IBADAH
RAYA MINGGU, 14 OKTOBER 2012
Tema: SIAPA
YANG TERBESAR DALAM KERAJAAN SORGA
(Seri
02)
Subtema: MENJADI
YANG TERBESAR MENURUT UKURAN DUNIA DAN MENURUT UKURAN KERAJAAN SORGA
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya kita boleh beribadah pada
malam hari ini, biarlah Tuhan tetap berkemurahan bagi kita.
Kalau kita dimampukan untuk beribadah, dimampukan
untuk melayani Tuhan, menjadi rendah dan kecil, semua karena kemurahan Tuhan.
Sebab, kalau kita menggunakan ukuran manusia / daging, kita tidak mampu
melakukan apa yang menjadi kehendak Allah. Oleh sebab itu, biarlah kita
dipenuhkan oleh Roh Kudus, yang memberi kekuatan kepada kita.
Kalau hari ini kita diberkati Tuhan lewat firman-Nya,
puji Tuhan, lalu oleh berkat firman Tuhan kita mengalami keubahan, puji Tuhan.
Tetapi biarlah kiranya keubahan karena kuasa firman
itu permanen dalam kehidupan kita, sehingga keubahan itu tidak bersifat
sementara, supaya semua tidak menjadi sia-sia.
Saya, sebagai
gembala sidang yang kecil, juga harus menjadikan hidup ini berarti di hadapan Tuhan;
setia beribadah melayani Tuhan, fokus memperhatikan perkara di atas, bukan
hanya saat beribadah dan melayani di dalam gereja maupun di tempat kita
masing-masing.
Dalam sedetikpun,
pikiran tidak boleh luput dari perkara yang di atas, supaya tidak ada
kesempatan / tidak ada celah bagi iblis setan untuk memanfaatkan gerak-gerik
kita yang menjadi najis, pemikiran menjadi najis, sikap, perbuatan, tingkah
laku yang najis.
Saya bersyukur
kepada Tuhan karena waktu saya banyak untuk Tuhan. Kalaupun saya lelah, tetapi
lelah karena melayani Tuhan, itu yang saya syukuri, sehingga dengan demikian
meminimalisir dosa dalam kehidupan saya.
Biarlah waktu
kita hanya untuk Tuhan, tidak ada waktu untuk yang lain-lain.
Saudaraku, malam
ini kita melanjutkan firman penggembalaan, untuk Ibadah Raya Minggu, dari
Matius 18: 1-5.
Matius 18: 1-5
(18:1) Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada
Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
(18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan
menempatkannya di tengah-tengah mereka
(18:3) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu
tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
(18:4) Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi
seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
(18:5) Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini
dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
12 murid
bertanya kepada Yesus Kristus tentang; "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
Kalau kita
perhatikan lewat kisah ini, rupa-rupanya 12
murid menginginkan yang terbesar; satu dengan yang lain menginginkan yang
terbesar, tetapi menurut pemikiran
manusiawi.
Pertanyaan yang sama juga pernah dilontarkan oleh 12
murid dalam percakapan pada waktu perjamuan malam.
Lukas 22: 24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara
murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
12 murid
menginginkan yang terbesar di antara mereka, sehingga terjadi perselisihan, terjadi pertengkaran satu dengan yang lain.
Berarti; kalau
seseorang menginginkan untuk menjadi yang terbesar dengan cara-cara manusiawi,
di situ akan terjadi perselisihan, pertengkaran satu dengan yang lain.
Seperti yang kita
perhatikan di sini; 12 murid bercakap-cakap pada waktu perjamuan malam.
Saya masih
ingat ...
Sebelum di
dalam Tuhan, sebelum mengenal Tuhan secara pribadi, saya selalu ingin menjadi
yang terbesar, walaupun kelihatannya rendah hati.
Banyak orang yang
seperti itu; kelihatannya rendah hati, tetapi selalu ingin menjadi yang
terbesar, sehingga ketika ingin menjadi yang terbesar, justru terjadi
perselisihan, pertengkaran satu dengan yang lain, baik dalam pekerjaan, baik di
rumah, di mana saja.
Kita kembali
melihat ...
Matius 18: 2
(18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan
menempatkannya di tengah-tengah mereka
Setelah
pertanyaan tentang “siapakah yang
terbesar dalam Kerajaan Sorga”, Yesus segera memanggil anak kecil, lalu menempatkan
anak kecil itu di tengah-tengah mereka / di antara mereka.
Ini menunjukkan
bahwa; yang Tuhan inginkan bukan yang terbesar, tetapi Tuhan menginginkan supaya murid-murid menjadi sama seperti anak kecil,
sehingga dengan demikian, menjadi contoh teladan di tengah-tengah / di antara sesama.
Sama seperti
anak kecil, artinya; merendahkan diri
serendah-rendahnya, sampai berada di
tempat yang kecil / yang paling rendah, itulah titik nol (0), bukan di angka satu (1).
Nol (0) ->
tidak bernilai = kosong.
Syarat untuk menjadi kecil.
Matius 18: 3
(18:3) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil
ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Supaya menjadi
sama seperti anak kecil, syaratnya;
bertobat.
Bertobat,
artinya; berhenti berbuat dosa, dan jangan mengulangi lagi, terlebih dosa
menginginkan yang terbesar di antara sesama.
Saudaraku,
bertobat, berarti; berhenti berbuat dosa, seperti 2 tangan dan 2 kaki yang
terpaku, tidak dapat berbuat apa-apa lagi, pada saat itulah darah mengalir.
Darah yang
mengalir itulah tanda pertobatan. Darah -> pengorbanan.
Jadi, sebagai tanda
pertobatan itu, dibutuhkan pengorbanan / tanda darah.
Kalau dahulu
selalu ingin menjadi yang terbesar, merasa lebih tua, lebih hebat, lebih
rohani, lebih dari yang lain, tetapi malam ini, setelah kita dikoreksi oleh
firman Tuhan, biarlah kita segera untuk bertobat, berhenti berbuat dosa dan
jangan mengulangi lagi, tandanya; ada pengorbanan.
Untuk
menempatkan diri seperti anak kecil, itu memang tidak mudah, tetapi itu harus
bagi kita semua, supaya kita menjadi yang terbesar di dalam Kerajaan Sorga.
Kalau kita
menjadi sama seperti anak kecil, merendahkan diri serendah-rendahnya (berada di
titik nol), berarti menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Sorga, tetapi kalau seseorang
ingin menjadi yang terbesar, maka ia menjadi kecil di dalam Kerajaan Sorga.
Sejauh mana
kita membesarkan diri sejauh itulah Kerajaan Sorga kecil. Sebaliknya, sejauh
mana kita merendahkan diri, sejauh itulah Kerajaan Sorga besar.
Kalau di dalam Kerajaan
Sorga tidak ada penghuninya, silahkan saja mengecilkan Kerajaan Sorga, lalu membesarkan
diri.
Tetapi kenyataannya,
di dalam Kerajaan Sorga itu ada;
-
Takhta Allah
dan takhta Anak Domba,
-
kemudian dari takhta
itu mengalir sungai air kehidupan,
-
serta ada para
malaikat di sorga, dan lain-lain, itu semua jangan dikecilkan / janganlah mengecilkan
kerajaan sorga.
Matius 18: 4
(18:4) Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan
menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
Kalau sudah
bertobat, dan menjadi sama seperti anak kecil, maka dialah
yang terbesar di dalam Kerajaan Sorga.
Matius 18: 5
(18:5) Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti
ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
Perlu kita
ketahui: kalau kita sama seperti anak kecil = menyambut Yesus Kristus, sebagai penghuni Kerajaan Sorga.
Ada sebuah lagu
pujian, yang berbunyi; “Sambutlah Yesus! Tinggikan
Yesus! Beri Dia hormat, pujian, dan kuasa, Yesus Raja. Bagi Yang Mulia, ku angkat
tanganku, Kau kupuja, kucinta, kusembah. Haleluya!”
Sambutlah
Yesus, tinggikan Yesus, beri Dia hormat setinggi-tingginya, sebab Dia adalah
penghuni Kerajaan Sorga.
Dia adalah
utusan, yang mewakili segala apa yang terdapat di dalam Kerajaan Sorga, Yesus
adalah duta Kerajaan Sorga.
Praktek menjadi yang terbesar untuk ukuran dunia
dan untuk ukuran Kerajaan Sorga / Kerajaan Sorga.
Lukas 22: 25
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja
bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan
kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
Yesus menyatakan ukuran untuk menjadi yang terbesar
kepada 12 murid.
Terlebih dahulu
kita melihat...
PRAKEK UNTUK
MENJADI YANG TERBESAR MENURUT UKURAN DUNIA:
1.
Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka.
Berarti, yang terbesar adalah para raja, para pemerintah, itulah yang
terbesar menurut ukuran dunia.
2.
Orang-orang yang menjalankan kuasa disebut pelindung.
Berarti, untuk ukuran dunia, yang terbesar adalah mereka yang menjalankan
kuasa di dalam satu kerajaan, di dalam satu pemerintahan, itulah yang disebut
terbesar (pelindung).
Tetapi praktek
ini tidak selalu mulus dijalankan, karena manusia menjalankan hukumnya sendiri,
yang kecil tertindas dan tidak mendapatkan keadilan.
Sekarang
bandingkan dengan; ukuran yang terbesar, jika di dalam Tuhan.
Lukas 22: 26
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang
terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda
dan pemimpin sebagai pelayan.
Ukuran yang
terbesar di dalam Tuhan, yaitu;
YANG PERTAMA.
Yang terbesar hendaklah menjadi yang paling muda.
Pertanyaannya: Mengapa yang paling muda menjadi yang
terbesar di dalam kerajaan Sorga?
-
ALASAN PERTAMA:
Orang muda selalu terlebih dahulu
memberi hormat kepada yang tua.
Saya seringkali memperhatikan, usia muda tetapi tidak mau memberi
penghormatan kepada yang lebih tua, ini sungguh aneh.
Sebelum mengenal firman pengajaran, banyak di antara kita hidup dengan
cara-cara yang seperti itu, tidak peduli kepada yang lebih tua, mulai dari cara
berbicara, cara bersikap, cara berpikir, dan lain sebagainya. Tetapi puji
Tuhan, setelah kita mengenal firman pengajaran, kita memiliki banyak
keubahan-keubahan.
Kalau ingin menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Sorga, hendaklah menjadi
yang muda, memberi penghormatan bagi yang tua.
Roma 12: 10
(12:10) Hendaklah kamu
saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
Saling mendahului memberi hormat .
Ada baiknya, kita saling mendahului memberi hormat, karena orang dunia saja
mengerti untuk menghormati orang lain, saya kira kita semua lebih lagi, karena
firman pengajaran telah menggembalakan kita.
1 Petrus 5: 5
(5:5) Demikian jugalah
kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua.
Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah
menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Merendahkan diri seorang terhadap yang lain, berarti seperti orang-orang
muda tunduk kepada yang tua.
Kemudian, kalau kita perhatikan di sini;
·
Allah menentang
orang congkak, yaitu orang-orang yang tidak saling merendahkan dirinya satu
dengan yang lain.
·
Mengasihani
orang yang rendah hati, yaitu orang-orang muda yang tunduk kepada orang-orang
tua.
Pertanyaannya: Mengapa yang paling muda menjadi yang
terbesar di dalam kerajaan Sorga?
-
ALASAN KEDUA: Orang muda selalu ingin diajar karena minim
pengalaman / belum berpengalaman.
Minim pengalaman gambaran dari orang muda.
Kalau ukuran dunia, orang muda disebut belum banyak makan asam garam =
masih minim pengalaman.
Orang yang seperti ini, selalu ingin diajar, berbeda dengan orang yang
sudah tua, berarti sudah banyak makan asam garam, sudah banyak pengalamannya,
tidak butuh ajaran / nasihat.
Roma 12: 16
(12:16) Hendaklah kamu
sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan
perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada
perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
Orang muda tidak
menganggap diri pandai = minim pengalaman / belum banyak makan asam garam.
Orang yang merasa diri tidak pandai, dapat dilihat dari 3 hal;
1.
Sehati sepikir dalam hidup bersama.
Orang yang tidak menganggap diri pandai, ia berusaha untuk membangun
kebersamaan, sampai benar-benar sehati sepikir dengan orang lain.
Bagaimana dengan kita sekalian dalam satu kandang penggembalaan, apakah
masih mengambil jalan masing-masing / membawa hati sendiri? Kalau masih membawa
hati sendiri, berarti; menganggap diri pandai.
2.
Tidak memikirkan perkara-perkara yang tinggi.
Kalau orang muda / orang yang tidak menganggap diri pandai, memikirkan
perkara-perkara yang tinggi, itu tidaklah pantas, tidak cocok.
Saudaraku, bagi orang muda, pantas kalau dia lebih bekerja keras dari sejak
muda, itulah yang pantas. Tanpa kerja keras, tanpa usaha, lalu memikirkan perkara-perkara
yang tinggi, hanya akan mendatangkan kesia-siaan.
Bagi orang muda, kerja keras dulu sejak dari sekarang, seiring dengan kerja
keras itu, Tuhan akan membawa dia pada perkara yang tinggi, bahkan jauh lebih
tinggi.
Sebagai seorang imam, harus kerja keras; layani Tuhan dengan
sungguh-sungguh, nanti Tuhan yang membawa kita pada perkara yang tinggi, bukankah
imamat rajani adalah posisi yang tinggi?
Kalau Tuhan sendiri mampu membawa kita ke tempat yang tinggi, mengapa kita
susah-susah memikirkan perkara-perkara yang tinggi?
3.
Mengarahkan diri pada perkara-perkara yang sederhana.
Jangan mengarahkan diri kepada perkara-perkara yang sulit = hidup jangan
dibuat susah.
Buatlah segala sesuatunya menjadi sederhana, jangan dibuat sulit. Kalaupun
ada perkara yang sulit, dijadikan sederhana saja; setia beribadah melayani
Tuhan, serahkan segala perkara di bawah kaki Tuhan lewat doa, itulah tanda
orang yang tidak menganggap diri pandai.
Pertanyaannya: Mengapa yang paling muda menjadi yang
terbesar di dalam kerajaan Sorga?
-
ALASAN KETIGA: Hiasan
(mahkota) dari orang muda terletak pada
kekuatannya.
Amsal 20: 29
(20:29) Hiasan
orang muda ialah kekuatannya, dan keindahan orang tua ialah uban.
Orang muda mempunyai kekuatan dan itu merupakan hiasan (mahkota) dari orang
muda, sehingga dengan kekuatan yang dimiliki orang muda, ia dapat mengerjakan
apa yang menjadi kehendak Tuhan = mampu menyenangkan hati Tuhan, misalnya:
·
Tekun dalam 3
macam ibadah utama.
·
Setia melayani
Tuhan dalam susah maupun senang, dan lain sebagainya.
Ukuran yang terbesar
di dalam Tuhan, yaitu;
YANG KEDUA.
Pemimpin sebagai pelayan.
Berarti; seorang
pemimpin harus melayani.
Hal ini
berbanding terbalik dengan ukuran yang terbesar di dalam dunia; yang terbesar
adalah para raja, para pemerintah, dan mereka yang menjalankan kuasa di dalam
satu kerajaan, di dalam satu pemerintahan, itulah yang disebut terbesar menurut
ukuran dunia, tetapi di dalam Tuhan bukanlah demikian.
Sekali lagi
saya katakan, untuk menjadi yang terbesar di dalam Tuhan; seorang pemimpin harus
menjadi pelayan.
Kalau hanya
main tunjuk dan mulut banyak bicara, namun tidak melayani, itu bukan yang
terbesar.
Kalau ingin
menjadi pemimpin, layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh, giatlah selalu, rajinlah
dalam pekerjaan Tuhan, jangan sampai kerajinan itu menjadi kendor.
Roma 12: 11
(12:11) Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah
rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Melayani Tuhan, berarti;
-
dengan roh yang menyala-nyala,
-
kerajinan jangan sampai kendor, supaya kita menjadi pemimpin-pemimpin.
Jadilah
pemimpin, jadilah yang terbesar, layanilah Tuhan dengan roh yang menyala-nyala,
kerajinan jangan sampai kendor!
Sekalipun
jadwal ibadah kita padat, sedikit waktu untuk beristirahat, tetaplah melayani
Tuhan dengan roh yang menyala-nyala.
Saudaraku, mari
kita perhatikan sejenak mengenai; 5
gadis yang bijaksana (Matius 25: 1-13).
Selain membawa
pelita, 5 gadis yang bijaksana membawa minyak dalam buli-buli.
Sehingga
meskipun dalam kelemahan (tertidur), Roh Kudus menolong kita untuk tetap
bernyala-nyala, itu sebabnya 5 gadis yang bijaksana tidak memberikan minyak itu
kepada 5 gadis yang bodoh, karena mereka punya pemahaman, sesuai dengan
perkataan 5 gadis bijaksana, yaitu “nanti
tidak cukup untuk kami dan untuk kamu”.
Dalam hal ini
kita perhatikan, 5 gadis yang bijaksana sangat
mendambakan Roh Kudus, supaya pelitanya tetap menyala-nyala.
Kalau kerajinan
kendor, tidak lagi berapi-api / tidak lagi bernyala-nyala dalam melayani Tuhan,
sama seperti 5 gadis yang bodoh; awalnya menyala-nyala / berapi-api, tetapi tidak
bertahan lama, karena tidak hidup dalam pimpinan Roh Kudus, maka lama kelamaan
api yang menyala akan padam, dan pada akhirnya pintu kemurahan tertutup = tidak
masuk dalam pesta nikah anak domba.
Selagi masih ada kesempatan (Tuhan masih berkemurahan),
layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh, layani Tuhan dengan roh yang
menyala-nyala!
Kembali kita
perhatikan...
Lukas 22: 27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang
duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku
ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Kalau untuk
ukuran dunia, yang terbesar adalah mereka yang duduk makan, berbeda dengan
ukuran Tuhan; seorang pemimpin harus
melayani, itu mutlak.
Tidak boleh saling
tunjuk menunjuk, sidang jemaat tidak boleh saling memerintah, kerjakan saja apa
yang bisa dikerjakan.
Kalau ingin menjadi
pemimpin layanilah Tuhan, oleh sebab itu Yesus berkata “Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani?
Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai
pelayan”.
Sangat kontras, berbanding terbalik, dan tidak pernah ketemu, ukuran yang
terbesar di dalam Kerajaan Sorga dengan ukuran yang terbesar di dalam dunia.
Sekarang
pertanyaannya; kita ini manusia duniawi atau manusia rohani / manusia batiniah?
-
Kalau manusia duniawi; untuk menjadi yang
terbesar, menggunakan ukuran dunia.
-
Tetapi kalau manusia rohani; untuk menjadi yang
terbesar, tentu menggunakan ukuran Tuhan.
Ciri-ciri mereka yang terbesar dalam Kerajaan
Sorga.
Lukas 22: 28
(22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan
Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.
Cirinya; tetap tinggal bersama-sama dengan Tuhan
dalam segala pencobaan = satu dalam penderitaan Kristus, yaitu sengsara salib =
aniaya karena firman.
Jadi, aniaya
karena firman = sengsara salib = satu dalam penderitaan Kristus, orang yang
seperti inilah yang disebut bersama-sama dengan Tuhan dalam segala pencobaan.
Lukas 22: 29
(22:29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu,
sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku,
Yang menentukan
hak Kerajaan adalah Tuhan, bukan manusia.
Jadi, jangan
mencoba-coba ingin menjadi yang terbesar dengan cara-cara manusia / dengan ukuran
duniawi, sebab Tuhan yang menentukan
hak-hak Kerajaan Sorga bagi setiap orang, bukan manusia.
Lukas 22: 31
(22:31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut
untuk menampi kamu seperti gandum,
Iblis setan
menuntut Simon Petrus, berusaha untuk menampi, seperti menampi gandum.
Mengapa Yesus berkata demikian kepada Simon Petrus?
Dikaitkan
dengan ayat 24 ...
Lukas 22: 24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara
murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
Rupa-rupanya, Simon Petrus menginginkan yang terbesar
dari antara 12 murid.
Memang secara
lahiriah, Simon Petrus adalah yang tertua di antara 12 murid, dialah
murid yang pertama.
Biasanya, kalau
orang yang paling tua, selalu ingin menjadi yang terbesar (ingin dituakan).
Tetapi biarlah itu tidak terjadi di antara kita semua, amin saudaraku?
Simon Petrus
mencoba-coba ingin menjadi yang terbesar dengan menggunakan akal pikiran
manusiawi, dengan menggunakan ukuran duniawi / cara-cara duniawi, justru itu adalah celah bagi setan.
Hati-hati,
jangan menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, sebab itu adalah celah bagi setan. Jangan
buka pintu / jangan ada celah bagi setan.
SAYA MAU
MENAMBAHKAN SEDIKIT LAGI...
Kalau seseorang berada di tempat yang paling rendah,
tidak ada kesempatan bagi setan untuk menjatuhkan seseorang, sebab tidak ada lagi
tempat yang lebih rendah dari tempat yang terendah.
Tetapi kalau kita mencoba-coba ingin menjadi yang
terbesar dengan cara duniawi / manusiawi, maka pintu terbuka bagi iblis setan; semakin
ingin menjadi yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, pintu semakin terbuka bagi setan.
Jangan ikuti cara-cara Simon Petrus; menginginkan yang
terbesar dengan menggunakan cara-cara manusiawi / duniawi.
Jadilah seperti anak kecil; merendahkan diri
serendah-rendahnya di tempat yang terendah, yaitu berada pada titik nol.
Tempat yang terendah adalah tempat yang terindah bersama dengan Tuhan, sebab tempat yang terendah tidak dapat diusik oleh siapapun, bahkan setan sekalipun. Amin.
Tempat yang terendah adalah tempat yang terindah bersama dengan Tuhan, sebab tempat yang terendah tidak dapat diusik oleh siapapun, bahkan setan sekalipun. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment