KEBAKTIAN
KENAIKAN PERSEKUTUAN:
PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT)
KAMIS,
13 MEI 2021 (SESI 1)
Tema:
YESUS DIPERMULIAKAN (Kisah Para Rasul 1:3,9)
Subtema:
CINCIN METERAI PALSU
Selamat
malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita
masing-masing, memenuhi ruangan di mana pun rekan-rekanku hamba TUHAN mengikuti
secara online; kiranya sejahtera itu, bahagia itu memerintah di hati kita
masing-masing. Segala puji, segala hormat selayaknya kita naikkan hanya bagi
Dia; Dia layak untuk diagungkan, dimuliakan.
Saya
juga tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, tidak lupa juga
menyapa umat TUHAN yang senantiasa tekun memberikan dirinya untuk digembalakan
oleh GPT “BETANIA” Serang dan
Cilegon, Banten, Indonesia, baik lewat Facebook maupun Youtube di mana pun anda
berada.
Selanjutnya,
mari kita berdoa, dan dalam doa itu kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya
Firman itu keluar. Dan itu adalah bukti bahwa TUHAN sangat mengasihi kita
masing-masing.
Sekali
lagi, saya mengucapkan terima kasih untuk kehadiran rekan-rekanku hamba TUHAN.
Persekutuan ini dibangun oleh Kasih Mempelai, bukan dibangun atas dorongan
keinginan daging kami sebagai panitia Kebaktian Kenaikan Persekutuan: PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT), tetapi kami rindu supaya persekutuan ini
benar-benar nyata, mengingat tanda-tanda zaman ini sudah jelas terlihat, dan
memang muara dari ibadah adalah kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.
Dan
malam ini kita akan memperhatikan; sesudah Yesus Kristus melewati 2 (dua)
proses, itulah pengalaman Yesus dalam tanda kematian-Nya, kemudian bangkit pada
hari ketiga, lalu 40 (empat puluh) hari bersama-sama dengan murid di atas muka
bumi ini, Ia menyatakan diri-Nya, menyatakan kemuliaan dari Kerajaan Sorga,
lalu akhirnya terangkat ke sorga, itulah Injil Firman yang disampaikan oleh
para rasul, para hamba-hamba TUHAN yang dipakai dengan luar biasa.
Kita
berdoa, dengan rendah hati, kita nantikan uluran 2 (dua) tangan TUHAN: Shalom.
Kita
juga punya yel-yel untuk sampai kepada kemuliaan atau kekekalan. Maka, kalau
saya nyatakan “Kekekalan”, saudara menyahut “Penyembahan”, lalu kalau saya
kembali menyatakan “Kekekalan”, maka saudara menyahut “Penyerahan diri”.
“Kekekalan:
Penyembahan. Kekekalan: Penyerahan diri.” Sebaliknya, “Penyembahan:
Kekekalan. Penyerahan diri: Kekekalan”.
Tema
malam hari ini adalah “YESUS DIPERMULIAKAN”, dengan subtema yang kita angkat
dari Kisah Para Rasul 1:3,9, namun
terlebih dahulu kita membaca Kisah Para
Rasul 1:3, dengan perikop: “Roh Kudus dijanjikan”.
Kisah
Para Rasul 1:3
(1:3) Kepada
mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan
dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat
puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara
kepada mereka tentang Kerajaan Allah.
Kepada
mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai -- sesudah
kebangkitan-Nya, kepada mereka, Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya
atau setelah melewati pengalaman kematian-Nya -- dan dengan banyak tanda Ia
membuktikan, bahwa Ia hidup -- hari ketiga Dia bangkit, Dia hidup --.
Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara
kepada mereka tentang Kerajaan Allah.
Singkatnya:
Setelah melewati penderitaan-Nya -- atau pengalaman kematian --, akhirnya Yesus
bangkit pada hari ketiga, dan dengan banyak tanda, Ia membuktikan bahwa Ia
hidup. Kemudian, setelah kebangkitan-Nya itu, Ia masih diam di bumi ini selama
40 (empat puluh) hari, untuk menampakkan diri, sekaligus berbicara tentang
Kerajaan Allah, sekaligus berbicara tentang kemuliaan Allah.
Hal
ini sesuai dengan apa yang sudah kita baca tadi. Kita sudah membaca dan
memperhatikannya bersama-sama.
Namun,
kemuliaan atau Kerajaan Allah tidak hanya dibicarakan, bukan hanya impian
semata, tetapi kelak akan menjadi bagian kita bersama-sama, itulah Firman Injil
yang disampaikan oleh para rasul, para hamba-hamba TUHAN. Kita juga kelak akan
dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Jadi,
kemuliaan, Kerajaan Allah tidak sekedar dibicarakan, bukan hanya sekedar
impian, tetapi itu kelak bisa menjadi bagian kita, itulah Injil Firman yang
disampaikan.
Lanjut
kita memperhatikan ayat 9, sebagai rangkaiannya.
Kisah
Para Rasul 1:9
(1:9) Sesudah
Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan
menutup-Nya dari pandangan mereka.
Akhirnya,
terangkatlah Ia, berarti; Ia dipermuliakan.
Yesus
naik dan dipermuliakan, dan hal itu disaksikan oleh murid-murid dan orang-orang
Galilea, dan awan menutupi-Nya dari pandangan mereka.
Kisah
Para Rasul 1:10-11
(1:10) Ketika
mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua
orang yang berpakaian putih dekat mereka, (1:11) dan berkata kepada
mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke
langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan
datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke
sorga."
Kemudian,
dua saksi Ilahi -- itulah Musa dan Elia -- berkata: “Hai orang-orang
Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat
ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti
kamu melihat Dia naik ke sorga.”
Perkataan
dari dua saksi Ilahi ini, menunjukkan; kemuliaan atau Kerajaan
Sorga bukan sekedar impian, bukan hanya sekedar selayang pandang, bukan hanya
sekedar diraba-raba, tetapi tidak dimiliki. Tetapi yang benar adalah kemuliaan
dan Kerajaan Sorga kelak akan menjadi bagian kita, secara khusus bagi
orang-orang yang akan turut dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Pada
ayat 11 tadi, 2 (dua) saksi itu berkata: “... akan datang kembali
...”, dan itu diwujudkan sehingga hal itu ditulis oleh Rasul
Yohanes di dalam Wahyu 1:7. Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap
mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di
bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. Jadi, apa yang dia lihat, itu ditulis
oleh Rasul Yohanes, dan hal itu akan terwujud kelak.
Sekarang,
kita akan melihat bukti kebenaran dari Kisah Para Rasul 1:11, yang juga ditulis
dan dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika.
1
Tesalonika 4:13-14
(4:13)
Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui
tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti
orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. (4:14) Karena jikalau
kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit,
maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus
akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Kalau ada yang meninggal, tidak usah berlarut-larut dalam dukacita, apalagi menangis dengan jungkir balik.
Karena
jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, itulah
Injil, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus --
dalam kematian dan kebangkitan -- akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan
Dia.
Jikalau
kita percaya bahwa Yesus telah mati dan bangkit, maka kita juga harus percaya, bahwa:
Mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama
dengan Dia. Artinya; turut dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Hal
ini harus diberitakan dengan tandas oleh seorang gembala sidang kepada sidang
jemaat yang dipercayakan oleh TUHAN dalam sebuah penggembalaan.
1
Tesalonika 4:18
(4:18) Karena
itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.
Hiburkanlah
seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini: Yesus mati dan bangkit dan
akhirnya naik ke Sorga, dipermuliakan.
Hal
itu harus disampaikan kepada sidang jemaat sebagai berita penghiburan. Jadi,
berita penghiburan itu bukan soal “berkat jasmani”, bukan soal “perkara
lahiriah”, bukan soal “sensasi-sensasi” yang dibuat oleh kebanyakan hamba-hamba
TUHAN.
Tetapi
penghiburan yang dimaksud di sini adalah TUHAN menyatakan kemuliaan-Nya kelak
bersama-sama dengan kita.
Sekarang
kita akan melihat: KEMULIAAN ALLAH DALAM PERJANJIAN LAMA, sebagai bayangan dari
kemuliaan TUHAN Yesus Kristus.
Kejadian
40:14-15
(40:14) Tetapi,
ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima
kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan
tolonglah keluarkan aku dari rumah ini. (40:15) Sebab aku dicuri diculik
begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di sini pun aku tidak pernah
melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak dimasukkan ke dalam liang
tutupan ini."
Singkatnya:
Adapun hal ihwal Yusuf adalah ia dicuri, diculik dari negeri orang Ibrani, lalu
dibawa ke Mesir, lalu dimasukkan ke dalam liang tutupan tanpa dosa, tanpa
salah. Jelas, hal ini berbicara tentang pengalaman kematian dan kebangkitan,
seperti Yesus Kristus, Anak Allah; dari sorga turun ke bumi, lalu mati di atas
kayu salib tanpa dosa, lalu dibangkitkan pada hari yang ketiga.
Kejadian
40:23
(40:23) Tetapi Yusuf
tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya.
Kenyataannya,
Yusuf tidak diingat oleh kepala juru minuman itu, sebaliknya dia dilupakan
begitu saja. Artinya; pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan itu
adalah merupakan kehendak Allah Bapa di sorga, bukan kehendak manusia; maka,
kita harus terlebih dahulu bertekun di dalamnya, yaitu mati, bangkit, bersama
dengan TUHAN.
Hal
itu semata-mata bukan kehendak manusia. Kalau maunya Yusuf adalah dia
cepat-cepat keluar dari liang tutupan, tetapi maunya TUHAN tidaklah seperti itu.
Pengalaman kematian dan kebangkitan itu harus terlebih dahulu kita alami
bersama-sama sebelum dipermuliakan bersama dengan Dia.
Intinya:
Pengalaman kematian itu harus dialami oleh Yusuf, sesuai dengan kehendak Allah.
Kita
akan perhatikan Kejadian 41, dengan perikop: “Yusuf di Mesir sebagai
penguasa”, menjadi pemerintah, menjadi mangku negara, istilah sekarang adalah
perdana menteri.
Kejadian
41:40-41
(41:40) Engkaulah
menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan
taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu." (41:41) Selanjutnya
Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi
kuasa atas seluruh tanah Mesir."
Engkaulah
menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat;
hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu. Yang memerintah
adalah Yusuf, sekalipun Firaun mempertahankan takhtanya, namun itu tidak jadi
soal.
Selanjutnya
Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa
atas seluruh tanah Mesir."
Singkatnya:
Yusuf dilantik menjadi kuasa, menjadi kepala pemerintahan atas seluruh tanah
Mesir, istilah sekarang disebut mangkunegara atau perdana menteri. Pendeknya:
Yusuf dipermuliakan setelah ia melewati bermacam-macam kesusahan, setelah ia
melewati bermacam-macam kesulitan, bermacam-macam penderitaan yang disebut
dengan pengalaman kematian dan kebangkitan.
Jadi,
untuk bersama-sama kita dipermuliakan dengan TUHAN, terlebih dahulu kita
melewati pengalaman kematian dan kebangkitan.
Kalau
bapak Pendeta Pong berkata: Kalau kematiannya benar, maka kebangkitannya juga
benar. Tetapi kalau kematiannya tidak benar, maka kebangkitannya juga palsu.
Namun kalau kita bertekun dalam pengalaman kematian dan kebangkitan, maka kita
juga turut dipermuliakan bersama-sama dengan TUHAN, itulah Firman Injil yang
disampaikan oleh para rasul.
Yusuf
dipermuliakan setelah ia melewati bermacam-macam kesusahan, itulah pengalaman
kematian dan kebangkitan, dan akhirnya betul-betul dipermuliakan oleh TUHAN;
tidak palsu. Kemuliaannya pun tidak palsu.
Untuk
meneguhkan apa yang sudah dialami oleh Yusuf tadi, kita perhatikan Kolose 3,
dengan perikop: “Carilah perkara di atas”.
Hamba-hamba
TUHAN, termasuk saya, harus mencari perkara di atas. Jangan sibuk mencari
perkara di bawah.
Kolose
3:1-4
(3:1) Karena
itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara
yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. (3:2)
Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. (3:3) Sebab
kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. (3:4)
Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan
diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
Karena
itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di
atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Kerinduan
di hati adalah supaya kita kelak bersama-sama dengan Dia di dalam kemuliaan.
Pikirkanlah
perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu
tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Kalau kita
bertekun di dalam tanda kematian dan kebangkitan, maka pada ayat 4 ini
dikatakan: Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak,
kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Kalau
kita bertekun di dalam tanda kematian dan kebangkitan, maka kelak kita pun akan
menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan, dengan lain kata; turut
dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Setelah
melewati pengalaman kematian, kelak kita pun akan menyatakan diri bersama
dengan Dia di dalam kemuliaan, turut dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Itu
sebabnya, malam ini kita merayakan peristiwa yang luar biasa ini; ini bukanlah
sekedar ibadah biasa, tetapi supaya kita betul-betul turut dipermuliakan
bersama-sama dengan Dia.
Oleh
sebab itu, kalau kita dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara di
atas, di mana Kristus ada duduk di sebelah kanan Allah Bapa; pikirkanlah
perkara yang di atas, bukan yang di bawah (di bumi) ini.
Jangan
kita sibuk memikirkan perkara-perkara lahiriah. Jangan kita membawa diri kita
berada di ladang dunia. Jangan membawa diri kita untuk berada di ladang pemalas.
Tetapi biarlah kita betul-betul mencari perkara di atas, di mana Kristus ada
duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang
di bumi.
BUKTI
YUSUF DIPERMULIAKAN.
Kita
akan memperhatikan Kejadian 41:42, namun pembacaan diawali dari ayat 41.
Kejadian
41:41
(41:41)
Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi
kuasa atas seluruh tanah Mesir."
Selanjutnya
Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa
atas seluruh tanah Mesir", menjadi kepala pemerintah, menjadi
mangkunegara atau perdana menteri = Dipermuliakan.
Sekarang,
BUKTINYA kita perhatikan pada ayat 42.
Kejadian
41:42
(41:42) Sesudah
itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya
pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus
dan digantungkannya kalung emas pada lehernya.
Dengan
meminjam tangan Firaun, Allah mengaruniakan 3 (tiga) hal kepada Yusuf:
1.
Cincin meterai.
2.
Pakaian dari lenan halus.
3.
Kalung emas.
Ini
adalah bukti bahwa Yusuf dipermuliakan oleh TUHAN.
Selanjutnya,
marilah kita mengikuti penjelasan dari 3 (tiga) hal di atas, yang diawali dari
penjelasan tentang CINCIN METERAI.
Cincin
meterai, jelas itu menunjuk; Roh Allah yang suci dengan kuasa yang sangat
besar, atau kuasa penuh. Mengapa demikian? Sebab pada cincin tersebut terukir
stempel kerajaan, yang disebut “meterai”.
Saya
tambahkan sedikit: Sebuah surat akan diakui legalitasnya, atau dianggap sah, apabila
surat itu telah diberi meterai atau diberi stempel. Sebaliknya, surat yang
tertulis akan diragukan keabsahannya bila tanpa meterai atau tanpa stempel,
sekalipun ada tanda tangan tertera di situ, sekalipun isi surat itu penting.
Kebenarannya
dapat kita temukan dalam Ester 3.
Mengenai cincin meterai ini, kita belajar dari Ester 3, dengan perikop: “Muslihat Haman untuk memunahkan orang
Yahudi.”
Ester
3:8-9
(3:8) Maka
sembah Haman kepada raja Ahasyweros: "Ada suatu bangsa yang hidup
tercerai-berai dan terasing di antara bangsa-bangsa di dalam seluruh daerah
kerajaan tuanku, dan hukum mereka berlainan dengan hukum segala bangsa, dan
hukum raja tidak dilakukan mereka, sehingga tidak patut bagi raja membiarkan
mereka leluasa. (3:9) Jikalau baik pada pemandangan raja, hendaklah
dikeluarkan surat titah untuk membinasakan mereka; maka hamba akan menimbang
perak sepuluh ribu talenta dan menyerahkannya kepada tangan para pejabat yang
bersangkutan, supaya mereka memasukkannya ke dalam perbendaharaan raja."
Di
sini kita melihat: Haman menghadap raja Ahasyweros dan memohon agar kiranya
dikeluarkan surat titah atau surat perintah. Adapun isi surat titah, isi surat
perintah itu ialah untuk membinasakan (memunahkan) semua bangsa Yahudi yang
berada di bawah kekuasaan atau teritorial raja Ahasyweros. Itulah isi dari pada
surat tersebut, yang merupakan permohonan dari Haman.
Ester
3:10
(3:10) Maka raja
mencabut cincin meterainya dari jarinya, lalu diserahkannya kepada
Haman bin Hamedata, orang Agag, seteru orang Yahudi itu,
Setelah
mendengarkan permohonan dari Haman yang licik ini, maka raja Ahasyweros
mencabut cincin meterainya dari jarinya, lalu diserahkannya kepada Haman bin
Hamedata, orang Agag, seteru orang Yahudi itu.
Ester
3:12
(3:12) Maka
dalam bulan yang pertama pada hari yang ketiga belas dipanggillah para panitera
raja, lalu, sesuai dengan segala yang diperintahkan Haman, ditulislah surat
kepada wakil-wakil raja, kepada setiap bupati yang menguasai daerah dan kepada
setiap pembesar bangsa, yakni kepada tiap-tiap daerah menurut tulisannya
dan kepada tiap-tiap bangsa menurut bahasanya; surat itu ditulis atas
nama raja Ahasyweros dan dimeterai dengan cincin meterai raja.
Singkat
kata: Oleh perintah Haman, maka panitera raja atau sekretaris raja menulis
surat kepada ...
-
Wakil-wakil raja.
-
Setiap bupati yang menguasai daerah
teritorial Ahasyweros.
-
Setiap pembesar bangsa, antara lain; kepada
tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan kepada tiap-tiap bangsa menurut
bahasanya.
Kemudian,
surat itu ditulis atas nama raja Ahasyweros dan dimeterai atau diberi stempel
dengan cincin meterai raja Ahasyweros.
Lalu,
kita amati ayat 13.
Ester
3:13
(3:13)
Surat-surat itu dikirimkan dengan perantaraan pesuruh-pesuruh cepat ke
segala daerah kerajaan, supaya dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan
semua orang Yahudi dari pada yang muda sampai kepada yang tua, bahkan
anak-anak dan perempuan-perempuan, pada satu hari juga, pada tanggal tiga belas
bulan yang kedua belas -- yakni bulan Adar --, dan supaya dirampas harta milik
mereka.
Akhirnya,
surat yang isinya untuk membinasakan, untuk membantai, untuk memunahkan semua
orang Yahudi tanpa terkecuali dalam satu hari saja, yakni pada tanggal tiga
belas bulan yang kedua belas, dikirimkan dengan perantaraan pesuruh-pesuruh
cepat ke segala daerah kerajaan teritorial Ahasyweros; surat itu dikirim dengan
perangko kilat.
Ester
3:14
(3:14) Salinan surat
itu harus diundangkan di dalam tiap-tiap daerah, lalu diumumkan kepada segala
bangsa, supaya mereka bersiap-siap untuk hari itu.
Salinan
surat itu harus diundangkan di dalam tiap-tiap daerah, kemudian
diumumkan kepada segala bangsa, supaya mereka bersiap-siap untuk hari itu,
hari yang ditentukan untuk mengeksekusi seluruh orang Yahudi, besar kecil, tua
muda, tanpa terkecuali. Dan nanti setelah dipunahkan, selanjutnya segala harta
bendanya akan dirampas, itulah kelicikan dari pada Haman, dan tulisan itu sudah
dituliskan pada ayat 14: salinan surat itu harus diundangkan di dalam
tiap-tiap daerah, lalu diumumkan kepada segala bangsa. Memang sadis dan
mengerikan sekali.
Ester
3:15
(3:15) Maka
dengan tergesa-gesa berangkatlah pesuruh-pesuruh cepat itu, atas titah raja,
dan undang-undang itu dikeluarkan di dalam benteng Susan. Sementara itu raja
serta Haman duduk minum-minum, tetapi kota Susan menjadi gempar.
Undang-undang
itu pun dikeluarkan di dalam benteng Susan, tempat gadis-gadis cantik
ditempatkan, di antaranya adalah Ester -- yang disebut Hadasa --. Singkat kata:
Kota Susan pun menjadi gempar.
Setelah
kita melihat surat dan isinya, yang dimeteraikan dengan stempel cincin meterai
raja, sekarang timbul pertanyaan bagi kita: MENGAPA HAMAN BERIKHTIAR UNTUK
MEMBUNUH, MEMBINASAKAN DAN MEMUNAHKAN ORANG-ORANG YAHUDI?
Untuk
mendapat jawaban yang pasti, kita akan membaca Ester 3.
Ester
3:1
(3:1) Sesudah
peristiwa-peristiwa ini maka Haman bin Hamedata, orang Agag, dikaruniailah
kebesaran oleh raja Ahasyweros, dan pangkatnya dinaikkan serta kedudukannya
ditetapkan di atas semua pembesar yang ada di hadapan baginda.
Sesudah
peristiwa-peristiwa ini maka Haman bin Hamedata, orang Agag ... Dari
nama ini pun sebetulnya sudah jelas kita dapat mengenal orang seperti apa dia
dan karakternya seperti apa.
Jadi,
bermula ketika pangkat Haman serta kedudukannya ditetapkan lebih tinggi dari
semua pembesar yang ada di istana raja Ahasyweros; bermula dari situ.
Kalau
saudara diberkati dengan harta kekayaan, ya puji TUHAN. Kemudian, kalau
pangkat dan kedudukanpun naik, ya
puji TUHAN. Itu semua tidak harus dan tidak untuk disombongkan.
Ester
3:2-3
(3:2) Dan semua
pegawai raja yang di pintu gerbang istana raja berlutut dan sujud kepada
Haman, sebab demikianlah diperintahkan raja tentang dia, tetapi Mordekhai
tidak berlutut dan tidak sujud. (3:3) Maka para pegawai raja yang di
pintu gerbang istana raja berkata kepada Mordekhai: "Mengapa engkau
melanggar perintah raja?"
Sehubungan
dengan pangkat dan kedudukannya yang sudah dinaikkan itu begitu tinggi, melebih
pejabat-pejabat lain di istana kerajaan Ahasyweros, maka semua pegawai raja
yang di depan pintu gerbang istana raja harus berlutut, harus bersujud kepada
Haman, sesuai dengan perintah raja.
Tetapi
di sini kita melihat; Mordekhai tidak berlutut, Mordekhai tidak sujud kepada
Haman, sehingga penunggu pintu gerbang istana raja pun terheran-heran, sebab Mordekhai
telah melanggar perintah raja, sesuai dengan laporan Haman kepada raja Ahasyweros
tadi, di mana hukum Yahudi berbeda dengan hukum mereka hanya karena Mordekhai
tidak berlutut dan sujud kepada Haman. Dari sini lah mulanya sehingga ada
tulisan yang isinya untuk memunahkan orang Yahudi, lalu distempel dengan cincin
meterai raja Ahasyweros.
Lebih
jauh lagi kita melihat ayat 5-6.
Ester
3:5-6
(3:5) Ketika
Haman melihat, bahwa Mordekhai tidak berlutut dan sujud kepadanya, maka sangat panaslah
hati Haman, (3:6) tetapi ia menganggap dirinya terlalu hina untuk
membunuh hanya Mordekhai saja, karena orang telah memberitahukan kepadanya
kebangsaan Mordekhai itu. Jadi Haman mencari ikhtiar memunahkan semua orang
Yahudi, yakni bangsa Mordekhai itu, di seluruh kerajaan Ahasyweros.
Ketika
Haman melihat, bahwa Mordekhai tidak berlutut dan sujud kepadanya, maka sangat
panaslah hati Haman, tetapi ia menganggap dirinya terlalu hina untuk membunuh
hanya Mordekhai saja. Bagi Haman, untuk memunuh satu orang
Mordekhai saja, itu terlalu hina. Kedudukannya begitu tinggi, namun membunuh
budak, itu terlalu hina bagi dia. Membunuh satu orang budak yang terbuang itu
terlalu hina. Membunuh satu kecoak, terlalu hina bagi dia, karena orang
telah memberitahukan kepadanya kebangsaan Mordekhai itu; jadi, terlalu hina
bagi dia untuk membunuh satu kecoak; istilahnya begitu.
Jadi
Haman mencari ikhtiar memunahkan semua orang Yahudi, yakni bangsa Mordekhai
itu, di seluruh kerajaan Ahasyweros. Lalu Haman akhirnya berikhtiar
untuk memunahkan orang Yahudi di pembuangan itu.
Singkatnya:
Melihat Mordekhai tidak berlutut, tidak sujud kepada Haman, maka sangat
panaslah hati Haman. Sejak itulah Haman berikhtiar untuk memunahkan orang-orang
Yahudi, bangsa dari Mordekhai itu sendiri.
Pendek
kata: Haman berusaha untuk membunuh seluruh orang Yahudi karena panas hati dari
Haman tidak dapat diredam. Sebenarnya, ini adalah dosa Kain, dosa yang telah
diwariskan beberapa ribu tahun yang lalu.
Haman
berikhtiar untuk memunahkan orang-orang Yahudi hanya karena panas hatinya tidak
bisa diredam. Jelas, ini adalah dosa Kain, yang diwariskan beberapa ribu tahun
yang lalu.
Hati-hati
dengan dosa panas hati. Kita bersyukur, organisasi Gereja Pantekosta Tabernakel
(GPT) sudah memilih pemimpin untuk memimpin kita sampai tahun 2025, jelas itu
dari TUHAN Yesus. Ada 2 (dua) kandidat pada awalnya, namun siapapun yang
menang, itu dari TUHAN Yesus. Kalau ada sesuatu yang tidak sesuai, tidak perlu
panas hati. Hati-hati dengan panas hati.
Ketika
melihat isteri, maka suami tidak perlu panas hati. Ketika melihat suami, maka
isteri tidak perlu panas hati. Ketika melihat anak yang kurang tunduk, hormat
pada orang tua, maka orang tua jangan sampai panas hati berlebihan. Hati-hati.
Mari
kita melihat dosa yang pertama kali menguasai manusia, pada Kejadian 4.
Kejadian
4:6-8
(4:6) Firman
TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? (4:7)
Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika
engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia
sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya." (4:8)
Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang."
Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh
dia.
Mengapa
hatimu panas dan mukamu muram? Kalau hati panas, maka muka pasti muram
seperti cabe keriting.
Apakah
mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Kalau hati kita
baik, maka pasti wajah berseri awet muda; itulah yang membuat hamba-hamba TUHAN
awet muda. Kesusahan sehari, cukup sehari; hari esok mempunyai kesusahannya
sendiri, sehingga menjadi awet muda. Jika tidak ada beras, maka tidak usah
panas hati. Jika tidak ada uang sekolah anak-anak, maka tidak usah panas hati. Jika
tidak ada untuk membayar token listrik, maka tetap tenang saja.
Tetapi
jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu ...
Sebetulnya, TUHAN sudah ingatkan Kain. Kemudian, TUHAN kembali berkata: ia
sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya. Jadi, kita harus
berkuasa terhadap panas hati; panas hati harus dikendalikan. Ketika melihat
jemaat berontak, harus bisa tetap mengendalikan panas hati.
Kata
Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika
mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh
dia.
Singkat
kata dari Kejadian 4:6-8 ialah Kain memukul Habel, adiknya, lalu membunuh dia,
menunjukkan bahwasanya Kain tidak memiliki kasih. Akibat tidak memiliki kasih
ialah seseorang tidak dapat meredam panas hatinya, sekalipun Kain telah ditegur
dan diingatkan oleh TUHAN.
Membunuh
itu menunjukkan bahwasanya Kain tidak memiliki kasih Allah. Kemudian, dalam 1
Yohanes 3:15 mengatakan: setiap orang yang membenci saudaranya, adalah
seorang pembunuh manusia. Membenci setara dengan dosa membunuh.
Kejadian
4:9
(4:9) Firman
TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku
tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"
Firman
TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?"
Pertanyaan ini bukan berarti TUHAN tidak tahu apa-apa; TUHAN tahu segala
sesuatu, tetapi TUHAN menunggu hati. Bukan TUHAN tidak tahu apa yang terjadi
dengan kita, tetapi TUHAN ingin melihat ketulusan hati di tengah ibadah dan
pelayanan kita kepada TUHAN.
Satu
pertanyaan TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?"
Namun dijawab dengan 2 (dua) jawaban:
1. Aku tidak
tahu!
2. Apakah aku
penjaga adikku?
Inilah
kalau orang sudah tidak jujur, maka jawabannya pun banyak. Pertanyaannya satu,
tetapi jawabannya banyak dan rame; ini biasa dikerjakan oleh orang yang tidak
tulus hati. Demikianlah Kain di hadapan TUHAN.
Jadi,
setelah Kain membunuh Habel, secepatnyalah TUHAN bertanya kepada Kain: "Di
mana Habel, adikmu itu?" Lalu kita lihat jawab Kain yang dibagi
menjadi 2 (dua) bagian:
Jawaban
YANG PERTAMA: “Aku tidak tahu!”
Jelas,
jawaban ini menunjukkan bahwasanya Kain adalah seorang pendusta = Tidak penuh
dengan Roh Allah yang suci dan berkuasa, sesuai dengan suratan 1 Yohanes 2:20-27. Kalau kita
menyangkali salib Kristus, sama seperti antikris tidak menegakkan salib Kristus
di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, itu adalah pendusta.
Siapa
yang disebut pendusta? Itulah antikris. Mengapa? Karena tidak menegakkan salib
di tengah ibadah dan pelayanan, menyangkal Bapa dan Anak, itu adalah pendusta,
itulah Kain di hadapan TUHAN, sekalipun ia berada di ladang TUHAN. Jadi,
singkatnya: Kain tidak penuh dengan Roh Allah yang suci dan berkuasa, karena
dia menyangkali salib Kristus, sesuai dengan suratan 1 Yohanes 2:20:27.
Sebaliknya,
kalau kita semua penuh dengan Roh Kudus, maka tidak perlu diajar untuk
mengasihi TUHAN dan mengasihi sesama, tidak perlu diajar untuk berbuat sesuatu
yang baik dan mulia di hadapan TUHAN, karena Roh Kudus itu akan mengajar kita
tentang segala sesuatu, dan ajaran Roh Kudus itu benar, tidak dusta. Maka,
kalau seseorang penuh dengan Roh Kudus, dia tidak suka dengan dusta, dan tidak
akan pernah menyangkali salib Kristus.
Jawaban
YANG KEDUA: “Apakah aku penjaga adikku?”
Jelas,
jawaban ini menunjukkan bahwasanya Kain tidak memiliki Firman Allah di dalam
dirinya. Sebagai ayat referensinya:
-
Yeremia
6:17,
Juga aku mengangkat atas mereka penjaga-penjaga, firman-Ku:
Perhatikanlah bunyi sangkakala! Tetapi mereka berkata: Kami tidak mau
memperhatikannya!
-
Yehezkiel
3:17,
"Hai anak manusia, Aku telah menetapkan engkau menjadi penjaga kaum
Israel. Bilamana engkau mendengarkan sesuatu firman dari pada-Ku,
peringatkanlah mereka atas nama-Ku.
-
Yehezkiel 33:7, Dan
engkau anak manusia, Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel.
Bilamana engkau mendengar sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah
mereka demi nama-Ku.
Kesimpulannya:
Mengapa kasih Allah, mengapa Roh Allah, mengapa Firman Allah tidak mendapat
tempat di dalam hati Kain, tidak berkuasa di dalam diri Kain?
Mari
kita perhatikan jawabannya di dalam Kejadian 4:3. Perhatikanlah, kalau panas
hati tidak bisa dikendalikan, maka resikonya tinggi sekali.
Kejadian
4:3
(4:3)
Setelah
beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah
itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;
Kain
mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan.
Pendeknya: Separuh hatinya dipersembahkan kepada TUHAN, tetapi separuh hati
lagi dipersembahkan kepada yang lain-lain, dengan lain kata; hatinya tidak bulat,
hatinya tidak utuh dipersembahkan kepada TUHAN, sehingga Firman Allah, Roh
Allah dan kasih Allah tidak layak mendapat tempat di hati Kain, apalagi Haman
dengan segala muslihatnya tadi.
Kain
tidak bulat, tidak sepenuh hati di dalam hal mempersembahkan hasil tanahnya, di
dalam hal mempersembahkan hatinya kepada TUHAN, sehingga Firman Allah, Roh
Allah dan kasih Allah pun tidak layak untuk mendapat tempat di hati orang
semacam ini.
Jadi,
kalau hati kita hanya separuh kepada TUHAN, lalu separuh hati lagi ke tempat
yang lain, maka tabiat dari Allah Trinitas itu tidak akan tinggal di dalam hati
kita. Hati-hati. Dan biasanya, akhirnya, orang semacam ini menjadi orang yang
licik, penuh dengan tipu muslihat, sama seperti Kain dan Haman, di mana panas
hatinya tidak bisa dikendalikan sekalipun sudah diingatkan berkali-kali.
Singkat
kata: Haman pun akhirnya berikhtiar untuk membunuh dan memunahkan orang Yahudi
karena ia tidak berkuasa untuk meredam panas hatinya. Itulah soal “panas hati”.
Pertanyaan
berikutnya: SIAPAKAH HAMAN INI?
Untuk
mendapatkan jawabannya, kita kembali memperhatikan Ester 3.
Ester
3:1,10
(3:1) Sesudah
peristiwa-peristiwa ini maka Haman bin Hamedata, orang Agag,
dikaruniailah kebesaran oleh raja Ahasyweros, dan pangkatnya dinaikkan serta
kedudukannya ditetapkan di atas semua pembesar yang ada di hadapan baginda. (3:10)
Maka raja mencabut cincin meterainya dari jarinya, lalu diserahkannya kepada Haman
bin Hamedata, orang Agag, seteru orang Yahudi itu,
Siapakah
Haman ini? Haman adalah bin Hamedata, orang Agag, seteru orang Yahudi. Itulah biodata lengkap dari pada Haman.
Ada
3 (tiga) yang menjadi seteru Yahudi rohani
atau gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini, di mana hal itu dapat ditemukan di
dalam surat Efesus 2, dengan
perikop: “Semuanya adalah kasih karunia”.
Efesus
ini bukanlah orang Yahudi. Efesus ini ada di Asia kecil. Efesus adalah bangsa
di luar Yahudi, atau disebut bangsa kafir. Tetapi kalau Efesus juga mendapatkan
perhatian TUHAN, dan menjadi bagian dari 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia kecil
yang diperhatikan oleh TUHAN, dan akhirnya menjadi kaki dian dengan 7 (tujuh) pelita
yang menyala di atasnya, itu adalah kemurahan TUHAN, itu adalah kasih karunia
TUHAN bagi kita semua.
Mari
kita lihat bangsa kafir sebelum mengenal TUHAN, pada ayat 1-3.
Efesus
2:1-3
(2:1) Kamu
dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. (2:2)
Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena
kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang
bekerja di antara orang-orang durhaka. (2:3) Sebenarnya dahulu kami
semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu
daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat.
Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka
yang lain.
Kamu
dahulu sudah mati, di luar TUHAN pasti mati, karena
pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Secara khusus, dosa apa yang
dimaksud Rasul Paulus?
1. Kamu hidup
di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini,
2. karena
kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang
bekerja di antara orang-orang durhaka.
3. Sebenarnya
dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa
nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang
jahat.
Pada
dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang
lain.
Ada
3 (tiga) seteru Yahudi rohani:
1.
Dunia dengan
arusnya yang sangat kuat untuk menghanyutkan dan menenggelamkan hidup rohani
dari anak-anak TUHAN.
2.
Penguasa
kerajaan angkasa, atau disebut juga dengan Iblis atau Satan, yang
menyebabkan banyak orang mendurhaka, yang menyebabkan banyak orang memberontak
kepada TUHAN.
3.
Daging dengan
segala hawa nafsu, dengan segala keinginan-keinginannya yang jahat, dan itu
bisa saudara baca dalam kitab Galatia 5:19-21.
Inilah
3 (tiga) seteru Allah yang menghambat, yang menjadi sandungan terhadap
perjalanan hidup rohani gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini.
Sebetulnya,
TUHAN berusaha untuk membebaskan dan melepaskan kita dari perbudakan Mesir (dunia)
ini dan dari Setan -- gambaran dari Firaun --, lalu
dibawa keluar, sama seperti bangsa Israel selama 40 tahun dalam
perjalanan di padang, itu adalah perjalanan salib, untuk
dibawa sampai ke tanah perjanjian, itulah tanah Kanaan. Tetapi 3 (tiga) seteru ini
adalah seteru abadi yang senantiasa menghalang-halangi perjalanan gereja TUHAN
di hari-hari terakhir ini, camkanlah.
Seteru
abadi Yang pertama: DUNIA.
Mengapa
dunia ini? Karena dunia ini mempunyai arus yang begitu kuat untuk
menghanyutkan, untuk menenggelamkan gereja TUHAN sampai mengalami kematian
rohani. Itu sebabnya, dalam penggembalaan GPT “BETANIA” ini, saya sangat larang sekali hal-hal yang
dari dunia masuk ke dalam gereja ini, apalagi di dalam hal menggunakan android saat
mengikuti ibadah, mendengar Firman dengan menggunakan android, itu sebetulnya
Alkitab sendiri sudah jelas sekali tidak memperbolehkannya, sama seperti orang
yang bijaksana, itulah pribadi Rasul Paulus, yang berusaha untuk menuntun
jemaat di Korintus, supaya mereka lepas dari penyembahan berhala, tetapi yang
dimaksudkan Rasul Paulus adalah supaya mereka jangan bersekutu dengan roh-roh
jahat, karena ternyata, sekalipun bangsa Israel ada dalam barisan yang
kelihatannya menjadi barisan yang beribadah, yang nampaknya menjadi barisan
yang beribadah yang dipimpin oleh Musa, tetapi rupa-rupanya, persembahan mereka
adalah persembahan kepada roh-roh jahat, karena tidak bisa kita bersekutu
dengan tubuh dan darah Yesus lewat ibadah pelayanan ini, tetapi dalam
kesempatan yang lain, kita bersekutu dengan roh-roh jahat, itu tidak mungkin
bisa, sesuai dengan 1 Korintus 10.
Seteru
abadi yang kedua: IBLIS ATAU SATAN, yang disebut juga penguasa kerajaan
angkasa.
Iblis
atau Satan inilah yang menyebabkan gereja TUHAN mendurhaka, gereja TUHAN
memberontak kepada TUHAN. Apalagi kalau tidak puas dalam nikah, maka seseorang
bisa mendurhaka kepada TUHAN. Apabila seseorang tidak puas dalam hal ekonomi,
maka seseorang bisa mendurhaka kepada TUHAN. Kalau seseorang tidak puas dalam
hal kedudukan jabatan di tengah ibadah dan pelayanannya seperti Bani Korah, di
mana mereka masih mau juga menuntut pangkat imam kepada Musa; inilah yang
menyebabkan terjadinya pemberontakan dan pendurhakaan.
Seteru
abadi yang ketiga: DAGING dengan segala hawa nafsu daging, dengan segala
keinginan-keinginannya yang jahat.
Kita
harus ketahui; daging ini hanyalah takhta dari Setan, maka daging ini perlu
dihancurkan di atas kayu salib supaya tidak layak menjadi takhtanya Setan. Jangan
sesekali kita mengelus-elus daging, apalagi ketika kita mendapat
teguran-teguran, apalagi ketika kita harus berkorban di tengah-tengah ibadah
dan pelayanan.
Kita
yang sedang mengadakan PPT (Pengajaran Pembangunan Tabernakel) ini, dibutuhkan tenaga,
pikiran, waktu, dibutuhkan korban, uang, dan segala macam. Jangan engkau
mengelus-elus dagingmu, tetapi hancurkan dagingmu, supaya tidak layak menjadi
takhtanya Setan, serta roh jahat dan roh najis.
Jadi,
daging ini hanya sekedar takhtanya Setan, maka daging ini harus dihancurkan,
hanya dengan satu cara, yaitu pikul saja salib masing-masing. Maka lihat saja,
orang yang tidak puas dengan dagingnya, pasti ujung-ujungnya Setan berkuasa,
roh jahat dan roh najis berkuasa di dalam diri seseorang.
Inilah
3 (tiga) seteru Allah yang menghambat, yang menjadi sandungan terhadap
perjalanan rohani gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini.
Ester
3:10
(3:10) Maka raja
mencabut cincin meterainya dari jarinya, lalu diserahkannya kepada Haman
bin Hamedata, orang Agag, seteru orang Yahudi itu,
Maka
raja mencabut cincin meterainya dari jarinya, lalu diserahkannya kepada Haman
bin Hamedata, orang Agag. Jadi, Haman bin Hamedata disebut juga
orang Agag.
Berarti,
roh Agag, raja Amalek, pada zaman Saul, ternyata masih berkuasa sampai kepada
zaman raja Ahasyweros. “Orang Agag”, berarti roh Agag masih berkuasa, di mana
hal itu dimulai dari zaman raja Saul.
Saya
ini adalah orang Batak. Kalau disebut “orang Batak”, berarti roh batak ada di
dalam diri saya. Masakan seseorang disebut “orang Jawa” tetapi roh batak
menguasai dirinya, itu tidak mungkin. Kalau disebut “orang Batak”, maka pasti
roh batak menguasai dirinya. Kalau disebut “orang Agag”, maka pasti roh Agag
yang menguasai dirinya.
Mari
kita lihat ROH AGAG, raja orang Amalek, di dalam 1 Samuel 15, dengan perikop: “Saul ditolak sebagai raja”
Biarlah
kiranya kita berpadanan dengan panggilan TUHAN, berarti; dengar-dengaran kepada
panggilan TUHAN, supaya jangan ditolak. Banyak orang yang melayani, tetapi
bukan karena keinginan TUHAN, sesuai dengan Matius 7, di mana TUHAN berkata: “Aku tidak mengenal kamu”,
sementara sudah melakukan 3 (tiga) perkara ajaib; bernubuat (menyampaikan
Firman), mengusir Setan dan melakukan banyak perbuatan-perbuatan ajaib
(mujizat-mujizat), semuanya itu dilakukan demi nama TUHAN. Tetapi,
lihat, apa yang TUHAN katakan: “Aku tidak mengenal kamu”. Jadi, banyak
hamba-hamba TUHAN yang tidak dikenal TUHAN.
Tetapi
saya yakin, biarlah dengan ketulusan hati kita berpadanan terhadap panggilan
TUHAN. Baik juga rekan-rekanku hamba TUHAN; biarlah kita berpadanan dengan panggilan
TUHAN.
1
Samuel 15:2
(15:2) Beginilah
firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek
kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka,
ketika orang Israel pergi dari Mesir.
Orang
Amalek menghalang-halangi, bahkan menjadi sandungan bagi bangsa Israel dalam
perjalanan di padang gurun, ketika mereka keluar dari Mesir; dan TUHAN ingat
itu. Hati-hati kalau tidak berubah, TUHAN selalu ingat segala sesuatunya.
Oleh
sebab itu, TUHAN memerintahkan Saul untuk menumpas habis orang Amalek.
1
Samuel 15:3
(15:3) Jadi
pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada
padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya,
laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu
maupun domba, unta maupun keledai."
Karena
orang Amalek ini menghalang-halangi perjalanan bangsa Israel di padang gurun
ketika mereka keluar dari Mesir, maka TUHAN memerintahkan raja Saul untuk
menumpas habis orang Amalek tanpa belas kasihan.
TUHAN
mengatakan hal ini dengan tegas kepada raja Saul, itu karena Saul adalah
seorang raja. Setiap raja yang diurapi harus bertanggung jawab dengan
keselamatan jiwa rakyatnya, sesuai dengan 1
Samuel 10:1, di mana dia harus menghalau musuh yang ada di sekitarnya. Oleh
sebab itu, perintah ini tidak boleh ditawar-tawar lagi.
1
Samuel 15:8-9
(15:8) Agag,
raja orang Amalek, ditangkapnya hidup-hidup, tetapi segenap rakyatnya
ditumpasnya dengan mata pedang. (15:9) Tetapi Saul dan rakyat itu menyelamatkan
Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik
dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka
menumpas semuanya itu. Tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk,
itulah yang ditumpas mereka.
Tetapi
kenyataannya, Agag, raja orang Amalek, ditangkapnya hidup-hidup, kemudian
menangkap binatang yang gemuk-gemuk, tetapi menumpas binatang yang
kurus-kurus. Seharusnya, semua Amalek, mulai dari raja Agag sampai rakyatnya, tua
muda, laki-laki perempuan, harus ditumpas tanpa mengenal belas kasihan, itu
perintah Allah kepada Saul, tetapi kenyataannya, pada ayat 8-9: Agag, raja
orang Amalek, ditangkapnya hidup-hidup, bahkan mengambil binatang yang
tambun-tambun = Tidak dengar-dengaran kepada panggilan TUHAN, tidak berpadanan
dengan panggilan.
1
Samuel 15:10-11
(15:10) Lalu
datanglah firman TUHAN kepada Samuel, demikian: (15:11) "Aku menyesal,
karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada
Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." Maka sakit hatilah Samuel
dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman.
Setelah
mengetahui dan melihat bahwa Saul tidak dengar-dengaran, lalu TUHAN berfirman
kepada hamba-Nya yang luar biasa, itulah Samuel yang berlilitkan baju efod: "Aku
menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari
pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." Maka sakit hatilah Samuel --
itu tanda bahwa dia berpihak kepada TUHAN. Sidang jemaat harus berpihak kepada
penggembalaan, tidak boleh berpihak kepada yang lain -- dan ia berseru-seru
kepada TUHAN semalam-malaman.
Singkat
kata: Melihat kelakuan dari pada Saul ini, Allah menyesal menjadikan Saul
sebagai raja atas Israel, dan penyesalan itu disampaikan kepada Samuel yang
berlilitkan baju efod, pribadi yang dengar-dengaran terhadap panggilan sorgawi.
Lalu mendengarkan hal itu, maka sakit hatilah Samuel, dan ia berseru-seru
kepada TUHAN semalam-malaman.
Samuel
juga sakit hati, tetapi tidak panas hati. Sakit hati bukan berarti panas hati.
Sakit hati itu berarti hatinya sakit. Lalu selanjutnya, ia bawa perkara itu di
bawah kaki salib TUHAN, dia berseru-seru di bawah kaki salib TUHAN, dia bawa
dirinya dalam doa penyembahan semalam-malaman. Ini adalah hamba TUHAN yang
bertanggung jawab, hamba TUHAN yang berpadanan dengan panggilan, hamba TUHAN
yang berlilitkan baju efod.
Lebih
jauh kita melihat Agag, raja Amalek, di dalam Ulangan 25, dengan perikop: “Amalek
harus dihapuskan”. Jadi, sebelum perintah TUHAN kepada Saul, sebelum Israel
tiba di tanah perjanjian, sebetulnya Firman ini sudah disampaikan kepada Musa,
kepada Yosua, tetapi Saul ini tidak dengar-dengaran terhadap panggilan TUHAN.
Ulangan
25:17-18
(25:17)
"Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu
perjalananmu keluar dari Mesir; (25:18) bahwa engkau didatangi mereka
di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka,
sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah.
Amalek
menghalang-halangi perjalanan bangsa Israel ketika keluar dari Mesir. Inilah
perbuatan dari pada orang Amalek. Adapun siasat dari pada Amalek ialah
menghantam barisan belakang orang Israel, yaitu semua orang yang lemah.
Di
dalam kita menyelenggarakan segala kebaktian-kebaktian, termasuk 3 (tiga) macam
ibadah pokok dalam penggembalaan, kita harus menjadi barisan depan. Jangan
selalu menjadi barisan belakang, termasuk berkorban, itu adalah sasaran Amalek.
Apapun yang kita kerjakan, harus menjadi barisan depan, jangan menjadi barisan
belakang, sebab siasat Amalek, siasat orang yang tidak takut TUHAN, siasat yang
menghalangi perjalanan gereja TUHAN untuk sampai ke tanah Kanaan rohani,
Yerusalem baru, adalah menghantam barisan belakang, itulah kehidupan yang lemah
berkorban, lemah dengan korban tenaga, lemah dengan korban pikiran, lemah
dengan korban materi, lemah dengan korban uang dan lain sebagainya, itulah yang
dihantam Amalek, orang yang tidak takut TUHAN. Jadilah barisan paling depan.
Saya,
hamba TUHAN yang menerima jabatan gembala pun harus berdiri di dalam barisan
yang paling depan; memberi contoh teladan dalam hal berkorban, termasuk korban
untuk menyelenggarakan Kebaktian Kenaikan Persekutuan: Pengajaran Pembangunan
Tabernakel (PPT) malam ini, sebab kita juga harus bersekutu dengan hamba-hamba
TUHAN. Kita juga harus mengerti mereka, sebab mereka sudah memberi hati mereka
dengan kita semua. Siapa kita ini, kalau hamba-hamba TUHAN mendatangi kita
walaupun lewat online? Kita harus saling memperhatikan satu dengan yang
lain.
Doa
kita, kiranya, selain menjadi berkat, tetapi persekutuan ini juga semakin intim
ke depan.
Ulangan
25:19
(25:19) Maka
apabila TUHAN, Allahmu, sudah mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada segala
musuhmu di sekeliling, di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk
dimiliki sebagai milik pusaka, maka haruslah engkau menghapuskan ingatan
kepada Amalek dari kolong langit. Janganlah lupa!"
Kalau
TUHAN mewariskan ibadah dan pelayanan ini sebagai milik pusaka bagi kita, maka
haruslah kita menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong langit ini. Apapun
yang menghalangi dan menjadi batu sandungan, atau penghambat
dalam perjalanan rohani kita, maka hal itu harus dihapuskan dari ingatan kita,
dari kolong langit ini. Oleh sebab itu, kita harus berada dalam barisan depan,
jangan menjadi barisan belakang yang lemah; korban lemah, pikiran lemah, tenaga
lemah, uang lemah, harta lemah, semua lemah, hapuskan itu dari ingatanmu dari
kolong langit ini.
Ternyata,
roh ini menguasai Haman bin Hamadeta, ternyata betul-betul dia adalah orang
Agag. Jadi, wajar saja, dia punya ikhtiar untuk memunahkan orang Yahudi. Lalu,
oleh karena kelicikannya itu, Ahasyweros pun sempat klepek-klepek,
sehingga dicabutnya cincin meterainya, lalu diberikan kepada Haman, dan isi
surat surat yang licik itu pun distempel dengan stempel cincin meterai raja.
Apakah
ini yang dikehendaki oleh TUHAN? Apakah ini kemuliaan yang dimaksud TUHAN?
Apakah ini tanda kemuliaan yang TUHAN maksud? Bukan. Mari, kita selidiki terus.
Pendeknya:
Hal-hal yang menghalangi (menghambat) perjalanan rohani kita, apapun bentuknya
harus dihapuskan dari kolong langit ini. Apapun yang menghambat perjalanan
rohani kita harus dihapuskan. Tetapi Saul melangkahi perintah TUHAN, tidak
dengar-dengaran dengan panggilan sorgawi.
Kesimpulannya:
Haman adalah gambaran dari 2 (dua) hal, YANG PERTAMA: Seteru orang
Yahudi = Penghambat = Sandungan atas perjalanan rohani gereja TUHAN di atas
muka bumi ini.
Gambaran
YANG KEDUA, selanjutnya kita perhatikan dalam Ester 3.
Ester
3:1-2
(3:1) Sesudah peristiwa-peristiwa ini maka Haman bin Hamedata,
orang Agag, dikaruniailah kebesaran oleh raja Ahasyweros, dan
pangkatnya dinaikkan serta kedudukannya ditetapkan di atas semua pembesar yang
ada di hadapan baginda. (3:2) Dan semua pegawai raja yang di pintu
gerbang istana raja berlutut dan sujud kepada Haman, sebab
demikianlah diperintahkan raja tentang dia, tetapi Mordekhai tidak berlutut
dan tidak sujud.
Sesudah
peristiwa-peristiwa ini maka Haman bin Hamedata, orang Agag, dikaruniailah
kebesaran oleh raja Ahasyweros, dan pangkatnya dinaikkan serta kedudukannya
ditetapkan di atas semua pembesar yang ada di hadapan baginda.
Pangkatnya naik lebih tinggi dari pangkat yang ada di istana kerajaan
Ahasyweros, kemudian kedudukannya juga ditetapkan lebih tinggi dari semua
pembesar-pembesar yang ada di istana kerajaan Ahasyweros.
Dan
semua pegawai raja yang di pintu gerbang istana raja berlutut dan sujud kepada
Haman, sebab demikianlah diperintahkan raja tentang dia, tetapi Mordekhai tidak
berlutut dan tidak sujud. Dengan pangkat kedudukan yang begitu
menjulang tinggi, maka semua pegawai raja yang di pintu gerbang istana raja
harus berlutut, harus sujud kepada Haman, karena itu merupakan perintah raja Ahasyweros.
Tetapi
lihatlah, satu pribadi dari suku Yahudi (orang buangan), itulah Mordekhai,
tidak berlutut, tidak sujud kepada Haman, sehingga panas hatilah Haman. Dia
tahu pangkatnya naik dan tinggi, kedudukannya lebih tinggi dari
semua pembesar-pembesar di istana, sehingga ketika melihat di kecoak tidak
berlutut dan tidak sujud, maka panas hatilah ia.
Singkat
kata: Haman adalah gambaran dari orang yang gila hormat. Kalau orang lain tidak
hormat, lalu ia panas hati, berarti ia gila hormat. Jangan gila hormat.
Tadi
anak saya pergi latihan tanpa permisi karena saya marahi dia, tetapi
sewajarnya, ia harus permisi seperti biasanya, namun dia tidak permisi, dia hanya
permisi kepada isteri saya, dia hanya permisi kepada maminya. Saya tahu itu
salah, tetapi biarlah Firman malam ini dia dengar, dan Firman itu berkuasa di
dalam diri-Nya. Dan saya juga harus menguasai panas hati; jangan serta-merta
membabi-buta, kasihan juga anak, tetapi anak harus tetap dididik dengan tegas.
Jangan
kita gila hormat di dalam melayani pekerjaan TUHAN. Kita semua sama. Juga
dengan rekan-rekan hamba TUHAN, kita sama, kita semua tidak gila hormat, tidak
panas hati kalau jemaat tidak hormat. Sidang jemaat harus hormat, tetapi
andaikata jemaat ini pun tidak hormat, saya tidak panas hati.
Dahulu
juga sidang jemaat tidak hormat, tetapi sekarang sudah hormat, tentu itu semua
karena Firman; maka, sidang jemaat juga harus berdoa supaya TUHAN bukakan
Firman-Nya, sebab dari Firman kembali ke Firman. Kita menyelenggarakan ini
karena Firman, maka apa pun yang kita punya, harus kembali kepada Firman; harus
menjadi barisan depan, jangan menjadi barisan belakang, karena itu adalah
siasat dari Amalek yang menghantam barisan belakang, yang lemah korban uang, lemah
korban tenaga, lemah korban materai, lemah korban apapun. Hati-hati. Kalau
tidak hormat ya tidak usah panas hati, saya akan tetap doakan saudara.
Sedikit
kesaksian: Dahulu, saya temukan seorang bapak rumah tangga, lalu saya diizinkan
masuk ke rumahnya, dan ternyata isterinya kerja di Rumah Sakit, dan anaknya 2
(dua) perempuan. Singkat cerita, mulailah ibadah pada tahun 2003. Setelah rutin
ibadah; kadang Senin, kadang Sabtu, sesuka hati mereka, bukan sesuka hati saya.
Waktu itu Firman disampaikan hanya satu dua ayat. Karena saya tahu bapak rumah tangga
ini suka merokok, saya tegur habis: “Jangan merokok. Jangan dibakar uangnya.
Jangan dirusak tubuhnya”, tetapi yang emosi justru isterinya, ibu rumah
tangga. Saya tahu. Sesudah itu, selesai ibadah di rumahnya yang petak kecil
kontrakan -- jadi, hanya muat enam atau delapan orang --, setiap kali ibadah
selesai, makanan pun terhidang, namun ada lagi yang membuat hati ini sakit dan
panas: karena teguran itu, mereka berempat (suami, isteri dan dua anak
perempuan) bercerita sendiri, saya dicueki sampai selesai makan. Dalam hati: TUHAN,
makan nasi ini kok tidak enak ya. Mereka bicara sambil makan, tetapi saya kok
tidak diajak “ayo, ambil amang sayurannya”, tidak. Saya dicueki begitu saja.
Saya
bicara kepada TUHAN: Sampai kapan saya dicueki, TUHAN? Sampai kapan hati ini
sakit terus, TUHAN? Tetapi TUHAN bilang: Sampai Firman TUHAN tergenapi.
Jadi,
kalau Firman tergenapi, kalau ayat Firman tergenapi, segera stabilokan itu.
Tadi sore, seorang imam saya suruh datang ke pastori, dan hal yang sama pun
saya sampaikan: sampai kapan leher Yusuf dibelenggu oleh besi? Sesuai dengan Mazmur 105:19, yaitu sampai Firman
tergenapi. Biarlah kita gunakan leher, tundukkan kepala, sampai nanti kita
dipermuliakan oleh TUHAN.
Ester
3:5
(3:5) Ketika
Haman melihat, bahwa Mordekhai tidak berlutut dan sujud
kepadanya, maka sangat panaslah hati Haman,
Melihat
Mordekhai tidak berlutut dan sujud, maka panas hatilah Haman. Singkat kata:
Haman adalah gambaran dari orang yang gila hormat.
Kalau
kita perhatikan perikop dari Ester 3
ini adalah “Muslihat Haman untuk memunahkan orang Yahudi”. Tadi kita
sudah memperhatikan, bahwa; Haman adalah gambaran dari orang yang gila hormat. Berarti,
muslihat Haman adalah cincin meterai yang bukan berasal dari TUHAN. Kelicikan
dari Haman, panas hati Haman, pribadi yang tidak takut TUHAN -- itulah Haman --
adalah cincin meterai yang bukan berasal dari TUHAN.
Jangan
kita melihat sebuah gereja mewah, lalu kita berkata: “Oh, dia dipermuliakan
TUHAN”, itu belum tentu cincin meterai dari Allah. Dari sini kita bisa
banyak belajar. Jadi, muslihat Haman, kelicikan Haman, panas hati Haman,
ketidak-takutan Haman kepada TUHAN, kebencian Haman kepada orang Yahudi,
merupakan cincin meterai yang bukan berasal dari TUHAN.
Kalau
Firman ini terlalu keras, jangan kita panas hati. Biarlah Firman itu tergenapi
dalam hidup kita.
Sebaliknya,
setiap orang yang hidup di dalam kuasa Roh Allah yang suci, ia pasti tidak gila
hormat, melainkan ia akan sama seperti Mordekhai yang tidak berlutut, tidak
menyembah siapa pun, kecuali Allah yang hidup, Allah Abraham Ishak dan Yakub,
Allah Israel, Allah yang berkuasa dan berdaulat, TUHAN dan Juruselamat hidup
kita semua.
Jadi,
muslihat Haman itu adalah cincin meterai yang bukan berasal dari TUHAN, sebab
setiap orang yang hidup dikuasai Roh Kudus, maka hamba TUHAN, pelayan TUHAN,
imam-imam, sampai kepada seluruh sidang jemaat, kalau betul-betul dia berada
dalam pengaruh yang besar dari Allah Roh Kudus, maka dia tidak gila hormat, dia
tidak akan berlutut dan bersujud kepada manusia, kepada siapapun, melainkan dia
tetap rendah hati, dia tetap menunjukkan kerendahan hatinya di hadapan TUHAN,
sama seperti Mordekhai.
Kita
sudah menerima Firman selama 1 (satu) jam 23 (dua puluh tiga) menit, tetapi
biarlah kiranya kita sama seperti Maria yang duduk dekat kaki TUHAN, dan terus
menikmati pembukaan Firman. Satu jam berlalu, namun tetap terus dengar Firman; satu
jam setengah berlalu, namun tetap terus dengar Firman TUHAN; berarti, ada hal
yang harus dinikmati dari pemberitaan Firman.
Kita
akan membaca apa yang dituliskan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, pada
Roma 8, dengan perikop: “Hidup oleh Roh”. Lihat, kalau betul-betul ada
cincin meterai, kuasa dari Roh Allah yang penuh.
Roma
8:5
(8:5) Sebab
mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka
yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Mereka
yang hidup menurut Roh, dikuasai oleh Roh, berada dalam pengaruh
yang besar dari Roh Allah yang suci, maka orang semacam ini hanyalah
memikirkan hal-hal yang dari Roh, hanyalah memikirkan ibadah dan pelayanan,
hanyalah memikirkan perkara rohani, hanyalah memikirkan perkara di atas, tidak
lebih tidak kurang.
Singkatnya:
Hanyalah berlutut dan bersujud kepada TUHAN, tidak menyembah kepada yang lain. Sekalipun
ada tawaran tentang kerajaan dan kemegahan dunia yang ditujukan oleh Yesus di
atas gunung itu, tetapi Yesus, Anak Allah, berkata: Sembahlah TUHAN Allahmu,
hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti. Jadi, penyembahan menunjukkan
bahwa seseorang sudah lepas dari daya tarik bumi; dia hanya memikirkan perkara
di atas, perkara rohani.
Roma
8:6
(8:6) Karena
keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai
sejahtera.
Keinginan
Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
-
Kalau soal HIDUP, kita kaitkan
dengan Injil Yohanes 1, Dalam Dia (Firman) ada hidup dan hidup itu adalah
terang manusia. Jadi, kalau kita penuh dengan Roh Allah, maka kita hidup,
dan hidup adalah terang manusia.
-
Selain itu, ada DAMAI SEJAHTERA, berarti;
kalau kita penuh dengan Roh Allah, maka kita membawa damai sejahtera di mana
pun kita ada, tidak menjadi pengacau, tidak mendurhaka, tidak memberontak,
tidak merusak suasana sorga di tengah-tengah ibadah yang TUHAN percayakan.
Saya
beri penghormatan setinggi-tingginya kepada rekan-rekanku hamba TUHAN; kalau
kita boleh duduk dekat kaki TUHAN, meninggikan Firman TUHAN, semata-mata bukan
karena kami gila hormat, tetapi kedudukan dari Firman TUHAN itu harus melebihi dari
kedudukan-kedudukan Haman.
Roma
8:9
(8:9) Tetapi
kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah
diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia
bukan milik Kristus.
Jika
orang tidak memiliki Roh Kristus, tidak hidup di dalam pengurapan
kuat kuasa Roh Kudus, ia bukan milik Kristus. Jika seseorang tidak
memiliki Roh Kristus, maka ia bukan milik Kristus = Cincin meterai yang bukan berasal
dari Allah.
Kalau
tidak ada damai sejahtera, tidak hidup dalam damai sejahtera, tidak hidup
menjadi terang manusia, itu bukan cincin meterai dari Allah, itu adalah
kemuliaan palsu.
Kita
akan perhatikan Galatia 5, dengan
perikop: “Hidup menurut daging
atau Roh.”
Hanya
2 (dua) saja pilihan; menurut daging atau Roh? Saya dan kita semua tentu
memilih hidup dengan Roh saja, bukan? Biarlah kiranya hidup ini dikuasai
seutuhnya oleh Roh Allah yang suci. Jangan lagi dikuasai oleh daging, supaya
kita jangan sama seperti Haman, yang merupakan seteru dari orang Yahudi, sebab dia
adalah orang Agag, yang menjadi batu sandungan dan membenci orang Yahudi, jelas
ini adalah cincin meterai palsu, yang bukan berasal dari Allah, kemuliaannya
bukan berasal dari Allah.
Galatia
5:22-23
(5:22) Tetapi
buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, (5:23) kelemahlembutan,
penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Lihat,
ada 9 (sembilan) buah dari Roh Kudus: (1) kasih, (2) sukacita, (3)
damai sejahtera, (4) kesabaran, (5) kemurahan, (6)
kebaikan, (7) kesetiaan, (8) kelemahlembutan, (9) penguasaan
diri.
Sedikit
tentang “murah hati”, sebagai perkara yang kelima: Suatu kali kami
diantar oleh hamba TUHAN yang saya kasihi, saya hormati betul beliau ini.
Setelah kami tiba di Kandis, lalu hamba TUHAN ini membawa kembali kendaraan itu
ke Medan. Saya tidak mengerti seberapa yang harus saya salamkan kepada beliau.
Setelah tiba di kamar hotel itu, isteri bertanya: Papi kasi berapa? Saya
beritahu “sekian”. Lalu isteri berkata: “Wah, mengapa begitu?” Memang
pada saat itu terlalu banyak pengeluaran, saudara bisa bayangkan; dari Jakarta
ke Medan, dari Medan carter mobil, tour ke beberapa tempat, tetapi sekalipun
demikian, isteri saya ingatkan: “Mengapa begitu, papi?” Saya menyesal,
lalu saya telepon beliau, tetapi ternyata beliau sudah jauh, sudah melewati
Kandis ke arah Rantauprapat. Saya sedih sekali, lalu satu bulan kemudian saya
telepon beliau; saya memang tidak ada kata-kata minta maaf secara khusus, tetapi
saya berharap lewat telepon itu beliau mengerti saya. Lalu saya tanya anak-anak,
saya berharap dengan uang saku anak, supaya TUHAN kirimkan damai sejahtera;
tetapi kenyataannya, hubungan kami sampai hari ini tetap baik, dan beliau
bersama-sama dengan kita sekarang. Tetapi beliau tidak kapok dengan kami;
sekalipun saya tidak sebut nama, tetapi saya harap beliau yang di Labuhanbatu mengerti
hal ini.
Tentang
“kelemahlembutan” itu adalah sumber perhiasan manusia rohani, manusia
batiniah, yaitu ketundukan.
Tentang
“penguasaan diri”, itu adalah tangga yang terakhir.
Hukum
apapun di atas muka bumi ini tidak akan dapat menentang kita kalau penuh dengan
Roh Allah, kalau memiliki 9 (sembilan) buah Roh Allah. Tidak ada hukum yang
menentang, mau hukum apa saja.
Galatia
5:24
(5:24)
Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Ciri-ciri
cincin meterai dari Allah adalah menyalibkan daging dengan segala
keinginan-keinginannya yang jahat; menyalibkan hawa nafsu dan
keinginan-keinginan daging yang jahat. Itulah ciri-ciri cincin meterai dari
Allah.
Itulah
Mordekhai; dia tidak berlutut, dia tidak sujud, dia tidak gila hormat = menyalibkan daging.
Galatia
5:25-26
(5:25)
Jikalau
kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, (5:26)
dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang
dan saling mendengki.
Jikalau
kita hidup oleh Roh, dikuasai oleh Roh Allah, berada dalam
pengaruh yang besar dari Roh Allah, baiklah kiranya kita semua hamba-hamba
TUHAN, semua imam, pelayan TUHAN, evangelist, penginjil, guru-guru, tua-tua,
diaken, memberikan dirinya untuk dipimpin oleh Roh Allah.
Kalau
kita ada di tengah-tengah kegiatan Roh, baiknya kita ada dipimpin dalam Roh. Jangan
ada di tengah-tengah kegiatan Roh, tetapi dipimpin oleh daging. Pilih mana;
hidup menurut daging atau Roh? Tetapi ingat; cincin meterai yang diterima oleh
Haman adalah cincin meterai palsu, kemuliaan palsu, yang penuh dengan
kelicikan.
Memang,
TUHAN berkata: Kalau bertekun dalam kematian dan kebangkitan, maka kita juga turut
dipermuliakan bersama dengan Dia, tetapi harus benar; kematiannya benar,
kebangkitannya benar, maka cincin meterai kemuliaannya juga harus benar.
Kemuliaan
yang tercap meterai di dalam diri ini harus benar, harus jujur, tidak boleh
palsu. Perkataan benar, tidak palsu, karena hati juga benar, tidak palsu.
Perasaan, pikiran dan lain sebagainya, harus benar, tidak palsu.
Dan
janganlah kita gila hormat ... Inilah cincin meterai dari Allah; tidak
gila hormat, melainkan tetap rendah hati satu dengan yang lain.
Dalam
setiap pertemuan PD I / KOM II di Gereja Pantekosta Tabernakel, dalam pertemuan
itu, saya lebih baik berdiam saja. Kalau TUHAN izinkan saya berbicara dalam
kesempatan semacam ini di mana saja, ya puji TUHAN, tetapi kalau tidak, ya
diam saja, tidak terlalu banyak menggurui; jujur, bukan untuk memuji diri.
Kalau
kita ada dalam kegiatan Roh, gerakan Roh, kiranya Roh Allah itu memimpin hati
pikiran, tubuh jiwa roh kita masing-masing; tidak palsu.
Milikilah
cincin meterai yang tidak palsu, tidak gila hormat, kemudian janganlah kita
saling menantang dan saling mendengki. Kalau gereja tetangga lebih besar, ya
puji TUHAN, semoga kecipratan; begitu saja. Tidak usah saling menantang,
tidak usah saling gila hormat, “Siapa yang pembukaannya lebih besar? Siapa?
Siapa?”, tidak usah begitu. Tidak usah saling menantang, tidak usah saling
mendengki; itu adalah cincin meterai dalam kemuliaan Allah yang benar, tidak
palsu.
Dengan
demikian, kemuliaan dari Haman ini adalah kemuliaan palsu, sebab cincin meterai
yang dia miliki bukan berasal dari Allah, tetapi dari Setan.
Kita
akan tamatkan ibadah ini pada malam hari ini. Kita sudah duduk diam mendengar
Firman selama satu jam tiga puluh lima menit. Kiranya Firman malam ini menjadi
berkat. Dan kita doakan, cincin meterai atau kemuliaan yang sesungguhnya dari
Allah, jikalau TUHAN kehendaki; besok, jam 10 (sepuluh) pagi, kita akan terima
soal cincin meterai yang sesungguhnya.
Kalau
tadi, cincin meterai yang palsu, kemuliaan palsu, itulah pribadi Haman,
tetapi besok pagi kita akan melihat cincin meterai dalam kemuliaan Allah
yang sesungguhnya, dalam pribadi Mordekhai dan anak asuhnya, itulah Ester. Kita
doakan malam ini, supaya besok kita kembali melihat cincin meterai yang
sesungguhnya.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment