IBADAH RAYA
MINGGU, 07 NOVEMBER 2021
KITAB WAHYU
PASAL 13
Wahyu 13:11-18
(Seri: 22)
Subtema:
DIPAKSA MENYEMBAH ILAH
TIRUAN
Selamat
malam. Biarlah kiranya sejahtera dan bahagia memerintah di hidup kita, termasuk
di dalam hal menikmati Firman yang dibukakan malam ini.
Saya
tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung dan di Malaysia, bahkan
umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, lewat online live streaming Youtube, Facebook, baik yang ada di dalam negeri, di
tanah air, dari Sabang sampai Merauke, maupun yang ada di luar negeri, di manca
negara, di tiap-tiap negara, di mana pun berada, juga mendapat lawatan yang
sama dari Sorga, dari Allah, sampai akhirnya ada suatu persekutuan yang baik
dan yang indah di antara kita; TUHAN membawa kita ke dalam kesatuan tubuh yang
sempurna.
Kita
mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan setiap
kehidupan kita, sehingga kita semua merasakan pertolongan TUHAN dari sorga,
dari Allah, untuk memulihkan segala sesuatu. Kehidupan kita diisi, sehingga kita
kembali dalam keadaan berisi dengan berkat kemurahan TUHAN untuk menghadapi segala
persoalan yang sedang berkecamuk di atas muka bumi ini.
Kita
perlu TUHAN, kita harus andalkan TUHAN. Mungkin hari ini kita sepertinya mampu
menghadapi persoalan yang ada sekarang ini, tetapi besok lusa terbatas kekuatan
kita untuk menghadapi itu semua; maka, diperlukan kerendahan hati untuk mendahului
kehormatan, yaitu kemuliaan kekal yang sudah TUHAN sediakan bagi kita
sekaliannya.
Segera
kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Kitab Wahyu 13, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam bumi”
Wahyu
13:15
(13:15)
Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada
patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak
begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung
binatang itu, dibunuh.
Binatang
pertama yang keluar dari dalam laut, yakni antikris, memberi kuasa yang besar
kepada binatang kedua yang keluar dari dalam bumi, yakni nabi-nabi palsu. Dan
oleh kuasa itu, nabi-nabi palsu memberikan nyawa kepada patung binatang (patung
antikris), sehingga patung binatang itu berbicara seperti manusia dan bertindak
begitu rupa.
Pendeknya:
Nabi-nabi palsu telah berhasil untuk menghasilkan ilah tiruan, sebab patung
binatang itu menjadi “hidup”, tetapi sebetulnya menjalankan hidup yang palsu. Kemudian,
setiap orang yang tidak menyembah patung binatang (ilah tiruan) itu akan
dibunuh.
-
Sebenarnya,
pada ayat 12, nabi-nabi palsu juga
sudah mempengaruhi orang-orang yang diam di bumi ini untuk menyembah binatang
pertama yang keluar dari dalam laut, yakni antikris.
-
Kemudian,
pada ayat 15, nabi-nabi palsu
melanjutkan rencana busuknya, yaitu supaya semua orang yang diam di bumi
menyembah patung binatang (patung antikris), itulah ilah tiruan tersebut.
Maka,
setiap orang yang tidak menyembah patung binatang itu dibunuh. Berarti, di
dalam hal menyembah patung binatang itu mengandung unsur paksaan.
Sebenarnya,
perlu untuk kita ketahui bersama-sama: Jika saja kita mengenal kasih karunia
dan hidup di dalam kasih karunia, maka tidak
ada unsur paksaan di dalam hal mengikuti TUHAN, bahkan tidak ada unsur paksaan
di dalam menyembah TUHAN, dengan lain kata; bebas dari pemerintahan yang
bersifat diktator, kalau kita mengenal kasih karunia dan hidup di dalamnya.
Kemudian,
jika saja kita mengenal kasih karunia dan hidup di dalam kasih karunia, maka aturan-aturan
yang terkandung di dalamnya tidaklah
dalam bentuk Taurat, dengan lain kata; menjalankan segala aturan-aturan
yang ada tidak dalam bentuk lahiriah.
Itulah
yang akan terjadi dan kita alami masing-masing jikalau kita mengenal kasih
karunia Allah, dan betul-betul hidup di dalam kasih karunia Allah:
-
Tidak
ada unsur paksaan.
-
Tidak
menjalankan ibadah secara Taurat.
Kita
semua harus belajar untuk mengenal isi hati TUHAN; ayat per ayat, pasal per
pasal yang dibeberkan, yang dijabarkan, biarlah kita ikuti dengan rendah hati,
supaya nanti betul-betul TUHAN berkasih karunia dalam kehidupan kita pribadi
lepas pribadi.
Keadaan
pada Wahyu 13:15 persis seperti
peristiwa yang pernah terjadi pada zaman raja Nebukadnezar, di mana peristiwa
itu dituliskan dalam Daniel 3,
dengan perikop: “Perapian yang
menyala-nyala”
Daniel
3:1
(3:1)
Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tingginya enam
puluh hasta dan lebarnya enam hasta yang didirikannya di dataran
Dura di wilayah Babel.
Nebukadnezar
mendirikan patung emas yang tingginya 60 (enam puluh) hasta dan lebarnya 6
(enam) hasta. Kemudian, patung emas itu didirikan di dataran Dura, di wilayah Babilonia
pada waktu itu.
Jika
dilihat dari ukuran patung emas itu, maka sesuai dengan jumlah seluruh Kitab
Suci yang terdapat di dalam Perjanjian Lama sampai dengan Perjanjian Baru, yang
seluruhnya berisikan 66 (enam puluh enam) Kitab.
-
Perjanjian
Lama berjumlah 39 (tiga puluh sembilan) kitab.
-
Perjanjian
Baru berjumlah 27 (dua puluh tujuh) kitab.
Jelas,
kalau ditinjau dari sisi ukuran ini, yaitu:
-
Tingginya
60 (enam puluh) hasta.
-
Lebarnya
6 (enam) hasta
60
(enam puluh) + 6 (enam), totalnya 66 (enam puluh enam); jika ditinjau dari sisi
ukuran ini, maka patung ini merupakan ilah tiruan. Seolah-olah itu berdasarkan Kitab
Suci, tetapi kenyataannya, itu merupakan ilah tiruan.
Kemudian,
patung tersebut dibuat dari emas,
didirikan dari emas, itu adalah simbol dari suatu keadaan yang tetap, yang
tidak mau berubah, berarti; seolah-olah setia di hadapan TUHAN.
Jadi,
seolah-olah patung emas tersebut adalah Allah yang harus disembah, tetapi
sesungguhnya itu merupakan ilah zaman, ilah tiruan pada zaman itu.
Daniel
3:2
(3:2)
Lalu raja Nebukadnezar menyuruh orang mengumpulkan para wakil raja, para
penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para
ahli hukum dan semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan patung
yang telah didirikannya itu.
Kemudian,
Nebukadnezar mengumpulkan;
-
para
wakil raja,
-
para
penguasa,
-
para
bupati,
-
para
penasihat negara,
-
para
bendahara,
-
para
hakim,
-
para
ahli hukum,
-
dan
semua kepala daerah.
Mereka
dikumpulkan untuk turut mentahbiskan patung emas yang telah didirikan oleh Nebukadnezar
itu.
Peristiwa
ini merupakan sebuah nubuatan; apa yang tertulis dalam Daniel 3 ini cepat atau lambat akan segera terjadi dan terlaksana
sesuai dengan apa yang tertulis, tidak untuk ditunda-tunda, sebab Firman Allah
“ya” dan “amin” untuk kemuliaan Allah.
Jadi,
apa yang terjadi pada masa Nebukadnezar di dalam Daniel 3, itu merupakan nubuatan; maka peristiwa semacam ini di
hari-hari terakhir ini akan terjadi dan terlaksana, sesuai dengan Alkitab. Bagaimana
kita menyikapi apa yang sudah TUHAN perlihatkan kepada kita sekaliannya.
Lalu,
terkait dengan Daniel 3:2 ini, lebih
jelas lagi kita baca pada ayat 3.
Daniel
3:3
(3:3)
Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupati,
para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli
hukum dan semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan
patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu.
Para
pemimpin dan para penguasa-penguasa dunia ini, suatu kali nanti akan bersepakat
supaya patung berhala (ilah tiruan) itu berdiri. Mungkin hari ini bisa kita
lalui segalanya yang kita alami dengan kekuatan, dengan kemampuan manusia
daging karena kita memiliki kelebihan-kelebihan yang ada di dalam diri, tetapi
suatu kali nanti, ingatlah hal ini; pemimpin-pemimpin dunia ini akan bersatu,
pemimpin-pemimpin dunia ini akan bermufakat untuk mendirikan patung tiruan
(ilah tiruan), supaya seluruh dunia turut menyembah patung tiruan (ilah tiruan)
itu.
Jadi,
sudah sangat jelas, bahwasanya Tri Tunggal dari pada Setan adalah:
1.
Naga.
2.
Antikris.
3.
Nabi
palsu.
Sedangkan
antikris dan nabi palsu akan bekerja sama.
-
Antikris
adalah kepala dari ular naga merah padam.
-
Nabi-nabi
palsu adalah ekor dari ular naga merah padam.
Mereka
itu akan bekerja sama. Jadi, nabi palsu akan bekerja sama dengan para pemuka,
dengan para pemimpin, dengan para penguasa dari dunia ini, supaya demi
terwujudnya ilah tiruan ini.
Jadi,
jangan saudara merasa mantap dan nyaman di zona kenyamanan sekarang. Mungkin
sekarang saudara mantap dengan zona kenyamanan saudara, tetapi lihat besok;
pemerintah yang bersifat diktator akan menghadang kehidupan yang tidak
sungguh-sungguh mengikuti TUHAN.
Oleh
sebab itu, mau tidak mau, mulai dari sekarang, kita harus belajar untuk
bergantung kepada TUHAN, tergembala dengan baik, berarti; setia beribadah dan
melayani, dan tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, karena TUHAN melihat dan
maha tahu siapa yang menjadi kawanan domba, siapa juga yang menjadi kambing
yang suka menanduk; TUHAN tahu.
Mengapa
saya berani berkata TUHAN tahu?
Karena pada hari penghakiman, dalam kemuliaan-Nya, Dia tampil disertai dengan
para malaikat; pada saat itu, Dia kumpulkan seluruh bangsa, lalu mengadakan
penghakiman, kemudian TUHAN menempatkan domba di sebelah kanan, lalu kambing di
sebelah kiri.
Mengapa
TUHAN tempatkan domba di sebelah kanan? Karena domba-domba itu memperhatikan
orang kecil, memperhatikan salib Kristus, memperhatikan kegiatan Roh,
memperhatikan ibadah pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di
dalamnya. Sedangkan kambing ditempatkan di sebelah kiri, karena tidak
memperhatikan orang kecil.
Apa
dimaksud dengan orang kecil? Itulah
ibadah dan pelayanan, itulah kegiatan Roh dengan segala perkara-perkara yang
ada di dalam kegiatan Roh, di dalam ibadah pelayanan itu. Jadi, memang kita
harus menyangkal diri dan memikul salib, itu “kecil”. Ayo, belajar dengan sungguh-sungguh; belajar
untuk menyatu dengan hati TUHAN.
Daniel
3:4-6
(3:4)
Dan berserulah seorang bentara dengan suara nyaring: "Beginilah dititahkan
kepadamu, hai orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa: (3:5) demi kamu mendengar bunyi
sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian,
maka haruslah kamu sujud menyembah patung yang telah didirikan raja
Nebukadnezar itu; (3:6) siapa yang tidak
sujud menyembah, akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian
yang menyala-nyala!"
Di
sini kita melihat: Bentara atau pembantu raja tampil untuk menyampaikan titah
raja supaya orang-orang dari segala bangsa, setiap suku-suku di dalam bangsa,
dan setiap bahasa di dalam tiap-tiap bangsa harus sujud menyembah patung emas yang
didirikan oleh Nebukadnezar setelah mereka mendengar bunyi sangkakala,
seruling, kecapi, rebab, gambus dan redam.
Mereka
semua harus menyembah patung emas yang didirikan oleh Nebukadnezar setelah
mendengar bunyi-bunyian dari alat-alat musik tersebut. Kemudian, orang yang
tidak sujud menyembah, mereka itu akan dicampakkan di dalam perapian yang
menyala-nyala.
Kesimpulannya:
Wahyu 13:15 itu memang akan terjadi,
karena itu merupakan pewahyuan yang diterima oleh Rasul Yohanes di pulau
Patmos. Namun, jauh sebelum Rasul Yohanes melihat itu, hal itu juga telah
dinubuatkan oleh nabi Daniel, di dalam Daniel
3:1-6, dan semua itu ditulis secara lengkap, supaya di hari-hari terakhir
ini, kita semua (anak-anak TUHAN) menyelidikinya.
Jadi,
pada saat itu hanya ada 2 (dua) pilihan:
1.
Menyangkal
TUHAN, dan akhirnya menyembah patung berhala (ilah tiruan).
2.
Rela
mati bila harus berpihak kepada TUHAN.
Suatu
kali, saya bicara kepada salah satu sidang jemaat: Kalau memang engkau dapat dilihat oleh mata ular atau antikris, jangan sangkali
TUHAN, tetapi serahkanlah dirimu, sangkali dirimu, pikul salibmu. Kalau memang
leher harus digorok (dipenggal), relakan saja, kalau memang mata ular itu dapat
menjangkau dan dapat melihat. Hati-hati, di sini ada unsur pemaksaan; kalau
tidak, mereka akan dibunuh.
Kita
semua, pribadi lepas pribadi harus memperhatikan keluarga masing-masing. Tentu
saja kita tidak menghendaki keluarga kita mati terbunuh karena tidak menyembah patung
binatang itu; jadi, dimulai dari kita pribadi lepas pribadi.
Daniel
3:7
(3:7)
Sebab itu demi segala bangsa mendengar bunyi sangkakala, seruling,
kecapi, rebab, gambus dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka sujudlah
orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa,
dan menyembah patung emas yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu.
Sujudlah
orang-orang dari segala bangsa, sujudlah orang-orang dari tiap-tiap suku di
dalam bangsa, dan orang-orang dalam berbagai bahasa di dalam bangsa, dan
menyembah patung emas yang telah didirikan oleh raja Nebukadnezar itu.
Namun
penyembahan itu diawali dengan terlebih dahulu mendengar bunyi-bunyian dari sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus,
dan lain sebagainya.
-
Bunyi
sangkakala terkait dengan pemberitaan Firman Allah.
-
Bunyi
seruling terkait dengan sebuah ajaran untuk mengajar kita masuk dalam
pengalaman kematian dan kebangkitan.
-
Sedangkan
bunyi kecapi terkait dengan doa penyembahan, sesuai dengan Wahyu 5:8.
Artinya;
penyembahan kepada patung emas yang didirikan oleh Nebukadnezar itu seolah-olah
berasal dari tempat yang maha tinggi, seolah-olah berasal dari Allah, dari
sorga, sebab bunyi-bunyian dari alat musik ini terkait dengan hal-hal yang dari
sorga. Luar biasa Setan berusaha untuk menyesatkan manusia, orang-orang yang
diam di bumi.
Bayangkan,
dimulai dari Nebukadnezar mendirikan patung emas dengan tinggi 60 (enam puluh)
hasta dan lebarnya 6 (enam) hasta; kalau dijumlahkan adalah 66 (enam puluh
enam), itu adalah perlambangan dari jumlah Kitab Suci yang terdapat di dalam
Alkitab, dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Inilah hebatnya Setan untuk
memanipulasi akal sehat manusia, untuk merusak dan merontokkan akal sehat
manusia.
Lalu
kemudian, Nebukadnezar -- lambang dari pada Setan -- mengumpulkan para penguasa-penguasa,
pemerintah-pemerintah, pemimpin-pemimpin dalam sebuah pemerintahan di bumi,
termasuk ahli-ahli hukum sekalipun dikumpulkan, supaya seolah-olah bahwa patung
berhala -- patung binatang, ilah tiruan -- ini betul-betul berasal dari Allah.
Sampai
kepada tipuan yang terakhir, yang luar biasa adalah penyembahan itu diawali
dengan terlebih dahulu mendengarkan …
-
Bunyi-bunyian
dari sangkakala; seolah-olah itu adalah gambaran dari Firman Allah.
-
Bunyi-bunyian
dari seruling; seolah-olah itu adalah ajaran yang mengajarkan kita untuk masuk
dalam pengalaman kematian dan kebangkitan.
-
Bunyi-bunyian
dari kecapi; seolah-olah itu adalah sebuah penyembahan kepada TUHAN.gambaran
dari Firman Allah.
Itulah
hebatnya Setan untuk merontokkan dan merusakkan akal sehat manusia.
Maka,
kita harus bersyukur kepada TUHAN malam ini. Kalau TUHAN membeberkan isi
hati-Nya kepada kita sampai akhirnya kita memperoleh sebuah pengertian, yaitu
pengertian tentang rencana Allah yang besar, yang sedang dinyatakan kepada
kita, maka kita tertolong dan diselamatkan dari rencana si jahat dengan akal
busuknya.
Daniel
3:8-12
(3:8)
Pada waktu itu juga tampillah beberapa orang Kasdim menuduh orang Yahudi.
(3:9) Berkatalah mereka kepada raja
Nebukadnezar: "Ya raja, kekallah hidup tuanku! (3:10) Tuanku raja telah mengeluarkan titah, bahwa setiap orang
yang mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan
berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, harus sujud menyembah patung emas itu, (3:11) dan bahwa siapa yang tidak sujud
menyembah, akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. (3:12) Ada beberapa orang Yahudi,
yang kepada mereka telah tuanku berikan pemerintahan atas wilayah Babel,
yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, orang-orang ini tidak
mengindahkan titah tuanku, ya raja: mereka tidak memuja dewa tuanku
dan tidak menyembah patung emas yang telah tuanku dirikan."
Pada
waktu itu, tampillah orang Kasdim; dalam penampilannya, mereka menuduh dan
memberitahukan kepada raja Nebukadnezar, bahwa orang-orang Yahudi, secara
khusus yang memiliki jabatan di dalam pemerintahan Nebukadnezar, yaitu Sadrakh,
Mesakh dan Abednego, tidak mengindahkan titah raja dan tidak mau menyembah
patung emas itu. Hal itu disampaikan dengan jelas oleh orang Kasdim itu kepada
raja Nebukadnezar.
Artinya,
kalau seseorang tidak sungguh-sungguh di dalam TUHAN, maka hidupnya akan susah
bila hal ini terjadi nanti, karena di sini kita melihat; orang Kasdim tampil
menuduh dan memberitahukan keberadaan dari setiap orang.
Jadi,
bila hal itu nanti terjadi, tidak ada sesuatu yang bisa kita perbuat untuk kita
dapat menyembunyikan diri dari peristiwa yang akan terjadi. Buktinya: Pada masa
itu, orang Kasdim tampil; dan pada saat penampilan mereka, mereka menuduh,
mereka memberitahukan keadaan dari pada bangsa Yahudi, secara khusus
orang-orang yang memiliki jabatan tinggi di pemerintahan raja Nebukadnezar,
yaitu, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, mereka tidak mau menuruti undang-undang yang
ada dan tidak mau sujud kepada patung emas itu. Artinya, Setan tahu.
Kalau
seseorang tidak mau menyembah patung binatang itu, Setan tahu; tidak bisa
tidak, Setan pasti tahu, sebab Setan punya kaki tangan, itulah antikris dan
naga; Setan tahu, sebab itu akan diberitahukan dengan jelas oleh kaki tangan
dari pada Setan itu sendiri. Oleh sebab itu, kalau kita tidak sungguh-sungguh,
maka habislah kita.
Bagaimana
cara kita untuk melindungi diri dari persoalan ini? Tidak bisa. Tetap akan
tertangkap, akan terpantau dengan jelas oleh mata dari pada mata ular, itulah
antikris. Sehebat, sepintar, se-genius
apa pun manusia, bahkan sekalipun memiliki sederet gelar di atas pundak, namun ia
tidak akan bisa melarikan diri dari angkatan ini. Jadi, jangan sesekali
andalkan kelebihan yang ada, tetapi andalkanlah TUHAN dalam segala perkara.
Tadi
kita melihat: Tampillah beberapa orang
Kasdim. Setelah saya membaca sedikit historis dalam ensiklopedia, orang
Kasdim ini merupakan penduduk asli Babilonia, di mana kedudukan mereka ada di
sebelah Selatan Babilonia.
Mari,
kita memperhatikan Yesaya 43.
Yesaya
43:14
(43:14)
Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Oleh
karena kamu Aku mau menyuruh orang ke Babel dan mau membuka semua
palang-palang pintu penjara, dan sorak-sorai orang Kasdim menjadi keluh
kesah.
Mulut
orang-orang Kasdim menjadi keluh kesah bagi anak-anak TUHAN yang tidak sungguh-sungguh
bergantung kepada TUHAN. Hati-hati.
Oleh
sebab itu, kalau kita diajar untuk memikul salib, maka kita harus bersyukur
kepada TUHAN; biarlah salib itu ditancapkan di hati kita masing-masing; itu
yang menjadi penolong bagi kita pada saat itu.
Di
sini kita melihat pada Yesaya 43:14,
Babel dan Kasdim bersama-sama. Dan pada saat mereka tampil, mulut orang Kasdim
menjadi keluh kesah pada waktu itu.
Mari
kita lanjut melihat orang Kasdim, itulah mulut yang menjadi keluh kesah bagi
anak-anak TUHAN yang tidak sungguh-sungguh bergantung pada TUHAN, di dalam Yehezkiel 23.
Yehezkiel
23:22-24
(23:22)
Oleh sebab itu, hai Oholiba, beginilah firman Tuhan ALLAH, memang engkau
sudah menjauhkan dirimu dari kekasih-kekasihmu, tetapi sungguh, Aku akan
menyuruh mereka bergerak melawan engkau; Aku akan membawa mereka melawan
engkau dari sekitarmu: (23:23)
orang Babel dan semua orang Kasdim, orang Pekod, orang Soa dan orang Koa, dan
semua orang Asyur bersama mereka, pemuda yang ganteng, bupati-bupati dan para
penguasa semuanya, perwira-perwira dan pahlawan-pahlawan perang, pasukan kuda
semuanya. (23:24) Mereka datang
melawan engkau dengan banyak kereta dan roda-roda dan dengan sekumpulan
bangsa-bangsa; mereka akan menyusun perisai besar dan kecil dan ketopong di
sekitarmu melawan engkau, dan Aku akan menyerahkan perkara ini di hadapannya
dan mereka akan menghakimi engkau menurut hukum mereka.
Oholiba
adalah gambaran dari gereja yang sudah melacur kepada berhala-berhala, itulah
gambaran dari gereja yang dikuasai oleh kenajisan. Kenajisan di sini bukan saja
dalam bentuk jasmani, tetapi kenajisan di sini juga berlaku secara rohani; beribadah,
tetapi hatinya terikat dengan perkara lahiriah. Itu adalah kenajisan dan pelacuran
dari Oholiba.
Inilah
konsekuensi dari sebuah kesalahan karena tidak sungguh-sungguh mengikut TUHAN,
yaitu; TUHAN izinkan menyuruh orang Kasdim bergerak melawan mereka, lalu
akhirnya Aku akan membawa mereka melawan
engkau dari sekitarmu, bahkan nanti akan makin banyak musuh dari pada
orang-orang yang tidak sungguh-sungguh bergantung kepada TUHAN.
Memang
sudah menjadi orang Kristen, tetapi konsekuensi dari sebuah kesalahan akan
merugikan hidupnya di kemudian hari, karena TUHAN izinkan Babel, TUHAN izinkan
Kasdim dan konco-konconya menjadi musuh yang banyak.
Yehezkiel
23:25
(23:25)
Aku akan membalaskan cemburuan-Ku kepadamu, sehingga mereka
memperlakukan engkau dengan kemurkaan, hidung dan telingamu
akan dikerat dan sisamu akan mati rebah oleh pedang. Mereka akan
menangkap anak-anakmu lelaki dan perempuan dan sisamu akan dimakan api.
Mengapa
TUHAN izinkan Babel, Kasdim dan konco-konconya itu datang menyerang? Karena TUHAN
membalaskan cemburu TUHAN, sebab sudah terlalu lama gereja Oholiba membuat
TUHAN cemburu, sakit hati, pilu, karena melihat percabulan kenajisan dari
gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini; hatinya lebih condong kepada perkara
lahiriah, hatinya lebih condong kepada perkara yang ada di bawah, di bumi ini,
hatinya tidak condong kepada pribadi Sang Khalik, Sang Pencipta, Sang Jehova
Jireh (Allah yang menyediakan), El Shaddai (Sang yang memberkati), Dialah sumber
berkat.
Hati
dari gereja Oholiba sarat dengan kenajisan percabulan, maka TUHAN izinkan Babel
dan Kasdim menyerang; dan mereka itu tampil menjadi tentara yang terlatih untuk
maju menyerang gereja Oholiba yang hidup dalam kenajisan percabulan. Dan mereka
akan menghakimi seturut kehendak mereka, sesuai dengan kehendak mereka sendiri;
tidak berlaku hukum TUHAN di sana.
Betapa
pedihnya nanti kehidupan anak TUHAN yang tidak sungguh-sungguh bergantung
kepada TUHAN. Kalau sedetik saja TUHAN biarkan kita di jalanan sana, maka tentu
kita sudah langsung jatuh. Lalu bagaimana kalau tiga detik, bagaimana kalau
satu menit? Habislah kita dengan ulah Setan.
Kita
perhatikan kalimat: Aku akan membalaskan
cemburuan-Ku kepadamu, sehingga mereka memperlakukan engkau dengan kemurkaan,
hidung dan telingamu akan dikerat dan sisamu akan mati rebah oleh pedang.
Lihat, ketika Babel dan orang Kasdim menyerang, yang terjadi atas seizin TUHAN
-- karena TUHAN membalaskan cemburu TUHAN kepada gereja Oholiba --, mereka memperlakukan
gereja Oholiba dengan segala kemurkaan. Lalu pada saat kemurkaan itu, hidung
dan telinga dikerat.
Tentang:
HIDUNG DIKERAT.
Hidung
ini merupakan lobang nafas, itulah doa penyembahan kita kepada TUHAN. Lalu
kalau hidung dikerat, bagaimana kita melangsungkan hubungan intim dengan TUHAN
lewat doa penyembahan? Selagi TUHAN memberi kesempatan bagi kita untuk datang
memuja, memuji dan menyembah Dia, manfaat dan pelihara hidungmu.
Tentang:
TELINGA DIKERAT.
Selain
mengerat hidung, selanjutnya telinga juga dikerat. TUHAN bentuk manusia
segambar serupa dengan Allah. Jadi, kalau kita memiliki sepasang telinga, itu
artinya kita harus menjadi suatu kehidupan yang dengar-dengaran. Mendengar
berbeda dengan dengar-dengaran. Mendengar itu satu, tetapi kalau sepasang itu
dengar-dengaran. Berarti, menjadi suatu kehidupan yang taat, setia,
dengar-dengaran.
Selagi
masih ada kesempatan, gunakan sepasang telinga ini untuk menjadi suatu
kehidupan yang dengar-dengaran, seperti Anak, Dia dengar-dengaran kepada Bapa;
Dia datang ke dalam dunia ini untuk melakukan kehendak Allah Bapa. Itu
sebabnya, untuk kehendak Allah Bapa itu, Yesus berkata: “Ya Bapa, cawan ini tidak mungkin berlalu”, artinya; Dia harus
meminum cawan Allah, Dia harus menanggung penderitaan yang tidak harus Ia
tanggung di atas kayu salib, dengan demikian; kehendak Allah terlaksana.
Tetapi
lihatlah pembalasan TUHAN: Orang Kasdim tampil lalu mengadakan penyerangan,
mereka tampil seperti tentara yang terlatih untuk menghakimi, sesuai dengan
hukum mereka sendiri. Selain mengerat hidung, juga telinga dikerat; itu alamat
yang sifatnya merugikan saya dan saudara. Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar, selagi ada kesempatan malam ini.
Kemudian,
di sini juga dikatakan: … sisamu akan
mati rebah oleh pedang. Kalau tidak mau menyembah patung binatang, maka ia
akan dibunuh, itulah sisanya. Bila hal itu terjadi menimpa gereja TUHAN, gereja
Oholiba yang hidup dalam kenajisan percabulan, maka akan mengalami kerugian
yang sangat besar.
Selanjutnya,
Yehezkiel 23:25B
mengatakan: Mereka akan menangkap
anak-anakmu lelaki dan perempuan dan sisamu akan dimakan api, dilemparkan
dalam perapian untuk selama-lamanya.
Begitu
jelas dan begitu terperincinya TUHAN menyatakan Firman ini kepada kita; jangan
sampai kita tolak, supaya kita mendapat suatu pemeliharaan yang besar bila hal
ini terjadi nanti menimpa atas seluruh dunia. Hal ini bukan hanya akan menimpa
satu bangsa, satu negara, tetapi menimpa seantero dunia.
Yehezkiel
23:26
(23:26)
Mereka akan menelanjangi engkau dan merampas perhiasan-perhiasanmu.
Selanjutnya,
mereka akan menelanjangi engkau,
berarti; dipermalukan. Lalu, merampas
perhiasan-perhiasanmu.
TUHAN
sudah menghiasi kita semua dengan perhiasan-perhiasan rohani. TUHAN
memperlengkapi kita semua dengan perhiasan rohani, mendandani kita dengan
perhiasan rohani di dalam hal melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN,
sehingga kita tampil dengan begitu indah dan menarik ketika kita datang
menghadap TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita; tetapi itu pun
juga akan dirampas.
Kalau
perhiasan rohani dirampas, apa yang bisa kita kerjakan di hadapan TUHAN untuk
menyenangkan hati TUHAN?
Kita
lihat lebih rinci lagi tentang PEKERJAAN DARI ORANG KASDIM di dalam Ayub 1.
Ayub
1:17
(1:17)
Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Orang-orang
Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya
serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang
luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
Orang
itu berkata: Hanya aku sendiri yang
luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan. Kehidupan yang luput
-- yang tidak mati terbunuh -- dari masa aniaya antikris adalah kehidupan yang
mau menghargai kabar yang baik ini. Percayalah. Jangan percaya dengan
berita-berita lain, apalagi perasaan manusia daging dan pikiran manusia daging.
Kita akan terluput kalau kita mau menghargai kabar yang mulia ini, itulah Kabar
Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
Di
sini kita melihat: Suatu kali nanti, hal ini akan terjadi atas seizin TUHAN,
sebagai pembalasan cemburu TUHAN oleh karena kenajisan percabulan dari gereja
Oholiba, yaitu orang Kasdim akan menyerbu unta-unta, merampas, serta memukul
penjaganya.
Memang
kita ini persis seperti unta di padang gurun. TUHAN sangat membutuhkan unta; manakala
beban itu diletakkan di atas punggung unta, maka unta itu harus berlutut dan
melipat kakinya -- sebanyak tiga kali melipat --. Itu adalah kerendahan hati,
di mana wujudnya adalah doa penyembahan. Tetapi nanti, unta diserbu dan dirampas oleh orang Kasdim, karena penampilan
mereka persis seperti tentara yang terlatih, yang terbagi dengan 3 (tiga)
pasukan.
Selain
itu, orang Kasdim juga memukul
penjaganya. Yehezkiel disebut juga sebagai seorang penjaga; dia gembala
untuk menggembalakan kawanan domba Allah. Yang tidak sungguh-sungguh bergantung
kepada TUHAN, juga tidak luput dari mata pedang antikris. Jadi, bukan saja
gereja Oholiba, tetapi termasuk penjaga-penjaga juga akan menjadi korbannya,
akan dipukul oleh mata pedang, kalau ia tidak sungguh-sungguh.
Itulah
orang Kasdim, yang sebetulnya adalah wujud dari orang Babilonia, itulah
antikris, tentara yang terlatih. Saya harap, sejauh ini kita semua sudah dapat
mengerti tentang tampilnya orang Kasdim bagaikan tentara yang terlatih yang
terbagi menjadi 3 (tiga) pasukan.
Kita
kembali untuk membaca Daniel 3.
Daniel
3:13-14
(3:13)
Sesudah itu Nebukadnezar memerintahkan dalam marahnya dan geramnya
untuk membawa Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadap. Setelah orang-orang itu
dibawa menghadap raja, (3:14)
berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh
dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah
patung emas yang kudirikan itu?
Setelah
menerima tuduhan dan pemberitahuan dari orang Kasdim itu, di sini kita melihat:
Nebukadnezar bertanya kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego tentang kebenaran
tuduhan dari orang Kasdim kepada mereka dengan amarah disertai geram yang amat
sangat.
Jadi,
antikris dengan aniayanya yang besar ini tidak main-main. Alkitab tidak pernah
berdusta, TUHAN tidak pernah berdusta.
Daniel
3:15
(3:15)
Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling,
kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah
menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu
akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang
menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari
dalam tanganku?"
Selanjutnya,
Nebukadnezar kembali berbicara kepada mereka: Apabila Sadrakh, Mesakh dan
Abednego tidak mau sujud menyembah patung emas yang didirikan oleh Nebukadnezar
itu, maka mereka akan dicampakkan ke dalam perapian.
Selanjutnya,
Nebukadnezar berkata: Dewa manakah yang
dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku? Dengan yakin Nebukadnezar
berkata bahwa tidak ada yang dapat melepaskan mereka dari perapian itu.
Kalau
kita melihat 2 Tesalonika 2:3-4,
memang pada akhirnya mereka duduk di dalam Bait Allah, dan mereka mengakui
bahwa mereka adalah Allah yang harus disembah. Demikian juga pada peristiwa
Nebukadnezar, raja Babilonia ini; kalau Sadrakh, Mesakh dan Abednego tidak mau
menyembah, maka mereka akan dilemparkan ke dalam perapian, bahkan dia yakin
sekali bahwa tidak ada Allah yang sanggup melepaskan penghukuman (aniaya) dari
pada antikris itu. Seolah-olah begitu.
Tetapi
lihatlah kepribadian dari hamba-hamba Allah yang luar biasa ini. Biarlah
kiranya kita juga memiliki kepribadian yang sama dengan 3 (tiga) pribadi ini. Kita
harus belajar dari Alkitab; tidak boleh belajar dari filsafat-filsafat dan
filosofi-filosofi, itu tidak cukup sempurna untuk memahami sorga. Tidak ada
yang masuk ke dalam Kerajaan Sorga, selain Dia yang turun ke dunia. Jadi,
jangan saudara puas mendengar perkataan hamba TUHAN yang seringkali “naik turun
Sorga”, itu adalah perkataan dusta. Kita harus lebih percaya dan lebih yakin
kepada Firman karena kita bisa melihat, merasakan dan meraba.
Mungkin
benar ada hamba TUHAN yang bermimpi naik ke sorga dalam penglihatan, tetapi hal
itu tidak bisa kita raba dan tidak bisa kita lihat. Tetapi Firman Allah bisa
kita raba, dan bisa kita rasakan, dan bisa kita lihat dengan mata rohani (mata
batin).
Jadi,
kembali saya sampaikan: Dengan percaya diri, Nebukadnezar berkata bahwa tidak
ada seorang pun yang dapat melepaskan diri dari pada hukuman yang dijatuhkan
oleh antikris selama 3.5 (tiga setengah) tahun. Tetapi, mari kita lihat ayat 16-18.
Daniel
3:16
(3:16)
Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja
Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada
tuanku dalam hal ini.
Terhadap
segala sesuatu yang terkait dengan antikris, kita perlu untuk mawas diri. Jangan
mudah mengobral perkataan, karena salah kata sedikit, bisa saja kita dianggap
menjadi orang-orang yang berlawanan dengan pemerintahan; oleh sebab itu, di
sini kita perlu belajar sama seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego -- 3 (tiga)
orang hamba TUHAN yang luar biasa dipakai TUHAN --, di mana mereka berkata: “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada
tuanku dalam hal ini” Lebih baik berdiam saja, maksudnya; hiduplah dengan
iman yang sesuai dengan Firman yang kita terima.
Sudah
jelas sekali kok gelagat ini, tetapi kok kita masih merasa bahwa itu bukan
antikris? Tetapi saya tidak perlu beradu soal. Biarlah kita hidupi Firman itu
sesuai dengan takaran iman yang kita punya untuk menghidupi Firman yang kita
dengar malam ini.
Itu
sebabnya di atas tadi saya katakan: Kalau
memang nanti engkau ditemukan oleh mata ular, jangan sangkali TUHAN. Relakan
dirimu kalau memang harus ditebas oleh pedang antikris, jangan sangkali TUHAN.
Itu pesan saya.
Dalam
hal ini saya tidak bisa membeberkan lebih luas tentang ayat 16 ini; tetapi saya berharap, saudara bisa panjangkan
pengertian ini di dalam hati saudara.
Daniel
3:17-18
(3:17)
Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan
melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam
tanganmu, ya raja; (3:18) tetapi
seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak
akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang
tuanku dirikan itu."
Kalau
TUHAN mau lepaskan hari itu juga, TUHAN bisa; tetapi andaikata pun TUHAN izinkan
mereka harus melalui perapian sebagai ujian, maka mereka pun akan melewati hal
itu atas seizin TUHAN, namun mereka
tetap tidak akan menyembah patung emas (patung berhala) yang didirikan setinggi
60 (enam puluh) hasta dan lebarnya 6 (enam) hasta. Biarlah hal ini menjadi
pendirian kita mulai dari sekarang.
Kita
harus memiliki pendirian teguh semacam ini: Jangan tinggalkan TUHAN hanya demi
sesuap nasi. Kalau memang bisa ditunda tanpa perlu harus meninggalkan ibadah, ya biarlah itu ditunda, sebab TUHAN nomor
satu. Jangan tinggalkan TUHAN hanya karena perkara lahiriah. Kita semua harus
memiliki sikap (pendirian) yang kuat dan teguh, berarti; tidak mudah dipengaruhi
oleh perkara di bawah (perkara lahiriah), baik itu bisnis, pekerjaan,
pendidikan, atau apa saja. Yakinlah bahwa nyawa manusia terletak di tangan
TUHAN Yesus, Sang Khalik, Sang Pencipta, tidak terletak di tangan
berhala-berhala di bumi ini.
Intinya:
Sadrakh, Mesakh dan Abednego memiliki pendirian tidak akan menyembah patung
emas yang didirikan oleh Nebukadnezar, selain menyembah Allah Abraham, Allah
Ishak, Allah Yakub, Allah yang hidup dan yang berdaulat atas hidup kita
masing-masing, walaupun harus dilemparkan ke dalam perapian yang
bernyala-nyala.
Daniel
3:19-20
(3:19)
Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar, air mukanya berubah terhadap Sadrakh,
Mesakh dan Abednego; lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh
kali lebih panas dari yang biasa. (3:20)
Kepada beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya dititahkannya
untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego dan mencampakkan mereka
ke dalam perapian yang menyala-nyala itu.
Setelah
mendengarkan jawaban dari Sadrakh, Mesakh dan Abednego, Nebukadnezar sangat
marah sekali, geram sekali, sangat panas hatinya. Dengan amarah yang meluap-luap
itu, Nebukadnezar memerintahkan supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih
panas dari yang biasa, berarti panasnya itu sempurna -- sebab angka 7 (tujuh)
adalah angka sempurna --.
Lalu
kemudian, diperintahkanlah tentara (pasukan) yang kuat dan terlatih untuk mengikat ketiga orang ini, selanjutnya
dicampakkanlah mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala, yang nyalanya tujuh
kali lebih panas dari biasanya -- berarti panasnya sempurna sekali --.
Api
ujian pencobaan yang akan dihadapi oleh gereja Oholiba nanti adalah api ujian
pencobaan yang sempurna, bukan ujian api pencobaan biasa, itu adalah ujian yang
luar biasa, yang hanya bisa dilewati oleh hamba-hamba TUHAN, hamba-hamba
kebenaran yang hidup dalam kesucian dan tahbisannya benar hanya tertuju kepada
TUHAN. Kalau tidak, maka tidak seorang pun bisa melewati, sehingga benarlah
perkataan dari Nebukadnezar.
Tidak
boleh setengah benar saja dalam mengikut TUHAN; setengah untuk dunia, setengah
untuk TUHAN, itu kan maksud dunia,
maksud daging saudara, tetapi di dalam TUHAN tidaklah seperti itu.
Daniel
3:21
(3:21)
Lalu diikatlah ketiga orang itu, dengan jubah, celana, topi dan pakaian-pakaian
mereka yang lain, dan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.
Akhirnya,
Sadrakh, Mesakh dan Abednego diikat dengan jubah, celana, topi, pakaian-pakaian
yang melekat pada tubuh mereka, lalu dicampakkan dalam perapian yang
menyala-nyala, yang nyalanya tujuh kali lebih panas dari dapur api mana pun di
dunia ini (panasnya sempurna).
Daniel
3:22
(3:22)
Karena titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan luar
biasa, sehingga nyala api itu membakar mati orang-orang yang
mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego itu ke atas.
Saking
perapian itu panasnya sempurna, maka orang-orang yang mengangkat Sadrakh,
Mesakh dan Abednego pun mati terbakar hangus. Itu sebabnya api pencobaan yang
akan dihadapi oleh gereja Oholiba itu bukanlah api pencobaan biasa, itu adalah
pencobaan yang sangat sempurna; oleh sebab itu, di dalam Injil Matius 24:21 juga diceritakan bahwa pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum
pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi
lagi.
Daniel
3:23
(3:23)
Tetapi ketiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh ke dalam
perapian yang menyala-nyala itu dengan terikat.
Singkat
kata: Tiga hamba TUHAN, itulah Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akhirnya jatuh
dalam perapian yang menyala-nyala, yang panasnya tujuh kali lebih panas dari
dapur perapian mana pun; akhirnya, mereka harus melewati ujian itu.
Kemudian,
pada saat ketiganya itu melewati api pencobaan yang dahsyat itu, lihat ada
SEBUAH FENOMENA DI LUAR AKAL MANUSIA.
Daniel
3:24-25
(3:24)
Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera;
berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita
campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja:
"Benar, ya raja!" (3:25)
Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan
bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu
rupanya seperti anak dewa!"
Setelah
mereka dilemparkan (dicampakkan) di dalam api yang panasnya sempurna itu, pada
saat itu terkejutlah Nebukadnezar lalu terperanjat, sambil berkata kepada para
menterinya: “Bukankah tiga orang yang
telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?” Jawab para menteri: “Benar, ya raja!”
Tetapi
pada akhirnya, yang nampak (yang terlihat) di dalam perapian itu ada empat
orang, lalu ikatan tadi sudah terbuka, sehingga dengan ikatan terbuka, mereka
berjalan-jalan dengan bebas di dalam nyala api (perapian yang panas) itu.
Itulah yang membuat Nebukadnezar sungguh terperanjat dan heran-heran; dia kaget
setengah mati, dia tidak menyangka.
Yang
melemparkan mereka ke dalam api saja sudah mati terbakar, tetapi kenyataannya; Sadrakh,
Mesakh dan Abednego yang dicampakkan dengan keadaan terikat justru berjalan-jalan
dengan keadaan terlepas dari ikatan, bersama seorang yang lain, sehingga mereka
semua ada empat orang berjalan-jalan di dalam perapian itu, dan mereka tidak
terluka. Bukan saja Nebukadnezar, andai saja kita ada di situ, maka kita pun
akan kaget setengah mati.
Kemudian,
kalau kita perhatikan ayat 25 ini,
di sini dikatakan: “ … dan yang keempat
itu rupanya seperti anak dewa!” Pribadi yang keempat, rupanya seperti anak
dewa, istilah sekarang adalah Anak Allah; itulah yang menyertai kita supaya
tergenapi Anak Allah yang baru lahir itu disebut Imanuel, Allah menyertai kita
sampai hari ini, asal saja kita dengan sungguh-sungguh bergantung hanya kepada
TUHAN, tidak kepada yang lain, dengan lain kata; ibadah sudah memuncak sampai
kepada penyembahan.
Jadi,
dalam ujian atau perapian yang harus dihadapi oleh anak-anak TUHAN, maka anak-anak
TUHAN tidak akan tersakiti, tidak akan terbakar bila sudah lepas dari segala ikatan
perkara-perkara dunia ini, dengan lain kata; mampu menghadapi ujian seberat apa
saja, asal kita betul-betul sudah lepas dari ikatan-ikatan apapun yang ada di
dunia ini. Bebaskan, lepaskan diri dari segala ikatan-ikatan yang ada di dunia
ini, supaya kita betul-betul merasakan pemeliharaan, perlindungan dan pembelaan
TUHAN dalam kehidupan kita masing-masing, asal saja kita hanya menyembah kepada
Dia, memiliki pendirian yang kuat dan teguh, tidak mudah dipengaruhi oleh
ilah-ilah tiruan di atas muka bumi ini.
Kita
bersyukur kepada TUHAN, karena TUHAN menyatakan rencana indah, rencana manis
dalam kehidupan kita masing-masing. Mungkin hari ini hati saudara belum
tergugah dan belum merasakan yang namanya hancur, tetapi saya berdoa; suatu
kali nanti, hati saya dan saudara betul-betul dilawat, dijamah oleh TUHAN, dan
kita tergugah dengan rencana Allah yang indah yang dinyatakan kepada kita malam
ini.
Lanjut
kita membaca ayat 26.
Daniel
3:26
(3:26)
Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu; berkatalah
ia: "Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah
dan datanglah ke mari!" Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego
dari api itu.
Sesudah
melihat peristiwa yang ajaib itu, secepatnya Nebukadnezar mendekati perapian
yang bernyala-nyala, dan Nebukadnezar berkata kepada Sadrakh, Mesakh dan
Abednego : “Keluarlah dan datanglah ke
mari!”
Oleh
karena perintah dari Nebukadnezar, ketiga hamba Allah Yang Mahatinggi dan
Mahamulia ini keluar dari perapian itu; dengan mudahnya, segalanya seperti
membalikkan telapak tangan.
Kalau
tadi, Nebukadnezar berkata: “Dewa manakah
yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?”, tetapi faktanya; TUHAN
ajaib, TUHAN menyatakan yang tidak ada menjadi ada. TUHAN menyatakan yang tidak
mungkin bagi manusia, tetapi segalanya mungkin bagi Allah, tidak ada yang
mustahil bagi TUHAN, tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya kepada
TUHAN.
Kalau
Nebukadnezar berkata: “Keluarlah” ya
keluar. Kalau Nebukadnezar berkata: “Diam di situ” ya mereka tetap berdiam saja, mereka tetap akan hadapi segala kemungkinan-kemungkinan
yang terjadi ke depan. Kita harus siap menghadapi segala kemungkinan ke depan.
Daniel
3:27
(3:27)
Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri raja datang
berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak mempan oleh api
itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus, jubah
mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau kebakaran pun tidak ada
pada mereka.
Pada
akhirnya mereka melihat, bahwa tubuh Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba Allah
Yang Mahatinggi, tidak mempan oleh api ujian yang sempurna, bahkan rambut
mereka tidak hangus, jubah mereka tidak berubah menjadi kuning kecoklatan
karena terbakar, bahkan bau kebakaran pun tidak ada pada mereka.
Kadang
kala saat menghadapi api pencobaan, bau-baunya sudah langsung kelihatan; ngos-ngosan, panas hati, uring-uringan.
Saya berdoa kepada TUHAN: “TUHAN, tolong,
kuatkan saya. TUHAN, kuatkan saya, jangan sampai saya lepas kendali”, sebab
bau-bau gosongnya masih ada. Kita harus saling mendoakan, sebab tidak ada yang
sempurna. Selama kita masih mendiami kemah tubuh ini, tidak ada yang sempurna,
kita butuh TUHAN, kita harus bergantung kepada TUHAN, sebab Dialah Penolong, Dialah
Penyelamat, Dialah kunci keselamatan, tidak ada yang lain.
Daniel
3:28
(3:28)
Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan
Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya,
yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja,
dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan
menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.
Pada
akhirnya, Nebukadnezar memuji TUHAN Allah Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Ketika
dia turut memuji TUHAN, dari peristiwa itu, dia mempunyai pengertian yang luar
biasa dari sorga (dari Allah), yaitu dia memahami bahwa;
-
Allah
telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba Allah yang telah menaruh
percaya, menaruh harap hanya kepada TUHAN.
-
Lebih
baik melanggar titah raja dari pada melanggar perintah TUHAN.
Akhirnya,
Nebukadnezar mempunyai pengertian sejauh itu lewat peristiwa itu.
Pengertian
semacam ini adalah pengertian yang mulia, sebab setelah kita mempunyai
pengertian lewat pembukaan rahasia Firman, maka kita akan dapat menyenangkan
hati TUHAN lewat setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita di bumi ini.
Selanjutnya,
di sini kita melihat, Nebukadnezar juga berkata: “ … dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan
menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka” Sadrakh, Mesakh dan Abednego
rela menyerahkan tubuh mereka dalam menghadapi api pencobaan, karena mereka
tidak mau memuja dan menyembah allah yang lain, kecuali Allah yang hidup.
Satu
dari antara dua pilihan ini harus kita pilih:
-
Menyembah
patung, tetapi menjadi pengikut antikris.
-
Atau
rela mati karena nama TUHAN.
Mana
yang saudara pilih?
Kemudian,
ada satu perkara yang sangat memberkati saya malam ini.
Daniel
3:28
(3:28)
Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan
Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan
hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah
raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan
menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.
Kembali
saya katakan: Akhirnya, Nebukadnezar turut memuji TUHAN, turut menyembah Allah
Abraham Ishak Yakub, Allah Israel, Allah yang berkuasa atas seantero dunia.
Kemudian sesudah itu, ia mempunyai suatu pengertian (pemahaman) yang mulia dari
sorga, yang terlihat dari pengakuannya: “Ia
telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya”
Kalau
kita berbicara soal “malaikat TUHAN”, sebetulnya itu jelas pribadi Allah
sendiri, mulai dari pada malaikat TUHAN menampakkan diri-Nya kepada Musa di
padang gurun, dan pada saat itu juga TUHAN berbicara kepada Musa: “Pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke
tempat yang telah Kusebutkan kepadamu; akan
berjalan malaikat-Ku di depanmu”
Sebetulnya,
yang menyertai perjalanan bangsa Israel adalah TUHAN sendiri, bukan
siapa-siapa. Demikian juga perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini, TUHAN
sendiri yang akan menyertai kita.
Malaikat
TUHAN, itulah Allah sendiri yang menyertai perjalanan kita masing-masing.
Malaikat TUHAN, itulah Allah sendiri yang melepaskan kita dari masa kesesakan (masa
kesukaran) yang akan terjadi, yang memuncak pada saat antikris menjadi
pemerintah dan diktator yang buas dan ganas; TUHAN sendiri yang membebaskan
kita dari sana. Percayalah kepada TUHAN, jangan percaya kepada pengertianmu.
Mari
kita memperhatikan Amsal 3, dengan
perikop: “Berkat dari hikmat”
Amsal
3:3-4
(3:3)
Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!
Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, (3:4) maka engkau akan mendapat kasih
dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.
Biarlah
kita tetap mengasihi Firman Allah dan setia kepada Firman Allah, karena Firman
itu sudah termeterai di dalam loh daging dan ditukik di hati kita
masing-masing. Itu tandanya bahwa kita senantiasa menikmati pelayanan Roh,
bukan pelayanan tubuh.
-
Kalau
pelayanan Roh, maka Firman yang kita dengar itu mendarah daging.
-
Kalau
pelayanan tubuh, maka sama seperti huruf-huruf yang tertulis pada dua loh batu.
Mungkin
saja kita menangis hancur hati saat mendengar Firman, tetapi kalau Firman itu
tidak ditindak-lanjuti, itu adalah pelayanan tubuh (mati); tetapi biarlah kita
menikmati pelayanan Roh sampai akhirnya Firman itu dimeteraikan di dalam loh
daging, ditukik di dalam hati kita masing-masing.
Amsal
3:5
(3:5) Percayalah
kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu
sendiri.
Percayalah
kepada TUHAN dan rencana TUHAN lewat Firman Allah yang sudah dinyatakan kepada
kita, dan jangan lagi bersandar kepada pengertianmu. Kalau TUHAN sudah berfirman,
maka terimalah Firman, jangan ditolak.
Terlalu
banyak orang Kristen yang menolak Firman TUHAN karena kebodohan. Mengapa seseorang
menjadi bodoh? Sebab ia sama seperti orang buta yang dibutakan oleh ilah zaman.
Biar sudah diberikan pengertian, tetapi tetap saja tidak mau percaya kepada
Firman karena lebih percaya kepada pengertian manusia daging. Kecuali kalau
Firman itu ditambahkan dan dikurangkan, barulah kita tidak percaya kepada
Firman yang ditambahkan dan dikurangkan itu.
Amsal
3:6-7
(3:6) Akuilah
Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. (3:7) Janganlah engkau menganggap
dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan; (3:8)
itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu.
Akuilah
Firman Allah dalam segala laku kita, maka Ia akan meluruskan jalan kita, syaratnya; jangan menganggap diri bijak,
jangan merasa diri pandai. Oleh sebab itu, takutlah TUHAN dan jauhilah
kejahatan, maka;
-
itulah
yang akan menyembuhkan tubuhmu, menyembuhkan luka-luka batinmu,
-
dan
itulah yang menyegarkan tulangmu, berarti; tidak putus asa, tidak putus
pengharapan, tidak lagi kuatir dan tidak lagi takut akan masa depan.
Banyak
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi yang tidak sesuai dengan akal pikiran,
tetapi bersandarlah kepada TUHAN, bersandarlah kepada janji Firman TUHAN.
Firman
TUHAN sudah dinyatakan: Jadilah hamba-hamba Allah Yang Mahatinggi, yang mampu
melewati ujian yang sempurna. Ingat: Orang yang tidak menyembah patung binatang
itu akan dibunuh. TUHAN sudah memberikan pengertian ini kepada kita.
Jika
TUHAN izinkan, di minggu yang akan datang, kita akan lebih dalam lagi untuk
mengkaji soal “patung berhala” dan soal “mereka yang tidak menyembah akan
dibunuh” ini. Kita berdoa, supaya TUHAN menyatakan rencana-rencana-Nya untuk
meluruskan jalan kita, untuk menyelamatkan kita, untuk melepaskan kita dari
masa kesesakan, melepaskan kita dari api ujian pencobaan yang sempurna.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment