Tema: JEMAAT
EFESUS (dari Wahyu 2: 1-7)
(Seri
06)
Subtema: PELITA DI BAWAH TEMPAT TIDUR BERARTI KAKI DIAN TERAMBIL (DOSA
MELEBIHI / DOSA KESOMBONGAN, ITULAH LUCIFER YANG TERLIHAT DI DUNIA)
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah
Tuhan, beribadah melayani Tuhan, mempersembahkan korban bakaran, korban
sembelihan dan korban sajian kepada Tuhan.
Kita kembali memperhatikan sidang jemaat di Efesus, dari
kitab Wahyu 2: 1-7.
Biarlah Tuhan kembali meneguhkan kita lewat sidang jemaat
di Efesus ini, sebagaimana kita telah diteguhkan lewat beberapa seri sebelumnya.
Terlebih dahulu kita memperhatikan ayat 1 ...
Wahyu 2: 1
(2:1)
"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan
kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
Yesus tampil sebagai firman Allah yang tajam
untuk memeriksa, mengoreksi dan menyucikan dosa / keberadaan sidang jemaat di
Efesus.
Wahyu 2: 2-3
(2:2) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih
payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu,
bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah
mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak
demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
(2:3) Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
Setelah dikoreksi lewat firman Allah yang tajam, maka tampaklah
keadaan sidang jemaat di Efesus, yaitu memiliki KELEBIHAN-KELEBIHAN di hadapan
Tuhan, antara lain;
1.
penuh dengan JERIH PAYAH di
tengah-tengah ibadah pelayanan,
2.
penuh dengan KETEKUNAN / bertekun
di hadapan Tuhan,
3.
tetap SABAR di tengah-tengah ibadah
pelayanan,
4.
MENDERITA OLEH KARENA NAMA TUHAN =
aniaya karena firman = sengsara salib,
5.
TIDAK MENGENAL LELAH.
Kelebihan-kelebihan ini tentu membuat kita
angkat jempol kepada sidang jemaat di Efesus karena mereka memiliki kelebihan
yang luar biasa.
Namun, bila kita perhatikan ayat 4 ...
Wahyu 2: 4
(2:4) Namun demikian Aku
mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
Namun, Yesus Kristus mencela sidang jemaat di
Efesus karena mereka telah MENINGGALKAN KASIH YANG SEMULA.
Demikian halnya bila saya dan saudara
meninggalkan kasih yang semula, kita akan dicela oleh Tuhan, sebab meninggalkan
kasih yang semula bukanlah perkara sepele / bukan perkara kecil.
Sekarang, mari kita perhatikan ayat 5 ...
Wahyu 2: 5
(2:5) Sebab itu ingatlah betapa
dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang
semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku
akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
Meninggalkan kasih yang semula adalah
KEJATUHAN YANG AMAT SANGAT DALAM.
Jadi, sekali lagi saya katakan; meninggalkan
kasih yang semula, itu bukanlah perkara kecil / bukan perkara sepele.
Saya beri contoh;
- Kalau salah satu dari
pasangan suami isteri menghianati kasih dari pada pasangannya, itu cukup
menyakitkan sekali.
- Demikian juga terhadap
sesama, kalau kita mengabaikan sesama, tidak peduli terhadap sesama,
menyepelekan sesama, padahal orang itu sangat membutuhkan pengertian dan
perhatian kita, tetapi ia tidak mendapatkannya (karena kita kehilangan kasih
yang semula), itu cukup menyakitkan.
Itu sebabnya, Yesus berkata kepada sidang jemaat di
Efesus: “... betapa dalamnya engkau telah
jatuh ...”
Oleh sebab itu ...
Wahyu 2: 5
(2:5) Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah
jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa
yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya,
jikalau engkau tidak bertobat.
Tetapi di sini kita perhatikan; Yesus
menghimbau dengan kasih, supaya sidang jemaat di Efesus KEMBALI PADA KASIH YANG
SEMULA, dimulai dengan tanda BERTOBAT.
Bertobat, artinya; berhenti berbuat dosa dan
jangan mengulangi lagi, kembalilah kepada Allah, kepada kasih yang semula, seperti
dua tangan dan dua kaki yang terpaku tidak dapat berbuat apa-apa.
Berarti, pertobatan itu dibutuhkan
pengorbanan / ada tanda darah, sama seperti dua tangan dan dua kaki yang
terpaku, dari sana darah mengalir.
Demikian juga dengan kebenaran, meterainya
adalah darah Yesus / pengorbanan, bukan dari perkataan-perkataan yang keluar
dari mulut manusia.
Namun, apabila sidang jemaat di Efesus tidak
kembali pada kasih yang semula, tidak mau bertobat, maka KONSEKUENSINYA: TUHAN
AKAN MENGAMBIL KAKI DIAN DARI TEMPATNYA / DARI SIDANG JEMAAT DI EFESUS.
Sesungguhnya, dari sejak semula Tuhan
merindukan supaya tujuh sidang jemaat di Asia kecil (termasuk salah satunya
adalah sidang jemaat di Efesus) menjadi pelita, menjadi terang. Tetapi jikalau
sidang jemaat di Efesus tidak mau kembali pada kasih yang semula, tidak mau
bertobat, maka Tuhan akan mengambil kaki dian dari tempatnya.
Kalau kaki dian diambil dari sidang jemaat di
Efesus, maka yang terjadi adalah SIDANG JEMAAT DI EFESUS BERADA DALAM SUASANA
GELAP.
Kita mengetahui, kalau seseorang berada dalam
suasana gelap / buta, ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya, ia akan tabrak
sana, tabrak sini, dan orang buta tidak bisa diharapkan.
SUASANA GELAP DAPAT KITA GAMBARKAN DALAM
BEBERAPA HAL.
YANG KETIGA.
Lukas
8: 16
(8:16) "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi
ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam
rumah dapat melihat cahayanya.
Suasana gelap digambarkan
seperti PELITA
YANG MENYALA DITEMPATKAN DI BAWAH TEMPAT TIDUR.
Lukas
8: 16-17
(8:16) "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu
menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi
ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya
semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.
(8:17) Sebab tidak
ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan
diketahui dan diumumkan.
Kalau
pelita dinyalakan di atas kaki dian, seisi
rumah diterangi, sehingga;
-
tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan
dinyatakan,
-
dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan
diketahui dan diumumkan.
Berarti
sebaliknya, kalau pelita berada di bawah tempat tidur, maka yang terjadi
adalah;
-
ada sesuatu yang disembunyikan
yang tidak dinyatakan.
-
ada sesuatu rahasia
yang tidak diketahui.
Bayangkan,
kalau di dalam rumah tangga terjadi hal yang demikian, kondisi yang seperti ini
adalah kondisi nikah rumah tangga yang sangat misterius dan ini sangat
berbahaya.
Tempat
tidur -> nikah rumah tangga, yang terdiri dari suami, isteri, dan anak-anak.
Jika
dalam nikah rumah tangga saling menyembunyikan sesuatu / ada rahasia yang belum
dinyatakan, bukankah ini adalah hal yang misterius? Dan ini berbahaya sekali.
Ada dua hal penyebabnya.
PENYEBAB PERTAMA.
Matius 10: 24-26
(10:24) Seorang murid tidak lebih dari pada
gurunya, atau seorang hamba dari pada
tuannya.
(10:25) Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya
dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah
disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya.
(10:26) Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatu
pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang
tersembunyi yang tidak akan diketahui.
-
Seorang murid tidak mungkin
melebihi gurunya,
-
atau seorang hamba melebihi
tuannya.
Kalau murid
melebihi gurunya dan hamba
melebihi tuannya, itu adalah DOSA KESOMBONGAN.
Dosa kesombongan = dosa lebih / melebihi.
Mari kita lihat mengenai; DOSA MELEBIHI.
Yesaya 14: 12-14
(14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke
bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke
langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi
bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh
di sebelah utara.
(14:14) Aku hendak naik mengatasi
ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang
Mahatinggi!
Bintang Timur, putera Fajar, atau yang disebut Lucifer,
yaitu iblis setan, mendirikan takhtanya untuk mengatasi bintang-bintang Allah,
kemudian hendak mengatasi ketinggian awan-awan dan menyamai Yang Mahatinggi.
Ini adalah dosa melebihi / dosa kesombongan dari pada Bintang
Timur Putera Fajar, atau yang disebut Lucifer, iblis setan.
Jangan merasa diri sama atau ingin melebihi para
pemimpin, demikian halnya sidang jemaat terhadap gembala sidang, sebab itu
adalah dosa kesombongan.
Belum waktunya kita menjadi tuan, nanti, pada masa 1000
tahun damai, kita semua menjadi tuan / raja.
Mari, kembali periksa kedudukan kita masing-masing di
hadapan Tuhan, tempatkan / posisikan diri sesuai dengan tatanan yang sudah
Tuhan tentukan.
Matius 12: 22-25
(12:22) Kemudian dibawalah kepada Yesus seorang yang kerasukan setan. Orang
itu buta dan bisu, lalu Yesus menyembuhkannya, sehingga si bisu itu
berkata-kata dan melihat.
(12:23) Maka takjublah sekalian orang banyak itu, katanya: "Ia ini
agaknya Anak Daud."
(12:24) Tetapi ketika orang Farisi mendengarnya, mereka berkata: "Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir
setan."
(12:25) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata kepada mereka:
"Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau
rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan.
Di sini kita melihat; orang Farisi dan ahli Taurat ingin
melebihi pribadi Yesus Kristus, dan berkata: “Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan.”
Jadi, dosa kesombongan / dosa ingin melebihi (seperti murid
yang ingin melebihi gurunya dan hamba yang ingin melebihi tuannya) adalah orang
yang TIDAK MAU MENERIMA PRIBADI YESUS dengan KUASA KELEPASAN-NYA.
Bayangkan, kalau sidang jemaat tidak mau mendengar suara
gembala dan tidak mau menerima pelayanan dari seorang gembala, itu sama seperti
orang Farisi dan ahli Taurat yang tidak mau menerima pribadi Yesus dengan kuasa
kelepasan-Nya.
Perlu diketahui; orang yang keras hati, asalnya dari
setan.
Lebih jauh kita melihat ...
Lukas 11: 14-18
(11:14) Pada suatu kali Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang
membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka
heranlah orang banyak.
(11:15) Tetapi ada di antara mereka yang berkata: "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu
setan."
(11:16) Ada pula yang meminta suatu tanda
dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia.
(11:17) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Setiap
kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang
terpecah-pecah, pasti runtuh.
(11:18) Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri,
bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir
setan dengan kuasa Beelzebul.
Kembali saya sampaikan, bahwa; orang Farisi dan ahli
Taurat tidak menerima pribadi Yesus Kristus dan tidak mau menerima kuasa
kelepasan-Nya, ini disebut dosa ingin melebihi = dosa kesombongan.
Sehingga kalau kita perhatikan di sini, mereka meminta
suatu tanda dari sorga kepada Yesus, namun hanya untuk mencobai Yesus, seperti
iblis setan (ular) yang selalu mencobai manusia.
Jadi, AHLI TAURAT dan ORANG FARISI adalah LUCIFER YANG
TERLIHAT DI DUNIA INI, itulah gambar atau wujud dari pada Lucifer, bayangkan
saja;
-
ahli Taurat mengerti firman Tuhan
tetapi tidak menjadi pelaku,
-
juga orang Farisi beribadah kepada
Tuhan tetapi penuh dengan kemunafikan.
Akibat dosa kesombongan.
Yesaya 14: 17
(14:17) yang telah membuat dunia seperti
padang gurun, dan menghancurkan
kota-kotanya, yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke
rumah?
Akibatnya;
1.
MEMBUAT DUNIA SEPERTI PADANG GURUN.
= gersang =
kering-kering, tidak menghasilkan apa-apa -> gereja Tuhan tanpa persekutuan.
Sama seperti
ranting, ia akan menjadi kering kalau tidak melekat pada pokoknya, ia tidak
akan menghasilkan buah. Keadaan yang semacam ini sudah dekat dengan kutuk pembakaran.
2.
MENGHANCURKAN KOTA-KOTANYA.
Berarti, tidak
ada lagi keramaian di dalamnya, artinya; tidak ada lagi ibadah pelayanan kepada
Tuhan.
Kota ->
ibadah pelayanan, sebagai keramaian di hadapan Tuhan.
SEDIKIT
KESAKSIAN;
Suatu kali saya
melayani di Semarang, atas undangan seorang hamba Tuhan, di mana hamba Tuhan
ini menggembalakan dua gereja / dua tempat / dua kandang penggembalaan.
Pada saat
melayani di salah satu gereja / salah satu tempat penggembalaan, ada sepasang
suami isteri datang terlambat, kemudian duduk paling depan persis menghadap
mimbar. Dari awal sampai akhir pemberitaan firman Tuhan, dia tidak bergeming
sama sekali, bahkan dia menunjukkan wajahnya yang tidak bersahabat, pendeknya;
ia menolak firman pengajaran (tidak menghargai pengajaran mempelai).
Betul-betul,
setan dengan dosa kesombongan menghancurkan kota-kotanya, berada dalam kota
tetapi tidak mengalami keramaian kota.
Ternyata,
setelah saya selidiki, bahwa di awal perintisan gereja tersebut, ibadah itu
dimulai di rumah orang tersebut, tetapi mungkin dia tidak puas dengan gembala
setempat, sehingga dampaknya; kota-kotanya dihancurkan (berada dalam rumah
Allah tetapi tidak mengalami keramaian kota), inilah akibat dosa kesombongan.
3.
TIDAK MELEPASKAN ORANG-ORANGNYA
TERKURUNG PULANG KE RUMAH.
= tetap terikat
dengan dosa, baik itu terikat dengan dosa kenajisan, terikat dengan dosa dusta,
terikat dengan dosa mencuri, terikat dengan dosa kejahatan lainnya.
Ada dua hal penyebabnya.
PENYEBAB KEDUA.
Lukas 12: 1-2
(12:1) Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga
mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada
murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.
(12:2) Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak
ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.
Penyebab yang kedua adalah RAGI ORANG FARISI, yaitu KEMUNAFIKAN.
Jadi, ragi orang Farisi (yaitu kemunafikan) itulah yang
menyebabkan;
-
ada sesuatu yang tertutup yang
tidak akan dibuka,
-
dan ada sesuatu yang tersembunyi
yang tidak akan diketahui.
Munafik, artinya; di dalam dan di luar tidak sama, di
luar terlihat baik namun di dalamnya penuh dengan kejahatan, penuh dengan
kotoran.
Bagaimana dengan ibadah kita malam hari ini, apakah
tampilan luar sama dengan tampilan dalam? Kalau tidak, berarti seseorang sedang
menjalankan ibadahnya secara lahiriah.
Matius 15: 6-9
(15:6) orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan
demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri.
(15:7) Hai orang-orang munafik!
Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan
bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
(15:9) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka
ajarkan ialah perintah manusia."
Orang-orang munafik menjalankan ibadah secara lahiriah; mulut
/ bibir memuliakan Allah, tetapi hatinya jauh dari Tuhan, sebab hatinya telah
dikotori, penuh dengan kejahatan, sehingga mereka beribadah sesuai dengan ajaran
yang mereka ajarkan / perintah manusia.
Kalau kita perhatikan orang Yahudi; hanya demi adat
istiadat, mereka mengabaikan firman Tuhan, yaitu tidak menghormati orang tua
(bapa atau ibunya).
Karena mereka hanya mengutamakan adat istiadat / hal-hal
yang lahiriah, mereka mengabaikan firman Tuhan, sehingga mulut / bibir mereka
memuliakan Allah, tetapi hatinya jauh dari Tuhan = melangsungkan ibadah secara
lahiriah, persis seperti pelita yang menyala namun ditempatkan di bawah /
kolong tempat tidur.
Lebih jauh kita melihat; ORANG FARISI DENGAN RAGINYA, DI
MANA MEREKA MENJALANKAN IBADAH SECARA LAHIRIAH.
Matius 23: 16-18
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah;
tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
(23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih
penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
(23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu
tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu
mengikat.
Mereka berkata:
-
“Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi
emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.”
Bait Suci Allah
dimulai dari Ruangan Suci sampai tempat kudus, ini semua telah dilapisi dengan emas
murni, termasuk juga papan-papan jenang dan tiga alat di dalamnya.
-
“Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi
persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.”
Artinya; ahli Taurat dan orang-orang Farisi MELAYANI
namun TERIKAT DENGAN HAL-HAL LAHIRIAH.
Sesungguhnya,
yang lebih penting adalah;
-
BAIT SUCI,
sebab mampu menguduskan emas yang ada di Bait Suci.
Kalau kita perhatikan dalam POLA TABERNAKEL, Bait Suci terkena pada RUANGAN
SUCI, di mana di dalamnya terdapat 3 alat;
·
MEJA ROTI
SAJIAN, di mana di atasnya terdapat 2 susun roti, masing-masing terdiri dari 6
ketul roti -> hidup benar sesuai firman Tuhan = dikuduskan oleh firman Tuhan.
·
PELITA EMAS,
arti rohaninya; dipenuhkan Roh Kudus = dikuduskan oleh urapan Roh Kudus.
·
MEZBAH DUPA
-> doa penyembahan = dikuduskan oleh doa penyembahan = kasih Allah.
Dengan 3 arti rohani ini, maka segala sesuatu yang ada di dalamnya
dikuduskan oleh;
·
dikuduskan oleh
FIRMAN,
·
dikuduskan oleh
urapan ROH KUDUS,
·
dan dikuduskan
oleh KASIH ALLAH.
-
MEZBAH, yang
menguduskan persembahan yang ada di atasnya.
Kiranya saya dan saudara mampu mempersembahkan 3 hal, yaitu;
·
mempersembahkan
KORBAN BAKARAN, artinya; TINGGAL DALAM KASIH ALLAH,
·
mempersembahkan
KORBAN SAJIAN, artinya; HIDUP BENAR
SESUAI FIRMAN TUHAN,
·
mempersembahkan
KORBAN SEMBELIHAN (jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk), artinya;
KEHIDUPAN YANG DIURAPI ROH KUDUS.
Jadi, pelayanan dari orang Farisi adalah PELAYANAN YANG
KELIRU.
Kalau melayani namun terikat dengan perkara lahiriah, itu
adalah sesuatu yang salah / salah alamat.
Maka dengan demikian, ahli Taurat dan orang Farisi
disebut PEMIMPIN-PEMIMPIN BUTA = melayani tetapi tidak tahu apa yang mereka
perbuat.
Jangan-jangan, arah dari pelayanan itu pun tidak jelas /
tidak sampai pada tujuan, sebab kalau buta, arah pelayanannya tidak jelas.
Saya tidak mengatakan bahwa saya adalah orang yang paling
sempurna, tetapi kita patut bersyukur karena digembalakan oleh firman
pengajaran, yang sesuai dengan pola Tabernakel, sebagai miniatur Kerajaan Sorga
(Ibrani 8: 5).
Jalan keluarnya.
Lukas 8: 16
(8:16) "Tidak ada orang yang menyalakan
pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat
tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki
dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.
Jalan keluarnya; MENYALAKAN PELITA LALU MELETAKKAN DI
ATAS KAKI DIAN, sehingga dengan demikian, menerangi seisi rumah.
Nikah rumah tangga terdiri dari suami, isteri, dan anak,
semua diterangi.
Mari kita lihat; NIKAH RUMAH TANGGA YANG DITERANGI.
Kolose 3: 18-20
(3:18) Hai isteri-isteri, tunduklah kepada
suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu
dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
(3:20) Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam
segala hal, karena itulah yang indah di
dalam Tuhan.
-
ISTERI TUNDUK KEPADA SUAMI.
Ini adalah isteri
yang telah diterangi.
-
SUAMI YANG MENGASIHI ISTERI, adalah
suami yang tidak berlaku kasar kepada isteri.
Ini adalah suami
yang telah diterangi oleh pelita.
-
ANAK-ANAK YANG TAAT KEPADA KEDUA
ORANG TUA.
Ini adalah
anak-anak yang telah diterangi, sehingga hidupnya menjadi lebih indah.
Kalau anak-anak
tidak hormat kepada orang tua, maka hidupnya tidak akan indah.
Inilah nikah rumah tangga, di mana pelita menyala lalu
diletakkan di atas kaki dian; hati, pikiran, segala sesuatunya diterangi.
Mari kita lihat keterangan:
ISTERI TUNDUK KEPADA SUAMI.
Efesus 25: 22-24
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu
seperti kepada Tuhan,
(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala
jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
(5:24) Karena itu sebagaimana jemaat tunduk
kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
Ketundukan seorang isteri kepada suami, persis seperti ketundukannya kepada
Kristus, sebab Kristus adalah kepala dari tiap-tiap gereja, sedangkan gereja
Tuhan adalah tubuhnya.
Ketundukan isteri kepada suaminya tidak bersyarat, karena
ketundukan seorang isteri kepada suaminya itu, persis seperti ketundukannya
kepada Kristus.
Saya banyak mendengar cerita dari ibu-ibu (isteri-isteri), yang berkata: “Masakan saya harus tunduk kepada suami yang
pemarah?”, “Masakan saya harus tunduk
kepada suami yang pemabuk?”, ini adalah pemahaman yang salah dari seorang
isteri. Jadi, pernyataannya itu tidaklah benar.
Yang benar adalah ketundukan isteri kepada suami itu, persis seperti
ketundukannya kepada Kristus, dan ketundukan itu tanpa menggunakan syarat
karena Kristus yang menyelamatkan tubuh.
Ini adalah tatanan Kerajaan Sorga yang tidak bisa diubah,
sebab berbahaya sekali jika tatanan yang sudah Tuhan tentukan diubah, seperti
yang terjadi pada diri Hawa, karena lebih menggunakan perasaan, Hawa merusak
tatanan yang sudah Tuhan tentukan.
Juga secara rohani, gereja Tuhan adalah isteri atau tubuh
Kristus. Berarti, kita harus menunjukkan ketundukan kita sepenuhnya kepada
Kristus, sebagai kepala.
Lebih jauh kita perhatikan; KETUNDUKAN KEPADA KRISTUS.
1 Petrus 3: 1-2
(3:1) Demikian juga kamu, hai
isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka
yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh
kelakuan isterinya,
(3:2) jika mereka melihat, bagaimana murni
dan salehnya hidup isteri mereka itu.
Ketundukan seorang isteri, mampu menolong isteri-isteri
yang belum mengenal firman Tuhan, bukan dengan perkataan, tetapi dengan sikap,
tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik.
Kemudian, perlu untuk diketahui, ketundukan seorang
isteri menunjukkan bahwa dia MURNI dan SALEH di hadapan Tuhan.
-
MURNI itu sama seperti perawan
suci, tidak mencemarkan diri dengan perempuan-perempuan.
Artinya; TIDAK
HIDUP MENURUTI HAWA NAFSU dan KEINGINAN DAGING = daging tidak terbuka terhadap
dosa.
-
SALEH, sama seperti Ayub.
Tiada seorang
pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh, yang TAKUT AKAN ALLAH dan MENJAUHI
KEJAHATAN. Ayub tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun iblis telah membujuk Allah
melawan Ayub untuk mencelakakannya tanpa alasan (Ayub 2: 3).
Saleh = jujur
(Ayub 1: 1).
1 Petrus 3: 3-4
(3:3) Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang
rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
(3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan
perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari
roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
Isteri yang tunduk kepada suaminya dalam segala sesuatu,
memiliki perhiasan, yaitu manusia batiniah yang tersembunyi.
Jadi, perhiasan seorang isteri / perempuan yang bersuami,
bukanlah perhiasan yang lahiriah, bukan dari rambut yang dikepang-kepang, bukan
dari emas, bukan dari pakaian yang mewah, tetapi perhiasan seorang perempuan
adalah MANUSIA BATINIAH YANG TERSEMBUNYI, sumbernya / asalnya dari ROH YANG
LEMAH LEMBUT dan TENTERAM.
Oleh sebab itu, seorang isteri tidak boleh kasar, karena
kalau kasar, berarti ia tidak memiliki perhiasan itu, yaitu manusia batiniah
yang tersembunyi, yang sumbernya dari roh yang lemah lembut dan tenteram.
1 Petrus 3: 5-6
(3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan,
yaitu perempuan-perempuan yang menaruh
pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
(3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan
kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
Perempuan / isteri yang tunduk kepada suami adalah isteri
yang menaruh pengharapannya kepada Kristus, tidak lagi menaruh pengharapan
kepada yang lain-lain, hanya kepada Kristus.
Demikianlah perempuan-perempuan kudus dahulu menaruh
pengharapannya kepada Allah, kepada Kristus, tidak kepada yang lain.
Ayo, buktikan, bahwa kita / gereja Tuhan hanya menaruh
pengharapan kepada Kristus sebagai kepala, tidak kepada yang lain, yaitu harta,
kekayaan atau kepada kekuatannya sendiri.
Mari kita lihat keterangan:
SUAMI YANG MENGASIHI ISTERI.
Efesus 5: 25-27
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu
sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya
baginya
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya
dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya
dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya
jemaat kudus dan tidak bercela.
Suami yang mengasihi isterinya, sama seperti Kristus mengasihi
tubuh-Nya, Ia telah menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib, ini ->
pengorbanan.
Kemudian, lewat pengorbanan, yaitu; lewat KEMATIAN dan KEBANGKITAN
YESUS KRISTUS, Ia menguduskan jemaat-Nya tanpa cacat atau cela atau kerut atau
yang serupa itu.
Kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus ->
baptisan air / permandian air, sidang jemaat disucikan, dimandikan oleh air
firman Tuhan, sehingga sidang jemaat menjadi cemerlang di hadapan-Nya tanpa cacat
atau cela atau kerut atau yang serupa itu.
Jadi, pengorbanan Yesus Kristus memandikan kita dengan
firman, sehingga sidang jemaat kudus, tak bercela.
Kita patut bersyukur untuk malam hari ini, kita dimandikan oleh air firman
Tuhan yang limpah, itulah pengorbanan Yesus, lewat kematian dan
kebangkitan-Nya.
Jadi, tidak cukup dengan dua tiga ayat, kemudian dilanjutkan dengan
cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua (dilanjutkan dengan hal-hal
lahiriah), itu bukanlah pengorbanan Yesus, sebab pengorbanan Yesus adalah kematian
dan kebangkitan-Nya, yang menyucikan sidang jemaat.
Sekali lagi saya katakan; AIR YANG LIMPAH ITU ADALAH
KORBAN KRISTUS LEWAT KEMATIAN DAN KEBANGKITAN-NYA.
Semakin kita limpah air firman Tuhan, semakin kita
merasakan korban-Nya.
Efesus 5: 28-29
(5:28) Demikian juga suami harus mengasihi
isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya
mengasihi dirinya sendiri.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya,
sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Demikian halnya suami mengasihi isteri seperti mengasihi
dirinya sendiri, dan suami tidak pernah membenci dirinya.
Suami yang mengasihi isteri, berarti;
-
SUAMI MENGASUH ISTERI.
Mengasuh itu
persis seperti seorang ibu yang memelihara anaknya, digendong, dijaga, diberi
makan = mengasuh.
Kehidupan kita
juga diasuh oleh Tuhan, dilindungi, dijaga dengan baik.
Kalau anak-anak
tidak diasuh, itu berbahaya, bisa kecemplung ke got atau bak air, bisa pegang
arus listrik, bisa bermain-main api, dan lain sebagainya yang membahayakan
dirinya sendiri.
Betapa baiknya
Tuhan mengasuh kita sampai hari ini, tetapi terkadang kita tidak tahu diri di
hadapan-Nya.
Saya yakin bahwa
Tuhan mengasuh saya, tentu juga itu berlaku bagi kita semua di tempat ini.
-
SUAMI MERAWAT ISTERINYA.
Kalau dirawat,
berarti; tidak dibiarkan ada luka-luka, tidak dibiarkan sakit.
Di hari-hari
terakhir ini, banyak dokter dan perawat di dunia ini yang membiarkan pasiennya,
tetapi Tuhan terus merawat kita, sampai betul-betul kita merasakan ketenangan
batin, sampai luka-luka batin disembuhkan oleh Tuhan, sampai akar pahit itu
dilepaskan, supaya terjadi pemulihan secara rohani dalam kehidupan kita semua.
Tuhan mengetahui keadaan kita, Tuhan rawat, Tuhan tahu
kebutuhan kita, Tuhan gendong kita sampai masa tua, rambut putih, Dia tidak
pernah meninggalkan kita.
Kalaupun ada seorang ibu yang tega meninggalkan anaknya,
tetapi Tuhan tetap dan terus merawat kita sampai selama-lamanya.
Mari kita lihat keterangan:
ANAK-ANAK TAAT KEPADA ORANG TUA.
Kolose 3: 20
(3:20) Hai anak-anak, taatilah orang tuamu
dalam segala hal, karena itulah yang indah
di dalam Tuhan.
Seorang anak yang taat kepada orang tua, maka seorang
anak akan mengalami keindahan.
Mari kita lihat keindahan itu.
Mazmur 133: 1
(133:1) Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila
saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
Keindahan itu diawali dengan KEADAAN YANG BAIK, kemudian
akan tercipta kerukunan, baik antara sesama, adik dan kakak, maupun anak kepada
orang tua, akan tercipta kerukunan.
Mazmur 133: 2-3
(133:2) Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang
meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
(133:3) Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion.
Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat,
kehidupan untuk selama-lamanya.
Di sanalah Tuhan perintahkan berkat kehidupan sampai
selama-lamanya.
Jadi, berkat kehidupan itu dapat kita lihat dari hukum kelima,
yaitu: Hormatilah ayahmu dan ibumu,
supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu
(Keluaran 20: 12).
Malam hari ini, Tuhan sudah memberikan jalan keluarnya,
dan biarlah itu kita praktekkan dalam segala sesuatunya.
Hasilnya.
Lukas 8: 17-18
(8:17) Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan,
dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.
(8:18) Karena itu, perhatikanlah cara kamu
mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa
yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada
padanya."
Perhatikanlah cara kamu mendengar, berarti; cara
mendengar itu perlu diperhatikan, supaya apa yang sudah kita terima dan peroleh
malam hari ini, menjadi milik kita semua, dan juga permanen dalam kehidupan
kita.
Cara mendengar yang baik saat firman Tuhan disampaikan adalah;
1.
rendah hati,
2.
lemah lembut, supaya menjadi tanah
hati yang baik / tidak keras hati / bukan tanah yang berbatu-batu,
3.
dan rela dibentuk oleh firman
Tuhan.
Kembali kita perhatikan ayat 18 ...
Lukas 8: 18
(8:18) Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi,
tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya
akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."
Sebab siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi
siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil.
Sekarang kita mempunyai, yaitu memperhatikan cara
mendengar firman Tuhan.
Barangsiapa mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi
barangsiapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, bahkan apa yang
ada padanya juga akan diambil.
Itu sebabnya, Maria tidak pernah dilupakan / akan
senantiasa diingat sepanjang masa di mana saja kisah itu diceritakan, karena
dia mempunyai bagian yang tidak akan diambil dari padanya, sebab dia memilih
bagian yang terbaik, yaitu DUDUK DIAM DEKAT KAKI TUHAN (MERENDAHKAN DIRI) UNTUK
MENDENGARKAN FIRMAN TUHAN.
Matius 13: 9, 11-12
(13:9) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
(13:11) Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka
tidak.
(13:12) Karena siapa yang mempunyai,
kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak
mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Kita memiliki firman pengajaran yang rahasianya dibukakan,
kalau kita mempunyai, maka apa yang ada padanya (yaitu firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan) akan semakin ditambahkan dan semakin berkelimpahan.
Kalau kepada yang lain (yaitu kepada siapa yang tidak
mempunyai), hanya sebatas cerita-cerita lucu, sebatas mujizat-mujizat, tanda-tanda
heran dan tanda-tanda dahsyat, dan mereka tidak mempunyai cara mendengar dan
memperhatikan firman Tuhan, tetapi kepada siapa yang mempunyai firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan, akan semakin ditambahkan dan Tuhan
semakin bukakan rahasia firman-Nya, dan suara sangkakala itu kian lama, kian
keras, supaya semakin jelas diperdengarkan, sebab kedatangan Tuhan sudah tidak
lama lagi.
Lebih jauh kita perhatikan ...
Matius 25: 28-29
(25:28) Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh
talenta itu.
(25:29) Karena setiap orang yang mempunyai,
kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak
mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
-
Hamba yang pertama dipercaya lima
talenta, kemudian memperoleh laba lima talenta.
-
Hamba yang kedua dipercaya dua
talenta, kemudian memperoleh laba dua talenta.
Namun hamba yang ketiga, yang dipercaya satu talenta oleh
tuannya, dia menyembunyikan talentanya di dalam tanah, tidak memperoleh laba
sesuai dengan talenta yang dipercayakan oleh tuannya.
Oleh sebab itu, tuannya memerintahkan: “ambillah talenta itu dari padanya dan
berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.”
Sesungguhnya, pada kisah awal tidak menceritakan mengenai
hamba yang lain, yaitu hamba yang dipercaya sepuluh talenta, tetapi justru satu
talenta dari hamba yang ketiga ini diberikan kepada hamba yang memiliki sepuluh
talenta, supaya apa? SUPAYA YANG MEMPUNYAI SEMAKIN BERKELIMPAHAN.
Jika kita menggunakan logika; satu talenta itu lebih baik
diberikan kepada hamba yang kedua saja, supaya talenta yang dia miliki bertambah
banyak, tetapi kenyataannya tidak, sebab setiap
orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan.
Satu talenta itu diberikan kepada yang dipercayakan
sepuluh talenta.
Sepuluh -> sepuluh hukum Allah, firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan, inilah hasilnya; kepada siapa yang mempunyai, akan
semakin ditambahkan.
Percayalah; asal sungguh-sungguh bertekun dalam Tuhan, maka
akan semakin berkelimpahan, baik jasmani maupun yang rohani.
Sebagai suami, sebagai isteri, sebagai anak, berserahlah kepada
Tuhan sepenuhnya, sebab hati kita sudah diterangi oleh pelita yang diletakkan
di atas kaki dian, bukan di bawah tempat tidur. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment