Tema: STUDY
YUSUF (Kejadian 37: 1-36, Kejadian
39)
(seri 80)
Subtema: MEMIKUL TABUT PERJANJIAN
Shalom!
Selamat
selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang, kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita diperkenankan,
dimungkinkan berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, sekaligus
mempersembahkan segala korban kepada Tuhan.
Kita kembali memperhatikan PRIBADI YUSUF pada kitab
Kejadian 39.
Kejadian 39: 5
(39:5) Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas
segala miliknya kepada Yusuf, TUHANmemberkati
rumah orang Mesir itu karena Yusuf,
sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya,
baik yang di rumah maupun yang di ladang.
Tuhan memberkati rumah Potifar karena kehadiran Yusuf,
sehingga berkat Tuhan ada atas segala milik Potifar, baik yang di rumah maupun
yang di ladang.
Kehadiran Yusuf sangat menentukan keadaan dari pada
Potifar dan rumahnya dan segala sesuatu yang ada padanya, menunjukkan bahwa
Yusuf berada dalam dua hal;
YANG PERTAMA: Yusuf melakukan firman Tuhan dengan setia.
Dalam Ulangan 28: 1-2 dikatakan di sana, apabila
seseorang mendengar firman Tuhan dan melakukannya dengan setia, maka ia akan
diangkat atas segala bangsa di bumi ini dan berkat-berkat Tuhan menjadi
bagiannya.
Kehadiran Yusuf sangat menentukan keadaan dari pada
Potifar dan rumahnya dan segala sesuatu yang ada padanya, menunjukkan bahwa
Yusuf berada dalam dua hal;
YANG
KEDUA:
2 Samuel 6: 2
(6:2)
Kemudian bersiaplah Daud, lalu berjalan dari Baale-Yehuda dengan seluruh rakyat
yang menyertainya, untuk mengangkut dari sana tabut
Allah, yang disebut dengan nama TUHAN semesta alam yang bertakhta di atas
kerubim.
Tabut Allah adalah takhta Allah/hadirat Allah.
2 Samuel 6: 10-11
(6:10)
Sebab itu Daud tidak mau memindahkan tabut TUHAN itu ke tempatnya, ke kota
Daud, tetapi Daud menyimpang dan membawanya ke rumah Obed-Edom, orang Gat itu.
(6:11) Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di
rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN
memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.
Tuhan memberkati rumah Obed-Edom serta seisi rumah
Obed-Edom karena keberadaan/kehadiran dari tabut perjanjian di dalam rumah
Obed-Edom.
Selama 3 bulan tabut Allah ada di dalam rumah
Obed-Edom, selama itu pula Tuhan memberkati
Obed-Edom serta seisi rumah Obed-Edom.
Jadi, kehadiran seorang imam sangat menentukan tempat
itu, sebab kehadiran seorang imam = membawa hadirat Allah, sedangkan dimana
hadirat Allah, di situ ada berkat.
Hal ini perlu untuk diperhatikan dan dipikirkan kembali,
supaya kehadiran kita menjadi berkat dimanapun kita berada, baik dalam
perkataan, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik, harus
menjadi berkat.
Sekarang kita berbicara tentang Tabut Allah.
Tabut Allah terdiri dari dua bagian;
1.
Tabut/petiàgereja Tuhan (kehidupan muda remaja).
Adapun
tabut tersebut telah disalut dengan emas bagian luar dan bagian dalam, artinya;
tabiat daging telah ditutupi oleh tabiat Ilahi, lahir dan batin, bagian luar dan
bagian dalam.
Kalau
disalut hanya pada bagian luarnya saja; bagian luar bisa terlihat baik dan
menarik, tetapi bagian dalamnya tidak = munafik; di luar terlihat baik, di
dalamnya tidak.
Tabut
perjanjian itu dibuat dari kayu penaga.
Adapun
kayu penaga itu;
-
Warnanya hitam,
gambaran dari dosa kejahatan.
-
Berduri à kehidupan yang suka menusuk, menyakiti hati orang lain.
-
Keras, menggambarkan
kekerasan hati manusia.
Tetapi di
sini kita melihat, tabut perjanjian itu telah disalut bagian luar dan dalamnya
= tidak ada lagi kemunafikan.
2.
Tutup pendamaian (terbuat dari emas murni) dengan 2 kerub di
atasnya à Allah Trinitas, itulah Tuhan Yesus Kristus.
Tutup
pendamaian menggambarkan pribadi dari Allah
Anak, yaitu Yesus.
Tabiat-Nya:
hidup benar sesuai dengan firman Tuhan.
Kuasa
firman Tuhan, antara lain;
-
Yohanes 8: 31-32
(8:31) Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang
percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar
adalah murid-Ku
(8:32) dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran
itu akan memerdekakan kamu."
Kebenaran/firman
Tuhan memberi kemerdekaan kepada seseorang, berarti; terbebas dari
perhambaan/perbudakan dosa.
Yohanes 8:
33-35
(8:33) Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham
dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu
akan merdeka?"
(8:34) Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang
berbuat dosa, adalah hamba dosa.
(8:35) Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi
anak tetap tinggal dalam rumah.
Setiap
orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa, berarti; belum dimerdekakan oleh
kebenaran/firman Tuhan.
Sebagaimana
orang-orang Yahudi mengaku bahwa mereka adalah keturunan Abraham, tetapi mereka
berupaya menolak, menyangkal kebenaran yang disaksikan oleh Yesus Kristus.
Jadi, untuk
menentukan bahwa pribadi seseorang adalah pribadi yang telah dimerdekakan atau
masih berada di bawah perbudakan, bukan dari faktor keturunan, melainkan sejauh
mana ia mau menerima kebenaran firman Tuhan yang memberi kuasa kemerdekaan.
Dan orang
yang mau menerima kebenaran adalah orang yang dimerdekakan, itulah pribadi seorang
murid.
Murid =
menerima ajaran dengan patuh = dengar-dengaran.
-
Yohanes 17: 17
(17:17) Kuduskanlah
mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah
kebenaran.
Firman
Tuhan adalah kebenaran yang menguduskan manusia.
Lebih jauh
kita melihat ...
Efesus 5: 26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan
firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di
hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu,
tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Dikuduskan/disucikan
sesudah dimandikan dengan air dan firman.
Berarti,
supaya betul-betul kudus, bersih, cemerlang dihadapan Tuhan, dibutuhkan air
yang banyak, sama seperti orang yang mandi sampai bersih, dibutuhkan air yang banyak.
Kalau
orang mandi sebanyak dua tiga gayung saja, seseorang tidak akan bersih, suci,
di hadapan Tuhan.
Kalaupun
dalam setiap ibadah kita menerima air firman yang banyak, tujuannya supaya kita
dikuduskan, supaya kita ditempatkan di hadapan-Nya menjadi cemerlang, tanpa
cacat cela, atau kerut, atau yang serupa itu.
Kemudian,
tutup mendamaian itu terbuat dari emas murni, menggambarkan pribadi Yesus
Kristus di dalam kemurnian dan kebenaran.
1 Korintus
5: 6
(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?
Sedikit
ragi saja mengkhamiri seluruh adonan.
Dalam
kandang penggembalaan ini terdiri dari banyak anggota. Kalau salah satu dari
anggota itu berbuat salah, maka anggota yang lain dalam kandang penggembalaan
akan terkhamiri.
1 Korintus
5: 7-8
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi
adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita
juga telah disembelih, yaitu Kristus.
(5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi
yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan
kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Kemurnian
dan kebenaran, itulah roti yang tidak beragi; tanpa keburukan dan kejahatan.
Itu
sebabnya, sebagai seorang gembala, saya tidak berani untuk menambahkan dan
mengurangkan firman Tuhan, supaya setiap kali kita berpesta dalam setiap
ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan, kiranya kita menikmati roti yang tidak beragi,
yaitu kemurnian dan kebenaran, tanpa keburukan dan kejahatan, itulah pribadi
Yesus Kristus; tidak sedikitpun ada ragi di dalam diri-Nya, tidak sedikitpun
ada keburukan dan kejahatan di dalam diri-Nya.
Sehingga
kalau kita perhatikan, ketika Yesus diadili dihadapan imam besar Kayafas,
Herodes, dan Pilatus, tidak ada satupun kejahatan yang terlihat dalam diri
Yesus Kristus, dan tidak ada satu orang pun yang dapat menyatakan kesalahan
Yesus, sampai akhirnya Pilatus sendiri harus mencuci tangan, tanda tidak
bersalah, ketika ia memutuskan untuk menyalibkan Yesus, pribadi yang murni dan
benar.
Kalau ada
kekurangan, jangan cuci tangan, jangan sampai terjadi lempar batu sembunyi
tangan, kalau salah, akui saja kesalahan, supaya kita semua menjadi adonan yang
baru, sampai pada akhirnya hidup dalam kemurnian dan kebenaran, tidak perlu
malu untuk mengakui segala kekurangan, sebab Anak Domba paskah telah tersembelih,
darah-Nya tercurah atas kita, di dalam Yesus ada pengampunan.
Kemudian; 2 kerub di atas tutup pendamaian.
-
Kerub yang pertama à Allah Bapa = Tuhan, tabiat-Nya adalah kasih.
1 Petrus 4:
8
(4:8) Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh
seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi
banyak sekali dosa.
Jadi, yang
terutama dalam hidup orang Kristen adalah mengasihi dengan sungguh-sungguh
seorang akan yang lain, sebab kasih
menutupi banyak sekali dosa.
Kalau kita
melihat kekurangan orang lain dan selalu menyoroti kekurangan itu, menunjukkan
bahwa ia tidak memiliki kasih, dan kerugian yang terjadi adalah; menyakitkan
hati.
1 Korintus
13: 1-3
(13:1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua
bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan
gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
(13:2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat
dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan
sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali
tidak berguna.
(13:3) Dan
sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan
menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika
aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
Ada 3 hal
yang harus kita perhatikan di sini, jika tidak mempunyai kasih:
1.
Sekalipun seseorang dapat berkata-kata dengan semua
bahasa manusia, yaitu dari tiap-tiap suku, kaum dan bangsa
di atas muka bumi ini, namun itu tidak ada artinya jika tanpa kasih.
Sekalipun berkata-kata dengan bahasa malaikat, yaitu bahasa sorga atau menggunakan bahasa yang rohani,
tetapi kalau tidak memiliki kasih, semua itu tidak ada artinya.
Sehingga
digambarkan seperti; gong yang
berkumandang dan canang yang gemerincing.
Gong yang
berkumandang dan canang yang bergemerincing itu hanya mengeluarkan satu suara,
sehingga ia tidak bisa mengikuti tinggi rendahnya suatu nada,dan tidak mempunyai
irama = tong kosong nyaring bunyinya.
Kalau
seseorang bernyanyi tetapi tidak bisa menentukan suatu tinggi rendahnya nada,
maka nyanyian itu tidak akan ada artinya, sekalipun syair dari lagu itu baik.
Kemudian,
kalau pengiring musik tidak dapat mengiringi lagu/tidak dapat mengikuti irama,
maka lagu itu tidak ada artinya, semuanya kacau/berantakan.
2.
Sekalipun mempunyai
karunia untuk bernubuat, kemudian, mengetahui segala rahasia, memiliki seluruh
pengetahuan, dan memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi
jika seseorang tidak memiliki kasih, sama
sekali ia tidak berguna.
Rasul
Paulus menentukan dirinya sendiri; sekalipun ia dipakai dengan luar biasa di
tengah-tengah pelayanannya kepada Tuhan, Rasul Paulus berkata: “jikalau aku tidak memiliki kasih, aku tidak
sempurna.”
Dan
perkataan rasul Paulus ini terbukti; ia tidak mau terpisah dari kasih
Kristus,sekalipun dengan penindasan, penganiayaan, kesesakan, pedang,
kelaparan, ketelanjangan, bahaya, ia siap menerima resiko, bahkan ia ada
didalam bahaya maut sepanjang hari, menjadi domba sembelihan di tengah-tengah
pelayanannya kepada Tuhan.
Jadi,
kasihlah yang membuat seseorang berguna di hadapan Tuhan, bukan
karunia-karunia, bukan karena tanda-tanda heran yang dapat dikerjakan oleh
seorang hamba Tuhan.
Hal ini
bertujuan supaya kita tidak keliru dalam melayani Tuhan.Banyak orang mengikuti
Tuhan dengan motivasi yang salah karena pengertiannya yang salah.
3.
Rasul Paulus berkata; sekalipun
aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku
untuk dibakar, tetapi jika aku tidak
mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
Kasih itu sangat berfaedah, sangat berarti
bagi Rasul Paulus.
Pengorbanannya
di tengah-tengah ibadah pelayanannya tidak berfaedah jika tanpa kasih Tuhan.
Sehingga
selanjutnya Rasul Paulus menunjukkan 14 praktek kasih.
1 Korintus
13: 4-7
(13:4) Kasih itu sabar;
kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak
sombong.
(13:5) Ia tidak melakukan
yang tidak sopan dan tidak mencari
keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan
tidak menyimpan kesalahan orang lain.
(13:6) Ia tidak
bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
(13:7) Ia menutupi segala sesuatu,percaya segala sesuatu,
mengharapkan segala sesuatu,sabar menanggung
segala sesuatu.
Inilah 14
praktek kasih.
1. Kasih itu SABAR.
2. Kasih itu MURAH HATI.
3. Kasih itu TIDAK CEMBURU.
4. Kasih itu TIDAK MEMEGAHKAN DIRI.
5. Kasih itu TIDAK SOMBONG.
6. Kasih itu TIDAK MELAKUKAN YANG
TIDAK SOPAN.
7. Kasih itu TIDAK MENCARI
KEUNTUNGAN.
8. Kasih itu TIDAK PEMARAH.
9. Kasih itu TIDAK MENYIMPAN
KESALAHAN ORANG LAIN.
10. Kasih itu TIDAK BERSUKACITA KARENA KETIDAKADILAN,
tetapi karena kebenaran.
11. Kasih itu MENUTUPI SEGALA SESUATU.
12. Kasih itu PERCAYA SEGALA SESUATU.
13. Kasih itu MENGHARAPKAN SEGALA SESUATU.
14. Kasih itu sabar MENANGGUNG SEGALA SESUATU.
Dan
praktek itu telah ditunjukkan oleh Allah Bapa dalam ...
Yohanes 3:
16
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.
Kasih
Allah kepada manusia adalah mengorbankan Anak-Nya yang tunggal, Anak
satu-satunya, menyerahkan segala sesuatu yang menjadi milik-Nya.
Berarti
praktek kasih adalah PENGORBANAN.
Kejadian 3:
21
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat
pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu
mengenakannya kepada mereka.
Tuhan
Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk menutupi ketelanjangan Adam dan
isterinya.
Allah
membuat pakaian dari kulit binatang, namun terlebih dahulu binatang itu
disembelih, inilah gambaran dari kasih Allah.
Binatang
yang disembelih à pada korban Kristus.
Bandingkan
dengan ayat 7 ...
Kejadian
3: 7
(3:7) Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu,
bahwa mereka telanjang; lalu mereka
menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Ketika
Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka berupaya untuk menutupi ketelanjangan
mereka dengan menyemat daun pohon ara, tetapi cepat atau lambat daun pohon ara
akan kering, dan hancur; kembali terlihat ketelanjangan mereka.
Namun oleh
karena kasih Allah, Allah memberikan pakaian dari kulit binatang untuk menutupi
ketelanjangan.
Binatang
yang dikuliti à pribadi Yesus Kristus yang dikorbankan di atas kayu
salib.
-
Kerub yang keduaà Allah Roh Kudus = Kristus.
Yohanes 14:
16, 26
(14:16) Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan
memberikan kepadamu seorang Penolong yang
lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
(14:26) tetapi Penghibur,
yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan
mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Yohanes
16: 8
(16:8) Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;
Tabiat Roh
Kudus/Roh Kebenaran:
1. Penolong, berarti;
menjadi penolong bagi orang yang membutuhkan pertolongan dari Tuhan.
2.
Menyertai manusia
selama-lamanya.
3.
Penghibur, berarti;
menghibur manusia manakala dalam kesusahan.
4.
Mengajarkan segala
sesuatu kepada manusia.
5.
Mengingatkan kembali firman
Tuhan yang pernah dengar dan terima.
6.
Menginsafkan manusia
akan dosa.
Dampak positif bila hidup dalam Roh Kudus;
1.
Imamat 21: 12
(21:12) Janganlah ia
keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus
Allahnya, karena minyak urapan Allahnya,
yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan,
ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Minyak
urapan di atas kepala menandakan kehidupan yang dikhususkan kepada Allah.
Syarat
untuk mempertahankan minyak urapan tetap di atas kepala: jangan keluar dari
tempat kudus.
Kalau dikaitkan
dengan pola Tabernakel terkena pada ruangan suci, dimana di dalamnya terdapat 3
malam alat à ketekunan dalam 3 macam ibadah utama.
-Meja roti
sajianà ketekunan dalam Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Menghasilkan:
iman.
-Pelita
emasà ketekunan dalam Ibadah
Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
Menghasilkan:
PENGHARAPAN.
-Mezbah dupaà ketekunan dalam Ibadah
Doa Penyembahan.
Menghasilkan:
kasih.
Tujuan
tekun dalam 3 macam ibadah utama: supaya tidak melanggar kekudusan tempat kudus
Allahnya = hidup di dalam kekudusan.
2.
2 Korintus 1: 21-22
(1:21) Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama
dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang
telah mengurapi,
(1:22) memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang
memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai
jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.
Roh Kudus
yang dimeteraikan di dalam hati manusia menandakan bahwa ia adalah milik Allah,
dan itu merupakan jaminan yang memberi keselamatan kepada setiap orang.
3.
Mazmur 45: 8
(45:8) Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan;
sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi
teman-teman sekutumu.
Minyak
urapan di atas kepala adalah sebagai tanda kesukaan bagi Allah melebihi orang
lain.
Kemudian,
kalau kita perhatikan di sini; kehidupan yang diurapi adalah pribadi yang
mencintai keadilan dan membenci kefasikan.
Sekilas kita telah melihat dua bagian dari tabut
perjanjian, inilah tanggung jawab yang harus dipikul di atas pundak kita
masing-masing, jangan dilepaskan.
Bandingkan
ketika tabut tidak dipikul diatas pundak...
2 Samuel 6: 3
(6:3)
Mereka menaikkan tabut Allah itu ke dalam
kereta yang baru setelah mengangkatnya dari rumah Abinadab yang di atas
bukit. Lalu Uza dan Ahyo, anak-anak Abinadab, mengantarkan kereta itu.
Di sini kita melihat, bahwa; tabut Allah itu dinaikkan ke
dalam kereta yang baru, berarti; TABUT ALLAH itu TIDAK DIPIKUL.
Sesungguhnya, yang benar adalah tabut Allah harus dipikul
di atas pundak.
Setiap imam atau pelayan-pelayan yang menerima tanggung
jawab sesuai dengan kepercayaan Tuhan, harus dipikul di atas pundak.
Tabut Allah itu dinaikkan ke dalam kereta yang
baru, berarti melayani Tuhan dengan cara-cara yang lain, dengan
cara-cara yang baru, namun tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, sebab tabut
perjanjian harus dipikul di atas pundak.
Banyak gereja tidak lagi memikul tabut di atas pundak,
mereka melayani Tuhan dengan cara-cara yang baru, supaya terlihat lebih modern
dan menarik, tetapi apa artinya semua itu, kalau tabut itu tidak dipikul di
atas pundak?
Melayani dengan cara-cara yang baru, modern, keren dan
terlihat menarik, tetapi tidak dipikul di atas pundak,
itu semua tidak ada artinya dihadapan Tuhan.
Dan saya sendiri, berupaya dengan sekuat tenaga untuk
tetap memikul tabut, kepercayaan yang Tuhan berikan di atas pundak, sekalipun
terlihat kolot dan kuno, itu tidaklah mengapa, yang penting adalah sesuai
dengan kehendak Tuhan.
Memang, kalau kita mengikut Tuhan sesuai dengan kehendak
Tuhan, itu terlihat kuno, namun tidak mengapa asalkan hati Tuhan senang, sebab
untuk apa kita mengadopsi cara-cara yang lain, tetapi hati Tuhan tidak senang.
Mari kita lihat hamba yang menyenangkan hati tuannya.
Matius 25: 20-22
(25:20)
Hamba yang menerima lima talenta itu datang
dan ia membawa laba lima talenta, katanya:
Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima
talenta.
(25:21)
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah
setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam
perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
(25:22)
Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta
itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
Hamba yang pertama dipercaya oleh tuannya 5 talenta,
kemudian ia mengusahakannya lalu memperoleh laba 5 talenta.
Demikian juga hamba yang kedua, dipercaya oleh tuannya 2
talenta, kemudian ia mengusahakannya dan memperoleh laba 2 talenta.
Matius 25: 23
(25:23)
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah
setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan
kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam
kebahagiaan tuanmu.
Hamba yang pertama dan hamba yang kedua disebut hamba
yang baik dan setia, karena rela memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil.
Perlu diketahui; kalau seorang hamba/pelayan setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, maka
Tuhan akan memberikan tanggung jawab dalam perkara yang lebih besar lagi.
Jadi sekali lagi saya katakan; kalau memikul tanggung
jawab di atas pundak, disebut HAMBA YANG BAIK dan SETIA.
Sekarang
kita melihat hamba yang ketiga.
Matius 25: 24-26
(25:24)
Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku
tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan
tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
(25:25)
Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan
talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
(25:26)
Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah
tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari
tempat di mana aku tidak menanam?
Hamba yang ketiga dipercaya hanya satu talenta namun ia
menyembunyikan talenta itu di dalam tanah.
Artinya;
-
Mengubur masa depan.
-
Binasa sebelum masa
penghakiman.
Menyembunyikan talenta di dalam tanah
= tidak memikul tanggung jawab dalam perkara
yang kecil, sehingga tuan itu menyebut hamba yang ketiga sebagai hamba yang jahat dan malas. Berarti malas
= jahat.
Akibat tidak memikul tabut perjanjian.
2 Samuel 6: 4
(6:4) Uza berjalan di samping tabut Allah itu,
sedang Ahyo berjalan di depan tabut itu.
Karena tidak memikul tabut perjanjian di atas pundak, di
sini kita melihat 2 sikap dari 2 pribadi, yaitu;
-
Uza berjalan
di samping tabut perjanjian.
= menjadi
pendamping. Artinya; tidak mengambil bagian dalam penderitaan Kristus.
Kalau kita
perhatikan dalam sebuah pernikahan; pendamping dari mempelai laki-laki ada di
sampingnya, pendamping dari mempelai perempuan juga ada di sampingnya.
Tetapi
yang menjadi aktor utama bukanlah pendamping, melainkan kedua mempelai,
sedangkan pendamping hanyalah pendamping, bukan aktor utama, bukan pelaku,
tidak mengambil bagian dalam kasih Allah, di mana Allah telah mengorbankan
Anak-Nya yang tunggal = tidak mengambi bagian dalam penderitaan Kristus.
Lihat
saja, kalau seseorang hanya mendampingi pelayanan, tidak mengambil bagian di
dalamnya, ia paling suka menghindari salib/tidak terbeban dengan pelayanan.
Matius 16:
24-25
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia
akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan
nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Syarat
untuk menjadi pengikut/pelayan Kristus; menyangkal
dirinya dan memikul salibnya =
rela kehilangan nyawa.
1.
Menyangkal diri,
berarti; menyangkal segala sesuatu yang terkandung di dalam dirinya sendiri.
2.
Memikul salibnya, artinya;
memikul tanggung jawab sesuai dengan kepercayaan Tuhan.
Itulah
syarat mutlak menjadi pengikut Yesus Kristus, termasuk menjadi seorang pelayan
Tuhan.
Jadi,
kalau melayani Tuhan, layanilah dengan sungguh-sungguh, jangan hanya sebatas
pendamping.
Kita semua
harus mengambil bagian di dalam penderitaan Kristus, yang tidak boleh
dilepaskan, apapun yang Tuhan percayakan.
Tetapi Uza
tidak demikian, ia hanya sebatas pendamping saja.
1 Petrus
2: 19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena
sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita
pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu
kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
Menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung, itu adalah kasih karunia.
Berarti,
memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan adalah kasih karunia, sebab syarat
untuk mengikuti/melayani Tuhan: harus mengambil bagian dalam penderitaan
Kristus.
Adalah
kesalahan yang besar, jika seseorang melayani tetapi tidak mengambil bagian
dalam penderitaan Kristus.
1 Petrus
4: 15-16
(4:15) Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita
sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau.
(4:16) Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen,
maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah
ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.
Kalau pun
harus menderita sebagai seorang pengikut/pelayan Kristus, tidaklah perlu malu.
Kalau waktu
kita lebih banyak beribadah dan melayani Tuhan, bagi orang dunia itu adalah
suatu kebodohan, sebab bagi mereka, waktu yang digunakan untuk beribadah dan
melayani Tuhan adalah kesia-siaan, tetapi sesungguhnya tidak.
Dan
kalaupun kita harus menanggung penderitaan karena melakukan tugas pelayanan
yang Tuhan percayakan, kita tidak perlu malu, dan itu bukan suatu kebodohan.
1 Petrus
4: 14
(4:14) Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh
kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Ketika
kita mengambil bagian dalam penderitaan Kristus, justru Roh kemuliaan itu
menjadi bahagian yang tidak bisa dilepaskan dari hidup kita.
- Ahyo berjalan di depan tabut.
Artinya;
mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Kalau kita
bandingkan dengan imam-imam atau orang-orang Lewi yang memikul tabut
perjanjian, justru mereka berada pada barisan yang paling depan.
Kemudian,
jarak antara umat Israel dengan tabut itu ada 2000 hasta, dan pandangan mereka
harus terus terarah pada tabut perjanjian, sebab jalan yang mereka tempuh belum
pernah dilalui, sehingga mereka tidak tersesat di padang gurun (Yosua 3:2-4).
Tetapi
kalau seorang imam yang mendahului kehendak Allah, di dalam dirinya terjadi
banyak penyimpangan-penyimpangan, sehingga tersesatlah ia dalam pengikutannya
kepada Tuhan.
Pada malam
hari ini Tuhan berbicara pada kita dengan kasih yang sempurna, supaya kita
semua menjadi imam-imam yang benar, karena kita berada dalam tahbisan yang
benar.
Kalau kita
berada dalam tahbisan yang benar, maka kita tidak pernah mendahului apa yang menjadi
kehendak Allah, dengan demikian kita tidak tersesat dalam pengikutan kita
kepada Tuhan di tengah-tengah ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Dampak
negatif tidak memikul tabut perjanjian.
2 Samuel 6: 6
(6:6)
Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan
tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir.
Akhirnya, lembu-lembu yang menarik kereta tersebut tergelincir.
Di sinilah kita dapat melihat bahwa; kalau melayani
dengan cara-cara manusia duniawi/buatan tangan manusia, sekalipun terlihat
modern, pada akhirnya akan tergelincir juga. Tidak ada pelayanan di atas muka
bumi ini yang akan bertahan lama, jika menggunakan cara-cara manusia, yang
kelihatannya modern.
Saya banyak melihat pelayanan dengan cara manusiawi,
namun akhirnya cara-cara itu tidak bertahan lama, misalnya;
-
Pelayanan tertawa di
dalam roh, ajaran ini juga tidak
bertahan.
Saya
pernah melihat ajaran seperti ini
di dalam suatu gereja, di Jawa Timur, ketika saya melihat mereka tertawa
di dalam roh, saya terkejut dan bagi saya itu adalah sesuatu yang aneh, karena berdoa
sambil tertawa dengan cekikikan.
-
Pelayanan dengan
muntah-muntah, ajaran ini juga tidak bertahan lama, dan sekarang tidak terlihat
lagi.
-
Pelayanan dengan
rubuh-rubuh maksudnya setiap orang yang didoakan terjatuh / tumbang.
-
Pelayanan dengan
menggunakan mediasi seperti minyak supaya ditengah-tengah ibadah dan pelayanan itu
ada urapan Roh Kudus, namun ajaran ini hampir-hampir tidak terlihat lagi.
Kalau kita
menggunakan mediasi di tengah-tengah ibadah pelayanan kepada Tuhan, menunjukkan
betapa jauhnya jarak antara seorang imam/pelayan dengan Tuhan, seolah-olah
tidak ada pengurapan di dalam diri seorang imam/pelayan Tuhan.
Tuhan kita tidak jauh, asal kita sungguh-sungguh menyerahkan
diri ke dalam tangan Tuhan/penyerahan diri sepenuhnya, dan bertekun di dalamnya,
maksudnya; rela menderita di tengah-tengah pelayanan kepada Tuhan.
Pengurapan itu sejauh penyerahan seorang imam. Pengurapan
itu sejauh kesucian seorang imam.
Saudaraku, malam hari ini kita datang kepada Tuhan apakah
hanya sebatas rutinitas? Kalau hanya sebatas rutinitas, maka pengurapan hanya
sebatas itu saja.
Beberapa hari yang lalu saya berbincang-bincang dengan
seorang hamba Tuhan dari Sumatera via telepon,
kami sepakat melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, dengan berpegang
teguh pada pengajaran mempelai yang benar dan murni tanpa menggunakan cara
–cara duniawi, sekalipun terlihat kuno dan ketinggalan zaman.
2 Samuel 6: 6-7
(6:6)
Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan
tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu
tergelincir.
(6:7) Maka
bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah
membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut
Allah itu.
Kemudian,
pada saat lembu-lembu itu tergelincir, Uza mengulurkan tangannya kepada tabut
Allah itu, tetapi pada saat itu juga, Tuhan membunuh Uza.
Artinya; melayani Tuhan tidak boleh dengan campur tangan
manusia.
Kedaulatan Allah, takhta Allah/kemuliaan Allah,
kesempurnaan Allah, tidak boleh dicampur aduk dengan tangan-tangan manusia yang
tidak murni.
Dari awal saja, hati Tuhan telah tersakiti,
sebab mereka tidak mau memikul tanggung jawab di
atas pundak, melainkan meletakkannya di atas kereta yang baru, sampai pada
akhirnya lembu-lembu yang menarik kereta itu
tergelincir, dan seketika itu juga Uza mengulurkan tangannya pada tabut Allah,
sesungguhnya itu adalah hal yang tidak boleh.
Sekilas kita melihat, apa yang dilakukan Uza ini adalah
baik, tetapi malam hari ini Tuhan memberi pengertian, seperti rembang di tengah
hari, sampai akhirnya kita disempurnakan, asal kita sungguh-sungguh memikul
tabut perjanjian.
Jangan sampai kita mengikuti, melayani Tuhan supaya
sepintas terlihat baik, tetapi biarlah kita betul-betul memikul tanggung jawab
di atas pundak masing-masing sesuai dengan kepercayaan Tuhan.
2 Samuel 6:7-8
(6:7) Maka
bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena
keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu.
(6:8) Daud menjadi marah, karena TUHAN telah
menyambar Uza demikian hebatnya; maka tempat itu disebut orang Peres-Uza sampai
sekarang.
Kemudian, pada saat itu Daud menjadi marah karena Tuhan
telah menyambar Uza demikian hebatnya.
Hal ini sering terjadi menimpa hamba-hamba Tuhan, termasuk
saya sendiri; manakala terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, seringkali kita
menganggap Tuhan yang salah, padahal kitalah yang teledor di hadapan Tuhan.
Tetapi di sini kita melihat; Tuhan tetap berkemurahan,
demikian halnya kepada saya dan saudara, dengan bukti; Tuhan memberikan ibadah
ini dan mempercayakan tugas pelayanan di tengah-tengah ibadah pelayanan ini,
mempercayakan karunia-karunia dan jabatan-jabatan.
Selain itu, pada ayat 8 ini dikatakan; tempat di mana
Tuhan membunuh Uza, disebut Peres-Uza.
Mari kita lihat; PERES.
Daniel 5: 28
(5:28)
Peres: kerajaan tuanku dipecah dan
diberikan kepada orang Media dan Persia."
Peres, artinya; kerajaan itu dipecah menjadi dua bagian, demikian
halnya kepercayaan Tuhan kepada Uza.
Inilah yang disebut Peres-Uza.
Kalaupun Tuhan mempercayakan ibadah dan pelayanan kepada
kita semua, sekali lagi saya katakan; hargai, pikul di atas pundak, bertanggung
jawab di hadapan Tuhan, kalau tidak, kepercayaan Tuhan bisa pecah dan beralih
kepada yang lain. Sama halnya dengan hamba yang ketiga, karena ia tidak menghargai
satu talenta yang dipercayakan oleh tuannya, maka talenta itu diambil dari
padanya, dan diberikan kepada hamba yang lain / hamba yang menerima sepuluh
tanlenta (Matius 25:28).
Kerajaan Babelonia terpecah menjadi 2 bagian, itulah yang
disebut kerajaan Media dan Persia. Hal itu terjadi setelah Belsyazar,
anak Nebukadnezar menjadi raja, sebab Belsyazar ini tidak menghargai segala
kekudusan, kesucian Allah, sebab dia mengambil dan menggunakan
peralatan-peralatan, perkakas-perkakas yang ada di dalam rumah Tuhan untuk
bersenang-senang dan minum anggur, bersama dengan para pelayannya, para gundiknya,
dengan kata lain dia mengecilkan salib Kristus.
Saudaraku, jangan anggap enteng pemberitaan firman ini,
hormatilah firman Tuhan!
Kemudian, sebelum penyebutan Peres, ada penyebutan yang
lain;
Daniel 5: 25-27
(5:25)
Maka inilah tulisan yang tertulis itu: Mené, mené, tekél ufarsin.
(5:26) Dan
inilah makna perkataan itu: Mené: masa
pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan
telah diakhiri;
(5:27) Tekél: tuanku ditimbang
dengan neraca dan didapati terlalu ringan;
-
Mené, artinya; pemerintahan dihitung oleh Allah dan telah
diakhiri.
Kalau
dihitung lalu akhirnya diperhitungkan, itu adalah kemurahan Tuhan, mendapat
upah.
Tetapi
kalau dihitung untuk diakhiri, berarti; berakhirlah masa pemerintahan, tidak
mendapat apa-apa, tidak mendapat upah.
-
Tekél, artinya; ditimbang dengan neraca, kemudian didapati
terlalu ringan.
Kalau
kebenaran terlalu ringan, maka dosa kejahatan, dosa kenajisanlah yang lebih
berat.
Bagaimana
dengan kita di hadapan Tuhan di hari-hari terakhir ini; manakah yang lebih
berat?
Oleh pertimbangan inilah, maka akhirnya kerajaan
Babelonia terpecah dan terbagi menjadi 2 bagian, itulah yang disebut Media dan
persia, yang sekarang disebut negara Iran.
Itulah bagian dari pada Uza di hadapan Tuhan.
Jalan keluarnya.
2 Samuel 6: 9-11
(6:9) Pada
waktu itu Daud menjadi takut kepada TUHAN,
lalu katanya: "Bagaimana tabut TUHAN itu dapat sampai kepadaku?"
(6:10)
Sebab itu Daud tidak mau memindahkan tabut TUHAN itu ke tempatnya, ke kota
Daud, tetapi Daud menyimpang dan membawanya ke
rumah Obed-Edom, orang Gat itu.
(6:11)
Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu,
dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi
rumahnya.
Akhirnya, Daud dengan rasa ketakutan berupaya untuk
membawa tabut perjanjian itu ke dalam rumah Tuhan yang ada di Yerusalem.
Tetapi karena rasa takut itu, akhirnya ia menyimpang dan
meletakkan tabut perjanjian itu di rumah Obed-Edom selama 3 bulan lamanya.
Angka 3 à kematian dan kebangkitan Yesus Kristus = kasih karunia /
kemruahan Tuhan.
Itulah riwayat, sehingga tabut perjanjian itu berada di
rumah Obed-Edom.
Biarlah tabut perjanjian itu kita pikul, sebab di dalam
ibadah dan pelayanan ini Tuhan bertakhta, supaya sebagaimana Obed-Edom
diberkati, juga berkat Obed-Edom menjadi bagian kita, selama kita mau memikul
tabut perjanjian, ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, dengan syarat diawali
dengan pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, sehingga pada
akhirnya tabut perjanjian itu diambil kembali dari rumah Obet-Edom, kemudian
apabila pengangkat-pengangkat tabut itu melangkah
maju enam langkah, Daud mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan
(2
samuel 6:13).
Mengorbankan seekor lembu àkorban Kristus. Sedangkan 6 à manusa/daging.
Kesimpulannya; untuk memikul tabut perjanjian harus
disertai pengorbanan/ penyaliban atas daging.
Kemudian, berkat yang paling nyata diterima oleh Obed-Edom
oleh karena tabut perjanjian itu dalam 1
Tawarikh 26:4-5, Obed-Edom dan anak-anaknya menjadi pejabat lain diantara
orang – orang lewi.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI
PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment