KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, November 7, 2012

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 06 NOVEMBER 2012



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 06 NOVEMBER 2012

Tema:  HAL BERDOA
            (Seri 22)

Subtema: DIDOAKAN DAN MENERIMA ULURAN TANGAN TUHAN ADALAH BAGIAN DARI ORANG-ORANG KECIL.

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh beribadah pada malam hari ini.
Biarlah kita menghargai firman Tuhan malam hari ini, supaya kehidupan kita menjadi rendah dan kecil di hadapan Tuhan.

Kita kembali memeriksa Matius 6: 5-13, sebagai firman penggembalaan dalam ibadah doa penyembahan, tetapi kita hanya membaca ayat 10 saja.
Matius 6: 10
(6:10) datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Dari pembacaan ayat 10 ini, dibagi menjadi dua bangian.
YANG PERTAMA:
DATANGLAH KERAJAAN-MU
Inilah yang menjadi doa kerinduan kita; biarlah Kerajaan Sorga hadir dalam hidup kita sekalian, dalam nikah rumah tangga, dalam setiap ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, sehingga yang terlihat adalah KEBENARAN, DAMAI SEJAHTERA dan SUKACITA yang dikerjakan oleh Roh Kudus.

Matius 19: 13-15
(19:13) Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
(19:14) Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."
(19:15) Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.

“Orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga”, yaitu; orang-orang yang mau menjadi kecil.
Berarti, yang menerima Kerajaan Sorga, adalah orang yang mau menjadi kecil.
Menerima Kerajaan Sorga = datanglah kerajaan-Mu.
Tetapi kalau kita perhatikan di sini, murid-murid Yesus berusaha menghalang-halangi orang-orang yang hendak menyerahkan anak-anaknya kepada Yesus Kristus.

Saudaraku, ini ada kaitannya dengan Matius 18: 1-2
Matius 18: 1-2
(18:1) Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
(18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka

Murid-murid Yesus menginginkan yang terbesar tetapi dengan cara-cara manusiawi, dengan cara-cara duniawi, itu bisa dilihat dari ayat 2; setelah murid-murid bertanya, Yesus tidak segera menjawab pertanyaan mereka dan tidak menunjuk siapa orang-orang yang terbesar dalam Kerajaan Sorga, tetapi Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di antara mereka.
Berarti, yang menjadi penghalang bagi seseorang untuk menjadi sama seperti anak kecil adalah; mempertahankan harga diri, seperti 12 murid menginginkan yang terbesar tetapi dengan cara-cara manusiawi / duniawi.

Bila menginginkan yang terbesar / tetap mempertahankan harga diri, inilah yang menjadi penghalang utama bagi seseorang untuk menjadi kecil.
Berbicara tentang harga diri, ini menjadi persoalan yang besar dari jaman dahulu kala sampai hari ini, menjadi persoalan besar di mana-mana, bukan hanya bagi orang-orang dunia, tetapi juga bagi anak-anak Tuhan yang sudah tergembala bertahun-tahun.
Tetapi kita patut bersyukur, sebab untuk beberapa minggu ini, menjadi topik dalam pemberitaan firman Tuhan, terlebih untuk firman penggembalaan ibadah raya minggu, yaitu; menjadi seperti anak kecil, berarti Tuhan mengetahui keberadaan saya dan keberadaan sidang jemaat. Barangkali saya dan sidang jemaat masih mempertahankan harga diri, masih menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, Tuhan maha tahu, Tuhan yang menyelidiki batin manusia.

Ada 2 hal yang terjadi bila seseorang mempertahankan harga dirinya.
1.    Matius 19: 13
(19:13) Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.

Murid-murid Yesus memarahi orang-orang yang membawa anak-anaknya (anak kecil) untuk diserahkan kepada Yesus Kristus. Jadi, hal pertama adalah AMARAH.

Efesus 4: 26
(4:26) Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu

Saudaraku, dalam ayat ini kita perhatikan; apabila seseorang marah, jangan sampai matahari terbenam, jangan sampai menimbulkan dosa.

Berarti, amarah dari murid-murid; menimbulkan dosa, karena menghalang-halangi anak kecil untuk diserahkan kepada Yesus Kristus.
Memang secara lahiriah, orang tua tidak boleh menghalang-halangi anak-anaknya untuk diserahkan kepada Tuhan, tetapi saya perhatikan di hari-hari ini, banyak orang tua yang menghalang-halangi anak-anaknya untuk diserahkan kepada Tuhan.
Karena kebanyakan orang tua berpikir bahwa hal-hal yang lahiriah itu jauh lebih utama, padahal mereka tidak sadar bahwa segala sesuatu yang terjadi, itu karena  kemurahan Tuhan.

Yakobus 1: 19-20
(1:19) Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
(1:20) sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.

Saudaraku, setiap amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
Sidang jemaat mohon mendoakan saya, sebagai gembala sidang, supaya saya jangan cepat marah, dan kita saling mendoakan supaya kita tidak cepat-cepat marah, karena marah terjadi karena mempertahankan harga diri.
Ini adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri; seseorang yang mempertahankan harga diri, pasti cepat marah, sedangkan amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.

Oleh sebab itu pada ayat 19...
Yakobus 1: 19
(1:19) Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;

Oleh sebab itu, perlu kita ingat beberapa hal;
-      Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar.
Yang dimaksud mendengar di sini, adalah; dengar-dengaran terhadap kebenaran firman Tuhan = patuh pada ajaran yang benar.
-      Lambat untuk berkata-kata.
-      Lambat untuk marah.

Berarti, kalau dengar-dengaran kepada firman Tuhan, pengajaran yang benar, maka seseorang pasti lambat untuk berkata-kata dan juga lambat untuk marah.

2.    Lukas 22: 24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.

Terjadi pertengkaran di antara murid-murid Yesus, karena menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi.
Demikian juga kalau saya dan saudara menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, maka di situ terjadi pertengkaran, terjadi perselisihan satu dengan yang lain, itu sudah pasti, tidak bisa tidak.
Barangkali pertengkaran itu tidak dengan adu mulut, tidak dengan adu fisik, tetapi jika menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, di situ sudah terjadi pertengaran, perselisihan satu dengan yang lain, itu dapat dilihat dari keadaan yang ada, yaitu; keadaan tidak kondusif, tidak tenang, keadaan menjadi serba tegang, sehingga semuanya menjadi serba salah, berbicarapun tidak teratur.

Jalan keluarnya.
Matius 18: 3
(18:3) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Supaya sama seperti anak kecil, jalan keluarnya; bertobat.
Artinya; berhenti berbuat dosa dan jangan mengulangi lagi, seperti 2 tangan 2 kaki yang terpaku tidak dapat berbuat apa-apa, khususnya, tidak lagi mengulangi dosa karena mempertahankan harga diri / menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi.

Tanda orang yang bertobat.
Matius 18: 4
(18:4) Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

Tandanya; merendahkan diri serendah-rendahnya = seperti anak kecil; polos, jujur, tulus, tampil apa adanya, tidak dibuat-buat, mulai dari cara berpikir, sudut pandang, sikap, tingkah laku, gerak gerik, tampil apa adanya.
Anak kecil itu polos, tidak bisa merekayasa dan tidak bisa mereka-reka sesuatu perkara, tidak bisa memanipulasi sesuatu hal; dia polos, tulus, jujur, tampil apa adanya.
Jadi, kalau terbiasa mereka-reka / merekayasa, terbiasa memanipulasi, terbiasa membuat sesuatu hal yang sebetulnya tidak seperti itu tetapi dibuat sedemikian rupa, berarti tidak seperti anak kecil.

Kemudian, merendahkan diri serendah-rendahnya berarti; berada di titik nol.
Kalau angka satu, memang itu adalah angka yang paling kecil, tetapi itu masih ada harganya, masih ada nilainya = masih ada nilai untuk harga diri.
Tetapi kalau merendahkan diri serendah-rendahnya, tempatnya itu pada titik nol = kosong = tidak merasa diri benar, tidak merasa diri lebih suci, tidak merasa lebih dari orang lain dalam segala sesuatu.

Matius 18: 5
(18:5) Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

Merendahkan diri serendah-rendahnya dan menjadi sama seperti anak kecil, berarti ia adalah orang yang mau menyambut Yesus Kristus seutuhnya.

Biarlah kita mau menyambut Yesus Kristus seutuhnya, jangan sebagian saja.
Banyak orang Kristen menyambut Yesus hanya bagian-bagian tertentu saja, misalnya;
-      hanya untuk dilihat dalam pelayanan / mau melayani hanya untuk dilihat orang,
-      menyambut Yesus hanya untuk diberkati,
-      menyambut Yesus hanya untuk kepentingan pribadi, berarti; tidak menyambut Yesus seutuhnya.
Tetapi kalau merendahkan diri serendah-rendahnya, berarti; menyambut Yesus seutuhnya.
Belajarlah untuk merendahkan diri, oleh sebab itu, biarlah kita saling mendoakan.

Sedikit kesaksian.
Saya memiliki tante yang cerdik tetapi kurang tulus, cerdiknya; kalau ada sesuatu hal yang mau didoakan, beliau selalu datang untuk minta doa.
Kita yang sudah mengerti firman Tuhan, harus belajar menjadi kecil, sambutlah Yesus seutuhnya jangan hanya bagian tertentu saja.
Di dalam kandang penggembalaan ini, kita ditempah;
-      menjadi kecil, supaya kita mampu menyambut Yesus Kristus,
-      menjadi disiplin, supaya kita berpegang teguh dalam kebenaran firman Tuhan.

Hasilnya, ada 2 hal, yaitu:
HASIL PERTAMA

Matius 19: 13
(19:13) Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.

Yesus mendoakan anak-anak kecil, yaitu orang-orang yang merendahkan diri serendah-rendahnya.
Demikian juga, Yesus mendoakan kita, kalau kita merendahkan diri serendah-rendahnya dan menjadi sama seperti anak kecil. Yesus mendoakan orang yang mau merendahkan diri, Yesus mendoakan orang yang mau menjadi kecil, seperti yang dialami oleh Simon Petrus.

Lukas 22: 31-32
(22:31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum,
(22:32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."

Yesus Kristus berdoa untuk Simon Petrus supaya imannya jangan gugur.
Biarlah kiranya hal yang sama, perlakuan yang sama boleh kita rasakan, supaya iman kita jangan gugur.

Perhatikanlah baik-baik; biarlah perlakuan yang sama juga kita alami / rasakan, supaya iman jangan gugur.
Biarlah kiranya iman kita dibawa kepada kesempurnaan.

-      Kita sudah BERUSAHA, BERUPAYA dengan segala daya upaya untuk memberi yang terbaik, di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, segala sesuatu kita usahakan supaya iman kita tidak gugur, bahkan supaya iman kita semakin bertambah, semakin teguh, dan tidak mudah goyah.
-      Kita sudah banyak BERKORBAN baik waktu, tenaga, pikiran, uang, harta kekayaan, dan lain sebagainya.
-      Kita sudah BERJUANG untuk memberikan / melakukan yang terbaik kepada Tuhan di tengah-tengah ibadah pelayanan ini.
Tetapi kalau iman kita gugur, semuanya menjadi SIA-SIA, oleh sebab itu, tadi saya katakan; kalau Yesus mendoakan Simon Petrus, biarlah perlakuan yang sama ini bisa kita rasakan, supaya iman kita jangan gugur, sehingga segala sesuatunya tidak menjadi sia-sia.

Ibrani 12: 2
(12:2) Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

Saudaraku, jangan sampai iman kita gugur, tetapi biarlah kiranya iman ini dibawa sampai kepada kesempurnaan, seperti Yesus Kristus mengabaikan kehinaan, tekun memikul salib, ganti sukacita yang disediakan bagi kita, sekarang Ia duduk di sebelah kanan takhta Allah.

Oleh sebab itu kita mohon doa dari Imam Besar, mendoakan iman kita supaya jangan gugur. Biarlah kiranya Tuhan memimpin kita dalam iman, jangan sampai iman kita dipimpin oleh yang lain, tetapi biarlah doa Imam Besar memimpin iman kita, supaya iman kita dibawa sampai pada kesempurnaan, berarti; mengabaikan kehinaan sehingga tekun memikul salib, ganti sukacita yang akan disediakan, di mana sekarang Yesus duduk di sebelah kanan Allah.

Yesus berseru di atas kayu salib, “Eli, Eli, lama sabhaktani”, berarti; Yesus mengadakan doa penyahutan, sebagai Imam Besar, Dia mendoakan kita di atas kayu salib.
Mengapa saya katakan itu adalah doa penyahutan, karena apa yang dikerjakan oleh Yesus Kristus, itu adalah pekerjaaan Allah.
Bayangkan, siapa yang kuat kalau ditampi iblis setan, di mana iblis menuntut Yesus untuk menampi Simon Petrus seperti menampi gandum? Tentu tidak ada, oleh sebab itu, biarlah kita mengabaikan kehinaan itu.

Hasilnya, ada 2 hal, yaitu:
HASIL KEDUA

Matius 19: 15
(19:15) Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.

Yesus meletakkan tangan-Nya di atas anak-anak kecil tersebut.
Meletakkan tangan, berarti;
a.    Posisi anak-anak kecil berada di bawah tangan Tuhan yang kuat.
1 Petrus 5: 6
(5:6) Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

Saudaraku, biarlah kita merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya ditinggikan pada waktunya.
Kalau kita merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat, percayalah, bila tiba waktunya nanti, kita pasti ditinggikan Tuhan. Nantikan saja waktunya Tuhan, berarti; tetap merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat dan jangan meninggikan diri.
Kalau seseorang meninggikan diri, berarti berusaha melepaskan diri dari otoritas-Nya Tuhan, pasti terjadi gejolak-gejolak, tetapi biarlah kita merendahkan diri serendah-rendahnya di bawah tangan Tuhan yang kuat, sebab bila sudah tiba waktunya, Tuhan yang akan meninggikan kita. Percaya saja, sebab janji Tuhan itu “ya” dan “amin”, tidak perlu ragu, asal jangan menjadi lemah dan putus asa.

1 Petrus 5: 5
(5:5) Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

Saudaraku, Tuhan mengasihani orang yang rendah hati, oleh sebab itu;
-      Orang muda tunduk kepada orang yang tua, baik secara lahiriah dan juga secara rohani.
-      Merendahkan diri seorang terhadap yang lain, karena Tuhan menentang orang yang congkak.

1 Petrus 5: 7
(5:7) Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

Kalau kita merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat, Tuhan yang memelihara kita.
Oleh sebab itu, ada baiknya kita menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan, termasuk segala kekuatiran kita.

b.    Tangan Tuhan terulur = berada dalam gendongan tangan Tuhan.
Yesaya 46: 4
(46:4) Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.

Kalau tangan Tuhan terulur = berada dalam gendongan tangan Tuhan.

Mari kita perhatikan; suasana dalam gendongan Tuhan.
1.    Tuhan menanggung kamu terus.
Berarti, dalam segala sesuatu, Tuhan yang menangung saya dan saudara, baik dalam perkara yang jasmani maupun perkara rohani, Tuhan yang tanggung.
2.    Aku mau memikul kamu.
Dipikul, berarti; Tuhan memikul dosa kita di atas kayu salib, itu adalah kemurahan Tuhan bagi kita semua, oleh sebab itu kita tidak boleh bermegah.
3.    Menyelamatkan kamu.
Saudaraku, tempat bagi orang-orang yang diselamatkan adalah Kerajaan Sorga, dan Tuhan sudah menyediakan rumah bagi kita di dalam Kerajaan Sorga.
Sampai hari ini Yesus tidak berhenti bekerja, Ia tidak tertidur, sebab Dia sedang menyediakan rumah bagi kita di dalam Kerajaan Sorga.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment