IBADAH RAYA
MINGGU, 29 JULI
2012
Tema: BELAS KASIHAN YESUS TERHADAP ORANG BANYAK
(seri 9)
Subtema: TETAP
TINGGAL DALAM RUMAH TUHAN / JANGAN BERPINDAH-PINDAH RUMAH
Shalom
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Kita patut bersyukur, oleh karena kemurahan-Nya kita dapat beribadah malam
hari ini, kita berada dalam satu kandang, satu penggembalaan tidak
berpindah-pindah tempat, sehingga kita semua mendapat pemeliharaan dari Gembala
Agung.
Kembali kita melanjutkan Matius 9: 35-38, tetapi terlebih dahulu kita
membaca ayat 37 saja.
(9:37) Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak,
tetapi pekerja sedikit.
Kata Yesus kepada murid-murid-Nya “Tuaian
memang banyak, tetapi pekerja sedikit”.
Kalau tuaian lebih banyak dari pada pekerja, berarti ini adalah keadaan
yang tidak seimbang, sehingga hasil dari pekerjaan tidak akan maksimal, dengan
demikian, keadaan tidak menjadi kondusif / keadaan tidak menjadi lebih baik.
Biarlah kiranya Tuhan mengirimkan pekerja-pekerja di kandang penggembalaan
yang Tuhan percayakan kepada kita.
2 Tawarikh 29: 32-33
(29:32) Jumlah korban bakaran yang dibawa jemaah ialah: lembu tujuh
puluh ekor, domba jantan seratus ekor dan domba
muda dua ratus ekor. Semuanya sebagai korban bakaran bagi TUHAN.
(29:33) Persembahan-persembahan kudus terdiri dari: lembu sapi enam
ratus ekor dan kambing domba tiga ribu ekor.
Korban bakaran yang dipersembahkan kepada Tuhan, terdiri dari;
- Lembu 70 ekor
- Domba jantan 100 ekor
- Domba muda 200 ekor
Persembahan-persembahan kudus kepada Tuhan, terdiri dari;
- Lembu sapi 600 ekor
- Kambing domba 3000 ekor
Jumlah keseluruhan korban bakaran yang dipersembahkan kepada Tuhan adalah
3970 ekor, dan ini adalah jumlah yang banyak.
Saya pernah memperhatikan, untuk memotong seekor lembu sapi, dibutuhkan 3-4
tenaga kerja. Berarti, untuk mengerjakan 3970 ekor korban bakaran, dibutuhkan
pekerja yang ± 12000 orang.
2 Tawarikh 29: 34
(29:34) Tetapi jumlah imam terlalu sedikit, sehingga mereka
tidak sanggup menguliti semua korban bakaran. Oleh sebab itu
saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi, membantu mereka sampai pekerjaan itu
selesai dan sampai para imam menguduskan dirinya. Sebab orang-orang
Lewi itu lebih bersungguh-sungguh menguduskan dirinya dari pada para imam.
Kalau kita perhatikan di sini saudaraku, jumlah imam terlalu sedikit untuk
menguliti korban bakaran yang akan dipersembahkan kepada Tuhan, sehingga mereka
tidak sanggup menguliti seluruh korban bakaran tersebut.
Itu sebabnya tadi saya katakan, jika jumlah yang dikerjakan lebih banyak
dari pekerja, ini adalah keadaan yang tidak seimbang.
Pengertian jumlah yang
sedikit, arti rohaninya untuk kita sekarang adalah;
- Tidak sungguh-sungguh menguduskan diri di hadapan Tuhan.
- Tidak sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan.
- Tidak sepenuh hati melayani Tuhan.
Saudaraku, kita telah mengerjakan pekerjaan Allah, bahkan pekerjaan yang
terakhir ini lebih banyak dari pekerjaan yang pertama. Tetapi apa arti
pekerjaan yang banyak ini, kalau kita tidak sungguh-sungguh menguduskan diri di
hadapan Tuhan, tidak sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan dan tidak
sepenuh hati beribadah melayani Tuhan.
Imamat 1: 6
(1:6) Kemudian haruslah ia menguliti korban bakaran itu
dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu.
Korban bakaran itu memang harus dikuliti, selanjutnya potongan-potongan daging dari korban bakaran itu,
dipersembahkan di atas Mezbah Korban Bakaran.
Jadi, korban bakaran tidak akan dipersembahkan kepada Tuhan sebelum
dikuliti.
Sekali lagi saya katakan; korban bakaran itu memang harus dikuliti.
Kejadian 3: 21
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk
manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Akhirnya Adam dan isterinya jatuh ke dalam dosa karena melanggar hukum Allah, dan menjadi telanjang di hadapan Tuhan; untuk itulah Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk menutupi ketelanjangan Adam dan isterinya.
Berarti, kalau imam-imam yang
melayani di Tabernakel tidak sanggup
menguliti seluruh korban bakaran; apa
yang menjadi kerinduan Tuhan tidak tercapai.
Kerinduan Tuhan adalah supaya dosa
ketelanjangan tertutupi, sebab Yesus sendiri telah dikuliti di atas kayu
salib; Dia yang benar telah dijadikan dosa, supaya kita yang berdosa menjadi
benar.
Itu sebabnya tadi saya katakan, kalau tuaian lebih banyak dari pekerja, ini
adalah keadaan yang tidak seimbang, sehingga hasil pekerjaan tidak maksimal.
Jalan keluarnya supaya masalah ini dapat teratasi dengan
baik.
Matius 9: 28
(9:38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya
Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
Jalan keluarnya; mintalah pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya
tuaian itu, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Saudaraku, tuan yang empunya tuaian itu adalah Tuhan Yesus Kristus.
Biarlah kita semua meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian
itu, sehingga dengan demikian, ia akan mengirimkan pekerja-pekerja.
Dalam Matius 7: 7; mintalah
maka ia akan memberikan. Tuhan akan memberikan apa yang kita minta, sesuai
dengan janji firman Tuhan.
Namun saudaraku, untuk meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya
tuaian itu, tidak sama seperti meminta sesuatu hal kepada seseorang.
Oleh sebab itu, mari kita lihat ayat yang sama, untuk mengetahui cara meminta pekerja-pekerja kepada tuan
yang empunya tuaian itu.
Lukas 10: 2-3.
(10:2) Kata-Nya
kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu
mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan
pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
(10:3) Pergilah,
sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke
tengah-tengah serigala.
Meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu dengan cara; memberi diri untuk diutus, seperti
Yesus Kristus mengutus 70 murid-murid yang lain.
Semua sidang jemaat harus berpihak kepada Tuhan, pro-aktif dalam ibadah
pelayanan, di dalam satu kandang, satu penggembalaan. Jangan pasif, jangan
berdiam diri saja.
Sekarang, mari kita lihat; TINDAKAN DI TENGAH-TENGAH PENGUTUSAN.
Lukas 10: 7
(10:7) Tinggallah dalam
rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab
seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.
Tindakan di tengah-tengah pengutusan; tinggallah
dalam rumah itu, janganlah berpindah-pindah rumah.
Mengapa? Sebab, seorang utusan akan membawa damai sejahtera.
Kalau berpindah-pindah rumah = mengembara dari tempat yang satu ke tempat
yang lain = musafir.
Perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun, itu merupakan perjalanan
yang menyengsarakan, sebab mereka harus berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat yang lain.
Oleh karena kebodohan dan kedegilan bangsa Israel, mereka harus
berpindah-pindah tempat = mengembara dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
Mari kita lihat; pengembara.
Amos 8: 11-12
(8:11) "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman
Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan
kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan
firman TUHAN.
(8:12) Mereka akan mengembara
dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN,
tetapi tidak mendapatnya.
Orang-orang yang lapar dan haus akan firman Tuhan, mereka akan mengembara dari laut ke laut dan
menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman Tuhan.
- Mengembara dari laut ke laut
Kalau mengembara dari laut ke laut, ini adalah perbuatan yang bodoh, sebab mengembara itu terjadi di darat /
padang gurun, seperti bangsa Israel selama 40 tahun.
Mengembara dari laut ke laut, itu sama seperti kapal tanpa nakhoda =
kehilangan haluan = kehilangan arah, tujuan hidup = arah tujuan hidup
dikaburkan, dibuyarkan.
Oleh sebab itu, ada baiknya, sidang jemaat tergembala dengan baik dalam
satu kandang, satu gembala. Kalau sidang jemaat mengembara / liar, maka arah
tujuan dibuyarkan / hilang arah, sehingga perjalanan rohani sidang jemaat tidak
sampai pada tujuan / tidak sampai pada perhentian yang kekal, yaitu Kerajaan
Sorga = pelabuhan yang kekal.
Saudaraku, belajarlah setia dalam
ibadah pelayanan, dalam satu kandang
penggembalaan.
Sebaliknya, jikalau sidang jemaat tidak setia, apalagi berpindah-pindah
tempat ibadah pelayanan, nanti arah tujuan hidup tidak jelas; hilang haluan.
- Menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman Tuhan.
Ini juga adalah sikap yang salah, sikap
yang bodoh, sebab untuk mencari firman Tuhan bukan ke sebelah utara. Kalau mencari firman ke sebelah utara,
nanti pelayanan itu dikuasai roh najis,
karena sebelah utara adalah takhtanya
iblis setan, takhtanya Lucifer, tempatnya roh jahat roh najis.
Kalau kita menggunakan pola Tabernakel, yang benar adalah dari timur ke barat = dari pintu gerbang sampai ke Ruangan Maha Suci.
Wahyu 16: 12-14
(16:12) Dan malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang
besar, sungai Efrat, lalu
keringlah airnya, supaya siaplah
jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur.
(16:13) Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari
mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.
(16:14) Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan
mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka
guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.
Sungai Efrat adalah gambaran dari pemberitaan firman yang disertai dengan roh najis.
Kalau sungai Efrat kering, maka raja-raja dari timur akan berjalan sampai
ke barat, setelah itu pintu kemurahan tertutup.
Suatu saat nanti, mereka yang berada di sebelah utara, akan merasa bosan,
sehingga mereka akan datang mencari firman Tuhan ke sebelah timur. Tetapi pintu
kemurahan sudah tertutup bagi mereka, sebab raja-raja dari timur sudah berjalan
sampai ke barat.
Raja-raja imam-imam yang melayani =
imamat rajani.
Tuhan sedang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada kita semua, tetapi
bagi mereka yang tidak menggunakan kesempatan itu, mereka akan menjelajah ke
sebelah utara, artinya; di tengah-tengah ibadah pelayanan, mereka dikuasai roh
najis.
Sehingga ketika terjadi kelaparan dan kehausan akan firman Tuhan, mereka
yang mengembara dari laut ke laut dan
menjelajah dari utara ke timur untuk
mencari firman Tuhan, tidak akan
mendapatkannya = pintu kemurahan
sudah tertutup bagi mereka.
Oleh sebab itu, selagi Tuhan masih berkemurahan, gunakanlah kesempatan yang
ada; jangan mencari firman Tuhan ke sebelah utara.
Saya bersyukur, kita mendapat perhatian / lawatan Tuhan, lewat pembukaan
rahasia firman Tuhan, dalam setiap ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan,
termasuk ibadah pada malam ini.
Tuhan mengerti, mengenal kita, Tuhan tahu apa yang sedang terjadi dalam
kehidupan kita semua, Tuhan tahu apa yang menjadi pergumulan kita semua.
Apa arti ibadah pelayanan tetapi posisi kita berada di sebelah utara? Oleh
sebab itu, sungguh-sungguhlah dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan,
perhatikanlah nasihat firman.
Sebagai contoh, seorang utusan tinggal di dalam satu rumah, tidak
berpindah-pindah.
2 Raja-raja 4: 8-11, 13
(4:8) Pada suatu hari
Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal
seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan. Dan seberapa kali ia dalam
perjalanan, singgahlah ia ke sana untuk makan.
(4:9) Berkatalah perempuan itu kepada suaminya: "Sesungguhnya aku
sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah
yang kudus.
(4:10) Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding
batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah
meja, sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia
boleh masuk ke sana."
(4:11) Pada suatu hari
datanglah ia ke sana, lalu masuklah ia ke kamar atas itu dan tidur di situ.
(4:13) Elisa telah berkata kepada Gehazi: "Cobalah katakan kepadanya:
Sesungguhnya engkau telah sangat bersusah-susah seperti ini untuk kami. Apakah
yang dapat kuperbuat bagimu? Adakah yang dapat kubicarakan tentang engkau
kepada raja atau kepala tentara?" Jawab perempuan itu: "Aku ini
tinggal di tengah-tengah kaumku!"
Setiap kali Elisa berkunjung ke daerah Sunem, ia selalu tinggal di rumah
perempuan kaya, ia tidak berpindah-pindah.
Berarti, di tengah-tengah pengutusan, dia selalu tinggal dalam satu rumah,
yaitu di rumah seorang perempuan kaya di Sunem.
Jangan berpindah-pindah rumah, jangan mengembara, itu tidak baik; ini
adalah pelajaran yang baik untuk kita perhatikan tentunya.
Rumah Tuhan adalah kandang penggembalaan bagi domba-domba, tetaplah setia
dalam satu kandang satu gembala, di dalam kandang penggembalaan. Jangan liar, jangan
berpindah-pindah dari gereja yang satu ke gereja yang lain, tetapi biarlah kita
melayani di dalam dari satu rumah, dan menjadi kesaksian dari satu rumah itu.
Demikian juga guru-guru Sekolah Minggu, tetaplah melayani anak-anak Sekolah
Minggu di tempat yang sudah ditentukan, jangan berpindah-pindah.
Dampak positif tinggal di dalam satu rumah, tidak
berpindah-pindah.
2 Raja-raja 4: 14, 16-17
(4:14) Kemudian berkatalah Elisa: "Apakah yang dapat kuperbuat
baginya?" Jawab Gehazi: "Ah, ia tidak mempunyai anak, dan suaminya
sudah tua."
(4:16) Berkatalah Elisa: "Pada waktu seperti ini juga, tahun depan,
engkau ini akan menggendong seorang anak laki-laki." Tetapi jawab
perempuan itu: "Janganlah tuanku, ya abdi Allah, janganlah berdusta kepada
hambamu ini!"
(4:17) Mengandunglah
perempuan itu, lalu melahirkan seorang anak laki-laki pada waktu seperti itu
juga, pada tahun berikutnya, seperti yang dikatakan Elisa kepadanya.
Dampak positifnya; segala
kelemahan-kelemahan yang ada di tengah-tengah rumah perempuan Sunem, ditolong
oleh Tuhan.
Tuhan mampu menolong segala kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan yang
ada di tengah-tengah rumah yang dimasuki oleh seorang utusan.
Apakah kelemahan dari
perempuan kaya yang ada di Sunem?
Perempuan Sunem tidak mempunyai anak = buah
kandungannya tertutup, itulah kelemahan dari pada perempuan Sunem.
Kelemahan perempuan Sunem ini sangat fatal sekali, sebab buah kandungan /
anak dapat menyelamatkan keluarga dalam rumah tersebut.
1 Timotius 2: 13-15
(2:13) Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.
(2:14) Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan
jatuh ke dalam dosa.
(2:15) Tetapi perempuan
akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan
kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.
Kelemahan dari Hawa adalah dia tergoda oleh ular dan jatuh ke dalam dosa.
Tetapi seorang perempuan akan terselamatkan, jika ia melahirkan seorang
anak. Berarti, anak yang dilahirkan
adalah meterai keselamatan.
Saudaraku, perlu kita ketahui, bahwa; bila sidang jemaat tergembala dengan
baik, disebut juga domba-domba yang tergembala di dalam satu kandang, satu gembala,
dan selanjutnya domba-domba melahirkan domba, karena gembala tidak
mungkin melahirkan domba.
Kalau gembala melahirkan domba, maka gembala tersebut akan mencuri
domba-domba dari tiap-tiap kandang penggembalaan yang lain.
Ulangan 28: 18
(28:18) Terkutuklah buah
kandunganmu, hasil bumimu, anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu.
Kalau buah kandungan tertutup,
itu adalah kutuk dosa = tidak mendapat
keselamatan.
Tetapi kita perhatikan tadi, karena seorang utusan tidak selalu
berpindah-pindah rumah, maka apa yang menjadi kelemahan di tengah-tengah rumah itu, ditolong oleh Tuhan,
sampai diselamatkan.
- Kalau buah kandungan kambing domba tertutup, seseorang tidak akan bisa
mempersembahkan korban kepada Tuhan, artinya; tidak bisa membuktikan bahwa ia
mengasihi Tuhan.
Korban sembelihan kepada Tuhan adalah jiwa yang hancur, hati yang patah dan
remuk, itu bisa kita persembahkan kepada Tuhan. Korban sembelihan = kasih
Allah.
- Kalau buah kandungan dari seorang perempuan tertutup, ia tidak akan bisa
membawa anaknya mengasihi Tuhan.
Itu sebabnya, sekalipun Hawa jatuh dalam dosa, kalau ia melahirkan, ia akan
diselamatkan.
Syarat untuk diselamatkan.
1 Timotius 2: 15
(2:15) Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal
ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala
kesederhanaan.
Syaratnya; asal perempuan bertekun
dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.
Keterangan:
- Bertekun dalam iman.
Tekun dalam iman, kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada meja roti sajian.
Berarti; tekun dalam Ibadah
Pendalaman Alkitab. Ibadah Pendalaman Alkitab; menghasilkan iman.
Sidang jemaat yang belum tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, tingkatkan! Kalau terhalang
oleh pekerjaan atau apapun, berdoalah kepada Tuhan. Jika ada kerinduan yang
berapi-api, maka Tuhan akan buka jalan.
Kita tidak bisa mengatasi masalah dengan kekuatan kita, tetapi jika ada
kerinduan yang berapi-api, Tuhan akan buka jalan.
- Bertekun dalam kasih
Tekun dalam kasih, kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada mezbah dupa.
Berarti; tekun dalam Ibadah Doa
Penyembahan.
Penyembahan yang benar ialah; hanyut dan tenggelam di dalam kasih Allah.
Juga yang belum tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan, ayo kita hanyut dan
tenggelam dalam kasih Allah, sampai mencucurkan air mata.
- Bertekun dalam pengudusan
1 Yohanes 3: 3
(3:3) Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia
yang adalah suci.
Menguduskan diri = menaruh pengharapan kepada Tuhan.
Saudaraku, dalam pola Tabernakel, pengharapan terkena pada pelita emas.
Arti rohaninya untuk kita sekarang; tekun dalam Ibadah Raya Minggu.
Ibadah Raya Minggu; menghasilkan pengharapan.
1 Timotius 2: 15
(2:15) Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia
bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan
segala kesederhanaan.
Biarlah kita tekun dalam iman, kasih dan pengudusan, dengan segala kesederhanaan.
Kalau Tuhan memberkati saya dan saudara dengan limpah, tetaplah dalam
kesederhanaan, terlebih di tengah-tengah ibadah pelayanan.
Hasil tinggal di dalam satu rumah, tidak
berpindah-pindah.
HASIL PERTAMA
2 Raja-Raja 4: 8
(4:8) Pada suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang
perempuan kaya yang mengundang
dia makan. Dan seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke sana
untuk makan.
Hasilnya; diundang untuk
makan, seperti perempuan Sunem mengundang Elisa untuk makan.
Kembali kita periksa Lukas.
Lukas 10: 7
(10:7) Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu,
sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.
Diundang untuk makan dan minum, itu adalah upah bagi seorang utusan di
tengah-tengah pengutusan, ketika ia tinggal di dalam rumah itu.
Diundang untuk makan, dapat diartikan; diundang
dalam perjamuan kawin anak domba.
Matius 22: 4, 9-12
(22:4) Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada
orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan,
lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih;
semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini.
(22:9) Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu
jumpai di sana ke perjamuan kawin itu.
(22:10) Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang
yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik,
sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.
(22:11) Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia
melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.
(22:12) Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari
dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.
Kalau diundang makan = diundang dalam perjamuan kawin anak domba.
Makanan telah terhidang, lembu-lembu sudah disembelih, itu gambaran dari
pengorbanan Yesus di atas kayu salib, wujudnya; lewat perjamuan suci = makan daging Yesus dan minum darah Yesus (1
Korintus 11: 23-26).
Biarlah kita semua masuk dalam undangan; menjadi mempelai perempuan Tuhan.
Saudaraku, kita boleh menikmati makanan minuman yang terhidang, lewat
ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, untuk membawa kita masuk dalam pesta
nikah anak domba.
Ciri-ciri mereka yang diundang dalam pesta nikah anak domba; mengenakan pakaian pesta (Wahyu 19: 6-9).
Pakaian pesta -> golongan yang dipilih.
Pakaian pesta adalah pakaian yang dibaharui
lewat firman Tuhan yang kita dengar; firman itu mengoreksi, memeriksa
menyucikan dosa, sampai putih berkilau-kilauan, tidak ada lagi noda dosa.
Kalau kita diundang makan, itu adalah salah satu cara Tuhan untuk
menguduskan kita, lewat firman Tuhan yang kita dengar.
Oleh sebab itu, dalam Yohanes 17: 17, kuduskanlah
mereka dalam kebenaran, sebab firman-Mu adalah kebenaran.
Kalau tidak mengenakan pakaian pesta, akan dicampakkan dalam api neraka
untuk selama-lamanya.
Masihkah saudara menolak untuk diundang makan? Itu adalah kerugian besar.
Hasil tinggal di dalam satu rumah, tidak
berpindah-pindah.
HASIL KEDUA
2 Raja-Raja 4: 10
(4:10) Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang
berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah
kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk ke sana."
Perempuan Sunem membuat sebuah kamar bagi Elisa.
Kamar bentuknya empat persegi, tidak ada kamar yang bentuknya sepuluh
persegi ataupun segitiga.
Kamar yang ideal, bentuknya selalu empat persegi, itu adalah gambaran dari Yerusalem yang baru (Wahyu 21: 16).
Yerusalem yang baru adalah kota yang kudus, yang turun dari Allah, bagaikan
pengantin perempuan yang berhias, berdandan untuk suaminya (Wahyu 21: 1-2).
Yerusalem baru hanya satu, tidak dua. Kalaupun ada satu lagi, itu adalah
tempatnya Babel.
Itu sebabnya, perempuan Sunem hanya membuat sebuah kamar bagi Elisa, bukan
dua, meskipun Elisa membawa seorang pengerja, yaitu Gehazi.
Sama seperti ruangan maha suci, bentuknya empat persegi = 10 hasta x 10
hasta
Ada 4 fasilitas yang tersedia dalam kamar, sebagai
penunjang aktivitas di dalam kamar.
1. Sebuah tempat tidur -> doa penyembahan.
Ini adalah hubungan nikah, hubungan kasih dengan Tuhan.
Oleh sebab itu, tempat tidur jangan dinodai; hormatilah nikah, baik nikah
rohani, maupun nikah jasmani (hubungan antara tubuh dengan kepala).
Jaga kekudusan dengan penyembahan; sebab doa penyembahan adalah hubungan
yang spesial dengan Tuhan.
2. Sebuah meja.
Kalau kita kaitkan dalam pola Tabernakel, meja adalah tempat roti sajian.
Arti rohaninya adalah; firman Tuhan memperoleh tempat di dalam hati kita.
Meja -> hati.
Kalau firman Tuhan memperoleh tempat dalam hati kita, maka yang lain-lain,
sesuatu yang tidak baik, yang tidak suci, tidak mendapat tempat dalam hati
kita.
3. Sebuah kursi.
Kursi -> kedudukan
Kedudukan kita di hadapan Tuhan, tidak boleh bergeser; tetap setia di
hadapan Tuhan, jangan berubah. Kalau kedudukan berubah, menjadi sombong.
Itu sebabnya, kursi di dalam kamar itu hanya satu, tidak dua.
Biarlah kita tetap setia dalam posisi yang Tuhan tempatkan; tetap rendah
hati di hadapan Tuhan.
4. Sebuah kandil.
Kandil = pelita. Pelita = api yang bernyala-nyala.
Api yang bernyala-nyala = kobaran api Roh Kudus.
Jadi saudaraku, aktivitas yang keempat adalah; berkobar-kobar,
bernyala-nyala dalam setiap ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
Jangan padamkan api Roh Kudus, jangan mendukakan api Roh Kudus, karena akibatnya;
akan mengalami kematian rohani.
Kesimpulannya:
1. Sebuah tempat tidur -> doa penyembahan = KASIH.
2. Sebuah meja -> FIRMAN TUHAN memperoleh tempat di dalam hati.
3. Sebuah kandil -> pelita = api yang menyala -> ROH-EL KUDUS.
4. Sebuah kursi -> kedudukan kita di hadapan Tuhan, harus rendah.
Berarti; hidup dalam kasih, hidup
benar sesuai dengan firman Tuhan dan hidup dalam pimpinan Roh Kudus, sehingga
kedudukan kita mantap, benar di hadapan Tuhan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment