Tema: BELAS KASIHAN YESUS
TERHADAP ORANG BANYAK
(seri 5)
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam
kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya, kita dimungkinkan
untuk berbadah melayani Tuhan malam hari ini.
Biarlah belas kasihan Tuhan nyata bagi kita
semua, lewat firman Tuhan yang akan kita dengar.
Kembali kita memeriksa Matius 9: 35-38,
namun kita fokus memperhatikan ayat 37-38.
Matius 9: 37
(9:37) Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya:
"Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
Tuaian memang
banyak tetapi pekerja sedikit.
Jikalau tuaian
lebih banyak, pekerja lebih sedikit, berarti; keadaan tidak seimbang. Kalau hal
ini terjadi, hasil pekerjaan tidak akan maksimal.
2 Tawarikh 29: 32
(29:32) Jumlah korban bakaran yang
dibawa jemaah ialah: lembu tujuh puluh ekor, domba
jantan seratus ekor dan domba muda dua ratus ekor.
Semuanya sebagai korban bakaran bagi TUHAN.
Sebagai korban bakaran kepada Tuhan, terdiri
dari;
-
Lembu 70 ekor
-
Domba jantan 100 ekor
-
Domba muda 200 ekor
2 Tawarikh 29: 33
(29:33) Persembahan-persembahan
kudus terdiri dari: lembu sapi enam ratus ekor dan kambing
domba tiga ribu ekor.
Sebagai persembahan-persembahan kudus kepada
Tuhan, terdiri dari;
-
Lembu sapi 600 ekor
-
Kambing domba 3000 ekor
Jumlah binatang yang dipersembahkan kepada
Tuhan keseluruhannya adalah; 3970 ekor, ini merupakan jumlah yang
tidak sedikit, melainkan jumlah yang banyak, oleh sebab itu, pekerja-pekerja
harus banyak.
2 Tawarikh 29: 34
(29:34) Tetapi jumlah imam terlalu
sedikit, sehingga mereka tidak sanggup menguliti semua korban
bakaran. Oleh sebab itu saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi, membantu
mereka sampai pekerjaan itu selesai dan sampai para imam menguduskan
dirinya. Sebab orang-orang Lewi itu lebih bersungguh-sungguh menguduskan
dirinya dari pada para imam.
Tetapi kalau kita perhatikan disini, jumlah
imam yang melayani Tuhan terlalu sedikit, sehingga mereka tidak sanggup
menguliti semua korban bakaran.
Jumlah sedikit memberi arti;
-
Tidak sungguh-sungguh menguduskan diri di hadapan Tuhan.
-
Tidak sungguh-sungguh untuk menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
-
Tidak sungguh-sungguh / tidak sepenuh hati melayani Tuhan.
Imamat 1: 6
(1:6) Kemudian haruslah ia menguliti
korban bakaran itu dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian
tertentu.
Memang saudaraku, korban bakaran itu harus dikuliti, dan selanjutnya bagian-bagian
dari daging itu dipotong-potong untuk dipersembahkan di atas Mezbah Korban
Bakaran.
Kejadian 3: 21
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat
pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu
mengenakannya kepada mereka.
Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit
binatang untuk manusia / Adam, dan untuk isterinya itu.
Tujuan membuat pakaian dari kulit binatang; untuk
menutupi ketelanjangan Adam dan Hawa, setelah mereka melanggar hukum Allah.
Berarti, kalau jumlah imam-imam / pekerja-pekerja
terlalu sedikit, maka apa yang menjadi kerinduan Tuhan tidak akan tercapai, yaitu
supaya dosa ketelanjangan tertutupi.
Kita perhatikan jalan keluarnya.
Matius 9: 38
(9:38) Karena itu mintalah kepada
tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian
itu."
Jalan keluarnya; mintalah kepada tuan
yang empunya tuaian, supaya dikirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Tuhan adalah tuan yang empunya tuaian. Kita harus meminta kepada Tuhan yang empunya
tuaian itu, supaya Ia mengirimkan
pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Tetapi saya mau sampaikan, meminta
pekerja-pekerja kepada Tuan yang empunya tuaian, tidak semudah apa yang kita pikirkan, tidak
seperti ketika kita meminta sesuatu kepada orang lain.
Oleh sebab, itu mari kita bandingkan dengan
injil Lukas 10.
Lukas 10: 1-3
(10:1) Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk
tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua
mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
(10:2) Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian
memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan
yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
(10:3) Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus
kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.
70 murid yang
diutus oleh Tuhan, itu adalah gambaran
dari pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Meminta
pekerja-pekerja untuk tuaian kepada tuan yang empunya tuaian itu, berarti; memberi
diri diutus, seperti 70 murid-murid yang lain.
Roma 10: 14-15
(10:14) Tetapi bagaimana mereka dapat
berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka
dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana
mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?
(10:15) Dan bagaimana mereka dapat
memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa
indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"
Kalau seseorang
dapat berseru kepada Tuhan, itu karena dimulai dari percaya kepada Tuhan.
Seseorang percaya
kepada Tuhan, karena dia mendengarkan berita tentang Tuhan, selanjutnya karena ada yang
memberitakannya. Yang memberitakannya adalah mereka yang diutus.
Itu sebabnya, di sini dituliskan “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar
baik!”
Berarti, mereka
yang diutus membawa kabar baik, kedatangannya sangat dinantikan.
Kembali kita
memperhatikan Lukas 10.
Sikap seseorang yang
diutus.(bagian pertama)
Lukas 10: 4
(10:4) Janganlah membawa pundi-pundi atau
bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun
selama dalam perjalanan.
Sikap dari seorang pekerja untuk tuaian itu, di tengah-tengah pengutusan, ada 4 hal;
1. Janganlah membawa pundi-pundi
Pundi-pundi adalah kantong / dompet kecil, tempatnya uang.
Berarti, seorang
yang diutus tidak menaruh harap kepada uang = bukan hamba uang.
Ibrani 13: 5
(13:5) Janganlah kamu menjadi hamba uang
dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah
berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku
sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Hamba Tuhan, bukanlah hamba uang.
Kalau hamba
Tuhan; mencukupkan diri dalam segala sesuatu / dalam segala apa yang ada, sebab
Allah menjadi jaminannya, sekali-kali Tuhan tidak akan membiarkan dan tidak
meninggalkan kita dalam kekurangan. Tetapi kita perlu
menunjukkan sikap yang benar di hadapan Tuhan.
Sekarang kita bandingkan dengan;
seorang pelayan yang menjadi hamba uang.
Mikha 3: 9-11
(3:9) Baiklah dengarkan ini, hai para kepala
kaum Yakub, dan para pemimpin kaum Israel! Hai kamu yang muak terhadap keadilan
dan yang membengkokkan segala yang lurus,
(3:10) hai kamu yang mendirikan Sion dengan
darah dan Yerusalem dengan kelaliman!
(3:11) Para kepalanya memutuskan hukum
karena suap, dan para imamnya memberi pengajaran karena bayaran, para
nabinya menenung karena uang, padahal mereka bersandar kepada TUHAN
dengan berkata: "Bukankah TUHAN ada di tengah-tengah kita! Tidak akan
datang malapetaka menimpa kita!"
Ini adalah contoh
hamba uang, bukan hamba Tuhan, seperti;
- Para kepala dari
orang Israel memutuskan hukum karena suap.
Ulangan 16: 19
(16:19) Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar.
Suap membuat mata orang bijaksana menjadi buta, sehingga;
- keadilan diputarbalikkan, dan perkataan orang-orang benar diputarbalikkan
- memandang bulu dalam ibadah pelayanan
(16:19) Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar.
Suap membuat mata orang bijaksana menjadi buta, sehingga;
- keadilan diputarbalikkan, dan perkataan orang-orang benar diputarbalikkan
- memandang bulu dalam ibadah pelayanan
-
Para imam memberi
pengajaran karena dibayar
Kalau memberi
pengajaran karena dibayar, maka ia adalah seorang imam / pelayan yang tidak
beres = melayani dengan motivasi / kepentingan-kepentingan.
-
Para nabinya
menenung karena uang.
Para nabi
menenung / bernubuat, karena uang, ini adalah contoh hamba uang, bukan hamba
Tuhan.
Sementara kalau
kita perhatikan disini, mereka bersandar kepada Tuhan, sehingga mereka
dijauhkan dari malapetaka, tetapi mereka tetap berharap kepada uang; mau
dibayar dan mau disuap.
Akibatnya.
(3:12) Sebab itu oleh karena kamu maka Sion
akan dibajak seperti ladang, dan Yerusalem akan menjadi timbunan puing,
dan gunung Bait Suci akan menjadi bukit yang berhutan.
- Sion akan dibajak
seperti ladang
Mengapa Sion harus dibajak,
bukankah dari Sion keluar pengajaran yang berkuasa untuk membajak. Ini
menggambarkan kehidupan yang keras hati. Sebab tanah memang
harus dibajak supaya menjadi tanah yang subur.
Jikalau seseorang menerima pengajaran tetapi masih keras hati, mulai dari sikap, perkataan, perbuatan, sampai kepada gerak gerik, ini tidak masuk akal.
-
Yerusalem akan
menjadi timbunan puing
= menjadi
reruntuhan = tidak berdiri teguh di dalam kebenaran.
Kalau kita perhatikan
pada zaman raja Yosia, pada waktu itu Bait Suci diperbaiki kembali. Pada saat Bait Suci diperbaiki, ditemukanlah taurat Musa dari antara puing-puing (2 Raja-Raja 22: 1-11).
Kalau Bait Suci menjadi timbunan puing;
kebenaran akan tertutupi oleh kekurangan-kekurangan.
Puing-puing /
reruntuhan -> kekurangan.
Ini sangat disayangkan
sekali, padahal dari Yerusalem, keluar firman Tuhan. Tetapi kenyataannya ini
tidak terjadi (Yesaya 2: 3).
- Gunung Bait Suci
/ rumah Tuhan / tempat beribadah melayani, akan menjadi bukit yang berhutan.
Berhutan berarti;
1)
Menjadi tempatnya segala jenis binatang buas.
Hati-hati dengan
binatang buas, yang sekali waktu, dia siap menerkam, mengoyak-ngoyakkan =
tercerai-berai dari kawanan domba.
Siapa yang mampu menolong seseorang dari binatang buas, jika bait Suci menjadi bukit yang
berhutan?
Sekalipun seseorang
pergi kepada ahli filsafat, ahli perbintangan, atau ahli apapun, seseorang
tidak dapat melepaskan dirinya dari binatang buas.
Binatang buas
-> daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
2)
Ditumbuhi dengan semak belukar, onak duri dan ilalang.
Ini ->
kehidupan yang kering-kering, tidak menghasilkan apa-apa.
Orang yang
demikian, sekalipun beribadah, tidak akan menghasilkan buah, justru kehidupannya
senantiasa menusuk, menyakiti perasaan orang lain, mungkin bukan dengan
tamparan atau pukulan, tetapi dengan gerak gerik dapat menusuk perasaan orang lain.
Ini adalah akibat
pekerja-pekerja tuaian di tengah-tengah pengutusan menjadi hamba uang, bukan
hamba Tuhan.
Yang benar adalah apa yang
dinyatakan oleh Rasul Paulus dalam 1 Korintus 9: 15-18
(9:15) Tetapi aku tidak pernah mempergunakan
satu pun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun
diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada ...! Sungguh,
kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!
(9:16) Karena jika aku memberitakan Injil,
aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan
bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
(9:17) Kalau andaikata aku melakukannya
menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku
melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas
penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.
(9:18) Kalau demikian apakah upahku? Upahku
ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak
mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.
Upah dari
pekerja-pekerja tuaian di tengah-tengah pengutusan adalah; jikalau dipercaya untuk melayani Tuhan,
itu adalah upah yang besar.
Jadi, pelayanan
itu merupakan kepercayaan dari Tuhan.
Oleh sebab itu,
di tengah-tengah pelayanan tidak boleh memegahkan diri, tidak boleh menonjolkan
diri, sebab pelayanan yang demikian adalah pelayanan yang tidak berkenan.
Sikap dari seorang pekerja untuk
tuaian itu, di tengah-tengah pengutusan, ada 4 hal;
2. Janganlah membawa bekal
Bekal adalah persediaan di perjalanan, berupa
makanan.
Saya teringat dengan bangsa Israel, selama 40 tahun di padang gurun, mereka tidak membawa perbekalan. Pakaian mereka tidak usang dan kasut mereka tidak rusak. Ini adalah bukti pemeliharaan bagi pekerja-pekerja Tuhan di tengah-tengah pengutusan.
Mazmur 78: 23-25
(78:23) Maka Ia memerintahkan awan-awan dari
atas, membuka pintu-pintu langit,
(78:24) menurunkan kepada mereka hujan
manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit;
(78:25) setiap orang telah makan roti
malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.
Ia mengirimkan
perbekalan berlimpah-limpah.
Di tengah-tengah
perjalanan bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun, Tuhan mengirimkan
perbekalan berlimpah-limpah. Bukan hanya perbekalan selama satu minggu, satu
bulan, satu tahun, bukan! Tetapi perbekalan yang berlimpah-limpah selama 40
tahun perjalanan di padang gurun.
Adapun perbekalan
yang berlimpah-limpah itu adalah;
-
Menurunkan kepada
mereka hujan manna untuk dimakan
Keluaran 16:
35-36
(16:35) Orang Israel makan manna empat puluh
tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan
manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.
(16:36) Adapun segomer ialah sepersepuluh
efa.
Bangsa Israel makan
manna selama 40 tahun, tiap-tiap orang dari bangsa itu mengumpulkan segomer manna setiap hari.
Adapun segomer
ialah sepersepuluh efa.
Sepersepuluh =
satu dari sepuluh.
Kalau kita
kaitkan dengan 10 hukum taurat, bahwa inti dari 10 hukum taurat adalah satu, yaitu kasih.
Berarti, satu
dari sepuluh adalah kasih.
Kesimpulannya; manna
yang turun dari sorga, itulah makanan
dalam bentuk kasih.
Manna -> firman Tuhan, dalam bentuk kasih.
Manna -> firman Tuhan, dalam bentuk kasih.
Kegunaan firman
Tuhan dalam bentuk kasih; untuk
memelihara tubuh.
- Gandum dari
langit
Gandum ->
kebenaran firman Tuhan.
Yohanes 1: 14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan
diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Gandum dari langit itulah firman Tuhan dalam bentuk kasih karunia dan kebenaran yang sejati.
Kegunaannya; untuk memelihara jiwa.
Kasih karunia
adalah, menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung (1 Petrus 2: 19-20).
Jiwa saya dan saudara juga harus terpelihara lewat firman kasih karunia, walaupun jiwa lelah, jiwa hancur, hati patah dan remuk karena harus memikul salib, namun
jiwa tidak akan menderita.
Kalau seseorang menerima
sedikit persoalan lalu bersungut-sungut / ngomel / tidak pikul salib, berarti; jiwa tidak terpelihara, sampai akhirnya stress.
Banyak saya lihat jiwa-jiwa yang stres di akhir zaman ini, sebagai bukti kehidupan yang tidak dipelihara oleh firman penggembalaan.
Banyak saya lihat jiwa-jiwa yang stres di akhir zaman ini, sebagai bukti kehidupan yang tidak dipelihara oleh firman penggembalaan.
- Setiap orang
telah makan roti malaikat
Roti malaikat,
artinya; firman penggembalaan.
Roti -> firman
Tuhan.
Malaikat ->
gembala sidang (Wahyu 1: 20)
Berarti,
menikmati roti malaikat = menikmati firman penggembalaan.
Kegunaan firman
penggembalaan; untuk memelihara roh manusia.
Roh manusia
adalah motor penggerak dari tubuh. Kalau roh terpelihara, maka tubuh dan jiwa pasti baik.
Oleh sebab itu, saya
dan saudara membutuhkan firman penggembalaan = tergembala dalam satu kandang,
satu gembala, di dalam kandang penggembalaan, tidak liar.
Jika kehidupan
seseorang liar, itu karena kehidupannya tidak tergembala. Perhatikanlah orang
yang tidak tergembala, rohnya pasti tidak penurut.
Syarat menikmati
perbekalan yang berlimpah-limpah.
Mazmur 78: 23
(78:23) Maka Ia memerintahkan awan-awan
dari atas, membuka pintu-pintu langit,
Terlebih dahulu
awan / embun turun, itu -> urapan Roh-El Kudus.
Artinya; terlebih dahulu
tanah hati kita ini dilembutkan, digemburkan oleh urapan Roh-El Kudus. Dengan
demikian, kita bisa menikmati perbekalan yang melimpah-limpah yang turun dari
sorga.
Sikap dari seorang pekerja untuk
tuaian itu, di tengah-tengah pengutusan, ada 4 hal;
3. Janganlah membawa kasut.
Kasut = alas
kaki, berupa sepatu / sandal.
Kasut, arti rohaninya
adalah; perjalanan hidup yang lama dari
seseorang.
Berarti, seorang
pekerja untuk tuaian di tengah-tengah pengutusan, tidak boleh mencampur adukkan
sifat tabiat yang lama dengan ibadah pelayanan = saat menghadap takhta Allah
yang kudus, tidak boleh bercampur aduk dengan sifat tabiat yang lama.
Keluaran 3: 1-5
(3:1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan
kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring
kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni
gunung Horeb.
(3:2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri
kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan
tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
(3:3) Musa berkata: "Baiklah aku
menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak
terbakar semak duri itu?"
(3:4) Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa
menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri
itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."
(3:5) Lalu Ia berfirman: "Janganlah
datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat,
di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
Ibadah pelayanan
adalah tempat yang kudus.
Bagi seorang
pekerja yang berada di tengah-tengah pengutusan, tidak boleh bercampur aduk
dengan kehidupan yang lama, sebab yang kita hadapi adalah tempat yang kudus,
takhta yang kudus dan mulia, seperti Musa menanggalkan kasut dari kakinya,
sebab tempat dimana ia berdiri adalah tanah yang kudus, sesuai dengan
pernyataan Allah.
Tujuan melayani
dengan menanggalkan kasut.
Keluaran 3: 6-7
(3:6) Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah
ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi
mukanya, sebab ia takut memandang Allah.
(3:7) Dan TUHAN berfirman: "Aku telah
memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah
mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku
mengetahui penderitaan mereka.
Kalau kita
menanggalkan kasut tujuannya; supaya membebaskan
mereka yang berada dalam perbudakan dosa.
Setiap orang yang
berada dalam perbudakan dosa, yang terjadi adalah penderitaan dan kesengsaraan.
Semakin banyak dosa, maka semakin banyak kesengsaraan.
Saudaraku, dunia
ini penuh dengan pengerah untuk mengerah manusia, untuk membuat manusia
sengsara dan menderita. Ini tidak boleh kita biarkan. Jangan tutup mata, jangan
pertahankan ego.
Yang menjadi
pengerah adalah keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup, serta kesibukan-kesibukan pekerjaan.
Oleh sebab itu, pekerja-pekerja yang diutus harus menanggalkan kasut, untuk membebaskan mereka dari pengerah, dari perbudakan dosa.
Syarat supaya kita
menjadi pekerja yang handal.
Keluaran 3: 1
(3:1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan
kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring
kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah,
yakni gunung Horeb.
Syaratnya; tergembala dengan baik, berada dalam
kandang penggembalaan.
Kalau di dunia ini,
saya dan saudara tergembala dengan sunguh-sungguh dalam satu kandang satu
gembala, suatu saat nanti Tuhan akan seberangkan kita dari padang gurun / dunia
ini, sampai ke gunung Tuhan, gunung Horeb, sehingga kita bertemu dengan Allah
dan mendapat petunjuk-petunjuk untuk mendirikan kemah, sama seperti Musa,
selama 40 hari 40 malam di gunung Sinai.
Asal saja kita
tergembala dengan baik, maka Tuhan akan memberikan petunjuk-petunjuk supaya
kita hidup sesuai dengan pola Kerajaan Sorga.
Sikap dari seorang pekerja untuk
tuaian itu, di tengah-tengah pengutusan, ada 4 hal;
4. Janganlah memberi salam kepada
siapapun selama dalam perjalanan.
Seorang
pekerka-pekerja untuk tuaian, di tengah-tengah pengutusan di dalam perjalanan,
tidak boleh memberi salam kepada siapapun. Artinya; memfokuskan / mengkhususkan diri untuk melayani Tuhan, sampai tiba di
tujuan, yaitu Yerusalem yang baru.
Kalau tidak
memfokuskan / mengkhususkan diri untuk melayani Tuhan, maka tidak di dalam pengurapan
saat melayani, sehingga ibadah pelayanan tidak membawa saya dan saudara sampai pada tujuan.
Imamat 21: 12
(21:12) Janganlah ia keluar dari tempat
kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena
minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas
kepalanya; Akulah TUHAN.
Kehidupan yang
dikhususkan oleh Tuhan, jangan keluar dari tempat kudus / jangan beri salam
kepada siapapun, sebab minyak urapan ada di atas kepala. Itu menandakan bahwa
kita dikhususkan oleh Tuhan.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman;
Gembala
Sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment