IBADAH
KAUM MUDA REMAJA, 06 OKTOBER 2012
Tema: STUDY YUSUF
(seri 46)
Subtema: MENGASIHI, BERARTI; BERKORBAN DAN TIDAK
MENGHAKIMI
Shalom!
Salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya besar, kita boleh
beribadah pada saat malam hari ini.
Biarlah kita
tetap setia beribadah kepada Tuhan, dan lewat kesetiaan ini, Tuhan akan
memulihkan segala sesuatunya, sebab segala sesuatu akan menjadi lebih baik,
kalau kita setia.
Kembali kita
memeriksa ...
Kejadian 37: 15-17
(37:15) Ketika Yusuf berjalan ke sana ke mari di padang,
bertemulah ia dengan seorang laki-laki, yang bertanya kepadanya: "Apakah
yang kaucari?"
(37:16) Sahutnya: "Aku
mencari saudara-saudaraku. Tolonglah katakan kepadaku di mana mereka
menggembalakan kambing domba?"
(37:17) Lalu kata orang itu: "Mereka telah berangkat
dari sini, sebab telah kudengar mereka berkata: Marilah kita pergi ke
Dotan." Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu dan didapatinyalah
mereka di Dotan.
Dari pembacaan
ayat 15-17 ini, kita dapat menyimpulkan 2 hal;
KESIMPULAN PERTAMA:
YUSUF BERTANGGUNG JAWAB ATAS TUGAS YANG IA TERIMA DARI YAKUB, AYAHNYA.
Bertanggung
jawab atas tugas -> hamba yang baik dan setia.
Hamba yang baik,
itu terlihat dari kesetiaannya. Itu sebabnya dalam kitab Amsal 20: 6 dikatakan:
“Banyak orang menyebut diri baik hati,
tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?”
CIRI-CIRI HAMBA
YANG BAIK DAN SETIA: setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil,
sama seperti;
-
Hamba yang pertama dipercaya 5
talenta dan memperoleh laba 5 talenta (Matius 25: 21).
-
Hamba kedua dipercaya 2 talenta dan
memperoleh laba 2 talenta (Matius 25: 23).
Kalau kita setia
memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, maka tuan itu akan mempercayakan
tanggung jawab dalam perkara yang besar.
Tuan -> Tuhan
Yesus Kristus, yang adalah Tuan dari segala hamba-hamba Tuhan di muka bumi ini.
Dari pembacaan
ayat 15-17 ini, kita dapat menyimpulkan 2 hal;
KESIMPULAN KEDUA:
YUSUF MENGASIHI SAUDARA-SAUDARANYA.
Yohanes 14: 15
(14:15) "Jikalau kamu mengasihi
Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
MENGASIHI TUHAN,
berarti; MENURUTI PERINTAH-NYA.
Demikian juga
Yusuf, ia sangat mengasihi saudara-saudaranya, itu sebabnya ia menuruti
perintah Yakub, ayahnya (Kejadian 37: 14).
Seandainya Yusuf
tidak mengasihi saudara-saudaranya, belum tentu ia menuruti perintah Yakub,
ayahnya, sekalipun Yakub adalah ayah bagi Yusuf.
Keadaan
seseorang bila mengasihi sesama.
1 Yohanes 4: 18
(4:18) Di dalam kasih
tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab
ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam
kasih.
DI DALAM KASIH,
TIDAK ADA KETAKUTAN = tidak
mengalami ketakutan.
Inilah keadaan
seseorang bila mengasihi saudara-saudaranya.
Saudaraku,
sesungguhnya kalau seseorang tersakiti, ia akan mengalami trauma = rasa takut.
Kita melihat
dalam kitab Kejadian 37, dimulai dari ayat 1, sebetulnya Yusuf telah tersakiti
oleh saudara-saudaranya, penyebabnya ialah:
-
ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari
pada saudara-saudaranya,
-
ditambah lagi mimpi-mimpi Yusuf, menambah
kebencian saudara-saudaranya.
Kebencian ini
cukup menyakiti hati dan perasaan. Di dalam kebencian, pasti ada keinginan
untuk menyakiti.
Tadi kita
melihat, sekalipun saudara-saudara Yusuf membenci dia (berarti; menyakiti
hatinya, perasaannya, pikirannya, hidupnya tersakiti), namun YUSUF TETAP
BERUPAYA MENGASIHI SAUDARA-SAUDARANYA.
Itu terlihat,
ketika Yusuf tidak menemukan saudara-saudaranya menggembalakan kambing domba
dekat Sikhem, namun dia tetap berupaya mencari saudara-saudaranya.
Kalau Yusuf
trauma / takut oleh karena kebencian saudara-saudaranya, tidak mungkin ia
berusaha mencari saudara-saudaranya. Semakin kita mengasihi, semakin sempurna
di dalam kasih, maka rasa takut itu akan lenyap = oleh karena kasih yang
sempurna, melenyapkan rasa takut Yusuf.
RASA TAKUT
LENYAP, berarti; MUNCUL KEBERANIAN UNTUK MENGASIHI.
Saya kagum
dengan pribadi Yusuf ini, perbuatannya sungguh luar biasa, menjadi contoh
teladan bagi pemuda-pemuda di akhir zaman.
Saya merindukan
kehidupan muda-mudi remaja sama seperti Yusuf; mampu mengasihi Tuhan dan mengasihi
sesama. Oleh sebab itu, jadilah Yusuf Yusuf di akhir zaman.
1 Yohanes 4: 17
(4:17) Dalam hal inilah kasih
Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman,
karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
Saudaraku, kalau
kita MEMPUNYAI KEBERANIAN percaya pada hari PENGHAKIMAN, maka akan terlihat dua
hal di dalam diri seseorang, yaitu;
1.
DARI SEJAK SEKARANG, IA TETAP SETIA BERIBADAH MELAYANI TUHAN.
Wahyu 17: 14
(17:14) Mereka akan
berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba
akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja
di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu
mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan
yang setia."
Karena kesetiaan seseorang, maka dia akan BERKEMENANGAN TERHADAP DOSA,
terlebih DOSA BABEL, itulah dosa kenajisan.
Saudaraku, kalau seseorang dikuasai roh najis, maka seseorang berlaku cabul
di hadapan Tuhan, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir,
sudut pandang, gerak-gerik, semuanya kurang baik di hadapan Tuhan.
Tetapi kalau kita tetap setia dari sejak sekarang, kita akan berkemenangan
terhadap Babel, itulah roh najis, karena Anak Domba di pihak kita, bersama-sama
dengan kita.
Kesetiaan itu diawali dari;
-
TERPANGGIL = diundang =
mendengarkan suara Tuhan, itulah firman Tuhan.
-
DIPILIH, berarti; mengenakan
pakaian pesta -> manusia baru yang terus menerus dibaharui, sampai SETIA.
Jadi, kesetiaan itu dimulai dari TERPANGGIL, selanjutnya DIPILIH, sampai
akhirnya SETIA.
2.
TIDAK MUDAH PUTUS ASA DAN TIDAK MUDAH KECEWA MENGIRING YESUS KRISTUS.
Orang yang mudah putus asa dan mudah kecewa, maka ia dengan mudah juga menolak
pribadi Yesus Kristus.
Biarlah dari
sejak sekarang, kehidupan muda remaja di tempat ini, tetap setia beribadah
melayani Tuhan, tidak mudah putus asa, tidak mudah kecewa mengiring Yesus, inilah
orang yang mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman. Sebab tidak mungkin
kita tetap tegak berdiri di hadapan takhta Allah, pada saat penghakiman nanti,
kalau dari sejak sekarang kita tidak setia, dari sejak sekarang kita putus asa,
kecewa dan akhirnya menolak Tuhan, itu tidak mungkin.
Apapun yang
terjadi, tetaplah setia, jangan mudah putus asa, jangan mudah kecewa, meskipun menghadapi
tantangan, rintangan. Inilah orang yang mempunyai keberanian percaya pada hari
penghakiman kelak.
Pertanyaannya: APA DASAR KITA (MANUSIA) UNTUK MENGASIHI?
1 Yohanes 4: 19
(4:19) Kita mengasihi,
karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
Dasar kita
mengasihi adalah KARENA ALLAH LEBIH
DAHULU MENGASIHI KITA.
Jadi, hal ini
penting untuk dipahami, tetapi banyak orang kristen tidak memahami ini.
Mengasihi itu
bagus, tetapi seseorang harus tahu dasar mengasihi sesama, yaitu; karena ALLAH
TERLEBIH DAHULU MENGASIHI KITA.
1 Yohanes 3: 16
(3:16) Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu
bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita;
jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita
untuk saudara-saudara kita.
Kasih Allah
terlihat dalam pribadi Kristus, yaitu; IA TELAH MENYERAHKAN NYAWA-NYA UNTUK
KITA.
Karena Ia telah
terlebih dahulu menyerahkan nyawa-Nya untuk kita, maka kita juga WAJIB
MENYERAHKAN NYAWA.
Saudaraku,
jangan salah mengerti, menyerahkan nyawa di sini, bukan berarti rela mati /
dibunuh.
Misalnya; ketika
ada pencuri yang menodongkan pisau, kemudian mengancam dengan berkata: “Nyawa atau uang?”, kemudian kita menjawab:
“Nyawa”, bukan seperti itu,
saudaraku.
Tetapi yang
dimaksud menyerahkan nyawa di sini adalah; RELA BERKORBAN, seperti Yesus rela
berkorban di atas kayu salib.
MENGARUNIAKAN
ANAK-NYA YANG TUNGGAL = MENYERAHKAN NYAWA = RELA BERKORBAN.
Makna yang sama /
yang tersirat dalam ayat ini, kita temukan dalam ...
Yohanes 3: 16-17
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.
(3:17) Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan
untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Bukti bahwa Allah
mengasihi dunia ini, terlihat ketika IA MENGARUNIAKAN ANAK-NYA YANG TUNGGAL,
supaya SETIAP ORANG YANG PERCAYA TIDAK BINASA, melainkan BEROLEH HIDUP YANG
KEKAL.
Kemudian, dalam
ayat 17...
Yohanes 3: 17
(3:17) Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Pengorbanan itu,
berarti; TIDAK MENGHAKIMI, sama seperti Allah, telah mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal menjadi korban di atas kayu salib untuk MENYELAMATKAN MANUSIA BERDOSA,
BUKAN UNTUK MENGHAKIMI.
Saudaraku, dalam
hal ini, saya masih jauh dari kebenaran firman Tuhan, karena saya sendiri pun
masih main hakim sendiri, sesungguhnya yang benar adalah; ketika Allah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, sebagai korban penebusan, bukan untuk
menghakimi / tidak main hakim sendiri.
Bukan untuk
menghakimi, berarti; tidak main hakim sendiri.
Hakim, berarti; memutuskan
peradilan, mendakwa, memutuskan hukum = menentukan kebenaran orang lain.
Berarti,
menghakimi = mempersalahkan orang lain, sedangkan orang yang suka
mempersalahkan orang lain, tidak mau dipersalahkan / dihakimi = tidak rela
menjadi korban.
Sedangkan hakim
dan pembuat hukum hanya satu, itulah Tuhan, Allah kita.
Berarti,
mengasihi dalam bentuk berkorban = tidak menghakimi = tidak main hakim.
-
Mengasihi, berarti; berkorban.
-
Mengasihi, berarti; tidak
menghakimi.
Untuk
mempraktekkan ini, tidak semudah ketika saya menyampaikan firman Tuhan. Tetapi
mau tidak mau, kita harus tetap berjuang, itulah arti ibadah ini bagi kita
semua. Tidak boleh segera putus asa, melainkan tetap setia.
Jalan
keluar supaya dimampukan untuk mengasihi sesama.
Kejadian 37:
15-16
(37:15) Ketika Yusuf berjalan ke sana ke mari di padang, bertemulah ia dengan seorang laki-laki, yang
bertanya kepadanya: "Apakah yang kaucari?"
(37:16) Sahutnya: "Aku mencari saudara-saudaraku. Tolonglah katakan kepadaku di mana mereka
menggembalakan kambing domba?"
Yusuf berusaha
mencari saudara-saudaranya. Inilah yang harus kita kerjakan, yaitu; BERUSAHA.
Dalam Matius 7:
7 dikatakan: “Carilah maka akan ditemukan”,
tetapi kalau kita tidak berusaha mencari, maka tidak akan menemukan.
Kalau kita
perhatikan pada ayat 15 ...
Kejadian 37: 15
(37:15) Ketika Yusuf berjalan ke sana ke mari di padang, bertemulah ia dengan seorang laki-laki, yang
bertanya kepadanya: "Apakah yang kaucari?"
Ketika Yusuf
berusaha mencari saudara-saudaranya, di sini kita melihat; ADA SEORANG
PENOLONG.
Itu sebabnya,
Yusuf berkata “Tolonglah katakan kepadaku
di mana mereka menggembalakan kambing domba?”
Demikian juga,
kalau kita berupaya untuk mengasihi sesama, TUHAN TIDAK AKAN MEMBIARKAN KITA
SENDIRIAN, ADA SEORANG PENOLONG YANG LAIN, sebab kita tidak mampu melakukan
seluruh kehendak Allah dengan mengandalkan manusia, mengandalkan kekuatan diri
sendiri.
Yohanes 14: 15
(14:15) "Jikalau kamu mengasihi
Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Kalau kita
mengasihi Tuhan, berarti; menuruti perintah Tuhan.
Kalau Yusuf
tidak mengasihi saudara-saudaranya, ia tidak mungkin menuruti perintah Yakub,
begitu juga dengan kita, kalau kita mengasihi Tuhan, pasti kita menuruti
perintah Tuhan.
Yohanes 14:
16-17
(14:16) Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan
memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu
selama-lamanya,
(14:17) yaitu Roh
Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia
dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan
akan diam di dalam kamu.
Ketika kita
menuruti perintah Tuhan, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, maka DIBUTUHKAN
PERJUANGAN dan PENGORBANAN.
Oleh sebab itu,
Allah menjanjikan Penolong yang lain, itulah Roh kebenaran yang akan menyertai
kita selama-lamanya, sehingga dengan demikian kita dimampukan untuk menuruti
segala perintah Tuhan.
Kalau kita bisa
bertahan beribadah melayani Tuhan sampai malam ini, itu karena penyertaan Tuhan
bagi kita, itulah Seorang Penolong yang lain. Dunia tidak mengenal penolong
yang lain ini, tetapi kita mengenal-Nya, karena kita menuruti perintah Tuhan. Seorang
Penolong yang lain inilah yang memberi kemampuan bagi kita.
SAYA TAMBAHKAN
SEDIKIT;
Setelah Yesus
menerima putusan pengadilan Pilatus, maka selanjutnya Yesus memikul salib-Nya
menuju bukit Golgota (bukit tengkorak) tetapi di tengah-tengah perjalanan, Ia
terjatuh, Ia tidak mampu melanjutkan perjalanan itu, karena begitu beratnya
beban yang harus Ia pikul di atas pundak-Nya.
Sejak Yesus
ditangkap di taman Getsemani (Jumat malam), sampai Sabtu dini hari, Yesus telah
menanggung penderitaan, merasakan betapa pahitnya pengorbanan itu. Kemudian,
Yesus dibawa ke Mahkamah Agama di hadapan Kayafas, lalu dibawa ke Herodes,
kemudian dibawa ke hadapan Pilatus, kembali lagi ke Herodes, lalu akhirnya
diputuskan oleh Pilatus. Selama itu pula Yesus telah menanggung penderitaan.
Itu sebabnya di
tengah-tengah perjalanan menuju bukit tengkorak, Yesus terjatuh, tetapi pada
saat itu ADA SEORANG YANG LAIN MENOLONG DIA, itulah Simon dari Kirene.
Demikian juga,
kalau kita berupaya untuk mengasihi Tuhan, Tuhan tidak membiarkan kita
sendirian, ADA PENOLONG YANG LAIN.
Memang ketika
kita mengasihi dalam bentuk pengorbanan, mengasihi tanpa penghakiman, itu berat
sekali, tetapi pada saat itu, TUHAN MEMBERIKAN PENOLONG YANG LAIN.
- YUSUF berupaya mengasihi
saudara-saudaranya, tetapi di situ kita melihat ADA SEORANG LAKI-LAKI, yang
ditemukan Yusuf untuk menolong dia, dan itu bukan suatu kebetulan.
-
Sama seperti SIMON DARI KIRENE,
ini adalah penolong yang lain bagi YESUS KRISTUS.
Kalau Yesus menyelesaikan masalah dengan cara penghakiman manusia, Dia bisa
kembali ke wujud Allah dan semua masalah dapat terselesaikan, tetapi itu tidak
sesuai dengan wujud dari kasih Allah.
Itu sebabnya, manusia harus mengikuti, bahkan menjadi satu di dalam
pengorbanan Yesus; kalau Yesus menyerahkan diri-Nya, kita juga patut
menyerahkan diri, itu dasar mengasihi.
- Penolong yang lain untuk GEREJA
HUJAN AKHIR adalah ROH KEBENARAN, yang menyertai kita sampai Tuhan datang untuk
yang kedua kalinya.
Hasilnya.
Yohanes 3: 16
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.
Begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.
MENGARUNIAKAN =
MEMPERCAYAKAN.
Berarti, ketika
Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, bersamaan dengan itu Allah telah mempercayakan 3 hal kepada manusia.
YANG PERTAMA.
Efesus 4: 10-12
(4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh
lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita
Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
(4:12) untuk memperlengkapi
orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Tuhan memberikan;
-
Jabatan RASUL - Jabatan
GEMBALA-GEMBALA
-
Jabatan NABI - Jabatan
PENGAJAR-PENGAJAR / GURU
-
Jabatan PEMBERITA-PEMBERITA INJIL /
PENGINJIL
KEGUNAANNYA:
untuk memperlengkapi orang-orang kudus;
-
Bagi pekerjaan pelayanan.
-
Bagi pembangunan tubuh Kristus.
Jabatan yang
dikaruniakan oleh Allah, itu adalah KASIH
dari Allah Bapa.
Berarti, ketika
Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, bersamaan dengan itu Allah telah mempercayakan 3 hal kepada manusia.
YANG KEDUA.
1 Korintus 12: 8-10
(12:8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan
kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia
berkata-kata dengan pengetahuan.
(12:9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
(12:10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada
yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat,
dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia
untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh,
dan kepada yang lain Ia memberikan karunia
untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Dikaruniakan 9
karunia-karunia Roh Kudus, yaitu;
-
Karunia untuk BERKATA-KATA DENGAN
HIKMAT.
-
Karunia untuk BERKATA-KATA DENGAN
PENGETAHUAN.
-
Karunia IMAN.
-
Karunia untuk MENYEMBUHKAN.
-
Kuasa untuk MENGADAKAN MUJIZAT.
-
Karunia untuk BERNUBUAT.
-
Karunia untuk MEMBEDAKAN
BERMACAM-MACAM ROH.
-
Karunia untuk BERKATA-KATA DENGAN
BAHASA ROH.
-
Karunia untuk MENAFSIRKAN BAHASA
ROH.
1 Korintus 12:
11
(12:11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan
karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Ini semua
sumbernya dari ROH ALLAH. Rupa-rupa
karunia, tetapi satu di dalam Roh Allah yang satu itu.
Jadi, sekalipun
sidang jemaat memperoleh karunia-karunia, namun sumbernya dari Roh Allah yang
satu itu.
Berarti, ketika
Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, bersamaan dengan itu Allah telah mempercayakan 3 hal kepada manusia.
YANG KETIGA.
Wahyu 19: 8
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan
supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!"
[Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Dikaruniakan
supaya memakai KAIN LENAN HALUS.
Lenan halus itu
adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus = FIRMAN ALLAH.
Firman Allah
adalah KEBENARAN YANG MENGUDUSKAN manusia, saya dan saudara.
Wahyu 3: 5
(3:5) Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan
menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di
hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.
Dikaruniakan
pakaian putih, berarti; namanya tidak dihapus dari kitab kehidupan Anak Domba.
Biarlah kita
senantiasa mengenakan pakaian putih, sebab pakaian putih itu adalah pakaian
dari orang-orang kudus.
Pakaian =
kelakuan sehari-hari.
Jadi, perlu juga
kita memperhatikan pakaian, terlebih imam-imam yang dipercayakan pelayanan,
jangan mengenakan pakaian yang kotor ketika beribadah melayani Tuhan, usahakan
mengenakan pakaian yang bersih.
Biarlah kita
mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh. Terpujilah Tuhan kekal sampai
selama-lamanya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment