IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, 05 APRIL 2013
“DARI KITAB
MALEAKHI”
Subtema: PERAWAN SUCI DIPERTUNANGKAN KEPADA SATU LAKI-LAKI
(MEMPELAI PRIA SORGA)
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah
Tuhan, beribadah melayani Tuhan, dan biarlah Tuhan melawat kita, lewat
kebenaran firman Tuhan yang akan kita terima, dan kita benar-benar diberkati.
Maleakhi 2: 6
(2:6) Pengajaran
yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat
pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan
banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
Allah menyatakan tiga hal yang menjadi kelebihan dari
orang-orang Lewi kepada imam-imam yang melayani di Tabernakel, yaitu;
I.
Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya.
II.
Kecurangan tidak
terdapat pada bibirnya.
III.
Dalam
damai sejahtera dan kejujuran, orang-orang Lewi mengikuti
Tuhan.
Kita masih memperhatikan bagian yang kedua.
Keterangan:
II. KECURANGAN TIDAK TERDAPAT PADA BIBIRNYA.
Zefanya 3: 9
(3:9) "Tetapi
sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni
bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama TUHAN, beribadah
kepada-Nya dengan bahu-membahu.
Tuhan memberikan “BIBIR
LAIN” kepada bangsa-bangsa, kepada setiap orang, yaitu BIBIR YANG BERSIH.
Seseorang tidak dapat membersihkan bibirnya menjadi bibir
yang lain (bibir yang bersih), sekalipun mengandalkan kekuatannya,
kepintarannya, kemampuannya. Hanya Tuhan yang mampu memberikan bibir yang lain,
yaitu bibir yang bersih, sekai lagi saya katakan; tidak satu pun manusia mampu
membersihkan bibirnya menjadi bibir yang lain, lain dari pada yang lain.
Zefanya 3: 13b
(3:13) yakni sisa Israel itu. Mereka tidak akan
melakukan kelaliman atau berbicara bohong; dalam mulut mereka tidak
akan terdapat lidah penipu; ya, mereka akan seperti domba yang makan rumput
dan berbaring dengan tidak ada yang mengganggunya."
Selain tidak
melakukan kelaliman, bila bibir bersih (tidak terdapat kecurangan);
-
Tidak bohong /
tidak ada dusta ketika berbicara.
-
Di dalam mulut
tidak terdapat lidah penipu = tidak ada tipu muslihat di dalam mulut / bibirnya.
Pendeknya; dari bibir tidak terucap kata yang salah,
sehingga kecurangan tidak terdapat pada bibir.
Mari kita lihat kehidupan yang demikian;
Wahyu 14: 1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri
di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat
ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Anak Domba berdiri di bukit Sion bersama-sama dengan
144000 orang.
Mari kita lihat lebih jauh mengenai; KEBERADAAN 144000
ORANG.
Wahyu 14: 5
(14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta;
mereka tidak bercela.
Di dalam mulut mereka (144000 orang) tidak terdapat
dusta.
Kalau di dalam mulut tidak terdapat dusta, maka otomatis
kehidupan yang demikian tidak terdapat cacat cela di hadapan Tuhan = sempurna
adanya.
Yakobus 3: 2
(3:2) Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak
bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga
mengendalikan seluruh tubuhnya.
Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah
orang sempurna.
Berarti, di dalam mulut / bibir manusia, banyak sekali
terdapat perkataan-perkataan yang salah, itu sebabnya dengan pasti firman Tuhan
berkata: “Barangsiapa tidak bersalah
dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna”.
Oleh sebab itu, dalam perkataan, kita harus menjaga bibir
/ mulut / lidah, supaya jangan mudah mengucapkan kata-kata, itu sebabnya tidak
boleh terbawa perasaan.
Pengertian sempurna, berarti; dapat mengendalikan seluruh
tubuh.
Jadi, orang yang sempurna adalah orang yang dapat
mengendalikan seluruh tubuh, sehingga setiap anggota tubuh tidak terdapat
perbuatan-perbuatan yang salah, seperti mempelai perempuan yang sempurna.
Wahyu 12: 1
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan
berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota
dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Tampaklah suatu tanda besar di langit, yaitu; seorang
perempuan yang ...
-
Berselubungkan matahari -> KASIH
Allah Bapa.
-
Bulan di bawah kakinya ->
pengorbanan Yesus Kristus, sebagai kebenaran, itulah FIRMAN TUHAN.
-
Sebuah mahkota dari dua belas
bintang di atas kepala -> pengurapan dari Allah ROH KUDUS.
Kesimpulannya; mempelai perempuan yang sempurna, seluruh
tubuhnya dikendalikan oleh tiga oknum Allah, yaitu;
-
dikendalikan oleh kasih Allah,
-
dikendalikan oleh Firman Tuhan,
-
dikendalikan oleh kuasa Roh Kudus,
sehingga seluruh anggota tubuh tidak bercela / tidak
terdapat cacat cela di hadapan Tuhan, mulai dari dari ujung kepala sampai ujung
kaki.
Ciri-ciri bila kecurangan tidak terdapat pada bibir.
Wahyu 14: 4
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan
perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan.
Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi.
Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan
bagi Anak Domba itu.
Tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan
karena mereka MURNI, sama seperti PERAWAN.
Mari kita lihat persamaan dari; PERAWAN.
Efesus 5: 27
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya
dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu,
tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Persamaan dari perawan adalah jemaat kudus, tidak bercela
= tidak merusak kesuciannya = tidak tersentuh dosa, sehingga sidang jemaat
menjadi cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu.
Inilah yang dimaksud dengan perawan suci.
Efesus 5: 26
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya
dengan air dan firman,
Supaya kudus dan tidak bercela, terlebih dahulu DIMANDIKAN
DENGAN AIR dan FIRMAN.
Berarti, supaya bersih, harus menggunakan air yang
banyak, tidak cukup dengan dua tiga gayung saja.
Artinya; tidak cukup dengan pemberitaan firman Tuhan dua
tiga ayat saja, lalu ditambahkan / dibumbui dengan cerita-cerita, itu tidak
cukup, karena tidak mungkin cerita-cerita dapat menyucikan sidang jemaat sampai
cemerlang, melainkan harus dimandikan dengan air yang limpah = limpah dengan
air firman Tuhan.
Roma 10: 17
(10:17) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Kristus.
Firman Kristus, artinya; firman yang diurapi, yaitu ayat
menjelaskan ayat; ayat yang satu menjelaskan ayat yang lain sampai tersingkap
rahasia firman Tuhan / terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan.
Mazmur 119: 130
(119:130) Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi
pengertian kepada orang-orang bodoh.
Bila tersingkap firman-firman Tuhan, maka yang terjadi;
-
MEMBERI TERANG.
Berarti; hati
yang gelap diterangi, sehingga tidak ada tempat untuk menyembunyikan dosa.
Kalau hati sudah
diterangi, tidak ada lagi dosa yang terselubung / tersimpan di dalam hati.
-
MEMBERI PENGERTIAN KEPADA
ORANG-ORANG BODOH.
Kalau orang
bodoh memiliki pengertian, orang bodoh tidak akan kembali melakukan
kesalahan-kesalahan sebagai kebodohannya di hadapan Tuhan.
Kita bersyukur, di dalam kandang penggembalaan ini, kita
sekalian digembalakan oleh firman penggembalaan, yaitu firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan.
Kita kembali memperhatikan, mengenai; PERAWAN SUCI, sebagaimana ketika Rasul
Paulus melayani sidang jemaat di Korintus.
2 Korintus 11: 2
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena
aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai
perawan suci kepada Kristus.
Menjadi perawan suci tujuannya; supaya dipertunangkan
kepada satu laki-laki, itulah Mempelai Laki-Laki Sorga, yaitu Yesus Kristus,
itulah yang menjadi kerinduan Rasul Paulus di tengah-tengah pelayanannya,
terhadap sidang jemaat di Korintus.
Berarti, Rasul Paulus membawa berita pengajaran mempelai
dalam terangnya tabernakel.
Inilah yang patut kita syukuri karena kita menerima
pengajaran mempelai yang membawa kita kepada satu laki-laki untuk
dipertunangkan.
2 Korintus 11: 3
(11:3) Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan
kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular
itu dengan kelicikannya.
Itu sebabnya Rasul Paulus mengalami rasa takut; kalau-kalau
pikiran dari sidang jemaat di Korintus ini disesatkan oleh ajaran-ajaran setan,
lewat pelayanan dari nabi-nabi palsu dengan segala kelicikan mereka, inilah
yang ditakutkan oleh Rasul Paulus.
Saya, sebagai gembala sidang, juga mengalami hal yang
sama, sebagaimana kita telah digembalakan, dididik oleh firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan, jangan sampai pikiran kita ini disesatkan oleh ajaran-ajaran
yang lain, SAMA SEPERTI HAWA DIPERDAYAKAN OLEH ULAR DENGAN KELICIKANNYA.
Mari kita lihat kisahnya ...
Kejadian 3: 1-6
(3:1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di
darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu:
"Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan
buahnya, bukan?"
(3:2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan
dalam taman ini boleh kami makan,
(3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah
berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
(3:4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu
tidak akan mati,
(3:5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan
terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang
jahat."
(3:6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan
sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian.
Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya
juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
Hawa jatuh dalam dosa karena pikirannya telah diperdaya
oleh ular, dengan kelicikannya.
Jadi, kalau kita perhatikan di sini; ketika ular
berbicara kepada Hawa, Hawa tidak bertanya kepada Adam sebagai suami, sebagai
kepala.
Seluruh perkataan ular itu, didengar dan diterima oleh
Hawa, tetapi ia tidak bertanya kepada Adam, sebagai kepala, sebagai suami,
sehingga peimikirannya disesatkan oleh perkataan-perkataan ular dengan segala
kelicikannya (sebab tadi kita lihat, bahwa ular itu adalah binatang yang paling
cerdik, tetapi tidak disebut tulus, berarti licik).
Sekali lagi saya katakan; setelah Hawa disesatkan dengan
perkataan-perkataan ular yang penuh kelicikan, Hawa terbawa perasaan, dia tidak
bertanya kepada Adam sebagai kepala dan suami, itu tidaklah baik.
Juga dalam kandang penggembalaan, dalam segala tindakan,
dalam berbuat, dalam memberi keputusan kepada siapa pun, jangan langsung bertindak
/ jangan langsung berbuat sekalipun apa yang hendak kita lakukan itu benar, melainkan
harus bertanya kepada kepala / pemimpin dalam kandang penggembalaan, yaitu
gembala sidang, tujuannya; supaya pemikiran tidak disesatkan, sehingga tidak terbawa
perasaan.
Hawa gambaran dari gereja Tuhan.
Adam pertama adalah manusia daging yang berasal dari debu
tanah.
Adam kedua adalah Kristus, Dialah kepala dari tiap-tiap
gereja, Dialah suami. Biarlah hendaknya kita menaruh pikiran yang terdapat
dalam Kristus Yesus.
Filipi 2: 4-5
(2:4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya
sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
Dalam suratan Efesus, Kristus Yesus adalah kepala dari
tiap-tiap gereja, Dialah Mempelai Pria Sorga, Dialah suami.
Biarlah kita hidup bersama menaruh pikiran dan perasaan
yang terdapat dalam Kristus Yesus, supaya pikiran kita tidak disesatkan oleh
ajaran-ajaran setan dari nabi-nabi palsu dengan kelicikan mereka.
Kita tahu, bahwa lidah ular itu bercabang, perkataannya
tidak ada yang benar; “ya” dan “tidak”, dia cerdik namun tidak tulus = licik.
Inilah yang harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh;
di dalam kandang penggembalaan ini, hendaklah kita menaruh pikiran dan perasaan
yang terdapat dalam Kristus Yesus.
Filipi 2: 6
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan
Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
Pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus
adalah; TIDAK MEMPERTAHANKAN HAK-NYA SEBAGAI MILIK YANG HARUS DIPERTAHANKAN.
Filipi 2: 7
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Kalau tidak mempertahankan hak sebagai milik yang harus
dipertahankan, selanjutnya MENGOSONGKAN DIRI-NYA SENDIRI.
Kosong, berarti; tidak berisi = tidak merasa diri lebih
baik, tidak merasa diri lebih benar, lebih mampu, lebih hebat dari pada yang
lain = tidak ada nilai satu atau dua atau tiga.
Kemudian, pada saat mengosongkan diri, Yesus berada dalam dua hal.
Filipi 2: 7
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
-
MENGAMBIL RUPA SEORANG HAMBA
Kalau mengambil
rupa seorang hamba, berarti; tidak mengambil rupa sebagai seorang tuan.
Sebab, selama
kita masih di bumi ini, kita adalah hambanya Allah, belum waktunya untuk mengambil
rupa sebagai seorang tuan. Nanti, setelah berada di kerajaan 1000 tahun damai,
itulah waktu pengangkatan Tuhan bagi kita sebagai imamat yang rajani (tuan).
Jadi, jangan
mencoba-coba mengambil rupa seorang tuan, itu merugikan diri sendiri, karena
belum waktunya.
-
MENJADI SAMA DENGAN MANUSIA.
Sebagai manusia,
ia telah merendahkan diri-Nya.
Memang ada
baiknya kita merendahkan diri dengan sesama satu dengan yang lain, bukan hanya saat
ibadah kita mengatakan “amin”, tetapi
lebih dari pada itu masih ada, yaitu harus menjadi praktek, baik lewat
perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik,
harus merendahkan diri
SEDIKIT
KESAKSIAN.
Sejak saya
terpanggil menjadi seorang hamba Tuhan, dimulai menjadi seorang pengerja,
seringkali saya bertanya dalam hati; “Mengapa
gembala saya tahu segala sesuatu?”
Kemudian, oma
(ibu dari bapak gembala saya) juga mengetahui segala tindakan yang saya
perbuat.
Tetapi ternyata,
saya mulai mengerti; di dalam diri seorang gembala sidang, sudah Tuhan taruh
Roh hikmat dan marifat, Roh menimbang-nimbang, hingga akhirnya mengetahui
segala sesuatu, bahkan yang tidak terlihat pun diketahui. Hal ini memang bagus,
supaya kita satu dengan yang lain berlomba-lomba saling merendahkan diri
seorang dengan yang lain.
Selanjutnya, PUNCAKNYA:
Filipi 2: 8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Puncaknya: TAAT SAMPAI MATI, BAHKAN SAMPAI MATI DI KAYU
SALIB.
Artinya; setia melakukan kehendak Allah Bapa.
Kalau Yesus turun ke bumi, itu untuk melakukan pekerjaan
Allah Bapa, dan pekerjaan Allah Bapa itu bukan hanya sebatas untuk memberitakan
injil keselamatan, bukan hanya sebatas menyembuhkan orang yang sakit, pelayanan
dari Yesus tidak hanya sampai di situ, melainkan Ia taat sampai mati, bahkan
sampai mati di atas kayu salib.
Inilah pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus
Yesus.
Biarlah kiranya kita sepikir dan seperasaan dengan
Kristus Yesus, sehingga dengan demikian ajaran-ajaran setan yang diusung oleh
nabi-nabi palsu tidak mampu mengubahkan / tidak mampu merusak pikiran kita,
sehingga kesetiaan kita yang sejati turut berubah, tetapi kalau kita berpegang
teguh kepada pengajaran mempelai, maka ajaran setan yang diusung oleh nabi-nabi
palsu dengan kelicikannya, tidak mampu memperdayakan pikiran kita ini, seperti
Hawa.
Setelah rahasia firman dibukakan, kita mengerti apa yang
diajarkan oleh Rasul Paulus terhadap sidang jemaat di Korintus; dia berupaya
membangun pelayanan dari nol untuk mempertunangkan sidang jemaat kepada satu laki-laki,
sebagai perawan suci.
Yang harus kita waspadai supaya pikiran tidak disesatkan.
2 Korintus 11: 4
(11:4) Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan
Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada
kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari
pada yang telah kamu terima.
“Sabar saja”, berarti;
tetap berpegang pada pengajaran mempelai, sekalipun ada pemberitaan yang lain,
yaitu Yesus yang lain, injil yang lain, maupun roh yang lain, jangan sampai
mengubah pendirian kita, di mana dari semula kita berpegang pada pengajaran
mempelai, sabar saja, supaya pikiran kita ini tidak disesatkan, dan kita pun
tidak terbawa perasaan.
Memang, dalam setiap pemberitaan, selalu diikuti rohnya,
misalnya;
-
Kalau firman pengajaran, yang
mengikuti adalah roh mempelai.
-
Kalau pengajaran lain, bisa saja
rohnya itu ke mamon, rohnya dikuasai ingin kaya, ingin hebat, dan roh-roh lain.
Matius 24: 23-24
(24:23) Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di
sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya.
(24:24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan
muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat,
sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.
Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul, dan PELAYANAN
MEREKA HANYA SEBATAS TANDA-TANDA YANG DAHSYAT dan MUJIZAT-MUJIZAT SEMATA,
sedangkan dalam 1 Korintus 1: 23, dengan jelas dan tegas Rasul Paulus menegor,
bahwa; Rasul Paulus memberitakan Kristus
yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk
orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan.
Sehingga, kalau kita perhatikan ayat 24...
Matius 24: 24
(24:24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan
mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat,
sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.
Dengan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat itu, mereka
berusaha untuk sekiranya mungkin mereka menyesatkan orang-orang pilihan.
Orang-orang pilihan -> gereja Tuhan yang telah
digembalakan oleh pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel / gereja yang
dipertunangkan kepada satu laki-laki.
Matius 24: 25-26
(24:25) Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu.
(24:26) Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang
gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik,
janganlah kamu percaya.
Perhatikan saudarak; Tuhan sudah mengingatkan kita, sudah
mengatakannya kepada kita terlebih dahulu, jadi, jangan sampai kita
meninggalkan pengajaran mempelai yang akan mempertunangkan kita kepada satu
laki-laki.
Sekalipun nabi-nabi palsu itu mengatakan:
-
“LIHAT, IA ADA DI PADANG GURUN”
Padang gurun itu
gersang, kering-kering tidak ada kehidupan, tetapi sekalipun demikian, di
tempat yang gersang terjadi mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dahysat oleh
nabi-nabi palsu, namun sekalipun demikian, jangan pergi ke situ, jangan
terpukau, jangan terpengaruh dengan suasana yang ada, tetaplah berpegang dengan
pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, tergembala dengan baik, setia,
sepikir dan seperasaan dengan Kristus Yesus.
-
“LIHAT, IA ADA DI DALAM BILIK”
Kalau ada
nabi-nabi palsu berkata: “Lihat, Ia ada
di dalam bilik”, jangan percaya. Kalau hanya seperti itu, pesulap-pesulap
yang terkenal di dunia ini pun mampu melakukan hal demikian.
Contoh; salah
satu pesulap dari Amerika, dapat menerobos tembok China, dan masih banyak yang
lain.
Kalau hanya
berorientasi dengan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat semata,
berarti nabi-nabi palsu kalah dengan pesulap-pesulap di dunia ini.
Oleh sebab itu,
jangan percaya kalau nabi-nabi palsu berkata : “Lihat, Ia ada di dalam bilik”, sabar saja, seperti nasihat Rasul
Paulus terhadap sidang jemaat di Korintus.
Bilik = dinding
= tembok.
Tetapi yang benar adalah ...
Matius 24: 27
(24:27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan
cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
Yang benar adalah kedatangan Anak Manusia seperti kilat
memancar dari timur, dan melontarkan cahayanya sampai ke barat.
Dalam pola tabernakel;
-
Timur -> Pintu gerbang
-
Barat -> ruangan suci.
Demikianlah kedatangan anak manusia, ada prosesnya;
-
Mulai dari PINTU GERBANG, itulah
percaya.
Kemudian masuk
ke dalam HALAMAN, di mana terdapat dua alat, yaitu;
1.
MEZBAH KORBAN BAKARAN ->
pertobatan = baptisan darah.
2.
KOLAM PEMBASUHAN = baptisan air.
-
Selanjutnya, untuk menuju ruangan
suci, melalui PINTU KEMAH = baptisan Roh Kudus.
Kemudian masuk
ke dalam RUANGAN SUCI, yang terdapat tiga alat di dalamnya, yaitu;
1.
MEJA ROTI SAJIAN = tekun dalam Ibadah
Pendalaman Alkitab, disertai perjamuan suci.
2.
PELITA EMAS = tekun dalam Ibadah
Raya Minggu, disertai kesaksian.
3.
MEZBAH DUPA = tekun dalam Ibadah
Doa Penyembahan.
-
Selanjutnya melewati PINTU TIRAI,
itulah perobekan daging; Yesus Kristus membuka jalan bagi kita untuk masuk ke
dalam RUANGAN MAHA SUCI, bertemu dengan Yesus Kristus sebagai Raja dan Mempelai
Pria Sorga.
Prakteknya.
Matius 24: 27
(24:27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan
melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak
Manusia.
Sama seperti kilat yang memancar dari timur.
Yesus adalah bintang timur.
Jadi, kedatangan Yesus itu seperti kilat yang memacar
dari sebelah timur.
Supaya lebih jelas, mari kita lihat; KILAT YANG MEMANCAR
DARI SEBELAH TIMUR.
Wahyu 4: 5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang
menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh
Roh Allah.
Dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh menderu.
Jadi, kilat yang memancar itu akan diikuti dengan suara guruh
menderu -> KORBAN KRISTUS, dan itu bisa kita nikmati lewat PERJAMUAN SUCI.
Sedangkan pada Wahyu 4: 4 dikatakan; di sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di
takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua -> 12 roti, di atas meja
pertunjukan.
12 roti -> 12 rasul hujan awal dan 12 rasul hujan
akhir.
Kita dapat menikmati korban Kristus (kilat dan bunyi
guruh menderu), lewat IBADAH PENDALAMAN ALKITAB (24 tua-tua yang duduk di atas
24 takhta itu), DISERTAI DENGAN
PERJAMUAN SUCI.
Inilah yang benar, inilah yang kita perhatikan, jangan
keliru, jangan terbawa perasaan, jangan sampai pikiran kita disesatkan oleh
ajaran-ajaran palsu (ajaran-ajaran setan) yang diusung oleh nabi-nabi palsu,
yang hanya mengutamakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat semata.
Biarlah kita tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, di
situlah kita dapat bertemu dengan Kristus Yesus dan korban-Nya, wujudnya lewat
perjamuan suci, itulah kilat yang memancar dan bunyi guruh menderu.
Keluaran 19: 16-18
(19:16) Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh
dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat
keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.
(19:17) Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai
Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung.
(19:18) Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN
turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan
seluruh gunung itu gemetar sangat.
Tuhan turun ke atas gunung Sinai disertai dengan kilat
dan guruh yang menderu, itulah yang benar.
Di situlah Musa menerima sepuluh hukum Allah dan menerima
petunjuk untuk mendirikan kemah / tabernakel = menerima pengajaran mempelai
dalam terangnya Tabernakel, kuasanya; membawa kita sebagai perawan suci untuk
dipertunangkan kepada satu laki-laki = masuk dalam pembangunan rumah Tuhan /
tubuh Kristus yang sempurna = menjadi mempelai perempuan Tuhan, inilah yang
benar.
Jadi, jangan terpengaruh dengan tanda-tanda yang dahsyat
dan mujizat-mujizat, sabar saja, supaya tidak terdapat kecurangan di dalam bibir.
Dan biarlah kiranya anak-anak Tuhan di dalam negeri
maupun di luar negeri diteguhkan, lewat pemberitaan firman Tuhan pada malam ini,
sehingga kita dapat memahami rencana Allah ini, sebagai proyek Allah yang besar
bagi gereja-Nya. Terpujilah Tuhan kekal sampai selama-lamanya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment