IBADAH
KAUM MUDA REMAJA, 08 MEI 2021
STUDY
YUSUF
(Seri:
232)
Subtema:
KALUNG EMAS PADA LEHER
Selamat malam; salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati TUHAN, kita dimungkinkan untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Kaum Muda Remaja, semua karena pertolongan TUHAN bagi kita sekaliannya. Demikian juga saya tidak lupa menyapa umat TUHAN yang senantiasa tekun memberikan dirinya untuk digembalakan lewat Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya setiap Sabtu.
Selanjutnya,
kita berdoa, kita mohon kemurahan TUHAN supaya TUHAN -- lewat pembukaan rahasia
Firman yang akan kita terima -- mampu meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi
lepas pribadi.
Selanjutnya
marilah kita kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah
Kaum Muda Remaja dari Kejadian 41.
Kejadian
41:42
(41:42) Sesudah
itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya
pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus
dan digantungkannya kalung emas pada lehernya.
Yusuf
dilantik menjadi kepala pemerintahan atau menjadi penguasa atas seluruh tanah
Mesir. Istilah sekarang; Yusuf dilantik menjadi mangkunegara atau perdana
menteri.
Kemudian,
pada saat pelantikan itu, TUHAN mengaruniakan 3 (tiga) hal kepada Yusuf dengan
perantaraan Firaun.
1.
Cincin meterai.
2.
Pakaian dari kain halus.
3.
Kalung emas.
Selanjutnya,
marilah kita mengikuti penjelasan dari hal yang ketiga, yaitu KALUNG EMAS.
Intinya
di sini adalah kalung emas digantungkan pada leher Yusuf. Dengan demikian,
pelantikan Yusuf sebagai kepala pemerintahan atas seluruh Mesir, pelantikan
Yusuf sebagai mangkunegara atau perdana menteri sudah dianggap sah.
Namun,
ada yang harus kita ketahui bersama-sama sebelum leher Yusuf dihiasi dengan
kalung emas, yaitu Yusuf sudah harus terlebih dahulu melewati proses sengsara.
Proses
sengsara yang dialami Yusuf, YANG PERTAMA:
Baik
juga ketika Firaun memberikan cincin meterai, maka tentu saja
pada saat itu terkenanglah Yusuf akan kebencian-kebencian dari
saudara-saudaranya itu, karena cincin meterai ini menunjuk kepada kuasa Roh-El
Kudus.
Sejenak
kita melihat hal itu dalam Kejadian 37.
Kejadian
37:3-4
(37:3) Israel
lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya
yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi
dia. (37:4) Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih
mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan
tidak mau menyapanya dengan ramah.
Bencilah
saudara-saudara Yusuf kepada Yusuf, dan saudara-saudaranya itu tidak berlaku ramah;
Yusuf tidak diperlakukan dengan ramah oleh saudara-saudaranya, karena kebencian
dari pada saudara-saudaranya.
Apa
yang menyebabkan kebencian itu timbul? Karena Yakub lebih mengasihi Yusuf. Yakub
adalah gambaran dari Allah Roh-El Kudus.
Itu
sebabnya tadi saya katakan: Ketika Firaun memberikan cincin meterai kepada
Yusuf, tentu saja dia terkenang dengan sengsara yang dia lalui, yaitu kebencian
dari pada saudara-saudaranya. Sebab, cincin meterai itu menunjuk kepada; kuasa
Roh-El Kudus.
Proses
sengsara yang dialami Yusuf, YANG KEDUA:
Demikian
juga yang kedua; ketika Firaun memberikan pakaian dari kain lenan halus,
maka pada saat itu tentu saja ia terkenang dengan sengsara yang dia lewati,
yaitu;
-
Bagaimana sengsara ketika jubah yang maha
indah itu diambil oleh saudara-saudara Yusuf, lalu dicelupkan ke dalam darah
kambing domba.
-
Demikian juga ketika Yusuf berada di rumah
Potifar, dia mengalami sengsara dan derita oleh karena fitnahan dari pada isteri
Potifar. Jadi, dia sudah terlebih dahulu melewati sengsara yang begitu hebat.
Proses
sengsara yang dialami Yusuf, YANG KETIGA:
Demikian
juga ketika leher Yusuf dihiasi dengan kalung emas, Yusuf sudah
harus terlebih dahulu melewati sebuah proses sengsara. Kita akan melihat hal
itu di dalam Mazmur 105.
Mazmur
105:17-18
(105:17)
diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi
budak. (105:18) Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya
masuk ke dalam besi,
Ketika
Yusuf dimasukkan ke dalam penjara, yang disebut juga dengan liang tutupan,
maka;
-
Kaki Yusuf dihimpit dengan belenggu.
-
Kemudian, leher Yusuf masuk ke dalam besi.
Jadi,
sebelum kalung emas itu digantungkan pada leher Yusuf, maka leher Yusuf sudah
terlebih dahulu masuk ke dalam besi.
Sekarang
pertanyaannya: Sampai kapan leher Yusuf berada dalam belenggu besi?
Mazmur
105:19
(105:19) sampai
saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya
Jawabnya
adalah sampai Firman Allah itu sudah genap.
Kita
akan melihat (telusuri) kata “sudah genap” di dalam Injil Matius 5.
Matius
5:17
(5:17)
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Yesus
datang ke dalam dunia ini untuk menggenapi hukum Taurat. Berarti, kalau hukum
Taurat digenapi, menunjukkan bahwa; hukum Taurat belum sempurna, sehingga hukum
Taurat itu juga tidak berkuasa untuk menyelamatkan manusia berdosa.
Mungkin
malam ini kita hanya mendapatkan bagian kecil dari hal yang ketiga ini, yaitu
“kalung emas”. Kiranya di minggu yang akan datang kita kembali diberkati, jika
TUHAN kehendaki. Kita berdoa selalu supaya TUHAN senantiasa menyatakan
pembukaan rahasia firman-Nya bagi kita sekaliannya.
Yesus
datang ke dalam dunia ini untuk menggenapi hukum Taurat, berarti; hukum Taurat
itu belum sempurna untuk menyelamatkan manusia dari dosanya. Sebagaimana Rasul
Paulus menyatakan hal itu kepada jemaat di Roma 8.
Roma
8:3
(8:3) Sebab apa
yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh
daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri
dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia
telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
Singkat
kata: Hukum Taurat tidak berdaya oleh daging.
Pendeknya;
Hukum Taurat tidak memiliki kuasa untuk menyelamatkan manusia, karena tidak berdaya oleh daging.
Hukum
Taurat itu lemah terhadap daging, tidak berdaya oleh daging; itu sebabnya, hukum
Taurat tidak memiliki kuasa untuk menyelamatkan manusia. Oleh sebab itu, karena
hukum Taurat tidak berdaya oleh daging, maka Allah mengutus Anak-Nya yang
tunggal untuk menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib.
Roma
8:4
(8:4) supaya tuntutan
hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging,
tetapi menurut Roh.
Bukti
bahwa hukum Taurat digenapi di dalam kita adalah kita tidak lagi hidup menurut
daging, tetapi hidup menurut Roh.
Jadi,
jelas sekali bahwa; hukum Taurat itu tidak berdaya oleh daging; oleh sebab itu,
Allah mengutus Anak-Nya yang Tunggal untuk menggenapi hukum Taurat di dalam
diri kita masing-masing. Buktinya ialah kita hidup menurut Roh, bukan hidup menurut
daging. Kalau kita bersandar kepada hukum Taurat, maka hukum Taurat tidak sempurna,
sebab dia tidak berdaya oleh daging.
Apa
tandanya hukum Taurat digenapi di atas kayu salib? Kita semua hidup menurut
Roh, bukan lagi hidup menurut daging, sebab mereka yang hidup menurut daging
pasti memikirkan hal-hal yang dari daging, memikirkan perkara lahiriah, perkara
di bawah, bukan perkara rohani -- itulah ibadah dan pelayanan --.
Kita
lihat lebih jauh (lebih dalam) Ibrani 10.
Ibrani
10:1A
(10:1)
Di
dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan
yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu
dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum
Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di
dalamnya.
Di
dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan
datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Jadi,
hukum Taurat itu adalah bayangan dari keselamatan, bukan hakekat dari
keselamatan. Oleh sebab itu, hukum Taurat itu belum sempurna untuk
menyelamatkan manusia yang berdosa.
Ibrani
10:1B
(10:1)
Di
dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan
datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban
yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum
Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di
dalamnya.
Karena
itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan,
hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian
di dalamnya.
Pendeknya:
Hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan, apalagi menyelamatkan mereka yang
hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun korban yang sama setiap tahun terus
menerus dipersembahkan.
Ibrani
10:2-4
(10:2) Sebab
jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab
mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan
sekali untuk selama-lamanya. (10:3) Tetapi justru oleh korban-korban
itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. (10:4)
Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan
dosa.
Justru
oleh karena korban-korban yang dipersembahkan terus menerus setiap tahun, orang
kembali lagi untuk berbuat dosa, mengapa? Karena setiap orang akan
menaruh harap kepada korban-korban yang dipersembahkan sebagai penghapus dosa
tersebut.
Jadi,
setelah melakukan dosa, mereka masih berharap tentang penghapusan dosa yang
akan dikerjakan oleh seorang imam besar dengan darah lembu jantan dan darah
domba jantan.
Jadi
justru dengan adanya korban-korban yang dipersembahkan terus menerus setiap
tahun itu, orang kembali lagi untuk berbuat dosa. Singkatnya; hukum Taurat itu
lemah oleh daging, atau hukum Taurat itu merangsang dosa.
Ibrani
10:5-10
(10:5) Karena
itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak
Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --. (10:6)
Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. (10:7)
Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis
tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." (10:8) Di
atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban
penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya"
-- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --. (10:9) Dan kemudian
kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang
pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. (10:10) Dan karena
kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya
oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Kalau
darah salib ditegakkan, maka kita dikuduskan untuk selama-lamanya. Pendeknya:
Salib Kristus harus ditegakkan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini.
Proses
semacam ini memang harus kita alami bersama-sama, supaya kita kelak
dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Jadi,
Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, tetapi untuk menggenapi hukum
Taurat, karena hukum Taurat tidak sempurna untuk menyelamatkan manusia berdosa.
Sesuatu yang tidak sempurna tidak akan berkuasa untuk menyempurnakan manusia
dari dosanya.
Sejenak
kita akan melihat suatu peristiwa di dalam Injil Lukas 24, “Yesus menampakkan diri di jalan ke
Emaus.”
Lukas
24:13-21
(24:13) Pada hari
itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama
Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, (24:14)
dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. (24:15)
Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus
sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. (24:16)
Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat
mengenal Dia. (24:17) Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang
kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan
muka muram. (24:18) Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya:
"Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa
yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" (24:19)
Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang
terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa
dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa
kami. (24:20) Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan
Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. (24:21)
Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan
bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu
terjadi.
Di
sini kita melihat: Terjadi percakapan antara Yesus dengan 2 (dua)
murid yang sedang berjalan ke Emaus. Namun inti dari percakapan itu ialah
bahwasanya kedua murid tersebut menyesali perbuatan dari imam-imam kepala,
tua-tua dan ahli-ahli Taurat orang Yahudi yang telah menyerahkan Yesus untuk
mati terbunuh di atas kayu salib. Dengan kata lain -- sama artinya --, kedua
murid tersebut menolak salib Kristus untuk ditegakkan di tengah-tengah ibadah
dan pelayanan.
Kalau
menyesali kematian Yesus di kayu salib, berarti; menyesali bahwa salib ditegakkan
di tengah ibadah dan pelayanan ini.
Melihat
kebodohan semacam itu, mari kita perhatikan ayat 25-26 ...
Lukas
24:25-26
(24:25) Lalu Ia
berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu,
sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para
nabi! (24:26) Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu
untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
Melihat
kebodohan itu, Yesus segera berkata kepada kedua murid tersebut: “Bukankah
Mesias harus menderita semuanya itu -- harus melewati sengsara derita --
untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?”
Jadi,
untuk berada di dalam kemuliaan, sudah terlebih dahulu melewati proses sengsara
derita dan aniaya, sama seperti yang dialami oleh Yusuf, di mana lehernya
dibelenggu ke dalam besi. Sampai kapan? Sampai firman digenapi.
Demikian
juga salib harus ditegakkan di tengah ibadah pelayanan ini; itu sebabnya Yesus
menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib.
Hukum
Taurat tidak sempurna, tidak berkuasa untuk menyelamatkan manusia berdosa; itu
sebabnya Yesus harus menanggung penderitaan itu di atas kayu salib. Sampai
kapan leher Yusuf dibelenggu dalam besi? Sampai Firman tergenapi.
Jadi,
saudara tidak perlu heran, saudara tidak perlu terlalu menyesali manakala salib
ditegakkan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan. Seringkali hati kita tergores
manakala kita dididik oleh salib, kita bersungut-sungut, kita ngomel,
tetapi ketika kita ngomel kita tidak tahu apa yang kita lakukan.
Sementara
kalau kita berada di bawah hukum Taurat, hukum Taurat tidak berkuasa untuk
menyelamatkan kita, maka mau tidak mau, salib harus ditegakkan di tengah ibadah
dan pelayanan ini, supaya kelak kita dipermuliakan.
Jadi,
ketika kalung emas itu digantungkan pada leher Yusuf, tentu saja dia akan
terkenang dengan sengsara derita yang dialaminya, di mana ketika ia dimasukkan
ke dalam penjara, dimasukkan ke dalam liang tutupan, lehernya itu dibelenggu
oleh besi. Jadi, salib harus ditegakkan di tengah-tengah ibadah; tidak usah kita terlalu terheran-heran.
Jangan
kita merasa tertekan batin oleh karena pekerjaan pelayanan kepada TUHAN;
saudara salah kalau saudara memiliki pemikiran yang seperti itu. Saya merasakan
ada yang seperti itu; merasa tertekan batin dengan pelayanan kepada TUHAN,
dengan pekerjaan TUHAN; salah, kalau saudara berpikir seperti itu. Baik yang
mengetik, mengedit, yang live streaming, infokus, subtittle; kalau
saudara merasa tertekan batin ketika mengerjakan pekerjaan ini, salah. Kalau
saudara menyesali pekerjaan semacam ini, saudara salah.
Salib
harus ditegakkan untuk mencapai kemuliaan; harus lewati proses.
Lukas
24:27
(24:27) Lalu Ia
menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab
Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Yesus
harus menggenapi kitab Taurat; Yesus harus menggenapi apa yang tertulis dalam
kitab Suci, kitab para nabi. Jadi, sampai kapan leher Yusuf dibelenggu besi?
Sampai Firman tergenapi.
Jadi,
saudara jangan heran manakala salib ditegakkan di tengah ibadah pelayanan ini.
Tadi
kan pertanyaannya “sampai kapan”? Jawabnya adalah sampai Firman
tergenapi, sebagaimana Yesus telah menggenapi Kitab Taurat dan Kitab Para
nabi yang dituliskan dalam Kitab Suci, itulah Lukas 24:27. Berarti, Injil Lukas
24:27 sama dengan Mazmur 105:19A.
Kejadian
41:46
(41:46) Yusuf
berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu.
Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
Umur
Yusuf waktu menghadapi Firaun, lalu dilantik sebagai mangkunegara atau perdana
menteri ialah saat ia berumur 30 (tiga puluh) tahun, berarti; Firman sudah
digenapi.
Yesus
juga memulai pelayanan-Nya pada saat Ia berusia 30 (tiga puluh) tahun; jadi,
Firman sudah digenapi.
Berarti,
13 (tiga belas) tahun lamanya Yusuf harus menghadapi bermacam-macam sengsara,
bermacam-macam kesukaran, bermacam-macam kesulitan, dan 13 (tiga belas) tahun
pula lamanya ia mengalami aniaya dan derita yang begitu hebat, sebab ia dijual
ke Mesir, saudara-saudara Yusuf menjual Yusuf kepada saudagar-saudagar yang
datang dari Midian itu, pada saat Yusuf berusia 17 (tujuh belas)
tahun. Berarti, ada 13 (tiga belas) tahun lamanya Yusuf harus melewati
bermacam-macam sengsara, aniaya, kesulitan, dan
derita yang begitu hebat; berarti ada 13 (tiga
belas) tahun lamanya menggenapi Firman TUHAN.
Namun,
Yusuf dengan segala kerendahan hatinya, dengan segala kesabarannya, ia
menghadapi semua itu.
Tidak
usah kita langsung putus asa dan bersungut-sungut dan
jengkel di hati pada saat menghadapi segala macam kesukaran-kesukaran. Salib memang harus
ditegakkan, sampai kapan? Sampai Firman tergenapi.
Yusuf
menghadapi semua itu dengan segala kesabaran, dengan segala kelemah-lembutan,
dengan segala kerendahan di hati, menunjukkan bahwa; Yusuf memahami betul bahwa
ia sedang berada di dalam rencana Allah. Kalau seseorang mengerti bahwa ia
sedang berada di dalam rencana Allah, maka ia akan anteng-anteng saja, tenang
saja, tidak usah gelisah, tidak usah sampai gusar di hati, jengkel di hati,
tenang saja; itulah orang yang mengerti rencana TUHAN.
Kejadian
39:20-21
(39:20) Lalu
Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat
tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana. (39:21)
Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya,
dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
Apa
maksud dari ayat ini? Yusuf betul-betul memahami bahwa ia ada di dalam rencana
Allah yang besar, maka dia yakin bahwa TUHAN menyertai Yusuf senantiasa. Jadi,
tenang saja.
Kita
kembali membaca Mazmur 105.
Mazmur
105:19B
(105:19)
sampai
saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya
Janji
TUHAN membenarkannya ... TUHAN akan menepati janji-Nya kepada
orang-orang yang sabar, kepada orang-orang yang lemah lembut dan rendah hati.
-
Bagian A: Sampai Firman TUHAN sudah
genap.
-
Bagian B: Janji TUHAN membenarkannya.
Jadi,
TUHAN menepati janji-Nya kepada orang-orang yang sabar, kepada orang-orang yang
rendah hati; dan itu juga dibenarkan oleh Rasul Paulus yang dinyatakan kepada
anak kekasihnya, yaitu Timotius.
Kita
perhatikan 2 Timotius 2, dengan
perikop: “Panggilan untuk ikut menderita.”
Biarlah kita semua berpadanan dengan panggilan, berarti; salib harus ditegakkan
di tengah ibadah pelayanan ini, itulah namanya berpadanan dengan panggilan.
2
Timotius 2:7
(2:7)
Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian
dalam segala sesuatu.
“Tuhan
akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.”
Hal ini dikatakan oleh Rasul Paulus kepada Timotius, anak kekasihnya. Dan biarlah
kiranya TUHAN memberikan kepada kita pengertian yang sama itu.
2
Timotius 2:8
(2:8) Ingatlah
ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati,
yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam
Injilku.
Rasul
Paulus memberitakan Injil, secara khusus tentang pribadi Yesus yang sudah
mengalami kematian, kebangkitan dan
berada di dalam kemuliaan. Rasul
Paulus memberitakan Injil, berarti memberitakan Yesus dalam kematian,
kebangkitan dan kemuliaan-Nya.
2
Timotius 2:9
(2:9) Karena
pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang
penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.
Justru
oleh karena pemberitaan Injil ini, Rasul Paulus rela menderita, rela dibelenggu
seperti seorang penjahat, tetapi ingat; Firman Allah tidak terbelenggu. Kalau
kita melewati proses sengsara, maka kita kelak akan berada dalam kemuliaan; itulah
isi dari pada berita Injil.
Isi
dari berita Injil adalah kematian, kebangkitan, dan kemuliaan. Kemudian, oleh
karena berita Injil ini, Rasul Paulus rela menderita, rela dibelenggu, tetapi
Injil tidak bisa dibelenggu. Berarti kemuliaan itu tetap menjadi bagian kita kalau kita lewati proses kematian dan
kebangkitan.
Demikian
juga, Firaun adalah gambaran dari Setan; dia masih tetap mempertahankan
takhtanya, tetapi yang menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir, yang menjalankan
pemerintahan atas seluruh tanah Mesir adalah Yusuf. Kemuliaan itu tidak bisa
ditahan kalau kita melewati sengsara (kematian) dan kebangkitan Yesus Kristus; tidak
bisa ditahan-tahan, tidak bisa dibelenggu.
2
Timotius 2:10
(2:10) Karena
itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah,
supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan
yang kekal.
Lihatlah,
hati saya terharu membaca ayat 10 ini:
Rasul Paulus rela dibelenggu, Rasul Paulus rela menderita, rela menanggung
sengsara, bermacam-macam sengsara, bermacam-macam kesulitan, supaya orang-orang pilihan dari bangsa-bangsa di luar bangsa Israel juga
mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.
Oleh
sebab itu, jangan kita heran, jangan kita menyesali seperti 2 (dua) murid menyesali
terjadinya proses penyaliban. Manakala salib ditegakkan di tengah ibadah dan pelayanan
ini, tidak perlu terheran-heran dan jangan disesali. Jangan menyesal menjadi
anak TUHAN; jangan menyesal menjadi anak TUHAN yang senantiasa rela menanggung
penderitaan dan sengsara.
Orang
bisa membunuh tubuh (raga) ini, tetapi
orang tidak bisa merenggut nyawa, tidak bisa merenggut kemuliaan yang sudah
TUHAN sediakan bagi kita semua. Iblis hanya bisa membunuh tubuh, tetapi tidak
bisa merenggut kemuliaan kekal yang akan kita terima; percayalah.
Itulah
berita Injil; pengalaman Yesus dalam tanda kematian,
kebangkitan dan kemuliaan. Dan untuk berita Injil inilah dia mengalami penderitaan,
dia dibelenggu, mengalami banyak sengsara, tetapi berita Injil tidak akan bisa
dibelenggu. Kemuliaan itu tidak bisa direnggut dari kita, asal kita melewati
proses sengsara yang benar, sama seperti yang dialami oleh Yesus.
2
Timotius 2:11-12
(2:11) Benarlah
perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup
dengan Dia; (2:12) jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah
dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita;
Kita
akan berada dalam kemuliaan kekal dan memerintah dalam kerajaan yang kekal,
kalau kita betul-betul melewati sengsara atau kematian dan kebangkitan dari
TUHAN Yesus Kristus.
Dan
itulah yang diceritakan oleh Yesus Kristus kepada 2 (dua) murid yang sedang
berjalan ke Emaus; pada saat kebangkitan-Nya, Dia menceritakan kemuliaan-Nya, Dia
menceritakan kemuliaan sesudah Mesias melewati sengsara.
Jadi,
sudah sangat jelas sekali; sampai kapan leher dibelenggu dalam besi? Sampai
Firman tergenapi, tetapi ingat dalam Mazmur
105:19, TUHAN menepati janji-Nya kepada orang-orang yang sabar, kepada
orang-orang yang rendah hati.
Roma
8:17
(8:17) Dan jika
kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak
menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan
Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan
bersama-sama dengan Dia.
Kita
akan dipermuliakan setelah kita melewati bermacam-macam sengsara, bermacam-macam
penderitaan. Inilah anak-anak Allah yang akan mewarisi Kerajaan Sorga; berada
dalam kemuliaan, setelah melewati bermacam-macam sengsara.
Oleh
karena berita Injil, oleh karena memberitakan Injil, Paulus dibelenggu, tetapi
ingat; Injil tidak dapat dibelenggu. Apa berita Injil? Mati, bangkit,
dipermuliakan.
Percayalah,
Rasul Paulus telah melewati dan mengalami banyak
hal, tetapi dengan rendah hati dia melayani TUHAN; sekalipun dia menderita,
tetapi dengan sabar dia menantikan kemuliaan yang kekal; dia paham betul kalau
ia berada di dalam rencana Allah yang besar; dan TUHAN
tetap menyertai dia sebagaimana TUHAN tetap menyertai Yusuf. Itulah orang yang
mengerti rencana TUHAN.
Tetapi
kalau orang tidak mengerti rencana TUHAN; dia suka bersungut-sungut, ngomel,
itu adalah tanda bahwa dia tidak rendah hati dan tidak lemah lembut, tanda
bahwa dia bukanlah orang yang sabar. Tetapi lihatlah orang yang mengerti
rencana TUHAN;
-
Sekalipun menghadapi bermacam-macam sengsara,
Yusuf tetap lemah lembut dan rendah hati, dia tetap sabar.
-
Hal yang senada dengan apa yang dialami
oleh Rasul Paulus; sekalipun dia harus menderita, sekalipun dia harus dibelenggu
oleh karena pemberitaan Injil, tetapi dia tetap dengan sabar, dia tetap dengan
lemah lembut, dia tetap rendah hati memberitakan Injil.
Mereka
tahu bahwa TUHAN tetap menyertai mereka. Haleluya.. Puji
Tuhan..
Kita
perhatikan Amsal 3, dengan perikop: “Berkat
dari hikmat.”
Amsal
3:1-3
(3:1) Hai
anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara
perintahku, (3:2) karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera
akan ditambahkannya kepadamu. (3:3) Janganlah kiranya kasih dan setia
meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah
itu pada loh hatimu,
Hai
anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara
perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan
ditambahkannya kepadamu. Banyak orang panjang umur di dunia ini,
tetapi belum tentu lanjut usianya. Panjang umur 70 (tujuh puluh) tahun; lebih
dari pada 70 (tujuh puluh) tahun, lanjut; 71 (tujuh puluh satu) tahun, lanjut;
72 (tujuh puluh dua) tahun, sampai 80 (delapan puluh) tahun lanjut, bahkan
sampai kepada hidup yang kekal.
Janganlah
kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu,
tuliskanlah itu pada loh hatimu.
Berarti,
kasih dan setia, itu menunjuk kepada 2 (dua) hal:
1.
Kalung emas yang digantungkan pada leher.
2.
Firman Allah yang sudah termeterai di
dalam loh daging, ditukik di dalam hati kita masing-masing = Firman tergenapi.
Jadi,
kalung emas = Firman digenapi, sampai pada akhirnya nanti Mazmur 105:19, TUHAN menepati janji-Nya kepada orang-orang yang
sabar dan rendah hati.
Itu
sebabnya TUHAN Yesus menggenapi hukum Taurat. Bersyukurlah kepada TUHAN; jangan
pernah merasa asing dengan salib, jangan pernah heran dengan salib, jangan
bersungut-sungut mengerjakan pekerjaan TUHAN. Untuk berada dalam kemuliaan
harus melewati sengsara; kemuliaan tidak bisa direnggut dari kita, setan
tidak bisa merenggut kemuliaan kalau kita melewati sengsara. Memang tubuh ini
bisa terenggut, tetapi kemuliaan tidak bisa. Itu sebabnya, Rasul Paulus tidak
takut dalam memberitakan Injil; dia dibelenggu, tetapi Injil tidak bisa
dibelenggu, percayalah.
Jadi,
ingat: Biarlah kiranya kasih dan setia menjadi bagian kita. Apa kasih dan
setia?
1.
Kalung emas yang digantungkan pada leher
Yusuf.
2.
Firman TUHAN dimeteraikan di dalam loh
daging, ditukik di dalam hati kita, sama artinya; Firman digenapi di dalam diri
kita masing-masing.
Inilah
hikmat dan berkatnya; janji TUHAN digenapi dalam hidup kita masing-masing.
Amsal
3:4
(3:4) maka
engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah
serta manusia.
Mendapat
kasih dan penghargaan, baik dalam pandangan Allah, maupun pandangan manusia.
Amsal
3:5
(3:5) Percayalah
kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada
pengertianmu sendiri.
Percaya
kepada sengsara salib. Jangan bersandar kepada hatimu; pikiran manusia dagingmu,
sebab janji TUHAN akan ditepati kepada kita masing-masing, percayalah.
Amsal
3:6-7
(3:6) Akuilah
Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. (3:7)
Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN
dan jauhilah kejahatan;
Akuilah
Dia dalam segala lakumu. Takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan, sebab tubuh
dan darah tidak mewarisi Kerajaan Sorga. Haleluya.. Amin..
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment