IBADAH
RAYA MINGGU
(DADAP-TANGERANG), 31 MARET 2013
Tema: JEMAAT
EFESUS
(Seri
03)
Subtema: BUAH SULUNG SETELAH PASKAH
Shalom!
Salam sejahtera, salam dalam kasih
Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya, kita boleh beribadah pada
malam ini, dalam Ibadah Raya Minggu, sekaligus memperingati KEBANGKITAN YESUS
KRISTUS; setelah ia mati, pada hari ketiga Yesus bangkit, maut telah
dikalahkah.
Kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya
Minggu, sekaligus IBADAH KEBANGKITAN, dari Wahyu 2: 1-7, mengenai sidang jemaat
di Efesus.
Segera kita memperhatikan Wahyu 2: 1-7, terlebih dahulu
kita membaca ayat 1.
Wahyu 2: 1
(2:1)
"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman
dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan
berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
Yesus tampil sebagai firman Allah yang tajam untuk
memeriksa, mengoreksi sidang jemaat di Efesus.
Wahyu 2: 2-3
(2:2) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu
maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap
orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya
rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati
mereka pendusta.
(2:3) Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh
karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
Setelah
dikoreksi lewat firman Allah yang tajam, maka nyatalah keadaan sidang jemaat di
Efesus, yaitu memiliki KELEBIHAN-KELEBIHAN di hadapan Tuhan.
Adapun
kelebihan-kelebihan sidang jemaat di Efesus, antara lain;
1.
penuh dengan
jerih payah di tengah-tengah ibadah pelayanan,
2.
penuh dengan
ketekunan / bertekun di hadapan Tuhan,
3.
sabar di
hadapan Tuhan,
4.
menderita oleh
karena nama Tuhan,
5.
tidak mengenal
lelah.
Kita patut angkat jempol melihat kelebihan dari sidang
jemaat di Efesus ini.
Namun, lewat firman Allah yang tajam, yang memeriksa
sidang jemaat di Efesus, bukan saja hanya kelebihan yang terlihat, tetapi juga
terlihat hal yang lain ...
Wahyu 2: 4
(2:4)
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
Namun demikian, Yesus Kristus mencela sidang jemaat di Efesus,
karena ternyata mereka MENINGGALKAN KASIH YANG SEMULA, itulah kekurangan /
cacat cela dari sidang jemaat di Efesus, sehingga Yesus mencela mereka.
Kemudian, oleh karena cacat cela itu ...
Wahyu 2: 5
(2:5)
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan
lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan
datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau
engkau tidak bertobat.
Ternyata, meninggalkan kasih yang semula adalalah KEJATUHAN
YANG AMAT SANGAT DALAM.
Jadi, meninggalkan kasih yang semula bukanlah perkara
yang ringan / bukan perkara yang sepele, tetapi di sini kita perhatikan, ketika
sidang jemaat meninggalkan kasih yang semula itu, dengan jelas Yesus mengatakan:
“Betapa dalamnya engkau telah jatuh”.
Memang kalau seseorang meninggalkan kasih yang semula,
betul bahwa itu adalah kejatuhan yang amat sangat dalam, misalnya;
-
kalau salah satu dari pasangan
suami isteri menghianati kasih dari pada pasangannya, itu cukup menyakitkan
sekali.
-
kalau seseorang telah
meninggalkan kasih yang semula, maka otomatis dia tidak peduli degan sesamanya,
tidak memperhatikan sesamanya, mengabaikan sesamanya sehingga menyakitkan hati
sesamanya.
Karena kehilangan kasih yang semula, menyebabkan seseorang
tidak peduli dengan sesamanya, dan itu sangat menyakitkan, barangkali saja
sesamanya membutuhkan perhatian.
Jadi, betul-betul kalau seseorang meninggalkan kasih yang
semula, itu adalah kejatuhan yang amat sangat dalam.
Oleh sebab itu, di sini kita perhatikan; JALAN
KELUARNYA.
Wahyu 2: 5
(2:5)
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan
lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan
datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau
engkau tidak bertobat.
Dengan kasih, Yesus menghimbau sidang jemaat di Efesus
supaya kembali kepada kasih yang semula, dengan cara BERTOBAT. Bertobat adalah
tanda seseorang untuk kembali kepada Allah.
Bertobat, artinya; berhenti berbuat dosa dan jangan
mengulangi lagi, seperti dua tangan dua kaki yang terpaku tidak dapat berbuat
apa-apa.
Kalau kita kaitkan dalam pola Tabernakel, bertobat terkena
pada MEZBAH KORBAN BAKARAN.
Arti rohani dari mezbah korban bakaran adalah SALIB, yang
menjadi korbannya adalah pribadi Yesus Kristus di atas kayu salib, Dialah Anak Domba
yang tersembelih, darah-Nya tercurah atas kita sekalian.
Wahyu 1: 5b
(1:5) dan
dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang
mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi
kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya –
Kalau Yesus menjadi korban di atas kayu salib, itu karena
kasih-Nya bagi kita sekalian, Dialah Anak Domba Allah yang tersembelih di atas
kayu salib, darah-Nya tercurah atas kita sekalian sebagai pengampunan atas dosa
kita.
Kisah Para Rasul 8: 32
(8:32) Nas
yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa
ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang
menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya.
Ketika Ia dibawa kepada pembantaian untuk disembelih, di
sini kita perhatikan; IA TIDAK MEMBUKA MULUT-NYA, sama seperti; seekor domba Ia dibawa ke pembantaian dan
seperti anak domba yang KELU di depan orang yang menggunting bulunya,
demikianlah IA TIDAK MEMBUKA MULUT-NYA.
TIDAK
MEMBUKA MULUTNYA, memberi arti dua hal;
YANG PERTAMA: TIDAK
MENYALAHKAN ORANG LAIN.
Sekalipun melihat kesalahan di depan matanya, tetapi
tidak menyalahkan orang lain, persis seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian,
dan seperti induk domba yang bulunya digunting, mulutnya kelu di depan orang-orang
yang menggunting bulunya.
Ketika kita dipermalukan (dizholimi), bagaikan rambut
yang dicukur, namun sekalipun demikian / sekalipun seseorang melakukan
kesalahan di depan mata, mulut tetap tidak terbuka.
Yohanes 3: 16-17
(3:16)
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
(3:17)
Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia,
melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Kalau Yesus menjadi domba sembelihan, itu adalah kasih
Allah, namun kasih Allah itu bukan untuk menghakimi, bukan untuk menuduh, bukan
untuk mempersalahkan orang yang bersalah.
Hal ini harus dipahami dan diperhatikan dengan
sungguh-sungguh, firman Tuhan tidak boleh diabaikan begitu saja, sebab sudah
terlalu banyak kita mengabaikan firman Tuhan.
Barangkali kalau malam ini saudara tertuduh lewat firman
yang saudara dengar, biarlah diperhatikan dengan baik, supaya keadaan kita
menjadi lebih baik.
Bandingkan
dengan; ORANG YANG SELALU MENUDUH, MEMPERSALAHKAN / MENGHAKIMI ORANG LAIN.
Roma 2: 15
(2:15)
Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis
di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling
menuduh atau saling membela.
Kalau seseorang suka menuduh, suka mempersalahkan, suka
menghakimi orang lain, itu adalah tanda bahwa ia telah KEHILANGAN KASIH YANG
SEMULA, dengan kata lain; ia BERADA DI BAWAH HUKUM TAURAT,
Sedangkan orang yang demikian (suka menuduh, suka mempersalahkan
dan suka menghakimi orang lain), pasti ia suka membela dirinya.
Pada saat ia salah, ia tidak mau dipersalahkan, pasti suka
membela dirinya di dalam kesalahan, apalagi di dalam kebenarannya. Padahal,
ketika kita mengakui kesalahan, tidak ada orang yang mau menuntut kita. Justru
pada saat mengakui kesalahan, terjadi kelepasan.
TIDAK
MEMBUKA MULUTNYA, memberi arti dua hal;
YANG KEDUA: DAGING
TIDAK BERSUARA.
= tidak menuruti hawa nafsu dan keinginan daging.
Saudaraku, kalau daging tidak lagi bersuara, menunjukkan
bahwa seseorang masuk dalam pengalaman kematian, sebab kalau daging sudah mati,
tidak mungkin daging bersuara.
Roma 6: 7
(6:7)
Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
“Siapa
yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.”
Kalau hawa nafsu dan keinginannya sudah mati, pasti
seseorang bebas dari dosa, sebab dosa itu ditimbulkan / dirangsang oleh hawa
nafsu dan keinginan daging, tetapi kalau daging itu sudah mati, ia bebas dari
dosa.
Seseorang yang hidup dalam hawa nafsu dan keinginan daging,
pasti hidup di bawah hukum Taurat, sebagaimana hukum Taurat merangsang dosa.
Saya himbau; jangan ada nyanyian berbalas-balasan, mulai
dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik,
sebab nyanyian berbalas-balasan adalah suara daging yang merangsang dosa.
Roma 6: 10-11
(6:10)
Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk
selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.
(6:11)
Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi
dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Oleh sebab itu, biarlah kita MEMATIKAN SELURUH HAWA NAFSU
dan KEINGINAN DAGING.
Kalau daging tidak mati, berarti masih ada kesempatan
bagi daging untuk ditunggangi oleh roh-roh lain, tetapi kalau daging sudah
mati, berarti; kita HIDUP UNTUK ALLAH, tidak hidup untuk yang lain-lain.
Biarlah kita memandang hal ini dengan benar, dengan kata
lain memperhatikannya dengan seksama, jangan abaikan firman Tuhan.
Kemudian, kalau kita satu dalam kematian-Nya, tentu kita
juga satu dalam kebangkitan-Nya.
Sekarang, mari kita perhatikan; TUJUAN
DARI PERTOBATAN.
Kisah Para Rasul 20: 20-21
(20:20)
Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu.
Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam
perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;
(20:21)
aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang
Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan
kita, Yesus Kristus.
Sebagaimana Yesus Kristus menghimbau dengan kasih supaya
sidang jemaat Efesus hendak bertobat / kembali kepada kasih yang semula, dengan
tanda bertobat, demikian halnya juga Rasul Paulus menghimbau, supaya orang-orang
Yahudi dan orang-orang Yunani; bertobat dan percaya kepada Allah.
Sekarang pertanyaannya; MENGAPA RASUL PAULUS MENGHIMBAU SUPAYA ORANG-ORANG YAHUDI DAN
ORANG-ORANG YUNANI BERTOBAT?
1 Korintus 1: 22-23
(1:22) Orang-orang
Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23)
tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu
batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
Jawabnya;
-
DASAR ORANG-ORANG
YAHUDI DATANG KEPADA TUHAN / BERIBADAH MELAYANI TUHAN, HANYA SEBATAS
MENGHENDAKI TANDA-TANDA AJAIB / MUJIZAT-MUJIZAT SEMATA.
Tidak salah
kalau di tengah-tengah ibadah pelayanan ini terjadi mujizat, misalnya; yang
sakit disembuhkan, orang yang lumpuh berjalan, yang bisu berbicara, yang buta
melihat, dan sebagainya, itu bagus. Ada juga mujizat lain; dahulu tidak
mempunyai apa-apa / tidak punya harta, tetapi sekarang punya, itu adalah
mujizat, dan itu sah-sah saja / diperbolehkan, tetapi apa artinya semua itu
(mujizat) terjadi, kalau seseorang kehilangan kasih yang semula?
1 Korintus
1: 23
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan:
untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang
bukan Yahudi suatu kebodohan,
Sesungguhnya,
Rasul Paulus memberitakan firman tentang salib Kristus / tentang kasih Allah,
supaya orang- Yahudi kembali kepada Allah, dan kembali memiliki kasih yang
semula.
Tetapi
karena dasar mereka datang kepada Tuhan hanya sebatas mencari tanda-tanda /
mujizat-mujizat semata, akhirnya mereka menjadi batu sandungan.
Perhatikan
saudaraku; kalau seseorang kehilangan kasih yang semula, pasti ia tidak peduli
dan tidak memperhatikan orang lain, sehingga menjadi batu sandungan bagi orang
lain dalam segala sesuatunya, itulah orang Yahudi.
Tidak
sedikit di antara kita yang pada awalnya datang kepada Tuhan dengan keadaan minus (-) mengenai kasih yang semula,
tetapi kita patut bersyukur kepada Allah, karena malam ini Tuhan memperkenalkan
kasih yang semula kepada kita, supaya kita tidak menjadi batu sandungan kepada
orang lain.
-
DASAR ORANG-ORANG
YUNANI DATANG KEPADA TUHAN, HANYA SEBATAS MENCARI HIKMAT (PENGETAHUAN).
Saudaraku,
saya tegaskan malam ini; kalau saudara datang beribadah melayani kepada Tuhan
hanya sebatas untuk mengerti firman Tuhan, hanya sebatas untuk mengerti seperti
apa pembukaan rahasia firman Tuhan, dengan kata lain, hanya sebatas mencari
hikmat, itu adalah suatu kerugian bagi saudara, bahkan suatu kebodohan yang
amat sangat.
Kalau
dasar seseorang datang kepada Tuhan hanya untuk mencari pengetahuan dan hikmat,
hal itu membuat seseorang menjadi sombong, setelah sombong, harga diri mulai
naik (mempertahankan harga diri).
1 Korintus 1: 19-20
(1:19)
Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang
berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan."
(1:20) Di
manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah
pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi
kebodohan?
Kalau dasar kita datang kepada Tuhan hanya sebatas
mencari hikmat atau pun pengetahuan, sama seperti ahli Taurat; mengerti /
mengetahui / menguasai tentang hukum Taurat, tetapi tidak menjadi pelaku firman
Tuhan.
Oleh sebab itu, tujuan dari Rasul Paulus menghimbau
supaya orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani bertobat, itu supaya mereka
kembali kepada Allah dan kembali kepada kasih yang semula.
Sebab apa artinya tanda-tanda heran dan tanda-tanda ajaib,
apa artinya kita semua memiliki hikmat, tetapi kalau kehilangan kasih yang
semula? itu semua tidak ada artinya.
Perhatikanlah firman malam ini dengan baik, dengan
sungguh-sungguh, jangan diabaikan.
1 Korintus 13: 1
(13:1)
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa
malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong
yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
Sekalipun ...
-
dapat berkata-kata
dengan semua bahasa manusia,
-
berkata-kata dengan
bahasa malaikat,
tetapi jika tidak ada kasih = gong yang berkumandang dan
canang yang gemerincing.
1 Korintus 13: 2
(13:2)
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui
segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki
iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak
mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
Sekalipun ...
-
mempunyai karunia
untuk bernubuat,
-
mengetahui segala
rahasia,
-
memiliki seluruh PENGETAHUAN,
-
memiliki iman yang
sempurna untuk memindahkan gunung,
tetapi jika tidak mempunyai kasih, sama sekali tidak
berguna.
1 Korintus 13: 3
(13:3) Dan
sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan
tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit
pun tidak ada faedahnya bagiku.
Sekalipun ...
-
membagi-bagikan segala
sesuatu yang ada,
-
menyerahkan tubuh
untuk dibakar,
tetapi jika tidak mempunyai kasih, sama sekali tidak berfaedah
/ tidak berguna.
Tadi ... kalau kita kaitkan dengan pola tabernakel,
bertobat terkena pada MEZBAH KORBAN BAKARAN.
Kemudian, saya sudah sampaikan pada Ibadah Jumat Agung, bahwa;
Yesus adalah Anak Domba Paskah yang tersembelih di atas kayu salib.
Mezbah korban bakaran adalah tempat pengorbanan (tempat
penyembelihan), itu sebabnya, arti rohani dari mezbah korban bakaran adalah
salib Kristus, sedangkan yang menjadi korbannya adalah Yesus Kristus.
Jadi
kesimpulannya; jika seseorang bertobat, ada tanda darah.
Kemudian,
kalau ada tanda darah / tanda pengorbanan, itulah ibadah raya Paskah.
Keluaran 12: 7
(12:7)
Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada
kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana
orang memakannya.
Sebagian dari darah anak domba Paskah yang tersembelih,
dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan ambang atas pintu.
Artinya; jiwa dan roh, dan tubuh ada tanda darah.
-
Kedua tiang pintu
-> jiwa dan roh.
-
Ambang atas pintu
-> tubuh.
Keluaran 12: 13-14
(12:13)
Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal:
Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak
akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum
tanah Mesir.
(12:14)
Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya
sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya
sebagai ketetapan untuk selamanya.
Kalau ada tanda darah, berarti; sedang merayakan hari raya
Paskah, kalau merayakan hari raya Paskah, berarti; ada tanda darah pada jiwa
dan roh dan tubuh, dan hari raya Paskah itu harus dirayakan turun temurun /
selama-lamanya.
Selanjutnya, dalam kitab Keluaran 14, dituliskan; bangsa
Israel menyeberangi laut Teberau / laut merah.
Setelah bangsa Israel dibawa keluar dari Mesir oleh anak
domba Paskah yang tersebelih pada waktu senja, selanjutnya bangsa Israel menyeberangi
laut Teberau (laut Kolsom).
Paskah, artinya; kelepasan, kebebasan.
Supaya kita diteguhkan, mari kita lihat persamaan dari
ayat ini, dalam kitab Ibrani 11.
Ibrani 11: 28
(11:28)
Karena iman maka ia mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya
pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh mereka.
Mengadakan
Paskah dan pemercikan darah, supaya;
-
terbebas dari hukuman,
-
terbebas dari
kematian,
-
terbebas dari tulah
pemusnah.
Ibrani 11: 29
(11:29)
Karena iman maka mereka telah melintasi Laut Merah sama seperti
melintasi tanah kering, sedangkan orang-orang Mesir tenggelam, ketika mereka
mencobanya juga.
Setelah merayakan hari raya Paskah, selanjutnya bangsa
Israel harus melintasi laut merah (laut Teberau / laut Kolsom)
Demikian juga, kalau dikaitkan dengan POLA TABERNAKEL:
Setelah MEZBAH KORBAN BAKARAN (Yesus di salib), alat yang
selanjutnya; KOLAM PEMBASUHAN.
Kolam pembasuhan -> baptisan air.
Kita lihat; BAPTISAN AIR
1 Korintus 10: 1-2
(10:1) Aku
mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua
berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi
laut.
(10:2)
Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam
laut.
Bangsa Israel melewati / melintasi laut merah, itu adalah
gambaran dan bayangan dari BAPTISAN AIR.
Setelah seseorang bertobat / ada tanda darah / merayakan
Paskah, selanjutnya masuk dalam baptisan air.
Mari kita lihat; ARTI ROHANI DARI BAPTISAN AIR.
Roma 6: 3-4
(6:3) Atau
tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus,
telah dibaptis dalam kematian-Nya?
(6:4)
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan
dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari
antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup
yang baru.
Baptisan air = baptisan Kristus itu adalah; SATU DI DALAM
KEMATIAN dan KEBANGKITAN KRISTUS.
-
Kuasa kematian
Kristus; MENGUBUR HIDUP YANG LAMA.
Kalau mati,
harus dikubur, sebab kalau mati namun tidak dikubur, maka menimbulkan bau busuk.
Jangan ijinkan
saudara menjadi bau, sebab yang menanggung baunya adalah orang lain, tetapi
biarlah segera masuk dalam kematian / mengubur hidup yang lama.
-
Kuasa kebangkitan Kristus;
HIDUP DALAM HIDUP YANG BARU.
Supaya
kita tetap mempertahankan hidup dalam hidup yang baru, maka saya dan saudara
harus terus menerus dibaharui dari sehari ke sehari.
2 Korintus 4: 16
(4:16)
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami
semakin merosot, namun manusia batiniah kami
dibaharui dari sehari ke sehari.
Ketika manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari,
maka manusia lahiriah akan semakin merosot.
Berarti, tidak pusing dengan segala perkara-perkara lahiriah,
tidak pusing dengan soal makan, soal minum, dan soal pakaian.
Dibaharui dari sehari ke sehari, berarti; pembaharuan itu
terus menerus berlangsung setiap hari.
Jangan sampai karena hal-hal lahiriah, terlebih soal
makan, soal minum, dan soal pakaian;
-
jatuh ke dalam dosa,
-
jauh dari
pertemuan-pertemuan ibadah,
-
tidak sungguh-sungguh
menyerahkan diri, tidak sungguh-sungguh menguduskan diri di hadapan Tuhan.
Saya sudah pernah bersaksi; sebelum terpanggil menjadi
hamba Tuhan, dahulu hal yang lahiriah itu sangat penting, dan saya sangat
memperhatikan itu, terlebih soal pakaian, harus (pakaian levis) yang mahal,
tetapi sekarang tidaklah demikian, tergantung kemurahan, tergantung berkat
Tuhan.
Tidak perlu menunjukkan pakaian yang mahal supaya terlihat
indah di pandang mata, tidak perlu berbuat demikian, tidak perlu menonjolkan
manusia lahiriah, karena manusia batiniah terus menerus dibaharui dari sehari
ke sehari, sekalipun manusia lahiriahnya merosot.
Terlebih bagi wanita; perhiasanmu bukanlah yang lahiriah,
tetapi yang terutama adalah manusia batiniah yang tersembunyi, yang berasal
dari roh yang lemah lembut, itu adalah perhiasan seorang wanita.
2 Korintus 4: 17-18
(4:17)
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan
kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan
kami.
(4:18)
Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak
kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak
kelihatan adalah kekal.
Oleh sebab itu, dengan jelas Rasul Paulus mengatakan,
bahwa; “Sebab kami tidak memperhatikan
yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan”, alasannya; karena yang
kelihatan bersifat sementara, sedangkan yang tidak kelihatan (manusia batiniah)
bersifat kekal.
Semua yang
hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput,
rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk
selama-lamanya (1 Petrus 1: 24-25)
Saudaraku, ijinkanlah firman Tuhan (yang sifatnya kekal) membaharui
kehidupan saya dan saudara, sebab kita sudah merayakan Paskah.
Kolose 3: 10
(3:10) dan
telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh
pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
Kalau kita terus menerus dibaharui, kita akan memperoleh
pengetahuan yang benar, menurut gambar Khaliknya, menurut gambar Sang Pencipta
/ sampai puncak dari pembaharuan, yaitu menjadi sama mulia dengan Tuhan, sama
seperti Yerusalem yang baru.
Mari kita lihat; PUNCAK PEMBAHARUAN ITU SAMPAI SEGAMBAR
SERUPA DENGAN ALLAH.
APA YANG
DIMAKSUD DENGAN SEGAMBAR SERUPA DENGAN ALLAH?
Wahyu 21: 2
(21:2) Dan
aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari
Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Puncak dari pada pembaharuan itu adalah; sampai sama
mulia dengan Allah = segambar serupa dengan Allah, itu disebut juga dengan
pembaharuan Yerusalem yang baru.
MENGAPA SAYA MENGATAKAN PEMBAHARUAN YERUSALEM YANG BARU?
Kembali kita membaca ayat 2 ...
Wahyu 21: 2
(21:2) Dan
aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari
sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan
untuk suaminya.
Yerusalem yang baru, itulah kota yang kudus, yang turun
dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan, berdandan untuk suaminya.
Jadi, kalau terjadi pembaharuan Yerusalem baru, berarti;
segambar serupa dengan Allah, sehingga layak untuk dipertunangkan dengan Mempelai
Pria Sorga.
Praktek kehidupan
yang dibaharui.
Imamat 23: 5
(23:5)
Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada
waktu senja, ada Paskah bagi TUHAN.
Pada tanggal empat belas (14) bulan yang pertama, pada
waktu senja, di situlah kesempatan untuk merayakan Paskah; anak domba harus
disembelih untuk merayakan hari raya Paskah, sebagaimana bangsa Israel
dibebaskan dari Mesir, oleh anak domba Paskah.
Imamat 23: 10-11
(23:10)
"Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu
sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, maka
kamu harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam,
(23:11)
dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu di hadapan TUHAN, supaya TUHAN
berkenan akan kamu. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat itu.
Sesudah hari raya Paskah, maka setiap hasil pertama harus
dipersembahkan kepada imam (= mempersembahkan buah sulung), itulah praktek
kalau seseorang bersuasanakan kebangkitan, selanjutnya imam itu harus
mengunjukkan hasil pertama itu kepada Allah.
Sekali lagi saya katakan; setelah merayakan hari raya
Paskah, harus membawa hasil pertama sebagai buah sulung, jangan dianggap
enteng, sebab buah sulung adalah kelanjutan bahwa seseorang telah merayakan
hari raya Paskah.
SEDIKIT KESAKSIAN; karena buah sulung, tujuh pos Sekolah
Minggu dan Ibadah Kaum Muda Remaja di Serang terlebih Cilegon, masih tetap
bertahan sampai saat ini, padahal kondisi tempat ibadah tidaklah mendukung, karena
HASIL PERTAMA (persembahan kolekte yang pertama) dari tujuh pos Sekolah Minggu
yang ada sekarang dan dari Ibadah Kaum Muda Remaja Serang & Cilegon,
semuanya dipersembahkan kepada Tuhan.
Perlu diperhatikan; buah sulung itu tidak terjadi / tidak
datang dua kali, oleh sebab itu, kerugian yang besar kalau seseorang tidak
mempersembahkan buah sulungnya kepada Tuhan.
1 Korintus 15: 20-21
(15:20)
Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang
mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
(15:21)
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga
kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
Suasana kebangkitan itu adalah buah sulung di hadapan
Tuhan.
Kehidupan yang dibaharui adalah kehidupan yang
bersuasanakan kebangkitan, yang menunjukkan bahwa dia adalah anak sulung di
hadapan Tuhan.
Jadikan diri saudara anak sulung di hadapan Tuhan, jangan
ketinggalan, jangan seperti Esau; dia adalah anak sulung dan dia berhak atas
apa yang sudah Tuhan karuniakan, tetapi pada akhirnya dia kehilangan hak
kesulungan karena ia memandang ringan hak kesulungan itu, hanya karena kacang
merah.
Jadikan diri saudara sebagai anak-anak sulung karena
senantiasa bersuasanakan kebangkitan, yaitu hidup dalam hidup yang baru, yang
terus menerus dibaharui.
Jangan abaikan hal ini, belajarlah seperti Yakub; pada
saat Esau keluar, Yakub tidak tinggal diam, dia segera memegang tumit abangnya
(Kejadian 25: 26).
Segera pegang / raih, ini adalah tindakan dari anak-anak
sulung, yang ingin meraih hak kesulungan itu (tidak mau melepaskan hak kesulungan).
Oleh sebab itu, ijinkan Roh Kudus bekerja, sebagai tanda
kebangkitan dari anak-anak sulung.
Roma 8: 11
(8:11) Dan
jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di
dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang
mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang
diam di dalam kamu.
Apabila anak-anak Tuhan bersuasanakan kebangkitan,
menunjukkan bahwa Roh Allah tinggal diam di dalam hidupnya.
Anak-anak sulung hidup oleh Roh Kudus, dan Roh Kudus
pro-aktif (tidak pasif), Dia tetap berkarya, Dia tetap bekerja, Dia tidak pasif,
itulah sifat Roh Kudus di dalam diri / kehidupan yang bersuasanakan kebangkitan
(hidup dalam hidup yang baru), itu sebabnya Yakub tidak tinggal diam, melainkan
memegang tumit Esau (saat Esau keluar / lahir), gambaran dari Roh Kudus, yang
bersifat pro-aktif / tidak pasif, berusaha, berjuang seperti Yakub memegang tumit
Esau.
Sesungguhnya, tidak masuk akal bila seorang anak yang
baru lahir memegang tumit kembarannya.
Ayo, pegang hak kesulungan itu, sebab kita sudah
bersuasanakan kebangkitan. Yesus sebagai anak domba Paskah, Dia telah mati, tetapi
pada hari ketiga, Dia bangkit, maut telah dikalahkan. Terpujilah Tuhan kekal
sampai selama-lamanya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment