukan hati kita masing-masing kepada dua hal, yaitu;
1.
Kasih
Allah.
2.
Ketabahan
Kristus.
Tetapi
selanjutnya ada pesan Rasul Paulus yang harus diperhatikan oleh jemaat di
Tesalonika, yaitu supaya bertekun memikul salib, pisahkan diri dari orang yang
tidak tekun memikul salib. Jangan mau dihasut dengan orang yang tidak bertekun
memikul salib.
Jadi, yang
terpenting, seperti pesan dari Rasul Paulus adalah supaya kita tetap bertekun
memikul salib. Pekerjaan Tuhan di tengah ibadah pelayanan adalah memikul salib,
dan pisahkan diri dari orang yang malas bekerja memikul salib. Manakala engkau
dihasut, jangan terima dengan hasutan semacam ini, sebab jika engkau terhilang,
maka engkau akan binasa. Perhatikanlah pesan yang baik dan ajaran yang sehat
ini.
2 Timotius 3:12
(3:12) Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus
akan menderita aniaya,
Perikop ayat ini
adalah “Iman bertumbuh dalam penganiayaan dan dalam pembacaan Kitab Suci.”
Jadi, sesuai dengan perikop yang ada. Hal ini harus kita ketahui; iman itu
bertumbuh oleh karena ada aniaya dan senantiasa membaca firman Tuhan. Apa yang
sudah ditulis, baca ulang; jangan malas membaca.
Siapa yang mau
hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya. Jadi, kalau tidak
mau menderita aniaya, jangan datang beribadah, sebab setiap orang yang mau
hidup beribadah di dalam Kristus Yesus, sudah pasti akan menderita aniaya, itu
sudah pasti.
Pengikut Kristus
harus menderita aniaya. Orang yang mau hidup beribadah, pasti menderita aniaya.
Kalau tidak mau menderita aniaya, ya sudah, tinggalkan ibadah dan
tinggalkan pelayanan, cari kesenangan dunia, tetapi dengan demikian, ingat;
engkau sudah berada di luar jalur yang benar, dengan kata lain berada pada
jalur yang menuju kebinasaan.
2 Tesalonika
1:4-5
(1:4) sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang
kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan
yang kamu derita: (1:5) suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah,
yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang
sekarang menderita karena Kerajaan itu.
Oleh sebab itu,
yang terpenting adalah ketabahan dan iman karena salib, maka nanti Tuhan akan
menyatakan keadilan-Nya, karena kita dianggap layak untuk masuk Kerajaan Sorga.
2 Tesalonika
1:6-7
(1:6) Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada
mereka yang menindas kamu (1:7) dan untuk memberikan kelegaan
kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari
dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya,
dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala,
Setelah lepas
dari penderitaan, lepas dari puncak kesukaran, maka gereja Tuhan akan mengalami
suatu kelegaan. Sama seperti seorang wanita; setelah melahirkan, lepas dari
puncak kesukarannya, ia mengalami suatu kelegaan yang begitu luar biasa.
Demikian pula dengan gereja Tuhan; suatu kali kelak akan berada dalam
kemuliaan-Nya bersama dengan malaikat, Tuhan akan memberi kelegaan kepada kita,
berarti sudah lepas dari puncak kesukaran.
Jadi, tidak usah
heran, mengapa sudah berada di tempat yang tinggi, di tengah kemuliaan --
dengan lain kata dilengkapi matahari, bulan dan bintang --, namun masih
menderita kesakitan? Itulah cara Tuhan untuk membawa kita masuk ke dalam Kerajaan
Sorga.
Setelah perempuan
itu melahirkan, perempuan itu nanti akan mengalami kelegaan, dan itu akan Tuhan
nyatakan sebagai keadilan-Nya kepada kita. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment