IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 22 AGUSTUS 2014
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: PERKATAAN
KURANG AJAR DARI KEHIDUPAN KANAK-KANAK
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
dan kasih setia Tuhan
yang abadi.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita boleh beribadah
melayani kepada Tuhan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, disertai dengan
perjamuan suci.
Biarlah kiranya kita kembali diberkati oleh Tuhan, lewat
pembukaan rahasia firman Tuhan.
Kita kembali memperhatikan KITAB MALEAKHI.
Maleakhi 3: 15
(3:15) Oleh sebab itu kita ini menyebut
berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan
saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga."
Pada ayat 13-14 yang disampaikan pada minggu lalu, kita
telah melihat perkataan kurang ajar, antara lain: “Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara
apa yang harus dilakukan terhadap-Nya? Dan berjalan dengan pakaian berkabung di
hadapan TUHAN semesta alam”
Kemudian, berikut ini perkataan kurang ajar di hadapan
Tuhan, antara lain;
-
menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah
-
bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu
-
tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga
Ketiga hal tersebut adalah perkataan KURANG AJAR di
hadapan Tuhan.
Perkataan kurang ajar di hadapan Tuhan menunjukkan bahwa
mereka itu terlalu cepat berkata-kata.
Yakobus 1: 19
(1:19) Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang
hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat
untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar tetapi
lambat untuk berkata-kata, inilah kebenaran di hadapan Tuhan.
Dan kebenaran itu tidak boleh diputar balik. Kalau
diputar balik, berarti; lambat untuk mendengar, cepat untuk berkata-kata, dan
ini bukan kebenaran.
Kerugian yang terjadi bila lambat untuk
mendengar.
Ibrani 5: 11-13
(5:11) Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar
untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
(5:12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya
menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
(5:13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran
tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
Lamban dalam hal mendengar menunjukkan kerohanian yang
masih kanak-kanak, sedangkan kanak-kanak tidak memerlukan makanan keras,
melainkan susu, yaitu asas-asas pokok
dari penyataan Allah, itulah pemberitaan firman hanya sebatas percaya dan bertobat saja.
Ibrani 6: 1-2
(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas
pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang
penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan
yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,
(6:2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan,
kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.
Jadi, dasar pertobatan dan kepercayaan itu, antara lain;
mengacu hanya sebatas pembaptisan, penumpangan tangan dan kebangkitan orang
mati = pemberitaan firman hanya sebatas mujizat-mujizat semata, itulah asas-asas pokok dari penyataan Allah.
Pendeknya; hanya menghendaki tanda-tanda atau
mujizat-mujizat semata.
Contoh; dalam 1 Korintus
1: 20-24, dikatakan orang-orang Yahudi hanya menghendaki tanda, sehingga
pemberitaan firman tentang salib adalah batu sandungan bagi mereka.
Sedangkan orang Yunani hanya menghendaki hikmat, sehingga
pemberitaan firman tentang salib adalah suatu kebodohan.
Berarti, pemberitaan firman tentang salib Kristus diganti
dengan tanda-tanda heran atau pun mujizat-mujizat = pemberitaan firman yang DIKURANGKAN.
Kemudian, pemberitaan firman yang DITAMBAHKAN adalah
pemberitaan firman yang disertai cerita-cerita isapan jempol, dongeng
nenek-nenek tua, takhayul-takhayul.
Sekarang kita lihat lebih jauh KEROHANIAN YANG MASIH
KANAK-KANAK.
Kerohanian yang masih kanak-kanak masih memerlukan susu,
bukan makanan keras, itu sebabnya Rasul Paulus berkata: “... banyak yang harus kami katakan, tetapi yang
sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan”
Kalau lamban dalam hal mendengar, maka ia akan cepat
berkata-kata perkataan kurang ajar di hadapan Tuhan.
Barangkali mulut tidak mengeluarkan kata-kata kurang
ajar, tetapi kalau 3 perkataan di atas tersirat dalam hati, itu seharga dan
senilai.
Hati-hati dengan perkataan kurang ajar. Memang tanpa kita
sadari, seringkali perkataan kurang ajar ini terucap di hadapan Tuhan.
Yohanes 6: 1-2
(6:1) Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau
Tiberias.
(6:2) Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya
terhadap orang-orang sakit.
Orang banyak berbondong-orang mengikuti Dia, karena
mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan yang diadakan-Nya terhadap orang
sakit.
Yohanes 6: 3
(6:3) Dan Yesus naik ke atas gunung dan
duduk di situ dengan murid-murid-Nya.
Oleh sebab itu, Yesus segera naik ke atas gunung, duduk
bersama murid-murid-Nya.
Artinya; kalau pengikutan kita hanya hanya sebatas
tanda-tanda heran, mujizat-mujizat, Tuhan tidak tertarik, oleh sebab itu, Yesus
menyingkirkan diri dan naik ke atas gunung.
Yohanes 6: 13-14
(6:13) Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh
dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
(6:14) Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya,
mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar
Nabi yang akan datang ke dalam dunia."
Setelah melihat mujizat yang diadakan oleh Yesus, yaitu
memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan, selanjutnya mereka berkata:
“Dia ini adalah benar-benar Nabi yang
akan datang ke dalam dunia”
Ini adalah pernyataan yang keliru karena pemahaman yang
salah.
Kita bandingkan dengan PERNYATAAN YANG BENAR.
Yohanes 4: 18-20
(4:18) sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang
padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
(4:19) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan,
nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.
(4:20) Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan,
bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."
Ketika Yesus mengadakan penyucian dosa kenajisan terhadap
perempuan Samaria, pada saat itulah perempuan Samaria berkata dan mengakui
bahwa Yesus adalah seorang nabi.
Ini adalah perkataan yang benar karena
pemikiran/pemahaman yang benar.
Dalam hidup kekristenan, apalagi seorang pelayan Tuhan,
harus menghargai firman nubuatan, mengakui penyucian firman, jangan mendikte si
pemberita firman, supaya perkataan kita tidak salah karena pemahaman yang
salah.
Kembali kita memperhatikan ...
Yohanes 6: 15
(6:15) Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia
dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
Oleh karena mujizat yang diadakan oleh Yesus, mereka
hendak menjadikan Yesus raja dengan paksa, tetapi pada saat itu juga Yesus
segera menyingkir.
Tuhan tidak tertarik menjadi Raja atas mereka, apabila dalam
pengikutan mereka yang hanya sebatas mujizat, tanda-tanda heran semata, tanpa
kesucian hidup.
Kalau kita bandingkan dalam Wahyu 19, Yesus tampil
sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga atas mereka yang disucikan dan disempurnakan.
Pendeknya; kalau di tengah-tengah ibadah tanpa penyucian
firman, hanya fokus pada perkara-perkara lahiriah, yaitu mujizat-mujizat, maka
Tuhan tidak bertakhta di dalamnya. Kalau pun ibadah dan pelayanan itu
diijinkan, namun Tuhan tidak bertakhta di dalamnya.
Asal kita mau mengakui penyucian firman, yang walaupun
keras dan sakit bagi daging, namun Tuhan hadir di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan tersebut.
Yohanes 6: 25-26
(6:25) Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka
berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?"
(6:26) Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu
mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat
tanda-tanda, melainkan karena kamu telah
makan roti itu dan kamu kenyang.
Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Tuhan bukan
karena mujizat yang pertama, yaitu keubahan hidup lewat penyucian firman,
melainkan karena mujizat yang menyembuhkan orang sakit dan mujizat memberi
makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan.
Kalau pengikutan kita hanya sebatas ini, sia-sialah
pengikutan kita, sia-sialah apa yang kita kerjakan selama ini.
Mengikuti Tuhan tanpa keubahan adalah kesia-siaan.
Mari kita lihat pernyataan Yesus pada ayat 27 ...
Yohanes 6: 27
(6:27) Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan
untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup
yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang
disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."
Bekerjalah untuk makanan yang membawa pada hidup yang
kekal. Layanilah Tuhan oleh karena karena makanan yang memberi pada hidup yang
kekal.
Jadi, jangan melayani, mengikuti Tuhan karena makanan
yang hanya mengenyangkan perut semata.
Tetapi biarlah kita mengikuti Tuhan karena makanan
rohani, sebagai kebenaran yang membawa pada hidup yang kekal.
Sekali lagi saya katakan, bekerjalah untuk makanan yang
tidak binasa, itulah kebenaran firman Allah yang diberikan oleh Yesus Kristus,
Dialah yang dipercayakan oleh Allah Bapa dengan meterai-Nya.
Mari kita lihat lebih jauh ...
Yohanes 6: 35
(6:35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah
roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak
akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Yesus Kritus adalah roti hidup, roti yang turun dari
sorga; memberi makan orang yang lapar dan haus.
Yohanes 6: 51, 54-55
(6:51) Akulah roti hidup yang telah
turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan
Kuberikan untuk hidup dunia."
(6:54) Barangsiapa
makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan
membangkitkan dia pada akhir zaman.
(6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar
makanan dan darah-Ku adalah benar-benar
minuman.
Daging Yesus benar-benar makanan, darah Yesus benar-benar
minuman.
Berarti, roti yang turun dari sorga, yang membawa pada
hidup yang kekal adalah PEMBERITAAN FIRMAN TENTANG SALIB KRISTUS = firman
penyucian = makanan keras.
Selanjutnya, setelah Yesus menyampaikan bahwa diri-Nya
adalah roti yang turun dari sorga, yang adalah pemberitaan firman tentang salib
Kristus ...
Yohanes 6: 59-60
(6:59) Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di
rumah ibadat.
(6:60) Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang
berkata: "Perkataan ini keras,
siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
Orang banyak yang berbondong-bondong tidak sanggup
menerima makanan keras, itulah pemberitaan firman tentang salib = firman
penyucian.
Kerohanian yang masih kanak-kanak tidak sanggup menerima
makanan keras.
Itu sebabnya dalam Ibrani 5: 11-13, dikatakan: kerohanian
yang masih kanak-kanak kasih memerlukan susu, bukan makanan keras.
Barangsiapa masih memerlukan susu, yaitu asas-asas pokok
tentang kebenaran, ia tidak tahu tentang kebenaran, karena kerohaniannya masih
kanak-kanak.
Pada waktu orang banyak mengatakan bahwa perkataan Yesus
itu keras, tepatnya berada pada injil Yohanes 6: 60. Jika disatukan menjadi 66,
itulah seluruh jumlah kitab dalam perjanjian Lama sampai perjanjian baru,
itulah yang benar.
Pengajaran firman mempelai = firman penyucian =
pemberitaan firman tentang salib Kristus adalah kebenaran yang sejati.
Memang tidak enak bagi daging ketika kita dikoreksi lewat
pemberitaan firman yang keras, tetapi itu adalah kebenaran.
Saya kira, bukan suatu kebetulah ketika Tuhan menurunkan
wahyu-Nya, menyusun firman itu sedemikian rupa.
Yohanes 6: 61
(6:61) Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya
bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?
Yesus tahu bahwa hati mereka bersungut-sungut ketika
pengajaran yang keras itu disampaikan, tetapi sekalipun demikian, Yesus tidak
berhenti untuk menyatakan kebenaran yang sejati, sebagai bukti; Yesus berkata:
“Adakah perkataan itu menggoncangkan
imanmu?”
Ini juga merupakan pertanyaan kepada kita dalam setiap
kita mendengar pemberitaan firman dalam 3 macam ibadah utama. Ketika kita
dikoreksi oleh pemberitaan firman, apakah itu menggoncangkan iman kita?
Kalau firman yang keras itu menggoncang iman, selanjutnya
menolak firman yang keras itu, maka tidak lama kemudian, goncangan iman itu
akan merontokkan sendi-sendi kerohaniaannya.
Oleh sebab itu saya katakan: hati-hati dengan perkataan
kurang ajar. Tidak tercetus pun, asal tersirat dalam hati, itu sama saja dengan
kurang ajar di hadapan Tuhan.
Kalau ditinjau dari sudut waktu yang begitu lama,
sesungguhnya sudah saatnya seseorang menjadi pengajar/guru-guru kebenaran = firman
Tuhan dari Yerusalem, justru firman yang telah disampaikan itu harus
diulang-ulang kembali, karena lamban untuk mendengar yang akhirnya cepat untuk
berkata-kata, dengan kata lain kurang dengar-dengaran.
Yohanes 6: 63
(6:63) Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna.
Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.
Sesungguhnya, perkataan-perkataan yang keras, itulah
firman penyucian, adalah roh dan hidup.
Huruf yang tertulis dalam kitab suci itu mati, namun
rohlah yang memberi hidup, itulah perkataan-perkataan yang keras = firman
penyucian.
Tetapi firman yang ditambahkan dan dikurangkan, bukanlah
firman yang hidup, itu adalah firman yang mati, karena pemberitaan firman hanya
sebatas hurufiah saja.
Yohanes 6: 66
(6:66) Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Sejak saat itu juga, selain orang banyak
berbondong-bodong, banyak murid-murid yang mengundurkan diri = murtad, karena
perkataan yang keras itu menggoncangkan iman mereka, sampai akhirnya
merontokkan sendi-sendi kerohanian mereka.
Pada saat murid-murid dan orang banyak mengundurkan diri,
kisah ini tepatnya ditulis dalam Yohanes 6: 66.
Jika disatukan menjadi 666, ini merupakan cap meterai
dari antikris.
1 Yohanes 2: 18-19
(2:18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang
telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit
banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu
yang terakhir.
(2:19) Memang mereka berasal dari antara
kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh
termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita,
niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya
menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
Antikris itu berasal dari antara kita. Awalnya mereka itu
adalah anggota tubuh Kristus, tetapi karena mereka tidak sungguh-sungguh,
akhirnya mereka mengundurkan diri = murtad.
Sama halnya dengan orang banyak berbondong-bondong. Pada
Yohanes 6: 60, mereka berkata bahwa perkataan Yesus itu keras, dan mereka tidak
mau segera diubahkan oleh perkataan yang keras, sampai pada akhirnya dalam
injil Yohanes 6: 66, mereka mengundurkan diri.
Memang, kalau pengikutan kepada Tuhan tidak
sungguh-sungguh, pelayanan tidak sungguh-sungguh, penyucian tidak
sungguh-sungguh, maka cepat atau lambat ia akan mundur/murtad.
Oleh sebab itu, sungguh-sungguh saja; beribadah
sungguh-sungguh, melayani sungguh-sungguh, mengikuti Tuhan sungguh-sungguh,
segala sesuatu yang kita pegang biarlah kita kerjakan dengan sungguh-sungguh.
1 Yohanes 2: 22-23
(2:22) Siapakah pendusta itu? Bukankah
dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus?
Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.
(2:23) Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa.
Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.
Tidak sungguh-sungguh memikul tangguing jawab yang Tuhan
percayakan di tengah-tengah ibadah dalam satu kandang penggembalaan, sama
artinya; menyangkal Kristus dan salib-Nya = menyangkal Bapa.
Dan antikris itu adalah pendusta.
Dalam injil Yohanes 8: 44 dikatakan; iblis adalah
pendusta. Berarti, antikris sebagai pendusta, adalah anak-anak dari
Iblis/Setan.
Dari sejak semula, mereka itu adalah pembunuh, pembinasa
keji, dan di dalam dirinya tidak ada kebenaran.
Sekarang kita lihat; PRIBADI YANG LAIN, yang menolak
pemberitaan firman tentang salib.
Matius 16: 21
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa
Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung
banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,
lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
Yesus memberitahukan kematian-Nya, di mana Ia harus pergi
ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam
kepala dan ahli-ahli Taurat selanjunya mati terbunuh di atas kayu salib = pemberitaan firman tentang salib Kristus.
Sekarang kita melihat; REAKSI DARI MURID-MURID YESUS
setelah MENDENGAR PERNYATAAN YESUS.
Matius 16: 22-23
(16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya:
"Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu!
Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan
bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa
yang dipikirkan manusia."
Simon Petrus menolak pemberitaan firman tentang salib
Kristus.
Menolak pemberitaan firman tentang salib Kristus = ajaran setan, yaitu pemberitaan firman yang
ditambahkan dan dikurangkan.
Itu sebabnya Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Enyahlah Iblis”
Sesungguhnya, Simon Petrus bukanlah setan, tetapi ajaran
yang dia adopsi adalah ajaran setan.
Oleh sebab itu, hamba Tuhan tidak boleh segan-segan
menyampaikan pemberitaan firman tentang salib, tidak perlu takut dan ragu.
Tanda bila seseorang menolak pemberitaan
firman tentang salib Kristus: tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh
Allah, melainkan memikirkan apa yang
dipikirkan oleh manusia.
Pikiran Allah adalah supaya manusia berdosa memperoleh
keselamatan, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal (Yohanes 3: 16)
Sementara Simon Petrus memikirkan apa yang diipikirkan
oleh manusia, menunjukkan bahwa Simon Petrus adalah manusia daging.
Roma 8: 5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut
daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh,
memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang
dari daging, untuk menyukakan daging, sesuai dengan 15 perbuatan daging dalam
Galatia 5.
Manusia daging tidak pernah memikirkan hal-hal yang dari
Roh, itulah perkara-perkara yang rohani, yang berasal dari atas, dari sorga,
itulah segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah dan pelayanan, manusia
daging cenderung tutup mata terhadap hal ini karena dia hanya memikirkan
hal-hal yang dari daging saja.
Roma 8: 7
(8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan
terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang
tidak mungkin baginya.
Mereka yang hidup menurut keinginan daging adalah
perseteruan terhadap Allah/musuh Allah, sebab mereka tidak takluk kepada hukum
Allah, tidak tunduk pada kebenaran.
Orang yang semacam ini adalah musuh pertama dari Tuhan. Oleh
sebab itu, tadi Yesus segera mengusir ajaran setan yang diadopsi oleh Simon
Petrus.
Kalau tidak tunduk pada pembukaan rahasia firman Tuhan,
maka ia adalah musuh pertama dari Tuhan = antikris, lawan dari Kristus.
Manakala kita dikoreksi malam hari ini, biarlah kita
terima dengan lembut, jangan tersirat sesuatu yang tidak baik, sebab itu adalah
perkataan yang kurang ajar.
Roma 8: 8
(8:8) Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
Roma 8: 6
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah
hidup dan damai sejahtera.
Mereka yang memikirkan hal-hal yang dari daging tidak
berkenan kepada Allah dan menuju kepada kematian, kebinasaan yang kekal.
Kalau ada anak-anak Tuhan yang tidak mengakui firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan, bahkan cenderung menolak, itu adalah
antikris.
Awal pertama kita menerbitkan firman pengajaran mempelai
dalam Buli Buli Emas Berisi Manna, tidak sedikit yang menentang, bahkan beberapa
hamba Tuhan menentang, jangan sampai kita juga turut menentang, dan akhirnya
disebut antikris.
2 Korintus 4: 3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup
untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka
tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Menolak cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus = menolak
pembukaan/penyingkapan rahasia firman Tuhan = menolak perkataan-perkataan yang
keras, yaitu firman penyucian. Dan mereka yang menolak itu adalah orang-orang
yang ditentukan untuk binasa.
Berarti, kalau ada anak-anak Tuhan yang tidak mengakui
firman pengajaran yang rahasianya dibukakan/disingkapkan adalah orang-orang
yang ditentukan untuk binasa, sebab dalam ayat ini dengan jelas dikatakan: “Jika Injil yang kami beritakan masih
tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa.”
Di sini kita melihat, orang-orang yang menolak cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus (pembukaan rahasia firman Tuhan) adalah
orang-orang yang pemikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini.
Setiap zaman ada ilahnya. Ilah itu adalah arus dan
pengaruhnya.
Arus dan pengaruh dunia menghanyutkan, menenggelamkan
kerohanian anak-anak Tuhan sampai dibawa pada kematian rohani, sama seperti
arus sungai Yordan yang bermuara pada laut mati.
Jangan sampai kita dibutakan oleh ilah zaman/dipengaruhi
oleh arus dunia, mulai dari perkataan/gaya bicara, gaya hidup, fashion/cara
berpakaian yang sexy, dan lain sebagainya, itulah gambaran dari arus dan
pengaruh dunia yang menghanyutkan sampai membawa pada kematian rohani.
Seperti apa yang saya perhatikan di TV, seorang hamba
Tuhan memberitakan firman Tuhan dengan gaya bicara dan berpakaian yang sama
dengan dunia ini, bahkan gaya rambut yang sama seperti dunia, di mana rambutnya
dinaikkan ke atas (lancip), sedangkan kepala bagian kiri dan kanan
dicepak/potong tipis, masakan seorang hamba Tuhan demikian?
Ada tiga kali perkataan-perkataan kurang
ajar di hadapan Tuhan (Maleakhi 3: 15).
YANG PERTAMA: “MENYEBUT BERBAHAGIA ORANG-ORANG YANG
GEGABAH”
Gegabah, artinya; berani bertindak sehingga tidak
hati-hati = teledor.
2 Samuel 6: 7
(6:7) Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya
itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu.
Tuhan membunuh Uza, oleh karena keteledorannya.
Adapun keteledoran dari pada Uza adalah ketika
lembu-lembu yang menarik kereta itu tergelincir, maka pada saat itu Uza
mengulurkan tangan kepada tabut perjanjian.
Mengulurkan tangan pada tabut perjanjian, itu merupakan
keteledoran.
Tabut perjanjian adalah takhta Allah, kemuliaan Allah,
kesempurnaan Allah, kedaulatan Allah, kemurnian Allah dicampur aduk dengan ketidak-murnian
manusia.
Segala sesuatu yang tidak murni tidak boleh dicampur aduk
dengan pelayanan. Sekalipun kereta yang membawa tabut perjanjian itu baru, namun
kemuliaan Allah, kesempurnaan Allah, kedaulatan Allah, kemurnian Alalh tidak
boleh dicampur dengan sesuatu yang tidak murni.
Mari kita lihst; AWAL DARI KETELEDORAN UZA.
2 Samuel 6: 3
(6:3) Mereka menaikkan tabut Allah itu ke
dalam kereta yang baru setelah mengangkatnya dari rumah Abinadab yang di
atas bukit. Lalu Uza dan Ahyo, anak-anak Abinadab, mengantarkan kereta itu.
Mereka menaikkan tabut Allah ke dalam kereta yang baru.
Sesungguhnya, tabut perjanjian itu harus dipikul di atas
pundak.
Apapun yang Tuhan percayakan, tugas-tugas pelayanan yang
Tuhan percayakan dalam kandang penggembalaan ini, apapun yang Tuhan berikan
dalam kandang penggembalaan ini harus dipikul di atas pundak.
Kalau kita bertanggung jawab atas apa yang Tuhan
percayakan = profesional.
Tabut perjanjian harus dipikul di atas pundak, tidak
boleh dinaikkan ke dalam kereta, sekalipun kereta itu baru.
Artinya; ibadah pelayanan itu harus dipikul di atas
pundak, tidak boleh menggunakan cara-cara yang baru, yang kelihatannya menarik
dan modern. Hendaklah dipikul sekalipun kelihatan kuno, kolot, ketinggalan
zaman.
Cara-cara yang baru, mulai dari; rubuh-rubuh setelah
penumpangan tangan, ketawa dalam roh, muntah-muntah, bahkan untuk menerima
pengurapan dari Allah harus melalui minyak yang diperjual-belikan. Tetapi semua
itu telah berlalu, tidak bertahan lama.
Semua itu terlihat baru/modern, tetapi percayalah,
menerima pengurapan dari Allah, harus lewat memikul tanggung jawab, rela
berkorban untuk ibadah pelayanan, pada saat itu juga Roh kemuliaan itu menjadi
bahagian hidup yang tidak terpisahkan (1 Petrus 4: 14).
Oleh sebab itu, tidak perlu malu memikul tabut
perjanjian.
Saya melihat satu kali ibadah di daerah Jawa Timur, di
mana ibadah itu disertai dengan ketawa dalam roh.
Setahu saya, orang yang diurapi itu mengambil penderitaan
dalam Kristus, tidak ada ketawa dalam roh, tidak ada pengurapan lewat mediasa
(minyak pengurapan).
Kalau seorang hamba Tuhan menggunakan mediasi, berarti
Tuhan itu terlalu jauh dari hamba Tuhan, dari anak Tuhan. Kita tidak perlu
menggunakan mediasi, cukup dengan lewat penyerahan diri kepada Tuhan, mengambil
bagian dalam penderitaan dan mempertahankan diri dalam kesucian.
Kalau kita tidak segera tunduk pada firman, maka akan
terjadi banyak keteledoran-keteledoran.
Sikap Uza ketika menaikkan tabut perjajian
ke dalam kereta yang baru.
2 Samuel 6: 4
(6:4) Uza berjalan di samping tabut Allah
itu, sedang Ahyo berjalan di depan tabut
itu.
Uza berjalan di samping tabut Allah itu, berarti; menjadi pendamping. Sama seperti dalam pernikahan; di samping
mempelai laki-laki dan perempuan, masing-masing memiliki pendamping, tetapi
pendamping itu bukanlah aktor utama dari pemberkatan nikah. Aktor utama dalam
pemberkatan nikah adalah kedua mempelai.
Kalau hanya sebatas pendamping dalam pelayanan, maka
seorang pelayan tidak akan pernah merasakan kasih Allah, tidak ada hubungan
intim dengan Allah.
Saya himbau dengan tegas; kalau beribadah, beribadahlah
dengan sungguh-sungguh. kalau melayani, layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh,
jangan hanya sebatas pendamping.
Selain itu juga, saat mereka mengantar tabut dalam kereta
yang baru, Ahyo berada di depan tabut perjanjian. Ini adalah
sikap yang salah dari seorang hamba Tuhan.
Berada di depan tabut perjanjian, artinya; mendahului apa
yang menjadi kehendak, rencana Tuhan.
Kalau kita bandingkan dengan imam-imam atau orang-orang
Lewi yang memikul tabut perjanjian, justru mereka berada pada barisan yang
paling depan. Kemudian, jarak antara umat Israel dengan tabut itu ada 2000
hasta, dan pandangan mereka harus terus terarah pada tabut perjanjian, sebab
jalan yang mereka tempuh belum pernah dilalui, sehingga dengan demikian mereka
tidak akan tersesat di padang gurung.
Sebaliknya, kalau mendahului apa yang menjadi kehendak
Tuhan, banyak sekali terjadi penyimpangan, sehingga tersesat, tidak mengerti jalan
Tuhan, kehendak Tuhan.
2 Samuel 6: 5-6
(6:5) Daud dan seluruh kaum Israel menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi,
gambus, rebana, kelentung dan ceracap.
(6:6) Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza
mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir.
Ajaran yang dicampur-campur, ajaran yang tidak benar, yang
kelihatannya maju dan modern, akhirnya tidak bertahan lama, sama seperti
lembu-lembu yang menarik kereta yang baru, akhirnya tergelincir juga.
Karena cara-cara yang modern sudah berlalu, terpaksa
cara-cara manusia dicampur aduk dengan kemurnian Allah, seperti Uza mengulurkan
tangan kepada tabut perjanjian.
Sementara Daud dan seluruh kaum Israel menari-nari di
hadapan Tuhan dengan sekuat tenaga, tetapi lembu yang menarik kereta itu
tergelincir juga.
Kalau melayani dengan cara manusiawi, sekalipun dilakukan
dengan sekuat tenaga, cepat atau lambat itu akan tergelincir, akan berlalu
juga.
Sekarang ini, banyak hal demikian terjadi; mengijinkan
seseorang yang tidak layak untuk memberitakan firman Tuhan, melayani tidak
sesuai dengan tahbisan.
Artis yang pandai bersandiwara dalam layar kaca, lalu
dipercaya untuk menyampaikan firman, ini adalah campur tangan yang tidak suci
terhadap pelayanan yang begitu mulia, sempurna, penuh dengan kemuliaan yang
adalah kedaulatan Allah.
Hal ini memang menarik dan digandrungi banyak orang, tetapi
cepat atau lambat akan berlalu juga.
Tuhan berkemurahan kepada kita, seperti Tuhan
berkemurahan kepada Yosua yang memerintah mereka untuk memikul tabut perjanjian
supaya mereka tidak tersesat di padang gurun, sampai akhirnya mereka tiba di
tapal batas.
Ada tiga kali perkataan-perkataan kurang
ajar di hadapan Tuhan (Maleakhi 3: 15).
YANG KEDUA: “BUKAN SAJA MUJUR ORANG-ORANG YANG BERBUAT
FASIK ITU”
Artinya; lebih menyukai kefasikan dari pada kebenaran,
kesucian, asal mujur, hidup di dalam kelimpahan sekalipun fasik. Ini adalah
perkataan kurang ajar di hadapan Tuhan.
Sementara dalam Mazmur 37 dikatakan; jangan iri, jangan
cemburu kepada orang yang berhasil karena kefasikannya.
Saya kira, lebih baik kita menyerahkan diri sepenuhnya ke
dalam tangan Tuhan, memperhatikan kesucian diri, dan melayani Tuhan dengan
sungguh-sungguh, dari pada memperhatikan kemujuran orang fasik.
Mungkin perkataan yang kurang ajar itu tidak tercetus
dalam mulut, tetapi tersirat dalam hati, itu sama harganya.
Kalau Tuhan sudah memberikan ibadah pelayanan, pikul saja
dengan benar, sebab orang percaya, orang benar hidup oleh iman, bukan karena
usaha.
Ada tiga kali perkataan-perkataan kurang
ajar di hadapan Tuhan (Maleakhi 3: 15).
YANG KETIGA: “DENGAN MENCOBAI ALLAH PUN, MEREKA LUPUT
JUGA”
Berarti, tidak apa-apa mencobai Tuhan, sebab sekalipun
mencobai, tidak ada penghukuman.
Dahulu saya seringkali mencobai Tuhan, karena hidup
susah, pedih, sehingga saya tidak segan-segan berkata bahwa Tuhan tidak adil,
Tuhan tidak ada, tetapi malam ini saya memohon ampun kepada Tuhan.
Sesungguhnya Tuhan itu adil, percayalah.
Tuhan sedang memperhatikan kita semua, Tuhan menghitung
sengsara kita semua, Tuhan menampung air mata di dalam kirbat, menunjukkan
bahwa Tuhan itu benar-benar adil.
Jalan keluar.
Ibrani 5: 11-13
(5:11) Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar
untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
(5:12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya
menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari
penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
(5:13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran
tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
Jalan keluarnya; MENJADI DEWASA ROHANI.
Berarti, membutuhkan makanan keras. Kita memang butuh
firman pengajaran mempelai, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan,
sekalipun keras, tetapi sifatnya menyucikan.
Kita lihat; SIKAP DARI 12 MURID.
Yohanes 6: 67-68
(6:67) Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu
tidak mau pergi juga?"
(6:68) Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami
akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup
yang kekal;
Mempercayakan diri kepada perkataan-perkataan yang keras,
itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan/firman pengajaran mempelai =
firman penyucian terhadap dosa.
Saya menghimbau kepada sidang jemaat; jangan garansikan
diri/hidup kepada pemberitaan-pemberitaan yang lain, yang tidak memberikan
jaminan hidup yang kekal.
Terkadang sikap Simon Petrus tidak masuk akal/konyol,
karena perkataannya tidak dapat dipertanggungjawabkan, tetapi di sini kita
melihat dia mempercayakan dirinya terhadap firman pengajaran yang rahasianya
dibukakan/firman pengajaran mempelai, itulah firman yang keras, firman
penyucian.
Yohanes 6: 45
(6:45) Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar
oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari
Bapa, datang kepada-Ku.
Mereka yang mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa,
datang kepada Yesus Kristus, berarti; menerima pemberitaan firman tentang salib
Kristus, sebab daging Yesus benar-benar makanan dan darah Yesus benar-benar
minuman.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment