IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 04 NOVEMBER 2021
KITAB RUT PASAL
4
(Seri:
11)
Subtema:
MENANGGUNG PENDERITAAN
BERSAMA DENGAN DIA DI LUAR PERKEMAHAN
Terpujilah
kasih karunia TUHAN, Allah kaya dengan rahmat-Nya; yang sudah memungkinkan kita
untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai
dengan perjamuan suci.
Saya
tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang di Bandung, di Malaysia, bahkan
umat ketebusan TUHAN yang senantiasa untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, di mana pun
anda berada; kiranya TUHAN memberkati saudara di sana dan biarlah kiranya damai
sejahtera Allah yang memerintah di hidup kita masing-masing.
Segera
kita sambut STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman
Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Sekarang kita kembali membaca Rut 4, dengan perikop: “Rut menjadi isteri Boas.”
Rut
4:1-6
(4:1)
Boas telah pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus
yang disebutkan Boas itu. Lalu berkatalah Boas: "Hai saudara, datanglah
dahulu ke mari, duduklah di sini." Maka datanglah ia, lalu duduk. (4:2) Kemudian dipilihnyalah sepuluh
orang dari para tua-tua kota itu, dan berkata: "Duduklah kamu di
sini." Maka duduklah mereka. (4:3)
Lalu berkatalah ia kepada penebus itu: "Tanah milik kepunyaan saudara kita
Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang dari daerah Moab. (4:4) Jadi pikirku: baik juga hal itu
kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah tanah itu di depan orang-orang
yang duduk di sini dan di depan para tua-tua bangsa kita. Jika engkau mau
menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak mau menebusnya, beritahukanlah
kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang yang dapat menebusnya kecuali
engkau, dan sesudah engkau: aku." Lalu berkatalah ia: "Aku akan
menebusnya." (4:5) Tetapi kata
Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi,
engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati
itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya." (4:6) Lalu berkatalah penebus itu:
"Jika demikian, aku ini tidak dapat menebusnya, sebab aku akan merusakkan
milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku
tebus, sebab aku tidak dapat menebusnya."
Boaslah
yang menjadi penebus yang sesungguhnya atau penebus sejati, sebab penebusan
atas tanah milik pusaka Elimelekh pada akhirnya jatuh ke tangan Boas. Tetapi,
di dalam hal penebusan atas tanah milik Elimelekh, Boas juga turut memperoleh
Rut, menantu Naomi yang sudah menjadi janda itu.
Pertanyaannya:
MENGAPA RUT TURUT DITEBUS OLEH BOAS?
Rut
4:5
(4:5)
Tetapi kata Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau
memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk
menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya."
Rut
turut ditebus oleh Boas untuk menegakkan nama Mahlon di atas tanah milik
pusakanya. Mahlon adalah suami Rut, dia adalah anak sulung yang dilahirkan
Naomi bagi Elimelekh.
Berarti;
oleh penebusan yang dikerjakan oleh Boas, maka silsilah Elimelekh dan silsilah
Mahlon tidak terputus dari tanah milik pusaka mereka. Dengan demikian, janji
Firman TUHAN tergenapi, yakni kehidupan yang hina, dina, papah, serta kehidupan
yang masih ditandai kelemahan-kelemahan mendapat kesempatan untuk memperoleh
tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka untuk selama-lamanya.
Terkait
dengan perkara ini kita hubungkan langsung dengan ayat 10.
Rut
4:10
(4:10) juga
Rut, perempuan Moab itu, isteri Mahlon, aku peroleh menjadi isteriku
untuk menegakkan nama orang yang telah mati itu di atas milik pusakanya.
Demikianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari antara saudara-saudaranya dan
dari antara warga kota. Kamulah pada hari ini menjadi saksi."
Pada
ayat 10 semakin dipertegas,
bahwasannya Boas memang harus menebus tanah milik pusaka Elimelekh sekaligus
mengambil Rut menjadi isterinya, tujuannya adalah untuk menegakkan nama Mahlon
di atas tanah milik pusakanya. Pendeknya: Silsilah Mahlon tidak terputus dari
tanah milik pusakanya.
Demikian
juga dengan penebusan yang telah dikerjakan oleh Boas rohani, yakni TUHAN Yesus
Kristus supaya kita mendapat bagian dari tanah air Sorgawi, itulah yang menjadi
milik pusaka kita untuk selama-lamanya. Ini adalah kemurahan yang sungguh luar
biasa dinyatakan kepada kehidupan yang tidak mungkin untuk mendapatkan
keselamatan, tetapi di dalam TUHAN segalanya mungkin, tidak ada yang mustahil
bagi Dia.
Mari
kita membaca Ulangan 25, dengan
perikop: “Tentang kawin dengan isteri
saudara yang telah mati.”
Ulangan
25:5-6
(25:5)
"Apabila orang-orang yang bersaudara tinggal bersama-sama dan seorang dari
pada mereka mati dengan tidak meninggalkan anak laki-laki, maka janganlah
isteri orang yang mati itu kawin dengan orang di luar lingkungan keluarganya; saudara
suaminya haruslah menghampiri dia dan mengambil dia menjadi isterinya dan
dengan demikian melakukan kewajiban perkawinan ipar. (25:6) Maka anak sulung yang
nanti dilahirkan perempuan itu haruslah dianggap sebagai anak saudara yang
sudah mati itu, supaya nama itu jangan terhapus dari antara orang Israel.
Apabila
seseorang mati tanpa meninggalkan anak laki-laki yang menjadi penerus dari
silsilah, maka salah seorang dari saudara orang yang sudah mati itu harus
melakukan kewajiban, yakni PERKAWINAN IPAR.
Kemudian,
anak sulung (laki-laki) yang nanti dilahirkan perempuan itu haruslah dianggap
anak dari saudaranya yang sudah mati itu, tujuannya adalah supaya silsilahnya
tidak terputus dari antara orang Israel.
Demikian
juga silsilah Mahlon tidak terputus; itu sebabnya, Boas betul-betul bertanggung
jawab di dalam hal menebus tanah milik pusaka dari pada Elimelekh dan turut
juga mengambil Rut perempuan Moab itu menjadi isterinya, tujuannya hanya satu
yaitu untuk menegakkan nama Mahlon dari tanah warisan sebagai milik pusakanya,
supaya silsilah Mahlon tidak terputus dari tanah air Sorgawi.
Kita
kembali untuk membaca Rut 4.
Rut
4:6
(4:6)
Lalu berkatalah penebus itu: "Jika demikian, aku ini tidak dapat
menebusnya, sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku
mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat
menebusnya."
Di
sini kita melihat: Penebus pertama tidak siap menebus tanah Elimelekh serta Rut
perempuan Moab itu, mengapa? Alasan
dari penebus pertama adalah dia tidak mau merusakkan tanah milik pusakanya
sendiri.
Tanah
air Sorgawi yang diwariskan oleh Boas rohani -- itulah TUHAN Yesus Kristus -- itulah
yang akan menjadi milik pusaka kita untuk selama-lamanya; itu sebabnya, Yesus
Kristus yang adalah Boas rohani turun ke dunia ini untuk mengerjakan penebusan
dan pendamaian terhadap dosa di atas kayu salib.
Yesus
adalah kerabat yang terdekat dari apa yang kita miliki di atas muka bumi ini; oleh
sebab itu, jangan bergantung kepada manusia dan kekuatannya, jangan bergantung
kepada harta kekayaan, uang yang banyak dan termasuk barang fana. Ingat, yang
menjadi kerabat kita adalah TUHAN Yesus, yang menjadi saudara terdekat adalah
TUHAN Yesus Kristus, tidak ada yang lain.
Kita
kembali membaca Ulangan 25.
Ulangan
25:7
(25:7)
Tetapi jika orang itu tidak suka mengambil isteri saudaranya, maka haruslah
isteri saudaranya itu pergi ke pintu gerbang menghadap para tua-tua
serta berkata: Iparku menolak menegakkan nama saudaranya di antara orang
Israel, ia tidak mau melakukan kewajiban perkawinan ipar dengan aku.
Jika
seorang dari orang yang mati itu menolak untuk melakukan kewajiban, yakni
perkawinan ipar, maka perempuan itu harus pergi ke pintu gerbang lalu menghadap
kepada tua-tua yang ada di kota itu.
Ulangan
25:8-9
(25:8)
Kemudian para tua-tua kotanya haruslah memanggil orang itu dan berbicara dengan
dia. Jika ia tetap berpendirian dengan mengatakan: Aku tidak suka mengambil dia
sebagai isteri -- (25:9) maka
haruslah isteri saudaranya itu datang kepadanya di hadapan para tua-tua, menanggalkan
kasut orang itu dari kakinya, meludahi mukanya sambil menyatakan:
Beginilah harus dilakukan kepada orang yang tidak mau membangun keturunan
saudaranya.
Jika
saudara dari orang yang mati itu menolak untuk mengambil perempuan itu menjadi
isterinya, maka tua-tua kota itu yang akan bertindak dan berbicara kepada orang
itu. Namun, apabila orang itu tetap bertahan tidak mau melakulan kewajiban
perkawinan ipar, maka perempuan (isteri dari orang yang mati) itu harus
bertindak, yaitu:
a.
Menanggalkan
kasut orang itu dari kakinya.
b.
Meludahi muka
orang itu, karena
orang itu menolak untuk membangun keturunan dari saudaranya.
Terlebih
dahulu kita melihat soal MELUDAHI.
Dalam
Perjanjian Baru, Yesus diludahi sebanyak dua kali; oleh sebab itu, dua atau tiga orang saksi suatu perkara
dianggap sah.
Yesus
diludahi, YANG PERTAMA.
Kita
membaca Matius 26, dengan perikop: “Yesus di hadapan Mahkamah Agama.”
Matius
26:57
(26:57)
Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas,
Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.
Yesus
diadili di hadapan mahkamah Agama; Dia dibawa untuk menghadap Imam Besar
Kayafas dan pada saat itu sudah tampil ahli-ahli Taurat, tua-tua, termasuk
imam-imam kepala.
Matius
26:59-60
(26:59)
Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu
terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati, (26:60) tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil
banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang,
Seluruh
Mahkamah Agama yang hadir di situ mencari kesaksian palsu terhadap Yesus supaya
Ia dapat dihukum mati, tetapi pengadilan mahkamah agama tidak mendapatkannya
sekalipun sudah tampil saksi dusta.
Matius
26:60-64
(26:60)
tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta.
Tetapi akhirnya tampillah dua orang, (26:61)
yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan
membangunnya kembali dalam tiga hari." (26:62) Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya:
"Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap
Engkau?" (26:63) Tetapi
Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah
yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau
tidak." (26:64) Jawab Yesus:
"Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu,
mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang
Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."
Sekalipun
banyak tuduhan-tuduhan palsu, sampai akhirnya tampil dua saksi palsu, namun Yesus
tetap berdiam diri. Ini merupakan suatu sikap yang luar biasa, karena tidak
banyak orang mau berdiam diri apabila dia dituduh dengan yang bukan-bukan. Ini
adalah sikap yang baik untuk selanjutnya kita implementasikan dan kita
praktekkan di dalam kehidupan kita masing-masing di mana pun kita berada, dalam
situasi dan kondisi apa pun, supaya kita disebut sebagai anak-anak TUHAN dan
pengikut-pengikut Kristus yang sejati.
Oleh
sebab itu, jangan suka banyak bersungut-sungut; dan kalau memang itu adalah
kutuk nenek moyang, patahkankan langsung.
Berdiam
diri itu jauh lebih baik, karena memang TUHAN saja yang benar. Kalau kita
dipersalahkan walaupun benar, ingat; TUHAN melihat dan Mahatahu. Oleh sebab
itu, kita harus berpihak kepada kebenaran TUHAN daripada kebenaran manusia di
bumi.
Setelah
Imam Besar bertanya: "Demi Allah
yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau
tidak."
Lalu
jawab Yesus: "Engkau telah
mengatakannya.” Hanya dengan jawaban seperti itu akhirnya Imam Besar Kayafas
mengoyakkan jubahnya, karena dia menganggap bahwa Yesus telah menghujat Allah.
Matius
26:66-68
(26:66)
Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus
dihukum mati!" (26:67) Lalu
mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul
Dia, (26:68) dan berkata:
"Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul
Engkau?"
Selanjutnya
Imam Besar Kayafas bertanya kepada orang-orang yang ada di dalam pengadilan
agama, dan mereka menjawab serta berkata: "Ia
harus dihukum mati!"
Bagi
mereka Yesus setara dengan seorang penjahat yang harus dihukum mati. Itu
sebabnya, setelah mereka yang hadir di peradilan Mahkamah Agama memutuskan
bahwa Yesus harus dihukum mati, maka tidakan mereka selanjutnya ialah:
1.
Meludahi muka
Yesus.
Berbahagialah jikalau engkau pernah diludahi, supaya engkau tahu aroma sakit
dan bau busuk di dalam dirimu; banyak dosa yang busuk.
2.
Meninju
muka-Nya.
Berbahagialah jikalau saudara sudah pernah ditinju, supaya saudara tahu rasanya
bagaimana TUHAN sudah menanggung dosa kita di atas kayu salib.
3.
Orang-orang
yang ada di situ memukul Dia. Bisa
saja mereka memukul wajah, tubuh, dari kaki sampai kepala, berarti bisa juga
memukul menggunakan alat-alat keras.
Yesus
diludahi, YANG KEDUA.
Kita
membaca Matius 27, dengan perikop: “Yesus diolok-olokan.”
Matius
27:27-29
(27:27)
Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu
memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. (27:28) Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah
ungu kepada-Nya. (27:29) Mereka
menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya,
lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka
berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam,
hai raja orang Yahudi!"
Pengadilan
yang kedua adalah Yesus di hadapan Pilatus. Setelah serdadu-serdadu membawa
Yesus ke gedung pengadilan di hadapan wali negeri itulah Pilatus, yang terjadi pada
saat Yesus diadili ialah:
-
Serdadu-serdadu
atau tentara romawi itu menanggalkan
pakaian Yesus, lalu mengenakan jubah ungu kepada-Nya.
-
Tindakan
berikutnya dari serdadu-serdadu atau tentara romawi ialah menganyam sebuah
mahkota duri. Akhirnya, Yesus bermahkotakan
mahkota duri di atas kepala oleh serdadu-serdadu atau tentara romawi. Jadi,
betapa hebatlah penderitaan yang dialami oleh Yesus.
-
Kemudian,
serdadu itu memberikan sebatang buluh
di tangan kanan Yesus.
-
Selanjutnya,
sikap dari serdadu itu adalah berlutut di hadapan Yesus sambil mengolok-olok dan berkata: "Salam, hai raja orang Yahudi!"
Singkatnya:
Yesus harus menanggung penderitaan yang hebat, dan di dalam penderitaan yang
hebat itu juga Dia harus diolok-olok.
Banyak
orang Kristen baru saja menanggung sedikit penderitaan sudah langsung putus asa,
bahkan belum diolok-olok, tetapi sudah putus asa. Tetapi Boas rohani -- itulah
TUHAN Yesus Kristus -- teramat mengasihi saya dan saudara, teramat mencintai
saya dan saudara; itu sebabnya Dia tidak putus asa, Dia ingin menggenapi segala
rencana-rencana Allah dan apa yang sudah dijanjikan oleh Allah kepada nenek
moyang Israel -- yaitu Abraham, Ishak dan Yakub -- tentang tanah Kanaan, tanah
warisan yang harus dimiliki mereka sebagai milik pusaka, dan TUHAN juga rindu
untuk membawa kita masuk dalam Kerajaan Sorga; kiranya itu menjadi milik pusaka
kita untuk selama-lamanya.
Oleh
sebab itu, jangan putus asa kalau memang harus menanggung banyak penderitaan,
temasuk jika di tengah penderitaan itu ditambah lagi dengan olok-olok. Tidak
usah putus asa demi tanah air Sorgawi yang dijanjikan oleh Allah supaya tanah
air sorgawi kelak menjadi milik pusaka kita.
Tetapi
tidak berhenti sampai di situ …
Matius
27:30
(27:30)
Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke
kepala-Nya.
Selanjutnya,
bukan hanya tentara-tentara romawi, tetapi orang-orang yang ada di situ juga meludahi
TUHAN Yesus, lalu mengambil buluh yang di tangan kanan-Nya, dan memukulkannya
kepada kepala-Nya.
Jadi,
dua kali TUHAN Yesus diludahi.
-
Ludah
yang pertama: Mewakili bangsa Yahudi.
-
Ludah
yang kedua: Mewakili bangsa kafir.
Ludah
dari bangsa Yahudi sudah diterima dan dialami oleh TUHAN Yesus, kemudian ludah
dari bangsa kafir yang diwakili oleh tentara-tentara romawi juga sudah diterima
oleh Yesus, karena TUHAN mau menjadikan saya dan saudara untuk menjadi isteri
dalam kebenaran dan isteri dalam keadilan untuk selama-lamanya, sebagaimana
dinyatakan dalam nubuatan Hosea dan nubuatan dari pada Yesaya.
Mari
kita lihat sejenak; apa yang sudah
dinubuatkan oleh nabi Hosea.
Hosea
2:18-19
(2:18)
Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan
menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam
kasih setia dan kasih sayang. (2:19)
Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan, sehingga
engkau akan mengenal TUHAN.
Inilah
yang menjadi kerinduan dari pada Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, supaya
kita mengenal Dia seperti Dia mengenal kita secara pribadi. Yang mengenal suami
secara pribadi adalah isteri, dan sebaliknya yang mengenal isteri secara
pribadi hanyalah suami, tidak ada yang lain.
Tidak
ada dosa, kejahatan, kenajisan yang mengenal kita lagi, itu adalah dambaan
TUHAN, sehingga Dia rela diludahi baik oleh orang Yahudi, maupun oleh bangsa
kafir yang diwakili oleh tentara romawi.
Tuhan
mau menegakkan kita di atas tanah air Sorgawi dan itu yang akan menjadi milik pusaka
kita untuk selama-lamanya, dengan lain kata; supaya silsilah kita tidak
terputus, berarti ada pengharapan besar kepada bangsa kafir. Ada harapan besar
untuk diselamatkan bagi mereka yang hina, dina dan papah; ada harapan besar
untuk diselamatkan bagi mereka yang masih ditandai dengan banyak kelemahan.
Sungguh mulia rencana Allah yang dinyatakan kepada kita.
Kalau
anak-anak TUHAN tidak hadir malam ini untuk mendengar firman TUHAN, maka dia mengalami
suatu kerugian yang sangat besar. Oleh sebab itu, jangan rugikan diri
masing-masing hanya karena keinginan daging dan perkara lahiriah, tetapi
biarlah keberhasilan karena TUHAN itu betul-betul berpihak kepada kita
masing-masing.
Ludah
yang mewakili dari bangsa Yahudi sudah diterima oleh Yesus dan ludah yang mewakili
bangsa kafir juga sudah diterima oleh Yesus, bagaimana model dan bau busuk dari
ludah itu sudah dialami oleh TUHAN Yesus.
-
Model
dan bau busuk dari bangsa Yahudi: Begitu sombong, keras hati, angkuh, tegar
tengkuk, lupa dengan kemurahan TUHAN.
-
Model
dan bau busuk dari bangsa kafir: Berhala dan kenajisannya.
Semua
itu sudah kena mengena kepada wajah Yesus karena TUHAN mau kita dijadikan
sebagai isteri dalam keadilan dan isteri dalam kebenaran, dan TUHAN mau kita
mengenal Dia dan Dia juga mengenal kita.
Saya
tandaskan: Hanya seorang suami yang mengenal isteri secara pribadi, sebaliknya
hanya seorang isteri yang mengenal suami secara pribadi. TUHAN tidak izinkan
dosa-dosa lain masuk, baik itu dosa kejahatan, dosa kenajisan, dan dosa yang
lainnya tidak TUHAN izinkan untuk mengenal kehidupan kita masing-masing. Betapa
hebatnya Dia harus menanggung ludah itu.
Selanjutnya
yang begitu penting untuk kita perhatikan kembali di dalam Matius 27.
Matius
27:31
(27:31)
Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan
mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar
untuk disalibkan.
Pengadilan
dari Mahkamah Agama sudah memutuskan supaya Yesus dihukum mati di atas kayu
salib, demikian juga di hadapan wali negeri Pilatus sudah memutuskan bahwa
Yesus harus dihukum mati. Oleh sebab itu, mereka membawa Yesus ke luar pintu gerbang untuk selanjutnya disalibkan.
Jadi,
tidak berhenti hanya ludah -- itulah model dan bau busuk dari bangsa kafir
serta model dan bau busuk dari bangsa Yahudi yang sudah TUHAN tanggung -- namun
sampai akhirnya mereka membawa Yesus ke luar pintu gerbang untuk selanjutnya
disalibkan atau dieksekusi di atas kayu salib. Allah sungguh kaya dengan
rahmat, sehingga kita dilimpahi dengan kasih karunia.
Ibrani
13:11-12
(13:11)
Karena tubuh binatang-binatang yang darahnya dibawa masuk ke tempat kudus oleh
Imam Besar sebagai korban penghapus dosa, dibakar di luar perkemahan. (13:12) Itu jugalah sebabnya Yesus
telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan
darah-Nya sendiri. (13:13) Karena
itu marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung
kehinaan-Nya.
Supaya
hal itu tergenapi, Yesus harus dibawa ke luar pintu gerbang, lalu mati di atas
kayu salib, di bukit Golgota.
Oleh
sebab itu, marilah kita pergi kepada
TUHAN Yesus Kristus, berarti meninggalkan segala sesuatu yang ada di dalam
kemah, di dalam tubuh ini, termasuk harga diri harus ditanggalkan supaya kita
betul-betul menanggung kehinaan seperti Yesus Kristus telah menanggung
penderitaan dan kehinaan di atas kayu salib.
Marilah
kita pergi kepada Dia, pergi ke luar pintu gerbang untuk menanggung kehinaan
bersama dengan Dia. Jadi, jangan pertahankan segala sesuatu yang ada di kemah tubuh
(hidup) ini, termasuk harga diri harus dilepaskan, egosentris harus dilepaskan,
kepentingan diri sendiri harus dilepaskan, mencari puji-pujian di tengah ibadah
dan pelayanan juga harus dilepaskan, sehingga dengan demikian kita dimampukan
oleh TUHAN untuk menanggung penderitaan dan kehinaan bersama-sama dengan TUHAN.
Selama
seseorang masih;
-
mempertahankan
harga diri,
-
mempertahankan
kebenaran diri sendiri,
-
mempertahankan
egosentris,
-
mencari
puji-pujian di tengah ibadah dan pelayanannya,
-
bertahan
dengan kekerasan hatinya,
maka
orang semacam ini TIDAK AKAN PERNAH datang kepada Yesus Kristus untuk
menanggung penderitaan dan kehinaan bersama-sama dengan Dia.
Singkat
kata: Kita harus meninggalkan segala sesuatu yang kita punya termasuk harga
diri, kepentingan diri, serta kelebihan-kelebihan yang kita punya, juga tanggalkan
segala sesuatu yang menyebabkan saya dan saudara menjadi kehidupan yang sombong,
supaya dengan demikian kita dapat pergi ke luar pintu gerbang untuk menanggung
penderitaan dan kehinaan bersama-sama dengan Dia.
Perhatikan
dan ikuti sungguh-sungguh pemberitaan firman malam ini, dan berikan diri
digembalakan sungguh-sungguh sampai pada akhirnya kita dibawa masuk ke dalam
Yerusalem yang baru itulah penggembalaan yang sempurna.
Pertanyaannya:
APA SAJA YANG HARUS DILEPASKAN DARI DIRI INI?
Kita
dapat temukan di dalam Imamat 16,
dengan perikop: “Hari raya pendamaian.”
Imamat
16:27
(16:27)
Lembu jantan dan kambing jantan korban penghapus dosa, yang darahnya telah
dibawa masuk untuk mengadakan pendamaian di dalam tempat kudus, harus dibawa
keluar dari perkemahan, dan kulitnya, dagingnya dan kotorannya
harus dibakar habis.
Binatang
yang dijadikan sebagai korban penghapus dosa, baik itu lembu jantan maupun
kambing jantan, yang darahnya dibawa masuk ke dalam Ruangan Maha Suci untuk
mengadakan pendamaian dosa harus dibawa keluar dari perkemahan.
Kemudian,
ada tiga yang harus dibakar di luar perkemahan dan tidak boleh melekat di dalam
diri kita masing-masing, antaralain:
-
Kulitnya.
-
Dagingnya.
-
Kotorannya.
Semuanya
harus dibakar.
Mari
kita mengikuti penjelasan tentang 3 (tiga) perkara yang harus dibakar di luar
perkemahan, yang pertama: KULITNYA harus dibakar di luar
perkemahan.
Kulit
à Perasaan dari
manusia daging, dan ini harus dibakar. Di dalam hal mengikuti TUHAN perasaan
manusia itu harus dibakar habis, karena perasaan dari manusia ini yang membuat
banyak masalah. Perasaan manusia daging menyebabkan pertimbangan manusia
menjadi salah; perasaan manusia daging menyebabkan seseorang menjadi goyah, tidak
memiliki pendirian yang kuat dan tidak teguh hati. Oleh sebab itu, itu harus
dibakar di luar perkemahan supaya kita menjadi benar di hadapan TUHAN.
Perasaan
manusia daging menimbulkan banyak gejolak, banyak kesalahan, banyak persoalan,
banyak polemik, banyak pertanyaan yang tidak perlu harus ditanyakan di dalam
mengikuti TUHAN; itu sebabnya, perasaan manusia daging tidak boleh dibiarkan
hidup bersama-sama dengan kehidupan kita masing-masing di dalam hal mengikuti
TUHAN, dan semua harus dibakar di luar perkemahan, tidak boleh tinggal di dalam
kemah tubuh ini.
Oleh
sebab itu, kita belajar dari pribadi Yesus Kristus di dalam Filipi 2, dengan perikop: “Nasihat supaya bersatu dan merendahkan diri
seperti Kristus.” Nasihat Firman TUHAN malam ini kepada kita tujuannya
supaya kita menjadi satu. Setelah terwujudnya kesatuan tubuh, dilanjutkan
dengan saling merendahkan diri satu dengan yang lain, seperti TUHAN Yesus
Kristus telah merendahkan diri-Nya serendah-rendahnya; Dia telah naik berarti
Dia telah turun ke dunia orang mati, turun serendah-rendahnya.
Filipi
2:1
(2:1)
Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih,
ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
Dalam
Yesus Kristus ada lima hal, yaitu:
YANG
PERTAMA: Nasihat atau Firman TUHAN; itu sebabnya Dia disebut Penasihat
Ajaib.
YANG
KEDUA: Penghiburan kasih. Penghiburan di dunia ini sifatnya semu,
tidak kekal, tetapi kasih Allah sebagai penghiburan dari sorga sifatnya kekal
sampai selama-lamanya.
YANG
KETIGA: Persekutuan Roh. Lewat ibadah pelayanan, TUHAN mempersatukan
saya dan saudara, seperti malam ini kita juga bersekutu dengan saudara kita
yang ada di Bandung, di Malaysia, juga bersekutu dengan umat ketebusan TUHAN
yang senantiasa setia untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat online atau live streaming video internet Youtube, Facebook baik dalam negeri
maupun luar negeri. Jadi, oleh karena kegiatan Roh, ada persekutuan di antara
kita masing-masing.
Kegiatan
daging tidak mungkin mempersekutukan kita dalam kesucian dan kesempurnaan. Mungkin
ada persekutuan dalam kegiatan daging yang disebut “kongkalikong”, namun itu terjadi karena ada sesuatu yang tidak baik,
sehingga terjadilah “main belakang”, yang akhirnya menimbulkan banyak dosa; dan
tentu saja hal seperti ini tidak berkenan di Sorga.
YANG
KEEMPAT: Kasih mesra. Berarti, kemesraan itu terjadi karena kasih Allah;
itulah kasih mempelai yang mempersatukan.
YANG
KELIMA: Belas kasihan, sehingga Yesus kaya dengan rahmat; dengan
demikian, kita dilimpahi oleh kasih karunia.
Itulah
lima hal yang terdapat dalam Kristus Yesus.
Filipi
2:2
(2:2)
karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir,
dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
Ada
lima hal di dalam sidang jemaat, yaitu:
YANG
PERTAMA: Sehati. Dengan demikian, kita dapat mengerjakan apa yang bisa
kita kerjakan di tengah ibadah pelayanan GPT “BETANIA”. Kalau tidak
sehati, maka susah sekali untuk mencapai tujuan, susah untuk mencapai sasaran,
dan tidak akan sampai kepada target; oleh sebab itu, tidak boleh egois dan
harus sehati.
YANG
KEDUA: Sepikir. Apa pun yang kita pikirkan tentang segala sesuatu yang
ada di tengah ibadah pelayanan ini, biarlah kita pikirkan bersama-sama.
YANG
KETIGA: Satu kasih. Berarti, kita diikat dan menjadi satu oleh karena
kasih, bukan karena hal-hal yang duniawi, itulah perkara lahiriah atau hal-hal
yang jasmani.
YANG
KEEMPAT: Satu jiwa yang berasal dari TUHAN. Kalau kita memiliki jiwa yang berasal dari
TUHAN, maka kita semua akan menjadi kehidupan yang berjiwa besar, berarti; ada
panjang sabar di dalamnya.
YANG
KELIMA: Satu tujuan.
Inilah
lima hal yang terdapat di dalam sidang jemaat (tubuh Kristus) supaya ada
keseimbangan.
Filipi
2:3-5
(2:3)
dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang
sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap
yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; (2:4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan
kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. (2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu
bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
Supaya
lima hal ini nyata dalam sidang jemaat, maka satu dengan yang lain
masing-masing kita tidak mencari kepentingan diri sendiri dan masing-masing
kita tidak mencari puji-pujian yang sia-sia. Inilah dua pantangan dari kesatuan
di dalam tubuh.
Musuh
dari kesatuan tubuh adalah …
1.
Tidak
mencari kepentingan sendiri.
2.
Tidak
mencari puji-pujian yang sia-sia
Kalau
ini yang menjadi musuh kesatuan tubuh kiranya jangan kita mencari kepentingan
sendiri, kiranya jangan kita mencari puji-pujian yang sia-sia ke depan mulai dari
sekarang sampai selama-lamanya.
Biarlah
kira semua menjadi suatu kehidupan yang rendah hati, dengan demikian menganggap
seorang dengan yang lain lebih utama dari diri sendiri. Oleh sebab itu, jangan
kita hanya memperhatikan kepentingan sendiri tetapi kita juga harus
memperhatikan kepentingan sesama, kemudian memperhatikan segala sesuatu yang
ada di tengah ibadah pelayanan ini.
Saya
berharap kita semua dewasa dan bijaksana menerima kebenaran firman TUHAN malam
ini, sehingga perasaan manusia daging tidak lagi melekat dalam diri kita
masing-masing. Selanjutnya, hendaklah kita semua dalam hidup bersama-sama yaitu
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus. Biarlah
kita memiliki pikiran dan perasa an yang dialami Kristus Yesus.
Filipi
2:6-8
(2:6)
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (2:8) Dan dalam keadaan sebagai
manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib.
Singkatnya,
Yesus Kristus tidak mempertahankan kemuliaan-Nya dan Dia rela meninggalkan
segala sesuatu yang Dia miliki, antara lain;
-
Dia
rela meningalkan bapa-Nya di Sorga,
-
meninggalkan
rumah-Nya di Sorga,
-
meninggalkan
segala sesuatu yang Dia miliki; termasuk kemuliaan-Nya.
Kemudian,
Dia turun ke bumi bahkan Dia mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa
seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia, dan dalam keadaan sebagai
manusia Dia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati bahmat sampai mati di
atas kayu salib = Setia. Inilah pikiran dan perasaan yang terdapat dalam
Kristus Yesus.
Saya
tahu untuk melepaskan pikiran dan perasaan yang seperti ini tidak semudah
seperti membalikkan telapak tangan, tetapi perkara ini harus kita kerjakan
malam ini dan seterusnya. Berjuanglah bersama dengan salib Kristus, dan pasti
bisa; sebab tidak ada yang mustahil bagi Dia.
Hal
yang kedua yang harus dibakar adalah DAGINGNYA HARUS DIBAKAR.
Daging
merupakan satu dari tiga seteru dari Allah yang menyebabkan manusia berdosa.
Mari
kita melihat daging yang harus dibakar itu, di dalam Galatia 5, dengan perikop:
“Hidup menurut daging atau roh.”
Galatia
5:19-21
(5:19)
Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa
nafsu, (5:20) penyembahan
berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati,
amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemecah, (5:21) kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu
kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa
melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan
Allah.
Perbuatan
daging telah nyata, antara lain:
1.
Percabulan. Praktek
berlaku cabul yaitu meninggalkan TUHAN hanya karena perkara lahiriah,
meninggalkan ibadah pelayanan hanya karena pekerjaan, kesibukan, apapun itu namanya
di atas muka bumi ini. Sama seperti Esau yang berlaku cabul di hadapan TUHAN;
menjual hak kesulungan demi semangkuk sup kacang merah = Nafsu rendah. Orang
yang seperti ini berdosa terhadap diri sendiri.
Berbeda dengan orang yang berdosa di
luar dirinya sendiri, contohnya: Elia pernah berdosa tetapi di luar diri
sendiri, Musa juga pernah berdosa di luar diri sendiri, tetapi orang yang
berlaku cabul berdosa terhadap dirinya sendiri. Sebab, orang yang berlaku cabul
menjadi satu dengan perempuan cabul dan itu yang menajiskan seseorang, dan
percabulan ini juga satu dari antara perbuatan-perbuatan daging yang harus
dibakar.
2.
Kecemaran. Banyak hal
yang mencemarkan diri kita ini sehingga menjadi kotor, bau busuk di hadapan
TUHAN.
3.
Hawa nafsu atau keinginan
daging/nafsu daging yang jahat.
4.
Penyembahan
berhala.
Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari TUHAN.
5.
Sihir. Yesus tidak
menjelma tetapi Yesus menjadi manusia lewat proses kelahiran.
Kalau menjelma itu sama dengan sihir
“simsalabim abracadabra” kemudian batu menjadi roti, tetapi Yesus menjadi
manusia tidak lewat penjelmaan. Kalau seseorang suka mengambil jalan pintas itu
setara dengan sihir, hanya mau enaknya saja itu setara dengan sihir, sebab
tidak mau berubah lewat proses pikul salib = Orang yang dikuasai roh sihir.
Tuhan tidak suka dengan sihir dan itu merupakan salah satu perbuatan daging
yang kelima.
6.
Perseteruan.
7.
Perselisihan.
8.
Iri hati.
9.
Amarah.
10.
Kepentingan diri
sendiri
atau egois.
11.
Percideraan atau suka
menyakiti.
12.
Roh pemecah
belah;
tidak suka dengan kesatuan.
13.
Kedengkian.
14.
Kemabukan.
15.
Pesta pora dan sebagainya.
Demikianlah
keadaan Rasul Paulus sebelum terpanggil dan menerima jabatan rasul, oleh sebab
itu dia memperingatkan supaya kita tidak hidup dalam hawa nafsu daging dan
kiranya segala tabiat-tabiat daging itu dibakar habis di luar perekemahan.
Jangan
sampai daging dengan hawa nafsu dan keingannya yang jahat itu ada di dalam
kemah/tubuh, tetapi biarlah semua itu dibakar di luar perkemahana, berarti
dilepaskan dari kehidupan kita masing-masing sampai hangus. Jangan ada
tanda-tanda daging nampak dalam kehidupan kita masing-masing baik dalam
perkataan maupun perbuatan, oleh sebab itu daging harus dibakar di luar
perekemahan dan tidak ada yang melekat dalam diri ini.
Galatia
5:16
(5:16)
Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti
keinginan daging.
Sebaliknya,
kalau kita hidup dan berada dalam pengaruh yang besar serta pengaruh yang kuat
dari Allah Roh Kudus, maka kita tidak mungkin menuruti keinginan-keinginan
daging serta segala hawa nafsu yang jahat itu.
Galatia
5:17
(5:17)
Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan
Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan --
sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
Perlu
untuk diketahui:
-
Keinginan
daging berlawanan dengan keinginan Roh.
-
Sebaliknya,
keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging.
Kalau
seseorang hidup dalam keinginan daging dia akan melakukan sesuatu yang sebenarnya
tidak ia kehendaki.
Sebab;
sebenarnya yang dikehendaki oleh banyak orang adalah supaya dia betul-betul
menyatu dengan TUHAN; hatinya menyatu dengan hati TUHAN, dia cinta dengan
TUHAN, lalu setia berada dalam ibadah dan pelayanan. Tetapi, karena dia hidup
dalam hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat, maka kerinduan untuk
mencintai TUHAN tidak tercapai dan sebaliknya daging dengan segala keinginannya
masih melekat dalam diri orang itu. Maka, daging dengan segala keinginannya
harus dibakar di luar perkemahan dan tidak boleh ada yang tinggal di dalam
kemah/tubuh ini.
Galatia
5:18
(5:18)
Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak
hidup di bawah hukum Taurat.
Kalau
kita hidup di bawah pimpinan dari Allah Roh Kudus yang suci, sempurna dan
mulia, maka kita tidak akan pernah hidup di bawah hukum Taurat, berarti tidak
lagi menjalankan ibadah secara lahiriah.
Ibadah
Taurat = Ibadah lahiriah, contoh: Tubuhnya ada di tengah ibadah dan pelayanan
tetapi hatinya jauh dari TUHAN. Mengapa hal itu bisa terjadi? Jawabnya; karena
dia masih berada di bawah pengaruh dari kuasa daging. Namun, kalau seseorang
berada di bawah pengaruh dan kuasa yang besar serta yang kuat dari Allah Roh
Kudus, dari Roh Allah yang suci, Roh Allah yang sempurna dan mulia, maka dia
tidak akan mungkin menjalankan ibadah ini secara Taurat, tidak akan mungkin
menjalankan ibadah ini secara lahiriah.
Jika
diberikan pertanyaan: Menjalankan ibadah ini untuk menyenangkan hati TUHAN atau
menyenangkan hati saya? Tentu jawabannya adalah menyenangkan hati TUHAN. Oleh
sebab itu, senangkanlah hati TUHAN dan biarlah kita berada di bawah pengaruh
dari Allah Roh Kudus yang kuat, pengaruh dari Allah Roh Kudus yang besar.
Berilah
diri dipimpin oleh Roh TUHAN, itu artinya bahwa daging ini harus dibakar di
luar perkemahan dan itu tidak boleh dipertahankan. Oleh sebab itu, mari kita
pergi ke luar pintu gerbang untuk menanggung penderitaan dan kehinaan. Namun,
jika hawa nafsu daging dipertahankan tiadalah mungkin kita dapat datang kepada
Dia untuk menanggung penderitaan dan kehinaan, itu mustahil.
Oleh
sebab itu, kalau memang kita mau datang kepada Dia untuk menanggung penderitaan
dan kehinaan maka yang harus dilakukan yaitu;
-
yang
pertama: Kulit atau perasaan manusia harus terbakar di luar pintu perkemahan,
-
yang
kedua: Daging dan segala tabiatnya harus dibakar di luar perkemahan, tidak
boleh melekat lagi dan tinggal dalam kemah/tubuh ini masing-masing.
Kita
membaca Roma 8, dengan perikop: “Hidup
oleh Roh.”
Roma
8:3-4
(8:3)
Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya
oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus
Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa
karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, (8:4) supaya tuntutan hukum Taurat
digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
Hukum
Taurat tidak bisa menyucikan dan menyempurnakan kehidupan dari anak-anak TUHAN,
tetapi apa yang tidak mungkin dilakukan oleh hukum Taurat dapat dilakukan oleh
Allah.
Yesus
telah menyempurnakan manusia, dengan cara: Mengutus anak-Nya yang tunggal,
mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, mengorbankan anak-Nya yang tunggal, dan
mati di atas kayu salib supaya kehidupan kita ini disucikan sampai
disempurnakan, sama seperti Dia; sempurna adanya.
Hukum
Taurat tidak mampu, tetapi Yesus dengan korban-Nya berkuasa mengampuni,
menyucikan dan menyempurnakan kita masing-masing supaya kita menuruti apa yang
menjadi kehendak dari Roh Allah yang suci dan sempurna, dan tidak lagi menuruti
keinginan daging.
Yesus
telah menanggung penderitaan di atas kayu salib, Dia sudah menerima penghukuman
atas daging-Nya sendiri supaya kita lepas dari hukum Taurat, oleh sebab itu
sebaliknya kita harus hidup menurut Roh bukan keinginan daging lagi.
Galatia
8:5
(8:5)
Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari
daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang
dari Roh.
Perlu
untuk diketahui: Mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari
daging. Sebaliknya, mereka yang hidup menurut pimpinan Roh TUHAN maka orang
semacam ini memikirkan hal-hal yang dari Roh; memikirkan perkara rohani,
memikirkan perkara di atas, memikirkan segala kegiatan-kegiatan Roh itulah
ibadah pelayanan dan segala sesuatu yang terkandung di dalam ibadah itu.
Kalau
kita ada dalam pengaruh dari Roh TUHAN, Allah Roh Kudus, maka perkara apapun
yang ada di dalam kegiatan Roh itu kita perhatikan bahkan perkara kecil sekalipun
kita perhatikan. Hanya orang yang berada dalam pengaruh Allah Roh Kudus yang
mampu memperhatikan perkara kecil yang ada di tengah ibadah dan pelayanan.
Kalau seseorang tidak ada dalam pengaruh Allah Roh Kudus jangankan perkara
besar, perkara kecil saja tidak bisa.
Firman
ini harus menjadi ukuran dalam hidup kita masing-masing.
Jadi,
mau tidak mau daging ini harus dibakar di luar perkemahan dan daging tidak
boleh melekat dan tinggal bersama-sama kehidupan anak-anak TUHAN.
Galatia
8:6
(8:6)
Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah
hidup dan damai sejahtera.
Perlu
juga untuk diketahui:
-
Keinginan
daging adalah maut,
-
tetapi
keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera, itulah suasana kerajaan Sorga.
Hadirkanlah
suasana kerajaan Sorga di tengah ibadah pelayanan, dimulai dari nikah rumah
tangga masing-masing.
Oleh
sebab itu, biarlah kita membakar semua daging-daging yang masih melekat di luar
perkemahan.
Galatia
8:7-8
(8:7)
Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak
takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. (8:8) Mereka yang hidup dalam daging,
tidak mungkin berkenan kepada Allah. (8:9)
Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh
Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan
milik Kristus. (8:10) Tetapi jika
Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh
adalah kehidupan oleh karena kebenaran. (8:11)
Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam
di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara
orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang
diam di dalam kamu.
Orang
yang hidup menurut daging adalah seteru Allah, karena orang yang hidup menurut
daging tidak akan pernah taat kepada firman.
Jikalau
Roh Allah diam di dalam kita maka kita semua akan hidup dan bersuasanakan
kebangkitan; yang lama sudah berlalu. Maka, mutlak daging itu harus dibakar di
luar perkemahan. Daging dengan tabiatnya, daging dengan segala hawa nafsunya,
daging dengan segala keinginan apapun yang kecil jangan ada tinggal di dalam
diri kita masing-masing.
Mari
berjuang bersama-sama dan saling mendoakan supaya firman Allah tergenapi di
dalam diri kita masing-masing.
Galatia
8:12-13
(8:12)
Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan
kepada daging, supaya hidup menurut daging. (8:13) Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati;
tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan
hidup.
Kita
ini berhutang banyak kepada TUHAN, kita bukan berhutang kepada daging dan hawa
nafsu yang bodoh itu.
Kalau
kita hidup menurut Roh Allah yang hidup dan berkuasa maka segala tabiat daging,
perbuatan daging, keinginan daging, hawa nafsu daging sudah dimatikan oleh Roh
Allah itu sendiri. Maka, sudah sangat jelas; kita berhutang banyak kepada Roh
Allah.
Mari
kita membakar daging di luar perkemahan. Jangan ada lagi daging-daging dengan
tabiatnya, keinginanya, hawa nafsunya melekat di dalam diri ini.
Yang
juga harus dibakar, yang ketiga: MEMBAKAR KOTORAN.
Kotoran
kalau tidak dibakar inilah yang membuat seseorang bermegah. Sebab; sekalipun
kotoran adalah sesuatu yang menjijikan, tetapi manakala kotoran masih
dipertahankan itu yang membuat seseorang bermegah, menjadi sombong, angkuh dan
berlaku fasik bahkan menganggap segala sesuatu yang dia miliki adalah melebihi
dari segala yang ada ini.
Kalau
kotoran dipertahankan maka dia juga akan bermegah terhadap kotoran, bahkan
bergantung kepada kototan. Maka, kotoran harus dibakar di luar pintu gerbang,
di luar perkemahan ini, artinya kotoran itu tidak boleh melekat supaya orang
lain juga tidak merasa bau jijik di dalam diri kita masing-masing apalagi
TUHAN.
Kotoran
= Sampah. Sampah = Kotoran.
Kalau
membuat kotoran/sampah harus pada tempatnya; tong sampah yang sudah disiapkan.
Jangan suka buang sampah di sembarang tempat supaya orang lain jangan berbau
busuk dan jangan juga kotoran itu melekat dalam diri orang itu.
Oleh
sebab itu, buanglah sampah pada tempatnya; itulah tong sampah yang sudah
tersedia, jangan buang sampah di sembarang tempat supaya jangan orang lain
dirugikan. Maka, belajar untuk benar di mata TUHAN.
Terkait
dengan hal ini kita membaca Filipi 3, dengan perikop: “Kebenaran yang sejati.”
Filipi
3:1
(3:1) Menuliskan
hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.
Firman
yang diulang itu adalah kepastian.
Jadi,
jangan saudara bosan mendengar satu ayat yang sudah di dengar, karena ada saja
rahasia firman yang terkandung di dalam itu sehingga kita mendapat kepastian
akan keselamatan, kepastian akan janji Allah kepada kita masing-masing.
Filipi
3:2-3
(3:2) Hati-hatilah
terhadap anjing-anjing, hati-hatilah
terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat
yang palsu, (3:3) karena kitalah orang-orang
bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus
Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
Rasul
Paulus berkata kepada jemaat di Filipi: Hati-hatilah
terhadap anjing-anjing = Pekerja-pekerja yang jahat = Penyunat-penyunat
palsu. Hati-hati dengan hamba-hamba TUHAN yang palsu, yang disebut juga dengan
anjing-anjing; memberitakan salib tetapi mengulangi kesalahan yang sama, itu
adalah anjing.
Karena kitalah
orang-orang bersunat, tandanya adalah beribadah oleh Roh Allah, bukan
beribadah karena daging dan keinginannya.
Kemudian,
bermegah dalam Kristus Yesus. Berarti;
kalau bermegah dalam Kristus Yesus maka orang semacam ini tidak menaruh percaya
kepada hal-hal yang lahiriah. Itulah orang yang bermegah terhadap Kristus,
bermegah terhadap salib, tidak bermegah terhadap hal-hal yang lahiriah dan
tidak menaruh percaya kepada hal-hal yang lahiriah.
Inilah
kehidupan dari pada Rasul Paulus.
Filipi
2:4-6
(3:4) Sekalipun
aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang
lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:
(3:5) disunat pada hari kedelapan,
dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli,
tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, (3:6) tentang kegiatan aku
penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku
tidak bercacat.
Rasul
Paulus sebenarnya ada alasan untuk menaruh percaya kepada hal-hal yang
lahiriah.
Adapun
alasan Rasul Paulus mengatakan hal tersebut, antaralain:
1.
Disunat pada
hari kedelapan,
berarti persis seperti Yesus disunat.
2.
Dari bangsa
Israel, berarti
dia bukan bangsa kafir.
3.
Dari suku
Benyamin.
4.
Orang Ibrani
asli; ayah
dan ibunya adalah orang Ibrani asli.
Empat
hal ini melekat di dalam diri Rasul Paulus yang tidak bisa dilepaskan oleh
apapun, karena sudah berlangsung di dalam dirinya sendiri atau sudah mendarah
daging dalam dirinya sendiri dan tidak busa dilepaskan, contohnya seperti orang
Jawa tidak akan bisa disebut orang Batak. Jadi, kalau dia orang Jawa tetap
orang Jawa dan tidak bisa lepas dari dalam dirinya. Kalau dia orang Batak tetap
orang Batak dan tidak bisa lepas dari dalam dirinya, hal itu tetap melekat.
Kemudian,
ketiga alasan berikutnya, antaralain:
5.
Tentang
penderian terhadap hukum Taurat aku orang Fairisi, berarti orang
intelektual, cendikiawan, orang hebat.
Tetapi, orang Farisi adalah munafik
yaitu terlihat baik di luar tetapi di dalam tidak.
6.
Tentang kegiatan
aku penganiaya jemaat.
Memang dia adalah orang ganas, orang
buas seperti binatang buas; dia itu menyakiti dan menyesah anak-anak TUHAN dari
rumah ke rumah, dari door ke door, termasuk dialah yang mendalangi
matinya Stefanus pada waktu itu.
7.
Tentang
kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
Inilah
tujuh kelebihan dari Rasul Paulus;
-
empat
perkara melekat dalam dirinya,
-
tiga
perkara berikutnya itu adalah tindakan dan perbuatannya yang luar biasa.
Maka,
wajar saja Rasul Paulus berkata: Jika ada
orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih
lagi.
Dahulu
tiga perbuatan atau tiga hal ini dia kerjakan sebagai kelebihan-kelebihan dari
pada Rasul Paulus, namun selanjutnya kita akan membaca pada ayat 7 …
Filipi
3:7
(3:7)
Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi
karena Kristus.
Apa
yang dahulu merupakan keuntungan bagi Rasul Paulus termasuk tujuh perkara yang
luar biasa itu, sekarang tujuh perkara itu dianggap RUGI karena TUHAN Yesus Kristus menjadi miliknya.
Filipi
3:8-9
(3:8)
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus
Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena
Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah,
supaya aku memperoleh Kristus,
Malahan
segala sesuatu yang ada di belakangnya termasuk tujuh kelebihan yang di
belakangnya dianggap rugi dan itu menjadi suatu kerugian karena pengenalan akan TUHAN Yesus Kristus lebih
mulia dari pada tujuh perkara tersebut.
Karena
Kristus dia melepaskan semuanya itu, bahkan semuanya itu dianggap
sampah/kotoran supaya Rasul Paulus memperoleh Kristus.
Jadi,
kotoran atau sampah memang harus betul-betul dibakar di luar perkemahan supaya
dengan demikian kita memiliki TUHAN Yesus Kristus dan menjadi satu dengan Dia.
Selama kita menyukai sampah atau kotoran maka kita tidak akan menyukai TUHAN
Yesus Kristus. Selama seseorang menyukai kotoran dan kotoran melekat dalam
dirinya maka dia akan menjadi orang yang bermegah, menjadi orang yang sombong
oleh karena kotoran atau sampah itu.
Oleh
sebab itu, kalau duduk diantara sidang jemaat yang lain jangan suka
menceritakan sampah atau kotoran. Jangan buah sampah di sembarang tempat,
buanglah sampah di tempatnya yaitu di tong sampah yang sudah tersedia.
Andaikata engkau punya keluar yang memiliki kedudukan jabatan yang hebat itu
adalah sampah itu kotoran, jangan buah sampah di sembarang tempat; jangan
ceritakan itu kepada saudara karena hal itu tidak dapat membangun saudaramu, justru
sampah atau kotoran semacam itu membuat orang lain kotor dan menjadi sampah
yang sama.
Itu
sebabnya, saya katakan: Jangan buang sampah sembarangan, buang sampah pada
tempatnya. Justru sampah semacam ini membuat seseorang bermegah terhadap sampah
atau kotoran, dan tidak lagi bermegah dalam Kristus.
Bagaimana
bisa menerima dan mau menyadari hal ini semua? Supaya kita dapat pergi ke luar
pintu gerbang; pergi kepada Dia untuk menanggung penderitaan dan kehinaan.
Oleh
sebab itu tiga hal ini harus mutlak dibakar, kalau tidak maka kita tidak bisa
datang kepada Dia untuk menanggung penderitaan dan kehinaan. Percayalah kepada
firman, jangan percaya kepada perasaan manusia daging, jangan percaya kepada
daging dan segala hawa nafsunya, jangan percaya kepada sampah atau kotoran.
Bermegahlah
dalam Kristus, sebab kitalah orang yang bersunat itu. Beribadah dalam Roh dan
bermegah dalam Kristus, itu adalah orang yang bersunat.
Jadi,
andaikata bangsa kafir tidak disunat itu tidak jadi soal, karena yang
terpenting adalah sunat rohani. Justru dalam ayat yang lain; orang yang
bersunat menjadi dosa, karena orang yang bersunat mampukah dia menanggung
dosanya? Tidak bisa. Hanya sunat Kristus yang sanggup menanggung dosa kita,
salib Kristus yang sanggup menanggung segala sesuatu.
Tetapi
andaikata sudah terlanjut disunat sebelum mengenal Firman Pengajaran Mempelai tidak
jadi soal, yang terpenting adalah sunat Kristus, namun kalau sudah mengerti
firman jangan disunat. Hai engkau yang
sudah tersunat kalau engkau menikah dan punya anak laki-laki, jangan disunat.
Oleh sebab itu, apa yang sudah saya sampaikan dengar baik-baik.
Kita
akan melihat Markus 10, dengan perikop: “Pemberitahuan
ketiga tentang penderitaan Yesus.”
Markus
10:32-34
(10:32)
Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus
berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti
Dia dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas
murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas
diri-Nya, (10:33) kata-Nya:
"Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan
kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia
hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah, (10:34)
dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh,
dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit."
Yesus
menceritakan kepada murid-murid tentang penderitaan-Nya.
Ini
adalah pemberitahuan yang ketiga kali dan hal ini disampaikan sebanyak empat
kali kepada murid-murid, yakni; bahwa Yesus akan diserahkan kepada imam-imam
kepala, ahli Taurat, dan tua-tua lalu mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati
dan akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah itulah
tentara romawi. Selanjutnya, Dia akan diolok-olokan, diludahi, disesah dan
dibunuh dan sesudah tiga hari Dia akan bangkit.
Kalau
Yesus memberitahukan penderitaan semacam ini kepada murid-murid, berarti waktu
Dia diludahi, diolok-olok, disesah atau menanggung banyak penderitaan di luar perkemahan/di
luar pintu gerbang, Dia mau melakukannya itu dengan sesadar-sadarnya dan Dia
rela hati menanggung semuanya itu, tidak dengan terpaksa.
Dia
mau menerima kenyataan pahit dengan serela-relanya, bukan dengan terpaksa, apa
buktinya? Buktinya yaitu Dia bisa ceritakan dengan baik, Dia bisa ceritakan
dengan benar, Dia ceritakan dengan begitu rupa, berarti Dia sadar menerima itu
semua.
Oleh
sebab itu, jangan sampai kita melakukan segala sesuatu dengan tidak sadar; suka
bersungut-sungut. Biarlah kita datang kepada TUHAN dengan kerelaan hati dan
dengan sesadar-sadarnya; mau merendahkan diri dan bukan dengan terpaksa,
berarti dengan sesadar-sadarnya mau memikul segala sesuatu yang ada di ibadah
pelayanan ini bukan dengan terpaksa.
Kemudian,
hal yang senada diceritakan kembali kepada murid-murid, dalam Lukas 18, dengan
perikop: “Pemberitahuan ketiga tentang
penderitaan Yesus.”
Lukas
18:31-33
(18:31)
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka:
"Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh
para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi. (18:32) Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan diludahi, (18:33) dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga
Ia akan bangkit."
Di
sini juga hal yang senada ditulis dalam Injil Lukas 18:31-33, tetapi yang mau
sampaikan di sini adalah soal Dia diolok-olok, dihina dan diludahi Dia
ceritakan kepada murid-murid untuk yang ketiga kali. Namun, dalam hal ini ada perbedaan sedikit
yaitu pada ayat 31: "Sekarang kita
pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak
Manusia akan digenapi.”
Biarlah
Firman Allah yang kita dengar, kita terima di malam ini dan yang
sebelum-sebelumnya hal itu tergenapi di dalam diri kita masing-masing. Berarti;
firman menjadi daging, firman menjadi praktek di dalam kehidupan kita
masing-masing. Oleh sebab itu, kalau diludahi terimalah dengan sadar dan kalau
kita terima itu berarti kita sedang menggenapi Firman Allah.
Apa
yang ditulis oleh para nabi digenapi di dalam diri Yesus dan Yesus menggenapi
firman itu, tidak ada satupun yang tidak digenapi dari hukum Taurat; sepuluh
hukum Taurat semuanya digenapi, dieksekusi habis oleh Yesus di atas kayu salib.
Siapa
yang bisa menggenapi satu saja dari sepuluh hukum yang tertulis dalam dua loh
batu? Jika, saudara memilih salah satu dari sepuluh hukum, misalnya hukum yang
kelima: Hormatilah orang tua, namun
tidak ada yang sempurna menghormati orang tuanya tetapi harus hormat kepada
orang tua. Atau ada orang yang memilih jangan
berzinah, namun tidak ada satupun manusia yang tidak berzinah.
Tetapi,
Yesus sudah mengeksekusi habis sepuluh hukum yang tertulis pada dua loh batu
dan yang pernah tertulis pada lembaran-lembaran gulungan kitab.
Jangan
kita datang beribadah kepada TUHAN tetapi firman itu membal; masuk telinga kiri
ke luar telinga kanan, masuk telinga kanan ke luar telinga kiri, begitu saja
setiap hari, setiap ibadah. Jangan ketika pulang dari ibadah ke rumah kembali
kepada dosa masa lalu, kembali kepada kepentingan dirinya, tetapi biarlah
firman tergenapi dalam diri kita masing-masing dimulai dari menanggung salib
dengan sesadar-sadarnya dan berjuang supaya Firman Allah tergenapi dalam diri
kita masing-masing.
Maka,
sudah sangat jelas bahwa akhirnya apa yang sudah dituliskan di dalam Ulangan
25; kalau saudara laki-laki yang mati menolak untuk perkawinan ipar selain
kasutnya diambil juga wajahnya diludahi. Dan Yesus sudah melakukan itu semua
untuk kita, untuk kepentingan manusia, bukan untuk kepentingan-Nya. Oleh sebab
itu, sadarlah akan hal itu dan biarlah kita menggenapi semua apa yang
dinyatakan oleh TUHAN, sebab kepada kitalah janji itu dinyatakan oleh TUHAN.
Maka,
tanah air Sorgawi itu harus menjadi milik pusaka kita masing-masing. Kalaupun
kita menderita di bumi, ingat; dibalik penderitaan TUHAN sudah sediakan
kemuliaan lebih dari penderitaan kesusahan yang kita alami di bumi.
Kita
membaca Kolose 1, dengan perikop: “Pelayanan
dna penderitaan Paulus.”
Kolose
1:24
(1:24)
Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan
dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk
tubuh-Nya, yaitu jemaat.
Sekarang aku
bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu …
Rasul
Paulus juga sudah mengajarkan dan menuliskannya kepada orang Ibrani: “Marilah
kita menanggung penderitaan di luar perkemahan” dan itu sudah dia lakukan
sesuai dengan apa yang dia tuliskan kepada jemaat di Kolose: Aku bersukacita bahwa aku boleh menderita
karena kamu. Dia rela menanggung penderitaa di luar perkemahan, di luar
pintu gerbang karena cintanya kepada sidang jemaat di Kolose.
Doakan
saya untuk berjuang mengasihi TUHAN dan sesama, teramat lebih sidang jemaat GPT
“BETANIA” sebab; untuk menantikan
pembukaan rahasia Firman TUHAN dibutuhkan sebuah korban, tidak sedikit dan
saudara harus ingat itu.
Kemudian,
Rasul Paulus berkata: menggenapkan dalam
dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu
jemaat.
Jadi,
saudara jangan sampai gagal paham tentang ayat ini, karena pernah juga hamba
TUHAN berkata bahwa korban Kristus itu kurang sempurna tetapi setelah digenapi
oleh Rasul Paulus maka korban Kristus itu sempurna, pengertian ini salah dan
dia gagal paham terhadap ayat ini. Namun, yang pasti Rasul Paulus telah
menggenapi Firman Allah di dalam dirinya, apa yang masih kurang pada
penderitaan Kristus digenapi di dalam dirinya yang terkait dengan sidang
jemaat.
Bagaimana
proses yang terjadi dengan sidang jemaat?
Kolose
1:25
(1:25)
Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan
Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada
kamu, (1:26) yaitu rahasia yang
tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang
sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.
Supaya
tergenapi apa yang kurang, dia meneruskan apa yang sudah dia terima dari
Kristus kepada jemaat yang di Asia kecil termasuk jemaat di Kolose, termasuk
dia menyampaikan firman yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke
turunan.
Ada
dua rahasia besar:
1.
Rahasia
ibadah.
2.
Rahasia
nikah.
Masing-masing
dasarnya adalah salib Kristus.
Kolose
1:37
(1:27)
Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu
di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu,
Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!
Kepada
mereka Allah mau memberitahukan betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara
bangsa-bangsa lain, yaitu bangsa kafir. Inilah yang dimaksud yang kurang itu
digenapi; itu sebabnya dia diutus kepada bangsa yang bukan Yahudi itulah bangsa
kafir untuk menyampaikan rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad. Karena
pada waktu Yesus di bumi ini selama tiga puluh tiga tahun setengah Dia hanya
ada di tanah Arab, itulah tanah Israel sekarang.
Kalau
kita menggenapi firman, maka apa yang kurang dari orang lain akan tolong
kekurangannya bukan dimanfaatkan, itulah firman kalau sudah tergenapi dalam
diri kita. Kalau ada diantara kita yang memanfaatkan kelemahan orang lain,
engkau berdoa kepada TUHAN.
Ayo,
kita semua harus menanggung penderitaan dan kehinaan di luar perkemahan, di
luar pintu gerbang; disesah, diolok-olok, diludahi mukanya.
Sungguh
mulia TUHAN kita, kaya dengan rahmat, sehingga kita dilimpahi dengan kasih
karunia. Dia tidak mengenal dosa dijadikan dosa supaya kita yang berdosa
menjadi sama dengan Dia; suci dan mulia. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment