16 NOVEMBER 2012
Subtema: JALAN YANG BENAR, YAITU MELALUI PINTU YANG
SESAK.
Shalom!
Selamat malam, salam
sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya kita boleh beribadah pada saat malam hari ini.
Kembali kita memeriksa kitab Maleakhi.
Maleakhi 2: 6.
(2:6) Pengajaran
yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat
pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan
banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
Allah menyatakan 3 hal yang menjadi kelebihan orang-orang Lewi kepada para
imam yang melayani di Tabernakel, yaitu;
I. Pengajaran yang
benar ada dalam mulutnya.
II. Kecurangan tidak
terdapat pada bibirnya.
III. Dalam damai
sejahtera dan kejujuran, orang-orang Lewi mengikuti
Tuhan.
Kita masih tetap memperhatikan...
Keterangan:
I.
PENGAJARAN YANG BENAR ADA DALAM MULUTNYA.
Dikaitkan dengan; pelayanan Yesus Kristus.
Matius 7: 28
(7:28) Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang
banyak itu mendengar pengajaran-Nya,
Takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya.
Berarti, di mulut Yesus terdapat pengajaran yang benar, sehingga pada saat
pengajaran itu disampaikan, orang banyak yang mendengar menjadi takjub dan
terkesan.
Pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel disampaikan, itu membuat
kita takjub, saya sendiripun takjub saat menyampaikan firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan.
Bila firman-firman Tuhan tersingkap, maka segala sesuatu yang terselubung
akan tersingkap. Ketika yang terselubung itu tersingkap, itulah yang membuat
kita menjadi takjub. Tetapi saya harapkan, kiranya tidak hanya sebatas takjub,
tetapi takjub itu harus dilihat sampai mengalami perubahan.
Sebab kalau kita lihat dalam Yohanes 6, ketika dikoreksi mereka tidak kuat,
sehingga banyak orang yang mengundurkan diri dari Yesus Kristus.
Adapun pengajaran-pengajaran itu, antara lain;
1.
Hal penghakiman (Matius 7: 1-5).
2. Hal yang kudus dan berharga (Matius 7: 6).
3. Hal pengabulan doa (Matius 7: 7-11).
4.
Jalan yang benar (Matius 7: 12-14).
5. Hal pengajaran yang sesat (Matius 7: 15-23).
6. Dua macam dasar (Matius 7: 24-27).
Kita masih memperhatikan pengajaran yang keempat;
JALAN YANG BENAR
Matius 7: 13-4
(7:13) Masuklah melalui pintu yang sesak itu,
karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan
banyak orang yang masuk melaluinya;
(7:14) karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada
kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
Jalan yang benar, dibagi menjadi 2 bagian;
JALAN YANG BENAR BAGIAN PERTAMA.
Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan
kitab para nabi. (Matius
7: 12)
JALAN YANG BENAR BAGIAN KEDUA.
Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena
lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak
orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang
menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.
Secara khusus
kita hanya memperhatikan kalimat; SESAKLAH PINTU.
Keterangan:
SESAKLAH.
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, sesak,
artinya;
-
Sempit
-
Tidak longgar.
Roma 8: 35
(8:35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih
Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau
ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
Saudaraku,
Rasul Paulus tidak terpisahkan dari kasih Kristus, sehingga kalau kita
perhatikan di sini, ia mengalami KESESAKAN.
Kesesakan
setara dengan;
-
Penindasan,
berarti; tertindas.
-
Penganiayaan,
berarti; teraniaya.
-
Ketelanjangan,
berarti; telanjang = dipermalukan = dikecilkan = dihinakan.
-
Kelaparan,
berarti; lapar.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan firman Tuhan.
-
Bahaya,
berarti; segala sesuatu yang dikerjakannya, berbahaya bagi jiwa.
-
Pedang,
berarti; di tengah-tengah pelayanan, Rasul Paulus harus menghadapi pedang.
Kalau seseorang
menghindari kesesakan, berarti menghindari penindasan, penganiayaan, kelaparan,
ketelanjangan, bahaya, dan pedang = menghindari pintu yang sesak (sempit /
tidak longgar).
Bukti ketika melalui pintu yang sesak.
Roma 8: 36
(8:36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau
kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai
domba-domba sembelihan."
Karena tidak
terpisah dari kasih Tuhan, di tengah-tengah ibadah pelayanan, Rasul Paulus
berada dalam bahaya maut sepanjang hari, bahkan dianggap sebagai domba-domba
sembelihan.
Dalam hal ini,
Rasul Paulus betul-betul melalui pintu yang sesak, sempit dan tidak longgar.
Kalau kita
perhatikan di sini; Rasul Paulus telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.
Telah dianggap,
berarti; telah menjadi domba sembelihan.
Rasul Paulus
begitu mengasihi Tuhan, buktinya; ia membiarkan dirinya mengalami penindasan,
penganiayaan, ketelanjangan, kelaparan, bahaya, pedang, bahkan menghadapi maut
sepanjang hari = telah dianggap sebagai domba sembelihan.
Mari kita
perhatikan; domba sembelihan.
Mazmur 51: 19
(51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa
yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan
Kaupandang hina, ya Allah.
Korban / domba
sembelihan kepada Allah, ialah;
-
jiwa yang
hancur
-
hati yang patah
dan remuk
Saudaraku, di
sini dikatakan; tidak akan Kaupandang
hina, ya Allah, berarti; dipandang mulia oleh Allah, ketika seseorang mempersembahkan
korban sembelihan.
Bagi manusia,
ketika melalui pintu yang sesak, adalah hal yang begitu hina, tetapi bagi Allah
dipandang mulia.
Oleh sebab itu,
biarlah kita melewati pintu yang sesak, sebab itu dipandang mulia oleh Allah.
Kalau tekun
beribadah, saya kira itu belum melalui pintu yang sesak, tetapi bagi manusia,
jika melihat seseorang tekun dalam 3 macam ibadah, itu adalah suatu kebodohan,
namun bagi Tuhan, ini dipandang mulia.
Praktek untuk menjadi domba sembelihan.
Yesaya 53: 7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas
dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian;
seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya,
ia tidak membuka mulutnya.
Dia dianiaya
tetapi membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya, ini adalah praktek
domba sembelihan, digambarkan seperti;
-
seperti anak
domba yang dibawa ke pembantaian
-
seperti induk
domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka
mulutnya.
Itulah domba
sembelihan; sekalipun teraniaya, tertindas, namun mulut tidak terbuka = daging
tidak bersuara = tidak menuruti keinginan daging.
Saya tambahkan
sedikit, bahwa; setiap orang / setiap anak-anak Tuhan memang harus melalui
pintu yang sesak / sempit, tidak longgar bagi daging, seperti yang dialami oleh
Rasul Paulus, ia tidak terpisahkan dari kasih Kristus, bahkan dianggap seperti
domba sembelihan, dan kalau itu terjadi dalam kehidupan seseorang, itu adalah
kemurahan Tuhan.
Dampak negatif bila tidak melalui pintu
yang sesak.
Lukas 21: 22-24
(21:22) sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap
semua yang ada tertulis.
(21:23) Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau
yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan
yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini,
(21:24) dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa
sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman
bangsa-bangsa itu."
Pada masa
aniaya antikris, itu adalah masa-masa kesesakan.
Sebab pada masa
itu, akan terjadi penderitaan yang belum pernah terjadi dan tidak akan pernah
terjadi lagi.
Sehingga, kalau
kita perhatikan di sini, ada beberapa orang yang akan ditimpa kesesakan;
-
Ibu-ibu yang sedang hamil
Mazmur 7: 15
(7:15) Sesungguhnya,
orang itu hamil dengan kejahatan, ia mengandung kelaliman dan melahirkan
dusta.
Hamil di sini adalah; hamil kejahatan, mengandung kelaliman dan akan
melahirkan dusta.
Kalau kejahatan dibiarkan terus menerus berlangsung / tidak mengalami keubahan
hidup / tidak mau melewati pintu yang sesak, maka kejahatan dan kelaliman yang
dikandung akan semakin besar, dan pada akhirnya akan melahirkan dusta.
Oleh sebab itu, saya menghimbau; kalau di hari-hari yang lalu ada
kekurangan, selesaikan segera, jangan biarkan kekurangan itu bertambah-tambah,
supaya tidak melahirkan dusta. Seseorang yang dikuasai dosa, pasti dikuasai roh
dusta, supaya dosa / kekurangannya tertutupi, sehingga terlihat bersih di
hadapan manusia.
Kemudian pada masa kesesakan, oleh karena tentara-tentara dari antikris...
Mazmur 7: 16
(7:16) Ia membuat
lobang dan menggalinya, tetapi ia sendiri jatuh ke dalam pelubang yang
dibuatnya.
Sehingga ia jatuh ke dalam pelubang yang dibuatnya, karena membiarkan
dirinya hamil kejahatan dan mengandung kelaliman = binasa.
Ia membuat lobang dan
menggalinya, tetapi ia sendiri jatuh ke dalam pelubang yang dibuatnya.
Artinya; kalau membiarkan dirinya hamil kejahatan dan mengandung kelaliman
(tidak mau melalui pintu yang sesak), maka akan ditimpa oleh kesesakan yang
besar pada zaman antikris nanti = binasa.
Mungkin saat ini, mereka yang hidup dalam dosa / kejahatan, masih merasa
aman karena ada roh dusta, yang membuat mereka terlihat bersih, tetapi berhati-hatilah,
sebab yang menjadi antikris adalah mereka yang dikuasai roh dusta.
Mazmur 7: 17
(7:17) Kelaliman
yang dilakukannya kembali menimpa kepalanya, dan kekerasannya turun
menimpa batu kepalanya.
Kelaliman yang dilakukannya menimpa kepalanya, kemudian kekerasannya turun
menimpa batu kepalanya = binasa.
Orang-orang yang seperti ini, tidak akan sanggup menghadapi kesesakan,
yaitu aniaya dari pada antikris, sebab sebelum tiba aniaya antikris, mereka
terbiasa melalui pintu yang longgar / tidak sempit (pintu yang tidak sesak).
-
Ibu-ibu yang sedang menyusukan bayinya.
Artinya; gereja Tuhan yang kerohaniannya masih kanak-kanak, dan juga
hamba-hamba Tuhan yang menanggung beban berat, akan ditimpa kesesakan.
Ibu-ibu -> gembala sidang yang masih bergumul, namun bukan karena tidak
ada makanan dan minuman, melainkan;
·
Bergumul karena
tanggung jawab terhadap sidang jemaat, karena kerohanian sidang jemaat yang
masih kanak-kanak.
·
Bergumul juga
terhadap kelamahan-kelemahan yang masih ada, jika pergumulan ini tidak
terselesaikan, akan ditimpa kesesakan yang hebat.
Biarlah kita bergumul sampai menang terhadap segala beban dosa, seperti
Yakub bergumul sampai fajar menyingsing.
Kejadian 32: 24-28
(32:24) Lalu
tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai
fajar menyingsing.
(32:25) Ketika orang
itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha
Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan
orang itu.
(32:26) Lalu kata
orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing."
Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak
memberkati aku."
(32:27) Bertanyalah
orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub."
(32:28) Lalu kata
orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab
engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau
menang."
Yakub telah menang di dalam pergumulannya dari sepanjang malam, sampai
fajar menyingsing, menghadapi Allah dan manusia.
Fajar menyingsing = terbitlah terang = dosa kegelapan telah dikalahkan.
Kita kembali
memperhatikan injil Lukas.
Lukas 21: 24
(21:24) dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan
dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan
diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah
zaman bangsa-bangsa itu."
Akhirnya mereka
tewas oleh mata pedang = binasa, dan menjadi tawanan segala bangsa, Yerusalem diinjak-injak
oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman
bangsa-bangsa itu (selama 3,5 tahun), itulah masa kesesakan dan puncaknya kesesakan.
Kembali kita
perhatikan...
Matius 7: 14
(7:14) karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang
menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
Secara khusus
kita hanya memperhatikan kalimat; SESAKLAH PINTU.
Tadi kita sudah
memperhatikan kata sesaklah, sekarang kita memperhatikan kata: PINTU.
Yohanes 10: 9
(10:9) Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui
Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan
padang rumput.
Yesus adalah
pintu, barangsiapa melalui-Nya (sebagai pintu), ia akan;
-
Selamat.
Yohanes 14: 6
(14:6) Kata Yesus
kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Yesus adalah jalan dan kebenaran dan hidup.
Dikaitkan dengan pola Tabernakel...
·
Jalan, itulah PINTU
GERBANG untuk berada di HALAMAN.
·
Kebenaran,
dimulai dari PINTU KEMAH dan RUANGAN SUCI.
·
Hidup terkena
pada RUANGAN MAHA SUCI.
-
Menemukan padang rumput.
Padang rumput, artinya; tergembala dengan baik, di dalam satu kandang, satu
gembala.
Di dalam kandang penggembalaan, Tuhan menyediakan rumput yang hijau.
Mazmur 23: 2
(23:2) Ia membaringkan
aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Domba-domba yang tergembala dengan baik, dibaringkan di padang yang
berumput hijau.
Dibaringkan = tenang = tidak menyibukkan diri dengan segala perkara
lahiriah.
Inilah yang
dimaksud melalui pintu, ia akan selamat dan menemukan padang rumput.
Oleh sebab itu,
biarlah kita melalui pintu, sebab kalau masuk ke dalam kandang tanpa melalui
pintu, maka ia akan memanjat tembok = pencuri.
Dikaitkan
dengan POLA TABERNAKEL = Bait Allah, rumah Tuhan, tubuh Kristus.
Dalam pola tabernakel,
terdapat 3 pintu, yaitu;
YANG PERTAMA: PINTU GERBANG.
Pintu gerbang, artinya;
percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, berarti pintu
gerbang adalah pintu yang sesak (sempit, tidak longgar), sebab sebelum percaya
kepada Yesus Kristus, seseorang mempercayakan hidupnya kepada hal-hal yang lain
= menyembah hal-hal yang lain = menyembah berhala (misalnya; emas, perak,
harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, dan pekerjaan) = pintu yang longgar /
tidak sempit (pintu yang tidak sesak).
Kemudian, setelah
melalui pintu gerbang, selanjutnya berada di halaman, di mana terdapat dua alat,
yaitu;
1.
Mezbah Korban
Bakaran -> korban Kristus = salib Kristus.
2.
Kolam / bejana
pembasuhan -> baptisan Kristus.
Baptisan Kristus berarti satu dalam kematian Kristus. Kalau kita satu dalam
kematian Kristus, berarti satu juga dengan kebangkitan Kristus sebab kematian
satu paket dengan kebangkitan Kristus.
Pengorbanan /
penderitaan dan kematian Yesus Kristus di atas kayu salib, adalah karya
penyelamatan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus = Yesus Kristus telah memberi
keselamatan.
Karya
penyelamatan yang dikerjakan oleh Kristus di atas kayu salib, tidak cukup hanya
dilihat, diperhatikan, ditonton, tetapi harus ditindak lanjuti, dengan kata
lain keselamatan itu harus dikerjakan.
Filipi 2: 12
(2:12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu
senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan
gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula
sekarang waktu aku tidak hadir,
Kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, berarti; keselamatan yang Tuhan berikan harus
dikerjakan dengan takut dan gentar.
PERTANYAANNYA:
di manakah tempat untuk mengerjakan keselamatan yang Tuhan berikan?
Tempatnya
adalah: berada di RUANGAN SUCI, sebab setelah melewati pelataran / halaman,
selanjutnya adalah ruangan suci, namun untuk berada di dalam ruangan suci,
terlebih dahulu melalui PINTU KEMAH.
YANG KEDUA: PINTU
KEMAH.
PINTU KEMAH,
arti rohaninya; diurapi / dipenuhkan oleh Roh Kudus = memberi diri dipimpin Roh
Kudus.
Roma 8: 5, 12
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan
hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan
hal-hal yang dari Roh.
(8:12) Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang
berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging.
Kalau dipimpin
oleh Roh Kudus, berarti tidak terlihat lagi tabiat-tabiat daging / hawa nafsu
dan keinginan daging = melalui pintu yang sesak (tidak longgar bagi daging),
ini adalah pintu yang jauh lebih sesak dari pintu gerbang.
Kalau hidup
menurut pimpinan Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh, tidak lagi memikirkan
hal-hal yang dari daging = daging tidak longgar, karena daging melalui pintu
yang lebih sempit lagi.
Sebaliknya, kalau
daging dibiarkan bersuara / seseorang tetap menuruti keinginan daging /
memikirkan hal-hal yang dari daging, berarti; tidak melalui pintu yang sesak
(longgar dan tidak sempit) = berada dalam pintu yang lebar.
Bukti seseorang diurapi / dipimpin Roh Kudus:
Setelah melalui
pintu kemah (lebih sempit dari pintu gerbang), selanjutnya berada di ruangan suci.
Ruangan suci =
tempat pengudusan = kandang penggembalaan bagi domba-domba.
DI DALAM
RUANGAN SUCI TERDAPAT 3 MACAM ALAT;
1.
Meja Roti Sajian.
Arti rohaninya; tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, disertai perjamuan
suci.
Kegunaannya; untuk mendewasakan kerohanian.
Ibadah Pendalaman Alkitab menghasilkan; IMAN = domba-domba diberi makan.
2.
Pelita Emas.
Arti rohaninya; tekun dalam Ibadah Raya Minggu, disertai kesaksian.
Kegunaannya; mempertajam karunia jabatan.
Ibadah Raya Minggu menghasilkan; PENGHARAPAN = domba-domba diberi minum.
3.
Mezbah Dupa.
Arti rohaninya; tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Kegunaannya; merendahkan diri serendah-rendahnya di bawah kaki Tuhan.
Ibadah Doa Penyembahan menghasilkan; KASIH = domba-domba bernafas (diberi
nafas hidup).
Berarti, tekun
dalam 3 macam ibadah utama = mengerjakan keselamatan dengan roh takut dan
gentar = pintu sudah semakin sesak.
Imamat 21: 12
(21:12) Janganlah ia keluar dari tempat kudus,
supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak
urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di
atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Itu sebabnya,
para imam tidak boleh keluar dari tempat kudus, supaya minyak urapan Allah
tetap berada di atas kepala.
Tempat kudus =
ruangan suci, berarti; tekun dalam 3 macam ibadah utama.
YANG KETIGA: PINTU TIRAI / TABIR BAIT SUCI.
Selanjutnya,
masuk ke dalam ruangan maha suci, namun terlebih dahulu harus melalui tirai
yang digantungkan pada 4 tiang.
Mari kita lihat tirai tersebut.
Matius 27:
50-51
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu
menyerahkan nyawa-Nya.
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua
dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu
terbelah,
Lewat kematian
Yesus di kayu salib, tabir Bait Suci (tirai) terbelah dua dari atas sampai ke
bawah.
Lebih rinci
kita perhatikan...
Ibrani 10:
19-20
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita
sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan
yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
Tabir Bait Suci
terbelah dua = daging / tubuh Yesus disalibkan (tirai), maka terciptalah jalan
yang baru, itulah yang disebut pintu tirai.
Dalam
perjanjian lama, setiap kali ada penyesalan / pengakuan dosa, maka orang
tersebut segera mengoyakkan / merobek pakaiannya.
Tetapi untuk
sekarang, kita tidak perlu lagi membuat tabir lalu mengoyakkannya, tetapi
biarlah kita mengalami perobekan daging / penyaliban atas daging, walaupun
sakit rasanya.
Ibrani 9: 7
(9:7) tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam
Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia
persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang
dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar.
Hanya seorang
Imam Besarlah yang diperbolehkan masuk ke dalam ruangan maha suci = menembusi
Kerajaan Sorga.
Yesus Kristus
adalah Imam Besar Agung, telah mempersembahkan tubuh-Nya, darah-Nya di atas
kayu salib = melalui pintu yang sesak.
Berarti, pintu
yang ketiga, jauh lebih sempit dari pintu kemah, apalagi dari pintu gerbang.
Sebab, setelah tirai robek dari atas sampai ke bawah, maka terjadilah /
terciptalah pintu, itulah yang disebut pintu tirai, sehingga dengan demikian,
jalan yang baru terbuka bagi kita untuk berada di tempat yang kudus (Kerajaan
Sorga).
Ketika
beribadah melayani di dalam rumah Tuhan (selama berada di muka bumi), itu
bagaikan berada di tempat kudus / Kerajaan Sorga (Ibrani 10: 19).
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment