Tema: JEMAAT
EFESUS (dari Wahyu 2: 1-7)
(Seri
07)
Subtema: PELITA DI KOLONG RUMAH BERARTI KAKI DIAN TERAMBIL
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah
Tuhan, beribadah melayani Tuhan, sekaligus kita boleh menikmati sabda Tuhan.
Biarlah kiranya malam hari ini Tuhan menyatakan
kehendak-Nya dalam kehidupan kita semua, dan kita semua hidup oleh karena
kehendak Tuhan, sebagaimana Yesus melakukan kehendak Allah Bapa.
Kembali kita memeriksa sidang jemaat di Efesus sebagai
firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu, dari kitab Wahyu 2: 1-7.
Terlebih dahulu kita memperhatikan ayat 1.
Wahyu 2: 1
(2:1)
"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan
kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
Yesus tampil sebagai firman Allah yang tajam
untuk memeriksa, mengoreksi dan menyucikan dosa sidang jemaat di Efesus, dengan
kata lain, semua aib-aibnya harus diangkat supaya menjadi pelita / terang /
kesaksian, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut
pandang, gerak-gerik menjadi kesaksian, sebab Tuhan merindu tujuh sidang jemaat
yang ada di Asia kecil (yang sekarang disebut Turki) menjadi terang, menjadi
pelita, menjadi kesaksian.
Wahyu 2: 2-3
(2:2) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih
payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu,
bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah
mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak
demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
(2:3) Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
Setelah dikoreksi lewat firman Allah yang tajam, maka terlihatlah
keberadaan dari sidang jemaat di Efesus, yaitu memiliki KELEBIHAN-KELEBIHAN di
hadapan Tuhan, antara lain;
1.
penuh dengan JERIH PAYAH di
tengah-tengah ibadah pelayanan,
2.
penuh dengan KETEKUNAN / bertekun
di hadapan Tuhan,
3.
TETAP SABAR di tengah-tengah
ibadah pelayanan,
4.
MENDERITA OLEH KARENA NAMA TUHAN =
aniaya karena firman = sengsara salib,
5.
TIDAK MENGENAL LELAH, sekalipun
berjerih lelah di tengah-tengah ibadah pelayanan.
Kelebihan-kelebihan ini tentu membuat kita
angkat jempol kepada sidang jemaat di Efesus, karena mereka memiliki kelebihan
yang luar biasa.
Namun, bila kita perhatikan ayat 4...
Wahyu 2: 4
(2:4) Namun demikian Aku
mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
Namun, Tuhan mencela sidang jemaat di Efesus,
sekalipun mereka memiliki lima kelebihan yang luar biasa, karena sidang jemaat
di Efesus telah MENINGGALKAN KASIH YANG SEMULA.
Sekarang, mari kita perhatikan ayat 5.
Wahyu 2: 5
(2:5) Sebab itu ingatlah betapa
dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang
semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku
akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
Meninggalkan kasih yang semula adalah KEJATUHAN
YANG AMAT SANGAT DALAM.
Jadi, meninggalkan kasih yang semula, itu
bukanlah perkara kecil / bukan perkara sepele, hal ini tidak boleh dianggap
main-main.
Saya beri contoh;
- Kalau salah satu dari
pasangan suami isteri menghianati kasih dari pada pasangannya, itu sangat
menyakitkan sekali.
- Demikian juga terhadap
sesama, kalau kita mengabaikan sesama, tidak peduli terhadap sesama,
menyepelekan sesama, padahal orang itu sangat membutuhkan pengertian dan
perhatian kita, tetapi ia tidak mendapatkannya (karena kita kehilangan kasih
yang semula), itu sangat menyakitkan sekali.
Itu sebabnya, Yesus berkata kepada sidang jemaat di
Efesus: “... betapa dalamnya engkau telah
jatuh ...”, oleh sebab itu, hal ini tidak boleh dipermainkan.
Saya menghimbau kepada kehidupan yang masih
muda; perhatikanlah firman Tuhan ini, dan jangan pernah meninggalkan kasih yang
semula, belajarlah untuk memperhatikan sesama (mengasihi sesama).
Oleh sebab itu ...
Wahyu 2: 5
(2:5) Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah
jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa
yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya,
jikalau engkau tidak bertobat.
Di sini kita perhatikan; Tuhan menghimbau
sidang jemaat di Efesus supaya KEMBALI KEPADA KASIH YANG SEMULA itu.
Demikian juga malam hari ini, saya menghimbau;
kita, masing-masing, kembalilah kepada kasih yang semula, jangan ngomel /
jangan bersungut-sungut dalam melakukan firman Tuhan, sebab jika Tuhan menegor
/ menghimbau / menasihati kita, itu karena Tuhan mengasihi saya dan saudara.
Kembali kepada kasih yang semula, dengan
jalan BERTOBAT.
Bertobat, artinya; berhenti berbuat dosa dan
jangan berbuat lagi, seperti dua tangan dan dua kaki yang terpaku tidak dapat
berbuat apa-apa, justru dari sana keluar darah.
Berarti, setiap orang yang bertobat ditandai
dengan pengorbanan / ada tanda darah.
Sebab kebenaran itu, meterainya adalah Darah
Anak Domba, bukan dari mulut / perkataan manusia, berarti pertobatan itu
dibutuhkan pengorbanan.
Kalau tidak kembali kepada kasih yang semula,
dengan kata lain tidak bertobat, konsekuensinya adalah TUHAN AKAN MENGAMBIL
KAKI DIAN DARI TEMPATNYA, DARI TENGAH-TENGAH SIDANG JEMAAT DI EFESUS.
Berbicara mengenai kaki dian = pelita emas.
Dan kalau kaki dian diambil dari sidang
jemaat di Efesus, maka yang terjadi adalah SUASANA GELAP.
SUASANA GELAP DAPAT KITA GAMBARKAN DALAM
BEBERAPA HAL.
YANG KEEMPAT.
Lukas
11: 33
(11:33) "Tidak seorang pun yang
menyalakan pelita lalu meletakkannya di kolong
rumah atau di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, supaya semua
orang yang masuk, dapat melihat cahayanya.
MENYALAKAN PELITA LALU MELETAKKANNYA DI
KOLONG RUMAH.
Kalau rumah ada kolongnya = rumah panggung.
Berarti, di bawah rumah panggung itu pelita
menyala.
Kalau pelita menyala lalu diletakkan di
kolong rumah, maka pelita tidak akan menerangi seisi rumah, inilah suasana gelap
yang keempat.
Dalam ejaan lama, dikatakan:
“Apabila seorang memasang pelita, tiada pernah ia
meletakkan di ceruk-ceruk.”
Ceruk-ceruk itu semacam relung / ruangan di bawah
tanah.
Sekalipun pelita menyala di ceruk-ceruk /
ruangan di bawah tanah, tetap rumah itu tidak akan diterangi.
Kalau saya perhatikan rumah panggung / rumah
yang ada kolongnya, itu biasanya digunakan sebagai tempatnya barang-barang
bekas, sama halnya dengan ceruk-ceruk / ruangan di bawah tanah, itu pun biasa
digunakan sebagai tempat penyimpanan barang.
Pendeknya; jika pelita dinyalakan di ruang
bawah tanah / di kolong rumah, tidak akan menerangi seisi rumah.
Perabotan-perabotan rumah tangga yang
disimpan di kolong rumah / ceruk-ceruk (di tempat penyimpanan barang).
PERABOTAN PERTAMA: GANTANG.
Markus 4: 21
(4:21) Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang
membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang
atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.
Menyalakan pelita di bawah gantang.
Ukuran isi (volume) dari gantang adalah 3,125
kg.
Sekarang, mari kita perhatikan; PENYEBAB gantang
berada di kolong rumah / ceruk-ceruk (di tempat penyimpanan barang).
Markus 4: 24
(4:24) Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang
kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk
mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi
kepadamu.
Penyebabnya adalah SUKA MENGUKUR ORANG LAIN
DENGAN MENGGUNAKAN UKURAN SENDIRI, itulah penyebab gantang berada di tempat
penyimpanan, itulah kolong rumah / ceruk-ceruk.
Lebih jauh kita melihat ukuran ini ...
Matius 7: 2
(7:2) Karena dengan
penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan
diukurkan kepadamu.
-
Menghakimi orang lain,
maka orang lain juga akan menghakimi dengan cara penghakiman yang kita pakai.
-
Mengukur orang lain,
maka orang lain juga mengukur kita dengan ukuran yang kita pakai.
Itu sebabnya, gantang itu tidak berfungsi
lagi, sehingga dengan demikian gantang itu dapat digunakan untuk menutupi
pelita, persis seperti pelita yang menyala lalu diletakkan di kolong rumah / ceruk-ceruk.
Seandainya menggunakan ukuran Tuhan (volume
gantang), pasti gantang itu tetap berfungsi dengan isi / volume 3,125 kg,
tetapi karena menggunakan ukuran sendiri, maka gantang itu tidak berfungsi
lagi, sehingga dengan demikian, gantang tersebut diletakkan di tempat
penyimpanan barang (kolong rumah / ceruk-ceruk), itulah alat-alat perabotan
rumah tangga yang tidak berfungsi.
Hal ini harus dipahami, janganlah kita berada
di tempat penyimpanan barang (kehidupan yang tidak berarti), karena menggunakan
ukuran sendiri.
Perabotan-perabotan rumah tangga yang
disimpan di kolong rumah / ceruk-ceruk (di tempat penyimpanan barang).
PERABOTAN KEDUA: TEMPAYAN.
Lukas 8: 16
(8:16) "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu
menutupinya dengan tempayan atau
menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki
dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.
Menyalakan pelita lalu menutupinya dengan
tempayan = tempayan menutupi pelita.
PENYEBAB tempayan berada di kolong rumah /
ceruk-ceruk (di tempat penyimpanan barang); TEMPAYAN tersebut KOSONG, sebab TIDAK
DIISI dengan;
- AIR.
Artinya;
tidak dipenuhkan dengan Roh Kudus.
Sebab
air -> Roh Kudus.
- TEPUNG.
Artinya;
tidak dipenuhkan dengan firman Tuhan / firman Tuhan tidak mendarah daging.
Tepung
-> firman Tuhan.
Sesungguhnya, tempayan itu adalah tempatnya
air ataupun tepung, tetapi kalau tempayan tidak diisi oleh air atau tepung,
maka tempayan tersebut kosong, sehingga dengan demikian, tempayan dapat
digunakan untuk menutupi pelita.
Kalau tempayan kosong, berarti tempayan tidak
berfungsi / tidak berguna, sehingga dengan demikian, tempayan diletakkan di tempat
penyimpanan barang (berada di kolong rumah / ceruk-ceruk).
Perhatikan kehidupan kita malam hari ini di
hadapan Tuhan, sejauh mana firman Tuhan memenuhi saya dan saudara, sejauh mana
Roh Kudus memimpin saya dan saudara?
-
Kalau tempayan dipenuhkan
oleh firman, pasti seseorang menjadi pribadi yang dengar-dengaran.
-
Kalau tempayan dipenuhkan
oleh Roh Kudus, maka pasti orang itu memberi diri dipimpin Roh Kudus.
Biarlah malam hari ini kita memberi diri
dikoreksi oleh firman Tuhan dan dipimpin oleh Roh Kudus, supaya tempayan tidak
diletakkan di kolong rumah / ceruk-ceruk.
Perabotan-perabotan rumah tangga yang
disimpan di kolong rumah / ceruk-ceruk (di tempat penyimpanan barang).
PERABOTAN KETIGA: TEMPAT TIDUR.
Lukas 8: 16
(8:16) "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi
ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam
rumah dapat melihat cahayanya.
Menyalakan pelita lalu menempatkannya di
bawah tempat tidur.
Artinya; nikah rumah tangga tidak diterangi.
Tempat tidur -> nikah rumah tangga.
PENYEBAB tempat tidur berada di kolong rumah
/ ceruk-ceruk (di tempat penyimpanan barang).
Lukas 8: 17
(8:17) Sebab tidak ada
sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan
diketahui dan diumumkan.
Kalau pelita diletakkan di atas kaki dian;
-
tidak ada sesuatu yang
tersembunyi yang tidak akan dinyatakan,
-
dan tidak ada sesuatu
yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.
Sebaliknya,
kalau pelita yang menyala diletakkan di bawah tempat tidur, berarti;
-
ada sesuatu yang
tersembunyi yang tidak akan dinyatakan,
-
dan ada sesuatu yang
rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan oleh masing-masing nikah rumah
tangga.
Jadi, masing-masing menyembunyikan sesuatu,
masing-masing ada sesuatu yang rahasia dalam nikah rumah tangga, sehingga NIKAH
RUMAH TANGGA PENUH DENGAN MISTERI karena masing-masing TIDAK SALING TERBUKA, maka
perabotan yang ketiga, yaitu tempat tidur, disimpan di kolong rumah /
ceruk-ceruk.
Hati-hati kalau anggota nikah rumah tangga
yang terdiri dari suami, isteri, dan anak, masing-masing ada yang disembunyikan
dan ada sesuatu rahasia, satu dengan yang lain tidak saling terbuka, penuh
dengan misteri, cepat atau lambat kondisi nikah rumah tangga yang semacam ini akan
berujung kepada kehancuran.
Kalau ada tempat tidur tetapi pelita tidak
menyala di atasnya (tidak diterangi karena ada sesuatu yang disembunyikan / ada
sesuatu rahasia satu dengan yang lain), maka tempat tidur itu tidak ada artinya
/ tidak berguna.
Kalau tempat tidur itu tidak berguna, maka tempat
tidur itu akan disimpan di kolong rumah / ceruk-ceruk, setara dengan pelita
yang menyala di kolong rumah / ceruk-ceruk.
Sekarang, mari
kita perhatikan ...
Jalan
keluarnya.
Terlebih dahulu
kita melihat mengenai orang buta (mata jahat).
Lukas 11: 33-34
(11:33) "Tidak seorang pun yang menyalakan pelita lalu meletakkannya di kolong rumah atau di bawah
gantang, melainkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk, dapat
melihat cahayanya.
(11:34) Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik,
teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu
jahat, gelaplah tubuhmu.
Menyalakan pelita
lalu meletakkannya di kolong rumah = mata jahat = orang buta, di mana seluruh
tubuhnya berada di dalam kegelapan, sebab mata adalah pelita tubuh.
Mari kita
lihat; ORANG BUTA / MATA GELAP.
2 Petrus 1: 5-8
(1:5) Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh
berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
(1:6) dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
(1:7) dan kepada kesalehan kasih
akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
(1:8) Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan
berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi
giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan
Yesus Kristus, Tuhan kita.
Saya dan
saudara harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan delapan
perkara, yaitu;
-
Iman, - ketekunan,
-
kebajikan, - kesalehan,
-
pengetahuan, - kasih akan
saudara-saudara,
-
penguasaan diri, - kasih akan semua orang.
Biarlah delapan
perkara ini ada dalam kehidupan kita berlimpah-limpah, sehingga dengan demikian;
- Kita giat
beribadah, giat melayani Tuhan.
- Berhasil dalam
pengenalan akan Yesus Kristus.
Banyak orang berkata: “aku mengenal
Yesus Kristus”, tetapi pengenalannya itu hanya sebatas ikut-ikutan, karena
kata orang, karena ada mujizat, karena di dalam gereja membagi-bagi sembako,
itu bukanlah berhasil dalam pengenalan akan Yesus Kristus, melainkan berhasil
mengenal hal-hal yang lahiriah.
Tetapi pengenalan yang benar terhadap pribadi Yesus Kristus adalah ada
hubungan intim dengan Tuhan, merasakan kasih Allah secara pribadi, bukan karena
kata orang.
SEBAGAI CONTOH BERHASIL DALAM PENGENALAN AKAN YESUS KRISTUS SECARA PRIBADI;
Perempuan Samaria adalah seorang yang berdosa, karena dosa kenajisannya,
sesuai dengan pengakuannya kepada Yesus. Kemudian, setelah pengakuan itu, Yesus
berkata “Tepat katamu, dalam hal ini
engkau berkata benar”, berarti Yesus membenarkan perempuan Samaria.
Dengan pengenalannya akan pribadi Yesus, membuatnya penuh dengan firman,
seperti tempayan kosong yang diisi tepung atau air kehidupan.
Setelah itu, karena pengenalannya akan Yesus Kristus, dia menjadi kesaksian
bagi orang-orang di Samaria.
2 Petrus 1: 9
(1:9) Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia
menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah
dihapuskan.
Kalau tidak
memiliki delapan perkara (dalam 2 Petrus 1: 5-8) = tidak berhasil mengenal
Yesus, sebagai Tuhan dan Juruselamat = tidak mengenal Yesus Kristus di dalam
pengorbanan-Nya, kasih-Nya, sehingga demikian ia menjadi buta.
Ciri-ciri orang
buta:
1.
PICIK.
Orang buta pasti picik, cara berpikirnya pendek, tidak memandang jauh ke
depan.
2.
LUPA KALAU
DOSA-DOSANYA TELAH DIHAPUSKAN.
Kalau kita terpanggil dan menjadi anak-anak Tuhan, seharusnya kita memiliki
delapan perkara tadi (dalam 2 Petrus 1: 5-8), juga berhasil mengenal Yesus
Kristus, tetapi kalau tidak, sama seperti orang picik, lupa kalau dosa / kesalahannya
sudah diampuni oleh Tuhan.
Bukankah kita
semua adalah orang yang berdosa? Lalu kalau kita beribadah namun tidak memiliki
delapan perkara (dalam 2 Petrus 1: 5-8) dan tidak berhasil mengenal pribadi
Yesus, kemudian lupa kalau kesalahannya sudah diampuni, bukankah ini adalah
perbuatan yang bodoh?
Sebagai contoh;
Yohanes 12: 37-40
(12:37) Dan meskipun
Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak
percaya kepada-Nya,
(12:38) supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi
Yesaya: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada
siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?"
(12:39) Karena itu mereka tidak dapat percaya, sebab
Yesaya telah berkata juga:
(12:40) "Ia telah membutakan
mata dan mendegilkan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan menanggap dengan hati, lalu
berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka."
Pada ayat
37-38, kita dapat memperhatikan kedegilan orang-orang Yahudi; meskipun Yesus mengadakan begitu banyak
mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya.
Demikian halnya
dengan orang buta (buta rohani), sekalipun mata rohaninya melihat pemberitaan
firman Tuhan yang rahasia disingkapkan / terjadi pembukaan rahasia firman yang
luar biasa, namun ia tetap tidak percaya.
Kalau seseorang
tidak percaya terhadap pembukaan rahasia firman Tuhan, maka genaplah bagi
mereka nubuatan nabi Yesaya: “sekalipun
melihat, tetapi tidak melihat, sekalipun mendengar, tetapi tidak mendengar”,
supaya mereka binasa, sebab suatu saat kelak, orang buta akan dibinasakan.
Kalau terjadi
pembukaan rahasia firman Tuhan di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan
percayakan, itu merupakan keajaiban dari firman Tuhan, itu merupakan mujizat
yang terbesar, seperti air yang berubah menjadi anggur pada waktu pesta nikah
di Kana, sebagai mujizat yang pertama, yang dilakukan oleh Yesus Kristus.
Saya percaya terhadap
mujizat / keajaiban lewat pemberitaan firman yang rahasianya dibukakan, buktinya
apa? Saya terkagum-kagum jikalau Tuhan menyingkapkan segala sesuatu yang
terselubung.
Kalau seseorang
tidak kagum terhadap pembukaan rahasia firman Tuhan, itu adalah orang yang
tidak percaya, orang yang degil, keras hati, tidak mau bertobat, sehingga
ujungnya binasa, sesuai dengan nubuatan Yesaya.
Biarlah kita kagum
terhadap pembukaan rahasia firman Tuhan setinggi-tingginya, sebab di sana terjadi
keajaiban-keajaiban, mujizat terjadi, persis seperti enam tempayan yang diisi
air (penuh dengan firman Tuhan).
Kalau kehidupan
diisi oleh firman, cepat atau lambat akan mengalami keubahan seperti air
berubah menjadi anggur.
Jangan kagumi
yang lain, tetapi kagumlah jika terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, supaya
saya dan saudara mengalami keajaiban-keajaiban.
Yohanes 9: 39-41
(9:39) Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk
menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya
barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."
(9:40) Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi
yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?"
(9:41) Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu
buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu."
Orang Farisi
merasa diri benar, sehingga orang Farisi tetap dalam dosa = buta rohani.
Orang-orang
Farisi menolak untuk dikoreksi, sesungguhnya adalah kemurahan dari Tuhan, kalau
terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, karena firman itu menerangi hati dan memberi
pengertian kepada orang yang bodoh, namun mereka tidak demikian, melainkan
merasa diri benar, sehingga tetap dalam dosa = buta rohani.
Saudaraku,
janganlah mudah tersinggung kalau dikoreksi oleh firman Tuhan, sebab memang
kalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan;
- menerangi
setiap hati,
- memberi
pengertian kepada orang yang bodoh, supaya tidak mengulangi kesalahan, sebagai
kebodohannya.
Bandingkan
dengan ORANG YANG TIDAK BUTA.
Lukas 11: 34
(11:34) Matamu adalah
pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika
matamu jahat, gelaplah tubuhmu.
Mata adalah
pelita tubuh. Kemudian, PELITA YANG MENYALA ITU HARUS DILETAKKAN DI ATAS KAKI
DIAN, supaya menerangi seisi rumah.
Sekali lagi
saya katakan; pelita itu harus diletakkan di atas kaki dian, bukan di bawah / bukan
pada kaki.
Bandingkan
dengan ...
Mazmur 119: 105
(119:105) Firman-Mu itu
pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Firman Tuhan
adalah pelita.
Kalau kita
memiliki mata, dengan kata lain memiliki firman Tuhan, maka seluruh tubuh
diterangi, termasuk jalan-jalan kita juga diterangi.
Andai saja di
tengah perjalanan ada ...
-
Ular (roh
jahat, roh najis), kita bisa elakkan karena ada pelita yang menerangi.
-
Batu (batu
sandungan), kita bisa elakkan karena ada pelita yang menerangi.
-
Onak duri (menusuk
/ menyakiti hati perasaan), kita bisa elakkan karena ada pelita yang menerangi.
Memang, dalam pengiringan kita kepada Tuhan, pasti ada onak duri yang
tumbuh di jalan yang kita lalui, tanpa kita sadari, tetapi kalau kita memiliki
pelita, maka kita mampu melewatinya.
Ijinkan mata
itu baik, sebab mata itu pelita, artinya; ijinkan firman Tuhan menerangi
pikiran, hati, seluruh hidup kita, jangan tolak firman Tuhan.
Ijinkan pelita
menyala di atas kaki dian, supaya mata baik (mata tidak jahat), ijinkan firman
Tuhan menerangi setiap langkah-langkah kita, setapak demi setapak, sampai pada
tujuan akhir perjalanan rohani kita.
Di dalam nikah
rumah tangga juga ada sandungan-sandungan, oleh sebab itu, ijinkan mata itu
baik, ijinkan pelita itu menerangi nikah rumah tangga.
Seperti Wahyu 4
...
Wahyu 4: 6
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan
kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
Di sekeliling takhta
itu ada empat makhluk penuh dengan mata, berarti seluruh hidup diterangi oleh
firman, tidak satupun anggota tubuh berada dalam kegelapan.
Mungkin; kaki
baik, tetapi tangan tidak baik / mencuri sepersepuluh, itu berarti masih ada
bagian dari anggota tubuh yang berada dalam kegelapan.
Tetapi di sini
kita perhatikan;
-
MATA ADA DI
BAGIAN BELAKANG.
Artinya; dosa masa lalu / kejahatan masa lalu telah diterangi oleh firman Tuhan,
sehingga tidak terulangi kesalahan-kesalahan masa lalu.
-
MATA ADA DI
DEPAN.
Berarti, perjalanan rohani ke depan diterangi oleh firman Tuhan, sehingga
kita selamat sampai kepada Yerusalem yang baru, Kanaan sorgawi, rumah Bapa di
sorga.
Oleh sebab itu,
dalam pengiringan kita kepada Tuhan, tidak boleh menggunakan pelita-pelita yang
lain.
Sehebat apapun
seorang motivator, ia tidak bisa menerangi / menyertai perjalanan rohani
anak-anak Tuhan, hanya firman Tuhan saja yang dapat menerangi perjalanan rohani
kita, sehingga selamat sampai di tujuan.
Wahyu 4: 8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah
dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru
siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang
sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Kemudian, empat
makhluk tersebut, seluruh tubuh ditutupi oleh sayap.
Artinya;
kehidupan yang diterangi oleh firman Tuhan, tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan
daging.
Kemudian, pada
saat itu, mereka tidak henti-hentinya berseru siang dan malam, seluruh anggota
tubuh memuji Tuhan siang dan malam.
Mereka berkata:
“Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang
Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang”, artinya;
mereka mengakui pribadi Yesus yang adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang
Akhir, yang senantiasa menyertai, baik dahulu, sekarang dan sampai selama-lamanya.
Mulai malam
ini, mari kita belajar dari apa yang sudah kia terima, jangan biarkan
perabotan-perabotan rumah tangga berada di tempat penyimpanan barang / gudang
(kolong / ceruk-ceruk). Terpujilah Tuhan kekal sampai selama-lamanya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment