IBADAH RAYA
MINGGU, 21 NOVEMBER 2021
KITAB WAHYU
PASAL 13
Wahyu 13:11-18
(Seri: 24)
Subtema: GONCANGAN DARI NABI PALSU
Segala
puji, segala hormat hanya bagi Dia yang duduk di atas takhta kemuliaan-Nya karena
Dia telah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Raya
Minggu yang disertai dengan kesaksian dari zangkoor.
Saya
juga tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia,
bahkan umat ketebusan TUHAN yang juga setia untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook.
Selanjutnya,
kita berdoa dan kita mohon kemurahan TUHAN supaya firman yang dibukakan itu
betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita dan hati yang kosong diisi oleh
Firman Allah, sehingga berkuasa menolong kehidupan kita dan berkuasa untuk
menghidupkan yang mati, menyatakan yang tidak ada menjadi ada, sampai nanti
kita dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Kita
segera sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 13.
Wahyu
13:15
(13:15)
Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang
itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak
begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang
itu, dibunuh.
Binatang
pertama yang ke luar dari dalam laut yakni antikris, memberikan kuasa yang
besar kepada binatang kedua yang ke luar dari dalam bumi yakni nabi-nabi palsu.
Dan oleh karena kuasa itu, nabi-nabi palsu dapat memberikan nyawa kepada patung
binatang itu sehingga patung binatang itu dapat berbicara seperti manusia dan
bertindak begitu rupa.
Pendeknya:
Nabi-nabi palsu telah berhasil membuat ilah tiruan yang harus disembah oleh
setiap orang yang diam di bumi. Sedangkan, orang-orang yang tidak mau menyembah
patung binatang itu dibunuh. Berarti, ada unsur paksaan kepada setiap orang di
dalam hal menyembah patung binatang itu.
Hal
ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh, jangan anggap enteng pemberitaan
firman malam ini karena apa yang tertulis di dalam Alkitab itu terjadi. Oleh
sebab itu, tentukan pilihanmu dari sejak sekarang; menyembah TUHAN atau
menyembah yang lain.
Kalau
kita bandingkan dengan sistem ibadah dan pelayanan yang berasal dari Kerajaan
Sorga tidak ada yang namanya “unsur paksaan”, justru TUHAN memberikan pilihan
kepada manusia yang hidup di atas muka bumi ini, seperti yang tertulis di dalam
Injil Matius 7:13-14. Di dalam dunia
ada dua jalan yang harus dipilih oleh setiap orang:
1.
Jalan
sempit ® Salib di
Golgota yang harus dipikul setiap masing-masing orang di tengah pelayanannya
kepada TUHAN.
2.
Jalan
lebar ® Keleluasaan atau
dengan bebas untuk hidup menuruti segala hawa nafsu dan keinginan-keinginan
daging yang jahat.
Itulah
dua jalan yang tersedia di atas muka bumi ini yang memang harus dipilih oleh
setiap orang. Itu sebabnya, di atas tadi saya kemukakan: Setiap orang harus
menentukan pilihannya dimulai dari sekarang, supaya segala sesuatu yang kita
kerjakan ini tidak mendatangkan kesia-siaan di kemudian hari kelak. Namun,
setiap orang juga sudah harus siap menerima konsekuensinya di kemudian hari.
Oleh sebab itu, jangan kita bodoh di dalam hal menentukan pilihan dari sejak
sekarang supaya jangan ada persungutan dan kalaupun ada persungutan tidak akan ada
artinya.
Sebagai
tambahan: Jikalau kita benar-benar mengenal kasih karunia Allah dan hidup di
dalam kasih karunia Allah maka kita akan menyadari:
-
Bahwasannya
unsur paksaan tidak ada dan tidak datang dari TUHAN, berarti bebas dari
pemerintahan yang bersifat diktator atau bebas dari pemerintahan antikris
kelak. Sebagaimana nanti antikris akan berkuasa di atas muka bumi ini selama
3.5 tahun, mereka akan memaksakan kehendak sendiri karena mereka menjalankan
pemerintahan itu dalam bentuk atau bersifat diktator, karena mereka juga disebut
binatang buas yang ke luar dari dalam laut.
-
Kemudian,
aturan-aturan yang terdapat dalam pemerintahan Allah tidak dijalankan juga secara
Taurat, dengan lain kata tidak menjalankan ibadah secara lahiriah. Ibadah
lahiriah adalah tubuh ada di tengah ibadah ini tetapi batinnya atau manusia
dalamnya jauh dari pemberitaan Firman TUHAN, hatinya gengsi; jauh untuk
mendengarkan firman dengan rendah hati.
Jika
kita perhatikan kembali dalam Wahyu
13:15, setiap orang yang tidak menyembah patung binatang itu akan dibunuh
jika tetap berpihak kepada TUHAN atau mempertahankan nama TUHAN. Tetapi, satu
hal yang harus kita ingat dari Matius
16:4-25 dengan jelas TUHAN berkata kepada murid-murid “untuk apa seseorang memperoleh seluruh dunia ini kalau dia harus
kehilangan nyawanya?”
Jadi,
keadaan sulit semacam ini akan membuat banyak orang mengalami tertindas dan
ketakutan yang hebat sampai nanti jiwa setiap orang akan terguncang bilamana
hal itu terjadi. Memang goncangan yang mengombang-ambingkan itu jelas datangnya
dari nabi-nabi palsu dan itu tidak bisa kita sangkali, sebab pekerjaannya adalah
untuk mengombang-ambing dan menggoncang jiwa manusia.
Kita
selidiki di dalam Efesus 4, dengan
perikop: “Kesatuan jemaat dan karunia
yang berbeda-beda.”
Efesus
4:12-13
(4:12)
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus, (4:13)
sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai
dengan kepenuhan Kristus,
Oleh
karena kematian dan kebangkitan Yesus, Ia memperlengkapi orang-orang kudus atau
hamba-hamba TUHAN bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Intinya:
Ibadah pelayanan ini akan membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh yang sempurna,
dengan lain kata membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang
sempurna itulah yang disebut tubuh mempelai kelak berada di dalam perjamuan
malam kawin Anak Domba.
Sasaran
akhir dari ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini, sasaran akhir dari
perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini adalah pesta nikah Anak Domba.
Siapa yang layak masuk dalam pesta nikah? Yaitu mereka yang sudah mencapai
tingkat pertumbuhan rohani yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Tetapi
lihatlah, pribadi yang mengombang-ambingkan pada ayat 14.
Efesus
4:14
(4:14)
sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh
rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam
kelicikan mereka yang menyesatkan,
Jadi,
jelas bahwa; goncangan yang mengombang-ambingkan itu datangnya dari nabi-nabi
palsu. Tujuannya adalah untuk menghalangi rencana Allah yang besar, yaitu membawa
gereja TUHAN masuk dalam kesatuan tubuh.
Pendeknya:
Goncangan yang terjadi yang disebabkan oleh kelicikan dari nabi-nabi palsu adalah
untuk menghalangi terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, itulah
yang disebut “tubuh Mempelai”.
Tubuh
Mempelai itu terdiri dari banyak anggota, datang dari berbagai suku, kaum,
bahasa dan bangsa, namun telah dipersatukan oleh darah salib; itulah rencana
Allah. Tetapi nabi palsu datang dengan ajaran palsu untuk menggoncang dunia
ini, sehingga rencana Allah batal -- sesuai dengan rencana mereka, yaitu
berusaha untuk menggagalkan rencana Allah --.
Kita
akan melihat GAMBARAN DARI GONCANGAN YANG AKAN TERJADI.
Yesaya
57:20-21
(57:20)
Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak
sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah
dan lumpur. (57:21) Tiada
damai bagi orang-orang fasik itu," firman Allahku.
Di
sini dikatakan: Tiada damai (tidak ada ketenangan) bagi orang-orang fasik. Siapa orang fasik? Mereka itu adalah
orang-orang yang menjadi pengikut-pengikut dari nabi palsu. Dan pengikut
nabi-nabi palsu itu diumpamakan seperti laut yang berombak-ombak, di mana
arusnya itu menimbulkan sampah dan lumpur.
Selanjutnya
kita akan melihat ARTI ROHANI sampah dan lumpur, dimulai dari penjelasan
tentang: SAMPAH.
Sampah
→ Barang fana, itulah harta, kekayaan, uang yang banyak, termasuk batangan emas
dan batangan perak, serta kedudukan jabatan dan pangkat yang tinggi di atas
muka bumi ini. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Rasul Paulus dalam
tulisannya yang dikirim kepada sidang jemaat di Filipi.
Kita
perhatikan Filipi 3, dengan perikop:
“Kebenaran yang sejati”
Filipi
3:1B
(3:1)
Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi
kepastian kepadamu.
Nasihat
Firman Allah (teguran Firman) yang berulang-ulang disampaikan, selain bertujuan
untuk mengingatkan kita akan hal yang baik, benar, suci dan mulia, dan
mengingatkan kesalahan-kesalahan -- supaya jangan mengulangi kesalahan --, juga
bertujuan untuk memberi kepastian kepada saya dan saudara.
Di
dalam Yesus ada kepastian; jadi, kepastian semacam ini harus disampaikan kepada
sidang jemaat.
Filipi
3:2-3
(3:2)
Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja
yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu, (3:3) karena kitalah orang-orang
bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah
dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
Rasul
Paulus mengingatkan sidang jemaat di Filipi supaya mereka:
1.
Berhati-hati
terhadap anjing-anjing (anjing hutan) = nabi-nabi palsu.
2.
Berhati-hati
terhadap pekerja-pekerja yang jahat.
3.
Berhati-hati
terhadap penyunat-penyunat yang palsu.
Pendeknya:
Hati-hati terhadap ajaran-ajaran dari nabi-nabi palsu. Mengapa harus berhati-hati? Sebab sesungguhnya, kitalah orang-orang
yang bersunat. Apa tandanya bahwa kita
adalah orang-orang yang bersunat? Kita beribadah oleh Roh Allah.
Kalau
kita beribadah oleh Roh Allah, kalau motor penggerak dari ibadah ini adalah Roh
Allah, maka:
-
Kita
semua akan bermegah dalam Kristus Yesus.
-
Kita
semua tidak menaruh percaya pada hal-hal yang lahiriah.
Singkatnya:
Kalau motor penggerak dari ibadah ini adalah Roh Allah, maka kita tidak
bermegah kepada yang lahiriah dan hanya bermegah di dalam Kristus Yesus saja. Itu
adalah tanda orang yang bersunat.
Jadi,
masa depan saya dan saudara bukan pada barang fana, bukan pada “sampah”, bukan
pada harta, kekayaan, uang yang banyak, termasuk batangan perak dan batangan
emas, bukan pada kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi, tetapi masa depan
kita ada pada dua tangan TUHAN.
Filipi
3:4-6
(3:4)
Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal
lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal
lahiriah, aku lebih lagi: (3:5)
disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku
Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat
aku orang Farisi, (3:6)
tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati
hukum Taurat aku tidak bercacat.
Sebenarnya,
Rasul Paulus mempunyai alasan untuk menaruh percaya (bermegah) kepada hal-hal lahiriah.
Jadi, jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal
lahiriah, Rasul Paulus lebih lagi. Mengapa?
Karena Rasul Paulus mempunyai banyak kelebihan di antara orang-orang
sebangsanya pada waktu itu.
Apa
yang menjadi kelebihan Rasul Paulus dalam bentuk yang lahiriah?
YANG
PERTAMA: Disunat pada hari kedelapan, persis seperti Yesus disunat pada hari
kedelapan. Jadi, secara lahiriah, Rasul Paulus sama seperti Yesus karena
disunat pada hari kedelapan.
YANG
KEDUA: Berasal dari bangsa Israel. Apa maksudnya? Maksudnya di sini ialah Rasul Paulus mengaku bahwa dia adalah
bangsa pilihan Allah.
YANG
KETIGA: Dari suku Benyamin. Mengapa Rasul Paulus harus menyebutkan hal ini
sebagai kelebihannya? Karena suku Benyamin mendapat bagian dari tanah warisan,
itulah tanah Kanaan yang menjadi milik pusaka mereka. Kemudian, suku Benyamin
ini adalah satu dari 12 (dua belas) suku yang juga dimeteraikan oleh Allah,
sesuai dengan Wahyu 7. Jumlah mereka
yang dimeteraikan ada 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang,
termasuklah dari suku Benyamin ada 12.000 (dua belas ribu) orang yang
dimeteraikan.
YANG
KEEMPAT: Orang Ibrani asli. Mengapa Rasul Paulus harus menyebutkan hal ini
sebagai kelebihannya? Orang Ibrani asli, berarti; mengenal iman dari Abraham
(Ibrahim).
YANG
KELIMA: Tentang pendirian terhadap hukum Taurat, Rasul Paulus orang Farisi.
YANG
KEENAM: Tentang kegiatan, Rasul Paulus adalah penganiaya jemaat.
YANG
KETUJUH: Tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat, Rasul Paulus tidak
bercacat; ia sungguh sempurna, tidak ada tandingannya pada masa itu.
Lihatlah:
-
Hal pertama
sampai keempat
adalah kelebihan yang dimiliki Rasul Paulus yang dibawa dari sejak lahir. Dan itu
tidak bisa diceraikan dari dalam dirinya sebab itu adalah bawaan dari lahir.
-
Tetapi
hal kelima sampai ketujuh, itu
berbicara tindakan, itu berbicara tentang perbuatan sebagai kelebihan-kelebihan
yang dimiliki oleh Rasul Paulus setelah ia lahir.
Tetapi
apalah artinya hal 1-4, kalau Rasul Paulus melakukan tiga tindakan dari dari hal
5-7. Hal 1-4 memang dibawa dari lahir,
tetapi itu tidak akan menjadi berarti karena hal 5-7.
Jadi,
sudah jelas: Barang fana, perkara lahiriah tidak menjadi berarti kalau kita hidup
seperti perkara yang kelima, keenam, ketujuh, seperti tindakan dari Rasul Paulus
ini; tidak ada artinya. Itu hanyalah barang sampah saja.
Filipi
3:7-8
(3:7)
Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi
karena Kristus. (3:8) Malahan segala
sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku,
lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan
semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
Tujuh
perkara yang menjadi kelebihan-kelebihan dari Rasul Paulus secara lahiriah tadi,
dahulu merupakan keuntungan bagi dia. Namun pada akhirnya, tujuh perkara
lahiriah yang menjadi kelebihan itu dianggap kerugian karena Kristus, bahkan
kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Rasul Paulus secara lahiriah dianggap
sampah, dianggap kotoran. Mengapa?
Supaya dia memperoleh Kristus Yesus TUHAN, Dia Kepala atas tubuh, Dia yang
memenuhkan segala sesuatu di dalam tubuh, baik lahir maupun batin.
Jadi,
pada akhirnya, di dalam mengikuti TUHAN, setiap orang harus menjadi semakin
dewasa, semakin bijaksana. Perhatikan: Bagi Rasul Paulus, tujuh perkara
lahiriah yang menjadi kelebihan dahulu, tetapi pada akhirnya itu dianggap
sampah. Itu sebabnya tadi saya katakan: Kalau mengikut TUHAN, biarlah kiranya
kita semakin hari semakin dewasa sampai mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai
dengan kepenuhan Kristus (tubuh kepenuhan Kepala).
Kalau
kita semakin dewasa rohani, maka otomatis semakin bijaksana, semakin memahami
rencana Allah, semakin mengerti apa yang harus kita perbuat, apa yang harus
kita lakukan, apa yang kita butuhkan, apa yang kita mau, apa yang akan terjadi
ke depan. Semakin seseorang dewasa rohani, maka pada akhirnya dia akan tahu
bahwa tujuh perkara yang menjadi kelebihan dianggap “sampah”, karena Kristus
menjadi Kepala atas tubuh, karena tubuh kepenuhan Kepala, sesuai dengan Efesus 1:22-23.
Jadi,
mana yang lebih penting: Sampah atau Kepala?
-
Sampah
sifatnya sementara.
-
Tetapi
Kristus sanggup memenuhkan segala sesuatu apa yang kita butuhkan di dalam hidup
ini, yang adalah tubuh-Nya sendiri.
Dasar
ekor ular naga merah padam, dasar penipu ulung yang begitu licik dengan ajaran
palsu menggoncang dunia, sehingga pengikutnya digambarkan seperti laut yang
berombak-ombak, di mana arusnya menghasilkan sampah.
Oleh
sebab itu, berulang kali saya sampaikan: Jangan buang sampah di sembarang tempat.
Kalau duduk bersama dengan sesama, teramat lebih sesama anak TUHAN, ceritakan
Kristus Kepala. Jangan cerita kedudukan, jabatan, pangkat, harta, kekayaan, uang
yang banyak, batangan emas, batangan perak; jangan itu yang diceritakan, jangan
ceritakan bisnis, tetapi ceritakan Kristus Kepala.
Saudara
jangan bosan kalau ada orang yang menceritakan Firman dalam setiap perjalanan
saudara atau di mana pun saudara duduk dan berdiri. Mengapa saudara bosan?
Karena saudara masih bodoh dalam pengertian Firman, belum dewasa, belum tahu kalau
TUHAN mau datang. Ceritakan Kristus Kepala; jangan cerita sampah.
Itu
sebabnya saya sampaikan: Jangan buah sampah di sembarang tempat. Janagn ceritakan
yang lahiriah kepada sesamamu, sebab sesamamu itu bukan tempatnya sampah,
tetapi dia adalah kemah Allah, tempat Roh Allah berdiam, maka Kristus harus
menjadi Kepala atas dia.
Seharusnya
saudara mencari orang yang suka menceritakan Firman, jangan justru menceritakan
gossip, apalagi sampah. Yang kita
butuhkan yang lebih mulia dan berharga adalah Kristus Kepala atas tubuh; Dialah
yang memenuhkan segala sesuatu atas tubuh ini.
Jika
kita dewasa dan bijaksana, maka kita akan tahu bahwa “sampah” adalah kerugian,
sedangkan Kristus adalah keuntungan bagi kita semua.
Filipi
3:9
(3:9)
dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum
Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus,
yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
Kita
semua harus tahu bahwa kita dibenarkan karena iman, percaya kepada korban
Kristus -- penebusan yang dikerjakan untuk menyelamatkan tubuh-Nya -- bukan
karena hukum Taurat, bukan karena hasil usaha perjuangan seseorang; dengan
demikian, kita tidak layak untuk menaruh percaya kepada perkara-perkara
lahiriah, yaitu sampah dan kotoran.
Jadi,
terlebih dahulu dunia ini dibuat kacau, lalu nanti ombak laut itu menghasilkan
sampah. Jadi, pikiran manusia nanti penuh dengan sampah, karena sudah terlebih
dahulu dibuat kacau, sehingga jiwa digoncang dan tergoncang. Kalau pikiran
sudah kacau, coba saja sodorkan yang lahiriah, pasti ia mudah sekali mengambil
jalan pintas “bagaimana supaya kaya”.
Itulah
hebatnya Setan memakai nabi palsu sehingga menggoncang jiwa manusia. Dan kalau dunia
sudah digoncang, seperti yang terjadi saat ini oleh karena Covid-19 dengan
varian-varian yang luar biasa ini, maka tidak sedikit jiwa yang juga tergoncang.
Pada saat itu, ada satu pemerintahan yang tampil untuk “memaksa”. Saudara harus
mengerti hal ini.
Ingat:
Ikut TUHAN tidak pernah ada paksaan. Anak kecil pun tidak pernah dipaksa untuk
berobat. Jadi, jangan gunakan alasan “anak kecil”, sebab dari kecil pun
seseorang tidak pernah dipaksa untuk berobat. Saya harap, saudara dapat
memanjangkan apa yang saya katakan ini.
Sekarang,
kita akan melihat penjelasan tentang: LUMPUR.
Lumpur
disebut juga rawa. Hal ini jelas berbicara tentang dosa kenajisan.
Pada
waktu Daud jatuh dalam dosa kenajisan, dia betul-betul tenggelam dalam lumpur (rawa).
Pada saat Daud tenggelam dalam lumpur (rawa), banyak orang yang membenci dia. Tetapi
pada saat itu juga, dia memohon untuk diangkat dari lumpur (rawa) itu, sebab
dia sudah hampir tenggelam, dia tidak mampu melepaskan dirinya dari lumpur
(rawa) itu.
Biasanya,
setiap pergantian tahun, raja-raja harus memimpin pasukan perangnya. Tetapi
pada saat itu, Daud tidak melakukan demikian, justru dia ada di sotoh istananya.
Dari atas sotoh itu dia enak memandang-mandang untuk memuaskan keinginan
matanya, lalu terlihatlah seorang perempuan yang mandi pada waktu itu, kemudia
dia memanggil perempuan itu. Ternyata, perempuan ini adalah Betsyeba, isteri
Uria, orang Het -- penduduk asli Kanaan, tetapi sudah menjadi pengikut Daud --,
yang adalah tentaranya sendiri. Lalu Daud tidur dengan Betsyeba, dan perempuan
itu pun mengandung.
Pada
saat itulah, semua keluarganya hancur bagaikan tenggelam dalam lumpur (rawa).
Pada saat dia merasa tenggelam dan banyak orang yang membenci, dia tuliskanlah
itu di dalam tulisan Mazmur 40:2-3.
Mari
kita perhatikan 2 Petrus 2, dengan
perikop: “Nabi-nabi dan guru-guru yang
palsu”
2
Petrus 2:20-22
(2:20)
Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita,
Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia,
tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih
buruk dari pada yang semula. (2:21)
Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal
Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah
kudus yang disampaikan kepada mereka. (2:22)
Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing
kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
Kehidupan
yang telah dilepaskan dari kecemaran-kecemaran dunia oleh penebusan darah salib
tetapi terlibat lagi di dalamnya -- terlibat lagi di dalam kecemaran-kecemaran
duniawi ini --, maka kehidupan semacam ini diumpamakan seperti babi yang mandi,
yang sudah disucikan bersih oleh Firman Allah, namun kembali lagi berkubang ke
dalam lumpur, itulah dosa kenajisan. Itulah nabi-nabi palsu.
Kita
ini adalah bangsa kafir, yang selanjutnya ditebus oleh darah salib. Kemudian
dijadikan sebagai imamat yang berkerajaan sorgawi, itulah hamba-hamba TUHAN.
Tetapi setelah dijadikan hamba TUHAN, namun terlibat lagi di dalam kecemaran
dunia; gambarannya diumpamakan seperti babi yang sudah bersih, tetapi kembali berkubang
di dalam lumpur. Ini adalah soal kenajisan; bukan saja kenajisan dalam hal yang
lahiriah, tetapi kenajisan dalam hal yang rohani = lahir batin menjadi
kehidupan yang najis di hadapan TUHAN.
Setelah
mendengar Firman ini, mungkin ada di antara kita yang berkata dalam hati: “Ah, aku tidak pernah berzinah dengan
perempuan” Mungkin saja kenajisan itu tidak terjadi secara lahiriah, tetapi
mari kita lihat kenajisan dalam bentuk yang rohani.
Kita
lihat Yehezkiel 47.
Yehezkiel
47:11
(47:11)
Tetapi rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, itu
menjadi tempat mengambil garam.
Rawa-rawanya
dan paya-payanya tidak menjadi tawar, tetapi rawa-rawanya dan paya-payanya menjadi
tempat mengambil garam; itu berbicara tentang kenajisan. Jadi, “garam” di sini
bukanlah garam yang bisa memberi rasa, tetapi rawa yang menjadi tempat
mengambil “garam” di sini, itu berbicara soal kenajisan.
Sekarang kita akan melihat PRAKTEK BERADA DALAM LUMPUR (KENAJISAN).
2
Petrus 2:1-2
(2:1)
Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah,
demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan
memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal
Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera
mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. (2:2)
Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa
nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.
Guru-guru
palsu atau pemimpin-pemimpin palsu memasukkan pengajaran-pengajaran palsu. Mengapa? Sebab mereka menyangkal
Penguasa yang telah menebus mereka; sudah ditebus dari kecemaran dunia, tetapi
pada akhirnya mereka sangkal. Kemudian, banyak orang yang akan mengikuti cara
hidup dari guru-guru palsu, pemimpin-pemimpin palsu yang dikuasai oleh hawa
nafsu.
2
Petrus 2:3
(2:3)
Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari
untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka.
Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan
tidak akan tertunda.
Guru-guru
palsu dikatakan bahwa mereka itu serakah. Mengapa?
Sebab di dalam pelayanan itu mereka berusaha untuk mencari untung lewat
pemberitaan Firman yang ditambahkan.
Apa Firman yang
ditambahkan?
Menyampaikan satu atau dua ayat, lalu ditambahkan cerita-cerita isapan jempol, ditambahkan
dongeng nenek-nenek tua, ditambahkan takhayul-takhayul, ditambahkan
filsafat-filsafat kosong, ditambahkanlah cerita si kancil, si kura-kura, si
buaya, ditambahkan lagi guyon-guyon. Secara tidak langsung, lewat guyon-guyon
itu sidang jemaat terhipnotis, dan tanpa sadar kita berkata: “Wah, hebat hamba TUHAN ini, pintar membuat
lucu”, sehingga tersedotlah perhatian mereka ke situ. Jadi, guru-guru palsu
ini serakah; melayani, tetapi mencari untung lewat Firman yang ditambahkan.
Orang
yang tidak mengerti Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, yang tidak mengerti
Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terang Roh-El Kudus, maka dia
akan dengan mudahnya mengikuti hamba TUHAN yang menyampaikan Firman yang
ditambahkan dengan guyon, karena terlalu bosan mendengar Firman Pengajaran
Mempelai, bosan mendengar berita penyucian dalam hidup, dalam nikah, dalam
rumah tangga.
Dan
kesempatan itu dimanfaatkan oleh nabi-nabi palsu, karena Setan tahu Matius 7:13-15, di mana ada 2 (dua)
jalan di dunia ini, yaitu jalan sempit dan jalan lebar. Kemudian, pada ayat 15 dikatakan bahwa “terlalu
sedikit” orang yang mendapatkannya, berarti “terlalu banyak” orang yang mendapatkan
jalan lebar. Hal ini dimanfaatkan oleh nabi palsu.
Ikuti
terus, jangan bosan mendengar Pengajaran Mempelai, karena hal itu nanti akan
dimanfaatkan oleh Setan. Kalau terima penyucian, jangan bosan, tetapi ikutilah
rencana Allah. Jangan ikuti isi hati, sebab itu bertolak-belakang dengan isi
hati TUHAN. Tetapi biarlah hati kita diisi oleh hati TUHAN; rencana TUHAN ada
di hati dan pikiran ini.
Kalau
saya serakah dan mau cukur kantong saudara, maka saya akan lebih suka
menyampaikan satu atau dua tiga ayat, lalu ditambah guyon-guyon; saya bisa
lakukan itu, tetapi itu bertolak belakang dengan hati nurani saya. Kalau saya
terima orang-orang yang sudah “hamil sebelum nikah”, maka sudah banyak jiwa
yang masuk di dalam gereja ini, bahkan sudah ratusan jiwa ada di dalam gereja
ini; tetapi hati saya tertuduh. Saya takut dengan Yehezkiel 33, di mana penjaga sudah tahu ada pedang untuk membunuh salah
seorang dari bangsa Israel yang berbuat dosa, tetapi penjaga tidak mau tegor
kesalahannya itu, lalu pedang dari sorga membunuh orang yang berdosa itu, dan
darahnya akan dituntut kepada penjaga jiwa, itulah gembala-gembala. Saya tidak
mau hal ini terjadi menimpa hidupku, sebab saya juga ingin masuk sorga seperti
saudara ingin masuk sorga.
2
Petrus 2:4-8
(2:4)
Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa
tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke
dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; (2:5) dan jikalau Allah tidak menyayangkan
dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran
itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia
orang-orang yang fasik; (2:6) dan
jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan
demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang
hidup fasik di masa-masa kemudian, (2:7)
tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus
menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya
mengikuti hawa nafsu mereka saja, -- (2:8)
sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat
dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang
benar itu tersiksa --
Allah
tidak menyayangkan orang-orang berdosa yang menjadi pengikut dari nabi-nabi
palsu, karena hawa nafsu dan keserakahan dari nabi-nabi palsu.
Allah
tidak menyayangkan orang-orang berdosa, antara lain, YANG PERTAMA: Malaikat-malaikat
yang berbuat dosa.
Begitu
berbuat dosa, dia berubah menjadi Setan untuk sementara disimpan di dalam
gua-gua sampai menantikan hari penghakiman. Kalau manusia berbuat dosa, masih
ada kesempatan untuk diampuni hari ini, tetapi kalau malaikat sudah jatuh dalam
dosa, maka tidak ada pengampunan, tidak ada kesempatan untuk diampuni, karena
mereka tidak ada tempat untuk menampung darah salib. Sedangkan kita ini terbuat
dari tubuh dan darah, kita bisa menampung darah salib di dalam diri ini, tetapi
tidak demikian dengan malaikat.
Begitu
malaikat berbuat dosa, seperti seorang malaikat yang paling hebat pada waktu
itu, di mana dia adalah pemimpin pujian dan pemain musik, dia dapat
menyenangkan hati TUHAN, tetapi begitu dia sombong, dia dilemparkan ke dalam
dunia, berubah menjadi Setan, dan sekarang disimpan di dalam gua-gua untuk
menantikan hari penghakiman, untuk selanjutnya dilempar ke dalam neraka.
Kemudian,
Allah juga tidak menyayangkan, YANG KEDUA: Dunia purba.
Allah
tidak menyayangkan dunia purba, tetapi menyelamatkan Nuh, si pemberita
kebenaran. Pada masa Nuh, TUHAN menghancurkan dunia ini dengan air bah, namun
hanya menyelamatkan Nuh, si pemberita Firman, sebab dia sudah memberitakan
Firman: “Ayo, bangun bahtera di atas
gunung Sion” Tetapi orang justru mengatakan: Kalau membangun bahtera (galangan kapal), seharusnya di pinggir laut,
supaya mudah mendorongnya. Jadi, banyak orang yang mencibir rencana Allah
yang dinyatakan lewat Nuh, si pemberita kebenaran. Dan yang selamat pada waktu
itu hanyalah 1 (satu) orang, itulah Nuh, ditambah 7 (tujuh) orang, yakni
isteri, 3 (tiga) anak dan 3 (tiga) menantu.
Kemudian,
Allah juga tidak menyayangkan, YANG KETIGA: Orang-orang yang berada di dalam
kota Sodom dan Gomora, di mana Sodom dan Gomora diluluh-lantahkan oleh
api dan belerang, tetapi Allah menyelamatkan Lot, orang benar itu.
Orang
benar ini tersiksa jiwanya, mengapa? Karena
dia tinggal di tengah-tengah orang fasik. Kalau tinggal bersama dengan orang
fasik, pasti tersiksa jiwanya. Kalau kita tinggal di dalam TUHAN, di dalam
hadirat-Nya, maka kita akan merasakan bahagia.
Jangankan
di tengah-tengah orang fasik, coba satu orang fasik saja ada di sekitar kita, kita
pasti tersiksa. Misalnya; suami berlaku fasik, maka isteri pasti tertindas
sekali, begitu juga sebaliknya. Dan Lot berjuang untuk bertahan di dalam
kebenaran di tengah-tengah orang fasik, maka tersiksalah dia; itu sebabnya dia
harus pikul salib.
Jadi,
hanya Lot saja yang diselamatkan pada waktu itu, tetapi TUHAN tidak
menyayangkan orang-orang fasik yang tinggal di kota Sodom dan Gomora. TUHAN
hanya menyelamatkan Lot, serta isteri dan dua anak perempuannya, tetapi pada
akhirnya isterinya pun binasa karena suka menoleh melihat sampah ke belakang.
Pada
ayat 7 dikatakan: Tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang
benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak
mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja.
Kondisi
kehidupan orang-orang yang tinggal di kota Sodom dan Gomora ialah:
-
Tidak
mengenal hukum = tidak mau mengenal Firman TUHAN.
-
Hanya
mengikuti hawa nafsu saja.
Jangan
sampai saudara menolak Firman dan jangan hanya menuruti hawa nafsu saja, sebab
tersiksa nanti orang yang di sekitar.
2
Petrus 2:9-10
(2:9)
maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari
pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari
penghakiman, (2:10) terutama mereka
yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan
yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga
tidak segan-segan menghujat kemuliaan,
Singkat
kata: TUHAN tahu menyelamatkan orang-orang yang saleh dari pencobaan yang akan
terjadi, yaitu pada saat antikris berkuasa. TUHAN juga tahu menyimpan
orang-orang jahat untuk akhirnya disiksa pada hari penghakiman. Siapa mereka
itu? Mereka itu adalah orang-orang yang berkubang dalam lumpur. Sudah ditebus,
disucikan oleh darah salib dan dibenarkan oleh darah salib, namun kembali lagi
berkubang dalam lumpur seperti nabi-nabi palsu ini, itulah orang-orang yang
menuruti hawa nafsu karena ingin mencemarkan diri dan menghina pemerintahan
Allah, menghina ibadah dan pelayanan, mengecilkan ibadah dan pelayanan.
Lanjut
kita lihat gambaran dari kehidupan yang berkubang dalam lumpur.
2
Petrus 2:12-13
(2:12)
Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang
yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan.
Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka
yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar, (2:13) dan akan mengalami nasib yang
buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari,
mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam
hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu.
Lihatlah
orang-orang yang berkubang dalam lumpur seperti babi tadi: Mereka itu sama
seperti binatang yang tidak mempunyai akal sehat; itu sebabnya mereka lebih suka
berkubang di dalam lumpur. Sedangkan
binatang dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan, disembelih, dimakan habis;
itulah binatang.
Babi
dilahirkan bukan untuk dibawa masuk ke dalam Kerajaan Sorga, tetapi babi yang
dilahirkan itu pada akhirnya nanti ditangkap. Sesudah ditangkap, selanjutnya disembelih;
-
Bagi
saudara kita yang di Timur, ada yang diolah dengan rica-rica.
-
Bagi
saudara kita yang di Utara sana, ada yang diolah menjadi saksang.
-
Bagi
saudara kita di Karo, ada yang diolah menjadi babi panggang karo.
Itulah
nasib binatang, khususnya babi yang berkubang di dalam lumpur; dilahirkan untuk
ditangkap dan selanjutnya dimusnahkan.
Itu
sebabnya, saya belajar untuk sabar meneliti hukum yang memerdekakan kehidupan
kita ini, tetapi saudara juga harus sabar mendengarkan hukum yang diteliti lalu
disampaikan, supaya saya dan saudara bebas merdeka dari kehidupan seperti babi yang
kembali ke kubangan lumpur.
Mengapa
babi yang berkubang dalam lumpur harus dimusnahkan? Sebab pada ayat 13 dikatakan: mereka berfoya-foya pada siang hari, berarti;
memboroskan harta rohani, yaitu karunia-karunia Roh Kudus yang dipercayakan
kepada saya, kepada imam yang melayani TUHAN sesuai dengan karunia Roh Kudus. Kalau
diangkat untuk menjadi imam, lalu dipercayakan suatu karunia -- misalnya;
pemimpin pujian, pembaca Firman, singer,
kolektan, zangkoor --, namun hal itu
diabaikan = Berfoya-foya pada siang hari. Harta rohani sudah diboroskan begitu
saja.
Kemudian,
mereka adalah kotoran dan noda, yang
mabuk dalam hawa nafsu mereka. Jadi, jelas, mereka adalah orang-orang
malam. Seharusnya, yang benar adalah mabuk pada siang dan tidur pada malam
hari. Tetapi mereka justru berfoya-foya pada siang hari dan mabuk dalam hawa
nafsu.
Mengapa
mereka berfoya-foya? Karena mereka mabuk dalam hawa nafsu. Mengapa harta rohani
(karunia Roh Kudus) diboroskan? Karena hidup dalam hawa nafsu, berkubang dalam
lumpur.
Jelas
sekali TUHAN berbicara kepada kita. Inilah yang tidak kita sadari yang akhirnya
terjadi, sebab tadi kita sudah melihat; antikris memberi kuasa besar kepada
nabi palsu, lalu oleh kuasa besar itu nabi palsu memberikan nyawa kepada patung
binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara begitu rupa seperti
manusia dan bertindak begitu rupa juga. Intinya: Nabi palsu berhasil membuat
ilah tiruan, membuat patung berhala untuk disembah. Dan setiap orang yang tidak
menyembah akan dibunuh; kalau ia tetap bertahan di dalam TUHAN. Tetapi kalau
dia mempertahankan nyawanya, maka dia harus menyembah patung binatang itu.
Intinya:
Di dalam penyembahan terhadap patung binatang itu ada unsur paksaan. Dalam
keadaan dipaksa, berarti ada penindasan, ada penganiayaan, sehingga pada masa
itu banyak orang ketakutan karena penindasan yang hebat sampai jiwa pun
digoncang.
Kalau
jiwa sudah digoncang, maka rusaklah akal sehat, sehingga digiringlah banyak
jiwa untuk juga turut mengikuti hawa nafsu, berkubang dalam lumpur. Sebenarnya
mereka sudah ditebus, sudah ada di tengah-tengah ibadah, hanya saja mereka
mengikuti nabi palsu dan akhirnya juga mengikuti hawa nafsu dari nabi palsu.
Setan
itu bekerja dengan cara yang halus. Setan tidak serta merta memberitakan
tentang api neraka; dia akan menceritakan tentang sesuatu yang halus, lembut,
enak, nikmat, tetapi ujungnya maut. Berbeda dengan TUHAN; awalnya saja TUHAN
sudah menceritakan tentang salib kasar, tetapi Setan bekerja secara halus; dia memberikan
kenikmatan yang menajiskan itu, tetapi ujungnya maut.
Kalau
Setan langsung menceritakan kekerasan, maka dia bukan pendusta, bukan penipu,
tetapi nama dan perbuatannya sama, maka hal itu harus terjadi; halus, tetapi
ujungnya kasar. Kalau awalnya kasar dan akhirnya kasar, berarti Setan bukan penipu
dan bukan pendusta.
Mulai
dari sekarang, katakan: TUHAN, ajar hamba
untuk senantiasa memandang salib kasar di Golgota. Melangkah dari rumah
memang jauh untuk tiba di tempat ini; dibutuhkan tenaga, pikiran, waktu,
dibutuhkan juga uang, apa saja yang kita punya harus kita korbankan untuk
sampai di tempat ini; itulah salib kasar. Tetapi TUHAN tidak menipu saya dan
saudara, sebab pada akhirnya bahagia dalam kekekalan; itulah rencana TUHAN,
percayalah. Ikutilah terus rencana TUHAN; jangan turuti hawa nafsu, jangan kembali
berkubang ke dalam lumpur, sebab itu adalah siasat dari pada nabi-nabi palsu.
2
Petrus 2:14
(2:14)
Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat
dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih
dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk!
Praktek
nabi-nabi palsu berkubang dalam lumpur:
1.
Penuh
nafsu zinah.
2.
Tidak
jemu berbuat dosa.
3.
Berusaha
memikat orang yang lemah imannya, diperdaya dengan Firman yang ditambahkan;
menyampaikan satu ayat, dua ayat, lalu ditambah dengan guyon, ditambah dengan
cerita si kancil, si kura-kura, si buaya.
4.
Terlatih
dalam keserakahan.
Sedikit
kesaksian: 10 (sepuluh) tahun yang lalu di Surabaya, suatu kali saya mendengar seorang
hamba TUHAN menyampaikan Firman yang ditambahkan. Satu ayat Firman tentang “kita lebih dari pada pemenang” disampaikan
oleh beliau yang dikaitkan dengan cerita si kancil dan si kura-kura. Kemudian,
dia cerita lagi tentang pelayanannya di Bandung, lalu sesudah pelayanan dia
tinggal di salah satu hotel mewah di Bandung, dan dia ceritakan lagi hotel mewah
itu. Lalu selepas dari hotel itu, besok harinya ada orang kaya datang. Lalu
pada saat itu, orang kaya itu secepatnya menyerahkan amplop cek sebesar 200
(dua ratus) juta.
Menurut
saya, hamba TUHAN ini terlatih dalam keserakahan. Maksud saya; tidak ada kaitannya soal uang
dengan kemenangan, sebab kemenangan itu datangnya dari darah salib.
Jadi,
nabi-nabi palsu terlatih dalam keserakahan, dan hamba-hamba TUHAN yang
berkubang dalam lumpur itu adalah orang-orang yang terkutuk, berarti; tidak akan
ada pengampunan lagi.
2
Petrus 2:15
(2:15)
Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah
mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima
upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat.
Di
sini juga semakin ditegaskan tentang kehidupan dari nabi-nabi palsu yang
berkubang di dalam lumpur: Karena mereka itu kembali dalam kubangan yang
berlumpur tadi, karena hamba-hamba TUHAN itu hanya hidup dalam hawa nafsu --
mengecilkan ibadah, mengecilkan darah salib yang melepaskan (menyucikan) mereka
dari kecemaran --, akhirnya tersesatlah mereka untuk mengikuti jalan Bileam.
Siapa
Bileam ini? Bileam ini adalah nabi yang suka menerima upah untuk menyerapah
bangsa Israel waktu berkemah di Sitim, karena Balak, raja Moab, ketakutan,
sebab dia sudah mendengar kesaksian di mana bangsa Israel telah menyeberang
laut Teberau, dan mereka juga mengetahui bahwa raja Basan, raja orang Amori, sudah
dihabisi oleh bangsa Israel. Akhirnya, Balak, raja Moab ini ketakutan, sebab
dia sadar bahwa semua rumput-rumput yang hijau nanti akan habis manakala bangsa
Israel melewati Moab untuk menuju ke tanah Kanaan.
Maka
secepatnya dia panggil Bileam, lalu Bileam ini diupah untuk perbuatan jahatnya.
Apa perbuatan jahatnya? Karena Bileam adalah seorang nabi, maka dia disuruh
untuk menyerapah umat pilihan (bangsa Israel).
Kalau
sudah berkubang dalam lumpur, kalau sudah mengikuti hawa nafsu di tengah ibadah
pelayanan, maka sudah pasti sesat. Apa kesesatannya? Yaitu melayani karena
upah.
Oleh
sebab itu, tidak ada satu pun di antara kita, khususnya imam-imam, yang
melayani dengan menerima upah; itu tidak boleh. Kalau saya memberikan upah
kepada seorang pemimpin pujian supaya dia hapal lagu-lagu, kalau saya
memberikan upah kepada seorang singer supaya dia hapal lagu, kalau saya memberikan
upah kepada pemain musik supaya dia terlatih, lalu saya beralasan bahwa tujuan
upah itu adalah “supaya semangat”, maka saya nanti berdosa juga di situ.
Sebetulnya,
hamba TUHAN yang melayani karena upah, berarti ia sedang berkubang dalam
lumpur; ia melayani, tetapi sedang mengikuti hawa nafsunya; jelas, itu adalah
kenajisan percabulan, sesuai dengan Wahyu
17:4-5.
Jadi,
sudah bersih dari kecemaran dunia oleh darah salib, tetapi kembali lagi mencemarkan
diri oleh karena hawa nafsu, itu sama seperti babi yang berkubang di dalam
lumpur. Itulah yang ada di tangan dari pada perempuan Babel, yaitu ada cawan
emas, namun berisi kekejian dan kenajisan percabulan.
Singkatnya:
Lumpur atau kubang, itu berbicara soal kenajisan. Jadi, orang yang melayani
karena upah, itu menunjukkan bahwa ia berlaku cabul di hadapan TUHAN, dan itu
adalah kenajisan. Walaupun dia tidak pernah bersetubuh dengan orang lain (lawan
jenis), tetapi kalau dia melayani karena upah, itulah yang disebut “lumpur”,
itulah yang disebut “rawa-rawa tempat orang mengambil garam yang najis”.
Jadi,
kita harus semakin hati-hati di hari-hari terakhir ini. Seriuslah dalam
mengerjakan keselamatanmu, jangan lagi setengah-setengah, sebab TUHAN sudah mau
datang. Perhatikanlah isteri, suami, anak; perhatikanlah kerabat, keluarga,
orang yang terdekat dengan kita; perhatikanlah orang tua yang belum mengenal
Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel; perhatikanlah semua. Makan atau
pun tidak makan, biarlah kita semua tergembala digembalakan oleh Pengajaran Mempelai
dalam Terang Tabernakel.
2
Petrus 2:17-19
(2:17)
Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut
yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan
yang paling dahsyat. (2:18) Sebab
mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan
mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja
melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan. (2:19) Mereka menjanjikan
kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba
kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.
Nabi-nabi
palsu adalah kehidupan yang kembali ke dalam kubangan yang berlumpur. Sebenarnya,
hamba TUHAN yang berkubang dalam lumpur, mereka itu seperti:
1.
Mata air yang
kering
= Tidak mempunyai pembukaan rahasia Firman untuk disampaikan di tengah-tengah
sidang jemaat dalam pertemuan ibadah. Seharusnya dia itu adalah sumber air yang
memancar, yang memiliki pembukaan rahasia Firman untuk selanjutnya disampaikan
di tengah-tengah sidang jemaat, tetapi ternyata kering-kering, tidak mempunyai
pembukaan rahasia Firman, tidak ada sesuatu yang dapat disampaikan.
2.
Kabut yang
dihalaukan taufan.
Ini adalah gambaran dari suatu kehidupan yang tidak berharga, tidak ada
nilainya.
Tetapi
banyak orang Kristen yang tidak mengenal mana hamba TUHAN yang berkubang dalam
lumpur atau hidup dalam hawa nafsu, dan mana hamba TUHAN yang mengajarkan salib
untuk dipikul.
Banyak
sidang jemaat tidak memahami, sampai terkadang hati ini gereget melihatnya. Saya bingung: Kenapa ya? Kok bisa? Padahal dia
tahu apa yang terjadi. Dia cerdas dalam berhitung, dia tahu tentang
komputerisasi, dia pandai berdagang, tetapi tidak bisa mengenal hamba TUHAN;
mana hamba TUHAN yang berkubang dalam lumpur, mana hamba TUHAN yang seperti mata
air yang memancar, yang memiliki pembukaan rahasia Firman untuk terus
disampaikan kepada seluruh sidang jemaat; ia tidak bisa membedakannya. Saya
heran melihat fenomena semacam ini.
Tetapi
kita tidak seperti itu, bukan? Karena kita semakin hari sudah semakin didewasakan
oleh pembukaan Firman.
Itulah
dua hal keadaan dari hamba TUHAN yang hidup dalam hawa nafsu, yang berkubang dalam
lumpur, yaitu:
1. Seperti mata air yang kering.
2. Seperti kabut yang dihalaukan
taufan
Mengapa
mereka digambarkan dengan dua hal di atas? Sebab …
-
Mereka
mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa.
-
Mereka
mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja lepas
dari kesesatan.
-
Mereka
menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah
hamba-hamba kebinasaan.
Saya
bersyukur kepada TUHAN kalau akhirnya kita bisa mengikuti rencana TUHAN dengan
sabar-sabar dari belakang; tidak cepat-cepat buru-buru, tetapi akhirnya
cepat-cepat binasa, seperti dalam Yesaya
30:16, kamu berkata: "Bukan,
kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu
pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka para pengejarmu akan
lebih tangkas lagi. Oleh sebab itu, terus tekun ikuti. Jangan ingin cepat-cepat,
tetapi cepat-cepat binasa seperti kondisi yang ada di dalam Yesaya 30:16.
Kita
kembali membaca Wahyu 13.
Wahyu
13:15
(13:15)
Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang
itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa,
sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.
Setiap
orang yang tidak menyembah patung binatang itu akan dibunuh. Keadaan sulit
semacam ini akan menindas banyak orang dan menyebabkan jiwa tergoncang, dengan
lain kata; nabi palsu mengacaukan dunia ini sehingga orang-orang yang diam di
bumi ini tergoncang jiwanya.
Yesaya
9:12
(9:12)
Tetapi bangsa itu tidak kembali kepada Dia yang menghajarnya, dan mereka tidak
mencari TUHAN semesta alam.
Kalau
kita mengalami suatu keadaan yang tidak diinginkan, itu adalah teguran
(hajaran); oleh sebab itu, kita jangan lantas putus asa.
Misalnya:
Umpanya bisnis sedang merosot, itu juga merupakan teguran TUHAN supaya kita
datang bertanya kepada TUHAN dan kita mau kembali kepada Dia. Tetapi pada ayat 12 ini kita justru melihat; mereka
tidak mau mencari TUHAN semesta alam, dengan lain kata; tidak mau bertobat. Sudah
menerima teguran (hajaran), tetapi tidak mau bertobat, tidak mau mencari TUHAN;
itu bahaya, jangan kita seperti itu.
Yesaya
9:13
(9:13)
Maka TUHAN mengerat dari Israel kepala dan ekor, batang dan ranting pada
satu hari juga.
Maka
TUHAN mengerat, memenggal dari Israel kepala dan ekor, batang dan ranting pada
satu hari juga, yaitu pada hari TUHAN Yesus datang kembali. Ingat itu;
pembalasan adalah hak TUHAN, walaupun hari ini TUHAN berikan dua pilihan untuk
kita memilih satu dari dua pilihan.
Yesaya
9:14
(9:14)
Tua-tua dan orang yang terpandang, itulah kepala, dan nabi yang mengajarkan
dusta, itulah ekor.
-
Kepala
ular naga merah padam, itulah tua-tua, itulah orang-orang yang terpandang, pemuka-pemuka
di bumi, itulah gambaran dari antikris.
-
Kemudian,
ekor dari ular naga merah padam, itulah yang mengajarkan dusta à Nabi-nabi
palsu.
Yesaya
9:15
(9:15)
Sebab orang-orang yang mengendalikan bangsa ini adalah penyesat, dan
orang-orang yang dikendalikan mereka menjadi kacau.
Orang-orang
yang mengendalikan bangsa ini adalah penyesat, itulah antikris dan nabi-nabi
palsu. Kemudian, orang-orang yang dikendalikan mereka menjadi kacau.
Kalau
dunia sudah digoncang dengan keadaan seperti di dalam Wahyu 13:15, maka dunia kacau. Kalau dunia sudah kacau, maka
kebanyakan orang mengambil jalan pintas. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh
Setan Tri Tunggal, itulah naga merah padam, antikris, dan nabi-nabi palsu.
Tetapi
lihatlah orang yang bersandar di dada TUHAN Yesus Kristus; dia tenang saja. Biar
dibuang di pulau Patmos, dia tetap tenang saja. Kehidupan yang bergantung
kepada TUHAN, itulah yang disebut jantung hati TUHAN yang tetap tenang.
Dahulu
kita kacau, ketika kita masih jauh dari TUHAN; kacau karena memikirkan bisnis,
kacau karena memikirkan pekerjaan, tetapi setelah di dalam TUHAN;
-
Makan
atau pun tidak makan, tetap tenang saja.
-
Kerja
atau pun tidak kerja, tetap tenang saja, asal jangan pemalas.
Kalau
belum kerja, tidak mengapa, tunggu saja waktu TUHAN. Kalau sekarang usaha
pekerjaan masih di bawah, tenang saja, jangan kacau.
Tetapi
lihatlah; Orang-orang yang mengendalikan bangsa ini adalah penyesat, dan orang-orang
yang dikendalikan mereka menjadi kacau. Akal sehat menjadi rusak dan rontok
karena sudah dikacaukan oleh Setan Tri Tunggal; diombang-ambing, digoncang,
sehingga hanya menghasilkan sampah dan lumpur.
Begitu
baiknya TUHAN menyatakan isi hati-Nya; oleh sebab itu, jangan saudara berpikir
bahwa sorga itu sempit. Kerajaan Sorga tidak sesempit pemikiran kita; Kerajaan
Sorga itu luas, maka kita pun harus luas dan bijaksana, hati ini harus terbuka
oleh Firman.
Perhatikan:
Kalau sampah dan lumpur memenuhi hati dan pikiran ini, maka lihatlah Wahyu 13:16-17, Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar,
kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau
pada dahinya, dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari
pada mereka yang memakai tanda itu. Adapun tanda itu adalah cap meterai
dari antikris, itulah nama binatang itu
atau bilangan namanya.
Kalau
sudah kacau, maka yang terjadi adalah banyak orang akan mengambil jalan pintas,
sebagaimana di dalam Yesaya 30.
Yesaya
30:15
(30:15)
Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan
bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan
percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
-
Dengan
bertobat dan tinggal diam di dalam rumah TUHAN, maka kamu akan selamat.
-
Kemudian,
dalam tinggal tenang dan percaya saja kepada TUHAN Yesus, jangan percaya kepada
manusia dan kekuatannya, maka di situlah letak kekuatan kita.
Ini
adalah Firman Allah yang bukan saja ditujukan kepada bangsa Israel, tetapi juga
untuk kita. Nubuatan ini juga harus kita genapi di hari-hari terakhir ini.
Tetapi
apa kata mereka pada waktu itu?
Yesaya
30:16
(30:16)
kamu berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu
akan lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda
tangkas," maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.
Kamu berkata: “Bukan …” Hal ini menunjukkan bahwa mereka
menolak dua ajaran Firman seperti yang tertulis di dalam Yesaya 30:15 tadi.
-
Mereka
berkata: “Bukan, kami mau naik kuda dan
lari cepat”, lalu TUHAN berkata: “maka
kamu akan lari dan lenyap.”
-
Mereka
berkata: “Kami mau mengendarai kuda
tangkas”, lalu TUHAN berkata: “maka
para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.”
Ingat
rumus daging: Di atas daging masih ada daging. Di atas orang kaya masih ada
lagi orang kaya. Jadi, jangan kita andalkan itu semua.
Inilah
orang yang cepat-cepat mengambil jalan pintas, mengapa? Karena pemimpin bangsa ini, itulah antikris dan nabi
palsu, Tri Tunggal dari Setan adalah pengacau. Setelah dunia digoncang dengan
patung berhala, dunia pun tertindas dan kacau; kalau sudah kacau, tinggal cap
antikris itu dimeteraikan pada tangan kanan dan pada dahi. Firman TUHAN pada Yesaya 30:15 ditolak.
Kurang
apa baiknya TUHAN menyatakan rencana baik-Nya kepada kita? Lalu, mengapa kita
masih bermegah menuruti hawa nafsu saja dan menganggap enteng ibadah ini?
Mengapa masih berkubang di dalam lumpur? Tidakkah terharu hati saudara setelah
hati TUHAN dibeberkan begitu rupa kepada kita? Toh juga supaya kita selamat, tetapi tetap saja berkubang di dalam
lumpur, masih suka mengambil jalan pintas.
Akhirnya,
cap meterai dari antikris ditancapkan pada tangan kanan dan ditancapkan pada
dahi ini. Kalau itu sudah tertancap pada tangan kanan dan pada dahi, jangan
harap untuk selamat. Sebelum hari pemeteraian antikris itu datang, maka sudah seharusnya
sekarang kita ikuti rencana TUHAN; jangan bermasa bodoh dengan ngantuk-ngantuk saat mendengar Firman.
Dari
pada nanti kita menangis karena tidak ada kesempatan, lebih baik malam ini kita
menangis untuk kemurahan TUHAN selagi ada kesempatan untuk mendapatkan
kemurahan dari TUHAN.
Dahi itu berbicara
tentang alam pikiran, yang nanti akan dikuasai oleh antikris. Lihat,
pelan-pelan dia akan digiring; kalau mau sekolah, maka harus dipaksa ini dan
itu. Kalau mau menjual dan membeli, maka harus dipaksa untuk memiliki cap itu;
kalau tidak, maka tidak akan bisa. Pelan-pelan, bukan? Lalu apa itu maksudnya, kok tidak mengerti? Mengapa orang
Kristen tidak mengerti? Kok yang
benar menjadi salah? Anak kecil kalau sakit tidak pernah dipaksa untuk berobat;
ingat itu, jangan benarkan cara “itu”.
Kejadian
sekarang belum pernah terjadi sebelum itu, mau sakit apa pun itu. Tetapi lihatlah
sekarang; ada unsur paksaan. Dipaksa supaya bisa (boleh) bebas menjual dan
supaya bebas membeli. Halus, bukan?
Kalau
sidang jemaat adalah kawanan domba Allah, maka tergembalalah dengan
sungguh-sunguh; ikuti maunya Gembala Agung, tanya TUHAN. Jangan mengambil
jalannya sendiri, supaya saudara jangan sesat. Tanya kepada TUHAN, sebab Dia
adalah Gembala Agung, dan ada gembala kecil sebagai wakil-Nya. Mengapa kita malu mengakui Gembala Agung dan gembala
kecil hanya karena hal yang lahiriah? Padahal itu adalah sampah dan kotoran, bahkan
sampah inilah yang membuat seseorang menjadi najis dan bercabul.
Jadi,
roh antikris adalah roh jual beli. Jangan sampai roh ini tertancap di pikiran,
jangan sampai roh antikris tertancap di tangan kanan.
Apa
itu tangan kanan? Itulah seluruh perbuatan baik yang sudah dinodai oleh roh
antikris. Tetapi banyak yang tidak sadar kalau kita sudah digiring pelan-pelan,
namun kita justru mempersalahkan yang benar.
Dahulu
tidak ada paksaan semacam ini, tetapi justru perkara ini dibenarkan dengan
contoh anak kecil; halus, bukan? Dan
akhirnya diberi tanda sebagai cap meterai dari antikris. Mengapa bisa demikian?
Karena sudah kacau; dunia digoncang, maka orang-orang menjadi kacau. Setelah
kacau, inilah kesempatan bagi nabi-nabi palsu dan antikris.
Dunia
ini sudah digoncang sejak tahun 2019 sampai dengan sekarang. Setelah itu, barulah
ada hal-hal yang baru yang dahulu tidak ada, di mana tujuannya adalah supaya
bebas menjual dan bebas membeli, supaya bebas kuliah.
Tetapi
saya sudah sampaikan: Kalau toh juga
mata ular itu dapat mengejarmu, jangan sangkali TUHAN. Yang penting adalah
bertahan dengan nama TUHAN; itu saja pesan saja. Itulah pentingnya ibadah memuncak
sampai kepada doa penyembahan, supaya mata ular tidak melihat. Jangan saudara
tidak mau tahu dengan rencana TUHAN, jangan turuti hawa nafsu, jangan berkubang
lagi di dalam lumpur. Jangan kacau, tetapi ikutilah rencana TUHAN. Tenang dan
bertobat, tinggal di dalam TUHAN, itulah letak kekuatan kita, yaitu doa penyembahan.
Tidak
mengapa kalau kita ditolak dunia, itu artinya kita diterima oleh TUHAN. Jangan
senang kita bila diterima dunia, tetapi ditolak TUHAN; itu tidak ada artinya.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment