IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 25 JULI 2014
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: NEGERI KESUKAAN, YANG BERSUAMI.
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
dan kasih setia Tuhan
yang abadi.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita diperkenankan untuk
melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab, dan semoga Tuhan menyatakan kasih-Nya
kepada kita sekaliannya lewat pembukaan rahasia firman Tuhan.
Kita kembali memperhatikan ...
Maleakhi 3: 12
(3:12) Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini
akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN
semesta alam.
Yang harus kita perhatikan dari ayat 12 ini adalah: “ ...
kamu ini akan menjadi negeri kesukaan,
firman TUHAN semesta alam.”
Diawali dari membawa seluruh persembahan persepuluhan ke
dalam rumah Tuhan supaya ada persediaan makanan di dalam rumah Tuhan. Berarti,
rumah Tuhan adalah rumah perbendaharaan.
Selanjutnya Tuhan akan membuka tingkap-tingkap langit dan
menurunkan hujan pada masanya, itulah hujan awal dan hujan akhir.
Kemudian, pada ayat 11, Tuhan menghardik belalang pelahap
supaya jangan dihabisinya hasil tanah dan supaya jangan pohon anggur di padang
tidak berbuah, dan selanjutnya pada ayat 12 dikatakan menjadi negeri kesukaan.
Yesaya 62: 2-4
(62:2) Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan
melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan
ditentukan oleh TUHAN sendiri.
(62:3) Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban
kerajaan di tangan Allahmu.
(62:4) Engkau tidak akan disebut lagi "yang
ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai
"yang berkenan kepada-Ku" dan
negerimu "yang bersuami", sebab
TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami.
Negeri yang bersuami adalah negeri yang berkenan kepada
Tuhan = NEGERI KESUKAAN.
Sedangkan yang ditinggalkan suami disebutlah NEGERI YANG
SUNYI.
Sebelum kita melihat lebih jauh mengenai negeri kesukaan,
terlebih dahulu kita memperhatikan “yang
ditinggalkan suami”, yang disebut NEGERI YANG SUNYI.
Ratapan 1: 1
(1:1) Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai! Laksana seorang jandalah ia, yang dahulu agung
di antara bangsa-bangsa. Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan.
Yerusalem menjadi kota yang terpencil dan sunyi, laksana
seorang jandalah ia = negeri yang ditinggalkan suami, negeri yang sunyi.
Sebelum ditinggalkan suami, yang dahulu ramai, agung dan ratu di antara kota-kota, namun
akhirnya sekarang menjadi jajahan.
Ratapan 1: 3
(1:3) Yehuda telah ditinggalkan penduduknya karena sengsara dan karena perbudakan yang berat; ia tinggal di
tengah-tengah bangsa-bangsa, namun tidak mendapat ketenteraman; siapa saja yang
menyerang dapat memasukinya pada saat ia terdesak.
Kemudian, Yehuda juga ditinggalkan penduduknya, sehingga
menjadi sunyi, menjadi terpencil.
Ratapan 1: 2
(1:2) Pada malam hari tersedu-sedu ia
menangis, air matanya bercucuran di pipi; dari semua kekasihnya, tak ada
seorang pun yang menghibur dia. Semua temannya mengkhianatinya, mereka menjadi
seterunya.
Pada malam hari ia menangis tersedu-sedu, air mata tidak
bisa ditahan, karena tidak ada seorang pun yang menghibur dia, semua temannya
mengkhianatinya, bahkan menjadi seteru/musuh.
Sangat memprihatinkan sekali kehidupan seorang janda,
baik juga dalam kehidupan nyata; tidak ada yang menghibur, semua teman
mengkhianat, bahkan menjadi musuh. Seorang janda tidak mendapat penghargaan,
itu sebabnya perhatian Tuhan selain tertuju kepada yatim piatu, juga tertuju
pada seorang janda.
Penyebab Yerusalem menjadi sunyi laksana
janda.
Ratapan 1: 8-9
(1:8) Yerusalem sangat berdosa, sehingga najis adanya; semua yang dahulu
menghormatinya, sekarang menghinanya, karena melihat telanjangnya; dan dia
sendiri berkeluh kesah, dan memalingkan mukanya.
(1:9) Kenajisannya melekat pada ujung
kainnya; ia tak berpikir akan akhirnya, sangatlah dalam ia jatuh, tiada orang
yang menghiburnya. "Ya, TUHAN, lihatlah sengsaraku, karena si seteru
membesarkan dirinya!"
Yerusalem menjadi telanjang di hadapan Tuhan karena DOSA
KENAJISANNYA melekat pada ujung kainnya.
Yerusalem à imam-imam, sedangkan Yehuda à raja-raja.
Imam-imam
dan raja–raja = imamat rajani à pada pelayanan yang berkuasa
terhadap dosa, hidup dalam kebenaran dan kesucian.
Berarti, imam-imam dan raja-raja bagi Allah seharusnya itulah keberadaan dari Yerusalem dan Yehuda di hadapan Tuhan.
Keluaran 28: 1-3
(28:1) "Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan
anak-anaknya datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk memegang jabatan imam bagi-Ku -- Harun dan anak-anak
Harun, yakni Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
(28:2) Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai
perhiasan kemuliaan.
(28:3) Haruslah engkau mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang telah
Kupenuhi dengan roh keahlian, membuat pakaian Harun, untuk menguduskan dia,
supaya dipegangnya jabatan imam bagi-Ku.
Perintah Tuhan untuk membuat pakaian imam Besar Harun
karena ia layak memegang jabatan imam.
Adapun pakaian imam besar Harun:
Keluaran 28: 4
(28:4) Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod, gamis, kemeja
yang ada raginya, serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka harus
membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia
memegang jabatan imam bagi-Ku.
Adapun pakaian imam besar Harun yang harus mereka buat,
yaitu;
-
tutup dada,
-
baju efod,
-
gamis,
-
kemeja yang ada raginya,
-
serban/kulah,
-
dan ikat pinggang.
Pakaian imam besar disebut pakaian kudus, sebagai perhiasan
kemuliaan, sebab dengan memakai pakaian imam besar itu, seorang imam menjadi
kudus di hadapan Tuhan.
Sekarang kita lihat lebih jauh pada ayat ...
Keluaran 28: 31-33
(28:31) Haruslah kaubuat gamis baju efod dari kain ungu tua seluruhnya.
(28:32) Lehernya haruslah di tengah-tengahnya; lehernya itu harus mempunyai
pinggir sekelilingnya, buatan tukang tenun, seperti leher baju zirah haruslah
lehernya itu, supaya jangan koyak.
(28:33) Pada ujung gamis itu haruslah kaubuat buah delima dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi, pada
sekeliling ujung gamis itu, dan di antaranya berselang-seling
giring-giring emas,
Pada ujung gamis baju efod bergantung buah delima dan giring-giring emas berselang-seling.
-
Buah delima à sidang jemaat/gereja Tuhan.
Kisah Para Rasul
20: 28
(20:28) Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh
kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk
menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya
dengan darah Anak-Nya sendiri.
Sidang jemaat
Allah diperoleh lewat penebusan darah Anak Domba.
Lukas 9: 23
(9:23) Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang
yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya setiap hari
dan mengikut Aku.
Untuk itu,
sidang jemaat harus menyangkal diri dan memikul salibnya setiap hari.
Itulah kehidupan
yang bergantung kepada kemurahan Tuhan.
Efesus 4: 3-6
(4:3) Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan
damai sejahtera:
(4:4) satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah
dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
(4:5) satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
(4:6) satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas
semua dan oleh semua dan di dalam semua.
Selanjutnya,
seluruh anggota tubuh, itulah sidang jemaat Allah dipersatukan oleh darah salib Kristus.
Kalau kita lihat
dari sebelah luar, buah delima terlihat bulat à kesatuan yang diikat oleh kasih
Kristus,
yang jauh menjadi dekat (Eefsus 2:16-19).
Kalau dilihat
bagian dalamnya; terdapat banyak biji-biji à sel-sel / anggota-anggota tubuh.
Kemudian, biji-biji itu disekat-sekat
/ ada kamar-kamarnya, namun diikat dan
disatukan oleh darah salib Kristus.
Kemudian, pada
bagian luarnya terdapat mahkota, menunjukkan bahwa setelah ditebus oleh
darah Anak Domba selanjutnya Ia membuat mereka menjadi raja-raja
dan imam-imam bagi Allah=imamat rajani à pelayanan yang
berkuasa.
-
Giring-giring emas
Keluaran 28:
34-35
(28:34) sehingga satu giring-giring
emas dan satu buah delima selalu berselang-seling, pada ujung gamis itu.
(28:35) Haruslah gamis itu dipakai Harun, apabila ia menyelenggarakan
kebaktian, dan bunyinya harus kedengaran,
apabila ia masuk ke dalam tempat kudus di hadapan TUHAN dan apabila ia keluar
pula, supaya ia jangan mati.
Bunyi
giring-giring ini harus terdengar dalam setiap kali menyelenggarakan
kebaktian/ibadah,
menunjukkan kehadiran imam besar di tengah-tengah ibadah
yang Tuhan percayakan.
Bunyi
giring-giring itu à bahasa asing, bahasa lidah, dibuktikan lewat doa penyembahan
di tengah-tengah ibadah itu sendiri.
Yesaya 28:11-12
(28:11)
Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil
dan oleh orang-orang yang berbahasa asing
akan berbicara kepada bangsa ini
(28:12)
Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah;
inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.
Berlogat ganjil/bahasa asing, adalah hari
perhentian bagi orang yang lelah.
Sementara tadi kita perhatikan, kenajisan Yerusalem
melekat pada ujung kainnya, sehingga buah delima dan giring-giring emas
berselang-seling tidak terlihat
dihadapan Tuhan.
Itulah yang menyebabkan Yerusalem dan Yehuda menjadi
terpencil, menjadi sunyi, dengan
sebutan negeri yang ditinggalkan suami.
Akibatnya.
YANG PERTAMA.
Ratapan 1: 3, 5
(1:3) Yehuda telah ditinggalkan penduduknya karena sengsara dan karena perbudakan yang berat; ia tinggal di
tengah-tengah bangsa-bangsa, namun tidak mendapat ketenteraman; siapa saja yang
menyerang dapat memasukinya pada saat ia terdesak.
(1:5) Lawan-lawan menguasainya, seteru-seterunya berbahagia. Sungguh, TUHAN
membuatnya merana, karena banyak pelanggarannya; kanak-kanaknya berjalan
di depan lawan sebagai tawanan.
Yerusalem dan Yehuda lemah tak berdaya, tidak mempunyai
kekuatan, sehingga musuh/lawan mudah sekali untuk mengejarnya/menguasainya.
Ada 2 musuh utama/abadi;
1.
Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Daging/tubuh
manusia adalah musuh dalam selimut yang disebut juga binatang buas, yang sekali waktu siap untuk menerkam.
2.
Iblis/Setan, itulah roh jahat dan roh najis.
Kemudian juga, pengertian laksana seorang janda, berarti;
tubuh “tanpa kepala”.
Matius 8: 20
(8:20) Yesus berkata kepadanya: "Serigala
mempunyai liang dan burung mempunyai sarang,
tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Anak
manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya=tubuh
tanpa kepala=janda.
Ada
2 penyebab tubuh tanpa kepala, antara lain;
-
Tubuh menjadi liangnya serigala. SERIGALA
Ã
pada roh jahat
Pekerjaan dari serigala:
Yohanes 10: 12
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan
yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang,
meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
Pekerjaan dari
serigala adalah menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba dalam satu kandang
penggembalaan.
Intinya; roh
jahat itu menyebabkan
seseorang terpisah jauh dari Tuhan.
-
Tubuh menjadi sarangnya burung.
Wahyu 18: 2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya:
"Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi
tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala
burung yang najis dan yang dibenci,
Menjadi
sarangnya burung,
artinya; bersembunyinya semua roh najis
yang dibenci Tuhan.
Berusahalah membenci apa yang dibenci oleh
Tuhan, jangan menyukai apa yang dibenci oleh Tuhan, supaya jangan dibenci oleh Tuhan.
Roh najis inilah
yang menyebabkan seseorang tidak menempatkan Kristus sebagai kepala, dan roh
najis ini sangat dibenci oleh Tuhan, karena roh najis menghambat pembangunan tubuh Kristus, sementara Yesus Kristus
berusaha menyatukan setiap anggota-anggota tubuh-Nya menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, dengan satu tujuan supaya terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang
sempurna, itulah mempelai wanita Tuhan.
Efesus 4: 16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi
satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan
tiap-tiap anggota – menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Dari pada-Nyalah seluruh tubuh rapi tersusun dan diikat
menjadi satu lewat pelayanan-pelayanan yang dipercayakan oleh Tuhan kepada
tiap-tiap orang sesuai dengan karunia-karunia yang diperoleh kepada tiap-tiap orang.
Kesimpulannya: roh jahat dan roh najis menghambat rencana Allah yang
besar, yaitu terwujudnya pembangunan tubuh
Kristus
yang sempurna.
Tujuan akhir
dari ibadah pelayanan diatas muka bumi ini adalah; supaya terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna,
menjadi mempelai wanita Tuhan, oleh sebab itu,
pertama-tama jadilah kesaksian di Yerusalem, di antara sesama pelayan, jangan sampai di antara sesama pelayan dikuasi oleh roh najis.
Barangkali memang seorang laki-laki tidak bersetubuh
dengan seorang perempuan, tetapi setiap orang yang memandang perempuan serta
menginginkannya
didalam hati, itu juga adalah dosa kenajisan.
Kalau kita tidak memperhatikan hal ini, segala sesuatu
yang kita lakukan dalam ibadah pelayanan menjadi sia-sia, ibadah tidak
mengandung janji baik masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Kalau kita perhatikan dalam Wahyu 17, ibu dari segala
wanita pelacur yang
disebut juga perempuan kekejian menunggangi seekor
binatang.
Manusia tanpa roh = binatang. Sedangkan binatang
tidak memiliki akal yang sehat,
artinya; tidak mengerti apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna bagi
Allah.
Orang yang keras hati disebut juga manusia tanpa roh = manusia
daging = binatang.
Jadi, apabila orang yang keras
hati, tidak mau berubah
dan tidak mau ditegor dan menolak setiap teguran-teguran dan
nasihat fiman Tuhan, sesungguhnya ia sedang menunjukkan jati dirinya
bahwa ia masih dikuasai roh najis.
Akibatnya.
YANG KEDUA.
Ratapan 1: 6
(1:6) Lenyaplah dari puteri Sion segala
kemuliaannya; pemimpin-pemimpinnya bagaikan
rusa yang tidak menemukan padang rumput; mereka
berjalan tanpa daya di depan yang mengejarnya.
-
“Lenyaplah dari puteri
Sion segala kemuliaannya”
= tidak semarak
lagi, artinya; tanpa ibadah dan pelayanan, sebab kemuliaan dari pada sang raja
adalah pelayanan
yang berkuasa / imamat rajani. Dalam suratan Roma 14:18; melayani Tuhan dengan sistem kerajaan surga “.berkenan kepada Allah dan dihormati manusia.”
-
“... pemimpin-pemimpinnya bagaikan rusa yang
tidak menemukan padang rumput ...”
Artinya;
hamba-hamba Tuhan (gembala sidang) tidak mendapatkan pembukaan rahasia firman
Tuhan.
Sementara
kawanan domba dalam kandang penggembalaan membutuhkan rumput penggembalaan.
Dalam Mazmur 23
dikatakan bahwa Yesus adalah gembala yang baik. Sebagai gembala yang baik, Ia membaringkan kawanan domba di atas rumput yang hijau.
Demikian juga sidang jemaat di
dalam satu kandang penggembalaan membutuhkan firman
penggembalaan, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Bila tersingkap
firman-firman Tuhan
akan terjadi dua hal; yang pertama memberi terang untuk menerangi
kegelapan/menyingkapkan segala yang terselubung, dan yang kedua memberi pengertian kepada orang
bodoh supaya tidak mengulangi kesalahan-kesalahannya sebagai kebodohan di
hadapan Tuhan (Mazmur 119: 130),
sampai menyelesaikan masalah. Tandanya; Tuhan menghapus air mata.
Sesungguhnya firman penggembalaan adalah kebutuhan pokok dalam satu kandang penggembalaan yang harus
diperhatikan oleh setiap hamba-hamba Tuhan, terkhusus gembala sidang dalam satu
kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan.
Bukan hanya
tidak menemukan padang rumput, tetapi sekaligus juga hamba-hamba
Tuhan/gembala-gembala tidak mampu menggiring, menuntun kawanan domba ke air
yang tenang,
sebab kalau kita bandingkan dalam Mazmur 23 setelah kawanan domba dibaringkan
diatas rumput yang hijau, selanjutnya, Ia membimbing kawanan domba ke air yang
tenang.
Oleh sebab itu,
sidang jemaat jangan berhenti berdoa memohon belas kasih Tuhan supaya Tuhan
terus menyediakan firman penggembalaan, pembukaan rahasia firman Tuhan dalam
setiap ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan (terlebih dalam tiga macam ibadah utama) untuk menolong hidup kita masing-masing, menolong nikah kita masing-masing.
-
“mereka
berjalan tanpa daya di depan yang mengejarnya”
= tanpa daya,
tanpa kekuatan.
Kalau keadaan
semacam ini dibiarkan terus menerus berlangsung, maka sudah dapat dipastikan
pengikutan semacam ini kepada Tuhan tidak sampai kepada garis akhir, dengan
kata lain tidak menerima mahkota kebenaran.
Sebaliknya
mereka yang mengakhiri pertandingan dengan baik sampai garis akhir,
akan memperoleh mahkota kebenaran, seperti Rasul Paulus di
hadapan Tuhan.
Selanjutnya ...
Ratapan 1: 10
(1:10) Si lawan mengulurkan
tangannya kepada segala harta bendanya; bahkan harus dilihatnya bagaimana
bangsa-bangsa masuk ke dalam tempat kudusnya, padahal Engkau, ya TUHAN, telah
melarang mereka untuk masuk jemaah-Mu.
Lawan
mengulurkan tanganya dan mengambil segala harta benda yang terdapat di dalam
tempat kudusnya, dimulai dari ruangan suci sampai ruangan maha suci.
Di dalam ruangan
suci terdapat 3 macam
alat (3 benda);
1.
Meja roti sajian à firman Allah
2.
Pelita emas à Roh Allah
3.
Mezbah dupa à kasih Allah
Tetapi kita
melihat di sini, karena tidak berdaya, musuh dengan mudahnya mengambil segala
harta benda yang ada di tempat kudus, sehingga;
1.
Tidak hidup sesuai dengan firman Tuhan, kerugiannya;
tidak mampu menyajikan kebenaran firman di hadapan Tuhan dan dihadapan sesama.
2.
Tidak hidup di dalam Roh, kerugiannya; tidak menjadi
terang di tengah-tengah dunia ini, sesuai dengan karunia-karunia yang diperoleh
tiap-tiap orang
(Wahyu 4:5).
3.
Tidak hidup di dalam kasih, kerugiannya; tidak membakar ukupan di atas mezbah sebagai dupa yang berbau harum di
hadapan Tuhan.
Ratapan 1: 11
(1:11) Berkeluh kesah seluruh penduduknya, sedang mereka mencari roti; harta benda
mereka berikan ganti makanan, untuk menyambung
hidupnya. "Lihatlah, ya TUHAN, pandanglah, betapa hina aku ini!
Akhirnya keadaan Yerusalem dan Yehuda menjadi sangat hina
sekali, sebab harta benda yang berada di dalam rumah Tuhan mereka serahkan demi
mendapatkan roti makanan, untuk
menyambung hidup.
Sesungguhnya
yang benar adalah sesuai dengan pernyataan Yesus Kristus di dalam Injil Matius 4:4 yaitu: “Manusia hidup bukan dari roti
saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah”.
Jadi
sekalipun Yesus dalam keadaan lapar, Ia
tidak tergoda dengan roti makanan, dengan kata lain tidak menjual
firman Tuhan, hanya
demi roti makanan.
Setelah kita melihat keadaan negeri yang ditinggalkan suami, sekarang kita
bandingkan dengan;
NEGERI KESUKAAN
Yesaya 62: 4-5
(62:4) Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami",
dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan
dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang
bersuami", sebab TUHAN telah berkenan kepadamu,
dan negerimu akan bersuami.
(62:5) Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara,
demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang
hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan
girang hati atasmu.
Negeri kesukaan, negeri yang berkenan kepada suaminya,
yaitu Allah.
Efesus 5: 22-24
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu
seperti kepada Tuhan,
(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala
jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
(5:24) Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian
jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
Negeri yang berkenan digambarkan seperti seorang isteri
yang tunduk kepada suami dalam segala sesuatu.
Isteri/tubuh à gereja Tuhan. Suami à Krsitus, sebagai kepala dari sidang jemaat Allah.
1 Petrus 3: 5-6
(3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan,
yaitu perempuan-perempuan yang menaruh
pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk
kepada suaminya,
(3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham
dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik
dan tidak takut akan ancaman.
Ketundukan seorang isteri kepada suaminya sama seperti
Sara taat kepada Abraham.
Taat, artinya; patuh pada ajaran yang benar =
dengar-dengaran. Orang yang dengar-dengaran dapat dipastikan bahwa ia adalah
orang yang patuh pada ajaran yang benar.
Jadi, kalau anak-anak Tuhan patuh pada ajaran yang benar,
itu menunjukkan ketaatannya kepada Tuhan.
Kemudian, Sara menamai Abraham tuannya.
Kalau Abraham menjadi tuan, berarti Sara menjadi hamba bagi Abraham.
Mengambil rupa sebagai seorang hamba, selain taat
dengar-dengaran, ia juga harus menunjukkan kesetiaannya kepada tuannya, sebagaimana dalam injil Matius
25;
-
Hamba yang pertama dipercaya 5
talenta lalu mengusahankannya dan memperoleh laba 5 talenta.
-
Hamba yang kedua dipercaya 2
talenta lalu mengusahakannya dan memperoleh laba 2 talenta.
Sehingga ketika tuan itu mengadakan perhitungan kepada
hamba-hambanya, mereka disebut hamba hamba yang baik dan setia.
Oleh sebab itu, sebagai hamba-hamba kebenaran, imam-imam,
pelayan-pelayan Tuhan, tidak boleh malas, sama seperti hamba yang ketiga dipercaya
1 talenta namun ia menyembunyikan talenta itu dalam tanah, artinya;
-
Mengubur masa depan
-
Binasa sebelum dihakimi
Malas itu adalah perbuatan jahat, tidak ada kebenaran di
dalamnya, dan orang malas tidak setia, itu sebabnya tuan itu berkata kepada
hamba yang ketiga: hamba
yang malas dan jahat.
Kemudian
orang yang malas suka mencari alasan dan tidak
sungkan-sungkan mempersalahkan tuannya.
Tuan dari hamba-hamba Tuhan adalah Tuhan Yesus Kristus.
Tuhan memberikan ibadah
dan tugas pelayanan di tengah-tengah ibadah itu sendiri, Tuhan memberi
firman-Nya, kasih-Nya dan Roh-Nya, semuanya itu harus dipikul di atas pundak sebagai kebenaran yang sejati.
Selanjutnya, ketundukan seorang isteri kepada suaminya menunjukkan bahwa ia menaruh
pengharapan kepada Allah.
Perlu untuk diketahui; dalam 1 Yohanes 3: 3, dikatakan: orang yang menaruh pengharapan kepada
Allah menyucikan dirinya, kemudian pengharapan itu tidak mengecewakan, sebab di
dalam kitab Ibrani 10:23 dikatakan: Ia yang menjanjikannya setia.
Kalau
gereja Tuhan menunjukkan ketundukannya kepada Tuhan, pengharapannya kepada Tuhan, tidak mengecewakan, sebab ibadah di bumi adalah gambaran dan bayangan dari ibadah di sorga.
Setiap
hamba Tuhan harus menunjukkan dirinya sebagai seorang hamba yang harus taat, setia, apapun resikonya, itu menunjukkan
bawah ia menaruh pengharapan kepada Allah yang hidup, yaitu Allah Abraham, Ishak dan Yakub , yang memberi iman, harap dan kasih.
Dan oleh karena kemurahan Tuhan, Ia yang menjanjikannya setia, Ia meneguhkan panggilan saya hingga akhirnya terbentuklah kandang penggembalaan di
Serang dan Cilegon oleh darah Anak Domba, yang diawali dengan membuka persekutuan.
Oleh sebab itu, jadilah anak-anak Tuhan yang
sungguh-sungguh di dalam Tuhan, jangan setengah-setengah.
Yang membuat kita setengah-setengah adalah pikiran dan
perasaan daging.
Saya menghargai apa yang telah dikorbankan oleh sidang jemaat dalam ibadah pelayanan, tetapi saya tidak
bisa menjanjikan apa yang Tuhan janjikan kepada sidang jemaat.
Itu sebabnya saya selalu menyampaikan, supaya kita sekaliannya semakin sungguh-sungguh di dalam Tuhan dan penyerahan diri semakin
bertambah-tambah.
Bukti seseorang menaruh pengharapan kepada
Allah.
1 Petrus 3: 3-4
(3:3) Perhiasanmu janganlah secara lahiriah,
yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan
pakaian yang indah-indah,
(3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia
batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal
dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
Mempunyai perhiasan yang indah dan berharga, itulah perhiasan manusia
batiniah yang tersembunyi, perhiasan yang tidak binasa, yang berasal dari roh
yang lemah lembut dan tenteram.
Memang sebaiknya, seorang perempuan harus lemah lembut
dan hidupnya tenteram, artinya; ia tidak mengepang-ngepang
rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
sebab ketentraman itu bukan berasal dari manusia lahiriah/perhiasan lahiriah.
Kalau mengutamakan perhiasan manusia lahiriah, memakai
perhiasan emas, memakai pakaian yang indah-indah, justru perhatian kita jauh
dari Tuhan, dan mengundang situasi menjadi tidak tenteram.
Itu sebabnya, dalam setiap ibadah, dalam kandang
penggembalaan yang Tuhan percayakan, terkhusus untuk perempuan, selalu saya
tegaskan;kenakanlah rok dibawah
lutut, jangan sama dengan lutut, apalagi di atas
lutut, dan
juga jangan terlalu ketat dan sexy.
Itulah yang disebut roh yang lemah lembut dan tenteram.
2 Korintus 4: 16
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke
sehari
Bagi Rasul Paulus, sekalipun manusia lahiriahnya semakin merosot
atau sekalipun tidak memiliki perhiasan secara lahiriah, ia tidak peduli, asal manusia batiniah dari sehari ke sehari
semakin dibaharui.
Rasul Paulus tidak tawar hati, tidak peduli dengan perkara
lahiriah, sehingga ia memberi rasa/dampak di tengah-tengah ibadah pelayanannya
di hadapan Tuhan.
2 Korintus 4: 17-18
(4:17) Sebab penderitaan ringan yang
sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi
segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
(4:18) Sebab kami tidak memperhatikan yang
kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah
sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Dampak positif memiliki perhiasan manusia batiniah yang
tersembunyi:
-
Rela menanggung penderitaan di
tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, demi kemuliaan yang akan
disediakan oleh Tuhan.
Penderitaan
ringan yang kita alami saat ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan
disedikan oleh Tuhan bagi kita sekaliannya.
-
Rasul Paulus tidak memperhatikan
yang kelihatan melainkan yang tak kelihatan, itulah perkara-perkara di atas,
perkara-perkara rohani, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah dan
pelayanan.
Alasan Rasul
Paulus adalah;
bahwa perkara-perkara lahiriah sifatnya hanya sementara saja.
Oleh sebab itu,
seseorang yang disebut pengikut Kristus, jangan mengandalkan segala sesuatu
yang ada di dunia ini, termasuk pekerjaan, kedudukan dan jabatan, dan kekuatan manusiawi,
juga harta dan kekayaan, karena semua itu sifatnya hanya
sementara.
1 Korintus 11: 10
(11:10) Sebab itu, perempuan harus memakai
tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
Dengan tegas Rasul Paulus menulis suratnya kepada sidang
jemaat di Korintus, bahwa perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya à rambut yang panjang, artinya;
isteri tunduk kepada suami dalam segala sesuatu, sama seperti kepada Kristus,
Kepala dari tiap-tiap gereja.
Alasan Rasul Paulus supaya tanda wibawa itu ada di atas
kepala perempuan adalah OLEH KARENA PARA MALAIKAT.
Malaikat Allah diciptakan untuk menjadi hamba, menjadi
pembantu
bagi Allah. Demikian juga seorang isteri harus menjadi seorang
penolong
yang sepadan bagi suaminya, jangan sampai
kalah dengan malaikat.
Itu sebabnya dalam...
1 Korintus 11: 8-9
(11:8) Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan
berasal dari laki-laki.
(11:9) Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan
diciptakan karena laki-laki.
Bahwa
laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan
berasal dari laki-laki. Selanjutnya laki-laki tidak diciptakan karena perempuan
sebaliknya perempuan diciptakan karena laki-laki.
Artinya; perempuan harus menjadi penolong yang sepadan
bagi laki-laki (suaminya), baik hal jasmani terlebih dalam hal yang rohani, sedangkan malaikat
hanya menjadi pembantu bagi Allah.
Oleh sebab itu, adalah kehinaan bagi seorang perempuan
kalau ia mencukur rambutnya, tanda ia tidak tunduk kepada suami.
Kalau seseorang tidak tunduk kepada pemimpin di dunia ini
= tidak tunduk kepada Allah yang tidak kelihatan.
Gereja Tuhan ada hanya untuk menjadi penolong yang
sepadan saja untuk Mempelai Laki-Laki Sorga.
Jadilah penolong yang baik yang sepadan dihadapan
Tuhan di tengah-tengah ibadah pelayanan didalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan.
Dampak positif ketundukan gereja kepada
kristus sebagai kepala.
Efesus 5: 25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya
dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan
jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang
serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
(5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya
sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi
mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Ada 2 dampak positif karena ketundukan seorang isteri
kepada suami;
1.
Suami mengasihi isterinya lewat
pengorbanan, seperti Kristus telah
mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya.
Lewat
pengorbanan-Nya, sidang jemaat/gereja Tuhan (tubuh Kristus) dikuduskan,
disucikan sesudah dimandikan oleh air dan firman Allah.
Oleh karena
pengorbanan Yesus Kristus, Ia telah mati di atas kayu salib, dan kematian Yesus Kristus merupakan baptisan di
dalam kematian-Nya untuk mengubur kehidupan yang lama, selanjutnya Yesus
bangkit pada hari ketiga, berkuasa untuk menjadikan kita hidup dalam hidup yang
baru.
Sidang jemaat
disucikan
sesudah dimandikan dengan air dan firman tujuannya: untuk menempatkan jemaat di hadapan
diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi
supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
2.
Suami mengasihi isterinya sama
seperti tubuhnya sendiri.
Sebab siapa yang
mengasihi isterinya, mengasihi dirinya sendiri.
Mengasihi isteri
seperti diri sendiri, berarti;
-
Mengasuh
Ketika saya dan
saudara tergembala dengan baik, dengan benar dalam satu kandang penggembalaan,
pada saat itulah Tuhan mengasuh saya dan saudara, sama seperti seorang ibu yang
mengasuh anaknya.
Ketika puteri
Firaun mengangkat Musa menjadi anaknya, Musa diasuh dan ia menerima didikan
sehingga Musa penuh dengan hikmat segala orang Mesir. Sedangkan kegunaan hikmat dan pengertian ialah: untuk dapat membedakan antara yang baik dan jahat, selanjutnya kita
sanggup memutuskan segala perkara di hadapan Tuhan dengan benar.
Kemudian, Musa menerima didikan
dari Tuhan selama 40 tahun yang kedua di Midian, di mana Musa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, di
situlah dia mendapat pembekalan demi pembekalan.
Demikian halnya
saya dan saudara di tengah-tengah kandang penggembalaan ini; kita menerima
didikan
dan hajaran dari Tuhan, karena tidak ada anak yang tidak dihajar oleh ayahnya.
Anak yang tidak
dihajar oleh ayahnya, menunjukkan ia adalah anak gampangan, anak yang lahir
diluar nikah.
Selanjutnya Musa
menerima didikan Tuhan selama 40 tahun yang ketiga di padang gurun, baik soal kehidupan; dimana manusia hidup bukan hanya dari
roti makanan melainkan dari setiap ucapan yang keluar dari mulut Allah (Ulangan 8: 2-3).
Perjalanan 40
tahun di padang gurun à perjalanan
salib, merupakan didikan yang harus diterima dari
Tuhan.
-
Merawati
Seorang perawat
sangat dibutuhkan, itu nyata, mulai dari ketika seorang perempuan yang akan melahirkan anaknya, dibutuhkan tenaga medis/seorang
perawat (bidan).
Pada zaman Firaun,
semua perempuan Ibrani yang melahirkan anak laki-laki akan dibunuh, tetapi
Tuhan memakai Sifra, ia menolong persalinan dari setiap perempuan Ibrani yang
melahirkan, sehingga merawat anak laki-laki yang lahir, termasuk Musa.
Kemudian, tidak
berhenti sampai di situ, hidup ini membutuhkan perawat, sebab banyak pergumulan, banyak masalah, banyak kesulitan yang harus dihadapi
karena semua itu akan menyebabkan seseorang terluka hatinya, menjadi kecewa, dan
kepahitan itu berakar di hati, itulah yang disebut luka-luka batin, dan
luka-luka inilah yang harus dibalut oleh seorang perawat.
Sebagaimana dalam
injil Lukas, seorang pemuda yang turun dari Yerusalem ke Yerikho, dalam
perjalanan ia dihadang, dirampok, dipukuli sampai setengah mati oleh para
penyamun, dan dibiarkan begitu saja, namun Tuhan memakai seorang Samaria untuk menolong dan merawati, juga membalut luka-luka
pemuda itu.
Namun sebelum luka-luka
itu dibalut terlebih dahulu disiram dengan 2 hal;
1.
Minyak à urapan Roh Kudus, berguna untuk menolong, menguatkan, menghibur, memimpin
dalam seluruh kebenaran sampai nanti memisahkan manusia dari dosa, menginsafkan
saya dan saudara.
Sedangkan minyak
diperoleh dari pohon zaitun tumbuk. Yesus telah
mengalami proses penumbukkan di atas
kayu salib, sama halnya ketika mempersembahkan lemak di atas mezbah korban bakaran menjadi
korban api-apian yang baunya menyenangkan hati Tuhan(Imamat 3:15-17).
Kalau saya dan
saudara merasa banyak berkorban di tengah-tengah ibadah pelayanan ini, justru
dengan cara itulah saya dan saudara memperoleh minyak urapan Roh Kudus.
Oleh sebab itu,
biarlah saya dan saudara terus menerus berkobar-kobar, berapi-api di tengah-tengah ibadah pelayanan untuk menyenangkan hati Tuhan.
2.
Anggur à kasih Allah.
Kegunaan kasih
menutupi banyak sekali dosa (1Petrus
4:8),
karena begitu besar kasih Allah, Ia mengorbankan
Anak-Nya yang tunggal supaya dunia ini diselamatkan.
Untuk memperoleh
air anggur, terlebih dahulu melalui pemerasan atas buah anggur,
dimana Yesus telah mengalami pemerasan itu diatas kayu salib.
Allah Bapa
mengaruniakan anak-Nya yang tunggal sebagai korban di atas kayu salib, sehingga
kita boleh mengalami sukacita yang besar oleh karena air anggur.
Jadi kesimpulannya;
1.
Suami mengasihi isterinya lewat pengorbanan, seperti Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya
2.
Suami mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri, bertujuan
untuk mengasuh dan merawati tubuhnya
Sebutan kepada isteri yang berkenan, yaitu negeri kesukaan.
Hosea 2: 16-18
(2:16) Lalu Aku menjauhkan nama para Baal dari mulutmu, maka nama mereka
tidak lagi disebut.
(2:17) Aku akan mengikat perjanjian bagimu pada waktu itu dengan
binatang-binatang di padang dan dengan burung-burung di udara, dan binatang-binatang
melata di muka bumi; Aku akan meniadakan busur panah, pedang dan alat perang
dari negeri, dan akan membuat engkau berbaring dengan tenteram.
(2:18) Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku
akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan
dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih
sayang.
Ada 3 sebutan terhadap negeri kesukaan.
-
Isteri dalam keadilan dan kebenaran.
Yesaya 11: 4
(11:4) Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan
terhadap orang-orang yang tertindas di negeri
dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan
tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik.
Tuhan
menunjukkan keadilan-Nya terhadap orang-orang yang lemah dan menjatuhkan keputusan terhadap
orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran dan kebenaran.
Kesimpulannya;
·
Orang-orang
lemah mendapat keadilan, sebab Tuhan tampil sebagai hakim yang adil.
·
Orang-orang
yang tertindas mendapat keputusan yang jujur sebab Tuhan tampil sebagai wasit
yang benar.
Keadilan dan kebenaran adalah dasar dari
kerajaan surga (Yesaya 9:6),
demikian halnya bagi imam-imam bahwa keadilan dan kebenaran adalah dasar untuk
melayani Tuhan. Itulah lenan halus, pakaian imam (Wahyu 19:8).
-
Isteri dalam kasih sayang
Yesaya 54: 7
(54:7) Hanya sesaat
lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku
mengambil engkau kembali.
Kasih sayang
Tuhan adalah lewat penyaliban terhadap tubuh/daging.
Ketika Yesus
disalibkan, Ia ditinggalkan oleh Bapa untuk sesaat lamanya, dimulai dari taman Getsemani, Ia telah ditinggalkan oleh murid-murid-Nya.
Memang, ketika
kita menanggung penderitaan, mengalami sengsara salib, aniaya karena firman, menanggung
penderitaan yang tidak harus ditanggung, sepertinya
kita ditinggalkan oleh Tuhan, seolah-olah kita seorang diri saja, tetapi
sesungguhnya ketika menanggung
penderitaan/sengsara
salib, itu adalah kasih sayang Tuhan.
Sekali lagi saya tandaskan penyaliban atas daging adalah kasih sayang Tuhan.
Salib à kasih.
Sayang à pada hubungan daging, seperti Ishak sayang
kepada Esau karena ia suka makan daging buruan Esau (Kejadian 25:27-28).
Bangsa Israel pernah dibiarkan di Mesir untuk sesaat lamanya, tetapi akhirnya Tuhan berkata di sini: “masakan isteri
dari masa muda akan tetap ditolak?” Tuhan kembali kepada isteri masa muda,
Tuhan sudah menunjukkan kasih sayangnya kepada kita semua.
Ketika anak-anak Tuhan berjuang dan
berkorban ditengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, itu juga
merupakan penyaliban atas daging, berarti, tanda kasih sayang Tuhan.
Selanjutnya, ketika kita terikat ditengah-tengah ibadah pelayan, terikat dengan
pelayanan dengan segala perjuangan dan pengorbanan, berarti terlepas dari
ikatan-ikatan dunia dan menjadi tawanan Roh.
Kisah Para Rasul 20:22
(20:22) Tetapi sekarang
sebagai tawanan
Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi
atas diriku di situ
(20:23) selain dari pada
yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan
sengsara menunggu aku.
Rasul Paulus menjadi tawanan
Roh, sebab ia terikat dengan pelayanan, itu sebabnya ia berkata bahwa; ”penjara dan sengsara sedang menunggu aku”
Lebih baik kita
menjadi tawanan Roh karena terikat dengan pelayanan sekalipun dengan segala
pengorbanan, dari pada terikat dengan segala kebebasan dunia.
-
Isteri dalam kasih setia yang abadi.
Yesaya 54: 8, 10
(54:8) Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan
wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku
telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu.
(54:10) Sebab biarpun
gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak
akan beranjak dari padamu dan perjanjian
damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau.
Bukti kasih
setia Tuhan: perjanjian
damai yang diikatkan kepada saya dan saudara tidak berubah.
Langit dan
unsur-unsurnya bisa hancur, bumi dan segala isinya yaitu gunung-gunung;
beranjak, lautpun lenyap, pohon-pohonan menjadi rusak,
tetapi kasih setia Tuhan tidak akan berubah, sebab perjanjian
damai yang diikatkan oleh Tuhan tidak akan berubah.
Betapa bahagianya saya dan saudara, setelah Tuhan kembali
kepada isteri
masa mudanya, Ia tidak mengingat dosa masa lalu, yang digambarkan
dengan masa keremajaan.
Tiga
sebutan diatas tadi ditujukan kepada saya dan saudara
sebagai tubuhnya/isterinya.
Yesaya 62: 5
(62:5) Sebab seperti seorang muda belia
menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan
menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin
perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Tuhan Allah begitu girang terhadap saya dan saudara,
digambarkan seperti seorang muda belia
menjadi suami seorang anak dara, karena menjadi negeri kesukaan.
Tuhan menunjukkan pribadi-Nya sebagai suami dalam; keadilan dan kebenaran,
suami dalam kasih sayang dan kasih setia-Nya kepada saya dan saudara akan girang hati atas kita sama seperti seorang muda belia
menjadi suami seorang anak dara
Biarlah kita membawa persembahan persepuluhan ke dalam
rumah Tuhan, supaya ada persediaan makanan di sana, dan kita menikmati
persediaan makanan yang ada di dalam rumah Tuhan sampai pada akhirnya saya dan saudara
menjadi negeri kesukaan, maka dengan demikian kita terlepas dari penindasan,
merasakan kasih sayang, kasih setia-Nya kepada saya dan saudara.
Begitu agung dan mulia kasih Tuhan kepada manusia.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang