IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 06 MEI 2021
KITAB
RUT
(Seri:136)
Subtema:
BERADA DI LADANG BOAS UNTUK
MEMUNGUT JELAI GANDUM
Kita
patut bersyukur kepada TUHAN oleh karena kemurahan hati TUHAN kita dimungkinkan
untuk mengusahakan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan
suci. Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita
untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan
suci ini.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti
pemberitaan firman TUHAN dan yang tekun memberikan dirinya untuk digembalakan
oleh GPT “BETANIA” Serang & Cilegon lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook baik di dalam maupun di luar negeri dimanapun anda berada.
Selanjutnya,
mari sambut STUDY RUT sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman
Alkitab. Sekarang kita masih berada di Rut
3:11.
Rut
3:11
(3:11) Oleh sebab itu, anakku, janganlah takut; segala yang
kaukatakan itu akan kulakukan kepadamu; sebab setiap orang dalam kota kami
tahu, bahwa engkau seorang perempuan baik-baik.
Singkat
kata pada ayat 11 ini: Boas bersedia
untuk menyanggupi permintaan Rut, yaitu; melindungi dan menebus, sesuai dengan ayat 9. Adapun alasan Boas untuk
menyanggupi permintaan Rut, di sini dikatakan: Sebab Rut adalah seorang perempuan
baik-baik. Rut bukanlah
seorang perempuan nakal, dia adalah perempuan baik-baik.
Kiranya
kehidupan kita sebagai gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini menjadi gereja TUHAN
yang baik-baik, tidak nakal di hadapan TUHAN.
Istilah
kata sekarang perempuan baik-baik, jejak digitalnya atau perjalanan hidupnya
tercatat dengan jelas pada:
-
Rut 1.
-
Rut 2.
-
Dan
Rut 3.
Pada
minggu yang lalu, kita telah melihat perjalanan hidup Rut sebagai perempuan
yang baik-baik pada Rut 1, dimana Rut tetap berpaut kepada Naomi mertuanya itu
sampai mereka tiba di Betlehem Efrata, tanah Yehuda, yang pernah ditinggalkan
oleh Naomi bersama dengan Elimelekh suaminya dan kedua puteranya Mahlon dan
Kilyon. Mereka pergi ke Moab meninggalkan Betlehem, karena pada waktu itu tanah
Israel termasuk Betlehem mengalami resesi yaitu kelaparan hebat, selanjutnya
mereka membawa harta dan kekayaan mereka dan berada di Moab, di tempat
pengasingan. Tetapi, kenyataannya berbanding terbalik dengan apa yang mereka
harapkan dan pikirkan sebelumnya, mereka berharap mereka akan merasa diberkati
di sana lebih dari ketika berada di Betlehem, tetapi kenyataannya:
-
Naomi
harus kehilangan harta bendanya,
-
Naomi
harus kehilangan harta kekayaannya,
-
teramat
lebih dia harus kehilangan orang-orang yang dia cintai, orang-orang yang dia
kasihi; dimulai dari kematian Elimelekh suaminya, selanjutnya 10 (sepuluh)
tahun kemudian Mahlon dan Kilyon pun mati setelah mereka mengambil isteri dari
perempuan Moab di tempat pengasingan di Moab. Mahlon anak pertama mengambil
isteri bernama Rut. Kemudian, Kilyon anak kedua mengambil isteri bernama Orpa.
Lalu
setelah semua orang yang dikasihi itu mati meninggalkan Naomi, dia mengalami
suatu kepahitan yang besar dan di tengah-tengah kepahitan itu ia mendengar
keadaan Israel termasuk Betlehem Efrata, tanah Yehuda dipulihkan dan diberkati
oleh TUHAN. Mendengar itu pun ia kembali ke Betlehem bersama dengan kedua
menantu yang sudah menjadi janda; dua janda muda dan satu janda tua itulah
Naomi. Namun, rupa-rupanya di tengah jalan Orpa berhenti mengikuti TUHAN,
pengikutan semacam ini mengalami suatu kerugian yang sangat besar sekali
sebetulnya. Tetapi Rut sekalipun ia didesak oleh Naomi mertuanya itu sebagai
ujian, ia tetap berpaut dengan Naomi, sampai akhirnya mereka tiba di Betlehem.
Biarlah
kiranya kita semua berpaut kepada TUHAN Yesus Kristus, mengikuti TUHAN Yesus
Kristus sampai betul-betul kita berada di rumah roti, dipenuhkan oleh Firman
Allah yang diurapi oleh TUHAN untuk membawa kita sampai kepada keselamatan
kekal.
Itulah
inti dari pada keadaan Rut sebagai perempuan baik-baik; jejak digital atau
perjalanan hidup yang dicatat pada pasal yang pertama tentang Rut.
Selanjutnya,
kita akan menerima tentang perjalanan hidup Rut sebagai perempuan yang
baik-baik pada pasal yang kedua; Rut 2.
Rut 2:1-23 dalam susunan
Tabernakel terkena kepada Pelita Emas; kaki dian dengan tujuh pelita yang bernyala-nyala
di atasnya. Kemudian, adapun kitab Rut
2:1-23 dibagi dalam 2 (dua) bagian:
-
Ayat 1 sampai ayat 13; Rut memungut jelai gandum di
ladang Boas.
-
Ayat 14 sampai ayat 23; Rut mendapat banyak gandum =
berkat berkelimpahan. Sebab, ketika mereka sampai di Betlehem tepat pada awal
musim menuai jelai gandum, dan itu bukan suatu kebetulan.
Yang
pasti Rut 2 ini di dalam susunan
Tabernakel terkena pada Pelita Emas, arti rohaninya untuk kita sekarang adalah kesaksian Roh, menjadi terang.
Pendeknya, Rut menjadi kesaksian; Rut menjadi terang yang besar oleh Roh Allah
yang suci.
Sebagai
bukti menjadi kesaksian atau terang oleh
Roh Allah yang suci.
Rut
2:2
(2:2) Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi:
"Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang
orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah,
anakku."
Intinya
di sini ialah Rut menyampaikan permohonannya kepada Naomi mertuanya itu dan
permohonannya itu pun dikabulkan oleh Naomi. Adapun isi dari permohonannya itu
kepada Naomi ialah: "Biarkanlah aku
pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati
kepadaku."
Singkat
kata: Suatu permohonan yang sangat mulia, suatu permohonan yang sangat manis
telah disampaikan oleh Rut kepada Naomi mertuanya itu, yakni; untuk berada di
ladang. Itu permohonan yang manis, permohonan yang mulia yang disampaikan oleh
Rut seorang perempuan Moab, bangsa kafir, kepada Naomi mertuanya itu.
Bukankah
malam ini kita semua berada di ladang TUHAN?
Kita
semua berada di ladang Boas rohani, itulah TUHAN Yesus Kristus, itu adalah
kemurahan TUHAN. Kalau itu yang menjadi kerinduan kita, maksudnya adalah berada
di ladang TUHAN, itu adalah suatu kerinduan dan suatu keinginan yang mulia di
hadapan TUHAN, dari pada berada di ladang yang lain.
Di
hari-hari yang terakhir ini sudah seharusnya gereja TUHAN membawa hidupnya
untuk berada di ladang TUHAN, berarti membawa diri kita masing-masing untuk
berada di ladang TUHAN, bukan berada di ladang yang lain. Ladang lain yang
dimaksud di sini ada 2 (dua). Jangan kita membawa diri kita ke ladang lain,
antara lain:
1.
Ladang
si pemalas.
2.
Ladang
dunia.
Jangan
kita membawa diri kita untuk berada di ladang yang lain, yaitu; ladang si
pemalas dan ladang dunia.
Mari
kita mengikuti secara singkat saja penjelasan tentang kedua ladang di atas,
diawali dengan penjelasan dari: LADANG SI PEMALAS.
Amsal
24:30-31
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang
yang tidak berakal budi. (24:31)
Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju,
dan temboknya sudah roboh.
“… orang yang tidak berakal budi.” Si
pemalas disebut juga orang yang tidak berakal budi. Mari kita lihat, ladang si
pemalas, orang yang tidak berakal budi itu.
Ladang
si pemalas atau ladang yang tidak berakal budi seluruhnya ditumbuhi oleh onak dan duri, permukaannya ditutupi oleh onak dan duri. Berarti, hati dari
si pemalas selalu atau senantiasa menusuk dan menyakiti hati sesamanya.
Menyakiti hati sesama, sama artinya menyakiti hati TUHAN.
Amsal
24:32-33
(24:32)
Aku memandangnya, aku
memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran. (24:33) "Tidur sebentar lagi,
mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal
berbaring,"
“… menarik suatu pelajaran.” Kita harus belajar
dari ladang si pemalas ini, apa yang sudah kita terima, pelajaran yang mulia
dari Sorga dari Allah harus diperhatikan dengan seksama. Jangan datang
beribadah tetapi tanpa memperhatikan pelajaran yang begitu indah, manis yang
datangnya dari Sorga, dari Allah. Kita semua masing-masing harus belajar untuk
memperhatikan apa yang TUHAN nyatakan, harus semakin bijaksana, makin hari
harus semakin dewasa.
Ciri-ciri
si pemalas atau orang yang tidak berakal budi:
-
Tidur sebentar
lagi.
-
Kemudian,
mengantuk sebentar lagi.
-
Kemudian,
melipat tangan sebentar lagi untuk
tinggal berbaring.
Normalnya,
terlebih dahulu seseorang mengantuk, baru lanjut untuk tinggal berbaring atau
tidur. Tetapi, di sini kita melihat ciri-ciri dari si pemalas atau orang yang
tidak berakal budi:
-
Tidur sebentar
lagi.
Jadi, perkataan “tidur sebentar lagi” itu sudah menjadi profesi atau tabiat.
-
Mengantuk sebentar
lagi.
-
Melipat tangan
sebentar lagi
untuk tinggal berbaring.
Jadi,
sudah menjadi tabiat, sudah menjadi profesi, sudah menjadi karakter si pemalas
setelah dipelajari dan di amat-amati.
Jangan
kita memiliki karakter sama seperti si pemalas; tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar
lagi, jadi sudah menjadi tabiat yang mendarah daging. Jangan kita sama
seperti si pemalas.
Kita
semua harus memiliki karakter Sorgawi, anak-anak Allah harus memiliki karakter
Sorgawi. Apalagi seorang imam, pelayan TUHAN, hati-hati; baik-baik perhatikan
ini. Mau melayani tetapi memiliki karakter si pemalas, semua nanti pekerjaan
terbengkalai, lihatlah.
Yesaya
56:10
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang
buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing
bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;
“… pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang
buta …” Gembala disebut juga pengawal atau penjaga, tetapi di sini gembala
dari kawanan domba Allah adalah orang
buta, kemudian tidak tahu apa-apa;
mereka semua adalah anjing-anjing bisu,
tidak tahu menyalak; menegur, memperhatikan dengan teguran bagi yang sudah
sesat keliru dengan sikapnya, mereka berbaring dan suka tidur saja, itulah
pemalas.
Seorang
hamba, seorang imam atau seorang pelayan sudah seharusnya ia membawa dirinya
untuk berada di ladang TUHAN, bukan membawa diri ke ladang si pemalas.
Sebaliknya, jika seorang hamba membawa hidupnya untuk berada di ladang si
pemalas akan menyebabkan 2 (dua) hal:
Yang
pertama: Buta, artinya: Tidak melihat = berada di dalam kegelapan yang
paling gelap, berarti tidak menjadi pelita, tidak menjadi kesaksian oleh urapan
Roh Kudus, tidak menjadi pelita emas.
Yang
kedua: Tidak tahu apa-apa = tidak tahu apa yang harus disampaikan,
berarti tidak mendapat kepercayaan dari TUHAN untuk menyampaikan pembukaan
Firman TUHAN. Biasanya kehidupan hamba TUHAN, penjaga, pengawal semacam ini
berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa, akhirnya dia harus menyampaikan
Firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan.
Kalau
tidak punya pembukaan maka akan berlagak tahu, padahal tidak tahu apa-apa, itu
sebabnya dia harus sengaja bercerita firman yang ditambahkan, lalu menyampaikan
firman yang guyon-guyon sehingga menjadi pelawak seperti Simson. Setelah mata
Simson dicungkil, tidak lagi menjadi pelita emas, TUHAN mengambil kaki dian
dari padanya, akhirnya menjadi pelawak di kuil Dagon, di Filistin. Kalau kaki
dian diambil, hamba TUHAN akan menjadi pelawak, suka guyon karena tidak tahu
apa-apa, tidak punya pembukaan.
TUHAN
tidak percayakan pembukaan rahasia firman kepadanya untuk disampaikan kepada
sidang jemaat yang dipercayakan, terpaksalah guyon-guyon, terpaksalah berlagak
tahu, terpaksalah keluarkan semua jurus pencak silat. Kemudian, menggunakan bahasa
tinggi-tinggi supaya terlihat waw padahal
tidak punya apa-apa, tidak tahu apa-apa. Ini bukan bicara soal kesombongan,
tetapi ini firman yang tidak boleh ditambahkan dan dikurangkan, lalu dijelaskan
supaya sidang jemaat tahu yang benar itu seperti apa. Kiranya kita semua dapat
memahaminya.
Tidak
mendapat kepercayaan dari TUHAN untuk menyampaikan pembukaan Firman TUHAN
digambarkan seperti anjing-anjing bisu tidak tahu menyalak, karena dia membawa
dirinya untuk berada di ladang si pemalas yang kesukaannya hanyalah untuk
berbaring, melamun, dan suka tidur saja, itu loh kesukaan dari pada hamba yang membawa dirinya ke ladang si
pemalas. Di ayat 10, dikatakan: mereka semua adalah anjing-anjing bisu,
tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja. Ini loh kalau hamba, pelayan membawa dirinya
ke ladang si pemalas.
Saya
dengan rendah hati meminta kepada seluruh sidang jemaat, jangan lupa setiap
kali ada Biston Keluarga di rumah masing-masing, baik di Serang dan Cilegon,
doakan supaya saya menjadi penjaga, pengawal, gembala sidang yang tidak malas
melainkan setia dan tekun mengerjakan pekerjaan yang dipercayakan oleh TUHAN,
sehingga kita dapat menikmati kemurahan TUHAN lewat pembukaan rahasia firman.
Jadi,
saudara jangan berfikir kalau lembut-lembut, tidak ada teguran, itu hal yang
benar. Sebab apa artinya kalau tidak ada pembukaan firman? Sesuai dengan Amsal 27:5: Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi;
terpendam, terpaksa menahan-nahan dan tidak berani menegur. Sebab, dia tidak
ada pembukaan firman bagaimana dia berani menegur = tidak tahu menyalak.
Kita
kembali untuk melihat keadaan dari si pemalas, di dalam Amsal 26.
Amsal
26:13
(26:13) Berkatalah si pemalas: "Ada singa di jalan!
Ada singa di lorong!"
"Ada singa di jalan! Ada singa di
lorong!" Inikan
membesar-besarkan, menakut-nakuti, itulah hamba atau imam yang membawa dirinya
ke ladang si pemalas, suka manukut-nakuti orang, suka membesar-besarkan
persoalan.
Padahal,
sebetulnya perkataan "Ada singa di
jalan! Ada singa di lorong!" menunjukkan bahwa ia tidak berani untuk
bertindak, sehingga terpaksa dia pakai jurus: “Awas ada singa di jalan! Awas
ada singa di lorong!” Menakut-nakuti saja, membesar-besarkan perkara saja,
karena dia tidak mau bertindak, dia pemalas.
Jadi,
pemalas itu kecenderungannya adalah suka mencari alasan, karena dia pemalas dan
dia tidak mau bertindak, terpaksa keluar jurus menakut-nakuti,
membesar-besarkan perkara. Padahal tidak perlu harus dibesar-besarkan, tetapi
untuk membenarkan dirinya untuk tetap berada dalam keadaan malasnya, dia harus
membesar-besarkan masalah dengan berkata: "Awas ada singa di jalan! Awas
ada singa di lorong!" Terpaksalah keluar jurus alasan-alasan, itulah si
pemalas.
Jangan
suka cari alasan dan membesar-besarkan masalah, kalau orang biasa membuat
alasan dan kalau dia lulus satu kali dengan alasan yang pertama, besok setan
akan sediakan segudang alasan yang jauh lebih tepat, jauh lebih benar dari
alasan yang pertama. Oleh sebab itu, jangan suka cari alasan, jangan suka
besar-besarkan masalah, karena tidak mau bertindak dan mengerjakan pekerjaan.
Sebetulnya,
perkataan "Ada singa di jalan! Ada
singa di lorong!" menunjukkan bahwa temboknya sudah rubuh. Apa sih maksudnya untuk kita sekarang? Mari kita membaca kembali Amsal 24.
Amsal
24:30-31
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur
orang yang tidak berakal budi. (24:31) Lihatlah,
semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah
roboh.
Intinya
di sini ialah tembok dari ladang si pemalas sudah roboh, artinya: ladang si
pemalas tidak lagi mengalami pembelaan, tidak lagi mengalami perlindungan dari
TUHAN. Jadi, kalau suka mencari alasan untuk mempertahankan kedudukannya
sebagai pemalas, menunjukkan bahwa temboknya sudah roboh; perlindungan dan
pembelaan dari TUHAN tidak akan ia alami lagi, karena dia sudah membuat tembok
sendiri.
Persis
seperti dalam Yesaya 56:9; Hai segala binatang di padang, hai segala
binatang di hutan, datanglah untuk makan! Diizinkan TUHAN untuk merusak
ladang si pemalas. Berarti, tidak ada lagi tembok, itulah pembelaan dari TUHAN;
Yesus tidak tampil lagi sebagai tembok untuk membela ladang itu, TUHAN tidak
lagi tampil sebagai tembok untuk mengadakan perlindungan, sebab temboknya sudah
roboh. Maka, atas seizin TUHAN, Ia mengundang segala binatang di padang dan
mengundang segala binatang di hutan untuk makan dan menghabisi hidup rohani
dari pada ladang si pemalas.
Jadi,
saudara jangan main-main, jangan bawa diri saudara untuk berada di ladang si
pemalas, sebab temboknya sudah roboh; tidak ada lagi pembelaan dan
perlindungan, pengayoman dari TUHAN. Kalau malas malas tidak dibela TUHAN.
Maka, giat dan rajinlah dalam mengerjakan pekerjaan TUHAN, jangan malas-malas,
supaya nyata pembelaan TUHAN, dan temboknya jangan roboh.
Perhatikan!
Jangan amin sekarang, besok malas lagi, nanti mengalami kerugian berlipat-lipat
kali ganda. Oleh sebab itu, tidak boleh malas.
Yesaya
5:5
(5:5) Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu
apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang
pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda
temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak;
“… Aku mau memberitahukan kepadamu …” TUHAN
terang-terangan loh di sini; secara
terang-terangan disampaikan oleh TUHAN, bukan secara sembunyi-sembunyi.
Tindakan
TUHAN terhadap ladang si pemalas:
-
TUHAN
akan menebang pagar durinya, sehingga
kebun si pemalas dimakan habis.
-
TUHAN
akan melanda temboknya, sehingga
kebun itu diinjak-injak.
Jadi,
sesudah dimakan, berarti diremukkan oleh giginya, selanjutnya diinjak-injak
karena TUHAN tidak tampil lagi sebagai tembok untuk mengadakan pembelaan dan
perlindungan dari TUHAN, itulah si pemalas.
Imam-imam
harus rajin menyembah di rumah, kalau tidak nanti rugi sendiri. TUHAN sendiri
berkata di ayat 5:
-
Aku akan menebang
pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis.
-
Kemudian
TUHAN berkata kembali; Aku akan melanda
temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak.
Jadi,
sesudah dilahap selanjutnya
diinjak-injak.
Jangan
malas! Sebab, imam harus menyerahkan dirinya, rajin menyerahkan dirinya; rajin
berbuat baik, rajin menyembah TUHAN, tidak boleh malas.
Kita
akan membaca Daniel 7:7. Namun,
sebelum kita membaca Daniel 7:7, ada 4 (empat) jenis binatang:
Yang pertama: 3 (tiga) jenis binatang pertama padat ayat 1 sampai ayat 6; sesudah lautan dunia ini diguncang, maka 3 (tiga) binatang
pertama akan keluar dari lautan dunia.
-
Yang
pertama: Singa.
-
Yang
kedua: Beruang.
-
Yang
ketiga: Macan tutul.
Yang kedua: Barulah binatang yang keempat, tidak disebut
jenisnya, tetapi disebut dengan binatang yang keempat.
Daniel
7:7
(7:7) Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu,
tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan
mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap
dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia
berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh.
“… yang menakutkan dan mendahsyatkan …” Binatang yang
keempat ini menakutkan dan mendahsyatkan. Sebab, binatang yang keempat ini
sangat kuat, mengapa? Jawabnya ialah ia
bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, sesudah itu sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya. Sesudah
dimakan habis, sisanya diinjak-injak oleh antikris.
Binatang
dari hutan dan binatang dari padang menghabisi ladang si pemalas, kemudian
sisanya diinjak-injak oleh binatang yang keluar dari padang dan hutan, itulah
antikris.
Jadi,
sudah seharusnya dari sejak sekarang kesempatan yang ada ini kita gunakan untuk
giat bekerja melayani TUHAN, tidak boleh malas, tidak boleh membawa diri untuk
berada di ladang si pemalas, kalau tidak mau diremukkan oleh si gigi besar dan
sisanya diinjak-injak. Semuanya tergantung saudara, saya sudah sampaikan
tanggung jawab saya di hadapan TUHAN, tidak boleh ada penyesalan dan
mempersalahkan TUHAN dikemudian hari. Firman pun harus sampai ke ujung bumi,
supaya TUHAN tidak dipersalahkan dan TUHAN punya cara bahkan 1001 (seribu satu)
cara untuk meperkenalkan pribadi TUHAN Yesus Kristus sampai ujung bumi, supaya
ketika mereka tidak selamat mereka tidak bisa mempersalahkan TUHAN.
Jadi,
TUHAN punya cara tersendiri, tetapi saya tidak bisa menguraikannya satu per
satu, supaya saya tidak dipersalahkan siapa-siapa. TUHAN punya cara supaya
orang lain terbuka pikirannya, dan akhirnya mengenal TUHAN. Demikian juga saya
malam ini, jangan kita salahkan TUHAN manakala kita tidak selamat nanti, karena
ada ayat yang mengatakan: Yang
terkemudian akan menjadi terdahulu, yang terdahulu akan menjadi terkemudian. Kita
ini sudah menerima hak kesulungan, bahkan double yaitu ibadah dan Pengajaran
Mempelai dalam terangnya Tabernakel, dan kita sudah digembalakan oleh Pengajaran
Pembangunan Tabernakel (PPT).
Mari
kita membaca Wahyu 11:1, dengan
perikop: Dua saksi Allah; dua saksi
barulah satu perkara dianggap sah, sebab itu harus ada dua saksi; dua tiga
orang saksi maka satu perkara dianggap sah. Perkara keselamatan ini harus
disaksikan oleh 2 (dua) saksi, itulah Firman Allah dan Roh Allah, tidak cukup
hanya 1 (satu) saksi, ingat itu. Perkara keselamatan harus disaksikan oleh 2
(dua) saksi. Mari kita lihat saksi yang dimaksud di sini, itulah Musa dan Elia.
-
Musa gambaran dari
nubuatan Firman Allah.
-
Sedangkan, Elia gambaran dari Roh Allah yang
suci, api Roh Kudus yang turun dari langit memenuhi gereja TUHAN di hari-hari
terakhir ini.
Wahyu
11:1
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh,
seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut:
"Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka
yang beribadah di dalamnya.
Sedikit
saya tambahkan: Yohanes Pembaptis disebut juga dengan Elia yang akan datang,
sekalipun dia bukan Elia, mengapa? Jawabnya ialah karena dia mempersiapkan
jalan bagi Raja, dialah orang yang berseru-seru di padang gurun, dengan seruan;
“Persiapkan jalan bagi Dia, bagi Raja”,
dalam Injil Matius dengan jelas disampaikan di sana. Demikian juga, sebelum
TUHAN datang untuk yang kedua kalinya, Elia itu pun akan datang bersama dengan
Musa, untuk mempersiapkan jalan bagi sang Raja.
Jadi,
perhatikan, untuk masuk dalam baptisan air syaratnya adalah masuk dalam
pertobatan.
-
Darah
itulah Mezbah Korban Bakaran.
-
Sesudah
itu, Kolam Pembasuhan, berbicara soal baptisan.
Tetapi,
sesudah itu yang masuk dalam ukuran di hari-hari terakhir ini untuk
mempersiapkan jalan bagi sang Raja hanya ada 3 (tiga), antara lain:
1.
Bait Suci Allah à orang yang menjadi milik kepunyaan
Allah sendiri atau orang-orang yang dimeteraikan Allah.
2.
Mezbah à pelayanan yang terhubung dengan
salib.
3.
Beribadah di
dalamnya,
inilah gambaran dari puncak ibadah yakni doa penyembahan. Beribadah di
dalamnya, tetapi harus sampai kepada puncaknya itulah doa penyembahan.
Itu
yang diukur, itu yang mendapat perlindungan dan pembelaan dari TUHAN. Sehingga,
TUHAN tampil sebagai tembok bagi mereka yang menjadi milik kepunyaan-Nya, TUHAN
tampil sebagai tembok untuk membela mereka yang beribadah yang dihubungkan
dengan salib, TUHAN tampil sebagai tembok untuk mereka yang beribadah sampai
kepada puncaknya itulah doa penyembahan.
Tetapi,
TUHAN akan bertindak, akan merubuhkan tembok ladang si pemalas; yang malas,
tidak rajin dan tidak giat untuk mengerjakan pekerjaan TUHAN.
Oleh
sebab itu, persiapkan jalan bagi sang Raja untuk yang kedua kalinya, persiapkan
jalan.
Saya
ini berkoar-koar seperti Yohanes Pembaptis di padang gurun: Hai padang gurun, yang tanah hatinya
gersang, perhatikan firman malam ini! Persiapkan jalan bagi sang Raja! Jangan
biarkan hatimu seperti padang gurun, mengering! Sehingga, tidak menghasilkan
apa-apa.
Jangan
malas! Melayani tetapi malas-malas, tetapi rindu melayani. Saya heran sekali
melihat pelayan semacam ini. Saudara kalau malas, rugi sendiri, oleh sebab itu
persiapkan jalan bagi sang Raja, sebab yang diukur hanya 3 (tiga) hal ini.
Wahyu
11:2
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah
luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada
bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh
dua bulan lamanya."
Sedangkan
pelataran yang di sebelah luar akan diserahkan kepada bangsa-bangsa lain,
itulah antikris, sisanya diinjak-injak selama 42 (empat puluh dua) bulan atau
tiga setengah tahun.
Jadi,
sesudah dimakan, dikunyah dengan gigi besar, gigi dari besi, selanjutnya
sisanya diinjak-injak. Yang ibadahnya tidak memuncak sampai doa penyembahan,
akan ditelan habis, lehernya dipenggal dengan pedang antikris, digorok, apakah
harus jalur seperti itu untuk mendapatkan keselamatan? Saya kira tidak ada yang
sanggup, karena disinggung sedikit saja perasaan sudah langsung tersinggung; saya difitnah, saya tidak terima, saya
tersinggung. Bagaimana seorang imam berkata seperti itu? Masuk akal tidak?
Tidak terima saya, saya difitnah,
disinggung,
ini belum dipenggal loh lehernya.
Maka, saya heran, dimana firman yang sudah kita terima selama ini? Kok lebih
suka dengar-dengaran pada perasaan manusia daging, padahal demi keselamatan
sendiri, sangat disayangkan.
Jadi,
palataran yang di sebelah luar itu diserahkan kepada antikris untuk
diinjak-injak selama 42 (empat puluh dua) bulan atau selama tiga setengah
tahun, berarti TUHAN tidak bertindak sebagai tembok untuk membela dan
melindungi.
Selanjutnya,
marilah kita mengikuti penejelasan tentang: LADANG DUNIA.
Di
hari-hari terakhir ini, gereja TUHAN jangan sibuk membawa dirinya untuk berada
di ladang dunia yang juga akan menghasilkan onak dan duri yakni kekuatiran dan
ketidaktaatan. Mari kita lihat, Markus 4.
Soal
ladang dunia, bagian pertama.
Markus
4:7, 18-19
(4:7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin
besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. (4:18) Dan yang lain ialah yang
ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, (4:19) lalu kekuatiran dunia ini
dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain
masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Onak
dan duri di sini menunjuk kepada 3 (tiga) hal, yaitu:
1.
Kekuatiran dunia
ini.
Di tulis dalam Matius 6:31-32; soal
kekuatiran.
2.
Tipu daya kekayaan. Ditulis dalam 1 Timotius 6:9-10.
3.
Keinginan-keinginan
daging.
Ditulis dalam Galatia 5:19-21.
Inilah
3 (tiga) hal tentang onak dan duri, yaitu mengenai ladang dunia yang juga
ditumbuhi oleh onak dan duri.
Onak
dan duri di ladang dunia berbicara 3 (tiga) hal:
1.
Kekuatiran
dunia ini.
2.
Tipu
daya kekayaan.
3.
Keinginan-keinginan
daging.
Sehingga
oleh 3 (tiga) hal ini, Firman TUHAN yang disampaikan tidak tumbuh apalagi
berbuah, akhirnya terhimpit.
Oleh
sebab itu, jangan membawa diri kita masing-masing ke ladang dunia. Mana ada
orang dunia suka dengar firman? Tidak ada. Orang dunia suka dengan dunia.
Saya
aneh melihat anak TUHAN, ada di dalam rumah TUHAN tetapi tidak suka dengar
Firman TUHAN, aneh. Kalau tidak suka dengar firman, lebih baik tidak usah
ibadah, ikuti gaya dunia. Ada dalam TUHAN, tetapi secara rohani membawa dirinya
ke ladang dunia, otomatis setiap pemberitaan firman akan terpental begitu saja.
Itu soal ladang dunia, bagian yang pertama.
Bahagia
mendapat pembukaan firman? Firman itu tidak mental begitu saja? Yakin? Tetapi;
-
Kalau
ada kekuatiran berarti firman mental.
-
Kalau
ada tipu daya kekayaan, berarti firman mental.
-
Kalau
hidup dalam hawa nafsu daging, pasti mental firmannya.
Itulah
ladang dunia, sangat merugikan hidup rohani masing-masing sebetulnya, firman
tidak mendapat tempat di hati, tidak bertumbuh tidak berakar dan tidak
menghasilkan buah apa-apa. Jadi, rugi kita sebetulnya kalau membawa diri untuk
berada di ladang dunia, rugi sendiri sebenarnya.
Soal
ladang dunia, bagian yang kedua.
Kejadian
3:17-19
(3:17) Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena
engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah
Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena
engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur
hidupmu: (3:18) semak duri dan
rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan
menjadi makananmu; (3:19) dengan
berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi
tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan
kembali menjadi debu."
Onak
dan duri di sini jelas menunjuk kepada ketidaktaatan Adam dan Hawa kepada
perintah dan ketetapan TUHAN = tidak taat pada firman.
Akibatnya
dari pihak Adam:
-
Terkutuklah tanah.
-
Susah cari payah
mencari rejeki.
-
Berpeluh mencari
makan.
-
Akhirnya kembali
lagi ke tanah;
dari tanah kembali ke tanah.
Seandainya
mereka taat pada firman, onak dan duri tidak akan menumbuhi tanah itu, mereka
akan hidup selama-lamanya, tidak akan kembali ke tanah. Tetapi, karena Adam dan
Hawa tidak taat kepada firman, maka yang ditumbuhi oleh tanah itu adalah onak
dan duri;
-
tanah
itu menjadi terkutuk.
-
Kemudian,
susah payah mencari rejeki.
-
Kemudian,
berpeluh mencari makanan.
-
Lalu
yang terakhir, kembali lagi ke tanah, berarti tidak kekal. Sesuatu yang tidak
kekal atau tidak permanen sangat mengkuatirkan, tidak bisa diharapkan. Oleh
sebab itu, kita hanya berharap kepada TUHAN yang sifatnya pribadi dalam
kekekalan, permanen, tidak berubah-ubah.
Jadi,
kondisi rohani dari Adam, itulah kehidupan yang tidak taat kepada firman sangat
mengkuatirkan sebetulnya, percayalah. Inilah yang terjadi jika gereja TUHAN
membawa dirinya untuk berada di ladang dunia.
Mari
kita baca Yohanes 4.
Yohanes
4:35-36
(4:35)
Bukankah kamu mengatakan: Empat
bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah
sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk
dituai. (4:36) Sekarang juga
penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang
kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.
“… Empat bulan lagi tibalah musim menuai?”
Angka
4 (empat) di sini merupakan gambaran dari 4 (empat) penjuru bumi; timur, barat,
utara, selatan.
“… Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah
ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.” Ini hanya berlaku
bagi mereka yang berada di ladang TUHAN. Pada mereka itu dikatakan: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah
ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.
“… ia mengumpulkan buah untuk hidup yang
kekal …” Itulah
Rut tidak menabur, tetapi menuai.
“… sehingga penabur dan penuai sama-sama
bersukacita.”
Akhirnya, TUHAN Yesus yang sudah menabur dan gereja TUHAN yang menuai taburan,
mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama
bersukacita;
-
baik
dari TUHAN Yesus yang sudah menabur bersukacita,
-
baik
juga gereja TUHAN yang menuai taburan apa yang sudah dikerjakan oleh TUHAN juga
sama-sama bersukacita.
Oleh
sebab itu, biarlah kita semua membawa diri kita untuk berada di ladang TUHAN.
Itu tentang ladang.
Itulah
secara singkat mengenai ladang. Tadi Rut berada di ladang Boas.
Sekarang,
kita kembali untuk memperhatikan Rut 3.
Rut
2:2-3
(2:2) Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi:
"Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di
belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya:
"Pergilah, anakku." (2:3) Pergilah
ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit;
kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh.
Tujuan
berada di ladang Boas rohani (TUHAN Yesus Kristus) adalah: Rut memungut jelai gandum.
Tujuan
berada di ladang Boas rohani, itulah TUHAN Yesus Kristus, tidak lain tidak
bukan supaya kehidupan kita gereja TUHAN datang untuk memungut jelai gandum,
hanya itu saja.
Jadi,
jangan kita datang ke ladang TUHAN hanya untuk mencari berkat-berkat, bicara
soal kelimpahan, bicara soal sensasi, sibuk mengadakan mujizat. Tujuan kita
untuk berada di ladang Boas rohani adalah untuk memungut jelai gandum, itulah
firman yang dibukakan rahasianya, itu saja, tidak lebih dan tidak kurang.
Selanjutnya,
kita akan melihat dan harus mengetahuinya dasar ataupun alasan Rut untuk memungut
jelai gandum di ladang Boas, di dalam Imamat
19 dengan perikop: Kudusnya hidup.
Seperti apalah kudusnya hidup ini? Marilah kita simak Firman TUHAN yang
disampaikan kepada Musa.
Imamat
19:1-2, 9-10
(19:1) TUHAN berfirman kepada Musa: (19:2) "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan
kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. (19:9) Pada waktu kamu menuai hasil
tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya, dan
janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu. (19:10) Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kaupetik untuk kedua
kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kaupungut, tetapi
semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing;
Akulah TUHAN, Allahmu.
Semuanya itu harus ditinggalkan bagi orang
miskin bagi orang asing, inilah dasar Rut untuk datang ke ladang Boas di
dalam hal memungut jelai gandum. Jadi, dia mempunyai dasar untuk memungut jelai
di ladang Boas, bukan dia tidak punya dasar, dia tahu firman.
Kita
ini sudah tahu firman, jangan kita lagi datang ke ladang untuk mencari yang
lain-lain. Kalau Rut bangsa Moab, itulah bangsa kafir bukan bangsa Israel,
bukan bangsa pilihan mengerti firman dan melakukaknnya, maka seyogyanya kita
juga yang sudah mengerti firman harus melakukan tepat seperti apa yang TUHAN
mau terkait kudusnya hidup ini.
Barangkali
awal pertama saya menggombar gambirkan, menyinggung soal mujizat, menyinggung
soal keberkatan, saudara mungkin aneh melihat saya. Tetapi, setelah ditelusuri
lebih dalam, Firman Allah yang benar. Jadi, inilah dasar kita, hai orang kafir,
bangsa Indonesia untuk datang memungut jelai di ladang Boas rohani, itulah
TUHAN Yesus Kristus, ada ayatnya.
Jadi,
malam ini kita datang beribadah di dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai
perjamuan suci, memungut jelai gandum karena ada ayatnya. Kalau tidak ada
dasarnya, ya tidak usah. Berarti, Rut
perempuan Moab itu menghargai kemurahan TUHAN, hargailah kemurahan TUHAN.
Kalau
firman itu dibukakan, menarik hati kita masing-masing bukan? Akhirnya tanpa
sadar kita sama seperti Maria duduk di kaki TUHAN terus dengar firman.
Lebih
ditegaskan lagi dalam Imamat 23,
dengan perikop: Hari-hari raya. Ada 7
(tujuh) hari raya bangsa Israel:
1.
Hari
raya paskah.
2.
Hari
raya roti tak beragi.
3.
Hari
raya buah sulung.
4.
Hari
raya pantekosta, hari ke 50 (lima puluh).
5.
Hari
raya peniupan serunai atau sangkakala.
6.
Hari
raya pendamaian.
7.
Barulah
setelah berdamai dengan TUHAN, hari raya yang ketujuh, hari yang terakhir
itulah hari raya buah bungaran atau hari raya Tabernakel, perhentian kekal. Itu
Tabernakel Sorgawi.
Imamat
23:22
(23:22) Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah
kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya dan janganlah kaupungut
apa yang ketinggalan dari penuaianmu, semuanya itu harus kautinggalkan
bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu."
Ayat 22 ini disampaikan kepada bangsa
Israel tentu saja sesudah Musa menyampaikan 4 (empat) hari raya, yaitu:
Yang
pertama: Hari raya paskah.
Yang
kedua: Hari raya roti tidak beragi.
Yang
ketiga: Hari raya buah sulung.
Yang
keempat: Hari raya bunga pantekosta,
yang ke 50 (lima puluh) hari.
Terkait
dengan ibadah dan pelayanan ada aturan-aturan yang harus diketahui oleh bangsa
Israel dan kita sendiri juga, antara lain; waktu menuai hasil tanah:
-
Janganlah kausabit
ladangmu habis-habis sampai ke tepinya.
-
Janganlah
kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu.
-
Sebab,
semuanya itu harus kautinggalkan bagi
orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu.
Jadi,
perintah ini harus dilakukan, sebab di sini dikatakan: Akulah TUHAN, Allahmu. Ini kaitannya dengan orang yang beribadah,
terkait dengan 7 (tujuh) hari raya orang Israel ini, terkait dengan ibadah dan
pelayanan.
Semakin
meneguhkan hati kita, di dalam hal mengerjakan 3 (tiga) hari raya Israel ini,
di dalam hal ketika kita berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini.
Kemudian,
kita membaca Ulangan 24.
Ulangan
24:18-19
(24:18) Haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak
di Mesir dan engkau ditebus TUHAN, Allahmu, dari sana; itulah sebabnya aku
memerintahkan engkau melakukan hal ini. (24:19)
Apabila engkau menuai di ladangmu, lalu terlupa seberkas di ladang, maka
janganlah engkau kembali untuk mengambilnya; itulah bagian orang asing, anak
yatim dan janda -- supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala
pekerjaanmu.
“… Haruslah kauingat, bahwa engkau pun
dahulu budak di Mesir …” Pengalaman harus menjadi guru yang terbaik, jangan kita
gagal terus dalam kehidupan ibadah kita di hadapan TUHAN.
Kemudian
di sini juga dikatakan: Apabila engkau
menuai di ladangmu, kemudian di dalam penuaian itu terlupa seberkas di ladang, berarti ada yang ketinggalan, maka janganlah engkau kembali untuk
mengambilnya. Ini perintah kepada bangsa Israel untuk melindungi sesama
manusia, secara khusus orang asing, anak
yatim dan janda.
-
Ibadah
yang murni itu mengunjungi janda-janda dan yatim.
-
Sedangkan,
ibadah yang sejati mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup,
kudus, dan yang berkenan kepada Allah.
Tetapi,
di sini untuk melindungi sesama manusia, maka pada Ulangan 24:19, perintah TUHAN kepada bangsa Israel: Apabila engkau menuai di ladangmu, lalu
terlupa seberkas di ladang, maka janganlah engkau kembali untuk mengambilnya;
itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda. Jadi, selain ada ibadah
sejati yaitu mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus,
berkenan, juga ada ibadah yang murni; kunjungilah janda dan yatim, perhatikan
orang asing.
Jadi,
ayat-ayat yang tertulis di dalam kitab Musa itulah yang ketiga yaitu Imamat dan
yang kelima itulah Ulangan, jelas sangat dipahami oleh Rut perempuan Moab itu,
dia sangat tahu persis.
Singkat
kata, di dalam Ulangan 24:19 tadi;
Allah sangat memperhatikan orang miskin, orang asing. Kemudian, sekaligus
memberikan semua itu dengan cuma-cuma dan Rut sangat memahami ayat firman yang
tertulis dalam kitab Imamat dan Ulangan tersebut. Maka, kita jangan
ketinggalan, sebab TUHAN berikan semuanya itu secara cuma-cuma.
Saudara
datang duduk diam dengar Firman TUHAN, itu diberikan dengan cuma-cuma. Sebab, Firman
TUHAN tidak bisa diukur dengan uang, TUHAN Yesus tidak bisa diukur dengan uang,
kerajaan Sorga, keselamatan kekal tidak bisa diukur dengan uang. Berapa banyak
uang kita untuk memperoleh keselamatan, tidak akan bisa, tidak cukup uang kita.
Oleh sebab itu, semuanya ini diberikan dengan cuma-cuma, TUHAN Yesus baik
sekali. Tetapi, Rut betul-betul memahani ayat firman itu, dia sangat menghargai
kemurahan TUHAN yang besar ini. Keselamatan itu diberikan cuma-cuma, tetapi
harus dihargai.
Sebelum
membaca Wahyu 21:6, alangkah baiknya
kita awali dengan Yesaya 55, dengan
perikop: Seruan untuk turut serta dalam
keselamatan dari TUHAN. Seruan firman malam ini supaya bangsa kafir juga
turut serta dalam keselamatan yang dari TUHAN, bukan hanya gereja Rut tetapi
GPT “BETANIA” juga diselamatkan
lewat seruan malam ini.
Yesaya
55:1
(55:1) Ayo, hai semua orang yang haus, marilah
dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah
gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa
bayaran!
“Ayo, hai semua orang yang haus …” Ayo, keluarga
besar GPT “BETANIA” baik yang tatap muka (offline), baik
yang online dalam negeri dan luar negeri lewat live streaming. Ayo, ayo yang haus, yang lapar, perhatikan firman,
dengar seruan ini.
“… hai orang yang tidak mempunyai uang …” Hai orang miskin
perhatikan ini, hai yang tidak punya uang perhatikan ini. Kenapa mengatakan
tidak punya uang walaupun kaya? Jawabnya ialah karena Sorga tidak bisa diukur
dengan uang.
“… Terimalah gandum tanpa uang …” Terimalah jelai
gandum tanpa uang, karena malam ini TUHAN berikan gandum itulah pembukaan
firman TUHAN dengan cuma-cuma.
“… juga anggur dan susu tanpa bayaran.” Semuanya TUHAN
berikan tanpa bayaran. Inikan kekayaan dan kelimpahan kasih karunia Allah bagi
kita, bukan?
Jadi,
wajar saja kalau Rut ini satu-satunya bangsa kafir namun rupa-rupanya oleh
karena kelimpahan kasih karunia Allah tadi, dia datang untuk mendapatkan jelai
gandum dengan cuma-cuma, satu-satunya bangsa kafir yang mempunyai kitab di
dalam kitab suci. Luar biasa.
Kita
juga bisa luar biasa, kalau mau.
Wahyu
21:6
(21:6) Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah
terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang
haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
“… Semuanya telah terjadi …” Di dalam firman
TUHAN segala sesuatunya ada.
Selanjutnya
Allah menyatakan dirinya kepada Rasul Yohanes sebagai: Alfa dan Omega = Yang Awal
dan Yang Akhir.
TUHAN
adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang
Akhir, tetapi dari Awal untuk sampai kepada Akhir atau dari Alfa untuk
sampai ke Omega jembatannya adalah salib; kemurahan TUHAN, kelimpahan kasih
karunia TUHAN.
Kelimpahan
kasih karunia TUHAN di sini dinyatakan yaitu: Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air
kehidupan. Itu kelimpahan kasih karunia. Sebab, memang sekalipun punya
banyak uang tidak akan cukup uang kita untuk membeli gandum, untuk membeli
firman kekal, keselamatan kekal. Jadi, karena kemurahan saja dan itu harus
diingat jangan dilupakan. Biar dia pejabat tinggi tidak cukup uangnya untuk
bayar keselamatan, tidak cukup dengan amal soleh. Kalau karena perbuatan baik
atau amal soleh yang menjadi ukurannya, maka sudah orang kaya yang masuk dalam
Sorga, yang tidak punya uang tidak akan masuk Sorga kalau memang ukurannya amal
soleh atau perbuatan baik saja. Tetapi, kita diselamatkan karena iman yaitu
kemurahan TUHAN.
Saudara,
jangan salah berpikir dengan amal soleh, si soleh sekalipun selalu beramal
tidak akan masuk Sorga. Sebab, yang menyelamatkan itu iman, itulah kemurahan
TUHAN Yesus.
Ingat!
Si soleh dan si soleha tidak akan masuk Sorga dengan perbuatan baiknya. Yang
membawa kita masuk Sorga adalah kasih karunia, kemurahan, salib Kristus dari
Alfa sampai Omega. Yang menyelamatkan adalah kemurahan, salib Kristus.
Kemudian,
kita kembali lagi untuk membaca Rut 2.
Rut
2:2-3
(2:2) Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi:
"Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang
orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya:
"Pergilah, anakku." (2:3) Pergilah
ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit;
kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh.
Yang
kita perhatikan kelanjutan ayat 2
ini sampai ayat 3 adalah Rut
memungut atau mengumpulkan jelai gandum di belakang penyabit-penyabit. Dia
sudah memungut tadi jelai gandum di ladang Boas bukan? Dan di sini kita melihat
Rut memungut atau mengumpulkan jelai gandum itu di belakang penyabit-penyabit,
arti rohaninya untuk kita sekarang adalah: Mengerjakan
pelayanan kepada TUHAN tanpa penonjolan diri, melayani TUHAN dan melayani
pekerjaan TUHAN harus tanpa penonjolan diri.
Saya
ingatkan; jangan karena saudara punya potensi lalu dengan sesuka hati,
hati-hati saudara, itu tidak boleh. Jangan ada penonjolan diri!
Kita
lihat pengenapannya di dalam diri Rasul Paulus, pada 1 Korintus 9.
1
Korintus 9:22
(9:22) Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti
orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi
semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin
memenangkan beberapa orang dari antara mereka.
“Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi
seperti orang yang lemah …” Bagi orang-orang yang lemah Rasul Paulus
menjadi seperti orang yang lemah, supaya ia dapat menyelamatkan orang yang
lemah.
“Bagi semua orang aku telah menjadi
segala-galanya …” Bagi
semua orang, antara lain: bagi orang Yahudi, bagi orang yang berada di bawah
hukum Taurat, bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat atau yang
hidup di luar hukum Allah, dan bagi bangsa kafir, itulah diluar bangsa Yahudi
ia telah menjadi segala-galanya, supaya Rasul Paulus sedapat mungkin
memenangkan beberapa orang dari antara mereka.
Jadi,
singkat kata: Bagi orang yang lemah Rasul Paulus menjadi sama seperti orang
yang lemah, sekalipun dia tidak lemah, berarti Rasul Paulus mau mengalami seperti apa yang dialami oleh orang lain.
Tujuannya tidak lain tidak bukan ialah supaya ia dapat menyelamatkan
orang-orang lemah itu sendiri, dia harus bisa beradaptasi.
1 Korintus
9:23, 27
(9:23) Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya
aku mendapat bagian dalamnya. (9:27)
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah
memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
“Tetapi aku melatih tubuhku …” seperti di atas
tadi, pada ayat 22: Bagi orang-orang
yang lemah, ia menjadi seperti orang yang lemah. Kemudian, dapat menguasainya seluruhnya, tujuannya adalah supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan
aku sendiri ditolak, jangan dia sendiri yang ditolak.
Tetapi,
sebaliknya pada ayat 23: Supaya
Rasul Paulus mendapat bagian di dalam pemberitaan Injil itu.
Ada
banyak orang memberitakan Injil, tetapi karena penonjolan diri, akhirnya ia
ditolak. Ia tidak mendapat bagian di dalam Injil itu sendiri. Sama seperti calo
calo: Ayo Yerusalem baru siapa yang mau naik, ongkosnya sekian, tetapi ia
tinggal di bumi. Ia ditolak, ia tidak mendapat bagian di dalam Injil itu, Injil
yang memberi keselamatan.
Sekarang
kita baca 1 Korintus 9:16 kembali.
Tadi kita awali memang dari ayat 22 dan
ayat 27, sekarang kita mundur lebih
awal pada ayat l6.
1
Korintus 9:16
(9:16) Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak
mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku.
Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
“… aku tidak mempunyai alasan untuk
memegahkan diri
…” Rasul Paulus di dalam hal memberitakan Injil ia tidak menonjolkan dirinya,
tidak memegahkan diri, tidak ada penonjolan diri di dalam melayani TUHAN dan
melayani pekerjaan TUHAN.
“… Sebab itu adalah keharusan bagiku.” Justru tanpa
penonjolan di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN harus kita
kerjakan. Melayani TUHAN harus kita kerjakan dan melayani pekerjaan TUHAN harus
kita kerjakan tanpa penonjolan diri. Biarlah kita berada di belakang
penyabit-penyabit saja, seperti Rut. Luar biasa Rut ini, sebab itu jadilah
gereja Rut di hari terakhir.
“… Celakalah aku, jika aku tidak
memberitakan Injil.” Orang
yang tidak melayani TUHAN, orang yang tidak melayani pekerjaan TUHAN yang
seharusnya dia kerjakan, Rasul Paulus berkata: Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. Jadi, apa yang
seharusnya kita kerjakan, kerjakan saja tanpa penonjolan diri.
1
Korintus 9:17
(9:17) Kalau andaikata aku melakukannya menurut
kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku
melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas
penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.
“Kalau andaikata aku melakukannya menurut
kehendakku sendiri …” Pekerjaan TUHAN di dalam penggembalaan GPT “BETANIA” ini bukan perkerjaan Daniel U. Sitohang, melainkan
ini merupakan pekerjaan TUHAN, jadi bukan pekerjaan manusia.
Yang
pasti melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN itu merupakan tugas
penyelenggaraan yang ditanggungkan kepada kita masing-masing. Jadi, tidak ada
istilah penonjolan diri di dalam melayani TUHAN, itu hanyalah sebuah tugas
penyelenggaraan yang ditanggungkan kepada kita masing-masing.
Tanggung
jawab harus kita pikul tanpa penonjolan diri, tanggung jawab harus kita pikul
tanpa kepentingan diri. Maka, imam-imam harus banyak belajar, catatannya jangan
asal mencatat begitu saja, dipelajari kembali di rumah kalau memang rindu
melayani TUHAN.
Jadi,
begitu luar biasanya Rut ini melayani dan bekerja tanpa penonjolan diri, kita
kagum, tetapi bukan hanya sebatas kagum, melainkan kiranya kita hidup di
dalamnya juga.
Maka,
untuk itu kita kembali membaca Rut 2.
Rut
2:2-3, 7
(2:2) Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi:
"Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang
orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah,
anakku." (2:3) Pergilah
ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang
penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal
dari kaum Elimelekh. (2:7) Tadi
ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari
antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia
datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak
berhenti."
" Maka Rut, perempuan Moab itu,
berkata kepada Naomi ... " Dia menyampaikan permohonannya kepada
Naomi, yaitu: Biarkanlah aku pergi ke
ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.
“Dan sahut Naomi kepadanya:
"Pergilah, anakku.” Dari pihak Naomi ia merestui permohonannya, sebab itu
ia berkata: Pergilah, anakku.
“Pergilah ia …” Lalu pergilah Rut,
lalu sampai di ladang, benar sesuai dengan perkataannya.
“… memungut
jelai di belakang penyabit-penyabit …” Ia pun benar-benar memungut jelai di
belakang penyabit-penyabit. Jadi, persis seperti apa yang telah dia sampaikan
kepada Naomi mertuanya. Jadi, perkataan dan perbuatannya sama.
Imam-imam
harus konsekuen dengan perkataan. Banyak kali diantara kita banyak bicara
tetapi tidak melakukannya, tidak boleh seperti itu.
“Tadi ia berkata …” Pengawas atau
penyabit di ladang Boas berkata, memberitahukan kepada Boas, katanya: Izinkanlah kiranya aku memungut dan
mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang
penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai
sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti.
Singkat
kata; Rut adalah pribadi yang konsekuen di dalam perkataannya, sebab ia
memungut jelai benar-benar di belakang penyabit-penyabit itu. Kemudian, Rut di
dalam mengawali pekerjaannya terlebih dahulu segala permohonannya disampaikan
kepada Naomi mertuanya dan permohonannya itu dikabulkan, menunjukkan bahwa Rut
ini dengar-dengaran. Kemudian, Rut juga meminta izin terlebih dahulu kepada
pengawas atau penyabit-penyabit di ladang Boas.
Dari
tindakan ini, maka kita mengetahui menyampaikan permohonan kepada Naomi dan minta
izin kepada Pengawas penyabit-penyabit itu merupakan dua saksi yang sah
bagi Rut untuk bekerja di ladang Boas. Jadi, dua saksi itu sah, kita juga bisa
mengetahui satu perkara bisa kita kerjakan atau tidak, saksinya ada.
Dari
apa yang kita baca dari ayat 2, ayat 3, dan ayat 7, Rut ini konsekuan dengan perkatannya; perkataannya sesuai
dengan perbuatannya. Benar-benar dia berada di ladang dan berada di belakang
penyabit-penyabit. Kemudian, untuk berada di ladang terlebih dahulu ia
menyampaikan permohonan kepada
Naomi, sesudah sampai di ladang ia pun meminta
izin untuk berada di ladang kepada pengawas atau penyabit-penyabit di
ladang Boas. Jadi, ketika kedua hal ini memungkinkan maka ini dua saksi cukup
untuk kita berani beraktifitas, berani bertindak di hadapan TUHAN, melayani
TUHAN dan bekerja untuk TUHAN. Banyak tanda-tanda, kalau tidak ada tanda jangan
berani bertindak, rugi sendiri nanti. Kalau doa dikabulkan ya puji TUHAN,
berarti direstui. Kemudian diizinkan, puji TUHAN, berarti sudah sah, tinggal
kerjakan saja.
Pengajaran
Pembangunan Tabernakel (PPT) ini tidak serta merta ada, kita naikkan dulu
permohonan kepada TUHAN, setelah menaikkan permohonan kepada TUHAN, kemudian
dikabulkan dan direstui lalu kita minta izin kepada pemerintah. Sesudah meminta
izin kepada pemerintah, dan pemerintah izinkan, ya kita kerjakan. Mudah untuk
memahami apa yang semestinya kita kerjakan di hadapan TUHAN, di atas bumi ini.
Kemudian,
kita membaca Rut 2:4-6.
Rut
2:4-6
(2:4)
Lalu datanglah Boas dari Betlehem.
Ia berkata kepada penyabit-penyabit itu: "TUHAN kiranya menyertai kamu."
Jawab mereka kepadanya: "TUHAN kiranya memberkati tuan!" (2:5) Lalu kata Boas kepada bujangnya
yang mengawasi penyabit-penyabit itu: "Dari manakah perempuan ini?" (2:6) Bujang yang mengawasi penyabit-penyabit
itu menjawab: "Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama
dengan Naomi dari daerah Moab.
"TUHAN kiranya menyertai kamu." Berarti, sudah
telebih dahulu tadi Rut berada di ladang Boas tanpa dia sadari. Apakah kebetulan
kalau akhirnya Rut berada di ladang Boas? Tidak. TUHAN yang pimpin
langkah-langkah itu, TUHAN pimpin langkah-langkah Rut.
Sebenarnya
ladang begitu luas di tanah Kanaan yang sudah dibagi sebagai milik pusaka untuk
12 suku Israel;
-
Di
Kanaan 9,5.
-
Dan
2,5 di sebrang sungai Yordan.
Pemilik
ladang luas di sana. Tetapi, yang luar biasanya TUHAN menuntun langkah-langkah
Rut untuk berada di ladang Boas. Siapa Boas ini? Jawabnya: Boas adalah berasal
dari kaum Elimelekh, itulah suami dari Naomi yang sudah mati itu, mertua
laki-laki dari pada Rut; kerabat terdekat, sanak terdekat yang wajib untuk
melindungi dan menebus.
Yesus
adalah kerabat yang terdekat dan darah-Nya sudah menebus kehidupan kita. Apa
kebetulan kita berada di ladang TUHAN? Tidak. Apa saudara melangkah di tempat
ini karena keinginan saudara? Tidak. Andaikata pun itu keinginan saudara kalau
TUHAN tidak berkenan tidak bisa, sebab TUHAN yang menuntun segala sesuatunya.
Itulah yang harus disyukuri.
Sebab
itu, jangan ada yang ngambek-ngambek, sebentar bicara “saya mau pulang
kampung”, pulang kampunglah engkau di
sana. Sudah TUHAN tuntun masuk dalam ladang Boas masih ingin pulang
kampung, bodohnya minta ampun.
Di
sini kita melihat, pengawas atau penyabit-penyabit di ladang Boas
memberitahukan perihal: Rut perempuan Moab kepada Boas, maka tidak ragu saya
mengatakan pengawas atau penyabit- penyabit di ladang Boas ini adalah gambaran
dari Roh El Kudus yang suci, yang akan memberitahukan segala sesuatu yang
terjadi dengan Rut ini.
Sekarang
kita coba buktikan.
Roma
8:25
(8:25)
Tetapi jika kita mengharapkan
apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.
Kita
ini mengharapkan yang tidak kelihatan bukan? Kerajaan Sorga yang sifatnya kekal
bukan? Marilah kita menantikannya dengan tekun; tekun dalam 3 (tiga) macam
ibadah pokok, demikian juga Rut di ladang Boas tekun ia di sana.
Oleh
karena ketekunan itu, ketika berada di ladang Boas rohani itulah TUHAN Yesus
Kristus, ladang TUHAN, maka lihatlah pekerjaan dari pengawas atau penyabit di
ladang Boas, gambaran dari Roh Allah yang suci.
Roma
8:26
(8:26) Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita;
sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri
berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Banyak
juga orang tidak dapat menyampaikan keluhan, sehingga dalam doa penyembahan
hanya bisa menangis “haleluya”, tetapi Roh Allah bisa menyampaikan isi hati
kita, keluhan-keluhan kita.
Rut
juga tidak bisa menyampaikannya langsung kepada Boas, tetapi pengawas itu yang
menyampaikan kepada Boas. Roh Allah yang memberitahukan kepada Allah. Kita
tidak bisa menyampaikannya langsung.
Roma
8:27
(8:27) Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui
maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk
orang-orang kudus.
“Dan Allah yang menyelidiki hati nurani …”
TUHAN
menyelidiki hati nurani setiap orang, ketika kita tekun berada di ladang Boas
rohani itulah ladang TUHAN, TUHAN menyelidiki.
“… mengetahui maksud Roh itu …” Lalu mengetahui
maksud Roh itu.
“… sesuai dengan kehendak Allah, berdoa
untuk orang-orang kudus.” Menyampaikan sesuai dengan apa yang dilihat oleh
pengawas itu sendiri. Boas bertanya: “Siapa orang ini?” Kemudian, dia sampaikan
sesuai dengan apa yang dia lihat.
Demikian
Roh Allah menyampaikan ketika ada keluhan yang tidak bisa kita sampaikan kepada
TUHAN, terlalu berat mungkin hidup ini, tetapi Roh Allah menyampaikannya. Jadi,
saudara tidak usah kuatir. Oleh sebab itu, jangan sakiti Roh Allah yang sedang
mengawasi, dia membantu. Sayangnya kita seringsakiti dia, lebih dengar-dengaran
kepada daging, dengar-dengaran kepada kejahatan, sehingga dia berduka. Jangan
padamkan Roh Allah, jangan buat Roh Allah berduka, itu penting bagi kita. Sebab,
dia sensitif sekali.
Kita
butuh Roh Allah untuk memberitahukan segala sesuatu yang kita alami ini. Mana
mungkin kita bisa masuk Sorga dan berkata “permisi dong naik apolo saya mau
laporan”, tidak bisa.
Jadi,
Roh Allah itu akan memberitahukan perihal Rut ketika Rut berada di ladang Boas.
Lalu kemudian, kita kembali membaca Rut
2:6-7.
Rut
2:6-7
(2:6) Bujang yang mengawasi penyabit-penyabit itu
menjawab: "Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama
dengan Naomi dari daerah Moab. (2:7)
Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai
dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah
ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak
berhenti."
“… penyabit-penyabit itu menjawab …” Pengawas atau
penyabit-penyabit, yang merupakan gambaran dari Roh Allah itu, selain
memberitahukan perihal Rut sebagai perempuan Moab, dia juga memberitahukan apa
yang terjadi ketika Rut tiba di ladang Boas.
“… Tadi ia berkata …” Kemudian, perkataan Rut kepada
pengawas itu disampaikan kepada Boas.
Jadi,
segala sesuatunya, perihal Rut ini disampaikan kepada Boas dan Roh TUHAN juga
demikian memberitahukan segala sesuatu perihal hidup kita, Gereja Tuhan di
hadapan Tuhan, segala sesuatu diberitahukan.
Perihal
kita, latar belakang kita diberitahukan, kemudian kegiatan kita di ladang Boas
juga diberitahukan. Jadi, kita tidak bisa memanipulasi Roh Allah dengan hanya
berkata “kiraba, kiraba, sendal lawa, sendal jepit, sendal lama, sendal tua”
tidak bisa. Tidak bisa kita kelabui Roh Allah dengan “subahana sikilmu,
subahana syeikh”, tidak bisa.
TUHAN
yang menyelidiki hati nurani.
Lalu
yang luar biasanya lagi pada ayat 7:
Begitulah ia datang dan terus sibuk dari
pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti, artinya: Rut
perempuan Moab sebagai pekerja terakhir dia memanfaatkan kesempatan yang ada,
dia tidak menyia-nyiakannya, sebab kesempatan hanya datang sekali.
Rut
2:8-11
(2:8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut:
"Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke
ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat
pengerja-pengerjaku perempuan. (2:9)
Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah
perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada
pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah
ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja
itu." (2:10) Lalu sujudlah Rut
menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya:
"Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan
memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?" (2:11) Boas menjawab: "Telah dikabarkan orang kepadaku dengan
lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu
mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta
pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal.
Lihatlah
dengan baik-baik: Sesudah semua itu disampaikan oleh Roh Allah, Rut mendapat 2
(dua) hal:
-
Yang pertama: Kita lihat pada ayat 10; di sini dengan jelas kita
melihat Rut mendapat belas kasihan dari
Boas, sebagai tanda perhatian dari Boas. Jadi, belas kasihan itu tanda
perhatian TUHAN kepada kita.
-
Yang kedua: Rut mendapat pujian dari Boas, karena
di sini kita lihat: "Telah
dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan
kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu
bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak
engkau kenal.”
Biarlah
hal yang sama kita alami, kalau kita betul-betul hidup sama seperti Rut di
hari-hari terakhir ini. Mendapat belas kasihan sebagai tanda perhatian TUHAN
dan yang kedua mendapat pujian karena betul-betul kita melakukan sesuai dengan
perkataan kita, kita bertindak dan kita berbuat sesuai dengan apa yang kita
ucapkan.
Amsal
3:34
(3:34) Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Ia pun
mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.
“… tetapi orang yang rendah hati
dikasihani-Nya.” Tetapi
orang yang rendah hati mendapat belas kasihan dari TUHAN.
Kolose
3:12
(3:12) Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang
dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan,
kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
Sebagai
orang-orang pilihan Allah yang sudah meninggalkan kegelapan, yang sudah
dikuduskan dan sudah mendapat belas kasihan;
-
kenakanlah
belas kasihan itu,
-
kenakanlah
kemurahan itu,
-
kenakanlah
kerendahan hati itu,
-
kenakanlah
kelemahlembutan itu,
-
dan kenakanlah kesabaran itu.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment