IBADAH
RAYA MINGGU, 21 OKTOBER 2012
Tema: SIAPA
YANG TERBESAR DALAM KERAJAAN SORGA
(Seri
03)
Subtema: KECIL
DAN HINA, TETAPI MAMPU MELEWATI MUSIM DINGIN
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya kita boleh beribadah pada malam
hari ini.
Kembali kita memeriksa Matius 18: 1-5, namun kita
cukup membaca ayat 1 saja.
(18:1)
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah
yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
"Siapakah yang
terbesar dalam Kerajaan Sorga?", ini adalah pertanyaan 12 murid kepada Yesus Kristus.
Kalau kita
perhatikan dari pertanyaan ini, berarti; murid-murid
Yesus menginginkan untuk menjadi yang terbesar.
Mari kita
melihat; murid-murid dalam kisah
percakapan waktu perjamuan malam.
Lukas 22: 24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara
murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
Di sini kita
melihat, terjadi pertengkaran di
antara 12 murid, hanya karena menginginkan untuk menjadi yang terbesar.
Demikian juga,
kalau saya dan saudara menginginkan untuk menjadi yang terbesar, tetapi dengan
menggunakan cara-cara manusiawi / duniawi, maka di situ akan terjadi
perselisihan, pertengkaran.
Barangkali kita
tidak bertengkar dengan mulut dengan kata lain tidak beradu mulut, tetapi kalau
seseorang menginginkan untuk menjadi yang terbesar, di situ pasti terjadi
perselisihan dan pertengkaran, itu dapat dilihat dari suasana yang ada; suasana
yang ada tidak kondusif dan tidak tenang, melainkan tegang.
Kembali kita
memeriksa Matius 18...
Matius 18: 2-3
(18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan
menempatkannya di tengah-tengah mereka
(18:3) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu
tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Setelah
murid-murid bertanya, tentang "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?", di sini kita perhatikan, Yesus tidak segera menjawab
atau tidak menunjukkan orang-orang yang menjadi terbesar di dalam kerajaan
sorga, melainkan memanggil seorang anak
kecil, dan menempatkannya di antara
mereka.
Berarti, Tuhan menginginkan
supaya murid-murid merendahkan diri
serendah-rendahnya dan menjadi sama
seperti anak kecil.
Oleh sebab itu,
saya menghimbau; jangan menginginkan untuk menjadi yang terbesar dengan
cara-cara manusiawi / duniawi.
Pertanyaan 12
murid ini (Siapakah
yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?), seolah-olah menunjukkan bahwa keadaan 12 murid ini rohani, tetapi di
balik pertanyaan itu, mereka ingin menjadi yang terbesar dengan cara-cara
duniawi, itu tidak baik.
Untuk menjadi
yang terbesar di dalam kerajaan sorga, itu baik dan itu harus, tetapi kalau
menjadi yang terbesar dengan cara-cara duniawi, itu yang tidak baik.
Sekarang, mari
kita lihat; yang terbesar menurut ukuran
dunia dan menurut ukuran kerajaan
sorga.
Lukas 22: 25
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja
bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan
kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
Terlebih dahulu
kita memperhatikan; yang terbesar
menurut ukuran manusiawi / duniawi.
-
YANG PERTAMA: Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat
mereka.
Berarti, yang terbesar menurut ukuran duniawi / cara-cara manusiawi adalah
raja-raja atau pemerintah-pemerintah.
Kalau dia raja, berarti dialah yang terbesar, kalau dia pemerintah, berarti
dialah yang terbesar, menurut ukuran manusiawi / duniawi.
-
YANG KEDUA: Orang-orang yang menjalankan kuasa atas
mereka disebut pelindung-pelindung.
Berarti, orang yang menjalankan kuasa / pelindung-pelindung, inilah yang
terbesar menurut ukuran manusiawi / duniawi.
Di dalam suatu pemerintahan / negara / kerajaan, di situ ada
pelindung-pelindung, katakan saja tentara, polisi dan lain sebagainya, itu
semua merupakan pelindung-pelindung. Untuk ukuran duniawi, mereka disebut yang
terbesar.
Demikian juga kalau sidang jemaat hidup dengan cara duniawi / manusiawi,
maka di matanya, polisilah yang terbesar dan tentaralah yang terbesar.
Itu bisa dilihat, ketika membawa kendaraan, kalau tidak ada polisi, lampu
merah diterobos saja. Tetapi kalau ada polisi, dia berhenti sehingga terlihat
rendah hati, sambil manggut-manggut kepada polisi, ini adalah cara-cara manusia
duniawi.
Saudaraku,
berbanding terbalik dengan mereka yang terbesar di dalam Kerajaan Sorga.
Mari kita
lihat; ukuran yang terbesar menurut
kerajaan sorga.
Lukas 22: 26
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang
terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin
sebagai pelayan.
Untuk menjadi yang terbesar menurut ukuran Kerajaan Sorga:
YANG PERTAMA:
YANG TERBESAR DI ANTARA KAMU HENDAKLAH MENJADI SEBAGAI
YANG PALING MUDA.
Minggu lalu
saya sudah menyampaikannya, tidak ada salahnya kalau saya ulangi kembali.
Tanda sebagai orang
muda;
1.
Hormat kepada yang lebih tua
Yang lebih muda, selalu memberi hormat kepada yang lebih tua, inilah tanda
sebagai orang muda.
Sekarang ini, banyak kejadian yang aneh; orang yang muda tidak memberi
hormat kepada yang lebih tua.
Kalau tidak memberi hormat kepada yang lebih tua = orang yang lebih tua =
lanjut usia, sekalipun usia muda.
2.
Selalu mau diajar
Karena orang muda disamakan dengan minim pengalaman = sedikit makan asam
garam. Orang yang seperti ini selalu ingin untuk diajar. Tetapi berbeda dengan
orang yang sudah banyak makan asam garam, dia tidak butuh lagi ajaran, karena dia
sudah banyak pengalaman.
3.
Memiliki hiasan, yaitu kekuatannya (Amsal 20: 29)
Hiasan orang muda adalah kekuatannya, berarti; bila seorang muda semakin kuat,
akan semakin baik, menarik, dan indah di pandang mata.
Oleh sebab itu, biarlah saya dan saudara mengerahkan seluruh kekuatan kita dalam
setiap ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, supaya baik dan indah di mata
Tuhan.
Tetapi bila tidak mengerahkan seluruh kekuatannya, seseorang dianggap tua,
meskipun masih muda.
Oleh sebab itu, saya dan saudara tidak boleh malas, karena hiasan dari
orang muda terletak pada kekuatannya.
YANG KEDUA:
PEMIMPIN SEBAGAI PELAYAN
Berarti,
seorang pemimpin harus melayani Tuhan.
Kalau menurut
ukuran dunia, pemimpin tinggal menunjuk dan memerintah, berbanding terbalik
dengan pempimpin di dalam Tuhan, yaitu pempimpin sebagai pelayan.
Itu sebabnya
saya selalu menghimbau sidang jemaat untuk mengambil bagian dalam pelayanan di
setiap ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan, apa saja yang bisa saudara kerjakan,
kerjakan saja tanpa harus diperintah.
Dahulu saya
tidak mengerti bahwa pemimpin sebagai pelayan, karena setahu saya ketika
beribadah di gereja tua / gereja lama, rutin saja beribadah setiap minggu, itu
adalah perbuatan yang luar biasa, bahkan dianggap rohaniawan.
Kini saya
mengerti kebenaran firman Tuhan, dan setelah mengerti kebenaran firman Tuhan,
saya melihat kebodohan-kebodohan dalam ibadah yang sudah saya lalui pada
waktu-waktu yang lalu, ternyata hanya datang duduk diam saat beribadah, tidak
mengambil bagian dalam pelayanan, tidak akan menjadi pemimpin.
Pemimpin itu
harus melayani, bekerja untuk Tuhan, tidak perlu diatur-atur, jadilah pemimpin
karena roh pemimpin menguasai kehidupan saudara.
Sebagai contoh.
Lukas 22: 27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk
makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di
tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Untuk ukuran
dunia, orang yang terbesar adalah orang yang duduk makan, tetapi Yesus melayani
12 murid / memberi makan 12 murid.
Saya harapkan
kita semua menjadi pemimpin, melayani Tuhan di manapun kita berada.
Kembali kita
baca...
Lukas 22: 27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk
makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di
tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Pemimpin
berarti melayani. Melayani = memberi makan, seperti Yesus memberi makan 12
murid.
Yesus adalah
pemimpin sepanjang masa, Yesus adalah pemimpin di atas segala pemimpin, pemimpin
dalam segala jaman, pemimpin atas segala umat Tuhan, pemimpin atas segala suku
bangsa, dari 4 penjuru bumi (timur, barat, utara, selatan).
Mari kita lihat;
pribadi-pribadi yang sama dengan pribadi
Yesus Kristus.
Matius 25: 32,
35
(25:32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya
dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala
memisahkan domba dari kambing,
(25:35) Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan;
ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi
Aku tumpangan;
Gembala
memisahkan domba dari kambing;
-
Domba
ditempatkan di sebelah kanan.
-
Kambing ditempatkan
di sebelah kiri.
Domba-domba yang
di sebelah kanan, memberi makan dan minum orang yang lapar dan haus.
Domba-domba yang
di sebelah kanan -> pemimpin. Pemimpin itu; melayani, bekerja untuk Tuhan.
Domba hanya
untuk dikorbankan, sebab melakukan suatu pekerjaan itu adalah pengorbanan.
Yohanes 6: 33-35
(6:33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun
dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."
(6:34) Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan,
berikanlah kami roti itu senantiasa."
(6:35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup;
barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa
percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Yesus adalah
roti hidup, Ia memberi makan orang yang lapar dan haus, supaya orang yang lapar
dan haus, hidup.
Banyak orang
lapar di sekitar kita, apa buktinya? Mereka tidak hidup dalam kebenaran = lapar
dan haus.
Mereka inilah yang
harus kita beri makan dan minum, mereka ini yang harus kita layani. Oleh sebab
itu jadilah pemimpin, berarti; melayani Tuhan, memberi makan orang yang lapar
dan haus, dengan kata lain; menjadi kesaksian.
Pelayanan =
kesaksian.
Lewat kesaksian
hidup kita, orang yang lapar dan haus, mereka dikenyangkan dan dipuaskan.
Sekarang
kembali kita memeriksa...
Matius 18: 4-5
(18:4) Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan
menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
(18:5) Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini
dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
Saudaraku,
biarlah kita merendahkan diri serendah-rendahnya, sama seperti anak kecil.
Tempat yang
terendah / paling rendah, itu berada di titik
nol.
Nol itu, tidak
ada nilainya = kosong, sedangkan angka satu walaupun nilainya kecil, tetapi masih
bernilai.
Titik nol itu,
berarti; tidak menganggap diri bisa, tidak menganggap diri mampu, tidak
menganggap diri pandai, tidak menganggap diri lebih dari pada yang lain = nol =
kosong.
Kalau berada di
angka satu, itu memang rendah, tetapi masih ada nilainya, dia membuat harga
diri, yaitu; satu, sedangkan titik nol tidak ada nilainya, tidak ada harganya,
itulah yang disebut merendahkan diri serendah-rendahnya.
Kalau masih
mempertahankan harga diri, walaupun nilainya di angka satu, berarti belum
merendahkan diri serendah-rendahnya. Tetapi kalau sudah berada di titik nol;
tidak ada lagi nilainya, tidak ada lagi harganya, yaitu harga diri, itulah tempat
yang paling terendah = sama seperti anak kecil.
Ketika kita
sama seperti anak kecil, karena merendahkan diri serendah-rendahnya (berada
pada titik nol), menjadi yang terbesar di dalam kerajaan sorga.
Memang
persoalan nilai / harga diri, sangat berat ketika kita berada di tengah-tengah masyarakat
/ bersosialisasi dengan orang-orang lain, itu adalah suatu perkara yang sangat
berat sekali, teramat lebih bagi orang batak, sebab harga diri orang batak
sangat tinggi, karena sudah ditanamkan dari sejak kecil, dengan istilah dalihan
natolu.
Dalihan natolu:
-
Somba
marhula-hula
-
Manat mardongan
tubu
-
Elek marboru.
Memang satu
sisi, 3 hal tersebut sepertinya baik, tetapi kalau tidak hidup benar sesuai
dengan firman Tuhan dan tidak memiliki kasih dari Allah, dan tidak hidup
menurut pimpinan Roh-El Kudus, 3 hal di atas bertolak belakang dengan sifat
tabiat dari 3 oknum Allah (firman Allah, Roh Allah, dan kasih Allah).
Saya berani
menyebut suku batak, karena saya adalah orang batak, dan memang seperti itulah
keadaan orang batak pada umumnya, sebelum menyerahkan dirinya kepada Tuhan.
Saudaraku, kalau
Tuhan tidak berkemurahan bagi kita, maka kita adalah orang yang selalu ingin
menjadi yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, tetapi setelah kita
mendengar kebenaran firman, semua itu adalah sampah dan kotoran, itu adalah
kebodohan pada waktu jaman jahiliah.
Itu sebabnya
Rasul Paulus menuliskan dalam kitab Filipi
3: 4-10...
Dahulu,
Rasul Paulus memandang segala hal-hal yang lahiriah adalah sebuah keuntungan,
karena
sebelum mengenal Yesus, Rasul Paulus adalah seorang yang hebat, secara lahiriah.
Sebagai bukti;
-
Rasul Paulus disunat pada hari
kedelapan.
-
Dari bangsa Israel, dari suku
Benyamin.
-
Orang Ibrani asli.
-
Tentang pendirian terhadap hukum
Taurat, Paulus orang Farisi (kaum intelektual).
-
Ia aktivis-aktivis, termasuk
pembunuh Stefanus.
-
Tentang kebenaran dalam mentaati
hukum Taurat, Paulus tidak bercacat.
Namun itu semua menjadi sampah, karena pengenalannya akan Kristus, di mana Rasul Paulus menjadi satu dalam kematian dan kebangkitan Kristus.
Biarlah kita mengikuti
teladan dari Rasul Paulus; kalau dahulu kita membuat nilai, mempertahankan
harga diri, namun sekarang itu semua menjadi sampah dan kotoran, sebab kita mau
menjadi hamba yang kecil, hina dan tak berguna, sesuai dengan pernyataan Rasul
Paulus sendiri.
Sekarang, mari
kita melihat; contoh pribadi yang kecil.
Amsal 30: 24-28
(30:24) Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi
yang sangat cekatan:
(30:25) semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang
menyediakan makanannya di musim panas,
(30:26) pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang
membuat rumahnya di bukit batu,
(30:27) belalang yang tidak mempunyai raja, namun
semuanya berbaris dengan teratur,
(30:28) cicak yang dapat kautangkap dengan tangan,
tetapi yang juga ada di istana-istana raja.
Ada 4 binatang
yang terkecil di bumi tetapi yang sangat cekatan, yaitu
1.
Semut
2.
Pelanduk
3.
Belalang
4.
Cicak
Kesempatan
malam ini, saya hanya dapat menyampaikan bagian yang pertama.
Keterangan: SEMUT
Disebut bangsa yang tidak kuat.
Sebetulnya,
binatang yang terkecil kalau menurut ukurannya, bukanlah semut, masih ada yang
lebih kecil lagi, misalnya; kutu, bakteri, dan sebagainya. Tetapi pernyataan
kecil di sini bukan dilihat dari ukurannya, melainkan karena semut digambarkan
bangsa yang tidak kuat = tidak punya
kemampuan apa-apa, namun cekatan.
Di mana letak cekatannya semut?
Amsal 30: 25
(30:25) semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan
makanannya di musim panas,
Letak kecekatannya
adalah menyediakan makanannya di musim
panas.
Saudaraku,
karena semut merasa diri tidak mempunyai kekuatan, tidak mempunyai kemampuan,
maka pada musim panas dia menyediakan makanannya, untuk sepanjang musim dingin.
Musim panas
-> masa kemurahan Tuhan.
Bangsa yang
kuat, kapan saja dia bisa menyediakan makanan, entah pada musim panas, musim
dingin, musim salju, dan sebagainya, tetapi semut, disebut bangsa yang tidak
kuat = merasa diri tidak punya kemampuan apa-apa, sehingga semut menyediakan
makanan pada musim panas, untuk sepanjang musim dingin.
Matius 24: 11-13
(24:11) Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan
banyak orang.
(24:12) Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih
kebanyakan orang akan menjadi dingin.
(24:13) Tetapi orang yang bertahan sampai pada
kesudahannya akan selamat.
Musim dingin =
kasih menjadi dingin.
Tanda kasih
semakin dingin, ialah; bertambahnya kedurhakaan, sehingga yang jahat semakin bertambah
jahat.
Kalau kasih semakin
dingin, maka seseorang akan menyakiti sesamanya; menyakiti hati, pikiran dan
perasaan sesamanya.
Berarti, bila kasih
semakin dingin, maka akan terasa kejam sekali, saya dan saudara akan menghadapi
perlakuan yang kejam, dan untuk menghadapi situasi yang seperti ini, tidaklah
mudah.
Matius 24: 9-10
(24:9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya
disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa
oleh karena nama-Ku,
(24:10) dan banyak orang akan murtad dan mereka
akan saling menyerahkan dan saling membenci.
Oleh karena
kasih semakin dingin, banyak orang akan murtad; saling membenci dan saling
menyerahkan untuk disiksa, dibunuh, dibenci.
Inilah suasana
yang terjadi bila kasih dingin, di mana keadaan semakin kejam sekali, siapa
yang mampu menghadapinya?
Tetapi suasana
kasih yang dingin seperti ini, bisa dilewati kalau kita mau menjadi kecil dan
hina, serta berpegang teguh pada kebenaran firman Tuhan.
Mazmur 119: 141
(119:141) Aku ini kecil dan hina, tetapi
titah-titah-Mu tidak kulupakan.
Kalau kita
merasa diri kecil dan hina, firman Tuhan tidak pernah dilupakan = bergantung
pada firman Tuhan, untuk menghadapi
musim dingin yang begitu kejam sekali, seperti semut.
Kalau kita
menghadapi kasih yang dingin, situasi yang dingin, tetapi melupakan firman
Tuhan, maka yang berlaku adalah hukum taurat; kejahatan dibalas dengan
kejahatan, sehingga orang yang salah tidak luput dari hukuman, tetapi kita
tidaklah demikian.
Tetapi saya
sayangkan; bila seseorang merasa lemah namun tidak bergantung pada firman,
sehingga hidup menjadi kacau, itu sangat disayangkan sekali.
Malam hari ini,
kita diajar untuk menjadi kecil sampai berada di titik nol, seperti semut.
Matius 24: 13
(24:13) Tetapi orang yang bertahan sampai pada
kesudahannya akan selamat.
Orang yang
bertahan sampai kesudahannya akan selamat; selamat di bumi dan selamat pada
akhirnya, berada dalam kerajaan sorga, kekal sampai selama-lamanya.
Jadilah pribadi-pribadi yang kecil seperti semut, meskipun disebut bangsa
yang tidak kuat, tidak punya kemampuan, namun tidak melupakan kebenaran firman
Tuhan = menyediakan makanan pada musim panas.
Musim panas -> kemurahan Tuhan.
Selagi Tuhan berkemurahan,
biarlah kita berpegang teguh kepada firman Tuhan, mengumpulkan firman Tuhan sebagai
makanan rohani, sebanyak-banyaknya.
Bergantunglah
kepada kebenaran firman Tuhan, supaya kita mampu melewati musim dingin, kita
bisa lalui dengan baik.
Mungkin saat
ini sedang terjadi musim dingin, di tempat masing-masing, di rumah
masing-masing, di tempat bekerja masing-masing, di mana saja kita berada,
tetapi kalau kita hidup bergantung pada firman Tuhan, musim dingin kita bisa
lalui, sehingga kita selamat.
Kalau kasih semakin dingin, berarti di situ ada
penyiksaan, ada kebencian, penuh dengan kejahatan, itu adalah kekejaman, dan
tidak ada satupun manusia mampu mengatasi kasih yang dingin.
Tetapi bagi mereka yang hina dan kecil, seperti semut,
bangsa yang tidak kuat, justru pada musim panas, itulah musim kemurahan Tuhan,
mereka menyediakan makanan, sehingga mereka mampu melewati musim dingin.
Biarlah kita
senantiasa mengingat firman Tuhan, tidak lupa pada firman Tuhan, berpegang
teguh pada kebenaran firman Tuhan, hidup sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, sehingga
kita mampu menghadapi segala perkara, jangan hanya disiksa, bahkan dibunuh
sekalipun, kita mampu menghadapi itu semua. Biarlah kita merasakan indahnya
kasih Yesus.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment