IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, 19 APRIL 2013
“DARI KITAB
MALEAKHI”
Subtema: DOMBA-DOMBA YANG TERGEMBALA DIBAWA MASUK KE DALAM KESATUAN
TUBUH KRISTUS, YANG BERSIFAT INTERNASIONAL
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah
Tuhan, beribadah melayani Tuhan.
Kembali kita memeriksa Maleakhi 2.
Maleakhi 2: 6
(2:6) Pengajaran
yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat
pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan
banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
Allah menyatakan tiga hal yang menjadi kelebihan dari
orang-orang Lewi kepada imam-imam yang melayani di Tabernakel, yaitu;
I.
Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya.
II.
Kecurangan tidak
terdapat pada bibirnya.
III.
Dalam
damai sejahtera dan kejujuran, orang-orang Lewi mengikuti
Tuhan.
Kita masih memperhatikan bagian yang kedua.
Keterangan:
II. KECURANGAN TIDAK TERDAPAT PADA BIBIRNYA.
Zefanya 3: 9
(3:9) "Tetapi
sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir
yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama TUHAN, beribadah
kepada-Nya dengan bahu-membahu.
Tuhan memberikan “BIBIR
LAIN”, yakni BIBIR YANG BERSIH, kepada bangsa-bangsa, kepada setiap orang.
Jadi, hanya Tuhan saja yang mampu memberikan bibir yang
bersih kepada setiap orang, kepada siapa saja, sebab setiap orang tidak mampu
membersihkan bibirnya dengan mengandalkan kepintarannya, kekuatannya,
kekayaannya.
Biarlah kiranya Tuhan memberikan bibir yang lain, yakni
bibir yang bersih kepada saya dan saudara di tengah-tengah ibadah pelayanan, sehingga
kita layak untuk menjadi kesaksian di manapun kita berada.
Bibir yang lain / bibir yang bersih, berarti tidak
terdapat kecurangan pada bibir, sehingga dengan demikian mereka dapat;
-
Memanggil nama Tuhan.
-
Beribadah kepada Tuhan.
Kemudian, kalau kita perhatikan di sini; ibadah itu
disertai dengan bahu membahu antara sidang jemaat dan gembala sidang.
Mari kita lihat; ORANG-ORANG YANG BIBIRNYA BERSIH.
Wahyu 14: 1, 5
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri
di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat
ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
(14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta;
mereka tidak bercela.
Di dalam mulut
mereka (144000 orang), tidak terdapat dusta, sehingga mereka tidak bercela.
Berarti, kalau
tidak terdapat kecurangan di dalam bibir, maka seseorang tidak bercela di
hadapan Tuhan.
Dalam suratan
Yakobus, orang yang tidak terdapat kesalahan dalam perkataannya disebut orang
yang sempurna, yang dapat mengendalikan seluruh tubuhnya, sehingga tiap-tiap
anggota tidak terdapat cacat cela / tidak bercela di hadapan Tuhan.
Kemudian, kalau
kita perhatikan; mereka berdiri di bukit Sion bersama-sama dengan Anak Domba
Allah.
Saudaraku,
sasaran akhir dari perjalanan bangsa Israel adalah bukit Sion, dan ini juga menjadi
sasaran akhir dari perjalanan rohani gereja Tuhan.
Biarlah hal ini
terwujud suatu kali nanti dalam kehidupan kita sekaliannya, pribadi lepas
pribadi, kita menerima upah dan menerima mahkota untuk hidup yang kekal.
Namun, untuk
mencapai sasaran itu, kembali kita memperhatikan Zefanya 3.
Zefanya 3: 13
(3:13) yakni sisa Israel itu. Mereka tidak akan
melakukan kelaliman atau berbicara bohong; dalam mulut mereka tidak
akan terdapat lidah penipu; ya, mereka akan seperti domba yang makan
rumput dan berbaring dengan tidak ada yang mengganggunya."
-
Kalau berbicara
tidak bohong.
-
Dalam mulut
mereka, tidak terdapat lidah penipu.
Berarti, di
dalam bibir tidak terdapat kecurangan = bibir lain, yakni bibir yang bersih.
Kemudian, kalau
kita perhatikan keadaan mereka; SEPERTI DOMBA YANG MAKAN RUMPUT.
Artinya; domba-domba tergembala dengan baik.
Kalau domba-domba tergembala dengan baik, pasti
domba-domba dapat menikmati rumput yang hijau dengan baik, sebab gembala
bertanggung jawab untuk memberi makan minum kepada domba-domba.
Mari kita lihat; KEADAAN
BILA DOMBA-DOMBA YANG TERGEMBALA DENGAN BAIK
(bagian 1).
Yehezkiel 20: 37
(20:37) Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku
dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.
DOMBA-DOMBA
DIBIARKAN LEWAT DI BAWAH TONGKAT GEMBALA.
Seorang gembala
memiliki tongkat untuk menggembalakan kawanan domba, maka domba-domba itu akan
lewat dari bawah tongkat gembala.
Seperti dalam
Mazmur 23; Yesus adalah Gembala yang baik, dan sebagai Gembala, Dia
menggembalakan kawanan domba, selain dengan gada besi, juga dengan TONGKAT.
Kegunaan tongkat.
YANG PERTAMA: MENDIDIK.
Amsal 22: 15
(22:15) Kebodohan melekat pada hati orang muda,
tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.
Tongkat itu
mendidik, kegunaannya; untuk mengusir kebodohan yang melekat pada hati orang
muda, supaya orang muda tidak mengulangi / tidak kembali melakukan segala kebodohan-kebodohan.
Orang muda
-> kerohanian yang masih muda, masih minim pengalaman. Minim pengalaman =
bodoh.
Mazmur 119: 130
(119:130) Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi
terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
Bila terjadi pembukaan
rahasia firman Tuhan, selain memberi terang, juga memberi pengertian kepada
orang-orang bodoh, supaya orang-orang bodoh tidak kembali melakukan
kesalahan-kesalahannya sebagai kebodohan di hadapan Tuhan.
Itu sebabnya, ketika
kita menerima pembukaan rahasia firman Tuhan, memang sakit rasanya, sebab
segala yang terselubung akan disingkapkan, seperti jari telunjuk yang
menunjuk-nunjuk dosa, seperti tongkat gembala yang memukul domba, tetapi
tongkat di sini merupakan didikan, bukan suatu kebencian.
Sehingga dengan
demikian, orang yang minim pengalaman / orang-orang yang bodoh, tidak kembali
mengulangi kesalahan-kesalahannya sebagai kebodohan.
Kegunaan tongkat.
YANG KEDUA: MENGHIBUR.
Mazmur 23: 1, 4
(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan
aku.
(23:4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku
tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu,
itulah yang menghibur aku.
Tongkat gembala
itu menghibur kawanan domba, sehingga sekalipun berjalan dalam lembah kekelaman,
tidak takut bahaya.
Tuhan adalah
Gembala yang baik, sehingga domba-domba-Nya tidak kekurangan, seperti
pengalaman raja Daud.
1 Korintus 14:
3
(14:3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia
berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.
Sekalipun sakit
rasanya, bagaikan tongkat yang memukul, tetapi firman nubuatan / firman para
nabi / firman pengajaran yang rahasianya dibukakan itu, sifatnya menghibur.
Alasan tongkat gembala menghibur.
1.
Tongkat gembala
itu MEMBANGUN.
Efesus 2: 20
(2:20) yang dibangun
di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai
batu penjuru.
Bangunan itu dibangun di atas dasar firman nubuatan yang diurapi, itulah
ayat menjelaskan ayat.
-
Nabi ->
firman nubuatan.
-
Rasul ->
yang diurapi.
Kemudian, kita perhatikan bangunan tersebut pada ayat 21.
Efesus 2: 21
(2:21) Di dalam Dia
tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di
dalam Tuhan.
Kita perhatikan di sini; kalau dibangun di atas dasar firman nubuatan yang
diurapi, maka di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, mulai dari
perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerang-gerik,
semuanya rapi tersusun, dan sampai akhirnya menjadi Bait Allah yang kudus = menjadi
rumah Tuhan
2.
Tongkat gembala
itu MENASIHATI.
Firman nubuatan itu adalah nasihat yang baik bagi kehidupan saya dan
saudara.
Kita membutuhkan nasihat firman Tuhan, supaya kita tidak terlanjur-lanjur
dalam kesalahan-kesalahan, sehingga lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah
utama, maka kita senantiasa dinasihati dan diingatkan oleh firman nubuatan,
supaya tidak terlanjur-lanjur dalam kesalahan-kesalahan.
Salomo memiliki hikmat yang luar biasa, sehingga dia dapat membedakan mana
yang baik dan mana yang tidak baik, itu karena dia memiliki penasihat.
Kemudian, setelah Salomo mati, maka yang duduk di atas takhta kerajaan
adalah Rehabeam (anak dari Salomo), tetapi dia tidak menghargai nasihat-nasihat
dari pada penasihat ayahnya, Salomo, dia lebih suka mendengarkan perkataan-perkataan
orang muda, sehingga mulai dari saat itu, kerajaan itu pecah dan terbagi dua.
Oleh sebab itu, biarlah kiranya kita senantiasa memperhatikan nasihat
firman Tuhan.
Kemudian, kalau kita perhatikan pada Yesaya 9.
Yesaya 9: 5
(9:5) Sebab seorang
anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang
pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat
Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Yesus adalah Raja Damai, tetapi disebut juga PENASIHAT AJAIB.
Oleh karena nasihat-nasihat firman Tuhan, maka segala keajaiban-keajaiban
firman Tuhan nyata dalam kehidupan kita.
Keajaiban-keajaiban firman Tuhan itu dapat kita lihat dalam Roma 4: 17;
-
yang tidak ada
menjadi ada,
-
yang mati
dihidupkan kembali.
Jadi memang, kita tidak boleh jauh dari setiap pertemuan-pertemuan ibadah,
justru di dalam tiga macam ibadah utama, kita menerima nasihat-nasihat firman Tuhan,
sehingga kita boleh merasakan keajaiban-keajaiban firman Tuhan dalam kehidupan
kita, pribadi lepas pribadi.
Dengan keajaiban yang terjadi dalam kehidupan kita itu, maka otomatis nama
Tuhan dipermuliakan dalam diri kita masing-masing, di manapun kita berada.
Kita kembali
melihat; KEADAAN BILA
DOMBA-DOMBA YANG TERGEMBALA DENGAN BAIK
(bagian 2).
Yehezkiel 20:
37
(20:37) Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat
gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.
Domba-domba
yang tergembala DIBAWA MASUK KE DALAM KANDANG.
Kalau
domba-domba tidak tergembala, maka ia tidak akan berada di dalam kandang
penggembalaan, ia liar dan mengambil jalannya masing-masing, melakukan segala
sesuatu sesuka hatinya saja.
Kalau kita
kaitkan dalam pola Tabernakel, kandang penggembalaan itu terkena pada RUANGAN
SUCI.
Di dalam ruangan
suci terdapat tiga macam alat, yaitu;
1.
MEJA ROTI
SAJIAN
Artinya; tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, disertai dengan perjamuan
suci (yang adalah wujud dari pengorbanan Yesus Kristus).
2.
PELITA EMAS /
KANDIL.
Artinya; tekun dalam Ibadah Raya Minggu, disertai dengan kesaksian.
3.
MEZBAH DUPA.
Artinya; tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Doa penyembahan = hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah.
Mari kita
lihat; domba-domba yang tergembala dengan baik, dalam injil Yohanes 10.
Yohanes 10: 3
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba
mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut
namanya dan menuntunnya ke luar.
Domba-domba
mendengarkan suara gembala = dengar-dengaran.
Berarti, kalau
kita tekun dalam tiga macam ibadah utama, tujuannya adalah supaya domba-domba
itu dengar-dengaran.
Yesus adalah
Gembala Agung dan kita semua adalah kawanan domba-Nya, biarlah kita semua
menjadi kawanan domba yang dengar-dengaran di hadapan Tuhan.
Yohanes 10: 4
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia
berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena
mereka mengenal suaranya.
Selanjutnya, DOMBA-DOMBA
MENGIKUTI GEMBALA, arti rohaninya; mengikuti geraknya firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan = mengikuti geraknya pengajaran mempelai dalam terangnya
Tabernakel.
Memang, kalau
domba-domba dengar-dengaran pasti domba-domba mengikuti gembala.
Biarlah kita
semua tergembala dengan baik, digembalakan oleh firman pengajaran mempelai,
sehingga kita dibawa sesuai dengan kehendak Tuhan. Kalau tidak dengar-dengaran,
maka domba-domba tidak bisa mengikuti gembala.
Malam ini
kembali saya katakan; kita patut bersyukur karena kita digembalakan oleh firman
pengajaran yang rahasinya dibukakan, dan ibadah yang kita ikuti ini sesuai
dengan ibadah yang ada di dalam Kerajaan Sorga, yaitu TEKUN DALAM TIGA MACAM
IBADAH UTAMA (Ibrani 8: 5).
Yohanes 10: 16
(10:16) Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan
dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan
mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu
gembala.
Puncak dari kegerakan pengajaran mempelai ini adalah kita
dibawa masuk ke dalam kesatuan tubuh Kristus yang besar, antara Yahudi / Israel
dengan kafir = kesatuan tubuh internasional (sifatnya mendunia).
Domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini -> orang kafir, saya dan saudara (bukan Israel).
Inilah yang
harus kita syukuri, sebab puncak dari geraknya pengajaran mempelai ini, kita dibawa
masuk ke dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, yang bersifat
internasional.
Itu sebabnya,
domba-domba harus tergembala dengan baik dalam satu kandang satu gembala, tidak
boleh digembalakan oleh dua gembala, tidak boleh liar.
Kita akan
melihat; KESATUAN TUBUH KRISTUS YANG BESAR MENJADI HIMPUNAN YANG BESAR.
Wahyu 7: 9
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya,
suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari
segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di
hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem
di tangan mereka.
Suatu saat
nanti, akan ada suatu kumpulan besar orang banyak, yang tidak dapat terhitung
banyaknya dari tiap-tiap suku, kaum, bahasa dan bangsa, dikumpulkan dari empat
penjuru bumi (timur, barat, utara, selatan), berdiri di hadapan takhta dan di
hadapan Anak Domba, inilah kesatuan tubuh Kristus yang bersifat internasional
(kafir dan Israel menyatu dari berbagai suku, kaum, bahasa dan bangsa).
Kemudian, kalau
kita perhatikan di sini; mereka semua MEMAKAI JUBAH PUTIH dan MEMEGANG DAUN-DAUN
PALEM di tangan mereka.
Memegang daun
palem -> hari perhentian yang kekal, itulah hari raya tabernakel / PONDOK
DAUN.
Saya merindu,
sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang, Cilegon & Dadap-Tangerang ada di antara himpunan yang besar itu, karena memang dari
awal, kita tergembala dengan baik dalam satu kandang satu gembala, tidak liar.
Di sini kita
melihat, bahwa mereka berbahagia karena berada di hadapan takhta Anak Domba
Allah.
Jika kita
berada di hadapan petinggi-petinggi di dunia ini, kita pasti merasa tersanjung
dan terhormat, apalagi kalau berada di hadapan takhta Anak Domba Allah, padahal
kita ini tidak ada apa-apanya (debu tanah yang hina).
Kemudian, di
sini kita perhatikan; mereka semua MEMAKAI JUBAH PUTIH
Wahyu 19: 6-8
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar
orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang
hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa,
telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan
memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya
telah siap sedia.
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain
lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus
itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Himpunan besar orang
banyak dari empat penjuru bumi, digambarkan bagaikan desau air bah dan seperti
guruh yang hebat, ini menggambarkan jumlah yang banyak, yang tidak terhitung
jumlahnya.
Kemudian,
mereka itu mengenakan lenan halus / pakaian putih bersih, itulah
perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus.
Mereka itu bersukacita, bersorak sorai memuliakan Dia,
karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, inilah yang kita nanti-nantikan,
inilah yang kita tungu-tunggu. Biarlah di tengah-tengah penantian ini, kita
terus tekun dalam tiga macam ibadah, tidak liar, melewati tongkat gembala dari
bawah, dibawa masuk ke dalam kandang penggembalaan, sampai tiba hari yang kita
tunggu-tunggu, itulah hari perkawinan Anak Domba, ini adalah sukacita mempelai
yang tidak bisa digambarkan, tidak bisa dilukiskan melebihi sukacita yang ada
di dunia ini.
Wahyu 19: 9
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah
mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi
kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari
Allah."
Hari perkawinan
Anak Domba itu tepat dan benar, sebab Allah sendiri yang mengatakannya.
Saudara tidak
boleh menganggap bahwa ibadah pelayanan ini adalah ibadah pelayanan yang biasa-biasa,
yang dapat dipermainkan, melainkan harus sungguh-sungguh, sebab suatu saat
kelak, hari perkawinan Anak Domba itu akan terjadi, sebagai sasaran akhir dari
ibadah pelayanan di muka bumi ini.
Perkataan Allah
itu tepat dan benar, tidak dikurangkan, tidak ditambahkan, tidak perlu
diragukan.
Kita kembali
memperhatikan; KEADAAN BILA
DOMBA-DOMBA YANG TERGEMBALA DENGAN BAIK
(bagian 3).
Yehezkiel 20:
37
(20:37) Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan
memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.
Domba-domba
yang tergembala di dalam satu kandang, satu gembala DIHITUNG DENGAN BAIK =
gembala menghitung kawanan domba yang tergembala dengan baik.
Yohanes 10: 3
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba
mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut
namanya dan menuntunnya ke luar.
Gembala memanggil domba-domba masing-masing menurut
namanya.
Dihitung,
berarti; namanya dikenal.
Saya, sebagai
gembala sidang GPT “BETANIA” Serang, Cilegon & Dadap-Tangerang, dapat menghitung seberapa banyak jumlah sidang jemaat
yang ada, itu karena saya mengetahui namanya.
Jadi, seorang
gembala dapat menghitung domba-dombanya, karena gembala mengenal / mengetahui
nama domba-dombanya.
Wahyu 3: 5
(3:5) Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih
yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan
Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para
malaikat-Nya.
Nama dikenal,
berarti; tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba = nama terdaftar di dalam
Kerajaan Sorga.
Bila nama
tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba, maka Anak Domba itu sendiri
mengakuinya;
-
Di hadapan
Allah Bapa.
Sehingga dengan demikian, domba-domba dapat menikmati kasih Allah
-
Di hadapan para
malaikat-Nya.
Berarti, domba-domba mendapatkan perlindungan dari Tuhan.
Wahyu 20: 12
(20:12) Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan
kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga
sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut
perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
Kalau nama
tertulis di dalam kitab kehidupan, itulah yang menentukan selamat tidaknya
seseorang.
Oleh sebab itu,
kembali saya katakan; untuk masuk hitungan, domba-domba harus tergembala dengan
baik dalam satu kandang satu gembala, sampai namanya tertulis dalam kitab
kehidupan Anak Domba.
Kalau kita
kembali memperhatikan Wahyu 20: 12 ini, di sini kita perhatikan ...
Mereka dihakimi
menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis dalam kitab-kitab
itu.
Jadi, di dalam
kitab-kitab itu tertulis perbuatan-perbuatan yang baik maupun
perbuatan-perbuatan yang tidak baik, kemudian ada juga kitab kehidupan Anak
Domba sebagai kesimpulan dari segala perbuatan kita.
Biarlah kita
absenkan diri / selalu hadir dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah, disertai
dengan perbuatan-perbuatan benar, supaya nama kita tertulis dalam kitab
kehidupan Anak Domba.
Kemudian, ada
lagi yang harus dihitung ...
Mazmur 56: 9
(56:9) Sengsaraku Engkaulah yang
menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah
semuanya telah Kaudaftarkan?
Sengsara
dihitung-hitung, air mata ditampung dalam kirbat, inilah yang membuat seseorang
terdaftar dalam Kerajaan Sorga = tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.
Sekiranya di
tengah-tengah ibadah pelayanan ini kita banyak mengalami sengsara, bahkan
sampai mencucurkan air mata, itulah yang benar, dan percaya saudaraku; itu
semua Tuhan hitung.
Misalnya; kalau
kirbat itu dengan volume 3,125 kg (= volume gantang), berarti harus kita
penuhkan kirbat itu dengan air mata, itulah yang benar.
Jadi, bila kita
mengalami sengsara di tengah-tengah ibadah pelayanan, janganlah bersungut-sungut,
sebab air mata itu diawali dengan sengsara.
Hasilnya.
Zefanya 3: 13
(3:13) yakni sisa Israel itu. Mereka tidak akan melakukan
kelaliman atau berbicara bohong; dalam mulut mereka tidak akan terdapat lidah
penipu; ya, mereka akan seperti domba yang makan rumput dan berbaring dengan
tidak ada yang mengganggunya."
Kalau
tergembala dengan baik dalam satu kandang, satu gembala; DOMBA-DOMBA BERBARING
DENGAN TIDAK ADA YANG MENGGANGGUNYA, TIDAK ADA YANG DAPAT MENGUSIK.
Itu sebabnya, saya semakin percaya diri di dalam Tuhan,
sejak saya terpanggil sebagai hamba Tuhan, saya percaya diri dalam segala hal,
karena saya tahu, kalau saya tergembala dengan baik, ibarat seperti domba yang
berbaring, tidak ada yang mengusik.
Mungkin, kalau ada yang mengusik, itu hanya sebatas
mengomel saja, tetapi tidak ada yang bisa mengganggu gugat, bahkan seujung kuku
pun tidak ada yang dapat mengusik, inilah yang saya rasakan dan saya lihat, itu
sebabnya saya saksikan kepada saudara.
Yehezkiel 34:
23-25, 28
(34:23) Aku akan mengangkat satu orang gembala atas
mereka, yang akan menggembalakannya, yaitu Daud, hamba-Ku; dia akan
menggembalakan mereka, dan menjadi gembalanya.
(34:25) Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan
mereka dan Aku akan meniadakan binatang buas dari tanah itu, sehingga mereka
dapat diam di padang gurun dengan aman tenteram dan dapat tidur di hutan-hutan.
(34:28) Mereka tidak lagi menjadi jarahan bagi
bangsa-bangsa dan binatang liar tidak akan menerkam mereka, sehingga mereka
akan diam dengan aman tenteram dengan tidak dikejutkan oleh apa pun.
Kalau
domba-domba tergembala dengan baik, ADA PERJANJIAN DAMAI antara Tuhan dengan manusia,
sehingga dengan demikian;
YANG PERTAMA:
-
DOMBA-DOMBA
DAPAT DIAM DI PADANG GURUN DENGAN AMAN TENTERAM,
-
dan DOMBA-DOMBA
DAPAT TIDUR DI HUTAN-HUTAN.
Secara logika,
diam di padang gurun dengan aman tenteram dan dapat tidur di hutan-hutan, itu
tidaklah masuk akal, tetapi kalau kita tergembala dengan baik, bagaikan
domba-domba yang berbaring tidur dengan tidak ada yang mengusik, itulah
perjanjian damai antara Tuhan dengan kita semua.
Saudaraku,
perlu kita ketahui; kalau domba-domba dapat diam di padang gurun dengan aman
tenteram dan dapat tidur di hutan-hutan, itu karena Tuhan meniadakan binatang
buas / binatang liar.
Artinya; tidak
hidup menuruti hawa nafsu dan keinginan daging.
Daging dengan
hawa nafsunya = binatang buas / binatang liar, yang sekali waktu siap menerkam.
Kalau
domba-domba tergembala dengan baik, ADA PERJANJIAN DAMAI antara Tuhan dengan manusia,
sehingga dengan demikian;
YANG KEDUA: MEREKA TIDAK LAGI MENJADI JARAHAN BAGI BANGSA-BANGSA.
Kita memiliki
harta rohani, sekaligus kekayaan rohani, antara lain;
Harta yang pertama.
1.
FIRMAN TUHAN, itulah
harta yang kita miliki, yang harus kita pertahankan, sebagai kebenaran yang
menguduskan seseorang.
2.
ROH-EL KUDUS,
itulah harta yang kita miliki, yang harus kita pertahankan.
3.
KASIH ALLAH, itulah
harta yang kita miliki, yang harus kita pertahankan, sehingga dengan demikian
kita tetap tinggal dalam kasih itu.
Saya sedikit menambahkan;
Ketika bangsa
Israel tiba di tanah Kanaan, mereka menduduki tanah Kanaan yang dijanjikan oleh
Allah, mereka boleh menikmati berkat-berkat Tuhan, mereka hidup dengan damai,
aman, tenteram tidak ada yang mengganggu, tetapi setelah Yosua mati, bangsa itu
mulai mengambil jalan masing-masing, mereka menyembah berhala, meninggalkan
Tuhan yang membawa mereka keluar dari Mesir, sehingga tidak lama kemudian,
bangsa-bangsa yang di sekitar mereka menjarah habis yang mereka miliki.
Bila tiba musim
menuai dari hasil ladang, bangsa-bangsa menjarah hasil ladang mereka, karena
bangsa Israel digambarkan seperti domba-domba yang tidak tergembala = liar.
Sama halnya
dengan orang yang liar di luar sana (orang yang tidak tergembala), mereka tidak
memiliki harta rohani, tidak memiliki FIRMAN TUHAN sebagai kebenaran, tidak
memiliki ROH KUDUS, tidak memiliki KASIH, sehingga tidak mengasihi Tuhan dan
sesama, sebab semuanya habis terjarah.
Bersyukur saja
bila kita tergembala dengan baik, tidak ada yang menjarah, tinggal diam dengan
aman dan tenteram di tempat kita masing-masing, di manapun kita berada.
Yehezkiel 34:
29
(34:29) Aku akan mendirikan bagi mereka suatu taman
kebahagiaan, sehingga di tanah itu tidak seorang pun akan mati kelaparan
dan mereka tidak lagi menanggung noda yang ditimbulkan bangsa-bangsa.
Di sini kita
melihat, Tuhan mendirikan suatu taman kebahagiaan, sehingga;
-
TIDAK SEORANG
PUN AKAN MATI KELAPARAN.
Di tengah-tengah kehidupan kita, Tuhan memberikan taman kebahagiaan bagi
kita, itulah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
Lewat ibadah pelayanan ini, kita tidak mati kelaparan, karena Tuhan
menggembalakan kita dengan firman penggembalaan dalam setiap ibadah-ibadah yang
Tuhan percayakan.
-
TIDAK
MENIMBULKAN NODA YANG DITIMBULKAN BANGSA-BANGSA LAIN.
Kalau kita berada di taman kebahagiaan, tidak mungkin kita menanggung noda
/ kesalahan-kesalahan, seperti yang dilakukan oleh orang yang tidak mengenal
Tuhan (bangsa-bangsa lain), sebab memang pergaulan buruk merusak kebiasaan
baik.
Harta yang kedua.
2 Korintus 4: 7-10
(4:7) Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana
tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal
dari Allah, bukan dari diri kami.
(4:8) Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak
terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
(4:9) kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan
sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
(4:10) Kami senantiasa membawa kematian Yesus di
dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh
kami.
Harta yang
mahal, yang berasal dari Allah, berada di dalam bejana tanah liat.
Harta di dalam
bejana tanah liat adalah membawa kematian Yesus Kristus = SATU DI DALAM
KEMATIAN YESUS KRISTUS.
Manusia digambarkan
seperti tanah liat yang rapuh dan mudah hancur, sehingga kalau bejana tanah
liat itu terjatuh, ia akan hancur berkeping-keping.
Tetapi bila di
dalam bejana tanah liat itu ada harta yang berharga, yang berasal dari Allah,
yaitu satu dalam kematian-Nya, kita akan memiliki kekuatan yang
berlimpah-limpah, sehingga sekalipun;
-
ditindas, namun
tidak terjepit,
-
habis akal,
namun tidak putus asa,
-
dianiaya, namun
tidak ditinggalkan sendirian,
-
dihempaskan,
namun tidak binasa.
Biarlah kita
memiliki bibir yang lain, yakni bibir yang bersih, di mana tidak terdapat
kecurangan pada bibir, sehingga dengan demikian, kita dapat mengingat nama
Tuhan dan beribadah dengan bahu membahu sampai kita benar-benar menjadi
domba-domba yang tergembala dengan baik dalam satu kandang, satu gembala, tidak
liar, tidak mengambil jalannya masing-masing, sehingga firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan / pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel membawa
kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai
perempuan Tuhan.
Kita patut
bersyukur, oleh karena geraknya pengajaran mempelai, kita dibawa masuk dalam kesatuan
tubuh Kristus yang sempurna, yang bersifat internasional, yaitu kafir dan
Israel menjadi satu, di mana Yesus sendiri yang menjadi Gembala Agung, “sebab Anak Domba yang di tengah-tengah
takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air
kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka”
(Wahyu 7: 17).
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment