IBADAH
RAYA MINGGU, 02 MEI 2021
KITAB
WAHYU
(Seri:23)
Subtema:
DI DALAM FIRMAN ADA HIDUP; HIDUP UNTUK FIRMAN
Segala
puji, segala hormat dan kemuliaan hanya bagi Dia yang duduk di atas takhta-Nya,
berada dalam kemuliaan kekal, itulah pengharapan kita, pengharapan yang tidak
kelihatan itu.
Tidak
lupa saya menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, bahkan umat TUHAN yang
senantiasa memberikan dirinya untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon lewat live streaming
video internet Youtube, Facebook, baik anda yang ada di dalam negeri, maupun anda
yang ada di luar negeri. Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan
TUHAN, supaya lewat pembukaan Firman TUHAN, kita dibawa masuk lewat kesatuan
tubuh Kristus yang sempurna, sama artinya berada dalam pembentukan tubuh
Kristus yang sempurna, sehingga kita semua menjadi satu. Walaupun anggotanya
berbeda, tetapi kita semua menjadi satu; satu visi, satu misi, sehati sepikir bergandengan
tangan, tidak ada kepentingan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tidak
perlu ada pemberontakan supaya semua berjalan dengan baik.
Dan
mari kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Kitab Wahyu 13:9-10, dengan perikop: “Binatang
yang keluar dari dalam laut”, itulah antikris, gabungan dari 3 (tiga) jenis
binatang atau kombinasi dari 3 (tiga) jenis binatang, yang berada dalam satu
tubuh. Lalu, selanjutnya nanti, naga memberi kekuatannya, takhtanya dan
kekuasaannya yang besar kepada binatang yang keluar dari dalam laut itu.
Sesudah
kegiatan dari kombinasi dari 3 (tiga) jenis binatang, maka nampaklah nanti
binatang yang keempat, sesuai dengan nubuatan Daniel 7:7. Binatang ini lebih menakutkan, karena dia memiliki gigi
besar dari besi, ia akan melahap dan mengunyah, sisanya nanti diinjak-injak
dengan kakinya.
Jadi,
binatang yang keluar dari dalam laut, itulah antikris, kombinasi dari 3 (tiga)
jenis binatang. Adapun naga memberikan kekuatannya, takhtanya dan kekuasaannya
yang besar. Lalu sesudah kegiatan dari 3 (tiga) jenis binatang itu, maka akan
nampak nanti kegiatan dari binatang yang keempat, dan itu dituliskan dengan
jelas di dalam Daniel 7:7. Itulah
yang benar sesuai dengan pelajaran yang kami terima dari guru kami, guru-guru
yang dipakai oleh TUHAN dengan luar biasa, mulai dari pendiri Gereja Pantekosta
Tabernakel (GPT), Pdt. In Juwono, turun kepada Pdt. Pong Dongalemba, turun
terus sampai kepada kami; pelajaran itu kami terima dan tidak bisa berubah, karena
itu sudah menjadi benang merah yang tidak bisa berubah-ubah, dan selanjutnya
firman itu berkembang sampai ke mancanegara, tentu saja oleh karena kemurahan
hati TUHAN bagi kita semua.
Wahyu
13:9-10
(13:9) Barangsiapa
bertelinga, hendaklah ia mendengar! (13:10) Barangsiapa
ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk
dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang.
Wahyu
13:9-10 dibagi dalam 3 (tiga) bagian kalimat, yang seluruhnya diawali dengan
kata “barangsiapa”.
YANG
PERTAMA: BARANGSIAPA BERTELINGA, HENDAKLAH IA MENDENGAR!
Kita
semua mempunyai sepasang telinga, bukan? Gunakanlah itu dengan baik dan benar
untuk mendengarkan segala perkataan-perkataan yang keluar dari mulut Allah,
itulah Firman Allah yang suci dan berkuasa.
SEBAGAI
BUKTI bahwa Firman Allah itu berkuasa, Firman Allah itu suci, Firman Allah itu agung
dan mulia.
Kita
akan memperhatikan Injil Yohanes 1,
dengan perikop: “Firman yang telah menjadi manusia”, atau firman menjadi
daging. Kiranya Firman Allah yang kita terima malam ini mendarah daging dalam
pribadi lepas pribadi, mendarah daging dalam kehidupan kita masing-masing;
Firman itu menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, Firman itu tidak
boleh berlalu begitu saja, untuk menyenangkan hati TUHAN.
Yohanes
1:1-2
(1:1) Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman
itu adalah Allah. (1:2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
-
Pada mulanya adalah Firman.
-
Kemudian, kalimat yang kedua dikatakan: Firman
itu bersama-sama dengan Allah.
-
Pada kalimat yang ketiga, dikatakan: Firman
itu adalah Allah.
Jadi,
secara khusus pada Yohanes 1:1-2 menceritakan
tentang firman, tidak menceritakan tentang yang lain-lain.
Yohanes
1:3
(1:3) Segala
sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang
telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Segala
sesuatu dijadikan oleh Dia, yaitu firman. Tanpa Firman, tidak ada suatu pun
yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Pendeknya:
Tanpa firman, maka langit dan bumi dan segala isinya tidak mungkin tercipta.
Hal
ini juga diakui langsung oleh Rasul Paulus, terkhusus di hadapan sidang jemaat
di Kolose.
Kita
kembali menyelidiki Kolose 1:15,
supaya kemurahan TUHAN nanti betul-betul kita alami masing-masing dalam hidup,
ibadah, pelayanan dan nikah rumah tangga kita masing-masing.
Kolose
1:15
(1:15) Ia adalah
gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama
dari segala yang diciptakan,
Firman
adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Firman adalah yang
sulung, Firman adalah lebih utama dari segala yang diciptakan,
dari segala yang sudah dijadikan ini.
Rasul
Paulus menceritakan tentang Firman dan kuasa Firman kepada jemaat di Kolose, bahwasanya,
Yang Pertama: Firman adalah
gambar Allah yang tidak kelihatan. Jelas hal ini berbicara tentang kesempurnaan.
Artinya;
Firman Allah berkuasa untuk membawa kita kembali segambar serupa dengan Allah,
dengan bukti;
-
Wahyu 12:1, Maka tampaklah suatu
tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari,
dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas
kepalanya.
-
Wahyu 21:1, Lalu aku melihat langit
yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi
yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
-
Wahyu 21:9-11, Maka datanglah seorang
dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh
malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke
sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai
Anak Domba." Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung
yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu,
Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. Kota itu penuh dengan
kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan
permata yaspis, jernih seperti kristal.
Dan
itulah yang sedang diperjuangkan oleh Rasul Paulus, yang dinyatakan kepada
sidang jemaat di Korintus di dalam 2
Korintus 11:2-3, Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi.
Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk
membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut,
kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada
Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
Rasul
Paulus berjuang untuk mempertunangkan sidang jemaat di Korintus kepada satu
laki-laki, Mempelai Pria Sorga, sebagai perawan suci, itulah Wahyu 12:1, Wahyu
21:1, Wahyu 21:9-11.
Memang
pada awalnya, oleh firman, manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, sesuai
dengan Kejadian 1:26-27, Berfirmanlah
Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,
supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan
atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap
di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka. Manusia itu diciptakan menurut gambar dan rupa
Allah, itulah awalnya.
Namun
akhirnya, dalam Kejadian 3:6-7, Perempuan
itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya,
lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil
dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya
yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya. Maka
terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang;
lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. Hawa dan Adam jatuh
ke dalam dosa, dan manusia itu menjadi telanjang, dengan lain kata; manusia itu
menjadi hina karena dosa.
Tetapi
Firman Allah berkuasa untuk membawa kita kembali kepada wujud semula, segambar
serupa dengan Allah, karena Firman Allah adalah gambar Allah yang tidak
kelihatan. Siapa yang rindu untuk kembali kepada wujud semula? Firman Allah
berkuasa untuk kembali mengadakan reformed, kembali kepada wujud semula.
Rasul
Paulus menceritakan tentang Firman dan kuasa Firman kepada jemaat di Kolose, bahwasanya,
YANG KEDUA: Firman itu adalah yang sulung.
Jelas, ini berbicara tentang ibadah dan pelayanan sesuai
dengan Keluaran 4:22-23.
TUHAN
telah mengutus Musa untuk berhadapan dengan Firaun, untuk selanjutnya membawa
bangsa Israel -- sebagai anak yang sulung -- keluar dari tanah Mesir, dengan
satu tujuan; supaya bangsa Israel, anak yang sulung itu, beribadah di tanah
Kanaan, tanah yang dijanjikan kepada Abraham Ishak dan Yakub.
Tetapi,
TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa; kalau Firaun tidak mengizinkan untuk
membebaskan anak sulung keluar dari tanah Mesir untuk dibawa ke tanah Kanaan --
dengan satu tujuan; beribadah kepada Allah --, maka konsekuensinya adalah TUHAN
akan menghukum Mesir dengan tulah yang
kesepuluh, sehingga Mesir akan mengalami kematian anak sulung, mulai dari anak
sulung manusia sampai anak sulung dari semua jenis binatang.
Jadi,
kalau berbicara tentang “yang sulung”, itu berbicara tentang ibadah dan
pelayanan. Biarlah kiranya kita mau menghargai, menghormati, menjunjung tinggi
ibadah dan pelayanan ini supaya kita semua menjadi anak-anak sulung.
Memang
secara lahiriah, Yakub adalah anak kedua; tetapi karena dia mau menghargai
ibadah dan pelayanan, maka hak kesulungan itu akhirnya
TUHAN berikan kepada Yakub, karena Esau tidak menghargai hak kesulungannya.
Esau adalah seorang yang pandai berburu
daging dan kesukaannya adalah tinggal
di padang; sebaliknya, Yakub adalah seorang yang tenang -- itu menunjuk kepada; doa penyembahan --, dan
kesukaannya adalah tinggal di kemah.
Oleh sebab itu, hargailah ibadah dan pelayanan.
Jadi,
Firman Allah berkuasa menjadikan kita semua sebagai anak-anak sulung, sekalipun
kita ini adalah bangsa kafir.
Rasul
Paulus menceritakan tentang Firman dan kuasa Firman kepada jemaat di Kolose, bahwasanya,
YANG KETIGA: Firman itu adalah yang lebih utama
dari segala yang diciptakan, dari segala yang ada ini. Jelas hal ini
berbicara tentang tahbisan dari seorang yang memegang jabatan imam,
itulah hamba TUHAN.
Artinya;
seorang imam, pelayan TUHAN atau pun hamba-hamba TUHAN di dalam melayani TUHAN
dan melayani pekerjaan TUHAN, bukan untuk mencari keuntungan sendiri, melayani
bukan untuk mencari popularitas dan ketenaran, melayani bukan untuk mencari
kepentingan pribadi, sebaliknya melayani untuk mencari kepentingan TUHAN.
Sesuai
dengan Injil Lukas 17:10, Kami
adalah hamba-hamba yang tidak berguna, itulah yang seharusnya ada di dalam
pemikiran seorang hamba TUHAN. Mengapa hamba TUHAN harus berkata seperti itu?
Karena kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan, hamba TUHAN
hanya melakukan apa yang harus dilakukan, yaitu menyenangkan hati TUHAN, itulah
“hamba”.
Berarti,
seorang imam, seorang hamba TUHAN, tahbisannya hanya kepada TUHAN, sesuai
dengan Keluaran 29:1-3, Inilah
yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya
mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan
muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela, roti yang
tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan
minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak;
dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu. Kautaruhlah
semuanya dalam sebuah bakul dan kaupersembahkanlah semuanya dalam bakul
itu, demikian juga lembu jantan dan kedua domba jantan itu.
Ketika
TUHAN meminta Musa supaya Harun dan anak-anaknya dipersiapkan untuk memegang
jabatan imam, TUHAN tentukan dan TUHAN tuntut 3 (tiga) korban binatang dan 3 (tiga) korban makanan. Jadi, jelas,
tahbisan seorang hamba TUHAN hanya kepada TUHAN, bukan mencari kepentingan,
bukan mencari uang.
Mau
makan, mau tidak makan; mau hidup, mau mati; tahbisan seorang hamba TUHAN hanya
kepada TUHAN. Maka, seorang pelayan TUHAN harus bertanggung jawab sesuai
karunia jabatan yang dipercayakan oleh TUHAN. Bertanggung jawab itu berarti
kerjakan sampai mati di situ, daging tidak bersuara lagi; itulah tahbisan.
Jadi,
dari 3 (tiga) bagian pokok tentang Firman Allah yang telah diuraikan oleh Rasul
Paulus kepada sidang jemaat di Kolose, barulah kita dapat mengambil kesimpulan:
Betul-betul bahwasanya Firman Allah itu berkuasa, Firman Allah itu suci, Firman
Allah itu agung dan mulia. Pendeknya: Kedudukan dari Firman Allah itu melebihi
dari segala yang ada ini.
Jangan
kita buat kedudukan Firman lebih rendah dari harga diri kita. Jangan kita buat
kedudukan Firman lebih rendah dari harta, kekayaan, uang, gelar tinggi --
doktor, professor --, dan lain sebagainya. Jangan salah kaprah. Ingat: Firman
Allah lebih dari segala yang ada ini.
Kolose
1:16
(1:16) karena di
dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di
bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun
kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh
Dia dan untuk Dia.
Di
dalam Firman Allah telah tercipta segala sesuatunya, antara lain;
-
Baik yang
ada di sorga dan yang ada di bumi.
-
Yang
kelihatan dan yang tidak kelihatan; misalnya, seperti udara, malaikat
juga tidak kelihatan.
-
Baik
singgasana, maupun kerajaan. Jadi, ibadah pelayanan ini adalah takhta
Allah; Firman yang menciptakan.
-
Baik
pemerintah, maupun penguasa. Penguasa di dalam suatu negara, itu
diciptakan oleh Firman, maka jangan sampai kita tidak hormat, tidak tunduk
kepada pemerintah.
Namun,
perlu untuk kita ketahui bersama-sama, bahwa; segala sesuatu diciptakan oleh
Dia, yaitu Firman itu sendiri. Dan segala yang diciptakan itu hanya untuk
Dia, hanya untuk Firman itu sendiri.
Jika
kita punya pakaian, biarlah itu untuk kepentingan Firman. Jika kita punya apa
saja, biarlah itu untuk kepentingan Firman, bukan untuk yang lain-lain, kalau
mengerti Firman dan sudah mau disadarkan oleh Firman.
Kadangkala,
kita hanya tahu segala yang ada ini diciptakan oleh Firman, tetapi kita tidak
mau tahu bahwa yang diciptakan itu adalah untuk Firman. Saya berharap; setelah
kita memperoleh pengertian, biarlah kita disadarkan, bahwa segala yang ada
hanya untuk Firman; jangan hanya untuk memuaskan hawa nafsu daging.
Kolose
1:17
(1:17) Ia ada
terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
Ia atau Firman
ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
Berarti, di hari-hari terakhir ini, sudah seharusnya gereja TUHAN bergantung
kepada Firman, mengutamakan Firman, dan hidup oleh Firman = Taat kepada Firman.
Jadi,
kebenaran dari Kolose 1:17 dapat
dibuktikan dalam kitab Musa yang pertama, di mana kalau bergantung kepada
Firman, mengutamakan Firman dan hidup oleh Firman = Taat kepada Firman.
Kita
perhatikan Kejadian 1, dengan
perikop: “Allah menciptakan langit dan bumi sertai isinya”, termasuk kita
adalah isi dari penghuni bumi, yang diciptakan oleh Firman.
Kejadian
1:1-3
(1:1) Pada
mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (1:2) Bumi belum
berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya,
dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. (1:3) Berfirmanlah
Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
Pada
mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Ini adalah mula
penciptaan; yang diciptakan pertama kali adalah langit dan bumi, sedangkan
isinya belum diciptakan.
Bumi
belum berbentuk dan kosong. Bagaimana keadaan yang kosong? Tidak ada
isinya.
-
Seharusnya, hati ini isinya Firman.
-
Seharusnya, hati ini isinya Roh TUHAN, Roh Allah yang suci.
-
Seharusnya, hati ini tempatnya Kasih Allah.
Sudah
ada bumi tetapi masih kosong; bayangkan, bagaimanalah hidup yang seperti ini?
Hidup yang kosong itu seperti apa, saudara bisa bayangkan. Kalau kosong, maka
lama-lama bisa kerasukan Setan, tujuh Setan yang lebih parah lagi akan
memasukinya.
Oleh
sebab itu, jangan kosong. Harus diisi firman,
jangan kosong, supaya jangan dimasuki oleh tujuh roh lain yang lebih parah
(lebih jahat), supaya keadaan saudara jangan lebih parah dari yang dulu,
apalagi sudah terima Pengajaran Mempelai, puncak dari segala sesuatunya.
Akhirnya,
gelap gulita menutupi samudera raya. Apa yang bisa kita kerjakan dalam keadaan gelap
gulita, selain menabrak dan ditabrak? Hanya bisa saling menyakiti. Dan gelap
gulita ini sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai tempatnya berbagai-bagai
dosa; itulah kosong dan gelap gulita.
Namun,
lihatlah; Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Ini adalah
kemurahan hati TUHAN. Walaupun kosong dan gelap gulita, namun Roh TUHAN tetap
melayang-layang di atas permukaan air, berada di titik nol, berada di tempat
yang paling rendah, itulah permukaan air. Untuk mengukur ketinggian gunung,
diukur dari atas permukaan air; di situlah Roh Allah itu melayang-layang, dan
itu adalah kemurahan TUHAN.
Dalam
keadaan kosong, gelap gulita, namun berada dalam kegiatan Roh (aktivitas Roh),
itu adalah kemurahan TUHAN bagi kita. Dunia ini sedang dikuasai oleh Setan,
tetapi Roh Allah masih beraktivitas di tengah ibadah ini.
Apa
jadinya bila Roh Allah tidak beraktivitas, maka habislah kita ini. Apa jadinya
kalau ibadah pelayanan tidak ada, maka habislah kita ini. TUHAN itu murah hati.
Saudara harus memahami itu. Jangan melayani dengan asal-asalan, sebab itulah
yang menimbulkan sakit hati TUHAN.
Sudah
pasti, tidak ada sesuatu yang kebetulan, maka diperlukan untuk mengoreksi diri.
Singer seharusnya mengerti puji-pujian. Oleh sebab itu, saya senang sekali
kalau Bapak Handoyo mengirim anaknya ke Taman Krakatau, supaya rontok semua
pikiran masa lalu, maka pasti banyak perubahan; cara berpikir yang lama pasti
rontok, tidak bisa tidak, saya yakin sekali mengatakan itu. Inilah tanggung jawab saya, supaya saudara
menyadari kemurahan TUHAN itu.
Kita
sudah melihat kemurahan yang luar biasa itu, selanjutnya perhatikan ayat 3.
Kejadian
1:3
(1:3) Berfirmanlah
Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
Berfirmanlah
Allah
untuk membentuk langit, bumi yang kosong dan gelap gulita. Untuk mengisi kekosongan, maka berfirmanlah
Allah. Untuk membentuk bumi yang kosong, maka berfirmanlah Allah, terus terus
terus terus berfirmanlah Allah.
Tadi
kita perhatikan Kejadian 1:1-3,
sekarang kita perhatikan Kejadian 1:31.
Kejadian
1:31
(1:31) Maka
Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah
petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Allah
melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah
petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam; jadi, penciptaan itu
berlangsung selama 6 (enam) hari.
Langit,
bumi dan segala sesuatu yang dijadikan oleh Firman selama 6 (enam) hari, itu
berbicara tentang ketaatan; taat
kepada Firman untuk membentuk kita yang kosong dan gelap gulita ini. Itulah 6
(enam) hari yang berbicara tentang “ketaatan” supaya terbentuk, supaya jangan
kosong, supaya jangan gelap gulita.
Sekali
lagi saya sampaikan: Penciptaan oleh kuasa firman selama 6 (enam) hari, itu berbicara
tentang ketaatan. Taatlah kepada Firman.
Dan
segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik, itulah hasil dari ketaatan
kepada Firman, supaya baik hidupmu, supaya baik pelayananmu, supaya baik nikah
dan rumah tanggamu, supaya baik hasil usaha dan bisnismu; oleh sebab itu, taat
kepada firman, maka semuanya baik, sebab TUHAN Yesus baik. Taatlah kepada
Firman, supaya keadaan kita semua baik, anak-anak juga baik.
Kalau
melayani tidak baik, bagaimanalah hati TUHAN disenangkan; itu tidak mungkin.
Kalau nikah rumah tangga tidak baik, bagaimana damai sejahtera ada di dalamnya?
Oleh sebab itu, taatlah kepada Firman, maka semua baik. Kalau saudara cinta
Firman, hal ini pasti langsung diklaim dengan berkata: “Amin”,
tidak usah panas hati, tidak usah keras hati, tidak usah pasang gengsi.
CONTOH.
Dari
apa yang ditulis oleh Musa dalam kitab Musa yang pertama ini juga sama dengan
pernyataan atau tulisan Rasul Petrus di
dalam 1 Petrus 3:1-7.
Saya
berharap, kiranya TUHAN menambahkan satu karunia lagi, kalau bisa banyak
karunia lagi; tetapi saya satu karunia lagi saya harapkan supaya dari antara
sidang jemaat ini bisa menciptakan lagu-lagu dari setiap Firman yang ada di
dalam Penggembalaan ini.
Jadi,
bukan hasil hatinya, tetapi hasil dari firman yang didengar; saya harap begitu,
supaya kita punya nyanyian sendiri yaitu Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT).
Sekali lagi; lagu itu jangan tercipta dari hatinya, tetapi dari firman yang dia
terima dari penggembalaan ini, bukan dari mana-mana, itulah yang saya rindukan
dari TUHAN sekarang.
Kita
akan memperhatikan 1 Petrus 3:1-7, dengan perikop: “Hidup bersama suami isteri.” Demikian
juga hubungan gereja TUHAN dengan Kristus, yang adalah Kepala, sama seperti hidup
bersama suami isteri, hidup dalam hubungan nikah yang suci dengan TUHAN.
Hubungan
kita dengan TUHAN sama seperti hubungan suami isteri. Jadi, sidang jemaat
jangan berpikir bahwa hubungan sidang jemaat dengan TUHAN adalah hubungan
antara majikan dengan tuan semata, tidak. Hubungan kita dengan TUHAN sama
seperti hubungan suami isteri, hubungan dalam nikah yang suci.
Jadi,
dalam hubungan nikah suci ini, semua dipaparkan oleh Rasul Petrus, mulai dari ayat 1-7. Namun, bagian dari ketaatan
gereja TUHAN dituliskan oleh Rasul Petrus dalam ayat 1-6, sedangkan ayat 7 itu
merupakan bagian dari Kristus (Kepala).
-
Ayat 1-6 berbicara
tentang ketundukan gereja TUHAN
sebagai sidang mempelai-Nya.
-
Ayat 7 berbicara
tentang Kristus, yang adalah Kepala.
1
Petrus 3:1-6
(3:1) Demikian
juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di
antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan
dimenangkan oleh kelakuan isterinya, (3:2) jika mereka melihat,
bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. (3:3) Perhiasanmu
janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai
perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, (3:4)
tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan
yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang
sangat berharga di mata Allah. (3:5) Sebab demikianlah caranya
perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang
menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya, (3:6)
sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah
anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman. (3:7)
Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu,
sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari
kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Demikian
juga kamu, hai isteri-isteri ... Secara jasmani (lahiriah), “isteri-isteri”
yang dimaksud di sini adalah isteri di dalam nikah rumah tangga, tetapi secara
rohani “isteri-isteri” yang dimaksud di sini jelas menunjuk gereja
TUHAN.
Demikian
juga kamu, hai isteri-isteri, gereja TUHAN, sidang mempelai TUHAN,
tunduklah kepada suamimu, tunduklah kepada Kristus yang adalah Kepala, supaya
jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, jika ada anggota
tubuh lain yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan
dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika ada tanda ketundukan itu, jika
mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.
Oleh
sebab itu, perhiasanmu janganlah secara lahiriah, perhiasan dari seorang
isteri, perhiasan dari gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini bukan dalam bentuk
yang lahiriah.
Jujur,
Firman ini sasarannya bukan hanya kepada satu orang, tetapi kalau saya melihat
hamba TUHAN yang pusing dengan pernak-pernik, dalam hati saya berkata: “Ini
hamba TUHAN atau bukan?” Jujur saja, ini bukan diperuntukkan kepada satu
orang; TUHAN tahu hati saya. Tetapi kalau saya melihat hamba TUHAN sudah
terlalu banyak pernak-pernik, mulai dari leher, mulai dari anting-anting di
telinga, itu tidak salah, tetapi kalau sibuk di situ, saya bertanya-tanya: “Ini
hamba TUHAN atau bukan?”, dia mengerti perhiasan yang rohani atau perhiasan
lahiriah.
Jangan
salah mengerti; silahkan pakai kalung seadanya, silahkan pakai anting-anting yang
sesuai dengan pelayanan, segalanya boleh, tetapi ingat, tidak selamanya berguna;
segalanya boleh, tetapi tidak selamanya membangun. Menyikapi ayat ini harus
dengan dewasa, tidak bisa seperti kanak-kanak, yang berkata: “Oh, bisa ya
semua”, lalu akhirnya semua dihalalkan. Tetapi sebetulnya, kalau kita dewasa
menyikapi ayat 1 Korintus 10:23 itu, maka tidak selamanya berguna dan
membangun.
Ingat
dan perhatikanlah hal ini: Perhiasan dari isteri-isteri, gereja TUHAN jangan
secara lahiriah, yaitu;
-
Mengepang-ngepang rambut; sibuk
dengan rambutnya.
-
Memakai perhiasan emas; sibuk pamer
dengan emasnya, mulai di dua telinga, mulai dari gantungan leher, di tangan, di
kaki, sampai bisa saja di udelnya, dan itu sudah banyak terjadi. Terkadang,
sudah tidak normal manusia sekarang dalam memakai emas; harusnya memakai cincin
di jari manis, tetapi yang terjadi sekarang mulai dari jari kelingking sampai ibu
jari, semuanya penuh dengan cincin, sudah tidak normal. Kita semua normal,
bukan?
-
Mengenakan pakaian yang indah-indah.
Isteri-isteri,
gereja TUHAN seharusnya tidak sibuk dengan perhiasan lahiriah, yaitu tidak
sibuk dengan mengepang-ngepang rambut, tidak sibuk dengan memakai perhiasan
emas, tidak sibuk dengan memakai pakaian yang indah-indah sebagai perhiasan
lahiriah. Jangan sampai juga hamba TUHAN sibuk dengan pakaian.
Kalau
ada berkat ya jangan ditolak; entah itu berkat yang mewah, jangan
ditolak; entah itu sederhana, jangan ditolak, karena itu sudah pasti dari
TUHAN.
Tetapi
perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi ... Inilah
perhiasan yang TUHAN mau, yaitu perhiasan batiniah, perhiasan rohani, dengan
perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan
tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
Terkadang,
banyak orang yang memakai perhiasan dari ujung jari sampai seluruh tangan, lalu
perhiasan itu terbuat dari kayu, tidak berharga. Perhiasan yang dari emas saja
tidak berharga, apalagi yang dari kayu-kayu.
Sebab
demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, itulah
dandan yang sesungguhnya oleh perempuan-perempuan kudus terdahulu di dalam
TUHAN, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah,
bukan kepada perhiasan itu; mereka tunduk kepada suaminya, sama seperti Sara
taat kepada Abraham dan menamai dia (Abraham) tuannya --- bayangkan,
bila suami menjadi tuan --.
Dan
kamu adalah anak-anaknya, saya dan saudara adalah anak-anak Abraham,
jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman. Biarlah kita semua
memiliki perhiasan rohani, maka tidak perlu takut akan ancaman. Itulah kehidupan
manusia rohani yang memiliki perhiasan rohani; tidak takut akan ancaman lagi,
tidak takut dengan ancaman tidak punya uang, tidak takut dengan ancaman tidak
punya beras, tidak takut dengan ancaman tidak punya apa-apa di dunia ini. Yang
terpenting, kita memiliki perhiasan manusia rohani, itulah isteri-isteri yang
tunduk kepada Kristus sebagai Kepala.
Hamba
TUHAN tidak perlu takut dengan ancaman tidak ada beras, ancaman tidak makan,
ancaman tidak bisa menyekolahkan anak, mengapa? Karena kita memiliki perhiasan
manusia rohani, yaitu sebagai sidang mempelai TUHAN tunduk kepada Kristus,
sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga.
Kalau
sudah tunduk, maka tidak perlu takut lagi dengan ancaman, apapun jenis ancaman;
ancaman tidak punya beras, ancaman tidak punya uang, ancaman tidak punya
apa-apa. Dari dulu kan, saya pribadi mengawali pelayanan ini memang
dengan tidak ada apa-apa dan tidak membawa apa-apa, dan orang tua saya tidak
bekali saya dengan uang, sebab memang saya tidak punya uang. Bahkan, waktu saya
masih bekerja, semua uang saya sudah habis kok, habis tertipu di Bekasi;
uang orang tua saja habis, uang saya pribadi juga habis di Bekasi oleh si
penipu, tetapi itu TUHAN izinkan, supaya saya datang menghadap TUHAN dengan
rendah hati.
Kita
sudah melihat, 1 Petrus 3:1-6 itu berbicara tentang ketundukan gereja TUHAN,
sidang mempelai TUHAN kepada Kristus sebagai Kepala dan Mempelai Laki-Laki
Sorga.
Jadi,
sebagai sidang mempelai TUHAN tunduk kepada Kristus sebagai
Kepala dan Mempelai Laki-Laki Sorga, sama seperti Sara taat kepada Abraham, suaminya. Tunduk, berarti; menaklukkan
diri sepenuhnya kepada TUHAN, sama artinya; taat kepada Firman. Inilah gereja
yang sudah terbentuk.
Gereja Sara adalah gereja yang
sudah terbentuk; tidak lagi kosong dan tidak gelap gulita. Oh,
bahagianya Abraham memiliki isteri yang demikian, bahagianya TUHAN Yesus
Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga manakala gereja TUHAN menunjukkan
ketundukan-Nya kepada Kristus sebagai Kepala.
Tunduk,
berarti; menaklukkan diri sepenuhnya kepada TUHAN = Taat kepada
Firman.
Kalau
gereja TUHAN ada dalam tanda ketundukan, sama seperti isteri yang berada dalam
tanda ketundukannya, maka memiliki kesaksian yang berkuasa untuk memenangkan
jiwa-jiwa, yaitu orang yang tidak taat kepada Firman.
Jadi,
dengan ketundukan atau taat kepada Firman, maka seseorang memiliki kesaksian
yang luar biasa. Jadi, tanpa perkataan, kehidupan yang semacam ini berkuasa
untuk memenangkan jiwa-jiwa yang tidak taat kepada Firman; tetapi kalau kita
tidak tunduk, hati liar kepada kejahatan kenajisan, maka orang lain pasti semakin
liar. Inilah yang saya doakan sampai hari ini.
Mungkin
saya dan saudara tidak berselingkuh (berzinah), tetapi kalau hati ini liar,
maka tidak akan mungkin memenangkan jiwa-jiwa, yaitu orang-orang yang tidak
taat kepada Firman.
Coba,
kalau kita periksa firman, benar tidak dalam kehidupan sehari-hari; kalau
kita menunjukkan ketundukan kita kepada TUHAN, menaklukkan diri sepenuhnya
kepada TUHAN, dengan lain kata; taat kepada firman, pasti orang lain
dimenangkan. Tetapi coba bertahan tidak takluk kepada Firman, tidak taat kepada
Firman, lalu dengan hati yang liar, pasti orang lain akan mundur dari ibadah;
perhatikan saja. Sekarang, kita mau memenangkan jiwa atau tidak; atau hanya
untuk kepentingan diri sendiri, tetapi merugikan kepentingan orang banyak?
Ayo,
mulai sekarang, terima Firman TUHAN, supaya kita memiliki pengertian dan mau
disadarkan, supaya semuanya baik; itulah hasil dari ketaatan kepada Firman,
semuanya menjadi baik. Terimalah dengan sungguh-sungguh, tidak usah keras hati,
tidak usah berontak, supaya kita sadar menjalankan ibadah dan pelayanan ini ke
depan sampai Maranatha.
Ibrani
5:7A,8
(5:7)
Dalam
hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan
ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut,
dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. (5:8) Dan sekalipun Ia
adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
Dia
adalah Anak Manusia, juga Dia adalah Anak Allah, namun Ia telah belajar
menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya.
Taat
dari apa yang telah diderita = Taat kepada kehendak Allah = Taat kepada Firman
Allah.
Lihat
ketaatan Yesus, sebab ketaatan kita kepada Firman, contohnya adalah dari TUHAN,
bukan dari orang lain. Walaupun hamba TUHAN berkata A B C D E ... dan
seterusnya, tetapi contoh ketaatan kepada Firman adalah dari TUHAN. Saya pun
ada contoh, tetapi belum sempurna, maka contoh ketaatan itu harus dari TUHAN
Yesus.
Ibrani
5:9
(5:9) dan
sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang
abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
Oleh
karena ketaatan-Nya, di sini kita perhatikan: Ia menjadi pokok (batang pohon)
keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya. Dialah
pokok keselamatan bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Kita
kembali sejenak untuk memeriksa soal ketaatan gereja Sara dalam 1 Petrus 3 tadi. Biarlah kita semua
masih dalam keadaan rendah hati untuk mendengarkan firman, supaya semua baik,
sebab hasil ketaatan kepada Firman ialah semuanya baik;
-
Yang belum menikah, kalau dia laki-laki
(pemuda) maka akan mendapat isteri (pemudi) yang baik; kalau dia perempuan
muda, maka dia akan menjadi suami (laki-laki) yang baik.
-
Pelayanannya baik, ibadahnya baik, nikah
rumah tangganya baik, semuanya baik.
Oh, bahagianya
apabila suasana sorga meliputi hidup kita semua,
kalau kita taat kepada Firman.
1
Petrus 3:1-2
(3:1) Demikian
juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada
di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa
perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, (3:2) jika mereka
melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.
Demikian
juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu ... Inilah
gambaran dari gereja Sara yang tunduk kepada suami, Kristus yang adalah Kepala,
supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga
tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya.
Dampak
positif gereja yang tunduk kepada Kristus (Kepala) adalah memiliki kesaksian
yang luar biasa untuk memenangkan jiwa-jiwa -- yaitu orang-orang yang tidak
taat kepada Firman -- tanpa perkataan. Singkatnya; dengan praktek hidup kita,
maka orang lain -- yang tidak taat kepada Firman -- diselamatkan.
Dari
gerak-gerik kita saja, orang tertolong. Tetapi kalau kita tidak tunduk, maka
dari gerak-gerik kita pun orang lain mundur dari pelayanan, malas-malasan
beribadah. Pikirkanlah hal ini, terimalah dengan sesadar-sadarnya.
Kemudian,
di dalam ketundukan, di dalam penaklukkan diri kepada TUHAN (taat kepada
Firman), ditandai dengan 2 (dua) hal:
1.
Murni = Tulus,
tidak bercampur baur dengan kepentingan daging; tidak bercampur-campur dengan
tak suci oleh karena daging dengan keinginannya, oleh karena dunia dengan
arusnya, oleh karena roh jahat dan roh najis. Jadilah kehidupan yang murni.
2.
Saleh = Taat
kepada ajaran agama = orang-orang yang tekun beribadah melayani dalam
kesuciannya, itulah saleh. Jadilah orang-orang yang saleh, tetapi buktikanlah
diri ini sama seperti gereja Sara yang tunduk dan menaklukkan diri sepenuhnya
kepada Allah, kepada TUHAN = Taat kepada firman, taat kepada kehendak Allah.
Yesus,
sebagai manusia, sebagai Anak Allah, Dia taat dari apa yang diderita-Nya,
sampai menjadi pokok keselamatan bagi orang yang taat kepada Firman. Jadi,
ketaatan ini contohnya harus kepada TUHAN Yesus, supaya tanda kemurnian, tanda
kesalehan itu nyata di dalam diri kita semua.
1
Petrus 3:3
(3:3)
Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut,
memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang
indah-indah,
Kita
tidak pusing dengan perhiasan lahiriah, antara lain;
-
Mengepang-ngepang rambut.
-
Memakai perhiasan emas di leher, di
tangan, di udel, di kaki, di lengan, di telinga.
-
Mengenakan pakaian yang indah-indah. Kalau
ada berkat yang baru ya pakai, kalau berkat yang lama ya pakai
saja.
Rasul
Paulus berkata: Aku tahu kesusahan, aku juga tahu kelimpahan. Oleh sebab
itu, mengucap syukur saja; jangan hanya tahu kelimpahan, tetapi tidak tahu
kesusahan. Jangan kita seperti orang dunia yang baru bertobat; ketika terima
berkat lantas berkata “tidak usah, tidak usah, tidak usah”. Kalau itu
memang dari ketulusan ya terima saja; itu bukan rakus namanya. Jangan
tolak berkat, seolah-olah “saya lebih kaya dari kamu”, bukan begitu.
Terima saja.
Sedikit
kesaksian: TUHAN mengutus kami berempat ke Nias, ini adalah pengutusan yang
pertama kali untuk melayani TUHAN dalam bentuk persekutuan kecil-kecilan.
Singkat cerita: Di ujung kami mau meninggalkan pulau Nias, kami mendoakan
seorang Ibu, di mana suaminya tidak jelas pekerjaannya, sebab memang, ekonomi
di Nias itu susah. Ibu ini ingin anaknya didoakan karena anaknya ini suka
rewel. Lalu, sebelum didoakan, saya bertanya: apakah pernah ke dukun?
Maksud pertanyaan saya itu adalah supaya segala sesuatunya diakui dulu. Singkat
cerita; saya doakan, lalu saya doakan, ibu ini minta namanya -- saya lupa bahwa
saya pernah memberi nama “Ezra” kepada anak itu --. Sesudah itu, kami mendoakan
tempat kami tinggal di situ juga, rumah pendeta pembantu, Pdp. Sibayagusu, yang
sekarang sudah almarhum -- kalau saya tidak salah dengar --, lalu kami
berangkat pulang naik mobil. Tetapi sebelum pulang, ibu itu membawa dan
memberikan persembahan Rp 10.000,- (sepuluh ribu). Sepuluh ribu itu sudah
buluk, sudah loyo, sudah hancur. Saya merenung: “Aduh, TUHAN, saya ini
memang butuh uang, tetapi kalau model begini, bagaimana saya mau terima ini,
TUHAN?” Lalu TUHAN bilang: “Jangan kembalikan, pegang”. Saya rasakan
dorongan itu di hati saya. Saya pun harus dengar-dengaran. Saya terima uang itu
dan saya doakan ibu itu; saya yakin ibu ini diberkati oleh TUHAN. Dan akhirnya
memang diberkati, tanpa saya sadar; saya dapat berita dari jemaat kita yang ada
di Bandung, bahwa ternyata kenal, dan anak itu yang bernama “Ezra” ternyata
saya yang memberi.
1
Petrus 3:4
(3:4) tetapi
perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan
yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram,
yang sangat berharga di mata Allah.
Perhiasan
rohani, perhiasan manusia batiniah, itulah ketundukan gereja Sara, sidang
mempelai TUHAN, kepada Kristus sebagai Kepala, itulah perhiasan yang bersifat
kekal, tidak binasa.
Perhiasan
yang lain berlalu begitu saja, tetapi kalau kita buktikan ketundukan itu di
hadapan TUHAN, betul-betul dengan sungguh-sungguh menaklukkan diri kepada
TUHAN, taat kepada Firman, itu merupakan perhiasan yang tidak binasa; itu yang
memelihara gereja Sara, sidang mempelai TUHAN.
Kemudian, ketundukan
itu ternyata berasal dari roh yang lemah lembut dan berasal dari roh tenteram.
Biasakan diri lemah lembut ya, tetapi jangan pura-pura; di depan baik,
tetapi di belakang tidak. Ketika kembali ke rumah masing-masing, karena dia
adalah “suami”, dia lantas berkuasa terus, menjadi bos terus, tidak mau
mengambil rupa hamba, maka habislah pengurapan itu. Biar saudara tidak cerita,
tetapi semua saya tahu, tidak ada yang tidak saya tahu, bahkan sampai yang
terkecil pun saya tahu; tetapi anak tidak mungkin tahu tentang bapa lebih dalam,
karena itu keadilan TUHAN, supaya orang tua tetap bisa membimbing anak-anak,
sebab kalau anak mengetahui kelemahan bapa, maka terkutuklah anak itu seperti
Ham -- yang mengata-ngatai ketelanjangan bapaknya yang adalah nabi --, itu
adalah keadilan TUHAN.
1
Petrus 3:5
(3:5) Sebab
demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu
perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk
kepada suaminya,
Ketundukan,
penaklukkan diri kepada Firman adalah ciri khas dari gereja TUHAN yang menaruh
pengharapannya kepada TUHAN.
Itulah
adalah ciri khas perempuan yang betul-betul menaruh pengharapannya kepada
TUHAN. Mengapa dia tunduk? Karena dia betul-betul menaruh pengharapan kepada
TUHAN. Jadi, kalau gereja tidak tunduk, berarti ini adalah tanda bahwa dia
tidak menaruh harapan kepada TUHAN.
Harapan
besar kita hanya kepada Firman TUHAN Yesus Kristus, lewat Pengajaran
Pembangunan Tabernakel (PPT). Menaruh pengharapan kepada TUHAN,
berarti tidak lagi menaruh harap kepada yang lain-lain.
Kalau
kita punya harta, kekayaan, kedudukan, ya puji TUHAN, tinggal kembali
kepada kepentingan firman, mengapa? Karena kita menaruh harap kepada Firman
TUHAN Yesus Kristus, lewat Pengajaran Pembangunan Tabernakel.
Mengapa
seseorang tidak tunduk? Karena masih menaruh hepeng (uang) dalam
simpanan di bank. Akhirnya, banyak orang batak berdusta dengan berkata “tidak
ada uang”, padahal masih ada 7 (tujuh) juta, 10 (sepuluh) juta, 50 (lima
puluh) juta, 100 (seratus) juta, masih ada uang tetapi berkata “tidak ada
duit”. Dusta seperti ini janganlah engkau pelihara; apalagi jika engkau
melayani TUHAN, berarti engkau sedang mendustai hati TUHAN Yesus yang pilu itu.
Kita
kembali memperhatikan Injil Yohanes 1.
Yohanes
1:3-4
(1:3) Segala
sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang
telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Segala
yang diciptakan ini tidak mungkin terjadi kalau tidak ada Firman. Jadi, semua
ini ada karena Firman. Kita bisa datang menghadap TUHAN, lewat Ibadah Raya
Minggu, itu karena Firman. Lalu melakukan hal-hal, tugas-tugas yang mulia di
tengah-tengah ibadah pelayanan, itu karena Firman. Ingat itu; jadi, tidak ada
alasan untuk sombong, acuh tak acuh, bermasa bodo dengan pekerjaan TUHAN.
Yohanes
1:4A
(1:4) Dalam
Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
Lalu,
pada ayat 4 bagian A ini kita
perhatikan: Di dalam Dia ada hidup. Di dalam Firman Allah ada hidup.
Jadi,
jangan saudara putar balik ayat ini;
-
Kalau saya ada uang, maka di dalamnya ada
hidup, itu salah.
-
Kalau saya nabung di bank, maka di dalamnya
ada hidup, itu salah.
-
Kalau saya nabung uang, maka masa depan
cerah, itu salah.
-
Kalau saya punya kedudukan tinggi, maka
terjamin masa depan, selamat, itu salah.
Itu
semua bukanlah “hidup”.
Yang
benar ialah “hidup” adalah di dalam Firman. Saya balik; di dalam Firman ada
hidup. Biar punya uang, biar punya segala-galanya, tetapi kalau tidak ada
Firman, maka tidak hidup, persis seperti Injil Matius 16:24. Apa yang menjamin hidup, kalau ia kehilangan
nyawanya? Apakah uangnya bisa menjamin hidup? Tidak bisa. Tetapi di dalam
Firman, ada hidup.
Kebenaran
ini harus kita terima dengan hati yang terbuka lebar-lebar: Di dalam Firman ada
hidup. Jangan diputar balik supaya saudara tidak keliru di dalam mengikuti
TUHAN.
Kalau
TUHAN langsung berbicara, tentu enak bukan? Kita bahagia karena Dia baik, dan
semua pun menjadi baik. Tidak ada kesempatan untuk memikirkan yang lain-lain
kalau kita sungguh-sungguh datang di kaki TUHAN. Seperti apa pun sibuknya,
hiruk pikuknya dunia ini, tidak ada lagi keinginan untuk memikirkan ke situ,
seperti Maria yang duduk dekat di kaki TUHAN dan terus dengar firman, tidak ada
keinginan untuk cepat-cepat pulang, karena TUHAN Yesus baik, karena di dalam
Dia (Firman Allah) ada hidup.
Hal
itu dibuktikan juga dalam Injil Yohanes 5, dengan perikop: “Kesaksian Yesus
tentang diri-Nya”, kesaksian Firman tentang perbuatan-Nya.
Yohanes
5:24
(5:24) Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya
kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak
turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Sesungguhnya
barangsiapa mendengar perkataan-Ku, barangsiapa mendengarkan
perkataan yang keluar dari mulut Allah, mendengarkan Firman Allah, kemudian
percaya kepada Allah yang mengutus Firman Allah, ia mempunyai hidup yang kekal,
ia tidak turut dibinasakan. Selain memperoleh hidup yang kekal, dia juga tidak
turut dihukum, lepas dari penghakiman. Kalau kita mau mendengarkan Firman
Allah, percaya kepada Bapa yang mengutus Firman Allah, maka kita hidup, tidak
binasa.
Adakah
di antara kita yang tidak percaya kepada Bapa yang mengutus Firman? Kita harus
percaya, bahwa Bapa yang mengutus Firman kepada kita semua.
Yesus
adalah hamba TUHAN, Dia diutus dan hadir di tengah ibadah ini, tampil sebagai
Imam Besar untuk mengadakan pelayanan pendamaian dan berdoa untuk kita semua.
Pendeknya:
Di dalam Firman ada hidup.
Yohanes
5:25
(5:25) Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang
mati akan mendengar suara Anak Allah, dan
mereka yang mendengarnya, akan hidup.
Orang-orang
mati akan mendengar suara Anak Allah ... ini adalah gambaran dari
bangsa kafir, di mana dahulu sudah mati, karena bangsa kafir bukanlah bangsa
Yahudi (bangsa di luar Tuhan), tetapi kalau
kita mendengar Firman Allah, maka bangsa kafir akan hidup.
DI Dalam
Efesus 2:1, dikatakan; dahulu kamu sudah mati, tetapi kehidupan yang sudah
mati (bangsa kafir), kalau mau mendengar Firman, kalau mau percaya kepada
Firman, maka ada hidup. Yang mati saja bisa dihidupkan. Yang dahulu tidak ber-Tuhan,
tetapi mau mendengar Firman, percaya kepada Firman, maka ada hidup, sesuai
dengan Efesus 2:1, Kamu dahulu
sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu, itulah bangsa
kafir. Efesus itu adalah bangsa kafir, adanya di Asia kecil, bukan di Yahudi,
bukan di Kanaan, tetapi kalau mau mendengar Firman, maka orang-orang mati pun
akan hidup.
Upah
dosa adalah maut, tetapi kalau kita mau mendengar Firman, maka kita hidup.
Seperti apapun bentuk dan jenis dosa masa lalu, tetapi kalau mau dengar Firman,
mau terima kesaksian Yesus tentang diri-Nya, mau terima Yesus dan
perbuatan-Nya, maka bangsa kafir juga hidup. Yang mati dihidupkan, sebab di
dalam Firman ada hidup. Jangan sampai saudara tidak yakin dengan itu.
Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa
orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka
yang mendengarnya, akan hidup; pada ayat 25 ini diyakinkan kembali. Dua
saksi sah; dua ayat, ayat 24 dan 25 sebagai saksi
bahwa di dalam Firman Allah itu ada hidup. Jadi, tidak
usah ragu.
Mari
kita lihat FAKTUALNYA.
Roma
4:17
(4:17) seperti
ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa"
-- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan
orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada
menjadi ada.
Seperti
ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" Abraham
menjadi bapa bagi banyak bangsa -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia
percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati -- Abraham percaya bahwa Allah
yang menghidupkan orang mati -- dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa
yang tidak ada menjadi ada.
Singkat
kata: Firman Allah berkuasa:
1.
Menghidupkan orang mati, itulah Efesus 2.
2.
Menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
Firman
Allah yang menjadikan langit bumi dan segala isinya. TUHAN menjadikan yang
tidak ada menjadi ada.
Roma
4:18-19
(4:18) Sebab
sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga
dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang
telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." (4:19)
Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya
sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa
rahim Sara telah tertutup.
Sebab
sekalipun tidak ada dasar untuk berharap ... Sebetulnya,
tidak ada dasar bagi Abraham untuk berharap kepada janjinya
TUHAN Yesus sebagai bapa bagi banyak bangsa, bagi orang beriman.
Namun walaupun tidak ada dasar untuk berharap,
tetapi iman Abraham tidak menjadi lemah. Mengapa saya katakan demikian?
1.
Sebenarnya, janji itu diberikan kepada Abraham,
ketika dia sudah berumur 100 (seratus) tahun, apa maksudnya? Dia sudah mati
pucuk = lemah sawat.
2.
Isterinya, Sara, sudah mandul, rahimnya
sudah tertutup.
Jadi,
tidak ada dasar bagi dia untuk menjadi bapa bagi banyak bangsa; tetapi
sekalipun demikian, imannya tidak menjadi lemah, karena Firman Allah menjadikan
yang tidak ada menjadi ada, yang mati dihidupkan kembali. Yakinlah terhadap
Firman, jangan yakin dengan kemampuanmu, dengan uangmu, dengan kedudukanmu,
dengan gajimu, yakin saja dengan Firman, sebab Firman Allah sanggup mengadakan
yang tidak ada menjadi ada, sanggup menghidupkan yang mati, dan Firman Allah
tidak pernah gagal.
Manusia
berkali-kali gagal -- gagal dalam membuat usaha, gagal mau menikah, gagal ini,
gagal itu, gagal melayani dengan suci --, tetapi Firman Allah tidak pernah
gagal. Oleh sebab itu, yakinlah dengan Firman.
Roma
4:20-22
(4:20) Tetapi
terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia
diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, (4:21) dengan penuh
keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia
janjikan. (4:22) Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai
kebenaran.
Terhadap
janji Allah, ia tidak bimbang karena ketidak-percayaan, dan hal ini diperhitungkan
kepadanya sebagai kebenaran. Yakin saja dengan Firman, supaya kepada kita
diperhitungkan sebagai kebenaran.
Ini
adalah pernyataan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma; kemudian, kita akan
melihat dari sisi Yohanes.
Jadi,
biarpun jarak antara Rasul Paulus dengan Yohanes tidak bersamaan, apalagi jarak
Rasul Paulus, Rasul Yohanes, Rasul Petrus sangat jauh dengan Musa, tetapi semua
pernyataan-pernyataan yang mereka tulis di dalam kitab masing-masing adalah
sama. Itulah hamba TUHAN yang diutus TUHAN.
Yang
masih menganggur, belum mendapat pekerjaan, tidak usah ragu, sebab di dalam
Firman, semuanya terjadi; di dalam-Nya semuanya ada. Oleh sebab itu, walaupun
tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham tetap berharap; dia tidak menjadi
bimbang karena ketidak-percayaan, dan hal itu diperhitungkan sebagai kebenaran
kepadanya.
Oleh
sebab itu, percayalah kepada Firman. Yang menantikan pasangan hidup, percayakan
hidupmu kepada Firman. Kalau ada derita karena sakit, derita karena kesusahan,
derita karena sakit hati, akar pahit, dan lain sebagainya, percayakan kepada
Firman, maka semuanya nanti akan menjadi indah. Yang mengelola bisnis usaha,
pekerjaan di bidang apapun, percayalah kepada Firman, jangan lagi percaya
kepada kemampuanmu. Ingat: Kita banyak kali gagal, tetapi Firman Allah tidak
pernah gagal.
Sekarang,
kita akan melihat dari SISI RASUL YOHANES.
Tadi
kita sudah melihat “sisi Yohanes” dari Injil Yohanes; sekarang, kita akan
melihat dari suratan Yohanes, dengan perikop: “Kesaksian rasul tentang
Firman hidup”
1
Yohanes 1:1
(1:1) Apa yang
telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat
dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba
dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada
kamu.
Apa
yang telah ada sejak semula, jelas itu adalah Firman, yang telah
kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan --
disaksikan oleh Rasul Yohanes sendiri, karena dia adalah satu dari dua belas
murid -- dan yang telah kami raba
dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada
kamu.
Firman
Allah telah ada dari sejak semula. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah, dan ternyata Firman itu adalah Allah. Hal ini tidak
bisa dipahami oleh logika manusia.
Kalau
langit bumi diciptakan oleh Firman, mungkin itu sangat susah diterima oleh
logika, apalagi memikirkan “Firman itu adalah Allah”. Bagaimana mulanya Allah
ini, siapa yang menciptakan? Hal itu tidak bisa dicerna oleh pikiran
kita, mentok pikiran kita di situ. Jadi, jangan pikirkan yang aneh-aneh, tetapi
percayakanlah hidupmu kepada Firman saja. Yang pasti, Firman Allah itu tidak
pernah gagal.
Apa
yang telah ada sejak semula, itu adalah Firman Allah. Kemudian,
Firman Allah itu ...
-
Dapat didengar oleh telinga.
-
Dapat dilihat oleh mata.
-
Dapat disaksikan karyanya.
-
Dapat diraba dengan tangan.
Dan
Rasul Yohanes pun sudah merabanya. Bukan hanya Tomas yang meraba Yesus, Firman
Allah, tetapi Rasul Yohanes juga sudah meraba Yesus, Firman Allah.
Jangan
saudara berpikir “ah, Firman itu tidak mungkin” Loh, Rasul Yohanes yang
mengatakannya sudah merasakan di dalam tulisannya, bahwa Firman itu dapat didengar,
dan malam ini kita sudah dengar Firman.
Kemudian,
Firman itu dapat dilihat oleh mata. Sejauh mana Firman ada di
dalam hatimu, dan oleh Firman itu engkau bertindak di tengah ibadah dan
pelayanan, di mana engkau ada, itu adalah Firman yang dapat dilihat oleh mata.
Kemudian,
Firman dapat disaksikan oleh siapapun. Jadi, Firman itu nyata.
Jangan saudara pikir bahwa Firman itu hanya sebuah simbolik orang Kristen yang
harus dengar Firman di tengah ibadah, tidak; Firman itu dapat disaksikan. Kita
tidak punya sound system, tetapi Firman dapat menjadikan yang tidak ada menjadi
ada, dan akhirnya sound system pun ada. Kita tidak ada live streaming dengan
komponen-komponennya (perangkat-perangkatnya) yang begitu ribet
dengan kabel-kabelnya, tetapi Firman Allah dapat mengadakan yang tidak ada
menjadi ada, dan itu sudah disaksikan.
Lalu,
Firman Allah itu juga dapat diraba oleh tangan. Sesudah kita
raba, seperti Tomas meraba dua tangan yang terpaku dengan lambung yang tertikam
oleh ujung tombak, barulah hancur hati dari pada Tomas. Ternyata, Firman bukan
simbolik yang hanya sebagai aturan di tengah-tengah ibadah, tetapi justru
betul-betul bisa kita raba.
Malam
ini kita bisa raba Firman itu, dan setelah kita raba, kita dapat melihat betapa
najisnya kita ini, kita dapat melihat betapa bodohnya kita ini, kita dapat
melihat betapa jahatnya kita ini, kita dapat melihat betapa banyaknya penipuan,
kelicikan dan kekerasan di hati ini, dan akar pahit. Firman itu bisa kita raba.
Bukankah saudara bisa merabanya sekarang? Saudara melihat apa yang saudara raba
sekarang.
Setelah
raba, maka dapatlah kita berkata: “Oh, ya, TUHAN, saya bermasa bodo dengan
ibadah ini, dengan pelayanan ini, acuh tak acuh, tidak mau tahu, saya hanya
hidup sendiri.” Apakah saudara bisa hidup sendiri? Tidak. Saudara butuh partner,
itulah Firman. Saudara tidak akan bisa menghasilkan sesuatu kalau tidak ada
orang di sekitar saudara. Saudara tidak bisa hidup sendiri; oleh sebab itu,
jangan egois lagi.
Kita
semua sudah meraba; kita sudah melihat kejahatan, kenajisan, kesombongan,
keangkuhan kita yang merasa diri paling baik, merasa lebih hebat, lebih suci.
Jadi, Firman itu bisa kita raba.
Selanjutnya,
ayat 1 ini mengatakan: “itulah
yang kami tuliskan kepada kamu”. Itulah yang telah dituliskan oleh Rasul
Yohanes dan disampaikan kepada sidang jemaat, secara khusus 7 (tujuh) sidang
jemaat di Asia kecil.
Jadi,
Rasul Yohanes ini sama seperti Rasul Petrus yang tidak memalsukan Firman Allah;
dia jujur, dia tulus, dia murni di tengah-tengah ibadah pelayanan, apalagi
dalam pemberitaan Firman, dia tidak palsukan Firman TUHAN, karena Rasul Yohanes
tidak mau kita semua menjadi gereja yang palsu.
TUHAN
tidak mau saya sebagai suami yang palsu; TUHAN juga tidak mau isteri saya
sebagai isteri yang palsu; TUHAN tidak mau anak yang palsu; TUHAN tidak mau
gereja yang palsu.
Itu
semua dituliskan kepada sidang jemaat, supaya kita semua jangan palsu. Kalau hidup,
maka hiduplah sesuai Firman, tidak dengan palsu. Kalau melayani, maka
melayanilah sesuai Firman, jangan palsu. Jangan kita hidup seperti dosa nenek
moyang.
Kalau
orang Batak, dosa nenek moyangnya adalah keras dan kasar; suku lain ada lagi,
suku lain ada lagi, itu semua harus diputuskan, sebab semuanya sudah dipatahkan
di atas kayu salib. Terkutuhlah orang yang digantung di kayu salib, sehingga
kutuk nenek moyang sudah putus. Jadi, kita semua tidak palsu, karena hidup oleh
Firman. Nikah juga tidak palsu karena hidup di dalam Firman; rumah tangga juga
tidak palsu karena hidup di dalam Firman. Tidak ada lagi sifat yang aneh-aneh;
kelihatan kemayu di luar, tetapi di dalamnya liar, tidak. Tidak ada lagi
kepalsuan semacam ini, tetapi biarlah kita menyenangkan hati TUHAN, sebab TUHAN
Yesus baik, maka semua kita menjadi baik.
Apa
yang sudah dia terima dari TUHAN, yang diraba, yang disaksikan, yang didengar,
yang dapat dilihat oleh mata, semuanya dituliskan kepada sidang jemaat. Firman
hidup itu dituliskan kepada sidang jemaat, karena Rasul Yohanes sendiri miliki
5 (lima) kitab, antara lain;
1.
Injil Yohanes.
2.
Suratan 1 Yohanes.
3.
Suratan 2 Yohanes.
4.
Suratan 3 Yohanes.
5.
Kitab Wahyu.
Lalu,
apa yang dia dengar, apa yang dia lihat dari Firman, apa yang dia saksikan dari
Firman, apa yang dia raba dari Firman, semuanya dituliskan di dalam 5 (lima)
kitab itu, lalu dikirim kepada sidang jemaat, termasuk 7 (tujuh) sidang jemaat
di Asia kecil.
Mari
kita perhatikan Wahyu 1.
Wahyu
1:9
(1:9) Aku,
Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam
ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena
firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.
Karena
Firman, Rasul Yohanes dibuang ke Pulau Patmos, wilayah negara Turki sekarang.
Kalau memang kita serasa tersingkir, tidak diakui, lalu dipandang sebelah mata
oleh manusia, kalau memang karena Firman, jangan ditolak, jangan panas hati,
jangan gengsi dengan harga diri itu.
Inilah
orang yang sudah melihat Firman, merasakan Firman, mengetahui kesaksian Firman,
dan meraba Firman; dia terima segala sesuatunya. Kalau memang itu karena
Firman, jangan ubah gaya hidup, pola hidup dengan cara mindset yang lama,
karena hati menebal ini; tetapi terimalah kalau memang itu karena Firman.
Imam-imam
harus mengerti hal ini. Jangan hari ini kita menangis teriak; memang harus
menangis tanda bahwa menyadari diri, tetapi besok pun harus terus Firman itu
ditindak-lanjuti.
Wahyu
1:10-13
(1:10) Pada hari
Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang
nyaring, seperti bunyi sangkakala,
(1:11) katanya:
"Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah
kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus,
ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
(1:12) Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku.
Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas. (1:13)
Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia,
berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat
pinggang dari emas.
Perkataan
yang keluar dari mulut Allah, itulah Firman Allah, disebut juga sangkakala;
itulah sangkakala rohani.
Apa
bunyi sangkakala itu? “Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah
kitab” Jadi, hanya untuk Firman, maka dia dibuang ke pulau Patmos; lalu dia
terima Firman itu dari TUHAN Yesus, dan selanjutnya dituliskan dalam setiap
lembaran-lembaran gulungan kitab, lalu dikirimkan kepada sidang jemaat di Asia
Kecil, secara spesial kepada 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil, antara
lain; (1) ke Efesus, (2) ke Smirna, (3) ke Pergamus, (4) ke
Tiatira, (5) ke Sardis, (6) ke Filadelfia dan (7) ke
Laodikia, tetapi juga ternyata, TUHAN kirimkan Firman TUHAN yang tulus dan
murni ini, kepada sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang
dan Cilegon.
Lalu
aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku ... Rasul
Yohanes berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepada dia, di mana dia mendengarkan
suara sangkakala. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki
dian dari emas. Dan di tengah-tengah kaki dian itu, di antara 7 (tujuh)
sidang jemaat itu, ada seorang serupa Anak Manusia, itulah Yesus,
berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat
pinggang dari emas.
Singkat
kata: Rasul Yohanes melihat Yesus di depan; melihat Yesus secara nyata dari
depan, face to face, bukan melihat dari samping, tetapi melihat dari
depan. Artinya bagi kita sekarang; Rasul Yohanes dapat menceritakan tentang
segala sesuatu yang akan terjadi di depan, sekalipun dia tidak ada pada saat
itu, sekalipun umurnya tidak sampai pada saat itu, karena Rasul Yohanes sudah
mati, tetapi dia tahu keadaan di akhir ini.
Lalu,
keadaan di zaman akhir ini dia tulis sesuai dengan apa yang dia lihat dari
TUHAN, dan itu dia tuliskan kepada 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia kecil, dia
ceritakan tentang apa yang terjadi di masa sekarang, di hari-hari terakhir ini.
Sekalipun dia tidak melihat hari ini, sekalipun dia tidak ada di hari ini, tetapi
dia sudah mendapatkan penglihatan itu tentang hari ini. Inilah kebahagiaan kita
tentunya. Inilah hamba TUHAN yang luar biasa yang sudah melihat Firman, yang
sudah mendengar Firman, yang sudah melihat kesaksian Firman, yang sudah meraba Firman
Allah, lalu dia tuliskan dan sampaikan, sehingga kita pun berbahagia karena
kita dapat mengetahui tentang apa yang terjadi ke depan, dari sekarang sampai
seterusnya, sampai yang akan datang, kita tahu apa yang akan terjadi.
Oleh
sebab itu, sungguh-sungguhlah dalam rencana TUHAN ini, jangan ogah-ogahan lagi;
jangan sibuk dengan usaha, bisnis, pendidikan. Tidak salah melakukan hal itu
selagi masih ada kesempatan, tetapi yang menjadi nomor satu adalah TUHAN Yesus
Kristus, yang akan memberi rencana yang indah tentang masa depan kita. Masa
depan nikah rumah tangga, masa depan kita, semua direncanakan oleh TUHAN, dan
kita bisa melihat dan menyaksikannya.
Akhirnya,
7 (tujuh) sidang jemaat itu tampil sebagai pelita emas, tampil menjadi
kesaksian, itulah hamba TUHAN yang diurapi oleh minyak, dia bernyala-nyala
dalam melayani pekerjaan TUHAN dengan semangat api Roh Kudus, dia
berkobar-kobar dalam melayani TUHAN. Kita butuh pengurapan bagi kita semua.
Kita
bersyukur, Firman yang diraba itu, Firman yang dapat disaksikan itu, Firman
yang dapat dipegang oleh tangan itu, Firman yang dapat didengar oleh telinga
itu sudah diterima oleh 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil, sudah diterima
oleh sidang jemaat GPT “BETANIA” baik di
dalam dan di luar negeri, lewat Pengajaran Pembangunan Tabernakel.
Wahyu
1:13
(1:13) Dan di
tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian
jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang
dari emas.
Adapun
wujud dari Firman Allah itu:
1.
Serupa
Anak Manusia.
Sebagai Anak Manusia, artinya; Ia telah mengerjakan Penebusan di atas kayu
salib.
2.
Berpakaian
jubah yang panjang sampai di kaki. Artinya; sebagai Imam Besar
Agung, Ia telah mengadakan pendamaian terhadap dosa-dosa manusia.
Itulah
yang akan kita alami, yaitu “penebusan”
dan “pendamaian” oleh kuasa Firman
Allah. Itulah yang diharapkan oleh gereja Rut, yaitu “melindungi” dan
“penebusan”.
Kita
kembali melihat suratan 1 Yohanes 1.
1
Yohanes 1:2
(1:2) Hidup itu
telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi
dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama
dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.
Singkat
cerita: Hidup itu telah dinyatakan. Firman Allah dinyatakan. Dan Rasul Yohanes juga
berkata: “Kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan
kepada kamu tentang hidup kekal” Firman itu telah dinyatakan, berarti sama
dengan; memberitakan tentang hidup kekal kepada kita, yang ada bersama-sama
dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Itulah yang dinyatakan.
Jadi,
kalau Yesus, Firman Allah, bersama dengan Rasul Yohanes, itu sudah dinyatakan,
supaya kita semua menjadi pelita emas. Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment