IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 02 APRIL 2013
Tema: HAL
BERDOA (dari Matius 6: 5-13)
(Seri
38)
Subtema: TIDAK
MENGAMPUNI SESAMA BAGAIKAN POHON ARA YANG KERING SAMPAI PADA AKAR-AKARNYA
Shalom.
Salam
sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena
kasih-Nya, kita berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan untuk
mempersembahkan korban, dan biarlah kiranya kita merendahkan diri di bawah kaki
Tuhan untuk menyembah Tuhan.
Segera kita
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan, dari Matius 6:
5-13, namun kita hanya membaca ayat 12.
Matius 6: 12
(6:12) dan ampunilah kami
akan kesalahan kami, seperti kami juga
mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
Salah satu
pokok doa yang harus kita naikkan kepada Tuhan adalah: “Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang
bersalah kepada kami.”
Memberi arti
bagi kita; mengampuni orang lain (sesama) karena Tuhan sudah terlebih dahulu
memberi pengampunan kepada kita = MENGAMPUNI KARENA DIAMPUNI.
Oleh sebab itu,
mengampuni orang lain bukanlah karena keterpaksaan, bukan karena ada
kepentingan-kepentingan di dalamnya, bukan karena ada unsur-unsur lain, bukan
karena supaya terlihat rohaniawan, tetapi mengampuni sesama itu karena kita
sudah terlebih dahulu diampuni oleh Tuhan.
Matius 6: 14-15
(6:14) Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang,
Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
(6:15) Tetapi jikalau
kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga
tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Kemudian, lebih
diperjelas lagi dalam ayat ini, bahwa; jikalau seseorang mengampuni kesalahan
sesamanya, maka Bapa di sorga juga mengampuni kita. Sebaliknya, jikalau tidak
mengampuni orang lain / sesama, maka Bapa di sorga juga tidak mengampuni
kesalahan-kesalahan.
Markus 11:
24-26
(11:24) Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang
kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu
akan diberikan kepadamu.
(11:25) Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu
dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga
Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."
(11:26) [Tetapi jika kamu tidak
mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga
tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.]
Demikian halnya
syarat untuk berdoa; terlebih dahulu mengampuni sesama supaya Bapa di sorga
juga mengampuni. Sebaliknya, jikalau tidak mengampuni sesama, maka Bapa di
sorga pun tidak mengampuni kesalahan-kesalahan kita.
Tidak
mengampuni kesalahan-kesalahan, artinya; tidak memberi kesempatan untuk
berubah, supaya keadaan menjadi lebih baik = tidak memperoleh kesempatan untuk
mendapatkan keselamatan.
Kalau tidak
diberi pengampunan atas kesalahan-kesalahan, maka seseorang akan tetap dalam
dosanya. Kalau ia tetap dalam dosanya, maka orang tersebut tidak memperoleh
keselamatan dari Tuhan.
GAMBARAN BILA KESALAHAN TIDAK DIAMPUNI OLEH TUHAN.
Markus 11:
20-21
(11:20) Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat,
mereka melihat pohon ara tadi sudah kering
sampai ke akar-akarnya.
(11:21) Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah
terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering."
Seperti pohon
ara yang kering karena dikutuk oleh Yesus, demikianlah gambaran bila Tuhan
tidak mengampuni kesalahan-kesalahan seseorang.
Pohon ara yang
kering ini dikaitkan dengan doa, di mana ketika berdoa, tidak memberi
pengampunan kepada sesama di dalam hati dengan pasti.
Alasan
mengapa pohon ara itu dikutuk.
Mari kita lihat
kisah yang sama dari injil Matius.
Matius 21: 18-19
(21:18) Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali
ke kota, Yesus merasa lapar.
(21:19) Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke
situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja.
Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak
akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.
Jadi, kering di
sini memberi pengertian; tidak menghasilkan buah.
Oleh sebab
itulah Tuhan mengutuk pohon ara itu dan menjadi kering.
Yang harus kita
ketahui; MENGAPA POHON ARA ITU TIDAK BERBUAH?
Kalau kita
perhatikan kisah ini (dalam ayat 19); pohon ara itu tidak berbuah karena
posisinya di pinggir jalan (di dekat jalan) = kerohanian yang berada di pinggir
jalan.
Mari kita
lihat; KEROHANIAN YANG DI PINGGIR JALAN.
Matius 13: 4,
19
(13:4) Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu
datanglah burung dan memakannya sampai habis.
(13:19) Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya,
datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
Benih yang
ditaburkan di pinggir jalan adalah orang yang mendengar firman Tuhan tetapi
tidak sampai mengerti.
Kita datang
beribadah dengan banyak pengorbanan, dimulai dari meluangkan waktu, tenaga,
pikiran, keuangan dan lain sebagainya, namun bila kita mendengar firman Tuhan
tidak sampai mengerti, bukankah itu adalah suatu kerugian, bahkan suatu
kebodohan?
Akibat
tidak mengerti firman Tuhan.
Kembali kita
memperhatikan Matius 13.
Matius 13: 19
(13:19) Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang
Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang
ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
Iblis setan
merampas benih itu dari dalam hati orang tersebut, sehingga keadaan orang itu
menjadi jahat.
Burung yang
memakan benih -> penghulu di udara, yaitu iblis setan dengan tipu dayanya.
Bandingkan bila BENIH DITABURKAN DI TANAH YANG SUBUR / BAIK.
Matius 13: 8,
23
(13:8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu
berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga
puluh kali lipat.
(13:23) Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang
seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali
lipat."
Tanah yang subur
/ baik -> orang yang mendengar firman Tuhan dan mengerti.
Mazmur 85: 9
(85:9) Aku mau mendengar
apa yang hendak difirmankan Allah, TUHAN. Bukankah Ia hendak berbicara
tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan?
Sesungguhnya
kalau mendengar firman Tuhan sampai mengerti, pasti ia mengalami damai
sejahtera, karena ia tidak mungkin kembali kepada kebodohan / tidak kembali
mengulangi kesalahan-kesalahan yang dahulu pernah terjadi.
Jadi, hanya
orang bodohlah yang tidak mengalami damai sejahtera.
Mazmur 119: 130
(119:130) Bila tersingkap, firman-firman-Mu
memberi terang, memberi pengertian kepada
orang-orang bodoh.
Selain memberi
terang, firman Tuhan memberi pengertian kepada orang-orang bodoh, supaya
orang-orang bodoh tidak kembali mengulangi kesalahan, yang adalah kebodohan di
hadapan Tuhan.
Mazmur 119: 104
(119:104) Aku beroleh
pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.
Kalau
memperoleh pengertian dari firman Tuhan, selanjutnya membenci segala jalan
dusta.
Kemudian, kalau
mendengar firman Tuhan sampai mengerti, maka tanah itu akan menghasilkan buah,
dimulai dari;
1.
BUAH 100 KALI LIPAT
Matius 19: 29
(19:29) Dan setiap
orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya,
saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau
ladangnya, akan menerima kembali seratus
kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.
Buah 100 kali lipat adalah MEMPEROLEH HIDUP YANG KEKAL, itulah Kerajaan
Sorga.
Pertanyaannya: SIAPAKAH MEREKA YANG MEMPEROLEH HIDUP YANG KEKAL?
Jawabnya adalah mereka yang meninggalkan ...
-
Meninggalkan RUMAHNYA.
Artinya; menyangkal diri dan mau memikul salib.
-
Meninggalkan SAUDARANYA
LAKI-LAKI / SAUDARANYA PEREMPUAN.
Artinya; tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging
-
Meninggalkan BAPA
/ IBUNYA.
Artinya; mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal
budi, dan segenap kekuatan.
-
Meninggalkan ANAK-ANAK.
Artinya; melakukan kehendak Allah Bapa.
-
Meninggalkan LADANGNYA.
Artinya;
·
Tidak terikat
dengan pekerjaan.
Ladang -> pekerjaan.
·
Tidak terikat
dengan dunia, dengan segala isinya.
2.
BUAH 60 KALI LIPAT.
Kejadian 25: 26-27
(25:26) Sesudah itu
keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit
Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak
berumur enam puluh tahun pada waktu mereka
lahir.
(25:27) Lalu bertambah
besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang
suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah
seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
Buah 60 kali lipat, artinya; MENERIMA HAK KESULUNGAN, seperti Yakub
memegang tumit Esau (yang sesungguhnya adalah anak sulung), dan pada waktu
Yakub lahir, Ishak berumur 60 tahun.
Hak kesulungan ialah IBADAH PELAYANAN yang Tuhan percayakan.
Kalau tidak menghargai hak kesulungan, akan mengalami kematian anak-anak
sulung, seperti kematian anak-anak sulung orang Mesir, termasuk seluruh anak
sulung dari ternak orang-orang Mesir.
Saya terkesan sekali melihat Yakub; sesungguhnya, anak yang baru lahir
tidak mungkin dapat memegang tumit anak pertama (kembarannya), tetapi di sini
kita melihat, bahwa; Yakub betul-betul memegang tumit Esau, ia tidak mau
melepaskan hak kesulungan itu.
Sekali lagi saya katakan; kalau kita beribadah melayani Tuhan, itu adalah
hak kesulungan, sesungguhnya itulah yang harus kita pegang.
3.
BUAH 30 KALI LIPAT
Lukas 3: 23
(3:23) Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan
menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli,
Buah 30 kali lipat itu adalah seperti Yesus memulai pelayanan-Nya di
hadapan Tuhan.
Kalau seseorang memulai pelayanan di hadapan Tuhan = memulai penyerahan diri
di hadapan Tuhan / menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, sebab tidak mungkin
seseorang melayani namun tidak menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
Kembali kita
memperhatikan; POHON ARA YANG KERING.
Markus 11: 20
(11:20) Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat,
mereka melihat pohon ara tadi sudah kering
sampai ke akar-akarnya.
Pohon ara
tersebut sudah kering SAMPAI KE AKAR-AKARNYA.
Arti rohaninya;
tidak mendapat kesempatan untuk datangnya keadaan baik = TIDAK MEMPEROLEH
KESELAMATAN, yaitu HIDUP YANG KEKAL.
Jadi, bukan
hanya daun dan rantingnya saja yang kering, tetapi di sini kita lihat pohon ara
itu kering sampai ke akar-akarnya.
Sesungguhnya,
kalau daun dan rantingnya saja yang kering, pohon ara tersebut masih mendapat
kesempatan untuk menghasilkan buah, bahkan sekalipun pohon / batangnya ditebang,
pohon ara tersebut masih ada kesempatan untuk menghasilkan buah, karena masih
tumbuh tunas-tunas yang baru.
Yesus adalah
tunas Daud, berarti di dalam Yesus ada pengharapan, di dalam Yesus segalanya
mungkin.
Mari kita
lihat; TUNAS.
Kidung Agung 4:
12-13
(4:12) Dinda, pengantinku, kebun tertutup engkau, kebun
tertutup dan mata air termeterai.
(4:13) Tunas-tunasmu
merupakan kebun pohon-pohon delima dengan buah-buahnya yang lezat, bunga
pacar dan narwastu,
Tunas-tunas ini
digambarkan seperti kebun pohon-pohon delima.
Pohon delima,
berarti; menghasilkan buah delima.
Buah delima
-> persekutuan tubuh Kristus.
Mazmur 133: 1
(133:1) Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
Apabila terjadi
persekutuan tubuh Kristus, alangkah baiknya dan indahnya.
Berarti,
persekutuan tubuh Kristus menjadikan;
-
keadaan anak-anak
Tuhan alangkah baiknya.
-
kehidupan
anak-anak Tuhan alangkah indahnya.
karena
sekalipun beraneka ragam tetapi terjadi kesatuan.
Mazmur 133: 2-3
(133:2) Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh
ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
(133:3) Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas
gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan
berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Kalau terjadi
persekutuan tubuh Kristus, maka Tuhan akan memerintahkan berkat kehidupan untuk
selama-lamanya.
Kalau kita
kembali memperhatikan pohon ara tadi; setelah dikutuk, pohon ara itu menjadi
kering sampai kepada akar-akarnya, gambaran dari seseorang yang tidak mau
memberi pengampunan kepada sesamanya, ini adalah suatu kebodohan.
Sesungguhnya,
fungsi akar-akar itu adalah menyerap nutrisi-nutrisi yang terkandung di dalam
tanah.
Yeremia 17: 7-8
(17:7) Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang
menaruh harapannya pada TUHAN!
(17:8) Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air,
yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak
kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak
berhenti menghasilkan buah.
Pohon yang
akar-akarnya merambat ke tepi batang air / menyerap air dari tepi batang air;
-
TIDAK MENGALAMI
DATANGNYA PANAS TERIK.
Artinya; mampu menghadapi / melewati segala ujian-ujian.
Panas terik -> aniaya karena firman = sengsara salib = menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
-
DAUNNYA TETAP
HIJAU.
Artinya; tidak berubah / tetap setia di hadapan Tuhan.
-
TIDAK KUATIR
DALAM TAHUN KERING.
Artinya; tidak kuatir soal penghidupan (soal makan, soal minum, soal
pakaian), sekalipun terjadi resesi / krisis.
-
TIDAK BERHENTI
MENGHASILKAN BUAH.
Bila kita kaitkan dengan pokok anggur, berarti; adanya hubungan / persekutuan
yang erat antara tubuh dengan kepala, seperti ranting melekat pada pokok anggur,
sehingga ranting menghasilkan buah anggur yang manis.
Ini adalah
keuntungan bila akar-akar tidak kering, tetapi kalau kita perhatikan tadi; oleh
karena ia tidak mengampuni sesamanya, maka Tuhan tidak mengampuni kesalahan-kesalahannya
(akar-akarnya kering).
Ironis sekali
kalau tidak memberi pengampunan; seseorang yang segera putus asa dan kecewa,
itu adalah prbadi yang tidak mau memberi pengampunan kepada sesamanya.
Biarlah lewat
doa penyembahan malam ini, kita pastikan bahwa kita memberi pengampunan kepada
setiap orang / kepada sesama. Sekalipun ia adalah orang yang menyakiti sampai menimbulkan
kepahitan, orang itu pun harus diampuni, kalau tidak, akan mengalami keadaan
seperti pohon ara yang kering karena dikutuk oleh Yesus Kristus.
Jika Tuhan
ijinkan Markus 11: 20-26 ini, akan kembali kita terima di minggu yang akan
datang, untuk menyempurnakan kasih Allah di dalam kehidupan kita. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment