Tema: HAL
BERDOA (dari Matius 6: 5-13)
(Seri
40)
Subtema: TUHAN
MENGABULKAN DOA YANG MENGAMPUNI SESAMANYA (BAGIAN 2)
Shalom.
Salam
sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena
kasih-Nya, kita berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, lewat Ibadah
Doa Penyembahan, untuk sujud menyembah kepada Tuhan, namun terlebih dahulu kita
mendengar firman Tuhan untuk membawa diri rendah di bawah kaki Tuhan.
Segera kita
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan, dari Matius 6:
5-13, namun kita hanya membaca ayat 12.
Matius 6: 12
(6:12) dan ampunilah kami akan kesalahan kami,
seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
Salah satu
pokok doa yang harus kita naikkan kepada Tuhan adalah: “Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang
bersalah kepada kami”.
Artinya;
mengampuni orang lain / sesama karena Tuhan sudah terlebih dahulu mengampuni
kita, berarti; mengampuni karena diampuni.
Pengampunan itu
tidak boleh dengan terpaksa, mengampuni itu bukan karena ada kepentingan-kepentingan
lain, mengampuni tidak boleh ada unsur-unsur lain, bahkan supaya terlihat
rohaniawan, tetapi kita harus tahu pasti, bahwa; mengampuni karena kita telah
diampuni.
Matius 6: 14-15
(6:14) Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang,
Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
(6:15) Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang,
Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Jikalau
mengampuni kesalahan orang lain, maka Bapa yang di sorga juga mengampuni kesalahan
kita, tetapi jikalau tidak mengampuni kesalahan orang lain, maka Bapa di sorga juga
tidak mengampuni kesalahan kita.
Markus 11: 25-26
(11:25) Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah
dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya
juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."
(11:26) [Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu
yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.]
Demikian halnya
dalam hal berdoa; terlebih dahulu mengampuni orang lain di dalam hati dengan
pasti = terlebih dahulu membereskan segala sesuatu di dalam hati terhadap
sesama, supaya dengan demikian, doa itu pun didengar oleh Tuhan, kalau tidak,
maka doa itu tidak akan dikabulkan.
Berarti, suatu
kerugian yang besar bagi seseorang, jika ia menaikkan doa-doanya kepada Tuhan, namun
tanpa membereskan hatinya terhadap sesamanya.
Jadi, biarlah
kiranya sebelum kita menaikkan doa-doa, terlebih dahulu hati dibereskan terhadap
sesama, supaya doa itu dikabulkan.
Kelebihan-kelebihan orang yang mengampuni.
YANG PERTAMA.
Markus 11: 24
(11:24) Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang
kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu
akan diberikan kepadamu.
Apa saja yang
kita minta / apa saja yang kita doakan, dengan percaya dalam hati bahwa
seseorang telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadanya.
Sebagai bukti;
Matius 7: 7, 9-11
(7:7) "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;
carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
(7:9) Adakah seorang dari padamu yang memberi batu
kepada anaknya, jika ia meminta roti,
(7:10) atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
(7:11) Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian
yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan
yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
BUKTI YANG
PERTAMA: BAPA YANG BAIK MEMBERIKAN ROTI,
BUKAN BATU.
Roti ->
firman Tuhan, sebagai kebenaran.
Yohanes 6:
32-33
(6:32) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga,
melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.
(6:33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun
dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."
Bukan Musa yang
memberikan roti kepada bangsa Israel (selama 40 tahun di padang gurun),
melainkan Bapa di sorga.
Roti yang dari
Allah / roti yang turun dari sorga memberi hidup kepada dunia.
Dalam kitab
Mazmur 78: 24-25, roti yang turun dari sorga disebut;
-
manna,
-
gandum dari
langit,
-
roti malaikat.
Yohanes 6: 35
(6:35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti
hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa
percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Roti yang turun
dari sorga, itulah pribadi Yesus Kristus, sebagai roti hidup.
Jadi, benar, bukan
Musa yang memberi roti kepada bangsa Israel, melainkan Bapa di sorga, sebab
roti yang turun dari sorga, itulah pribadi Yesus Kristus, Dialah roti hidup
untuk dunia.
Mari kita
lihat; roti hidup itu.
1 Korintus 5:
7-8
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi
adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba
Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
(5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi
yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti
yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Yesus Kristus,
Dialah Anak Domba Paskah, yang disebut roti tanpa ragi.
Roti tanpa ragi
(tanpa keburukan / tanpa kejahatan), yaitu;
-
KEMURNIAN.
Kata dasar kemurnian adalah MURNI.
Wahyu 14: 4
(14:4) Mereka adalah
orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena
mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti
Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia
sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
Murni, berarti; sama seperti perawan, kesuciannya tidak terusak / tidak
ternodai oleh dosa, mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya
dengan perempuan-perempuan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba
itu ke mana saja Ia pergi, sekalipun ditandai dengan tanda darah.
Inilah roti yang diberikan oleh Bapa di sorga kepada anak-anak-Nya, itulah
saya dan saudara.
-
KEBENARAN.
Yohanes 1: 14
(1:14) Firman itu
telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Kebenaran yang sejati / kebenaran yang hakiki, itu adalah kasih karunia,
karena kalau seseorang dipenuhkan firman / firman mendarah daging sebagai
kebenaran, itu karena kasih karunia, bukan karena gagah hebatnya seseorang,
bukan karena kuat dan perkasanya seseorang, tetapi karena kasih karunia Tuhan.
Sama halnya dengan kita semua, pada awalnya kita datang kepada Tuhan, penuh
dengan dosa, dan akhirnya kita dipenuhkan oleh firman Tuhan / firman mendarah
daging, inilah yang disebut kasih karunia, dan apabila seseorang hidup di dalam
kasih karunia, maka ia akan melihat kemuliaan Allah di dalam dirinya.
Alasan Tuhan tidak memberikan batu.
Matius 13: 5
(13:5) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu,
yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena
tanahnya tipis.
Benih yang
ditaburkan di tanah yang berbatu-batu.
Tanah yang
berbatu-batu, berarti; tidak banyak tanahnya.
Matius 13:
20-21
(13:20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu
ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan
gembira.
(13:21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila
datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera
murtad.
Tanah yang
berbatu-batu, arti rohaninya ialah orang yang mendengar firman Tuhan, dan
segera menerimanya dengan gembira, tetapi benih itu tidak berakar.
Kerugian bila
benih tumbuh tetapi tidak berakar; apabila datang penindasan / penganiayaan /
aniaya karena firman, orang itu segera murtad.
Murtad, artinya;
mundur dari Tuhan / undur dari ibadah pelayanan.
Matius 4: 3-4
(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata
kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu
ini menjadi roti."
(4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia
hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah."
Hati yang
berbatu-batu (segala sesuatu yang dari batu), asalnya dari iblis setan, sesuai
dengan pernyataan ular: “... perintahkanlah
supaya batu-batu ini menjadi roti.”
Jadi, kalau
seseorang mengeraskan hati / keras hati, itu asalnya dari setan.
Oleh sebab itu,
ada baiknya jangan mengeraskan hati, dan jangan pertahankan kekerasan hati, itu
tidak baik, sebab manusia hidup bukan
dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah, itu
sebabnya Tuhan memberikan roti bukan batu.
BUKTI YANG
KEDUA: BAPA YANG BAIK MEMBERIKAN IKAN,
BUKAN ULAR.
Ikan -> Roh-El
Kudus.
Yohanes 14:
15-17
(14:15) "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan
menuruti segala perintah-Ku.
(14:16) Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan
memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu
selama-lamanya,
(14:17) yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat
menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu
mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
Bapa memberikan
Penolong yang lain, yaitu Roh Kebenaran untuk menyertai kita semua (anak-anak
Tuhan), untuk selama-lamanya.
Kemudian, kalau
kita perhatikan di sini; yang meminta Penolong adalah Yesus sebagai Anak
Tunggal Bapa, Dialah Pemimpin, Dialah Kepala dari tiap-tiap gereja.
Yohanes 14: 17
(14:17) yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat
menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia.
Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
Berbanding terbalik
dengan dunia; di mana dunia tidak dapat menerima Dia, karena dunia tidak
mengenal Dia.
Saudaraku, kita
patut bersyukur, kalau Tuhan memberikan Roh-Nya untuk menolong dan menyertai
kita selama-lamanya.
1 Yohanes 2: 27
(2:27) Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang
telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang
lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu
-- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana
Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di
dalam Dia.
Kalau hidup di
dalam pengurapan Roh-El Kudus, maka Roh Kudus itu yang mengajari saya dan
saudara dalam segala sesuatu, kemudian ajaran-Nya tidak ada yang salah,
semuanya benar, tidak dusta.
Memang, ada
baiknya kita semua memberi diri dipimpin Roh Kudus, mengajari kita dalam setiap
pekerjaan-pekerjaan yang Tuhan percayakan di tengah-tengah ibadah pelayanan,
tidak perlu diatur, tidak perlu diperintah, tidak perlu ditunjuk-tunjuk.
Oleh sebab itu,
biarlah kita benar-benar mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik di hadapan
Tuhan, karena Roh Tuhan yang bekerja atas kita, menjadi Kepala, menjadi pemimpin
atas kehidupan kita.
Alasan Tuhan memberikan ikan, bukan ular.
Kejadian 3: 1
(3:1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari
segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata
kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini
jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Pada ayat ini dikatakan: “... ular ialah yang paling
CERDIK dari segala binatang di darat ...”
Matius 10: 16
(10:16) "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah
serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus
seperti merpati.
Hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Cerdik itu baik, tetapi harus disertai dengan ketulusan,
terlebih di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
Sedangkan di dalam Kejadian 3: 1 dikatakan, bahwa; ular
ialah yang paling cerdik, namun tidak diikuti dengan ketulusan, berarti; LICIK,
sebab cerdik tanpa tulus = licik.
2 Korintus 11: 3
(11:3) Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan
kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular
itu dengan kelicikannya.
Hawa diperdayakan oleh ular dengan segala kelicikannya.
Oleh sebab itu, saya kembali menghimbau; cerdik itu baik
/ bagus, tetapi harus disertai dengan ketulusan. Mengerjakan sesuatu harus
dengan kecerdikan, tetapi harus juga disertai dengan ketulusan, sebab kalau
mengerjakan pekerjaan di tengah-tengah ibadah pelayanan tanpa disertai
ketulusan, itu adalah pribadi yang licik.
Sedikit kesaksian.
-
Dahulu, saya selalu berkata kepada
pengerja (yang sekarang menjadi gembala di Kalimantan), supaya dia menjadi
pribadi yang cerdik, tetapi juga tulus, sebab kalau tidak tulus, maka Roh Kudus
tidak akan mengurapi, tidak ada dampak positif kepada sesama, lewat ibadah
pelayanan.
-
Setiap saya melihat anak kecil
baik menggendong atau bercanda, saya usahakan dengan ketulusan, kalau tidak,
berarti licik, dan anak kecil itu tahu kalau seseorang tulus atau tidak.
Ini adalah pelajaran yang baik sekali, yang kita terima
malam hari ini; Tuhan memberikan ikan, bukan ular, supaya kita semua menjadi
pribadi yang cerdik, disertai dengan ketulusan.
Dan percayalah, jika seseorang mengerjakan pekerjaannya
dengan tulus, pada akhirnya dia akan menang, tetapi kalau diawali dengan
kecerdikan tanpa ketulusan, pada akhirnya akan memperoleh sesuatu yang tidak
menyenangkan.
Efesus 4: 14
(4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh
rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan
mereka yang menyesatkan,
Ajaran palsu itu datangnya dari permainan palsu manusia, itulah
nabi-nabi palsu dengan segala kelicikannya di tengah-tengah ibadah pelayanan.
Jadi, kalau anak-anak Tuhan cerdik tetapi tidak tulus,
berarti sama dengan nabi-nabi palsu, yang pada akhirnya dilemparkan ke dalam
lautan api.
Sekarang kita lihat ...
Letak kelicikan ular.
YANG PERTAMA: MEMUTAR
BALIK FIRMAN TUHAN.
Kejadian 3: 1
(3:1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari
segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata
kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam
taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Ular memutar balik firman Tuhan, sebab kalau kita
perhatikan di sini, ular berkata: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini
jangan kamu makan buahnya, bukan?”, inilah
pernyataan ular kepada Hawa.
Bandingkan dengan ...
Kejadian 2: 16
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua
pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
Firman Tuhan kepada manusia, yaitu: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas”.
Jadi, dalam hal ini, ular memutar balik kebenaran firman
Tuhan / memutar balik fakta.
Orang yang licik selalu memutar balik fakta, memutar
balik kenyataan yang ada, tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, seperti
nabi-nabi palsu.
Di akhir zaman ini, kita banyak memperhatikan, bukan
hanya pejabat-pejabat, ternyata banyak hamba-hamba Tuhan memutar balikkan
fakta; yang salah jadi benar, yang benar jadi salah, dan sungguh menyakitkan
kalau hal itu terjadi. Tetapi memang, hal itu tidak bisa dielakkan lagi,
mengingat hari kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Letak kelicikan ular.
YANG KEDUA: MEMBERI
PENGERTIAN YANG SALAH.
Antara lain;
-
Kejadian 3: 4
(3:4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu:
"Sekali-kali kamu tidak akan mati,
Ular itu
berkata: “Sekali-kali kamu tidak akan
mati”.
Maksudnya;
sekalipun Hawa melakukan kesalahan, ia tidak akan mati.
Sedangkan kita
mengetahui, bahwa; pelanggaran hukum Allah adalah dosa (1 Yohanes 3: 4), dan
upah dosa adalah maut (Roma 6: 23).
Berarti,
pernyataan ular kepada Hawa: “Sekali-kali
kamu tidak akan mati”, adalah pengertian yang salah / keliru.
-
Kejadian 3: 5
(3:5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu
memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah,
tahu tentang yang baik dan yang jahat."
Ular itu
berkata: “... kamu akan menjadi seperti
Allah ...”
Maksudnya; sekalipun
Hawa melanggar hukum Allah, ia akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang
baik dan yang jahat.
Sementara, bila
seseorang melanggar hukum Allah, itu adalah dosa, dan bila seseorang berdosa,
berarti merusak gambar dan rupa Allah, tetapi ular itu justru berkata: “kamu akan menjadi seperti Allah”, di
sinilah letaknya, bahwa ular memberi pengertian yang salah / keliru.
Kalau seseorang sempat menerima ajaran yang salah,
apalagi kalau ajaran itu sudah mendarah daging, ia sangat sukar untuk
diluruskan, bahkan kalau ia sempat menerima ajaran setan, akan sangat sukar
untuk diluruskan.
Akibat kelicikan ular, yaitu; MANUSIA JATUH DI DALAM
DOSA.
Kejadian 3: 3
(3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah
berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu
mati."
Di sini kita lihat, Hawa berkata: “... buah pohon yang ada di tengah-tengah taman,
Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu”.
Ada DUA HAL yang dapat kita lihat dari pernyataan Hawa;
-
Hawa berkata: “... BUAH POHON YANG ADA DI TENGAH-TENGAH TAMAN,
Allah berfirman: JANGAN KAMU MAKAN ... ”.
Artinya; Hawa
mengurangkan firman Tuhan.
Kalau kita
bandingkan dengan Kejadian 2: 16-17, Allah berfirman: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi
POHON PENGETAHUAN TENTANG YANG BAIK DAN YANG JAHAT ITU, JANGANLAH KAUMAKAN
BUAHNYA”, inilah yang benar.
Berarti, dalam
hal ini, Hawa MENGURANGKAN firman Tuhan.
-
Hawa berkata: “JANGAN ... RABA
BUAH ITU”.
Artinya; Hawa
menambahkan firman Tuhan.
Sedangkan, kalau
kita perhatikan perkataan Allah dalam Kejadian 2: 15, yaitu: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan
buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat
itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah
engkau mati.”
Di sini kita
perhatikan, Allah tidak berkata: “Jangan ... raba
buah itu”.
Berarti, dalam
hal ini, Hawa MENAMBAHKAN firman Tuhan.
Kesimpulannya:
Hawa MENGURANGKAN dan MENAMBAHKAN firman Tuhan, sama
seperti nabi-nabi palsu di tengah-tengah pelayanan mereka.
-
MENAMBAHKAN, artinya; pemberitaan
firman Tuhan disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek
tua, takhayul-takhayul, dan lain sebagainya.
-
MENGURANGKAN, artinya; pemberitaan
firman tentang salib Kristus, diganti dengan tanda-tanda heran /
mujizat-mujizat dan teori-teori kemakmuran.
Teori kemakmuran
adalah orang Kristen tidak boleh miskin, dengan kata lain harus kaya.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment