IBADAH
KAUM MUDA REMAJA, 15 MEI 2021
STUDY
YUSUF
(Seri:
233)
Subtema:
LEHER DIBELENGGU SAMPAI FIRMAN DIGENAPI
Selamat
malam, salam sejahtera bahagia kiranya memenuhi setiap
kehidupan kita masing-masing.
Saya
tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, terkhusus pemuda remaja di mana
pun berada, yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN, bahkan secara
khusus memberikan dirinya untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang
dan Cilegon, Banten, Indonesia lewat online, baik yang di dalam negeri,
di tanah air, Sabang Marauke, maupun di luar negeri di mancanegara, di tiap-tiap
negara, saya menyapa saudara; TUHAN memberkati kita semua.
Dan
selanjutnya, marilah kita berdoa, kita mohonkan kemurahan TUHAN, supaya
kiranya TUHAN menyatakan dan meneguhkan hati kita lewat firman yang dibukakan
bagi kita malam ini.
Selanjutnya,
marilah kita menyambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah
Kaum Muda Remaja.
Kita
akan memperhatikan Kejadian 41:42, namun kita akan terlebih dahulu membaca ayat
41, dengan perikop: “Yusuf di Mesir sebagai penguasa”.
Kejadian
41:41
(41:41) Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf:
”Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah
Mesir.”
Yusuf
dilantik menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir, dilantik menjadi kepala
pemerintahan atas seluruh tanah Mesir -- istilah sekarang disebut mangkunegara
atau perdana menteri --, sama artinya; Yusuf dipermuliakan.
TANDA
YUSUF DIPERMULIAKAN.
Kejadian
41:42
(41:42) Sesudah
itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya
pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus
dan digantungkannya kalung emas pada lehernya.
TUHAN
meminjam tangan Firaun untuk mengaruniakan 3 (tiga) hal kepada Yusuf, antara
lain;
1.
Cincin meterai.
2.
Pakaian dari kain halus.
3.
Kalung emas pada
leher.
Selanjutnya,
marilah kita mengikuti penjelasan dari hal yang ketiga, yaitu KALUNG EMAS
digantungkan pada leher Yusuf.
Dengan
demikian, pelantikan Yusuf sebagai kepala pemerintahan atas seluruh tanah Mesir
sudah dianggap sah.
Namun,
ada hal yang harus kita ketahui bersama-sama: Sebelum leher Yusuf dihiasi
dengan kalung emas, Yusuf harus melewati sebuah proses yang sangat luar biasa.
Mazmur
105:16-17
(105:16) Ketika Ia
mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh
persediaan makanan, (105:17) diutus-Nyalah seorang mendahului
mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak.
Ketika
Ia mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh
persediaan makanan, diutus-Nyalah seorang mendahului mereka. Untuk
menolong 7 (tujuh) tahun masa kelaparan, TUHAN mengutus seorang yang layak
untuk diutus dan sekaligus mendahului Israel dan anak-anaknya. Singkatnya;
Yusuf dijual menjadi budak di Mesir.
Kita
berada di bumi provinsi Banten dan menginjakkan bumi provinsi Banten ini
bukanlah suatu kebetulan, melainkan TUHAN-lah yang mengutus kita sekaliannya.
Percayalah apa yang saya sampaikan; TUHAN sedang memakai kita semua bagi
bangsa-bangsa atas seluruh dunia.
Mazmur
105:18-19
(105:18) Mereka
mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi, (105:19)
sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya.
Tetapi
inilah yang terjadi ketika Yusuf dijual sebagai budak di Mesir, yaitu kakinya
dihimpit dengan belenggu, kemudian yang tidak kalah hebatnya ialah lehernya
masih ke dalam besi, dengan lain kata; leher dibelenggu oleh besi.
Sampai
kapan leher itu dibelenggu besi? Jawabnya ialah sampai saat Firman Allah sudah
genap, dan janji TUHAN membenarkan Yusuf.
Biarlah
kiranya kita sekaliannya benar-benar menggunakan leher ini, benar-benar
menggunakan leher kita masing-masing untuk menundukkan kepala di kaki salib
TUHAN, sampai kapan? Jawabnya ialah sampai saat Firman TUHAN sudah genap,
dan janji TUHAN membenarkannya.
Jangan
ragu ketika kita menggunakan leher untuk menundukkan kepala terhadap Dia yang
layak untuk ditinggikan dan diagungkan.
Mazmur
105:20-21
(105:20) Raja
menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya. (105:21)
Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta
kepunyaannya,
Raja
menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya; itu
terjadi saat Firman sudah tergenapi. Dijadikannya dia tuan atas istananya,
dan kuasa atas segala harta kepunyaannya.
Singkat
kata: Akhirnya, Yusuf dipermuliakan. Artinya; Firman Allah sudah genap, dan
janji TUHAN membenarkannya.
Jadi,
benar-benar Yusuf ini diutus ke Mesir, karena untuk berada di dalam rencana
Allah, dan dia pun berada di dalam rencana Allah; itu sebabnya, dia harus
melewati semua kesulitan itu, termasuk leher dibelenggu besi sampai Firman
Allah tergenapi, barulah ia dipermuliakan.
Tenang
saja, tidak usah risau, tidak usah kita menjadi gusar dengan belenggu yang ada
di leher ini; tetap saja gunakan leher untuk menundukkan kepala. Tidak usah
ragu, sebab janji Firman kelak akan tergenapi.
Amsal
3:3-4
(3:3) Janganlah
kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah
itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, (3:4) maka
engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan
Allah serta manusia.
Janganlah kiranya kasih dan setia
meninggalkan kita semua, secara khusus kehidupan muda remaja,
tetapi biarlah kiranya kasih dan setia itu tampil dan nyata di dalam kehidupan
kita bersama-sama, sebagai;
-
Kalung emas yang digantung pada leher.
-
Dituliskanlah kasih dan setia itu pada loh
hati, sama artinya; Firman mendarah daging = Firman tergenapi.
Tujuannya
adalah supaya kita mendapatkan kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah,
serta pandangan manusia.
Jadi,
manakala leher harus dibelenggu dalam besi, maka tidak perlu risau. Jangan
sampai kasih dan kesetiaan itu meninggalkan kehidupan kita masing-masing; tidak
usah bertanya-tanya mengapa begini, mengapa
begitu.
Sampai
nanti Firman itu tergenapi,
maka;
-
biarlah kasih dan setia itu
bagaikan kalung yang tergantung pada leher,
-
biarlah kasih dan setia itu betul-betul
bagaikan Firman yang tertulis dalam loh hati; Firman
tergenapi.
Amsal
3:5-7
(3:5)
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar
kepada pengertianmu sendiri. (3:6) Akuilah Dia dalam segala
lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. (3:7) Janganlah engkau menganggap dirimu
sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan;
Oleh
sebab itu, percayalah kepada TUHAN dengan segenap hati; jangan bimbang, jangan
ragu, kalau pun leher dibelenggu oleh besi.
Biarlah
kasih dan setia jangan meninggalkanmu, namun syaratnya ada 2 (dua):
1.
Janganlah bersandar kepada pengertian
sendiri.
Prakteknya ialah akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan
jalanmu.
2.
Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri
bijak.
Seringkali anak TUHAN menganggap dirinya bijak, tetapi di sini dikatakan;
janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak. Prakteknya ialah takutlah
akan TUHAN dan jauhilah kejahatan.
Janganlah
kasih dan setia itu meninggalkan kita semua, berarti; percayalah kepada TUHAN
dengan segenap hati. Syaratnya ada 2 (dua), yaitu:
1. Jangan
bersandar kepada pengertian sendiri.
2. Jangan
menganggap dirimu sendiri bijak.
Dua
syarat ini penting untuk diperhatikan, supaya kasih dan setia itu betul-betul
tidak meninggalkan kita. Artinya, sekalipun
leher harus dibelenggu besi, tetapi ingat; hal itu akan terjadi sampai Firman
tergenapi, dan janji TUHAN membenarkannya. Maka, 2
(dua) hal sebagai syaratnya itu harus diperhatikan:
1. Jangan
bersandar kepada pengertian sendiri.
2. Jangan
menganggap diri pintar.
Ingatlah
2 (dua) hal ini -- jangan bersandar kepada pengertian dan jangan menganggap
diri pintar --, supaya kasih dan setia itu jangan meninggalkan kita, dengan
kata lain; leher tetap dibelenggu besi sampai Firman Allah tergenapi.
Hal
itu bisa kita lihat dalam suatu peristiwa di dalam Lukas 24, dengan perikop: “Yesus
menampakkan diri ke jalan di Emaus”.
Lukas
24:13-21
(24:13) Pada hari
itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama
Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, (24:14)
dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. (24:15)
Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus
sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. (24:16)
Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat
mengenal Dia. (24:17) Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang
kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan
muka muram. (24:18) Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya:
"Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa
yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" (24:19)
Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang
terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa
dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa
kami. (24:20) Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan
Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. (24:21)
Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk
membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak
semuanya itu terjadi.
“Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata
mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.” Sementara mereka bercakap-cakap dalam perjalanan ke
Emaus, tetapi dua murid ini tidak mengenal Yesus, karena ada selaput menutupi, itulah selaput daging. Jadi, daging inilah yang seringkali membuat sehingga
kita tidak mengenal TUHAN. Daging dan keinginannya yang membuat kita tidak mengenal TUHAN, sekalipun
firman sudah dinyatakan, ibarat TUHAN sudah bercakap-cakap dengan kita.
Yesus
berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu
berjalan?" Pernyataan
ini bukan berarti TUHAN tidak tahu apa-apa, tetapi TUHAN mau mengetahui isi
hati mereka. Maka, penting sekali pengakuan yang tulus keluar dari mulut, namun itu harus berasal dari dalam hati yang tulus. Pengakuan dosa
itu penting.
Dari
pembacaan Lukas 24:13-21, di sini
kita melihat: Terjadi percakapan antara Yesus dengan dua murid yang
sedang berjalan ke Emaus. Adapun inti dari
percakapan mereka adalah bahwasanya kedua murid tersebut menyesali perbuatan dari imam-imam kepala, tua-tua, dan ahli-ahli Taurat, orang Yahudi, karena mereka
telah menyerahkan Yesus untuk dihukum mati di atas kayu salib, itulah
yang mereka sesali.
Hal
itu bisa dilihat dari perkataan mereka: “Apa yang terjadi dengan Yesus orang
Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan --
berkuasa dalam perkataan, berkuasa dalam perbuatan-Nya -- di hadapan Allah
dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin
kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan
bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu
terjadi.” Intinya, hasil dari percakapan itu ialah, bahwasanya; kedua murid
tersebut menolak salib ditegakkan.
Ingat:
Salib harus ditegakkan dalam hidup kita masing-masing. Salib juga harus
ditegakkan di tengah-tengah ibadah pelayanan. Dalam segala perkara, salib harus
ditegakkan.
Jadi,
kalau mereka menyayangkan peristiwa matinya Yesus di atas kayu salib,
sebenarnya ini adalah pemikiran yang salah, sebab kasih dan setia itu janganlah
kiranya meninggalkan kita semua; tetapi biarlah kiranya kasih dan setia itu
harus menjadi kalung emas pada leher dan dituliskan dalam loh hati, dengan lain
kata; Firman menjadi daging, menggenapi Firman TUHAN.
Lalu,
melihat kebodohan semacam itu, kita lihatlah REAKSI YESUS terhadap 2 (dua)
murid.
Lukas
24:25
(24:25) Lalu Ia
berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya
hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para
nabi!
Melihat
kebodohan itu, Yesus berkata: “Hai kamu orang bodoh ...”
TUHAN
menyatakan bahwa mereka bodoh, mengapa? Yesus kembali berkata: “
... betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu,
yang telah dikatakan para nabi!”
Jadi,
syarat supaya kasih dan setia itu jangan meninggalkan kita, saya sudah
sampaikan di atas;
1.
jangan bersandar pada pengertian,
2.
jangan menganggap diri bijak,
sebab
itulah yang membuat mereka bodoh.
Apa
kelemahan dari orang pandai? Ya, kepandaiannya. Apa
kelemahan dari orang kuat? Ya, kekuatannya.
Oleh
sebab itu,
-
jangan bersandar pada pengertian,
-
jangan menganggap diri pintar,
supaya jangan menjadi bodoh seperti dua murid itu; tetapi
biarlah kita bersandar kepada apa yang dikatakan oleh Firman para nabi, yang
dituliskan dalam Kitab Suci.
Lukas
24:26
(24:26) Bukankah Mesias
harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
Perlu
untuk diketahui bersama-sama: Mesias harus terlebih dahulu menderita sengsara,
mengalami semua sengsara itu untuk selanjutnya masuk dalam kemuliaan. Tidak
mungkin kemuliaan dinyatakan tanpa sengsara; jadi, sengsara dulu, barulah
kemuliaan.
Sedikit
bersaksi: Waktu pertama kali Oom Tante diutus oleh TUHAN untuk melayani
persekutuan di Bagan Batu, Riau sana, setelah turun dari pesawat -- ini perjalanan kami ya, tongkat estafetnya --, sebelum melayani
dua persekutuan di Medan, terlebih dahulu kami ke Riau,
Bagan Batu. Setelah kami turun dari pesawat di Riau, maka kami naik travel
yang disewa dari bandara untuk sampai ke jalan lintas Sumatera; dari Riau ke
Medan, Sumatera Utara.
Jadi,
untuk mencapai ke situ, dibutuhkan biaya sekian dan perjalanan kurang lebih
setengah jam. Setelah sampai di tujuan, bus umum yang
dari Jawa atau dari Riau belum ada; jadi, kami lama
menunggu di pinggir jalan, sementara anak kami Isai mulai mengalami muntah
mencret, muntah mencret berkali-kali, sampai wajahnya
pucat pasi.
Saya
melihat di sekitar, ada di situ rumah makan orang Batak, lalu
kami masuk ke situ -- karena tidak ada lagi pilihan yang
lain
--, lalu kami pesan babi panggang yang
tanpa darah -- sebab adanya itu --.
Akhirnya,
masuklah sedikit makanan untuk menolong perut yang kosong, karena berangkat
dari Jakarta itu pagi buta dan tidak sempat sarapan. Lalu, kami pesan teh manis,
tetapi tidak banyak yang masuk, karena Isai sudah tidak lagi selera makan, dan umurnya
baru 5 (lima) tahun lebih. Kembali lagi muntah mencret,
muntah mencret,
lalu saya berdoa: TUHAN tolong dia.
Singkat
cerita: Sore hari, datanglah bus, lalu kami tumpangi sampai ke Bagan Batu.
Jadi, sampai di Bagan Batu itu sudah malam sekali, sekitar jam 12 (dua belas) malam
lebih. Dan akhirnya, kami bertemu dengan tuan rumah
yang mengadakan persekutuan hamba TUHAN di sana. Sebelum tiba di pastori, kami mampir di pinggir jalan untuk makan di
pecal lele, sesudah itu langsung diantar ke penginapan.
Singkat
cerita: Besok hari, dalam pelayanan persekutuan yang dihadiri berapa ratus
sidang jemaat dan hamba TUHAN, saya merasakan betapa TUHAN memberkati pelayanan itu, tetapi yang tidak kalah penting, yang saya
perhatikan di situ adalah Isai ini yang mengalami penderitaan hebat untuk menuju
Bagan Batu, luar biasa; atas seizin TUHAN seluruh sidang jemaat, terkhusus kaum
muda remaja di sana luar biasa mendekati dia, luar biasa memperhatikan dia, sampai
saya tidak tau di mana dia berada. Rupanya, semua pemuda remaja di sana sudah
menarik dia dari satu pemuda remaja ke pemuda remaja yang lain.
Saat
menerima Firman ini, saya jadi teringat; betapa besar proses yang kami alami,
teramat lebih penderitaan yang dialami oleh Isai. Itu baru
pengalaman sengsara yang kecil, lalu bagaimana dalam bentuk yang lain? Saya langsung kembali kepada firman.
Jadi,
jangan bimbang, jangan ragu, apabila leher ini tetap dalam belenggu besi. Tidak
usah diolah dengan otak, sampai betul-betul belenggu besi itu tampil sebagai
kalung emas di leher, dan Firman TUHAN termeterai di dalam loh hati. Dan
akhirnya pun kita melihat, Yesus dipermuliakan, dan itu yang disampaikan kepada
dua murid, karena murid-murid tersebut begitu bodoh dan lambannya untuk
mengerti apa yang menjadi kehendak Allah, dan sebetulnya hal itu ditulis dalam
kitab para nabi.
Lukas
24:26
(24:26) Bukankah Mesias
harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
Ingat:
Mesias sudah harus terlebih dahulu melewati bermacam-macam penderitaan sengsara
dan banyaknya pergumulan yang dihadapi untuk masuk dalam kemuliaan kekal.
Ingat:
Kehidupan manusia tidak akan sampai pada kemuliaan
kekal, kalau tidak terlebih dahulu mengalami
penderitaan hebat. Janganlah bersandar kepada pengertianmu dan juga jangan
pernah merasa diri pandai.
Lukas
24:27
(24:27) Lalu Ia
menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab
Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Intinya:
Yesus harus menggenapi hukum Taurat dan kitab para
nabi untuk masuk dalam kemuliaan.
Hal
itu pun yang diajarkan Rasul Paulus kepada Timotius, anak kekasihnya, di dalam
2 Timotius. Dan hal ini juga yang mau saya sampaikan kepada pemuda remaja,
anak-anak rohani saya, karena saya terlalu mengasihi
anak-anak rohani saya.
Kita
perhatikan 2 Timotius 2, dengan perikop: “Panggilan untuk
ikut menderita”.
Panggilan
kita adalah panggilan untuk ikut menderita. Jangan kita terpanggil, tetapi
kasih dan setia meninggalkan kita semua; itu tidak boleh. Tetapi panggilan kita
adalah panggilan untuk turut menderita bersama dengan Dia; jangan lari dari
situ, artinya; kasih dan setia jangan meninggalkan kita.
2
Timotius 2:7-8
(2:7)
Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian
dalam segala sesuatu. (2:8)
Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati,
yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan
dalam Injilku.
Perhatikanlah
apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala
sesuatu. Kiranya
TUHAN memberi pengertian dari sorga, dari Allah, bagi kita semua tentang segala
sesuatu di dalam hidup kita, di dalam
pengikutan kita kepada TUHAN.
Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang
telah bangkit dari antara orang mati. Kemudian, kalimat berikutnya: yang
telah dilahirkan sebagai keturunan Daud.
Jadi,
intinya di sini: Isi pokok dari berita Injil adalah Yesus mati dan bangkit,
akhirnya dipermuliakan, sebab Yesus
diceritakan di sini lahir sebagai keturunan Daud = dipermuliakan. Jadi,
untuk sampai kepada kemuliaan itu, sudah terlebih dahulu Yesus harus mati dan bangkit; dan itulah isi pokok dari berita Injil.
Inilah
pengertian untuk kita miliki di dalam hal mengikuti TUHAN. Jangan ikuti ajaran-ajaran di luar pengertian
semacam ini, supaya kita jangan bodoh.
2
Timotius 2:9
(2:9) Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita,
malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak
terbelenggu.
Demi
Injil yang diberitakan itu pun, Rasul Paulus rela:
a.
Rela menderita.
b.
Rela dibelenggu seperti seorang penjahat.
Demi berita Injil ini -- yakni
berita tentang Yesus mati, bangkit dan akhirnya dipermuliakan --, demi berita
semacam ini, Rasul Paulus rela menderita dan rela dibelenggu seperti
seorang penjahat.
Bukankah
hal ini sama saja seperti yang dialami oleh Yusuf;
-
di mana kakinya dihimpit dengan besi,
-
dan yang tidak kalah penting; lehernya
dibelenggu oleh besi,
demi
berita Injil ini juga. Karena dia sedang berada dalam rencana Allah, maka dia harus
terlebih dahulu melewati pengalaman kematian, kebangkitan untuk
selanjutnya dipermuliakan. Janganlah kiranya kasih
dan setia meninggalkanmu.
Ajaran
semacam ini juga yang dipertahankan oleh Rasul Paulus; seorang rasul
yang luar biasa. Sekaliber Rasul Paulus, dia harus mempertahankan ajaran yang
benar ini.
Tetapi
ingatlah: Sekalipun Rasul Paulus rela menderita dan rela dibelenggu seperti
seorang penjahat, namun ingat; Firman Allah tidak dapat dibelenggu,
karena apa? Karena Firman Allah harus tergenapi.
Sampai
kapan leher dibelenggu besi? Jawabnya sampai saat Firman digenapi, dan
janji TUHAN dibenarkan kepada Yusuf. Ingatlah itu.
Jangan
lari dari pengertian ini; jangan bersandar kepada pengertianmu dalam melayani
TUHAN, ketika salib ditegakkan dalam pelayananmu. Jangan juga merasa
diri pandai, jangan merasa diri bijak, walaupun
engkau menguasai satu bidang apapun di atas muka bumi ini.
2
Timotius 2:8-9
(2:8) Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit
dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud,
itulah yang kuberitakan dalam Injilku. (2:9) Karena pemberitaan Injil inilah
aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman
Allah tidak terbelenggu.
Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang
telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan
Daud -- artinya; dipermuliakan setelah mati dan bangkit
--, itulah yang kuberitakan dalam
Injilku, itulah isi pokok dari berita Injil.
Karena
pemberitaan Injil inilah aku menderita ... Demi berita Injil, berita yang luar biasa -- berita yang isinya; mati, bangkit,
dipermuliakan
--, Rasul Paulus rela menderita,
dia rela di belenggu.
Hamba TUHAN seharusnya seperti itu, tetapi
kenyataannya; hamba TUHAN tidak rela menderita, karena dia takut, manakala
berita salib disampaikan;
-
orang kaya tidak
sanggup, dan
akhirnya orang kaya nanti mengundurkan diri dari gereja, lalu orang kaya meninggalkan dia,
-
dan selanjutnya, dia berpikir “dia tidak
lagi terkenal”, dia berpikir “dia tidak lagi populer”, dia berpikir “dia
tidak akan makan lagi, dia tidak bisa lagi menyekolahkan anaknya, dia tidak bisa
lagi menghidupi keluarganya”,
itu
yang dia pikirkan. Tetapi Rasul Paulus jauh dari
pemikiran semacam itu; demi berita Injil, Rasul
Paulus rela menderita, Rasul Paulus rela lehernya dibelenggu besi, seperti
penjahat.
Kemudian,
di sini kita perhatikan, pada ayat 9:
Karena pemberitaan Injil inilah aku
menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi ingat satu hal: firman
Allah tidak terbelenggu. Firman Allah, janji Allah harus digenapi di dalam
diri kita masing-masing.
2
Timotius 2:10
(2:10) Karena itu aku sabar menanggung semuanya
itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan
dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.
Oleh
sebab itu, Rasul Paulus harus dengan
sabar menanggung bermacam-macam kesulitan, menanggung bermacam-macam kesusahan yang
harus dia derita, demi orang-orang
pilihan Allah, yaitu orang-orang yang akan diselamatkan dalam
Kristus Yesus untuk kemuliaan kekal.
Jadi,
Firman Allah tidak bisa dibelenggu, Firman Allah harus tergenapi. Dari pengalaman
kematian dan kebangkitan, sampai dipermuliakan; itu janji Firman. Janji ini
tidak bisa dibelenggu, walaupun kita banyak menderita. Janji Firman tidak bisa meleset, melainkan harus
tergenapi
di dalam diri kita masing-masing.
2
Timotius 2:11-12
(2:11) Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati
dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia; (2:12) jika kita bertekun,
kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun
akan menyangkal kita;
Oleh
sebab itu, kita harus bertekun dalam pengalaman kematian dan kebangkitan,
itulah pengalaman kita selama diam (hidup) di bumi, itulah perjalanan rohani
kita selama kita ada di bumi.
Itulah
pengalaman di bumi, yaitu mati dan bangkit, dan kita harus bertekun di
dalamnya, untuk selanjutnya dipermuliakan.
Jangan
ragu. Ikut TUHAN jangan lagi gunakan otak. Jangan lagi
bersandar pada pengertian, jangan merasa diri pandai, supaya kasih dan setia
jangan meninggalkan kita, tetapi biarlah kiranya kasih dan setia tampil sebagai
kalung emas di leher, dan Firman tergenapi.
Roma
8:17
(8:17) Dan jika
kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya
orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan
menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita
bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama
dengan Dia.
Dan
jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris ...
Kalau kita adalah anak-anak Allah, maka kita
juga akan mewarisi Kerajaan Sorga, itulah kemuliaan kekal. Tetapi ada syaratnya
...
...
Maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan
menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama
dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Syaratnya
ialah terlebih dahulu kita mengalami pengalaman kematian dan kebangkitan, untuk
selanjutnya bersama-sama dipermuliakan dengan Dia untuk selama-lamanya.
Buktikanlah,
kalau anda adalah anak-anak Allah yang berhak untuk mewarisi Kerajaan Sorga,
dengan lain kata; dipermuliakan. Tetapi ingat; proses yang harus kita lewati di
bumi adalah pengalaman kematian, untuk selanjutnya masuk dalam kemuliaan kekal,
dan itu juga diajarkan kepada sidang jemaat di Roma.
Kita
bersyukur dengan apa yang TUHAN sudah nyatakan bagi kita malam ini,
artinya, kita tidak jauh dari kasih dan setia, untuk selanjutnya dipermuliakan
bersama dengan Dia.
Kejadian
41:46
(41:46) Yusuf berumur tiga puluh tahun
ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan
Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
Yusuf berumur tiga puluh tahun
ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Yusuf dilantik
atau dipermuliakan, tepatnya saat Yusuf berumur 30 (tiga puluh) tahun. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu
dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
Berarti,
ada 13 (tiga belas) tahun lamanya Yusuf melewati berbagai-bagai macam
kesulitan, kesusahan, persoalan, mulai dari penderitaan yang dialami dari saudara-saudaranya,
sampai kepada kemunafikan dari pada tante Potifar; ada 13 (tiga belas) tahun
lamanya.
Artinya,
13 (tiga belas) tahun ini adalah jangka waktu yang tidak singkat; cukup lama
dia menderita. Jadi, jangan cepat-cepat putus asa, sampai nanti betul-betul
Firman Allah tergenapi. Janji Tuhan itulah yang membenarkan kita
masing-masing.
Lukas
24:25-27
(24:25) Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai
kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya
segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! (24:26) Bukankah Mesias
harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
(24:27) Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia
dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab
nabi-nabi.
Lalu Ia berkata kepada mereka:
"Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak
percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
Marilah
kita bersandar kepada Firman Allah; jangan bersandar kepada pengertian, jangan
merasa diri bijak, supaya kita jangan bodoh terhadap rencana Allah. Kita
harus melewati segala sesuatu yang TUHAN nyatakan.
Bukankah Mesias harus menderita
semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya? Intinya:
Kita harus melewati sengsara salib,
pengalaman kematian di bumi, untuk selanjutnya dipermuliakan bersama-sama
dengan Dia, dengan lain kata; masuk dalam kemuliaan yang kekal.
Lalu Ia menjelaskan kepada mereka
apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab
Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Ia
pun menjelaskan kepada dua murid tadi, apa yang tertulis tentang Dia dalam
seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab Musa (hukum Taurat) dan semua
kitab para nabi. Jadi, Dia harus menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi, dan itu
penting.
Untuk
menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi, dia harus melewati banyak
penderitaan, dan itu harus. Apa keuntungannya bagi kita sekarang?
Matius
5:17-18
(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku
datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan
untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (5:18) Karena Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu
titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya
terjadi.
Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku
datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Apa yang
dikatakan Yesus kepada murid-murid adalah benar;
Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat (hukum Musa),
bukan untuk meniadakan kitab para nabi.
Sebaliknya,
Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya. Yesus datang untuk menggenapi, yaitu mati
dan bangkit di bumi ini.
Untuk
apa Dia harus menggenapi Firman Allah di bumi, itulah
pengalaman kematian dan kebangkitan? Karena
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini,
satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum
semuanya terjadi.
Yesus
menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi, sama artinya; Yesus harus masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan di bumi ini, dengan
satu tujuan; untuk memperhatikan satu
iota dan satu titik.
Satu iota = Kumpulan
yang terkecil dari abjad Yunani, di mana
seluruhnya berjumlah 9 (sembilan) abjad. A sampai I, itu seluruhnya berjumlah 9
(sembilan) huruf, itulah A, B, C, D, E, F, G, H, I.
Jadi,
iota adalah kumpulan terkecil dari abjad Yunani. Arti rohaninya untuk kita
sekarang adalah rendah hati.
Jadilah orang yang rendah hati, harus mau
merendahkan diri, walaupun tidak sempurna sesempurna abjad A sampai abjad Z,
namun harus mau menjadi orang yang rendah hati.
Satu titik à Orang
yang rela dikecilkan. Jadi, rendah hati dengan orang yang dikecilkan itu beda.
Kalau
kita merendahkan diri, misalnya; ketika kita lewat
di depan orang tua, kita berkata “permisi”, mengucapkan kata “permisi”
kepada orang tua, kepada orang yang kita hormati, itu namanya merendahkan diri.
Tetapi itu baru “rendah hati”.
Sedangkan
“titik” itu rela dikecilkan, rela dihinakan. Dan itu sudah dialami oleh Yesus
di atas kayu salib, dan pengalaman ketika dikecilkan itu telah dilukiskan oleh
seorang nabi besar yang luar biasa, itulah nabi Yesaya di dalam Yesaya 53:1-7.
Sejenak
kita perhatikan Yesaya 53, dengan
perikop: “Hamba TUHAN yang menderita”.
Yesaya
53:2
(53:2) Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN
dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya
pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak,
sehingga kita menginginkannya.
Singkatnya:
Secara lahiriah, Yesus sudah merosot. Tidak tampan, semaraknya pun tidak, berarti;
pribadi Yesus secara lahiriah sudah merosot.
Tetapi
ketika lahiriah-Nya merosot, kita justru memandang Dia, bahkan kita
menginginkan Dia.
Biarlah
kiranya dengan kita mau menjadi kecil dan rela dikecilkan, maka nanti banyak
orang memandang kita dan menginginkan kita.
Jadi, jangan gunakan cara-cara manusiawi
supaya orang menginginkan kita; itu licik namanya. Tetapi dengan lahiriah yang
merosot, tidak menonjol secara lahiriah, nanti orang akan menginginkan kita, orang akan mengharapkan pelayanan kita.
Yesaya
53:3
(53:3) Ia dihina dan dihindari orang,
seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan;
ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun
dia tidak masuk hitungan.
Keadaan
ketika dikecilkan: Dihina, dihindari orang, kemudian penuh kesengsaraan, biasa
menderita kesakitan; ia sangat dihina. Kemudian, tidak diakui oleh orang lain,
bahkan tidak masuk hitungan. Pendeknya; Dia mau menjadi kecil
dan
rela dikecilkan
Yesaya
53:4
(53:4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah
yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya,
padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi sesungguhnya, penyakit
kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya ... Ingat:
Kita harus tahu, ketika Ia rela menjadi kecil dan dikecilkan, penyakit kita-lah
ditanggung-Nya, kesengsaraan kita-lah yang dipikul-Nya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Jadi, secara
lahiriah, Yesus sudah mengalami kemerosotan,
tetapi justru itulah yang dibutuhkan oleh TUHAN di tengah-tengah ibadah dan pelayanan
ini. Orang semacam inilah yang sangat diharapkan, orang semacam inilah yang dicari
TUHAN.
Secara pribadi, saya tidak suka
orang yang lahiriahnya belum merosot. Tetapi kalau
lahiriahnya sudah merosot, dagingnya sudah merosot, karena dia mau
menjadi kecil dan dikecilkan, saya saja mengharapkan yang demikian, apalagi TUHAN
pastilah sangat mengharapkan sekali pelayanan semacam itu.
Jangan
kita bawa cara-cara duniawi dalam gereja; semarak
duniawi masuk ke gereja,
kemegahan duniawi masuk ke gereja. Seharusnya,
kita-lah yang keluar untuk menampilkan wujud Yesus yang sesungguhnya, yaitu “tidak
semarak”, untuk itulah Yesus rela dikecilkan, tetapi
justru Allah mendambakan pelayanan semacam itu. TUHAN mau pakai kehidupan yang
semacam ini.
Selama
masih mempertahankan egois, daging tidak mau merosot, tidak akan pernah TUHAN
pakai kehidupan semacam ini. Tetapi ingat; kalau lahiriah sudah merosot, rela kecil dan rela dikecilkan, TUHAN
mengharapkan kehidupan muda remaja yang demikian untuk selanjutnya dipakai
dalam rangka Pengajaran Pembangunan Tabernakel.
Inilah
perhatian TUHAN terhadap satu iota dan satu titik, sehingga Ia harus menggenapi hukum Taurat dan apa pun yang tertulis dalam kita para nabi; itu semua karena
perhatian-Nya kepada kita.
Kembali kita membaca Matius 5.
Matius
5:19
(5:19) Karena itu siapa yang meniadakan salah
satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya
demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di
dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan
segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi
di dalam Kerajaan Sorga.
Karena itu siapa yang meniadakan
salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan
mengajarkannya demikian kepada orang lain ... Hati-hati ya. Lihat, kalau
hamba TUHAN hanya sibuk dengan kesemarakan dan kemegahan, lihat, konsekuensinya
adalah “ia akan menduduki tempat yang paling
rendah dalam Kerajaan Sorga”.
Artinya, ia tidak turut dipermuliakan bersama-sama dengan Allah.
Tetapi siapa yang melakukan dan
mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat
yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Siapa yang menggenapi hukum Taurat
dan apa yang tertulis dalam kitab para nabi soal pengalaman
kematian dan kebangkitan Yesus di atas muka bumi ini, maka ia akan turut
dipermuliakan bersama-sama dengan Dia di dalam Kerajaan Sorga; itu tidak boleh
meleset lagi.
Oleh
sebab itu, kalau hamba TUHAN sibuk soal kemegahan, sibuk soal
kesemarakan di dalam gereja, maka hamba TUHAN semacam ini
akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga. Oleh
sebab itu, saya tidak berani
mengajarkan di luar soal pengalaman kematian dan kebangkitan, karena saya juga
turut rindu untuk dipermuliakan bersama dengan Dia di dalam Kerajaan Sorga.
Kembali
kita memperhatikan Kejadian 41.
Kejadian
41:42
(41:42) Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin
meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah
kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung
emas pada lehernya.
Bukti
Yusuf dipermuliakan ialah TUHAN memakai tangan Firaun untuk memberikan 3 (tiga)
hal:
1.
Cincin meterai.
2.
Memberikan pakaian dari lenan halus.
3.
Kalung emas digantung pada leher Yusuf.
Tiga
hal itu merupakan bukti nyata bahwa Yusuf dipermuliakan.
Sesudah
itu, mari kita perhatikan ayat 43.
Kejadian
41:43
(41:43) Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf
dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf:
"Hormat!" Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa
atas seluruh tanah Mesir.
Akhirnya,
Firaun menaikkan Yusuf dalam kereta yang kedua.
Ketika
Yusuf dipermuliakan, akhirnya Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya
yang kedua. TUHAN sediakan sebuah kereta kepada Yusuf, lalu dia pun naik di
atas kereta itu.
Oleh
karena kemurahan TUHAN, TUHAN sudah menyediakan sebuah kereta
kepada kita, TUHAN sudah menyediakan sebuah kereta kepada GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, TUHAN sudah
menyediakan PPT (Pengajaran Pembangunan Tabernakel) sebagai sarana untuk mengelilingi seantero dunia ini, lalu mengajari tua-tua para
pembesar di seluruh tanah Mesir.
Mazmur
105:16-22
(105:16) Ketika Ia mendatangkan kelaparan
ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan,(105:17)
diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi
budak.(105:18) Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya
masuk ke dalam besi,(105:19) sampai saat firman-Nya sudah genap,
dan janji TUHAN membenarkannya. (105:20) Raja menyuruh melepaskannya,
penguasa bangsa-bangsa membebaskannya. (105:21) Dijadikannya dia tuan
atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya,(105:22)
untuk memberikan petunjuk kepada para pembesarnya sekehendak hatinya dan
mengajarkan hikmat kepada para tua-tuanya.
Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke
atas negeri itu (Mesir), dan menghancurkan seluruh persediaan
makanan, diutus-Nyalah seorang mendahului mereka ... Jadi, Tuhan yang mengutus Yusuf supaya manusia jangan binasa, sebab akan terjadi 7 (tujuh) tahun kelaparan.
Selanjutnya
di sini kita melihat: Yusuf, yang dijual
menjadi budak. Tetapi, atas seizin Tuhan, dia harus menjadi budak dulu. Artinya, pengalaman kematian dan kebangkitan itu harus menjadi
bagian kita, dengan lain kata; kasih dan setia jangan
meninggalkan kita, tetapi harus nampak, bagaikan dua hal;
1.
kalung emas di leher,
2.
dan Firman Allah
tergenapi di
loh hati.
Mereka mengimpit kakinya dengan
belenggu, lehernya masuk ke dalam besi, sampai saat firman-Nya sudah genap, dan
janji TUHAN membenarkannya. Jadi, sudah
genap Firman TUHAN, lalu Firman TUHAN sudah dimeteraikan di dalam hati, dan
janji Firman TUHAN nanti membenarkan dia. Apa yang dimaksud dengan ayat ini?
Raja menyuruh melepaskannya,
penguasa bangsa-bangsa membebaskannya; dia
dilepaskan, dia dibebaskan. Kemudian, dijadikannya
dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya ... Setelah Yusuf dibebaskan, selanjutnya ia dijadikan tuan atas istana,
menjadi kuasa atas seluruh harta kepunyaan, diangkat menjadi kepala
pemerintahan -- mangku negara atau perdana menteri --, untuk memberikan petunjuk kepada para
pembesarnya sekehendak hatinya dan mengajarkan hikmat kepada para tua-tuanya. Inilah kegunaan kereta itu.
TUHAN
sudah menyediakan PPT (Pengajaran Pembangunan Tabernakel) bagi kita, dan itu
adalah sebuah kereta yang harus kita naiki untuk membawa Firman Allah ke
seantero dunia ini. Inilah nubuatan Firman untuk Gereja Pantekosta Tabernakel.
Maka, anda yang memberikan diri untuk
digembalakan,
perhatikan hal ini baik-baik. Sekalipun
anda tidak berada di Serang, Cilegon, sekalipun
andaikata anda ada di Sumatera sampai Merauke, tetapi anda harus yakin dengan
Firman malam ini, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Camkanlah apa
yang saya sampaikan.
TUHAN sudah memberikan sebuah kereta kepada Gereja Pantekosta Tabernakel sidang jemaat “BETANIA” yang ada di Banten, Indonesia, untuk memberi petunjuk kepada seantero dunia tentang akal budi dan kebijaksanaan, supaya apa? Supaya manakala 7 (tujuh) tahun kelaparan itu terjadi, maka kita luput dari kebinasaan.
Tetapi
kalau saudara tidak percaya, maka lihatlah Amos 8:11, "Sesungguhnya, waktu akan datang,"
demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri
ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan
mendengarkan firman TUHAN. Hal itu akan terjadi bagi
mereka yang tidak percaya; mereka semua
akan jatuh dan rebah, tidak bangkit-bangkit, dengan lain kata; binasa untuk
selama-lamanya.
Itu
sebabnya, Yusuf diutus untuk mendahului Yakub (Israel)
dan anak-anaknya ke Mesir, supaya apa? Supaya manusia di
atas muka bumi ini jangan binasa.
Kita
butuh hikmat, akal budi, dan kebijaksanaan, untuk menuntun
kehidupan kita sampai kepada kemuliaan yang kekal.
Percayalah itu.
Jadi,
saudara kaum muda remaja, bukan suatu kebetulan digembalakan di Gereja
Pantekosta Tabernakel sidang jemaat “BETANIA” Serang
dan Cilegon, Banten, Indonesia, baik juga
yang mengikuti online live streaming video internet Youtube, Facebook,
baik di dalam maupun di luar
negeri, itu bukan kebetulan. TUHAN
utus, TUHAN sediakan kereta ini supaya TUHAN berikan akal budi kebijaksanaan, supaya kita
selamat.
Kita
semua harus yakin. Jadi, jangan ragu lagi melayani walaupun harus disertai
dengan sangkal diri, pikul salib, itulah pengalaman kematian dan kebangkitan,
supaya kita berada dalam kemuliaan kekal.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment