IBADAH KAUM MUDA REMAJA,
30 OKTOBER 2021
STUDY YUSUF
Kejadian 13:11-18
(Seri 13)
Subtema: PENGAJARAN SEPERLIMA
(PERJAMUAN ALLAH)
Shalom, segala
puji, segala hormat hanya bagi Dia yang telah memungkinkan kita untuk berada di
tengah pertemuan Ibadah Pemuda Remaja, semua karena kemurahan dari pada TUHAN. Selanjutnya,
saya tidak lupa menyapa umat ketebusan TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan
firman TUHAN via online atau live streaming, video internet, Youtube,
Facebook, baik di dalam negeri, di tanah air, Sabang sampai Merauke, maupun di
luar negeri, di mancanegara, di tiap-tiap negara, di mana pun anda berada.
Mari kita mohon
kemurahan TUHAN, supaya TUHAN bukakan firman-Nya untuk meneguhkan setiap kehidupan
kita pribadi lepas pribadi.
Mari kita sambut
STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja malam
ini dari Kejadian 41.
Kejadian
41:53-54
(41:53) Setelah lewat ketujuh tahun kelimpahan yang
ada di tanah Mesir itu, (41:54)
mulailah datang tujuh tahun kelaparan, seperti yang telah dikatakan
Yusuf; dalam segala negeri ada kelaparan, tetapi di seluruh negeri
Mesir ada roti.
Singkat kata,
setelah lewat tujuh tahun kelimpahan, datanglah tujuh tahun kelaparan, tepat
seperti yang ditakbirkan oleh Yusuf kepada Firaun. Dalam hal ini, kita juga
harus mengakui bahwa Yusuf adalah nabi TUHAN.
Kemudian, apa
yang telah ditakbirkan oleh Yusuf kepada Firaun, didukung oleh nabi Amos dalam
nubuatannya pada Amos 8:11-12; di mana
suatu kali nanti, TUHAN akan mengirimkan kelaparan atas negeri ini, tetapi
bukan lapar karena makanan, bukan haus karena minuman, tetapi lapar haus akan
mendengarkan firman TUHAN. Sehingga pada saat itu, kehidupan rohani yang masih
muda, yang digambarkan seperti teruna-teruna dan juga anak-anak dara yang
cantik, akan rebah dan lesu, sampai akhirnya tidak bangkit-bangkit (binasa). Tetapi
oleh kemurahan TUHAN, TUHAN menarik dan membawa kehidupan pemuda remaja untuk
berada di tengah-tengah perhimpunan ibadah malam ini.
Peristiwa yang
pernah terjadi pada masa Yusuf di Mesir juga akan terjadi atau terulang kembali
di hari-hari terakhir ini.
Pada ayat 54 dikatakan: Dalam segala negeri ada kelaparan, tetapi pada Yusuf di Mesir ada roti.”
Hal ini berbicara tentang perbekalan atau persediaan makanan yang
berlimpah-limpah, sebagaimana pengakuan Daud yang telah dikemukakan dan ditulis
dengan jelas di dalam Mazmur 78:24-27. Hal
itu terjadi untuk memelihara bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang
gurun selama 40 tahun, dengan cara;
-
TUHAN
memberikan kepada bangsa Israel gandum dari
langit yang disebut juga dengan roti
malaikat.
-
Allah
menurunkan kepada mereka hujan daging, yakni; daging burung kepuyuh yang bersayap.
Inilah
yang dimaksud dengan perbekalan yang berlimpah-limpah sebagai persediaan
makanan bagi bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun.
Apa
yang diungkapkan oleh Daud ini dikutip dari kitab Musa yang kedua, yakni Keluaran 16:1-36, di mana TUHAN
menyediakan gandum dari langit (roti malaikat) dan burung kepuyuh yang
bersayap.
Itulah
perbekalan yang berlimpah-limpah sebagai persediaan makanan bagi bangsa Israel
dalam perjalanan mereka di padang gurun selama 40 tahun. Perjalanan padang gurun itu perjalanan yang
tandus-tandus, tetapi sekalipun melewati padang yang tandus-tandus, TUHAN mampu
memelihara kehidupan dari bangsa Israel.
Selanjutnya,
kita akan memperhatikan Keluaran 16:1-
36, namun kita cukup membaca ayat
11-12 saja, dengan perikop: “Manna
sabat.”
Keluaran
16:11-12
(16:11)
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: (16:12)
"Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka:
Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi
kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah
TUHAN, Allahmu."
-
Pada
waktu senja, bangsa Israel makan daging burung puyuh yang bersayap,
-
Pada
waktu pagi, bangsa Israel dikenyangkan oleh TUHAN dengan makan roti, disebut
juga dengan manna surgawi.
Keluaran
16:16-17
(16:16) Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu,
tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil
untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa."
(16:17) Demikianlah diperbuat orang
Israel; mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit.
Bangsa Israel
memungut manna itu menurut keperluannya, menurut jumlah jiwa dalam satu kemah, dan
ukurannya adalah segomer untuk tiap-tiap orang. Jadi, ada yang mengumpulkan
banyak, tetapi tidak berkelebihan, dan ada yang mengumpulkan sedikit, tetapi
tidak kekurangan.
Keluaran 16:35B-36
(16:35b) mereka makan manna sampai tiba di perbatasan
tanah Kanaan. (16:36) Adapun segomer
ialah sepersepuluh efa.
Singkat kata: Bangsa
Israel dipelihara oleh TUHAN dengan makan manna sampai tapal batas tanah Kanaan.
-
Segomer
ialah sepersepuluh efa; itulah manna.
-
Sedangkan
burung puyuh à korban Kristus,
sebab daging Yesus benar-benar makanan, sedangkan darah Yesus adalah
benar-benar minuman, sesuai dengan Injil Yohanes
6:52- 58. Dengan matinya Yesus diatas kayu salib, Ia telah menggenapi 10
hukum yang tertulis pada dua loh batu. Jadi,
inti dari 10 hukum yang tertulis pada dua loh batu hanya satu, itulah kasih.
Kalau diukur
dalam takaran, baik manna maupun daging burung puyuh yang bersayap sama-sama
sepersepuluh (1/10) efa, dan itu merupakan perwujudan dari kasih Allah.
-
Manna
takarannya ialah sepersepuluh efa.
-
Daging
burung puyuh juga sepersepuluh.
Kalau
dijumlahkan: sepersepuluh (1/10) + sepersepuluh (1/10) hasilnya adalah dua
persepuluh (2/10), persamaannya adalah seperlima (1/5).
Seperlima inilah
yang diajarkan (dinyatakan) oleh Yusuf kepada Firaun, supaya bilamana tujuh
tahun kelaparan itu terjadi atas muka bumi, maka penduduk bumi tertolong, kalau
mau menerima ajaran ini.
Di dalam hal
beribadah kepada TUHAN, mengikuti TUHAN, kita harus mengerti sebuah ajaran yang
membawa kepada keselamatan kekal, namun banyak orang Kristen tidak memahami
tentang ajaran yang membawa keselamatan.
Tiap-tiap hamba TUHAN
selalu menyatakan dirinya bahwa “dialah yang paling benar”, tidak ada hamba TUHAN
yang menyatakan; “ajaran sayalah yang
paling buruk di dunia ini”.
Tetapi malam
hari ini kita harus mengerti ajaran yang paling benar, kita harus mengerti ajaran
yang harus diajarkan untuk membawa kepada keselamatan. Kita akan buktikan
ajaran yang menyelamatkan bagi kita malam ini, sebab TUHAN saja yang benar.
Kejadian 41:33
(41:33) Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari
seorang yang berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa
atas tanah Mesir.
Hikmat, akal
budi dan kebijaksanaan diperoleh dari pembukaan rahasia firman, dan itu yang
menuntun banyak orang kepada kebenaran yang sejati, itulah pribadi Yesus
Kristus yang duduk di sebelah kanan Allah yang Mahabesar, di tempat yang Mahatinggi;
itulah sasaran kita.
Oleh sebab itu,
kita harus memperoleh pengertian semacam ini, sehingga dengan demikian kita
dapat menyenangkan hati TUHAN, karena kita tahu apa yang harus kita perbuat
untuk menyenangkan hati TUHAN setiap kali kita menghadap TUHAN lewat
pertemuan-pertemuan ibadah yang dipercayakan oleh TUHAN bagi kita di atas bumi
ini. Itu soal hikmat, akal budi, kebijaksanaan.
Kemudian apalagi
yang diajarkan, dikemukakan, oleh Yusuf kepada Firaun di Mesir (di dunia ini bagi
kita) ?
Kejadian 41:34
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan
penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut
seperlima dari hasil tanah Mesir.
Yusuf menyatakan
kepada Firaun untuk; menempatkan
penilik-penilik ataupun gembala-gembala atas negeri Mesir.
Kalau kita
mengenal sebuah penggembalaan, maka kita akan jadi suatu kawanan domba Allah
yang tergembala. Kalau hidup rohani kita tergembala dengan baik dan benar di
hadapan TUHAN, kita akan diam dengan tenang di Gosyen, dengan lain kata; dipelihara
oleh TUHAN.
Sebaliknya, bagi
Mesir, bagi seantero dunia, pengembalan merupakan kekejian. Sesungguhnya, Mesir
itu tidak mengenal gembala, karena penggembalaan itu merupakan kekejian bagi
orang Mesir, sesuai dengan Kejadian
46:34.
Tetapi di sini
kita melihat: Yusuf mengemukakan, sekaligus mengajarkan kepada Firaun untuk
secepatnya menempatkan penilik-penilik atau gembala-gembala atas negeri Mesir.
Tugas
penilik-penilik
adalah menerima atau memungut seperlima dari hasil tanah di Mesir selama tujuh
tahun kelimpahan terjadi. Selama ada kesempatan untuk menikmati pembukaan
rahasia yang limpah-limpah, di situlah kesempatan bagi kita untuk
mengumpulkannya dengan takaran seperlima dari hasil tanah Mesir.
Tahun-tahun ini
adalah tahun-tahun kelimpahan, apa buktinya?
Semua hamba TUHAN, dari desa sampai ke kota, di pelosok, di keramaian, semua
menyampaikan firman TUHAN, seperti apa yang saya sampaikan di atas tadi. Dan
masing-masing hamba TUHAN selalu mengatakan dan mengakui bahwa pemberitaan firman
yang disampaikannya yang paling benar. Tetapi malam ini saya sampaikan; yang benar adalah pengajaran firman yang
disampaikan dengan murni dan benar, tepat seperti yang tertulis di dalam Alkitab,
itulah yang harus diuraikan, dikemukakan, sebagaimana Yusuf mengemukakan dan
mengajarkannya kepada Firaun.
Apa yang
dikemukakan, diajarkan oleh Yusuf kepada Firaun, itu menurut Ilham Roh Kudus
semata-mata, bukan pengertian dari Yusuf seorang diri, supaya dengan demikian
hamba-hamba TUHAN yang menyampaikan firman TUHAN yang murni dan benar itu mampu
menggenapi 2 Petrus 1:19-21.
Jangan tafsirkan
firman menurut manusia daging, tetapi oleh dorongan Roh Kudus seorang hamba TUHAN
berbicara atas nama Allah. Kalau firman TUHAN ditafsirkan menurut kehendak
manusia daging, maka dia berbicara atas manusia daging, bukan berbicara atas
nama Allah. Jadi, apa yang dikemukakan, diajarkan oleh Yusuf jelas berdasarkan
Ilham Roh Kudus, dia berkata-kata sesuai dengan dorongan Roh Kudus, bukan
dorongan emosi daging.
Itu sebabnya,
saya tidak mau menyampaikan firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan.
Firman
yang ditambahkan, artinya; satu ayat
firman ditambahkan untuk menjelaskan (menerangkan) satu ayat firman itu.
Firman
yang dikurangkan, artinya; firman
yang disampaikan itu justru diganti (dikurangkan) dengan dua hal;
1.
Tanda-tanda
heran atau pun mujizat-mujizat.
2.
Teori
kemakmuran (prosperity), artinya;
orang-orang Kristen tidak boleh miskin harus kaya.
Teori
kemakmuran (prespority) mengajarkan bahwa hamba TUHAN harus sama seperti Musa, yang
memiliki jemaat kurang lebih 2-3 juta jiwa. Kalau hamba TUHAN seperti Elia dikategorikan
miskin, tidak layak di hadapan TUHAN, karena jemaatnya; satu janda, satu
sekolah minggu. Tetapi menurut hemat saya, ini pengertian yang konyol, bodoh.
Oleh
sebab itu, seorang hamba TUHAN, ketika dia berfirman, harus menyampaikan firman
dengan dorongan Roh Kudus. Jemaat juga harus melihat firman yang disampaikan
oleh hamba TUHAN, tidak boleh hanya melihat jumlah jiwa yang dilayani, tidak
boleh diukur dengan gedung (tempat) di mana ia berdiri menyampaikan firman TUHAN.
Hari-hari terakhir ini kita semua harus lurus dan mau diluruskan oleh ajaran
yang baik.
Terkait dengan
ajaran ini kita baca 1 Korintus 11:17-19,
dengan perikop: “Kebiasaan-kebiasaan yang
salah dalam pertemuan ibadah.” Saat ini adalah hari-hari terakhir, petang, sudah
menjelang untuk memasuki gelap malam; maka, jangan sampai kita berada dalam
kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam perjamuan malam, dalam pertemuan ibadah.
1 Korintus
11:17-19
(11:17) Dalam peraturan-peraturan yang berikut aku tidak
dapat memuji kamu, sebab pertemuan-pertemuanmu tidak mendatangkan kebaikan,
tetapi mendatangkan keburukan. (11:18)
Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada
perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya. (11:19) Sebab di antara kamu harus ada
perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji.
Rasul Paulus
berkata: “aku tidak dapat memuji kamu”,
istilah sekarang; dicela. Inilah ibadah yang dicela.
Mengapa Paulus
mencela ibadah mereka? Karena pertemuan-pertemuan ibadah mereka tidak
mendatangkan kebaikan, sebaliknya mendatangkan keburukan.
Di hari-hari
terakhir ini, Alkitab dengan jelas mengatakan kepada kita: Banyak ibadah-ibadah
yang tidak berkenan bagi Tuhan,
sebab dalam pertemuan-pertemuan ibadah itu tidak mendatangkan kebaikan, tidak
menghasilkan apa yang baik di hadapan Tuhan;
sebaliknya, mendatangkan (menghasilkan) keburukan bagi orang-orang yang
berada di tengah-tengah pertemuan-pertemuan ibadah itu.
Akibatnya: menimbulkan perpecahan diantara jemaat/anggota
tubuh Kristus.
Perlu untuk
diketahui; perpecahan itu terjadi atas izin Tuhan.
Ketika terjadi perpecahan, akan nyata siapakah yang tahan uji di hadapan Tuhan dan siapakah yang tidak tahan uji
di hadapan Tuhan.
CIRI
PERTEMUAN-PERTEMUAN IBADAH YANG TIDAK BERKENAN.
1 Korintus 11:20-21
(11:20) Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul
untuk makan perjamuan Tuhan. (11:21)
Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri,
sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk.
Ternyata, mereka
yang berada dalam pertemuan ibadah itu tidak mengerti dan tidak menikmati
perjamuan Tuhan. Ini adalah pertemuan-pertemuan ibadah yang
salah.
Apa perjamuan Tuhan? Itulah dua kali 1/10
(sepersepuluh) = 1/5 (seperlima).
Kesimpulannya,
perjamuan Tuhan adalah:
-
Manna dengan takaran
segomer = sepersepuluh Efa.
-
Burung kepuyuh
yang bersayap
à korban Kristus, wujud dari kasih Allah, yang
merupakan inti 10 hukum yang tertulis pada dua loh batu itulah kasih =
sepersepuluh Efa.
Jadi
1/10 + 1/10 = 2/0 = 1/5 (seperlima). Seperlima yang semacam inilah yang harus
dikemukakan, diajarkan oleh seorang penilik/seorang gembala sidang kepada
sidang jemaat.
Singkatnya: Dalam
pertemuan-pertemuan ibadah harus menikmati perjamuan Tuhan. Pengajaran firman Allah yang benar, itulah ibadah yang
dihubungkan dengan salib, ini harus diajarkan.
Jika mujizat terjadi
dalam pertemuan ibadah, puji Tuhan.
Jika sensasi-sensasi terjadi dalam pertemuan ibadah, puji Tuhan. Tetapi yang terutama, dalam
pertemuan ibadah itu harus diajarkan (dikemukakan) soal seperlima, itulah
perjamuan Tuhan, menikmati tubuh
dan darah salib Kristus. Kalau hanya sibuk mengadakan (mengajarkan) yang
ditambahkan dan dikurangkan, itulah yang disebut kebiasaan-kebiasaan yang salah
dalam perjamuan malam, dalam pertemuan-pertemuan ibadah di hari-hari terakhir
ini.
Ajaran mana yang
benar? Yang benar adalah pengajaran firman yang benar dan murni, yang
disampaikan dengan jujur oleh seorang hamba tuhan,
sebagaimana Yusuf mengemukakan dan mengajarkan seperlima yang harus diterima
dan dipungut oleh penilik-penilik. Jangan sampai kita menjadi bagian dari
kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam perjamuan malam, dalam pertemuan ibadah di
hari-hari terakhir ini.
PRAKTEK MENOLAK
PERJAMUAN, yaitu tubuh dan darah Yesus :
“Tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya
sendiri” artinya;
-
Mengutamakan
kebenaran diri sendiri.
-
Mengutamakan
kepentingan pribadi dari pada kepentingan orang lain.
Hal ini sangat
bertolak belakang dengan rumus Allah, rumus dari Sorga, yaitu; Yesus mati di
atas kayu salib untuk menebus dosa dunia, bukan menebus sebagian orang, kelompok
tertentu atau golongan tertentu, tetapi menembus dosa dunia.
Yesus, Anak
Allah, yang mati di atas kayu salib bukanlah Pribadi yang egois, tetapi
mengutamakan kepentingan manusia, seantero dunia.
Yohanes 3:16
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Singkat kata: Wujud
dari kasih Allah atas dunia ini ialah mengaruniakan atau mengorbankan Anak-Nya
yang Tunggal, dan itu adalah gambaran dan bayangan dari “roti manna” dan “daging
burung puyuh”.
Mengapa seperlima itu diajarkan? Supaya dunia
ini diselamatkan. Siapa yang diselamatkan? Itulah orang yang percaya kepada
ajaran seperlima.
Yohanes 3:17
(3:17)
Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi
dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Menikmati
perjamuan Tuhan (sepersepuluh manna
dan sepersepuluh burung puyuh), tujuannya adalah untuk menyelamatkan umat-Nya,
dengan kata lain; mengajarkan seperlima, itulah perjamuan Tuhan = menyelamatkan sidang jemaat.
Biar sejuta kali
terjadi mujizat di tengah di tengah-tengah pertemuan-pertemuan ibadah, itu
tidak menyelamatkan. Yang menyelamatkan adalah penilik-penilik, gembala-gembala
sidang, harus mengajarkan tentang 1/5 (seperlima) = 2/10 (dua persepuluh), hasil
dari penjumlahan antara 1/10 manna dan 1/10 burung kepuyuh yang bersayap.
Hamba tuhan jangan sibuk cerita-cerita isapan
jempol, dongeng nenek-nenek tua, tahayul-tahayul, filsafat-filsafat kosong. Sidang jemaat juga jangan mencari hamba Tuhan yang pandai guyon, tetapi carilah
hamba tuhan yang bisa membeberkan
isi hati Tuhan, yang tidak dapat
dilihat oleh mata manusia, dan ukurannya bukan yang lahiriah, gedung mewah atau
jumlah jemaat yang banyak, sidang jemaat tidak boleh terkecoh.
Yohanes 3:13-14
(3:13) Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga,
selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
(3:14) Dan sama seperti Musa
meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus
ditinggikan,
Tidak ada
seorang pun yang akan sampai ke dalam sorga, jika di bumi ini kita tidak
meninggikan ular tembaga, yaitu korban Kristus dalam setiap pertemuan-pertemuan
ibadah kita.
Singkat kata: Di
dalam pertemuan ibadah, yang diajarkan adalah seperlima (tubuh dan darah Yesus),
itulah yang disebut perjamuan Tuhan.
Nikmatilah pengalaman Yesus yang telah turun dan naik (mati dan bangkit),
supaya kita sampai ke sorga.
Kalau kita hanya
menikmati mujizat saja, tetapi tidak menikmati perjamuan Tuhan (tubuh dan darah Yesus), tidak
menikmati seperlima, maka tidak akan sampai ke sorga. Oleh sebab itu, tubuh dan
darah salib yang diajarkan harus kita lakukan, harus kita praktekkan, harus kita
pikul di atas pundak, itu yang akan mengangkat kita, sama seperti burung puyuh
yang bersayap; itulah yang mengangkat kita, bukan mujizat. Terimalah ajaran
yang sehat.
Saya tambahkan
sedikit …
Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah
Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan
nyawa-Nya.
Kalau seorang
penilik atau seorang gembala sidang sibuk mengadakan mujizat-mujizat dalam
pertemuan ibadah, sibuk berbicara soal berkat dan keberkatan, sibuk berbicara
tentang berhasil dan keberhasilan, maka pekerjaan tuhan tidak akan pernah selesai di bumi ini.
Tetapi kalau
seorang penilik mengajarkan 1/5 (seperlima) yang sama dengan 2/10 (dua
persepuluh) -- sebagai hasil penjumlahan dari 1/10 takaran mana dan 1/10
takaran daging burung puyuh --, maka selesailah semua pekerjaan tuhan di bumi.
Itu sebabnya, di
dalam Filipi 2:5 dikatakan: Yesus
datang ke dalam dunia dan menjadi manusia, dan dalam keadaan diri-Nya sebagai
manusia, Ia merendahkan diri-Nya serendah rendahnya, taat sampai mati, bahkan
sampai mati di atas kayu salib.
Jadi, yang
diajarkan adalah ketaatan untuk memikul
salib, dengan demikian; kita menjadi suatu kehidupan yang setia. Tetapi, kalau yang diajarkan di tengah ibadah
dan pelayanan adalah soal berkat dan keberkatan, berhasil dan keberhasilan,
kemudian sibuk juga mengadakan sensasi dan mujizat, maka pekerjaan tuhan di bumi ini tidak selesai.
Oleh sebab itu,
penilik-penilik harus memungut seperlima dari hasil tanah, itulah yang harus diajarkan,
supaya pada masa tujuh tahun kelaparan yang hebat, yang akan menimpa seantero
dunia, kita tertolong, seperti Tuhan
menolong bangsa Israel di padang gurun gersang, tandus.
Yohanes 19:31
(19:31) Karena hari itu hari persiapan dan supaya
pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib --
sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi
kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan
dan mayat-mayatnya diturunkan.
Prajurit-prajurit
meminta kepada Pilatus supaya kedua penjahat yang disalibkan bersama dengan
Yesus, kaki-kaki dan tulang-tulang mereka harus dipatahkan, dihancurkan,
diremukan, supaya secepatnya mereka mati, selanjutnya diturunkan dari salib,
mengingat hari persiapan, hari besar (Sabat).
Yohanes
19:32-33
(19:32)
Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan
kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika mereka sampai
kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan
kaki-Nya,
Yesus
telah mati di atas kayu salib, sehingga prajurit-prajurit tidak mematahkan
tulang-tulang dan kaki-kaki Yesus. Ini
berbicara soal kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, tidak terjadi perpecahan
diantara tubuh Kristus.
Inilah
yang terjadi, kalau kita menikmati tubuh dan darah salib Kristus, kalau di
dalam pertemuan-pertemuan ibadah menikmati perjamuan TUHAN, sehingga tergenapilah
apa yang dikerjakan oleh Allah di dalam Kejadian
2:22-24. Setelah Allah menyelesaikan pekerjaan-Nya untuk membangun (membentuk)
tubuh Kristus -- itulah mempelai perempuan TUHAN -- dari satu tulang rusuk
Adam, selanjutnya perempuan itu dibawa kepada mempelai laki-laki, itulah Adam
yang pertama, dan saat itulah Adam yang pertama berkata; “inilah tubuh dari tubuhku, daging dari dagingku, tulang dari tulangku.”
Jadi, mudah
sekali untuk memahami: Kalau dalam pertemuan ibadah kita menikmati perjamuan TUHAN,
maka anggota tubuh yang berbeda-beda tidak mungkin terjadi perpecahan, tidak mungkin
mementingkan diri sendiri, tidak mungkin mempertahankan kebenaran diri sendiri.
AKIBAT menolak
perjamuan TUHAN (sepersepuluh manna dan sepersepuluh daging puyuh).
1 Korintus 11:21
(11:21) Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan
dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain
mabuk.
Akitab menolak
perjamuan TUHAN ialah mementingkan kepentingan diri, sehingga anggota-anggota
tubuh yang lain mengalami dua hal;
1.
Lapar.
2.
Mabuk.
Lapar dan mabuk
tidak dapat ditepis jika kehidupan dari anak-anak Tuhan menolak tubuh dan darah Yesus, menolak perjamuan Tuhan dalam pertemuan-pertemuan ibadah.
Selanjutnya kita
akan mengikuti penjelasan tentang lapar dan mabuk.
Tentang: LAPAR.
Lapar indentik
dengan lelah, seperti Esau. Esau adalah gambaran dari suatu kehidupan yang
memandang ringan hak kesulungan, tidak menghargai ibadah dan pelayanan.
Kita lihat
peristiwa itu….
Kejadian 25: 27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau
menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di
padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
Esau adalah
seorang yang sibuk berburu. Banyak juga anak-anak Tuhan yang nampaknya beribadah dan melayani Tuhan, tetapi pada kenyataannya ia
sibuk berburu daging di dunia ini. Kehidupan semacam ini banyak dialami oleh
orang Kristen di hari-hari terakhir ini.
CIRI-CIRI berburu
daging: Suka tinggal di padang, arti
rohaninya; perhatiannya tertuju pada dunia , perkara-perkara di bawah, perkara-perkara
lahiriah dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya.
1 Yohanes 2:15-16
(2:15) Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di
dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak
ada di dalam orang itu. (2:16)
Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan
mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan
dari dunia.
Jangan kita
lebih mengasihi segala perkara-perkara dunia, perkara lahiriah dengan segala
sesuatu yang ada di dalamnya. Mengapa?
Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih Allah tidak ada di dalam orang itu, sekalipun
nampaknya dia ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Yang ada di
dalam dunia, antara lain;
1.
Keinginan
daging.
2.
Keinginan
mata.
3.
Keangkuhan
hidup.
Ketiga hal ini
jelas disodorkan dan disuguhkan oleh Iblis Setan kepada manusia untuk merusak
hidup rohaninya, supaya tidak sungguh-sungguh datang di tengah ibadah dan
pelayanan, tidak fokus lagi kepada Tuhan,
tidak fokus dalam perjamuan Tuhan.
SEBAGAI
BUKTI:
Lukas
4:1-11
(4:1)
Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. (4:2) Dan setelah berpuasa empat puluh
hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. (4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya:
"Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi
roti." (4:4) Tetapi Yesus
menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari
setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (4:5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia
di bubungan Bait Allah, (4:6)
lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu
ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya
dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan
terantuk kepada batu." (4:7)
Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai
Tuhan, Allahmu!" (4:8) Dan
Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
(4:9) dan berkata kepada-Nya:
"Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah
aku." (4:10) Maka berkatalah
Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (4:11) Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan
lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Iblis
Setan menyuguhkan (menyodorkan) tiga hal kepada Yesus.
1.
Ayat 2-4, Iblis Setan menyodorkan
roti makanan. Hal ini terhubung
langsung dengan keinginan daging.
2.
Ayat 5-8, Iblis Setan menyodorkan
kerajaan dan kemegahan dunia. Hal ini
terhubung langsung dengan keinginan mata.
3.
Ayat 9-11, Iblis Setan membawa Yesus ke bubungan bait Allah,
menempatkan Yesus pada menara gereja (tempat tertinggi). Hal ini terhubung langsung
dengan keangkuhan hidup.
Kalau
kita menolak perjamuan Tuhan, maka
tiga hal yang disodorkan oleh Iblis Setan ini akan langsung diterima oleh
anak-anak Tuhan. Jadi, sudah
sangat jelas Lukas 4 sama dengan 1 Yohanes 2:16. Inilah keadaan lapar.
-
Kalau
hanya menuruti keinginan daging = lapar, lelah.
-
Kalau
hanya menuruti keinginan mata = lapar, lelah.
-
Kalau
hanya menuruti keangkuhan hidup (sombong/tinggi hati) = lapar, lelah, seperti Esau.
Dahulu kita
berlomba-lomba untuk menjadi kaya, menjadi pejabat tinggi, berlomba-lomba untuk
mencapai cita-cita setinggi bintang di langit, tetapi kalau itu yang terutama, berarti
dia sedang menolak perjamuan Tuhan,
ajaran yang dikemukakan oleh Yusuf kepada Firaun, soal seorang penilik memungut
seperlima. Dahulu kita seperti itu, tetapi sekarang, kita harus membuka hati
lebar-lebar tentang ajaran yang benar ini.
Tentang: mabuk.
Banyak anak-anak
Tuhan nampaknya berada sibuk
melayani bahkan super sibuk di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tetapi hidup
di dalam hawa nafsu atau mabuk daging.
Efesus 5:15-16
(5:15) Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana
kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, (5:16) dan pergunakanlah waktu yang
ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Waktu yang
singkat ini pergunakanlah dengan sebaik mungkin, sebab hari-hari terakhir ini,
waktu yang singkat ini adalah jahat. Jadilah arif dan bijaksana.
Efesus 5:17-18
(5:17) Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi
usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. (5:18) Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena
anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,
“Janganlah
kamu bodoh”
berarti; jangan mabuk anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu.
Tetapi “hendaklah kamu penuh dengan Roh” =
mabuk rohani, mabuk roh Allah, berada dalam pengaruh yang besar dari Roh Allah
itu sendiri. Biarlah kita mabuk di dalam kegiatan Roh, dipenuhkan Roh Kudus,
dipengaruhi oleh Roh Kudus, berada dalam kuasa Roh Kudus
PRAKTEK penuh
dengan Roh Tuhan (mabuk Roh Tuhan, dipengaruhi Roh Tuhan).
1.
Efesus
5:19
(5:19)
dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung
puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan
dengan segenap hati.
“Berkata-katalah
seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani”
= membangun orang lain dengan Mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian
rohani.
Oleh sebab itu, bernyanyilah,
bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap
hati, jangan pura-pura, jangan ada di tengah ibadah tetapi mulut tidak dibuka, tidak
menyahut khotbah dengan mengatakan; Amin dan Haleluya.
Imam-imam kalau sudah melayani, gunakan
mulut ini untuk bermazmur, bernyanyi, memuji membangun orang lain dengan
segenap hati. Jangan diam diri saja. Itulah perbedaan mabuk hawa nafsu dan
mabuk yang dipengaruhi oleh Roh Kudus.
2.
Efesus
5:20
(5:20) Ucaplah
syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus
kepada Allah dan Bapa kita
Susah, senang ucaplah syukur. Tidak ada
uang, mengucap syukur, belum bekerja, mengucap syukur. Jangan mengucap syukur
saat ada uang dan diberkati, ucapan syukur seperti ini belum sempurna.
3.
Efesus 5:21
(5:21)
dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan
Kristus.
Saling merendahkan diri antara seorang
dengan yang lain di dalam takut akan tuhan.
Galatia 6:7-9
(6:7) Jangan
sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang
ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. (6:8) Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai
kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai
hidup yang kekal dari Roh itu. (6:9)
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya,
kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Di dalam Efesus 5:17 tadi, dikatakan; “jangan kamu bodoh” berarti jangan mabuk
anggur, sedangkan Galatia 6:7; “jangan sesat”. Semua perkataan ini
terhubung dengan mabuk anggur. Mengapa?
Karena Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan.
Jangan kita
mempermainkan Allah dengan hawa nafsu daging, keinginan-keinginan manusia
sendiri, jangan datang beribadah dan melayani untuk mencari pujian, hormat dan
ambisi. Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan, Dia kaya dengan rahmat tetapi
Dia juga penuh dengan pembalasan.
Perlu diketahui;
“apa yang ditabur orang, itu juga yang
akan dituainya.” Menabur dalam daging, mabuk anggur, akan menuai kehinaan, kebinasaan.
Tetapi menabur dalam Roh, berada dalam pengaruh yang besar dari Roh Allah, maka
ia akan menuai hidup kekal dari Roh Allah itu sendiri. Jangan mabuk anggur, supaya
jangan binasa, tetapi biarlah kita mabuk Roh Tuhan,
dipengaruhi Roh Tuhan.
Mengapa saat
dipengaruhi Roh Kudus saya katakan mabuk
Roh Tuhan? Karena hidup kita
bukan kita lagi, melainkan Roh Tuhan
yang mengendalikan. Kalau mabuk anggur hawa nafsu daging, berarti yang
mengendalikan dia bukan Roh Tuhan,
tetapi dagingnya, keinginannya nafsunya.
Wahyu 14:8
(14:8) Dan seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul
dia dan berkata: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang
telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya."
Kalau kita
mempertahankan hawa nafsu dan keinginan daging (mabuk anggur), ini yang memicu
sehingga seseorang menjadi najis dan berlaku cabul. Jadi, daging memang harus
dihancurkan sehancur-hancurnya oleh perjamuan Tuhan,
oleh tubuh dan darah salib Kristus. Kalau daging ini sudah hancur, maka
percabulan yang menajiskan itu tidak menguasai daging.
Kita akan
melihat kenajisan gereja tuhan di
hari-hari terakhir di dalam Wahyu 17:4,
dengan perikop: “Penghakiman atas Babel.”
Perempuan Babel, dialah ibu dari wanita-wanita pelacur, ibu dari
gereja-gereja yang melacur.
Wahyu 17:4
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain
kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada
suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan
percabulannya.
Perempuan
itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan
mutiara.
Perempuan Babel itu ada di tengah-tengah ibadah, ia menguasai
pertemuan-pertemuan ibadah; hati-hati. Oleh sebab itu, jangan tolak perjamuan Tuhan, jangan tolak ajaran seperlima, sebab
perempuan Babel juga ada di tengah-tengah peribadatan.
Kemudian,
perempuan Babel ini memegang sebuah cawan emas. Adapun isi dari cawan emas
adalah kenajisan percabulan.
Jika seseorang mabuk
anggur, hidup dalam hawa nafsu daging, maka akan menimbulkan percabulan dan itulah
yang menajiskan seseorang. Kalau beribadah tetapi dikuasai oleh pelacuran,
itulah yang menajiskan seseorang. Beribadah tetapi menduakan hati Tuhan = melacur rohani.
Kalau tuhan menghubungkan pertemuan ibadah
ini dengan ajaran salib Kristus, maka sudah seharusnya kita mengucap syukur
kepada Tuhan; jangan
bersungut-sungut.
Roma 13:13
(13:13) Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada
siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan
dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan
iri hati.
Kehidupan yang beribadah
dan melayani dengan sopan dan tidak ada percabulan yang menajiskan disebutlah
anak-anak terang (anak-anak siang). Oleh sebab itu, jangan dalam pesta pora dan
mabuk anggur, kemudian, jangan dalam percabulan hawa nafsu, jangan dalam
perselisihan dan iri hati supaya jangan terjadi perpecahan.
Sudah sangat
jelas; perhatikanlah firman Tuhan,
terimalah ajaran tentang seperlima = dua persepuluh, hasil dari penjumlahan
1/10 manna dan 1/10 daging burung kepuyuh yang bersayap. Intinya: Dalam
pertemuan ibadah jangan tolak perjamuan Tuhan
itulah tubuh dan darah Yesus. Ibadah dan pelayanan harus secepatnya dihubungkan
dengan salib.
1 Korintus 11:
22
(11:22) Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri
untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan
memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan
kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji.
Kita semua harus
betul-betul menikmati perjamuan Tuhan. Pada
perjamuan itu, jangan kita memakan dahulu makanannya sendiri, kita harus makan
(menikmati) perjamuan Tuhan secara
bersama-sama, supaya hidup kita sebagai rumah Tuhan
diberkati oleh Tuhan, hubungan
kita dengan sesama diberkati oleh Tuhan;
itu rumah yang diberkati.
Jangan tolak
ajaran seperlima, maka rumah Tuhan
pasti diberkati, hidup kita pasti diberkati sebagai rumah Tuhan.
1 Korintus
11:23-25
(11:23) Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku
terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan,
mengambil roti (11:24) dan sesudah
itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata:
"Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini
menjadi peringatan akan Aku!" (11:25)
Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan
ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah
ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
Pertemuan-pertemuan
ibadah yang berkenan kepada Tuhan,
di dalamnya kita menikmati perjamuan Tuhan,
menikmati tubuh dan darah Kristus, menikmati perjamuan kudus. Inilah yang diteruskan
oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, yaitu ajaran yang disampaikan oleh
Yesus kepada murid-murid pada waktu malam Ia hendak menyerahkan diri.
Di hari-hari
terakhir ini, seorang penilik (gembala sidang) harus meneruskan ajaran yang
benar ini kepada sidang jemaat. Jadi, sidang jemaat jangan mudah menerima manakala
seorang gembala sidang atau seorang penilik berkata; “ajaran saya ini yang paling benar”, tetapi simaklah isi hati yang
dibeberkan oleh hamba tuhan itu.
Doakan saya agar
mempunyai keberanian menyampaikan (meneruskan) ajaran semacam ini, seperti Rasul
Paulus melayani Tuhan bukan untuk
mencari kesukaan manusia, tetapi mencari kesukaan tuhan.
1 Korintus 11:26
(11:26) Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum
cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Menikmati tubuh
dan darah Yesus, itulah perjamuan Tuhan
= memberitakan kematian TUHAN = membawa kematian Tuhan di dalam hidup ini.
Sebaliknya, jika
dalam pertemuan ibadah, hamba TUHAN sibuk menyampaikan ajaran yang ditambahkan
dan yang dikurangkan, maka sidang jemaat tidak akan mengerti untuk membawa
kematian Tuhan dalam hidup
masing-masing. Kalau sidang jemaat tidak membawa kematian Yesus dalam hidup ini,
suatu kerugian yang sangat besar, fatal, merugikan dirinya.
2 Korintus 4:7-10
(4:7)
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata,
bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan
dari diri kami. (4:8) Dalam segala
hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal,
namun tidak putus asa; (4:9) kami dianiaya, namun tidak
ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
(4:10) Kami senantiasa membawa
kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi
nyata di dalam tubuh kami.
Harta dalam
bejana tanah liat adalah membawa kematian Tuhan
Yesus di dalam hidup. Itu adalah keuntungan yang besar bagi kita, karena
manusia itu tercipta dari tanah liat.
Seperti bejana
tanah liat, umpama vas bunga, kalau lepas dari tangan lalu jatuh, pasti hancur
berkeping-keping. Tetapi sekalipun kehidupan kita ini digambarkan seperti
bejana tanah liat (vas bunga), kalau membawa kematian Yesus di dalam hidup,
kita mempunyai kekuatan yang berlimpah-limpah, sehingga mampu menghadapi 4 perkara
besar, antara lain;
-
“Dalam segala
hal kami ditindas, namun tidak terjepit” Biasanya orang tertindas pasti
tersudutkan, terjepit.
-
“Kami habis akal, namun tidak putus asa.”
Habis akal seperti menghadapi jalan buntu, namun tidak putus asa, seperti
perjalanan bangsa Israel saat menghadapi laut kolsom, di belakang sudah ada
yang mengejar, tetapi tidak putus asa.
-
“Kami dianiaya,
namun tidak ditinggalkan sendirian.”
-
“Kami dihempaskan, namun tidak binasa.”
Itulah
harta di dalam bejana tanah liat. Itulah pentingnya ajaran tentang seperlima.
Dalam
pertemuan-pertemuan ibadah, kita harus menikmati perjamuan Tuhan, menikmati tubuh yang
dipecah-pecah, menikmati darah-Nya yang ditumpahkan, sebab dagingnya
benar-benar makanan, darahnya benar-benar minuman.
Mengapa ada
kata-kata benar-benar makanan dan benar-benar minuman? Karena
mengandung janji, baik untuk masa sekarang, maupun masa yang akan datang.
KEUNTUNGAN
YANG LAIN.
2
Korintus 4:11-12
(4:11)
Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut
karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh
kami yang fana ini. (4:12) Maka demikianlah maut giat
di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.
Keuntugan
berikutnya adalah menjadi kesaksian dan orang lain tertolong dan diselamatkan.
Berbahagialah
sidang jemaat kalau menikmati ajaran tentang seperlima, kalau gembala sidang
menjadi contoh, teladan terhadap sidang jemaat. Kalau betul-betul menghidupi
ajaran tentang seperlima, maka keluarganya juga tertolong dan terselamatkan.
Saya sangat
bersyukur kepada Tuhan: Seandainya
saya tidak hidup di dalam Tuhan
dan tidak menerima pelajaran yang murni dan benar soal seperlima, perjamuan Tuhan, menikmati tubuh dan darah Yesus,
maka celakalah hidup ini, karena kita mendiami tubuh yang fana dan tidak
menjadi berkat bagi sesama. Tetapi Tuhan
Allah kita kaya dengan rahmat.
1 Korintus 11:27-30
(11:27) Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan
roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan
darah Tuhan. (11:28) Karena itu
hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan
roti dan minum dari cawan itu. (11:29)
Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia
mendatangkan hukuman atas dirinya. (11:30)
Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak
sedikit yang meninggal.
Ada di
tengah-tengah pertemuan ibadah, tetapi tidak menghargai perjamuan Tuhan, tidak menghargai tubuh dan darah
salib Kristus = Berdosa terhadap tubuh dan darah Kristus, berdusta terhadap
korban Kristus, mengecilkan darah salib Kristus, menginjak-injak darah
perjanjian, menganggap najis darah perjanjian. Akibatnya:
1.
Orang
seperti itu menjadi lemah.
2.
Banyak
orang menjadi sakit, baik itu sakit
hati, sakit pikiran, tertekan batin, sakit jasmani, flu, pilek, demam, darah
tinggi, darah rendah, sakit perut, sakit maag, sakit tipes, jantung, ginjal,
paru-paru dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, hargai tubuh dan darah salib
dalam pertemuan ibadah, nikmati perjamuan Tuhan,
terima ajaran seperlima.
3.
Sampai
akhirnya binasa karena dosa.
1
Korintus 11:31
(11:31) Kalau
kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita.
Kalau
kita menyangkal diri memikul salib (menikmati perjamuan Tuhan), maka hukuman tidak menimpa kita, tidak binasa.
1
Korintus 11:32
(11:32) Tetapi
kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita
tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
Menikmati tubuh
dan darah salib di tengah ibadah, sama artinya; rela menyangkal diri, memikul
salibnya, dan itu merupakan didikan yang datang dari sorga, dari Allah.
Tujuannya adalah supaya kita tidak dihukum bersama-sama dengan dunia ini, tidak
binasa bersama dengan dunia ini.
Jadi sudah
sangat jelas: Kalau kita terangkat ke sorga, itu karena kita menikmati daging
burung puyuh yang bersayap.
Ibrani 12:5
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara
kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap
enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
Orang-orang
Kristen yang disebut juga anak Tuhan;
janganlah anggap enteng didikan Tuhan,
kemudian jangan putus asa apabila diperingatkan oleh Tuhan dengan banyaknya ujian, pencobaan yang kita hadapi,
karena itu semua merupakan didikan dari Tuhan.
Ibrani 12:6
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya,
dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
“TUHAN
menghajar orang yang dikasihi-Nya” Oleh sebab itu, orang yang dikasihi
harus mau menerima hajaran.
Kemudian, “Tuhan
menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak” Oleh sebab itu, sebagai anak, maka
kita harus menerima didikan lewat ujian, pencobaan yang datang atas seizin Tuhan.
Ibrani 12:7
(12:7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah
memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak
dihajar oleh ayahnya?
Jika harus
menanggung ganjaran Allah, itu adalah suatu bukti nyata bahwa Tuhan mengakui kita sebagai anak;
sadarlah akan hal itu. Tetapi jika bebas dari ganjaran, bebas dari didikan
salib yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak-anak Tuhan, sebaliknya anak-anak gampang, anak
lahir di luar nikah, tidak sah bagi Tuhan,
sekalipun dia sejuta kali mengadakan mujizat di tengah ibadah.
Jadi, meterai untuk
menjadi anak tuhan adalah jangan
lari dari kenyataan hidup, tetapi hadapi ujian dan pencobaan yang terjadi seizin
Tuhan; itulah meterai anak-anak Tuhan yang diakui dengan sah, itulah stempelnya
Tuhan, cincin meterainya Tuhan.
Wahyu 3:19
(3:19) Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar;
sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Barangsiapa
dikasihi oleh Tuhan, maka ia
harus rela untuk ditegor dan rela untuk dihajar oleh Tuhan lewat didikan salib, itulah ujian dan pencobaan yang
terjadi atas seijin Tuhan. Ada banyak
jenis ujian, baik itu penyakit, kesusahan, mengalami kerugian dan lain
sebagainya, tetapi itu adalah sebuah peringatan (sinyal) supaya kita jangan mengulangi
kesalahan yang sama.
Wahyu 3:20
(3:20) Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok;
jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan
Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Kalau kita mau
membuka hati untuk ajaran seperlima, maka Tuhan
sendiri yang akan membawa kita masuk dalam perjamuan malam kawin Anak Domba,
pesta nikah Anak Domba, menjadi mempelai Tuhan
untuk selama-lamanya.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment