IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 30 OKTOBER 2012
Tema: HAL
BERDOA
(Seri
21)
Subtema: IBADAH
DI BUMI ADALAH GAMBARAN DAN BAYANGAN DARI APA YANG ADA DI DALAM
KERAJAAN SORGA (IBADAH YANG
BERKENAN)
Shalom.
Selamat malam, salam
sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh beribadah pada malam
hari ini.
Kembali kita memeriksa Matius 6: 5-13, namun kita
hanya membaca ayat 10 saja.
Matius 6: 10
(6:10) datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di
sorga.
Dari pembacaan ayat 10 ini, kita dapat menyimpulkan 2 hal,
yaitu;
YANG PERTAMA:
DATANGLAH KERAJAAN-MU
Inilah yang menjadi doa kerinduan kita, supaya Kerajaan
Sorga turun, baik ibadah pada malam hari ini, maupun ibadah-ibadah yang lain,
yang akan kita ikuti, dan seterusnya.
Kerajaan Sorga bukan soal makan dan minum, berarti; bukan
soal-soal / perkara-perkara lahiriah, melainkan soal kebenaran, damai sejahtera
dan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Ibrani 12: 28
(12:28) Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan,
marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara
yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Menerima Kerajaan yang tidak tergoncangkan -> Kerajaan
Sorga = datanglah Kerajaan-Mu.
Saudaraku, kalau kita perhatikan di sini, ketika Kerajaan
Sorga itu datang, kita dihimbau untuk;
-
Mengucap syukur
-
Beribadah kepada Allah menurut
cara yang berkenan kepada-Nya dengan hormat dan takut
Keterangan.
Ketika Kerajaan Sorga itu datang, kita dihimbau untuk; MENGUCAP
SYUKUR
Kolose 1: 12-13
(1:12) dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang
melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk
orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.
(1:13) Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan
kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih;
Sidang jemaat di Kolose mengucap syukur karena menerima
Kerajaan terang.
Kerajaan terang -> Kerajaan Sorga = datanglah
Kerajaan-Mu.
Jadi, menerima kerajaan terang, artinya; melepaskan kita
dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih
= berada di dalam terang
Tanda orang yang mengucap syukur adalah; ada sukacita.
Jadi saudaraku, ketika saya dan saudara dilepaskan dari
kegelapan, kemudian berpindah pada terang-Nya yang ajaib itu menunjukkan bahwa
kita menerima Kerajaan Sorga, kerajaan terang = datanglah kerajaan-Mu.
Wahyu 21: 23-27
(21:23) Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk
menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu
adalah lampunya.
(21:24) Dan bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya dan raja-raja
di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya;
(21:25) dan pintu-pintu gerbangnya tidak akan ditutup pada siang hari,
sebab malam tidak akan ada lagi di sana;
(21:26) dan kekayaan dan hormat bangsa-bangsa akan dibawa kepadanya.
(21:27) Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis,
atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya
mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.
Yerusalem yang baru, itulah kerajaan Allah, disebut juga
kerajaan terang.
Segala yang najis atau orang-orang yang melakukan
kekejian dan dusta, tidak masuk di dalamnya, sebab 3 hal ini adalah perbuatan
kegelapan.
Oleh sebab itu, biarlah kita memperhatikan 3 perkara ini;
1. Dosa kenajisan.
Kita harus betul-betul
terlepas dari dosa kenajisan, sebab kita mengetahui bahwa dosa kenajisan itu
menghambat pembangunan tubuh Kristus.
2. Kekejian.
Keji adalah
sikap / perbuatan yang rendah.
Kalau perbuatan
itu merendahkan Tuhan, merendahkan Kerajaan Sorga, biarlah kiranya itu
dijauhkan dari kehidupan saya dan saudara.
3. Dusta.
Orang yang
berdusta adalah orang yang tidak hidup dalam pimpinan Roh Kudus.
Dusta = tipu
daya, tipu muslihat = mengucapkan kata-kata yang tidak ada kebenarannya.
Jadi, 3 hal ini perlu diperhatikan, karena ketiganya
adalah perbuatan kegelapan, dan orang yang melakukannya tidak menerima Kerajaan
Sorga = kerajaan terang = Kerajaan Anak-Nya yang kekasih.
Ada 2 hal yang menjadikan Kerajaan Sorga menjadi terang.
Wahyu 21: 23
(21:23) Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk
menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu
adalah lampunya.
1. Kemuliaan Allah
meneranginya.
Berarti; yang
menjadi terang adalah kemuliaan Allah.
Kemuliaan Allah,
berarti; terlepas dari dosa, sebab dosa adalah gambaran dari kehinaan.
Ada 3 hal
penyebab dosa, yaitu;
-
Iblis setan, itulah roh jahat dan
roh najis.
-
Daging, dengan segala hawa nafsu
dan keinginannya.
-
Dunia dengan segala arus dan
pengaruhnya yang begitu deras.
Sama halnya
ketika Allah menyatakan kemuliaan-Nya terhadap bangsa Israel, di mana Israel
terlepas dari;
-
Firaun, gambaran dari iblis setan
(roh jahat dan roh najis).
-
Mesir, gambaran dari dunia.
-
Orang-orangnya / pasukan, gambaran
dari daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Kalau seseorang
terlepas dari dosa, berarti; terlepas dari kehinaan, dengan demikian, tampil
menjadi terang di tengah-tengah dunia yang gelap.
2. Anak Domba itu adalah
lampunya.
Berarti; yang
menjadi terang adalah Anak Domba = Anak Domba menjadi pelita.
Saudaraku, kalau
berbicara tentang Anak Domba, berarti; berbicara tentang korban dan
persembahan.
-
Korban, berarti; satu di dalam
penderitaan Kristus, itulah sengsara salib = aniaya firman.
Berarti, kalau
kita satu di dalam pengorbanan Yesus Kristus = sengsara salib = aniaya firman,
maka kita tampil menjadi terang di tengah-tengah dunia ini.
Kita masih
teringat peristiwa 2012 tahun yang silam, ketika Yesus disalibkan, terjadi
kegelapan dari jam 12 siang sampai jam 3 sore, di mana unsur-unsur bumi, yaitu
matahari, bulan dan bintang tidak bersinar. Itu artinya, Yesus tampil menjadi
terang, bukan hanya di bukit tengkorak (di Yerusalem), melainkan tampil menjadi
terang atas seluruh dunia.
-
Kemudian, kalau kita
mempersembahkan korban, setia melayani Tuhan di tengah-tengah ibadah yang Tuhan
percayakan, itu juga disebut terang dunia, sebab ibadah pelayanan itu merupakan
kesaksian di tengah-tengah dunia ini. Itulah yang menjadi pelita.
Inilah yang harus kita pahami dan sadari di hari-hari
terakhir ini, biarlah kita senantiasa mengucap syukur karena Tuhan
mempercayakan kita suatu pelayanan, imamat yang rajani, di setiap ibadah-ibadah
yang Tuhan percayakan.
Efesus 5: 8
(5:8) Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu
adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak
terang,
Dahulu kita berada dalam kegelapan karena hidup dalam
dosa, tetapi sekarang kita berada dalam terang, karena telah menerima kerajaan
terang, berpindah dari kuasa kegelapan kepada terangnya yang ajaib.
Oleh sebab itu, hiduplah sebagai anak-anak terang.
Efesus 5: 7, 9
(5:7) Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka.
(5:9) karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan
dan kebenaran,
Terang hanya berbuahkan;
-
KEBAIKAN.
Berarti;
melakukan segala sesuatu yang baik.
-
KEADILAN.
Berarti;
memiliki sikap yang adil, sehingga yang tertindas mendapat keadilan.
-
KEBENARAN
Kebenaran
tercipta, bila seseorang melakukan firman Tuhan, sebab firman Tuhan adalah
kebenaran yang menguduskan seseorang.
Maka dengan demikian, biarlah kita tetap berada dalam
terang dan tidak berkawan lagi dengan kegelapan.
Tidak berkawan, berarti; melepaskan diri dari dosa
kegelapan.
Kuasa dari terang.
Wahyu 21: 24
(21:24) Dan bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya dan raja-raja
di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya;
-
Bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya.
Berarti; oleh
karena terang itu, bangsa-bangsa / banyak orang akan berjalan di dalam
cahayanya.
-
Raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya.
Raja-raja ->
imamat yang rajani, akan mempersembahkan korban persembahan kepada Tuhan, sebagai
kekayaan rohani.
Saudaraku,
secara lahiriah, ini juga berlaku; kalau kita tampil menjadi terang karena kita
berada dalam kerajaan terang, maka tidak ada yang mustahil, sehingga pemimpin-pemimpin
/ raja-raja di bumi akan membawa harta kekayaan mereka (secara lahiriah) untuk
pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Kerinduan kita
adalah supaya visi dan misi kita terwujud, yaitu supaya firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan / pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel, melanda provinsi
Banten bahkan sampai ke barat, sesuai dengan pola Tabernakel, dimulai dari
timur, itulah pintu gerbang, sampai ke barat, itulah ruangan maha suci.
Keterangan.
Ketika Kerajaan Sorga itu datang, kita dihimbau untuk; BERIBADAH KEPADA
ALLAH MENURUT CARA YANG BERKENAN KEPADA-NYA, DENGAN HORMAT DAN TAKUT
Mari kita lihat; ibadah
yang berkenan.
BAGIAN A
Roma 12: 1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu
yang sejati.
Ibadah yang sejati, ibadah yang sempurna, ibadah yang
berkenan adalah mempersembahkan tubuh sebagai persembahan;
-
Yang hidup
Hidup, berarti;
tidak mengalami kematian rohani = tidak mati rohani, sehingga seluruh anggota
tubuh dapat digunakan untuk melayani Tuhan. Sebaliknya, bila seseorang
mengalami kematian rohani, maka seluruh anggota tubub tidak dapat digunakan
untuk melayani Tuhan.
Itu sebabnya,
ayat firman Tuhan mengatakan; jangan
mendukakan Roh Kudus, artinya Roh Kudus akan berduka jika mengalami
kematian rohani.
-
Yang kudus
Tubuh terdiri
dari beberapa anggota, berarti; seluruh anggota tubuh hendaklah kudus, mulai
dari mata, telinga, hidung, mulut, tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh.
Dalam kitab yang
lain tertulis janganlah kamu menjamah apa yang najis, sebab kalau
mempersembahkan binatang yang najis, itu tidak akan berkenan kepada Tuhan.
Binatang berkuku
belah dua tetapi tidak memamah biak, itu adalah haram dan najis di hadapan Tuhan
(Imamat 11: 7, 26).
Berkuku belah
dua -> firman Allah dalam perjanjian lama dan perjanjian baru.
Memamah biak,
berarti; siang hari makan rumput, malam hari kembali dikunyah, sampai memperoleh
sari-sarinya, sampai firman itu mendarah daging. Tetapi kalau firman tidak
mendarah daging = binatang yang haram, najis, tidak kudus di hadapan Tuhan.
-
Yang berkenan kepada Allah
Tubuh yang
berkenan = tidak mempersembahkan binatang yang cacat, yang buta dan yang
timpang (Ulangan 17: 1 / Maleakhi 1: 8 / Ulangan 15: 21).
·
Buta, berarti; berada dalam
kegelapan dosa.
·
Timpang, berarti; tidak mempunyai
pendirian yang benar.
·
Cacat, berarti; perasaan yang
salah.
Jadi, supaya ibadah itu sempurna (ibadah yang sejati),
berarti; mempersembahkan tubuh yang HIDUP, KUDUS dan BERKENAN kepada Allah.
Mari kita lihat; ibadah
yang berkenan.
BAGIAN B
Ibrani 8: 5
(8:5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di
sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak
mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau
membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas
gunung itu."
Ibadah yang berkenan, berarti; ibadah yang dilangsungkan
menurut gambaran dan bayangan dari apa yang ada di dalam Kerajaan Sorga. Jadi,
ibadah itu tidak boleh dijalankan dengan asal-asalan / ibadah buatan sendiri.
Saya banyak memperhatikan kandang penggembalaan / gereja;
melangsungkan ibadah buatan sendiri, artinya; beribadah tanpa pola Kerajaan
Sorga.
Sesungguhnya, ibadah yang berkenan kepada Tuhan adalah
ibadah yang dijalankan menurut gambaran dan bayangan dari apa yang ada dalam Kerajaan
Sorga, berarti; ibadah menurut pola Kerajaan Sorga = ibadah menurut pola tabernakel
(kemah Allah), menurut contoh yang telah ditunjukkan Allah kepada Musa di atas
gunung Sinai.
Ibadah menurut gambaran dan bayangan dari apa yang ada
dalam Kerajaan Sorga, dalam pola Tabernakel, terkena pada RUANGAN SUCI.
Di dalam ruangan suci terdapat 3 macam alat, yaitu;
1. Meja roti sajian.
Artinya; tekun
dalam ibadah pendalaman alkitab,
disertai dengan perjamuan suci.
Ibadah
pendalaman alkitab menghasilkan; iman
dan mendewasakan kerohanian sidang jemaat.
= DOMBA-DOMBA
DIBERI MAKAN.
2. Kaki dian emas /
pelita emas.
Arti rohaninya;
tekun dalam ibadah raya minggu,
disertai dengan kesaksian.
Ibadah raya
minggu menghasilkan; pengharapan,
sekaligus mempertajam karunia jabatan.
= DOMBA-DOMBA
DIBERI MINUM.
3. Mezbah dupa
Artinya; tekun
dalam ibadah doa penyembahan.
Doa penyembahan
menghasilkan; kasih, sekaligus
membawa kita selalu rendah di bawah kaki Tuhan.
= DOMBA-DOMBA
DIBERI NAFAS KEHIDUPAN.
Saya tidak ragu mengatakan ini dan saudara tidak perlu
ragu dengan pengajaran mempelai ini, tetapi justru bersyukurlah kalau digembalakan
oleh firman pengajaran dengan menggunakan pola terang tabernakel, karena ibadah
ini bukanlah ibadah yang asal-asalan, tidak asal dibuat begitu saja, bukan
ibadah buatan sendiri / manusia.
Contohnya; kalau pada malam hari ini kita beribadah dalam
ibadah doa penyembahan, itu bukan saya buat-buat begitu saja, tetapi ibadah ini
diadakan menurut pola yang sudah ditentukan, menurut gambaran dan bayangan dari
apa yang ada dalam Kerajaan Sorga. Sebab di sorga ada ibadah, oleh sebab itu,
ibadah di bumi dan di sorga harus sama.
Jadi, tidak salah kalau ada ibadah yang lain, misalnya
ibadah dengan sebutan; komsel, ibadah pertengahan minggu, ibadah family altare, ibadah kaum wanita,
ibadah kaum pria, ibadah kaum muda-mudi remaja, dan sebutan yang lain-lain,
tetapi terlebih dahulu tekun dalam 3 macam ibadah utama, sebab ibadah tersebut
adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada dalam Kerajaan Sorga.
Lebih rinci kita perhatikan...
Wahyu 11: 1
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat
pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah
Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.
Perintah Allah kepada 2 saksi Allah, yaitu Musa dan Elia,
supaya mereka segera melakukan;
1.
Bangunlah.
Artinya;
membangun gereja Tuhan dalam kesucian, menurut pola tabernakel, yaitu terkena
pada ruangan suci, yang mana di dalamnya terdapat 3 macam alat.
2.
Kemudian ukurlah.
Artinya; yang
menjadi ukuran Bait Suci adalah; tekun dalam 3 macam ibadah utama, sesuai
dengan 3 macam alat yang ada di dalam ruangan suci = sesuai dengan pola Kerajaan
Sorga / pola tabernakel.
Berarti, jika
tidak tekun beribadah dalam 3 macam ibadah utama; bukan bangunan Allah dan
tidak mendapat ukuran, sebagai Bait Suci / ruangan suci.
Ruangan suci =
tempat pengudusan = kandang penggembalaan.
Kalau hanya beribadah satu macam saja, belum masuk ukuran
Bait Suci. Misalnya; hanya ibadah raya minggu saja, atau hanya ibadah
pendalaman alkitab saja, itu belum masuk ukuran Bait Suci.
Jadi, saya tidak memaksa saudara untuk tekun dalam 3
macam ibadah utama. Tetapi saya harus menyampaikan firman Tuhan, sebagai
kebenaran, supaya dibangun dan masuk dalam ukuran sebagai Bait Suci Allah.
Saat ini kita dibangun untuk menjadi Bait Suci, setelah
dibangun, selanjutnya masuk dalam ukuran.
Wahyu 11: 2
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar,
janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa
lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan
lamanya."
Sebaliknya, pelataran Bait Suci yang di sebelah luar,
tidak diukur, karena ia diserahkan kepada bangsa-bangsa lain (antikris) untuk
diinjak-injak selama 3,5 tahun.
Berarti, jelas sekali di sini, bahwa; untuk menjadi Bait
Suci yang diukur / ukuran untuk menjadi Bait Suci adalah mezbah, dan mereka
yang beribadah di dalamnya (tekun dalam 3 macam ibadah utama).
-
Mezbah -> doa penyembahan.
-
Mereka yang beribadah di dalamnya,
berarti; tekun dalam 3 macam ibadah utama, sesuai dengan 3 macam alat yang ada
di dalamnya (di dalam ruangan suci).
Oleh sebab itu, saya, sebagai gembala sidang yang kecil
dan hina; sangat sedih rasanya, melihat ibadah pelayanan dalam gereja dengan menggunakan
cara-cara sendiri (ibadah buatan sendiri), tidak menjalankan ibadah pelayanan sesuai
dengan gambaran dan bayangan dari apa yang ada di dalam Kerajaan Sorga / menurut
petunjuk Allah kepada Musa di gunung Sinai (kemah / tabernakel).
Oleh sebab itu, tadi saya sampaikan; kiranya kita semua menjadi
terang, terlepas dari kegelapan supaya bangsa-bangsa berjalan di dalam cahaya
itu, kemudian raja-raja membawa kekayaannya, sehingga apa yang menjadi
kerinduan Tuhan, sekaligus kerinduan kita, tercapai.
Saya menyampaikan hal ini, bukan dari sisi egosentris
tetapi justru meletakkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.
Saya rindu, supaya banyak bangsa-bangsa berjalan dalam cahaya
terang dan raja-raja membawa kekayaannya, dimulai dari timur sampai ke barat.
Wahyu 22: 3
(22:3) Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak
Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
Jadi, dalam Kerajaan Sorga itu tidak ada aktivitas yang
lain, selain beribadah = setiap saat beribadah.
Jadi, jangan heran kalau kita tekun dalam 3 macam ibadah
di dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan kepada saya dan saudara
(GPT “BETANIA” Serang-Cilegon),
karena kita mengikuti ibadah yang ada di dalam Kerajaan Sorga.
Oleh sebab itu, percaya saja kepada firman Tuhan. Jangan beribadah karena terpaksa,
karena ikut-ikutan.
Selain dibangun, selanjutnya diukur, kemudian saya tambahkan sedikit lagi; yang
tidak boleh kita lupakan adalah mezbah, itulah doa penyembahan kepada Tuhan.
Jadi, bangunlah, ukurlah, kemudian memperhatikan mezbah, dan ibadah-ibadah
sesuai dengan 3 macam alat yang ada dalam ruangan suci.
Jadi, sekali lagi saya katakan; ibadah ini bukan paksaan, tetapi ibadah ini
harus kita jalankan sesuai dengan pola Kerajaan Sorga, sebab ibadah yang kita
jalankan ini adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada dalam Kerajaan
Sorga.
Semoga hal ini dapat kita pahami, bukan hanya bagi sidang jemaat, tetapi
juga bagi anak-anak Tuhan yang tekun mengikuti Buli-Buli Emas Berisi Manna
(dengan alamat http://gptserangcilegon.blogspot.com/),
baik yang di dalam negeri, maupun di luar negeri; beribadahlah sesuai dengan
gambaran dan bayangan dari apa yang ada
di dalam Kerajaan Sorga, berarti sesuai dengan pola Tabernakel, itulah kemah yang
didirikan oleh Musa, menurut petunjuk Allah. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment