IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 23 APRIL 2013
Tema: HAL BERDOA (dari Matius 6: 5-13)
(Seri 41)
Subtema: TUHAN MENGABULKAN DOA YANG MENGAMPUNI SESAMANYA (BAGIAN 3)
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan, oleh karena
kemurahan-Nya kita berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, juga setelah
kita mendengar firman Tuhan, biarlah kita membawa diri kita rendah di bawah
kaki Tuhan.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Doa Penyembahan dari Matius 6: 5-13, namun kita hanya membaca ayat 12.
Matius 6: 12
(6:12) dan ampunilah kami akan kesalahan kami,
seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
Salah satu pokok doa yang harus kita naikkan kepada Tuhan
adalah: “Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami.”
Artinya; mengampuni sesama / orang lain karena Tuhan
sudah terlebih dahulu mengampuni kita = mengampuni karena diampuni.
Berarti, mengampuni itu tidak boleh dengan terpaksa,
tidak boleh karena ada kepentingan-kepentingan, tidak boleh karena ada
unsur-unsur lain, tidak boleh memandang muka.
Lebih jauh kita perhatikan dalam ayat 14-15 ...
Matius 6: 14-15
(6:14) Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga
akan mengampuni kamu juga.
(6:15) Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga
tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Jelas di sini dikatakan, bahwa; kalau seseorang
mengampuni kesalahan sesamanya, maka Bapa di sorga juga mengampuni
kesalahannya, sebaliknya kalau seseorang tidak mengampuni kesalahan sesamanya,
maka Bapa di sorga juga tidak mengampuni kesalahannya.
Demikian juga kita perhatikan dalam HAL BERDOA.
Markus 11: 25-26
(11:25) Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu
sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga
Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."
(11:26) [Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di
sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.]
Demikian halnya dalam hal berdoa; terlebih dahulu
mengampuni sesama di dalam hati dengan pasti = terlebih dahulu membereskan hati
dengan sesama, sehingga dengan demikian, doa-doa akan dikabulkan oleh Tuhan,
sebab jikalau dosa diampuni = doa telah dikabulkan oleh Tuhan.
Markus 11: 24
(11:24) Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan
doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan
kepadamu.
Kalau kita meminta apa saja, berdoa apa saja kepada Tuhan
dengan hati yang percaya, maka kita telah menerimanya, dan Tuhan akan
memberikannya.
Mari kita perhatikan; KELEBIHAN-KELEBIHAN ORANG YANG
MENGAMPUNI SESAMANYA.
Setelah kita melihat kelebihan yang pertama pada minggu
yang lalu (dalam IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 16 APRIL 2013), sekarang kita
akan melihat kelebihan yang kedua.
Kelebihan-kelebihan orang yang mengampuni.
YANG KEDUA.
Markus 11: 23
(11:23) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata
kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut!
Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu
akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.
Kelebihan yang kedua, yaitu; BERKUASA UNTUK MEMINDAHKAN
GUNUNG, bahkan MENCAMPAKKANNYA KE DALAM LAUT.
Saudaraku, kalau seseorang dapat memindahkan gunung dan
mencampakkannya ke dalam laut, berarti kuasanya sungguh sangat besar sekali.
Berarti, orang yang mengampuni sesamanya, memiliki kuasa
yang sangat besar juga.
Berbicara mengenai GUNUNG, itu berbicara tentang
pergumulan-pergumulan, kesusahan-kesusahan, kesulitan-kesulitan yang dihadapi
oleh seseorang.
Yeremia 3: 6
(3:6) TUHAN berfirman kepadaku dalam zaman raja Yosia: "Sudahkah
engkau melihat apa yang dilakukan Israel, perempuan murtad itu, bagaimana dia
naik ke atas setiap bukit yang menjulang dan pergi ke bawah setiap
pohon yang rimbun untuk bersundal di sana?
Di sini kita perhatikan, bahwa; ISRAEL SEDANG BERSUNDAL
DI ATAS BUKIT YANG MENJULANG / DI ATAS BUKIT YANG TINGGI.
Artinya; hidup di dalam ketinggian hati / kesombongan.
Berada di atas bukit yang tinggi, berarti; hidup di dalam
kesombongan = berada di dalam pergumulan, kesulitan dan kesusahan yang sangat besar.
Bukit yang menjulang / bukit yang tinggi = gunung yang
tinggi.
Dan memang, orang yang sombong / tinggi hati, pasti
berada dalam pergumulan yang besar, dan orang yang sombong tidak akan bisa
menyelesaikan masalahnya, karena dengan ketinggian hatinya itu, ia tidak akan
mengharapkan / tidak akan mengandalkan Tuhan.
Itu sebabnya, selain bersundal di atas bukit yang
menjulang / tinggi, Israel juga BERADA DI BAWAH POHON YANG RIMBUN untuk
bersundal di sana.
Ini menunjukkan, bahwa; ketika ia berada di atas bukit
yang menjulang, ia tidak dapat menyelesaikan masalahnya, justru ia mencari
ketenangan jiwa untuk menyelesaikan masalahnya, dengan cara menuruti hawa nafsu
dan keinginan daging.
Sebab pohon yang rimbun -> manusia daging.
Mencari ketenangan jiwa dengan cara menuruti hawa nafsu
dan keinginan daging untuk menyelesaikan masalah, itu bukanlah cara yang benar,
itu tidak akan menyelesaikan masalah, namun justru menambah masalah, dan ini
adalah tindakan yang keliru dari Israel (1 Yohanes 2: 18-19).
Itu sebabnya, Israel menerima julukan PEREMPUAN MURTAD. Murtad,
berarti; mundur dari Tuhan = mundur dari ibadah pelayanan.
Kalau kita perhatikan ayat 11 ...
Yeremia 3: 11
(3:11) Dan TUHAN berfirman kepadaku: "Israel, perempuan murtad itu, membuktikan
dirinya lebih benar dari pada Yehuda, perempuan yang tidak setia itu.
Israel merasa diri lebih benar dari Yehuda, saudara
perempuannya.
Jadi, orang yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya,
adalah orang yang sombong, itulah orang yang merasa diri lebih benar.
Akibat berada di atas bukit yang menjulang.
Yeremia 3: 12
(3:12) Pergilah menyerukan perkataan-perkataan ini ke utara,
katakanlah: Kembalilah, hai Israel, perempuan murtad, demikianlah firman TUHAN.
Muka-Ku tidak akan muram terhadap kamu, sebab Aku ini murah hati, demikianlah
firman TUHAN, tidak akan murka untuk selama-lamanya.
Akibatnya adalah posisi dari pada Israel BERADA DI
SEBELAH UTARA.
Utara -> takhta dari pada Bintang Timur, putera Fajar,
yang disebut Lucifer, itulah iblis setan, berarti; telah dikuasai roh jahat dan
roh najis (Yesaya 14: 12-13).
Yeremia 3: 13
(3:13) Hanya akuilah kesalahanmu, bahwa engkau telah mendurhaka
terhadap TUHAN, Allahmu, telah melampiaskan cinta berahimu kepada orang-orang
asing di bawah setiap pohon yang rimbun, dan tidak mendengarkan suara-Ku,
demikianlah firman TUHAN."
Di sini kita perhatikan, bahwa; Tuhan menghimbau supaya
Israel kembali kepada Tuhan, namun terlebih dahulu Israel harus MENGAKUI
KESALAHANNYA DI HADAPAN TUHAN.
Mengakui kesalahan = melepaskan diri dari segala ikatan.
Kesalahan apapun yang diperbuat seseorang, baik itu
kesalahan yang besar, kesalahan yang kecil, mulai dari dosa kejahatan maupun
dosa kenajisan, kalau ia mengakuinya, berarti ia telah dilepaskan dari ikatan
dosa tersebut.
Kita kembali memperhatikan Markus 11.
Markus 11: 23
(11:23) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung
ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak
bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi,
maka hal itu akan terjadi baginya.
Di sini kita perhatikan, bahwa; orang yang memiliki kuasa,
dapat memindahkan gunung dan mencampakkan gunung itu ke dalam laut.
Mari kita perhatikan ...
Ada dua golongan yang harus dicampakkan ke dalam lautan
api neraka, antara lain;
1.
GOLONGAN YANG
PERTAMA: MEREKA YANG MENYESATKAN ANAK
KECIL.
Matius 18: 6
(18:6) "Tetapi
barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya
kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya
lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.
Mereka yang menyesatkan anak kecil, yaitu;
-
Iblis setan,
itulah roh jahat dan roh najis.
-
Nabi-nabi
palsu.
-
Antikris.
2.
GOLONGAN YANG
KEDUA: MEREKA SEMUA YANG MELAKUKAN
KEJAHATAN.
Wahyu 21: 8
(21:8) Tetapi orang-orang
penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang
pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah
berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di
dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian
yang kedua."
Orang-orang yang melakukan delapan macam kejahatan, adalah;
-
orang-orang
penakut, - orang-orang sundal,
-
orang-orang
yang tidak percaya, - tukang-tukang sihir,
-
orang-orang
keji, - penyembah-penyembah berhala,
-
orang-orang pembunuh, - dan semua pendusta.
Mereka mendapat bagian di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan
belerang / mendapat bagian dalam kematian yang kedua.
Jadi, KUASA ITU PENTING, supaya dapat memindahkan gunung
lalu mencampakkannya ke dalam lautan = melepaskan diri dari dosa dan kematian
yang kedua.
Namun saudaraku, perlu kita perhatikan ...
Syarat untuk memindahkan gunung.
Matius 17: 20
(17:20) Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu
kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai
iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah
dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang
mustahil bagimu.
Syarat untuk memindahkan bahkan mencampakkan gunung ke
dalam lautan adalah terlebih dahulu MEMILIKI IMAN SEBESAR BIJI SESAWI saja.
Mari kita perhatikan; BIJI SESAWI.
Matius 13: 32
(13:32) Memang biji itu yang paling kecil dari segala
jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari
pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di
udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."
Iman yang dikaitkan dengan biji sesawi, itu adalah IMAN yang
BERKUASA dan KUAT.
Sebab di sini dikatakan: sekalipun benih itu yang paling
kecil dari segala jenis benih, tetapi kalau benih itu tumbuh, ia akan menjadi
besar, bahkan menjadi pohon.
Kembali kita perhatikan ...
Matius 17: 20-21
(17:20) Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar
biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat
ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil
bagimu.
(17:21) [Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.]"
Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan dan bagi kita
sekalian, kalau memiliki iman yang dikaitkan dengan biji sesawi.
Namun, untuk memindahkan gunung itu, iman yang dikaitkan dengan biji sesawi,
bekerja sama dengan dua hal.
YANG PERTAMA: DENGAN
BERDOA.
1 Timotius 2: 1
(2:1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan,
doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,
Sesuai dengan
nasihat firman Tuhan;
-
pertama-tama
menaikkan doa permohonan,
-
menaikkan doa
syafaat,
-
menaikkan doa
ucapan syukur,
-
hidup di dalam
doa penyembahan.
Matius 26: 40-41
(26:40) Setelah itu Ia
kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia
berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam
dengan Aku?
(26:41) Berjaga-jagalah
dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh
memang penurut, tetapi daging lemah."
Adapun doa penyembahan itu berlangsung selama satu jam, tujuannya; supaya
seseorang jangan jatuh ke dalam pencobaan, sebab roh itu memang penurut tetapi
daging itu lemah, artinya; setiap orang rindu untuk berbuat / melakukan sesuatu
yang baik, tetapi dagingnya lemah untuk menghadapi cobaan.
Berarti, supaya tidak jatuh dalam pencobaan, hiduplah dalam doa penyembahan
selama satu jam.
Dan memang, kalau kita perhatikan di sini; setelah Yesus melangsungkan doa
penyembahan selama satu jam, selanjutnya Yesus harus MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH
BAPA, yaitu MINUM DARI CAWAN ALLAH.
Meminum cawan Allah, artinya; Yesus harus menanggung penderitaan di atas
kayu salib.
Itu sebabnya, setelah peristiwa di taman Getsemani, Yesus ditangkap dan
diserahkan kepada Mahkamah Agama.
Jadi, kekuatan
kita supaya mampu menghadapi pencobaan (yaitu minum cawan Allah) adalah
menaikkan doa, dimulai dari doa
permohonan, doa syafaat, doa ucapan syukur, selanjutnya tingkatan yang teratas
adalah doa penyembahan.
YANG KEDUA: DENGAN
BERPUASA.
Matius 6: 16
(6:16) "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah
muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya,
supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Berpuasa yang
dikehendaki oleh Tuhan adalah berpuasa TANPA KEMUNAFIKAN.
Tanpa
kemunafikan, berarti; tidak mengubah air mukanya, sebab memang, puasa itu tidak
perlu diketahui oleh orang lain.
Kalau berpuasa
disertai dengan kemunafikan, berarti ia mengubah air mukanya, dan dengan air
mukanya itu, orang lain tahu bahwa ia sedang berpuasa, dan orang yang seperti
ini tidak mendapat upah dari Tuhan, melainkan dari orang yang melihatnya saja.
Kalau kita
perhatikan dalam Matius 15.
Matius 15: 7-9
(15:7) Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya
tentang kamu:
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal
hatinya jauh dari pada-Ku.
(15:9) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan
ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."
Ibadah yang
dilangsungkan dengan kemunafikan, termasuk juga ibadah puasa di hadapan Tuhan,
adalah ibadah / puasa yang sia-sia, sebab orang munafik itu; bibir memuji Tuhan
tetapi hati jauh dari Tuhan = di luar terlihat baik, sepertinya rohaniawan / memuji
Tuhan, tetapi hatinya jauh dari Tuhan, karena hatinya telah dikotori oleh
segala jenis kejahatan.
Itu sebabnya di
ayat 9 dikatakan: “Percuma mereka
beribadah kepada-Ku”, termasuk ibadah puasa.
Jadi,
melangsungkan puasa yang benar adalah tanpa kemunafikan, yaitu tanpa mengubah
air muka, sebab muka yang muram pasti hatinya panas (Kejadian 4: 6). Muka
muram, hati panas, tidak memancarkan kemuliaan Allah.
Bandingkan
dengan; BERPUASA YANG DIKEHENDAKI OLEH TUHAN.
Matius 6: 17
(6:17) Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah
kepalamu dan cucilah mukamu,
Berpuasa yang dikehendaki oleh Tuhan, yaitu;
YANG PETAMA: MEMINYAKI
KEPALA.
Tidak semua orang suka meminyaki kepala atau rambutnya,
seperti saya, tidak suka meminyaki rambut, apalagi kalau seseorang tidak
memiliki rambut (botak), ia pasti tidak suka meminyaki rambut / kepalanya.
Tetapi di sini dikatakan: “... apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu ...”
Mari kita perhatikan: SUPAYA MINYAK URAPAN ITU ADA DI
ATAS KEPALA.
Imamat 21: 12
(21:12) Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan
dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan
Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas
kepalanya; Akulah TUHAN.
Supaya minyak urapan itu ada di atas kepala; JANGAN
KELUAR DARI TEMPAT KUDUS.
Kalau dalam pola Tabernakel, terkena pada ruangan suci =
tempat pengudusan = kandang penggembalaan.
Kalau seseorang berada di tempat kudus, berarti seseorang
tidak melanggar kekudusan Allah, itu sebabnya minyak urapan ada di atas
kepalanya, dan minyak urapan di atas kepala menandakan bahwa ia telah
dikhususkan bagi Allah.
Sebagai seorang gembala sidang, saya tidak henti-hentinya
mengatakan; tekunlah dalam tiga macam ibadah utama, sesuai dengan tiga macam
alat yang ada di dalam tempat kudus.
1.
MEJA ROTI SAJIAN, artinya; tekun
dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, disertai dengan perjamuan suci.
2.
PELITA EMAS, artinya; tekun dalam Ibadah
Raya Minggu, disertai dengan kesaksian.
3.
MEZBAH DUPA, artinya; tekun dalam Ibadah
Doa Penyembahan.
Doa penyembahan,
artinya; hanyut dan tenggelam di dalam kasih Allah.
Berpuasa yang dikehendaki oleh Tuhan, yaitu;
YANG KEDUA: MENCUCI
MUKA.
Mencuci muka, artinya mencuci panca indra.
1.
MENCUCI KULIT / PIPI.
Artinya; mencuci
/ membasuh perasaan yang salah.
Sebab kulit /
pipi -> perasaan.
Sedangkan
perasaan yang salah = tidak tinggal dalam kasih Allah.
Kalau seseorang
tinggal dalam kasih Allah, pasti perasaannya benar, tidak salah.
2.
MENCUCI MULUT / BIBIR.
Artinya; tidak
terdapat lagi perkataan-perkataan dusta di dalam mulut = bibir lain, yakni
bibir yang bersih.
Kalau seseorang
tidak salah dalam perkataannya, ia sempurna di hadapan Allah, dan ia sanggup
mengendalikan seluruh tubuhnya, sehingga seluruh anggota tubuhnya tidak berada
dalam gelap.
3.
MENCUCI / MEMBASUH HIDUNG.
Hidung juga
harus dibasuh / dicuci, supaya seseorang dapat melangsungkan / menaikkan doa
penyembahan kepada Tuhan, sebab nafas hidup manusia adalah doa penyembahan.
Kalau hidung seseorang
tersumbat / tidak bersih, seseorang tidak dapat bernafas, artinya; tidak dapat
melangsungkan doa penyembahan.
4.
MENCUCI / MEMBASUH MATA.
Matius 6: 22-23
(6:22) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik,
teranglah seluruh tubuhmu;
(6:23) jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.
Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Kalau mata baik,
maka teranglah seluruh tubuh.
Berarti,
pandangan harus baik, supaya tidak memiliki pandangan yang salah. Dengan
pandangan yang baik ini, maka seluruh tubuh pasti diterangi.
Namun, kalau selaput
mata / daging (kelopak mata) menutupi mata, itu adalah pandangan yang tidak
baik.
Jadi, pandangan
yang baik itu adalah, di mana mata tidak ditutupi oleh kelopak / selaput daging
= tidak memandang kepada perkara-perkara daging / perkara jasmani / perkara
lahiriah, itulah pandangan yang baik.
5.
MENCUCI TELINGA.
Telinga adalah
alat yang digunakan untuk mendengar suara Tuhan.
Telinga yang
mendengar suara Tuhan = telinga yang dengar-dengaran.
Telinga yang
dengar-dengaran adalah telinga dari seorang yang tergembala, seperti domba yang
tergembala dengan baik dalam satu kandang, satu gembala, itulah telinga yang
sudah dibasuh / dicuci (Yohanes 10: 3).
Biarlah kita semua mencuci muka, berarti membersihkan
panca indra, itulah kulit / pipi, mulut, hidung, mata dan telinga, sehingga
dengan demikian, gunung itu dapat dipindahkan bahkan dicampakkan ke dalam
lautan.
Kembali kita baca Matius 6.
Matius 6: 18
(6:18) supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa,
melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang
melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Dengan melangsungkan puasa tanpa kemunafikan, kemudian
disertai meminyaki rambut / kepala, juga mencuci muka, maka Tuhan pun membalaskannya
kepada saya dan saudara.
Jadi, apa saja yang kita minta, apa saja yang kita
doakan, akan dibalaskan / dikabulkan oleh Tuhan.
Markus 11: 23
(11:23) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada
gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang
hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka
hal itu akan terjadi baginya.
Di dalam Tuhan tidak ada yang mustahil, tidak ada yang
harus kita bimbangkan, biarlah kita melangsungkan doa penyembahan malam hari
ini, dan biarlah lewat doa penyembahan malam hari ini kita yakinkan diri, apa
saja yang kita minta, kita telah menerimanya, asal saja tidak bimbang, sebab di
dalam Tuhan tidak ada kebimbangan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment