IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 08 AGUSTUS 2014
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: BERBICARA KURANG AJAR DI HADAPAN TUHAN
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
dan kasih setia Tuhan
yang abadi.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita boleh beribadah
melayani kepada Tuhan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, disertai dengan
perjamuan suci.
Biarlah kiranya kita kembali diberkati oleh Tuhan, lewat
pembukaan rahasia firman Tuhan.
Kita kembali memperhatikan ...
Maleakhi 3: 13
(3:13) Bicaramu kurang ajar tentang Aku,
firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Apakah kami bicarakan di antara kami
tentang Engkau?"
(3:14) Kamu berkata: "Adalah sia-sia
beribadah kepada Allah. Apakah untungnya
kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan
pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?
Bangsa Israel berbicara kurang ajar di hadapan Tuhan, karena mereka berbicara dengan segala keangkuhan mereka.
Adapun perkataan mereka yang kurang ajar itu ialah: “Adalah sia-sia beribadah kepada Allah.
Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya?”
Mengatakan “Adalah sia-sia beribadah kepada Allah”
menunjukkan bahwa mereka mengecilkan korban Kristus, sebab ibadah dan pelayanan
itu ada oleh karena kuasa dari korban Kristus.
Sebagaimana bangsa Israel dibebaskan dari Mesir, dari
rumah perbudakan, selanjutnya dibawa ke tanah perjanjian, tanah Kanaan, dengan
satu tujuan supaya mereka beribadah dan melayani Tuhan.
Kalau bangsa Israel dibebaskan dari Mesir, itu karena
anak domba paskah yang telah disembelih pada waktu senja.
Kemudian, mereka juga berkata: “Apakah untungnya kita memelihara
apa yang harus dilakukan terhadap-Nya?”
Banyak pemberian Tuhan yang harus dipelihara oleh umat
Israel, mulai dari 7 hari raya, kemudian, mereka juga harus membawa korban
persembahan kepada Tuhan di tengah-tengah ibadah yang Tuhan percayakan, mulai
dari korban bakaran, korban sembelihan, korban sajian dan korban-korban yang
lain. Banyak hal yang harus dipelihara, termasuk juga sepersepuluh, itu juga
merupakan hal yang harus dipelihara, kemudian buah sulung, persembahan khusus,
firman Allah, Roh Allah dan kasih Allah, semuanya itu harus dipelihara dengan
baik, dengan demikian rumah Tuhan
terpelihara.
Sejenak kita melihat ...
1 Korintus 3: 16
(3:16) Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah
diam di dalam kamu?
Bait Allah adalah tempat Roh Allah berdiam, dan Bait
Allah itu adalah tubuh manusia itu sendiri.
Oleh sebab itu, tubuh pun harus dipelihara.
Kalau kita menjaga tubuh dengan baik, maka tubuh pun akan
terpelihara dengan baik. Kalau tubuh terpelihara dengan baik, maka segala
sesuatu yang Tuhan berikan akan terpelihara dengan baik.
Jadi, pemberian Tuhan terpelihara, tubuh terpelihara,
kedua-duanya terpelihara.
Namun bangsa Israel berkata kurang ajar di hadapan Tuhan,
sebab mereka berkata:
-
“Adalah sia-sia beribadah kepada Allah.”
-
“Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya?”
Biasanya, orang berkata demikian jikalau ia merasa putus
asa dan kecewa, jengkel terhadap situasi, mungkin saja karena merasa doanya
tidak terkabulkan.
Merasa doanya tidak terkabulkan, kemudian ia melihat
orang fasik berhasil, di situlah akan timbul kejengkelan-kejengkelan, dan
akhirnya keluarlah perkataan seperti ini.
Sama halnya ketika saya sebelum menjadi hamba Tuhan. buat
saya, ibadah itu merupakan kesia-siaan dan saya tidak perlu memelihara apa yang
Tuhan berikan.
Sesungguhnya itu adalah perkataan yang bodoh. Bukan hanya
perkataan bodoh, Tuhan sendiri mengatakan itu adalah perkataan kurang ajar.
Mazmur 73: 12-14
(73:12) Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda
dan senang selamanya!
(73:13) Sia-sia sama sekali aku
mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh
tanganku, tanda tak bersalah.
(73:14) Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.
Perkataan orang fasik di hadapan Tuhan;
-
Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih
-
Membasuh tanganku, tanda tak bersalah
Bagi orang fasik, kedua-duanya itu adalah kesia-siaan,
dengan alasan: merasa sepanjang hari mereka kena tulah dan merasa bahwa mereka
kena hukum setiap pagi, berarti; merasa tidak ada hal-hal yang baru (perubahan
di dalam dirinya).
Setiap pagi, berarti; pada pergantian hari yang baru.
Jadi, hari yang baru bagi mereka tetap sama, tidak ada
perbedaan dengan hari yang telah dilalui, sehingga buat mereka, membersihkan
hati adalah kesia-siaan, membasuh tangan juga merupakan kesia-siaan.
Saya banyak melihat kejadian yang demikian, karena putus
asa, gagal dalam pelayanan, mereka meninggalkan pelayanan, bahkan menganut
ajaran yang lain. pada saat dia meninggalkan Tuhan dan menganut ajaran yang
lain, dia diberkati, lalu merasa di situ ada Tuhan.
Mazmur 10: 3-4
(10:3) Karena orang fasik memuji-muji
keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki
dan menista TUHAN.
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang
hidungnya ke atas: "Allah tidak akan
menuntut! Tidak ada Allah!",
itulah seluruh pikirannya.
Orang fasik memuji-muji keinginan hatinya. Kemudian,
orang yang loba mengutuki dan menista Tuhan.
Orang fasik itu adalah orang yang hanya cinta kepada
uang, mereka serakah dan tamak, itu sebabnya mereka mengutuki dan menista
Tuhan.
Sebagai bukti: Kata
orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas:
-
"Allah tidak akan menuntut!
-
Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
Itulah yang terkandung di dalam seluruh pemikiran
orang-orang fasik.
Kemudian, orang fasik berkata/berbicara disertai dengan menaikkan
batang
hidungnya ke atas.
Oleh sebab itu, kalau berbicara, jangan sekali-sekali
menaikkan batang hidung ke atas karena , itu menunjukkan suatu kesombongan/keangkuhan,
seperti orang-orang fasik.
Pada saat mengalami penderitaan, serasa tidak ada satu
orang pun yang peduli, bahkan seperti ditinggalkam oleh Tuhan.
Saya teringat beberapa tahun lalu (awal merintis) ketika
menderita sakit tipus bertahun-tahun, saya merasa tidak ada orang yang peduli
dengan saya, bahkan saya merasa Tuhan tidak peduli terhadap saya.
Sesungguhnya segala yang terjadi, tidak ada yang
kebetulan menimpa anak-anak Tuhan, oleh sebab itu setelah semua itu berlalu, barulah
saya menyadari; justru lewat penderitaan itu, Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya,
Tuhan memberikan kandang penggembalaan di Cilegon, dan akhirnya kandang
penggembalaan di Cilegon mendukung kandang penggembalaan di Serang.
Mari kita lihat GAMBARAN DARI ORANG FASIK secara aktual
dalam hidup sehari-hari.
1 Korintus 1: 18
(1:18) Sebab pemberitaan tentang salib
memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan
binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan
pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
Salib Kristus adalah suatu kebodohan bagi mereka yang
akan binasa.
Sebaliknya, bagi kita yang akan diselamatkan, pemberitaan
firman tentang salib Kristus adalah KEKUATAN ALLAH.
Lebih jauh kita melihat ayat 21 ...
1 Korintus 1: 21-23
(1:21) Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh
hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan
pemberitaan Injil.
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda
dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan
dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu
kebodohan,
-
Bagi orang Yahudi, pemberitaan firman tentang salib adalah suatu BATU
SANDUNGAN, karena mereka hanya menghendaki TANDA semata, mereka tidak
menghendaki firman penyucian yang membawa kepada kesempurnaan lewat pemberitaan
firman tentang salib.
Tanda-tanda
heran = mujizat-mujizat, berarti; yang sakit menjadi sembuh, misalnya; yang
buta melihat, yang lumpuh berjalan, dan sebagainya.
Mereka menghendaki
hanya sebatas tanda, tidak lebih tidak kurang, sehingga bagi mereka,
pemberitaan firman tentang salib Kristis adalah suatu batu sandungan, mereka
tidak mau hidup di dalamnya, mereka tidak mau memikul tanggung jawab di atas
pundak mereka.
-
Bagi orang Yunani, pemberitaan firman tentang salib adalah suatu
KEBODOHAN, karena mereka hanya menghendaki sebatas hikmat semata. Artinya;
hanya sebatas mengerti firman Tuhan, tetapi tidak menjadi pelaku = teori
semata, sama seperti ahli Taurat; mengerti firman Tuhan tetapi tidak menjadi
pelaku, maksudnya; tidak terbeban dengan pekerjaan Tuhan, bahkan mereka menganggap
pekerjaan itu adalah suatu kebodohan, yang sifatnya membebani.
Sehingga segala
pemberian-pemberian yang harus dipikul di atas pundak sebagai tanggung jawab,
bagi mereka adalah kebodohan, karena bagi mereka itu sangat memberatkan hidup
mereka.
Sesungguhnya, salib bukanlah batu sandungan, bukan suatu kebodohan,
kalaupun kita harus memikulnya.
Justru ketika kita memikul kuk/salib, Tuhan memberi
kelegaan, selanjutnya Tuhan memberi ketenangan jiwa (Matius 11: 28-29).
Berbeda dengan orang yang tidak mengucap syukur, mereka
mudah sekali putus asa dan kecewa, ini menunjukkan orang yang tidak mendapatkan
kelegaan/jalan keluar dari setiap masalah, dan orang yang tidak mendapat
ketenangan jiwa, berarti; mudah bingung, mudah kacau ketika menghadapi
persoalan.
1 Korintus 1: 24
(1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang
bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Sesungguhnya, bagi mereka yang dipanggil, pemberitaan
firman tentang salib adalah KEKUATAN ALLAH dan HIKMAT ALLAH.
Rasul Paulus telah membuktikan di dalam dirinya bahwa
salib Kristus adalah kekuatan Allah.
Itu sebabnya dia berkata: “Ketika aku lemah, maka aku kuat” Rasul Paulus terlebih suka di
dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan
dan kesesakan oleh karena Kristus (2
Korintus 12: 10).
Kemudian, pemberitaan firman tentang salib juga adalah hikmat Allah.
Raja Salomo telah membuktikannya, ia dapat membedakan
antara yang baik dan yang tidak baik, sehingga dengan hikmat itu, ia dapat
memutuskan perkara dengan benar.
Hikmat di dalam Tuhan berbeda dengan hikmat di dunia.
Orang-orang yang bodoh dari dunia ini dipanggil untuk mempermalukan
hikmat dunia, dan apa yang lemah bagi dunia dipilih Allah untuk mempermalukan
apa yang kuat dari dunia.
Lebih jauh kita melihat ...
Ayub 21: 14-15
(21:14) Tetapi kata mereka kepada Allah: Pergilah
dari kami! Kami tidak suka mengetahui jalan-jalan-Mu.
(21:15) Yang Mahakuasa itu apa, sehingga
kami harus beribadah kepada-Nya, dan apa
manfaatnya bagi kami, kalau kami memohon kepada-Nya?
Orang fasik berkata kepada Allah:
-
Pergilah dari kami! Kami tidak suka mengetahui jalan-jalan-Mu.
Menunjukkan bahwa
mereka MENOLAK FIRMAN ALLAH.
Sesungguhnya,
jalan Tuhan adalah jalan salib, jalan kebenaran, yaitu firman Allah.
-
Yang Mahakuasa itu apa, sehingga kami harus beribadah kepada-Nya.
Menunjukkan bahwa
mereka MENOLAK ROH ALLAH.
Sebab, ibadah
dan pelayanan adalah ladang Allah, di mana Roh Allah bekerja di dalamnya.
-
Dan apa manfaatnya bagi kami, kalau kami memohon kepada-Nya?
Menunjukkan bahwa
mereka MENOLAK KASIH ALLAH.
Doa orang-orang
kudus yang dipanjatkan kepada Tuhan membuktikan bahwa ia mengasihi Allah.
Kalau kefasikan itu dibiarkan, maka perkataan kurang ajar
di hadapan Tuhan pun akan semakin menjadi-jadi.
Intinya; mereka tidak menyukai Tuhan, sebab mereka merasa
bahwa Tuhan tidak pernah berpihak kepada mereka, dan Tuhan tidak pernah memberi
jalan keluar, mereka merasa ditinggalkan dalam keadaan kesusahan. Ini adalah
pemikiran orang fasik, pemikiran yang terlalu jauh dan dangkal.
Sekarang, bagaimana dengan kita, apakah ibadah ini
merupakan rutinitas? Apakah firman Tuhan sebagai kebenaran hanyalah slogan?
Apakah teladan yang telah ditinggalkan oleh Tuhan sebagai jejak yang harus
diikuti hanyalah formalitas?
Ini adalah pertanyaan yang harus kita jawab, supaya kita
bisa menentukan sikap di hadapan Tuhan.
Ayub 21: 7
(21:7) Mengapa orang fasik tetap hidup,
menjadi tua, bahkan menjadi bertambah-tambah kuat?
Ketika mereka merasa ditinggalkan dalam penderitaan,
kemudian mereka melihat orang fasik, dan itu menjadi ukurannya. Adapun ukuran yang
mereka gunakan ialah; “orang fasik tetap
hidup, menjadi tua, bahkan menjadi bertambah-tambah kuat.”
Ayub 21: 8-9
(21:8) Keturunan mereka tetap bersama mereka, dan anak cucu diperhatikan
mereka.
(21:9) Rumah-rumah mereka aman, tak ada ketakutan, pentung Allah tidak
menimpa mereka.
Di dalam penderitaan, mereka menggunakan ukuran yang
tidak baik, ukuran yang ada pada orang fasik. Mereka tidak menggunakan salib,
sebagai ukuran.
Kalau dalam pengikutan kita kepada Tuhan selalu
menggunakan ukuran manusia/orang fasik, kita adalah orang yang gagal, orang
yang jauh dari Tuhan, sehingga menjadi bodoh, seperti kebodohan orang-orang
Yunani karena mereka hanya menghendaki hikmat (mengerti tetapi tidak menjadi
pelaku), dan sama seperti orang Yahudi karena mereka hanya menghendaki tanda,
mujizat dan sebagainya.
Mazmur 37: 1-2
(37:1) Dari Daud. Jangan marah karena orang
yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada
orang yang berbuat curang;
(37:2) sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti
tumbuh-tumbuhan hijau.
Ada 2 hal larangan penting yang harus diperhatikan,
yaitu;
1. “Jangan marah karena orang yang berbuat jahat”
2 Samuel 16:
7-10
(16:7) Beginilah perkataan Simei pada waktu ia mengutuk:
"Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila!
(16:8) TUHAN telah membalas kepadamu segala darah
keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja, TUHAN telah menyerahkan
kedudukan raja kepada anakmu Absalom. Sesungguhnya, engkau sekarang dirundung
malang, karena engkau seorang penumpah darah."
(16:9) Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja:
"Mengapa anjing mati ini mengutuki tuanku raja? Izinkanlah aku menyeberang
dan memenggal kepalanya."
(16:10) Tetapi kata raja: "Apakah urusanku dengan
kamu, hai anak-anak Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman
kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat
demikian?"
Daud tidak
segera marah, ketika Simei mengutukinya, bahkan sekalipun Abisai, anak Zeruya
meminta untuk membunuh Simei, tetapi Daud tetap menahan diri, dia tidak terpancing
emosi, dia tidak terbawa amarah.
2. “Jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang”
Iri hati
menimbulkan perselisihan satu dengan yang lain.
Sesungguhnya,
Saul telah berkali-kali berbuat curang terhadap Daud, mulai dari;
-
ketika dia memberikan anak
perempuannya Mikhal, itu juga merupakan suatu kecurangan (1 Samuel 18: 20-21)
-
ketika Saul mengejar Daud, dan di
tengah-tengah pengejaran itu, Daud melakukan sesuatu yang baik, menunjukkan
etika yang baik kepada Saul. Sebaliknya, Saul seolah-olah menunjukkan perbuatan
yang baik kepada Daud, tetapi kenyataannya tidak, sebab Saul menghendaki
kematian dari pada Daud.
Sekalipun Saul
berlaku, namun Daud tidak berani berlaku curang kepada Saul.
Dua hal di atas adalah larangan penting yang harus kita
perhatikan terhadap sikap orang fasik.
Mazmur 37: 3-8
(37:3) Percayalah kepada TUHAN dan
lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan
berlakulah setia,
(37:4) dan bergembiralah karena TUHAN;
maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.
(37:5) Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN
dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;
(37:6) Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti
siang.
(37:7) Berdiam dirilah di hadapan TUHAN
dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya,
karena orang yang melakukan tipu daya.
(37:8) Berhentilah marah dan
tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.
Ada 6 hal yang harus dikerjakan/diperbuat di hadapan
Tuhan;
1.
Percayalah kepada
Tuhan.
Aktivitasnya;
melakukan yang baik.
2.
Diamlah di negeri.
Aktivitasnya;
berlakulah setia.
Jika berdiam di
negeri, berarti jangan mengambil keputusan yang salah dan meninggalkan tempat
yang Tuhan percayakan.
3.
Bergembiralah karena
Tuhan.
Ini adalah
aktivitas dari dalam hati, sebab apa yang keluar berasal dari dalam (hati).
Kalau hati tetap
terjaga dengan baik, dari sana terpancar kehidupan, sehingga orang yang
bergembira karena Tuhan, itu adalah aktivitas dari dalam hati.
Dengan demikian,
Tuhan akan mengabulkan/memberikan sesuai dengan keinginan hati itu sendiri.
4.
Menyerahkan hidup
kepada Tuhan.
Aktivitasnya;
percaya kepada Tuhan, maka Ia akan bertindak.
5.
Berdiam diri di
hadapan Tuhan.
Aktivitasnya;
menanti-nantikan Tuhan, jangan marah.
6.
Berhentilah marah.
Aktivitasnya;
tinggalkanlah panas hati itu, sebab oleh karena kemarahan membawa kepada
kejahatan.
Mazmur 37: 9-11
(37:9) Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi
orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri.
(37:10) Karena sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik; jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah
tidak ada lagi.
(37:11) Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira
karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.
Dengan memperhatikan 2 hal larangan penting (Mazmur 37:
1-2) dan memperhatikan 6 hal yang harus dikerjakan di hadapan Tuhan (Mazmur 37:
3-8), menunjukkan bahwa ia adalah;
-
orang yang rendah hati,
-
dan orang yang menanti-nantikan
Tuhan.
Kemudian, orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mewarisi
negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.
Sebaliknya, dengan orang-orang fasik; TIDAK AKAN BERTAHAN
LAMA DI HADAPAN TUHAN.
Itu sebabnya Daud berkata: “jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi”
Berbanding terbalik dengan orang yang menanti-nantikan
Tuhan; orang yang rendah hati mewarisi negeri dan mendapat kesejahteraan yang
berlimpah-limpah.
Ini harus menjadi pengalaman kita masing-masing; setialah
di negeri yang sudah Tuhan berikan, sebagaimana Tuhan memberikan tanah Kanaan,
tanah yang dijanjikannya kepada bangsa Israel, menjadi bagian dan milik pusaka
mereka. Sedangkan bagi orang Lewi, Tuhan lah bagian mereka, dan sepersepuluh
adalah milik pusakanya.
Tidak usah cepat gusar, gelisah, marah, jangan menggunakan
ukuran orang fasik, beribadah dan setialah di negeri, sebagai milik pusaka dan
Tuhanlah bagian kita.
Pernyataan: “jika
engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi”, menunjukkan
keadaan manusia dalam 2 hal.
YANG PERTAMA.
Yakobus 4: 13-14
(4:13) Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan
tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",
(4:14) sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti
hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang
sebentar saja kelihatan lalu lenyap.
Hidup manusia itu
hanya seperti uap saja yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap = tidak
bertahan lama.
Oleh sebab itu, jangan melupakan Tuhan dalam segala
perencanaan.
Kita lihat rencaan manuasia pada ayat 13: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota
anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”
Perkataan ini menunjukkan bahwa mereka sedang menyusun
suatu rancangan, tetapi bukan rancangan di dalam Tuhan. Sementara kita tahu,
bahwa manusia hanyalah seperti uap saja; sebentar ada, lalu segera habis lenyap
bersama-sama dengan rencananya itu.
Itu sebabnya tadi saya katakan; berdiamlah di negeri,
maka Tuhan yang pelihara. Kemudian, dalam Amsal
3 dikatakan jangan merasa diri bijak, maka Tuhan akan menyelesaikan segala
sesuatunya.
Yakobus 4: 15
(4:15) Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika
Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."
Yang benar adalah; BERADA DI DALAM RENCANANYA TUHAN, di
dalam rencana Allah yang besar, seperti yang dikatakan dalam ayat ini: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup
dan berbuat ini dan itu”
Kesimpulannya; biarlah kehendak Allah yang jadi.
Setelah kita mendengar firman ini, kita mengetahui
keberadaan kita seperti apa; yang dahulu banyak melakukan kejahatan-kejahatan,
perbuatan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, membuat suatu
rancangan-rancangan yang bukan berasal dari Tuhan, dan Tuhan tidak
menghendakinya. Betapa bodohnya pada masa itu.
Sekarang kembali ke dalam rancangan Tuhan, jangan pernah
merasa diri bijak.
YANG KEDUA.
1 Petrus 1: 23-24
(1:23) Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana,
tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman
Allah, yang hidup dan yang kekal.
(1:24) Sebab: "Semua yang hidup adalah
seperti rumput dan segala kemuliaannya
seperti bunga rumput, rumput menjadi kering,
dan bunga gugur,
Setelah kita dipanggil dan kita berpadanan dengan
panggilan itu, artinya; kehidupan yang dikuduskan oleh firman Allah = dilahirkan
kembali oleh benih Ilahi, itulah firman Allah, yang hidup dan yang kudus.
Semua yang hidup adalah seperti rumput, itu adalah
gambaran dari pada manuasia, kemudian segala kemuliaannya seperti bunga rumput,
maka apabila rumput menjadi kering, bungapun gugur, segala kemuliaannya pun
lenyap.
1 Petrus 1: 25
(1:25) tetapi firman Tuhan tetap untuk
selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.
Sebaliknya, firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya. Oleh
sebab itu, biarlah kiranya kita dilahirkan kembali oleh benih Ilahi, itulah
firman Allah, supaya kita memperoleh hidup yang kekal.
Orang fasik tidak bertahan lama di hadapan Tuhan, sebab
hidup mereka digambarkan seperti;
1.
uap
2.
rumput, yang suatu saat menjadi
kering
tetapi segala apa yang telah difirmankan-Nya pasti akan
tergenapi, selanjutnya memperoleh hidup yang kekal.
2 Raja-Raja 6: 33
(6:33) Selagi ia berbicara dengan mereka, datanglah raja mendapatkan dia.
Berkatalah raja kepadanya: "Sesungguhnya, malapetaka ini adalah dari pada
TUHAN. Mengapakah aku berharap kepada TUHAN
lagi?"
Ketika Samaria dikepung oleh tentara Aram, maka kota
Samaria yang menjadi pusat pemerintahan Israel mengalami kelaparan yang hebat,
sebab ketika mereka dikepung tidak ada kebebasan untuk keluar dan masuk
sehingga mereka mengalami kelaparan yang hebat selama Samaria dikepung oleh
tentara Aram.
Raja Israel menjadi marah kepada Elisa dan berkata bahwa
ia tidak lagi berharap kepada Tuhan, sebab menurut pengertiannya, bahwa
kelaparan sebagai malapetaka yang hebat itu datang dari Tuhan.
Itu sebabnya dia tidak mau menaruh harap lagi kepada
Tuhan, persis seperti orang fasik tadi; ketika menderita kemudian melihat orang
lain yang bahagia walaupun melakukan kecurangan, kejahatan dan sebagainya.
Kemudian, dalam keadaan kelaparan yang hebat itu ...
2 Raja-Raja 6: 24-25
(6:24) Sesudah itu Benhadad, raja Aram, menghimpunkan seluruh tentaranya,
lalu maju mengepung Samaria.
(6:25) Maka terjadilah kelaparan hebat di Samaria selama mereka
mengepungnya, sehingga sebuah kepala keledai
berharga delapan puluh syikal perak dan seperempat
kab tahi merpati berharga lima syikal perak.
Oleh karena kelaparan yang hebat;
Yang Pertama:
-
Sebuah kepala keledai berharga
delapan puluh syikal perak.
Sesungguhnya, keledai
bukan untuk disembelih, melainkan untuk ditebus, termasuk dosa liar.
-
Seperempat kab tahi merpati
berharga lima syikal perak.
Tahi = kotoran,
yang seharusnya tidak terlalu berharga.
Ini adalah harga yang sangat mahal untuk sebuah kepala
keledai dan tahi merpati, yang terjadi akibat kelaparan yang hebat.
2 Raja-Raja 6: 28-29
(6:28) Kemudian bertanyalah raja kepadanya: "Ada apa?" Jawab
perempuan itu: "Perempuan ini berkata kepadaku: Berilah anakmu laki-laki,
supaya kita makan dia pada hari ini, dan besok akan kita makan anakku
laki-laki.
(6:29) Jadi kami memasak anakku dan memakan dia. Tetapi ketika aku berkata
kepadanya pada hari berikutnya: Berilah anakmu, supaya kita makan dia, maka
perempuan ini menyembunyikan anaknya."
Oleh karena kelaparan yang hebat;
Yang Kedua: Seorang ibu tega memotong/membunuh
anaknya untuk dimakan.
Itulah sebabnya raja Israel marah kepada Tuhan, tidak
lagi berharap kepada Tuhan, dan menurut pemikirannya; malapetaka itu terjadi oleh
karena Tuhan.
Malapetaka yang terjadi selama pengepungan yang dilakukan
tentara Aram ini, menunjukkan bangsa Israel berada dalam suasana padang gurun;
gersang, tandus, kering-kering, tidak menghasilkan apa-apa, namun hal itu
terjadi atas seijin Tuhan.
Kalau kita perhatikan sejenak ...
Ulangan 8: 2-3
(8:2) Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun
selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan
hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui
apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah
engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
(8:3) Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi
engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek
moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia
hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan
TUHAN.
Perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun
adalah perjalanan salib, dengan maksud; merendahkan hati mereka, sebagai ujian
untuk mengetahui apakah hati mereka berpegang teguh kepada firman Tuhan atau
tidak, sebab manusia hidup bukan dari roti melainkan dari setiap ucapan yang
keluar dari mulut Allah.
Tuhan membiarkan bangsa Israel lapar dan memberi makan
manna, supaya mereka mengerti bahwa manusia hidup bukan dari roti saja,
melainkan dari segala ucapan yang keluar dari mulut Allah.
Ulangan 8: 1
(8:1) "Segenap perintah, yang
kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah
kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu
memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada
nenek moyangmu.
Intinya; firman Allah yang kita dengar, selanjutnya
dilakukan dengan setia, dan itu merupakan kerinduan Tuhan.
Yesaya 49: 14-15
(49:14) Sion berkata: "TUHAN telah
meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku."
(49:15) Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak
menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia
melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
Sesungguhnya Tuhan tidak pernah melupakan anak-anak Tuhan
terlebih mereka yang berada di gunung Sion, beribadah melayani kepada Tuhan.
Sekalipun Sion berkata: “TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku”,
tetapi pada dasarnya Tuhan tidak pernah meninggalkan dan melupakannya.
Itu sebabnya Tuhan memberikan perumpamaan: andaikata ada
seorang ibu yang sanggup melupakan anaknya, tetapi Tuhan tidak melupakan Sion.
Bukti bahwa Tuhan tidak melupakan umat-Nya.
2 Raja-Raja 7: 1-2
(7:1) Lalu berkatalah Elisa: "Dengarlah firman TUHAN. Beginilah firman
TUHAN: Besok kira-kira waktu ini sesukat tepung
yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua
sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria."
(7:2) Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah,
katanya: "Sekalipun TUHAN membuat
tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?" Jawab
abdi Allah: "Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri,
tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya."
Elisa berkata kepada raja Israel sebagai kebenaran:
1.
sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal
2.
dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria
Elisa menyatakan kebenaran kepada raja Israel berhubung
karena ketidak percayaannya kepada Tuhan, menunjukkan bahwa TUHAN akan
MENYATAKAN KEMURAHAN HATINYA.
Kemudian, perwira yang menjadi ajudan raja itu tidak
percaya, dan berkata: “Sekalipun TUHAN
membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?”
Praktek kebenaran yang dinyatakan oleh
Elisa kepada raja dan ajudannya.
2 Raja-Raja 7: 3-4
(7:3) Empat orang yang sakit kusta ada di depan pintu gerbang. Berkatalah
yang seorang kepada yang lain: "Mengapakah kita duduk-duduk di sini sampai
mati?
(7:4) Jika kita berkata: Baiklah kita masuk
ke kota, padahal dalam kota ada kelaparan, kita akan mati di sana. Dan jika
kita tinggal di sini, kita akan mati juga. Jadi sekarang, marilah kita
menyeberang ke perkemahan tentara Aram. Jika mereka membiarkan kita hidup, kita
akan hidup, dan jika mereka mematikan kita, kita akan mati."
4 orang yang sakit kusta bertindak, adapun tindakannya
itu sesuai dengan perkataan mereka, yaitu;“Baiklah
kita masuk ke kota ... Jika mereka membiarkan kita hidup, kita akan hidup, dan
jika mereka mematikan kita, kita akan mati”
Perkataan ini menunjukkan bahwa, 4 orang sakit kusta ini
meyangkal diri mereka dan memikul salib, sebab syarat untuk mengikut Tuhan
adalah menyangkal diri dan memikul salib sampai kehilangan nyawanya oleh karena
mengikut Tuhan.
Matius 16: 24
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang
mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut Aku.
Syarat untuk mengikut Tuhan adalah menyangkal dirinya dan
memikul salibnya = rela kehilangan nyawa.
Dalam hal ini kita melihat bahwa 4 orang sakit kusta
telah menyangkal diri dan memikul salib, sebab mereka berkata: “Jika mereka membiarkan kita hidup, kita akan
hidup, dan jika mereka mematikan kita, kita akan mati”
Pertanyaannya: APA
YANG HARUS DISANGKAL?
Kalau kita kaitkan dengan 4 orang sakit kusta, berarti
yang harus disangkal adalah ...
2 Raja-Raja 7: 3
(7:3) Empat orang yang sakit kusta ada
di depan pintu gerbang. Berkatalah yang seorang kepada yang lain: "Mengapakah kita duduk-duduk di sini sampai mati?
Yang disangkal adalah SAKIT KUSTA.
Kusta, berarti kulit terlihat putih seluruhnya, artinya; kebenaran
diri sendiri, dan itu adalah penyakit, sebab kebenarannya berasal dari diri
sendiri, bukan dari Tuhan.
Kemudian, kebenaran diri sendiri menjadikan kerohanian
seseorang hanya sebatas duduk-duduk, tanpa ada tindakan, inilah yang harus
disangkal.
Duduk à kedudukan/harga diri yang masih diperahankan = kedudukan di dalam diri
sendiri.
Jadi, yang harus disangkal adalah;
1.
KEBENARAN DIRI SENDIRI
2.
KEDUDUKAN/TAKHTA = HARGA DIRI.
Posisi semula 4 orang sakit kusta ada di pintu gerbang.
Kebenaran diri sendiri dan mempertahankan harga diri bertolak
belakang dengan 4 injil, yaitu Matius, Markus, Lukas, Yohanes, yang adalah
menceritakan pribadi Yesus Kristus seutuhnya, mulai Dia datang, lahir dan naik ke
Sorga.
-
Injil Matius menggambarkan KEMULIAAN YESUS sebagai RAJA, tetapi sekalipun
demikian, Dia harus menyangkal diri dan pikul salib.
Selanjutnya, Ia
tidak mempertahankan milik sebagai hak yang harus dipertahankan.
Berbeda dengan 4
orang sakit kusta, yang awalnya hanya duduk-duduk di pintu gerbang Samaria.
-
Injil Markus menggambarkan PELAYANAN YESUS sebagai HAMBA.
-
Injil Lukas menggambarkan SENGSARA YESUS sebagai MANUSIA.
-
Injil Yohanes menggambarkan KEADILAN, KEBENARAN YESUS sebagai ANAK ALLAH.
Kembali saya katakan; ketika 4 orang sakit kusta
duduk-duduk di pintu gerbang Samaria, itu bertolak belakang dengan 4 injil.
Biarlah kita segera bertindak, ambillah keputusan malam
hari ini, jangan tunggu-tunggu hari esok, jangan ditunda-tunda untuk
melakukannya. Apabila kita menerima firman Tuhan dengan baik, lakukanlah dengan
setia.
2 Raja-Raja 7: 5-6
(7:5) Lalu pada waktu senja bangkitlah mereka masuk ke tempat perkemahan
orang Aram. Tetapi ketika mereka sampai ke pinggir tempat perkemahan orang Aram
itu, tampaklah tidak ada orang di sana.
(7:6) Sebab TUHAN telah membuat tentara Aram itu mendengar bunyi kereta, bunyi
kuda, bunyi tentara yang besar,
sehingga berkatalah yang seorang kepada yang lain: "Sesungguhnya raja
Israel telah mengupah raja-raja orang Het dan raja-raja orang Misraim melawan
kita, supaya mereka menyerang kita."
Ketika 4 orang sakit kusta menyeberang ke perkemahan
orang Aram, mereka tidak melihat tentara-tentara Aram, sebab Tuhan telah
membuat tentara Aram itu mendengar bunyi kereta, bunyi kuda, bunyi tentara yang
besar.
Suara yang besar ini dapat kita temukan dalam Wahyu 7 dan
Wahyu 19: 6.
Wahyu 19: 1, 6
(19:1) Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga,
katanya: "Haleluya! Keselamatan dan
kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak,
seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang
Mahakuasa, telah menjadi raja.
Suara dari himpunan besar itu adalah: “Haleluya”, suara yang nyaring terdengar
dari sorga, itu adalah suara penyembahan yang dipanjatkan kepada Tuhan.
Sesuai dengan Wahyu 19: 5, dikatakan: "Pujilah Allah kita, hai kamu semua
hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!" Siapapun
kita, janganlah berhenti untuk menyembah Tuhan.
Mazmur 37: 7, 9
(37:7) Berdiam dirilah di hadapan TUHAN
dan nantikanlah Dia; jangan marah karena
orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.
(37:9) Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan
mewarisi negeri.
Yang penting dan harus kita perhatikan di sini adalah
berdiam dirilah di hadapan Tuhan, nantikanlah Dia, tidak perlu gusar, tidak
perlu gelisah dan jangan gunakan ukuran dari orang-orang fasik, sekalipun
mereka berhasil oleh karena kefasikannya.
Biarlah kita menantikan Tuhan supaya mewarisi negeri,
sebab sama seperti ketika 4 orang sakit kusta itu memasuki perkemahan tentara
orang Aram, di mana tentara orang Aram itu mendengar bunyi kereta, bunyi kuda,
bunyi tentara yang besar, sehingga berkatalah yang seorang kepada yang lain: “Sesungguhnya raja Israel telah mengupah
raja-raja orang Het dan raja-raja orang Misraim melawan kita, supaya mereka
menyerang kita.”
Tentara orang Aram meninggalkan segala harta benda yang
ada di perkemahan, selanjutnya mereka menjarah harta benda yang ditinggalkan di
perkemahan, lalu 4 orang yang sakit kusta itu menyampaikan apa yang sebenarnya
terjadi kepada raja.
Dengan kata lain apa yang telah difirmankan oleh Tuhan di
pintu gerbang Samaria tergenapi/nyata.
Kembali saya katakan; berdiam saja di negeri, biarkanlah
Tuhan yang bertindak, jangan gelisah, jangan bingung.
Yeremia 29: 11
(29:11) Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan
bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh
harapan.
Tuhan telah membuat suatu rancangan terhadap setiap
orang, adapun rancangan-Nya itu adalah rancangan damai sejahtera dan bukan
kecelakaan untuk memberikan hari depan yang penuh harapan.
Apabila seseorang berseru dan datang untuk berdoa, maka
Tuhan mendengarkan doa-doanya.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment