IBADAH RAYA MINGGU, 03 AGUSTUS 2014
Tema: JEMAAT
DI FILADELFIA (dari Wahyu 3: 7-13)
(Seri 12)
Subtema: KEMULIAAN TUHAN TURUN ATAS SION
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Kita bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan masih
berkemurahan kepada kita untuk beribadah dalam Ibadah Raya Minggu pada malam
hari ini.
Kita
kembali memperhatikan sidang jemaat di Filadelfia dari kitab Wahyu 3: 7-13.
Sekarang
kita membaca bagian dari ayat 9 ...
Wahyu
3: 9
(3:9)
Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak
demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku
akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu dan mengaku, bahwa
Aku mengasihi engkau.
Tuhan
menyerahkan jemaat Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang
sebenarnya tidak demikian, melainkan berdusta.
Jemaah Iblis
ini Tuhan serahkan kepada jemaaat di Filadelfia, mereka datang dan tersungkur,
mereka mengaku bahwa Tuhan sangat mengasihi jemaat di Filadelfia.
Dalam hal
ini, kita dapat mengambil kesimpulan;
YANG PERTAMA
Yesaya 60: 13-14
(60:13) Kemuliaan Libanon, yaitu pohon sanobar, pohon
berangan dan pohon cemara, akan dibawa bersama-sama kepadamu, untuk
mempersemarak tempat bait kudus-Ku, sebab Aku
hendak memuliakan tempat kaki-Ku berjejak.
(60:14) Anak-anak orang-orang yang menindas engkau akan
datang kepadamu dan tunduk, dan semua orang yang menista engkau akan sujud
menyembah telapak kakimu; mereka akan menyebutkan engkau "kota TUHAN", "Sion, milik Yang
Mahakudus, Allah Israel."
Pada akhirnya,
Tuhan akan mempermuliakan Sion, gunung Allah, sehingga orang-orang yang menista
dan semua orang yang menindas akan datang sujud menyembah, dan mereka akan
mengaku bahwa gunung Sion adalah kota Tuhan, milik Yang Maha Kudus, Allah
Israel.
Kalau Tuhan
memerintahkan bangsa-bangsa datang dan tersungkur dan mengaku bahwa Tuhan mengasihi
jemaat di Filadelfia, itu menunjukkan bahwa Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya,
sebab Tuhan mau memulihkan Sion, gunung Allah, rumah Allah Yakub.
Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung
tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang
tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan
berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata:
"Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar
kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Pada hari-hari
terakhir, segala bangsa akan berduyun-duyun ke gunung Sion, berarti; mengakui
bahwa Tuhan mengasihi gunung Sion, dalam hal ini Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya
atas gunung Sion.
Bukti bahwa
Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya atas gunung Sion;
-
Dari Sion keluar pengajaran
Sion adalah kota raja besar à suasana ibadah,
di dalamnya ada
pengajaran, dan Tuhan akan mengajar mereka yang ada di gunung Sion tentang
jalan-jalan-Nya.
Kita akan melihat jalan-jalan yang Tuhan tinggalkan.
1 Petrus 2: 20-21
(2:20) Sebab dapatkah
disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi
jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah
kasih karunia pada Allah.
(2:21) Sebab untuk
itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Tuhan telah menanggung penderitaan, sebagai teladan yang harus kita ikuti.
Teladan di sini à jalan/jejak yang pernah dilalui, antara lain;
1 Petrus 2: 22-23
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
(2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan
mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak
mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
Adapun jalan yang ditinggalkannya;
1.
“Ia tidak berbuat dosa”
Menunjukkan bahwa pribadi Yesus adalah pribadi yang murni.
1 Korintus 5: 6-8
(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa
sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak
beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
(5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan
ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang
tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Kemurnian dan
kebenaran ialah roti yang tidak beragi = tanpa keburukan dan kejahatan gambaran dari hidup lama.
Berarti, supaya menjadi adonan yang baru (hidup baru), marilah kita berpesta
dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran, sebab Anak Domba
Paskah telah disembelih, di mana tubuh dan darah-Nya adalah makanan dan minuman
yang memurnikan hidup.
Ibadah pelayanan adalah suasana pesta untuk menikmati roti yang tidak
beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran, itulah firman
Allah sebagai kebenaran/kemurnian.
Pribadi Yesus adalah pribadi yang murni, Dialah Anak Domba Paskah yang
telah disembelih.
Hidup menjadi
murni, sedangkan hidup terdiri
dari 2 bagian;
-
Hati, pikiran
dan perasaan murni.
-
tubuh, jiwa dan
roh murni.
2.
“Tipu tidak ada dalam mulut-Nya”
Berarti, tidak ada dusta di dalam mulut-Nya.
Ketika seseorang berdusta, itu adalah tipu daya, sama seperti lidah ular bercabang
dua, menunjukkan bahwa mulutnya penuh dengan tipu daya.
Yohanes 8: 44
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin
melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula
dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran.
Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas
kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta
dan bapa segala dusta.
Iblis adalah pendusta dan bapa segala dusta, berarti orang
yang suka berdusta adalah anak dari sipendusta yaitu; Iblis/Setan.
Dusta bukanlah kebenaran, melainkan kehendak seseorang, yang berasal dari
Iblis/Setan, sebab di dalam dirinya tidak ada kebenaran, sehingga ketika ia berkata
itu adalah atas kehendaknya
sendiri, sebab Iblis adalah pendusta.
Perlu saya sampaikan; berbicaralah apa adanya sesuai
dengan kebenaran, perkataan
jangan berubah karena
situasi/kondisi/lingkungan. Kalau berbicara karena situasi/lingkunan/keadaan,
pasti di dalamnya tidak ada kebenaran, menunjukkan bahwa ia adalah anak pendusta,
yaitu Iblis/Setan.
Sedangkan di dalam diri orang benar hanya ada
kebenaran, sehingga kalau ia berbicara hanya tentang kebenaran saja, tanpa dipengaruhi oleh situasi
dan keadaan.
Lihat saja orang, yang berusaha memojokkan lawannya, ia harus mengucapkan
kata-kata dusta (tanpa kebenaran) untuk melawan musuhnya. Tetapi orang benar,
berbicara sesuai dengan kebenaran, tidak berkata-kata karena situasi.
Ketika Yesus menyatakan kebenaran, orang-orang Yahudi tidak menerima
pernyataan-Nya, itu sebabnya Yesus berkata dalam ayat 43: “Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat
menangkap firman-Ku”, sehingga dengan tegas Yesus mengatakan bahwa orang-orang Yahudi adalah
pendusta.
Kalau tidak ada kebenaran, tidak dapat menangkap firman adalah anak-anak dari
si pendusta.
Kolose 3: 5-8
(3:5) Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu
yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa
nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan
berhala,
(3:6) semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas
orang-orang durhaka].
(3:7) Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu
hidup di dalamnya.
(3:8) Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram,
kejahatan, fitnah
dan kata-kata kotor yang keluar dari
mulutmu.
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu
telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
“... percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan ...” = penyembahan berhala, artinya; menduakan/berzinah. Dahulu 5 perkara ini terjadi waktu diluar Tuhan, dan sekarang setelah di dalam Tuhan, 5 perkara harus
dilepaskan, yaitu: “... marah, geram, kejahatan, fitnah, kata-kata kotor yang
keluar dari mulut ...”, tujuannya; supaya tidak ada lagi perkataan dusta yang keluar dari mulut,
ini menunjukkan bahwa seseorang
adalah manusia baru dalam Kristus Yesus.
Hati-hati, orang yang suka berdusta adalah anak dari pada Iblis/Setan
Juga, hati-hati dalam hal keuangan, sebab oleh karena uang, terjadi
banyak kata-kata
dusta
yang keluar dari mulut, seperti Ananias
dan Safira berdusta sehingga mendukakan Roh Kudus.
Efesus 4:29-30
(4:29) Janganlah
ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang
baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh
kasih karunia.
(4:30) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang
hari penyelamatan.
Jangan mendukakan
Roh Kudus, berarti jangan ada perkataan kotor yang keluar dari dalam mulut
sesuai dengan Kolose 3:8-9, sebab Roh Kudus adalah meterai keselamatan.
Tidak berkata dusta = ya di atas ya, tidak di atas tidak. Lebih dari pada
itu, berasal dari si jahat, lidah bercabang.
3.
“Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki”
= tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, menunjukkan bahwa Yesus tidak
berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat itu; “tangan ganti
tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi”, artinya; kejahatan dibalas
dengan kejahatan = orang yang bersalah tidak luput dari hukuman, berarti
setiap orang yang
berada di bawah hukum Taurat tidak memperoleh keselamatan.
Roma 3: 19-20
(3:19) Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang
tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum
Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman
Allah.
(3:20) Sebab tidak
seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan
hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat
orang mengenal dosa.
Tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena
melakukan hukum Taurat, justru oleh karena hukum Taurat, orang mengenal dosa,
dengan kata lain hukum Taurat merangsang dosa.
Sebagaimana dengan 6 hukum yang tertulis pada loh batu yang kedua, di situ
tertulis perkataan “jangan”, tetapi
dengan adanya perkataan “jangan”
justru orang melakukan dosa/melanggarnya.
Tetapi Yesus tidak berada di bawah hukum Taurat ...
Roma 8: 1-4
(8:1) Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi
mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
(8:2) Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu
dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat
karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan
mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai
dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
(8:4) supaya tuntutan hukum
Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi
menurut Roh.
Jadi, Yesus harus menanggung hukuman di dalam diri-Nya, supaya hukum Taurat
digenapi, sehingga manusia terbebas dari hukum maut/hukum dosa, yaitu; hukum
Taurat.
Itu sebabnya Yesus datang dan menyatakan diri sebagai manusia, untuk menanggung hukum dosa di dalam daging-Nya di atas kayu
salib, supaya manusia tidak binasa.
Sesungguhnya, ini adalah persoalan yang sederhana tetapi bagi mereka yang
belum menerima Yesus, mereka membicarakan Yesus telanjang di atas kayu salib, padahal
ini adalah perkara yang sederhana. Kalau seandainya saja Yesus datang pada
kali yang pertama langsung sebagai Raja, maka manusia akan binasa. Tetapi Yesus
akan datang sebagai Raja sekaligus Mempelai Pria Sorga pada kali yang kedua, dan mengumpulkan segala bangsa dihadapan-Nya
dan menghakimi,
mengadakan pemisahan, seperti gembala memisahkan domba-domba dari kambing, yang menempatkan
domba di sebelah kanan dan
kambing di sebelah kiri.
Jadi, Yesus betul-betul tidak berada di bawah hukum Taurat, justru Dia
berjuang untuk membebaskan manusia dari hukum maut, inilah tujuan kedatangan
Yesus yang pertama ke dalam dunia ini.
Itu sebabnya dalam injil Matius ...
Matius 5: 17
(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang
untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk
menggenapinya.
Kedatangan Yesus yang pertama di dunia ini bukan untuk meniadakan hukum
Taurat melainkan untuk menggenapi bahkan menyempurnakannya dengan hukum kasih
karunia, supaya manusia yang berdosa memperoleh kasih karunia.
4.
“Ketika Ia
menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang
menghakimi dengan adil”
Ketika Yesus
menderita, Ia tidak mengancam, justru menyerahkan segala persoalan kepada Allah
Bapa yang berhak menghakimi dengan adil.
Jejak yang keempat
ini mungkin seringkali kita langgar. Ketika kita mulai terdesak, karena
menderita, kita mulai mengancam, kita mulai mengadakan perlawanan, sesungguhnya
itu merupakan sikap yang keliru.
Yang benar seperti
sikap yang ditunjukkan Yesus, Ia tidak mengancam ketika Ia menderita, justru Ia
menyerahkan persoalan itu kepada Allah Bapa yang akan menghakimi dengan adil,
sebab memang setiap orang tidak berhak untuk menghakimi sesamanya atau hamba
orang lain, entah ia salah, entah ia duduk atau berdiri, seseorang tidak
berhak, itu adalah urusan Tuhan.
Saudaraku, ketika
seseorang mulai mengancam, mengambil tindakan, itu menunjukkan bahwa ia
adalah hakim, yang mengambil
bagian Tuhan. Bagian kita adalah menyerahkan segala persoalan kepada Tuhan,
bagian Tuhan adalah mengadili, memberi keputusan yang jujur, supaya orang yang
tertindas memperoleh keadilan.
4 perkara di atas adalah jalan yang pernah dilalui oleh Yesus Kristus, ketika
Ia datang pada kali yang pertama.
Biarlah kita mengikuti jejak itu, di mana jejak itu telah dilumuri oleh
darah. Kalau kita mengikuti jejak yang dilumuri oleh darah, kita akan tepat
berada di mana Yesus berada, sebagaimana dalam injil Yohanes 14, Yesus berkata:
“Akulah jalan kebenaran dan hidup, tidak
ada yang dapat sampai kepada Bapa, selain melaui Aku”
Kalau kita mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh Yesus, maka kita tidak
akan pernah mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan = menjadi pribadi yang dengar-dengaran, ikutilah jejak Kristus.
Jadilah seperti Sara, tidak hanya tunduk,
tetapi juga taat, dan
bahkan menjadikan Abraham tuannya. Kalau Abraham menjadi tuan,
berarti Sara adalah hamba bagi Abraham. Kalau menjadikan diri sebagai hamba,
berarti selalu menempatkan diri di bawah.
-
Tunduk = menempatkan Kristus sebagai
kepala.
-
Taat = patuh pada ajaran yang benar,
berarti dengar-dengaran.
-
Menjadikan Abrahamm tuannya, berarti;
menjadikan dirinya sebagai hamba yang
setia.
Yohanes 14: 4
(14:4) Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “ke
mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ”
Kalau Yesus mengatakan itu, Dia yakin bahwa murid-murid akan melalui jejak
yang ditinggalkan oleh Yesus.
Jadi, jangan menyimpang dari jejak yang ditinggalkan Yesus supaya kita
berada di mana Yesus berada.
Yohanes 14: 5
(14:5) Kata Tomas
kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke
mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?"
Tomas berkata: “kami tidak tahu ke
mana Engkau pergi”, menunjukkan bahwa dia tidak percaya, sebab ketika Yesus
menunjukkan luka paku di tangan dan luka tusukan di lambung, Tomas tidak
bersama-sama murid-murid = belum melihat jejak yang dilalui/dilewati oleh
Yesus.
Namun dalam kesempatan lain, Yesus menunjukkan 2 luka di tangan dan luka
tusuk di lambung,
akhirnya Tomas
melihat dan percaya.
Luka-luka Yesus itulah jejak Yesus, teladan yang ditinggalkan-Nya.
Yohanes 14: 6
(14:6) Kata Yesus
kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan
hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui
Aku.
Yesus adalah jalan, kebenaran, dan berada dalam hidup yang kekal.
Oleh sebab itu, di sini dikatakan: Tidak
ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Yesus, kalau
tidak melalui jalan/jejak yang ditinggalkan oleh Yesus.
1 Petrus 2: 25
(2:25) Sebab dahulu
kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang
kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara
jiwamu.
Dahulu, sebelum mengikuti jejak Kristus, yaitu teladan yang
ditinggalkan-Nya, digambarkan seperti domba yang sesat, mengambil jalannya
masing-masing dan hanya menuruti kata hati.
Jadi, mengikuti jejak Kristus sama artinya kembali kepada Bapa, Dialah Gembala
yang memelihara jiwa.
Tergembalalah dengan baik dengan satu gembala dalam satu kandang
penggembalaan (digembalakan oleh fiman pengajaran
mempali), supaya nyata pemeliharaan
Tuhan.
-
Firman Tuhan dari Yerusalem
Artinya; melayani Tuhan dalam kebenaran, keadilan dan kesucian = menjadi
guru-guru kebenaran.
Sekalipun tidak harus melalui proses pendidikan yang tinggi dengan gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd), namun jikalau seseorang melayani Tuhan dalam
kebenaran dan keadilan, kemudian tidak terbawa arus yang tidak suci, sama
artinya menjadi guru-guru kebenaran/teladan.
Layanilah Tuhan dengan baik dan benar dalam kesucian hidup, maka pasti
menjadi guru kebenaran.
Jangan sampai digurui oleh orang-orang yang tidak mengenal Yesus.
Kalau kita menempatkan Kristus sebagai kepala maka Dia akan memimpin dalam
kebenaran.
Itu sebabnya, mereka yang melayani di Yerusalem terlebih dahulu menerima
pengurapan, berarti menempatkan Kristus sebagai kepala.
Dalam 1 Yohanes 2: 27 dikatakan:
“Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan
yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh
orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala
sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia
dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam
Dia.”
kalau seseorang diurapi oleh Roh Kudus, maka Roh Kudus akan mengajar
seseorang dalam seluruh kebenaran, dan pengajaran dari Roh Kudus tidak pernah
salah (reformed).
Biarlah kita berjuang untuk menegakkan kebenaran di hadapan Allah, tidak
perlu menggunakan kekuatan secara fisik. Memang untuk melepaskan tabiat lama
tidak semudah membalikkan telapak tangan, melainkan harus berjuang, berjuang
dan terus berjuang.
Biarlah kita berjuang sampai segambar serupa dengan Allah, kembali dalam
wujud semula.
Yesaya 9: 6
(9:6) Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di
dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai
selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.
Dasar kita melayani adalah kebenaran dan keadilan, inilah pelayanan dengan
sistem Kerajaan Sorga, sebab dasar dari Kerajaan Sorga itu sendiri adalah
kebenaran dan keadilan.
Kalau kita melayani dengan keadilan dan kebenaran terlihat dengan jelas;
1.
Kuasa yang
besar
2.
Damai sejahtera
tidak berkesudahan
Jadilah guru-guru kebenaran, maka akan nyata kuasa yang besar dan damai
sejahtera tidak berkesudahan.
Yehu berkata kepada Yoab anak Izabel: "Bagaimana ada damai, selama sundal dan orang sihir ibumu Izebel
begitu banyak!" (2 Raja-Raja
9: 22)
Izebel adalah isteri seorang raja, tetapi pelayanan Izebel tidak
mencerminkan pelayanan dengan sistem Kerajaan Sorga, yaitu; kebenaran dan
keadilan, melainkan sihir; merubah segala sesuatu tanpa proses, mulai dari merubah
kepala menjadi tubuh (mengajar Ahab suaminya), dan mengambil apa yang tidak menjadi miliknya
(kebun anggor Nabot orang Yizreel )= sihir.
Hubungan kita kepada Kristus adalah hubungan nikah, sama seperti Kristus
sebagai kepala dengan sidang jemaat sebagai tubuh.
Oleh sebab itu, biarlah kita menempatkan Kristus sebagai kepala untuk
memimpin seluruh anggota tubuh.
Sekarang kita sudah berada di kota raja besar, dasar kita melayani adalah
kebenaran dan keadilan.
Ijinkan Tuhan menjadi hakim di antara kita semua, supaya tidak ada
pemberontakan, perlawanan.
Yesaya 2: 4-5
(2:4) Ia akan menjadi
hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka
mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata
bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau
pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan
mereka tidak akan lagi belajar perang.
(2:5) Hai kaum
keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN!
Yesus tampil sebagai;
1.
hakim untuk
memberi keadilan
2.
wasit untuk
memberi keputusan di negeri dengan kejujuran dengan kebenaran
Sehingga terciptalah damai sejahtera, tidak ada lagi perselisihan satu
dengan yang lain, sebab;
1. Mereka akan menempa pedang-pedangnya, senjata yang digunakan dalam peperangan menjadi
bata bajak.
Kegunaan mata bajak adalah untuk membajak, menggarap, mengerjakan tanah
yang tandus, tanah yang berbatu-batu, supaya menjadi tanah yang baik, tanah
yang subur
2.
Mereka akan menempa tombak-tombaknya, yang juga adalah senjata dalam peperangan, menjadi
pisau pemangkas (arit).
Kegunaannya:
-
Memangkas
rumput duri, itulah pribadi yang senantiasa menyakiti hati/menusuk
hati, pikiran dan perasaan
sesamanya.
- Memangkas
rumput kering & jerami = kehidupan yang kering-kering yang tidak
menghasilkan buah yang manis, buah yang baik, dan itu harus dipangkas.
Setelah kita
berada di gunung Sion, di mana Tuhan mengajar tentang jalan-jalan-Nya, kemudian
menjadi pelayan-pelayan dalam kebenaran dan keadilan, selanjutnya kita melihat
...
Posisi
dari gunung Sion.
Yesaya 2: 2
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung
tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu
gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan
berduyun-duyun ke sana,
Berdiri tegak
di hulu gunung-gunung = nama Tuhan ditegakkan di dalam kediaman-Nya.
Kalau gunung
Sion berdiri tegak di hulu gunung-gunung, itu menunjukkan bahwa Sion adalah
terang dunia.
Mari kita
lihat; TERANG DUNIA.
Matius 5: 14
(5:14) Kamu adalah terang
dunia. Kota yang terletak di atas gunung
tidak mungkin tersembunyi.
Terang dunia
sama seperti kota yang terletak di atas gunung, tidak mungkin tersembunyi =
tidak ada dosa yang tersembunyi/terselubung, sama seperti kota yang letaknya di
atas gunung terlihat dengan jelas, dari segala
arah.
Jadilah terang
dunia, tidak ada yang terselubung sehingga semua orang melihat terang itu
bercahaya.
Sekali basah,
mandi sekalian, itulah panggilan terhadap anak-anak Tuhan. Harus profesional;
bertanggung jawab pada profesinya sebagai anak-anak Tuhan yang telah melayani.
Kita semua
sudah berada di gunung Sion, dan Tuhan sudah mengajarkan kita tentang
jalan-jalan-Nya, sekali lagi saya katakan, biarlah kita berjuang, berjuang dan
berjuang.
Kalau melakukan
sesuatu untuk manusia, berarti ia melakukan sesuatu di tempat yang tersembunyi,
sebaliknya kalau kita melakukan sesuatu untuk Tuhan pasti menjadi terang.
Matius 5: 15
(5:15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu
meletakkannya di bawah gantang, melainkan di
atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Pelita diletakkan bukan di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian,
sehingga dengan demikian menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Gantang
merupakan ukuran sesuai kebenaran manusia/kebenaran diri sendiri.
Perlu untuk diketahui;
kaki dian emas berasal dari satu talenta, artinya; untuk
menjadi terang dunia harus setia memikul tanggun jawab dalam perkara yang
kecil.
Talenta
merupakan kepercayaan Tuhan yang harus dikerjakan, pemberian
Tuhan yang harus
dipikul di atas pundak, untuk menjadi terang.
Jadi, tanggung
jawab itu harus dipikul, sebab kita dipanggil untuk melayani Tuhan sesuai dengan ukuran pemberian Tuhan
(talenta yang dipercayakan).
Jangan
meninginkan untuk
melepaskan diri dari ikatan pelayanan hanya untuk kebebasan dunia,
justru dengan pelayanan ini kita menjadi terang dunia, dan
berharga, karena Tuhan memakai hidup kita.
Lihat saja
orang di luaran sana, tidak menjadi terang, tidak berharga dan tidak berarti,
apalagi jika ia adalah orang yang meninggalkan Yerusalem, ia menjadi lebih
tidak berharga. Orang yang meninggalkan Yerusalem akan lebih hina bahkan lebih
hina di luaran sana. Sebab orang yang meninggalkan Yerusalem akan lebih buruk dari
sikap orang yang ada di dunia (manusia duniawi).
Matius 5: 16
(5:16) Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu
yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Apabila saya
dan saudara melayani Tuhan dan menjadi terang dunia, maka terang itu bercahaya
di depan orang yang akan melihat dan mereka turut memuliakan Bapa di sorga.
Jangan
sia-siakan waktu, jangan sia-siakan kepercayaan Tuhan,
percayalah tidak ada yang tidak
mungkin di dalam Tuhan, supaya nanti orang-orang yang menista dan yang menindas
(segala bangsa-bangsa) datang
berduyun-duyun.
Ada kalanya
kita hanya menjadi kesaksian di Yerusalem (orang-orang
yang melayani Tuhan), tetapi tidak
menjadi terang/kesaksian terhadap mereka yang diujung bumi (di luar Tuhan), dengan bukti terbawa arus dan pengaruh
dari mereka, sehingga mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku dan cara bicaranya menjadi sama.
Saya berharap, terang
yang bercahaya itu dapat dilihat, keluar dari diri kita pribadi lepas pribadi,
supaya orang lain turut memuliakan Bapa di sorga.
Yesaya 60:
19-20
(60:19) Bagimu matahari tidak lagi menjadi penerang pada
siang hari dan cahaya bulan tidak lagi memberi terang pada malam hari, tetapi TUHAN akan menjadi
penerang abadi bagimu dan Allahmu akan menjadi keagunganmu.
(60:20) Bagimu akan ada matahari yang tidak pernah
terbenam dan bulan yang tidak surut, sebab TUHAN akan menjadi penerang abadi
bagimu, dan hari-hari perkabunganmu akan berakhir.
Itulah terang
yang berasal dari Tuhan, yang tidak pernah padam untuk selama-lamanya.
Kalau kita semua
disebut
menjadi gunung Sion, kita
tidak lagi memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, maka terang itu tidak akan pernah padam,
sehingga wajar saja
orang yang menindas dan menista datang berduyun-duyun, karena terang yang lain
mungkin saja padam. Dengan melihat terang yang abadi, orang akan datang.
Saudara bisa
perhatikan; kalau listrik padam, maka semua konsumen PLN akan dirugikan dan
menyusahkan hati.
Terang yang
abadi tidak menyusahkan hati dan tidak akan membuat kita rugi.
Jadilah terang
yang abadi, yang tidak pernah padam, sama seperti pelita yang tidak pernah
kehabisan minyak, itu telah dibuktikan oleh 5 gadis yang bijaksana, teladan
yang baik bagi gereja hujan akhir.
Tujuan semula dari
5 gadis yang bijaksana dan 5 gadis yang bodoh adalah untuk menyongsong mempelai
laki-laki sorga, sehingga mereka mengambil pelita, membereskannya dan pergi
menyongsong mempelai
laki-laki, tetapi karena mempelai itu lama tidak
datang-datang, mengantuklah mereka dan tertidur, kemudian ditengah malam terdengarlah suara:
“mempelai datang songsonglah dia”, itu adalah suara pengajaran mempelai yang mampu membangunkan kerohanian
yang tertidur.
Pada akhirnya,
5 gadis yang bijaksana dan 5 gadis yang bodoh bangun dan membereskan pelita mereka
masing-masing. Namun pelita dari 5 gadis yang bodoh hampir padam karena
kehabisan minyak, lalu mereka pergi untuk membeli minyak, pada saat itulah mempelai laki-laki datang, mereka yang
siap sedia, yaitu 5 gadis yang bijaksana (membawa minyak dalam buli-buli)
segera masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba, dan pada saat itu pintu
tertutup.
Pelita dari 5
gadis yang bodoh padam pada waktu mempelai laki-laki datang.
Seharusnya
pelita tetap menyala, tetap menjadi terang yang abadi, yang bersumber dari
Tuhan.
Terang yang
abadi telah menjadi bagian dari mempelai perempuan Tuhan.
Dalam Wahyu 12: 1, tampak
suatu tanda besar di langit,
seorang perempuan; berselubungkan matahari = terang dari kasih Allah, bulan di bawah kaki = terang dari kebenaran firman oleh Yesus Anak
Allah, mahkota dari 12 bintang di atas
kepala = terang dari Allah
Roh Kudus.
Inilah terang
yang abadi, tidak pernah padam.
Biarlah pelita
tetap menyala, menjadi terang yang tidak pernah padam, di mana kedatangan Tuhan
sudah tidak lama lagi. Songsonglah Dia.
Syarat
untuk menyongsong (mempertahankan
minyak urapan).
Imamat 21: 10-12
(21:10) Imam yang terbesar di antara saudara-saudaranya,
yang sudah diurapi dengan menuangkan minyak urapan di atas kepalanya dan yang
ditahbiskan dengan mengenakan kepadanya segala pakaian kudus, janganlah membiarkan rambutnya terurai dan
janganlah ia mencabik pakaiannya.
(21:11) Janganlah ia
dekat kepada semua mayat, bahkan janganlah ia menajiskan diri dengan mayat
ayahnya atau ibunya.
(21:12) Janganlah ia
keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus
Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah
dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
-
Sebagai seorang
imam/pelayan Tuhan yang diurapi, jangan membiarkan rambutnya terurai.
Rambut yang panjang menunjukkan ketundukan seorang isteri kepada suaminya,
sama seperti tubuh (gereja Tuhan) kepada Kristus sebagai kepala.
Terurai =
membiarkan rambut tidak terurus, menunjukkan bahwa isteri (tubuh) tidak tunduk
kepada suami yaitu Kristus yang adalah kepala dari tiap-tiap gereja.
-
Kemudian, janganlah
ia mencabik, merusak, menodai, mencemari pakaiannya, melainkan
memperhatikan pakaiannya supaya tetap bersih berkilau-kilauan, itulah lenan
halus.
Lenan halus, itulah perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus.
-
Janganlah ia dekat kepada semua mayat, bahkan mayat ayahnya atau ibunya, artinya; jangan dekat dengan
perbuatan-perbuatan daging, supaya jangan mati rohani.
-
Jangan ia keluar dari tempat kudus.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, tempat kudus terkena pada ruangan
suci.
Di dalam ruangan suci terdapat 3 macam alat à ketekunan dalam 3 macam ibadah utama, yang harus
dijalankan;
·
Meja roti sajian à ketekunan dalam IBADAH PENDALAMAN ALKITAB disertai
perjamuan suci.
Kegunaannya: mendewasakan sidang jemaat, puncaknya: tua-tua.
Menghaslkan iman.
·
Pelita emas à ketekunan dalam IBADAH RAYA MINGGU disertai kesaksian.
Kegunaannya: untuk meneguhkan, memantapkan karunia-karunia roh yang
diterima tiap-tiap orang.
Menghasilkan pengharapan.
Pengharapan ini perlu dan itu harus menjadi bagian dari anak-anak Tuhan.
Pengharapan dari anak-anak Tuhan adalah sauh yang kuat, yang kokoh, aman
bagi jiwa kita, yang melabuhkan kita sampai ke belakang tabir, Ruangan Maha
Suci, dan perlu diketahui; pengharapan tidak mengecewakan, sebab Ia yang
menjanjikannya setia.
Seharusnya, orang yang menaruh pengharapannya kepada Tuhan harus menyucikan
diri (1 Yohanes 3: 3).
·
Mezbah dupa à ketekunan dalam IBADAH DOA PENYEMBAHAN.
Kegunaannya: memberi kemampuan untuk sampai berada di dalam perobekan
daging, sebagaimana Yesus; Ia dimampukan untuk menanggung penderitaan di atas
kayu salib, karena diawali dari penyembahan di taman Getsemani.
Ketika kita berlutut merendahkan diri di bawah kaki Tuhan, kita akan
mengalami kekuatan yang luar biasa.
Dua lutut adalah kekuatan kita. Ketika kita berlutut, di situ terdapat kekuatan
kita untuk memikul tanggung jawab di atas pundak.
Tidak ada kekuatan bila kita tidak menyembah, kita harus menggunakan kedua
lutut supaya kita memiliki kekuatan.
Doa penyembahan menghasilkan kasih, itu sebabnya ketika kita sujud
menyembah, merendahkan diri di bawah kaki Tuhan, tersungkur di bawah kaki
Tuhan, kita tenggelam dalam kasih-Nya.
Oleh sebab itu, ketika kita menyembah, kita terserap oleh wujud-Nya, dan
tenggelam dalam kasih-Nya, kemudian tanpa kita rasakan, air mata mengalir, bersama dengan
Tuhan kita lalui kenikmatan, kita rasakan kasih-Nya yang besar, selanjutnya
menyadari bahwa kita hidup
oleh karena kemurahan
Tuhan.
Dengan tekun
dalam 3 macam ibadah
utama, maka mereka tidak akan pernah melanggar kekudusan, tempat kudus Allah,
tidak akan mengotori rumah Tuhan.
Dampak positif
jika tekun dalam 3 macam ibadah utama, dengan kata lain berada dalam tempat
kudus: minyak urapan Allah tetap ada di
atas kepala, pengurapan itu terus berlangsung, inilah yang disebut pengurapan
yang penuh.
Minyak à pengurapan Roh Kudus.
Kita
membutuhkan minyak supaya pelita tetap menyala untuk menjadi terang yang abadi. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment