IBADAH RAYA MINGGU, 10 AGUSTUS 2014
Tema: JEMAAT
DI FILADELFIA (dari Wahyu 3: 7-13)
(Seri 13)
Subtema: SION MENJADI PERJANJIAN BAGI UMAT MANUSIA
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita boleh beribadah
melayani di dalam rumah Tuhan, sekaligus mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Kita bersyukur kepada Tuhan, karena kita beribadah di
tempat yang Tuhan pilih, itulah gunung Sion. Dari sana keluar pengajaran, dan
firman Tuhan dari Yerusalem.
Kita
kembali memperhatikan sidang jemaat di Filadelfia dari kitab Wahyu 3: 7-13.
Sekarang
kita membaca bagian dari ayat 9 ...
Wahyu
3: 9
(3:9)
Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis,
yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak
demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau.
Tuhan
memerintahkan jemaah Iblis untuk datang dan tersungkur di hadapan jemaat di
Filadelfia, dengan muka sampai ke kaki, sekaligus mengaku bahwa Tuhan mengasihi
jemaat di Filadelfia.
Dalam hal
ini, kita dapat mengambil kesimpulan;
YANG KEDUA
Yesaya 49:
22-23
(49:22) Beginilah firman Tuhan ALLAH: "Lihat, Aku
akan mengangkat tangan-Ku sebagai tanda untuk bangsa-bangsa dan memasang
panji-panji-Ku untuk suku-suku bangsa, maka mereka akan menggendong anak-anakmu
laki-laki dan anak-anakmu perempuan akan didukung di atas bahunya.
(49:23) Maka raja-raja akan menjadi pengasuhmu dan
permaisuri-permaisuri mereka menjadi inangmu. Mereka akan sujud kepadamu dengan mukanya sampai ke tanah dan akan menjilat debu kakimu. Maka engkau akan
mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, dan bahwa orang-orang yang menanti-nantikan Aku
tidak akan mendapat malu."
Tuhan
mengangkat tangan-Nya, memasang panji-panji-Nya, menyatakan kebesaran-Nya,
sehingga Ia memerintahkan suku-suku bangsa datang dan tersungkur, dengan
mukanya sampai ke tanah, sekaligus mereka akan menjilat debu pada kaki.
Menjilat debu
pada kaki, berarti; mengaku bahwa Tuhan mengasihi Sion.
Yesaya 49: 8
(49:8) Beginilah firman TUHAN: "Pada waktu Aku
berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan
menolong engkau; Aku telah membentuk dan memberi engkau, menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi
kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi,
Ketika Sion
dipulihkan; Sion menjadi perjanjian bagi
umat manusia.
Kata dasar
perjanjian adalah JANJI = hukum Allah = firman Allah.
Menjadi
perjanjian bagi umat manusia memberi arti 2 hal, yaitu;
1.
2 Korintus 3: 2-3
(3:2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati
kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
(3:3) Karena telah
ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada
loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging,
yaitu di dalam hati manusia.
Menjadi surat pujian/surat Kristus yang bisa dikenal dan yang dapat dibaca
oleh semua orang.
Firman itu tertulis di dalam loh-loh daging yaitu di dalam hati manusia,
ditulis bukan dengan tinta, melainkan dengan Roh Allah yang hidup. Berarti,
firman itu telah mendarah daging.
Yesus adalah firman Allah, yang menjadi manusia = firman mendarah daging.
Kalau firman mendarah daging, otomatis menjadi kesaksian, menjadi teladan
bagi sesama.
Jadilah surat Kristus, jadilah surat pujian di manapun berada, duduk dan
berdiri, bisa dikenal, bisa dibaca, bahwa kita adalah anak-anak Tuhan, bukan
hanya di dalam kandang penggembalaan/di antara imam-imam, tetapi harus sampai
ke ujung bumi.
Biarlah kiranya setiap firman yang kita dengar dalam setiap ibadah-ibadah kita perhatikan dengan baik, sehingga firman Tuhan
tergenapi, di mana Tuhan mengangkat panji-panji-Nya, memerintahkan musuh-musuh
menjilat debu pada kaki. Layanilah Tuhan sungguh-sungguh, jangan dipengaruhi
situasi, supaya di mana pun kita duduk dan berdiri, kita menjadi surat pujian,
surat Kristus, yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap suku-suku bangsa.
1 Timotius 4: 11-12
(4:11) Beritakanlah
dan ajarkanlah semuanya itu.
(4:12) Jangan seorang
pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah
teladan bagi orang-orang percaya, dalam
perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam
kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
Timotius menjadi surat pujian, surat Kristus, sebab Timotius memberitakan
dan mengajarkan firman Tuhan lewat teladannya bagi orang-orang percaya, dalam perkataan, dalam tingkah laku, dalam kasih,
dalam kesetiaan, dalam kesucian,
demikian halnya dengan saya dan saudara.
1 Timotius 4: 14
(4:14) Jangan lalai
dalam mempergunakan karunia yang ada padamu,
yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang
penatua.
Sementara karunia-karunia yang diperoleh Timotius, itu lewat nubuatan
firman dan penumpangan tangan atau doa-doa dari pada sidang jemaat.
Oleh sebab itu, hargai karunia-karunia. Siapa pun yang telah menerima
karunia-karunia, hargai itu, pergunakan dengan baik, jangan lalai melayani
sesuai dengan karunia-karunia yang kita peroleh dari Tuhan.
1 Timotius 4: 16
(4:16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian
engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
“Awasilah dirimu, awasilah ajaranmu”, berarti; mempertahankan diri sebagai surat pujian, surat
Kristus yang bisa dikenal dan dibaca oleh setiap orang.
Oleh sebab itu, bertekunlah dalam semua hal itu, untuk mengawasi diri, mengawasi
ajaran, untuk tetap mempertahankan diri sebagai surat pujian, surat Kristus.
Tujuannya untuk MENYELAMATKAN DIRI SENDIRI dan ORANG LAIN.
Ini adalah gambaran dari seorang imam yang tidak egois, tidak mementingkan diri
sendiri.
1 Korintus 4: 6
(4:6) Saudara-saudara,
kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu,
supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis",
supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan
mengutamakan yang satu dari pada yang lain.
Rasul Paulus dan Apolos menjadi teladan bagi sidang jemaat di Korintus,
sebab mereka adalah surat Kristus, surat pujian bagi jemaat di Korintus.
Dari teladan Rasul Paulus dan Apolos ini, jemaat di Korintus belajar
mengenai ungkapan: “Jangan melampaui yang ada tertulis”.
Maksudnya; supaya jangan ada orang yang menyombongkan diri dengan jalan
mengutamakan yang satu dari pada yang lain, atau mengutamakan satu kelompok, satu
golongan dari pada yang lain yaitu; ibadah dan pelayanan.
Roma 12: 3
(12:3) Berdasarkan
kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di
antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal
yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu
berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai
diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu
masing-masing.
Janganlah memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut dipikirkan,
tetapi hendaklah berpikir begitu rupa, sehingga seseorang menguasi diri menurut
ukuran iman saja.
Jadi, jangan terlalu memikirkan hal-hal yang muluk-muluk, tetapi biarlah
kiranya kita menguasai diri menurut ukuran iman.
Itulah yang
dimaksudkan: “Jangan melampaui yang ada
tertulis”.
Dahulu, sebelum mengenal firman Tuhan, seringkali kita melampaui dari apa
yang tertulis sehingga tidak menjadi contoh teladan, tetapi biarlah sekarang
kita belajar untuk tidak melampaui apa yang tertulis dalam kitab Suci, supaya
Tuhan mempercayakan banyak hal kepada kita.
Jadilah surat pujian, surat Kristus, menjadi teladan dalam perkataan,
tingkah laku, kesucian, kesetiaan, bertekun dalam semuanya itu, untuk
menyelamatkan diri sendiri dan orang lain.
Menjadi
perjanjian bagi umat manusia, memberi arti 2 hal, yaitu;
2.
Menjadi pelayan.
Sebab firman Tuhan adalah pelita/terang. Sedangkan
seorang pelayan
(imam) adalah terang
untuk menerangi kegelapan.
2 Korintus 3: 6
(3:6) Ialah membuat
kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari
suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi
dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.
Pelayan-pelayan dari suatu perjanjian yang baru = pelayanan Roh.
Hukum yang tertulis di dalam 2 loh batu, itu adalah hukum yang mematikan,
karena itu sama dengan pelayanan di bawah hukum Taurat, yang semuanya bersifat
daging, bersifat jasmani/lahiriah = pelayanan tubuh.
Sedangkan pelayanan Roh itu MENGHIDUPKAN.
2 Korintus 3: 14-16
(3:14) Tetapi pikiran
mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih
tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa
disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
(3:15) Bahkan sampai
pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang
menutupi hati mereka.
(3:16) Tetapi apabila
hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.
Pelayanan Roh itu sama artinya pelayanan
dalam pemberitaan firman Tuhan yang rahasianya disingkapkan, sehingga
apabila terjadi penyingkapan rahasia firman Tuhan, segala yang terselubung akan
tersingkap.
Sedangkan pelayanan tubuh = pelayanan huruf yang tertulis, dan itu
mematikan à pelayan-pelayan yang berada di bawah hukum Taurat.
Pelayanan tubuh hanya bisa menjangkau tubuh manusia, tidak sampai
menjangkau batin
manusia,yaitu roh manusia.
Jika hanya sebatas pelayanan tubuh, pada hari ini kita bisa menangis saat
mendengar firman Tuhan, tetapi tidak mengalami
keubahan. Sedangkan pelayanan Roh
itu menjangkau hati/batin, menjangkau roh manusia, sehingga terjadi keubahan
hidup.
Motor penggerak dari tubuh adalah roh manusia itu sendiri, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, pergerakan
tubuh, digerakkan oleh roh manusia itu sendiri.
Kalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, segala yang terselubung didalam
hati yang
paling dalam
sekalipun akan tersingkap. Oleh
sebab itu, kita semua harus berusaha untuk menikmati pembukaan rahasia firman Tuhan!
2 Korintus 3: 17
(3:17) Sebab Tuhan
adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.
Di mana ada Roh Allah di situ ada kemerdekaan, berarti menjadi pelayan-pelayan dari suatu
perjanjian yang baru/pelayan Roh, membebaskan kita dan orang lain dari
perbudakkan dosa.
Firman Tuhan telah dinyatakan bagi kita malam hari ini, sebagai ungkapan
isi hati Tuhan yang paling dalam, dan itu harus kita hargai.
2 Korintus 3: 18
(3:18) Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang
tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu
datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.
Dan akhirnya kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak
berselubung, karena dosa yang terselubung didalam hati telah tersingkap.
Firman Tuhan mengatakan; “jagalah hatimu dengan
segala kewaspadaan, sebab dari sanalah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23).
Sedikit kesaksian;
Sewaktu saya dan isteri mengantar putra kami ke sekolah, kami berbincang-bincang dengan seorang ibu,
orang tua dari teman Isai, anak saya.
Dari sekian banyak perbincangan itu, dia berkata; “Pendeta itu seperti psikologis, bahkan lebih”, dan saya membenarkan
perkataannya.
Hamba Tuhan dapat melihat seseorang dari mimik, raut, dan wajah seseorang,
apakah ia bersandiwara atau tidak, menunjukkan bahwa selubung itu terpancar di
raut wajah.
Kembali kita perhatikan ayat 18 ...
Di sana dikatakan; “menjadi serupa dengan
gambar-Nya dalam kemuliaan yang semakin besar.”
Inilah
kerinduan Tuhan, mengapa Tuhan harus mengangkat tangan-Nya, memasang
panji-panji-Nya, menyatakan kebesaran-Nya di hadapan suku-suku bangsa, sebab Tuhan menjadikan Sion sebagai perjanjian
yang abadi untuk suku-suku
bangsa-bangsa, dengan kata lain menjadi surat Kristus, bisa dikenal dan dibaca, juga
menjadi pelayanan Roh untuk menjangkau jiwa, menjangkau roh manusia, bukan hanya
menjangkau tubuh saja.
Tujuan
menjadi perjanjian bagi umat manusia.
Yesaya 49: 8
(49:8) Beginilah firman TUHAN: "Pada waktu Aku
berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan
menolong engkau; Aku telah membentuk dan memberi engkau, menjadi perjanjian
bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi
kembali dan untuk membagi-bagikan tanah
pusaka yang sudah sunyi sepi,
“ ... untuk
membangunkan bumi kembali ...”
Berarti,
tujuannya; supaya menghidupkan kerohanian yang tertidur, sehingga Tuhan
membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi, itulah negeri Kanaan,
negeri yang dijanjikan oleh Tuhan, menjadi milik pusaka dari 12 suku Israel.
Sedangkan untuk
suku Lewi, yang menjadi bagian mereka adalah Tuhan, dan sepersepuluh adalah
milik pusaka mereka.
Di dalam kota Raja
Besar, ada ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan
itulah keramaian kota. Oleh sebab itu,
jangan
sampai mati rohani,
sehingga ibadah dan pelayanan terus berjalan, dan terlihatlah keramaian kota, tidak sunyi sepi. Ibadah dan pelayanan adalah bagian kita, Tuhan adalah milik pusaka kita, segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah pelayanan,
itulah milik kita, pendeknya, ibadah dan pelayanan adalah
hidup kita, bukan harta kekayaan, uang, kedudukan, jabatan,
Kalau hidup
menurut keinginan daging,
seseorang hanya memikirkan hal-hal yang dari daging yaitu; harta, kekayaan, kedudukan,
pekerjaan, uang, yang menjadi
milik pusakanya sehingga ibadah menjadi sunyi sepi, karena bukan Tuhan dan ibadah
pelayanan yang menjadi bagian dan milik pusaka mereka.
Ubah cara
berpikir, mulai dari sekarang! Ingatlah, hidup kita adalah ibadah dan pelayanan, hidup kita adalah Tuhan, milik pusaka kita adalah
kasih, satu dari sepuluh hukum Allah.
Kita tidak
mungkin lagi menjadikan dunia dengan segala kebebasannya menjadi kesukaan kita,
sebab kita tidak akan mungkin lagi dipakai oleh Tuhan dalam ibadah pelayanan,
kita tidak akan mungkin lagi diurapi oleh Tuhan.
Kalau ibadah
dalam keadaan kesunyian, digambarkan laksana seorang janda; selalu dalam kesedihan yang mendalam,
malam hari dia menangis tersedu-sedu, tidak ada orang yang
menghibur
(Ratapan 1:1-3).
Tetapi jikalau didalam kota Raja Besar ada keramaian/ibadah
dan pelayanan, kita dapat
berpesta di dalamnya, untuk menikmati roti yang tidak beragi
yaitu; kemurnian dan
kebenaran.
Firman Allah adalah kebenaran, Roh Allah
memimpin, menolong dan mengajar, kemudian kita hidup di dalam kasih,
semuanya menjadi indah, karena kita merasakan keramaian-keramaian, sukacita
sorgawi lewat ibadah dan pelayanan.
Sampai malam
hari ini, sorga tidak pernah diam, semuanya bersuka oleh karena para malaikat,
4 makhluk dan 24 tua-tua dan seluruh penghuni surga, beribadah
melayani Tuhan
(Wahyu 22:3-5),
mereka memuji memuliakan
Tuhan karena keramaian kota sangat menyukakan hati Tuhan.
Yesaya 49: 9
(49:9) untuk mengatakan
kepada orang-orang yang terkurung: Keluarlah! Kepada orang-orang yang ada di dalam gelap: Tampillah! Di sepanjang jalan
mereka seperti domba yang tidak pernah kekurangan rumput, dan di segala bukit
gundul pun tersedia rumput bagi mereka.
Tugas
kita adalah membangunkan bumi kembali (kerohanian yang tertidur), antara lain;
YANG PERTAMA: “Mengatakan
kepada orang-orang yang terkurung: Keluarlah!”
Mari kita lihat
mereka yang TERKURUNG.
Yesaya 14: 13,
17
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku
hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang
Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
(14:17) yang telah membuat
dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan
kota-kotanya, yang tidak melepaskan
orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah?
Perkataan
keluarlah hai engkau yang terkurung, itu adalah himbauan kepada mereka yang berada
di sebelah utara.
Sebab utara
adalah takhta dari pada Iblis/Setan, yang disebut juga Lucifer.
Kita lihat 3
perkara ketika berada di sebelah utara/terkurung;
-
Membuat dunia seperti padang gurun; gersang, tandus, kering-kering, tidak menghasilkan buah
yang manis di hadapan Tuhan.
- Menghancurkan kota-kotanya, sehingga menjadi sunyi sepi, tidak ada ibadah, tidak ada pelayanan di
hadapan Tuhan.
-
Yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah.
Dalam 1 Korintus 3: 16, tubuh
adalah rumah Tuhan, tempat Roh Allah berdiam.
Kalau tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah,
berarti tetap dalam ikatan dosa kejahatan dan dosa kenajisan, bukan rumah
Tuhan.
Inilah tugas
kita, perhatikan firman ini dengan baik; sangkal diri dan pikullah salib, dahulukanlah
kebenaran firman Tuhan, supaya nubuatan Yesaya ini tergenapi. Oleh sebab itu, saudaraku,
sungguh-sungguhlah di dalam Tuhan, ibadah dan
pelayanan jangan hanya
rutinitas, supaya kemuliaan Tuhan nyata dalam kehidupan kita masing-masing
dan dalam kandang
penggembalaan ini.
Yesaya 14: 18-19
(14:18) Semua bekas raja bangsa-bangsa berbaring dalam
kemuliaan, masing-masing dalam rumah kuburnya.
(14:19) Tetapi engkau ini telah terlempar, jauh dari
kuburmu, seperti taruk yang jijik, ditutupi dengan mayat orang-orang yang
tertikam oleh pedang dan jatuh tercampak ke
batu-batu liang kubur seperti bangkai yang
terinjak-injak.
Mereka yang
terkurung di sebelah utara itu; masa depannya suram, tidak tampak kemuliaan
Allah, persis seperti mayat jatuh tercampak ke batu-batu
liang kubur, seperti bangkai
yang terinjak-injak.= hina.
Apakah kita
tidak mau memperhatikan hal ini, apakah kita tidak terbeban? Saya
kira kita semua memiliki hati nurani.
Sekilas kita akan melihat ketika Israel dan
Yehuda berada di sebelah utara ...
Yeremia 3: 6-10
(3:6) TUHAN berfirman kepadaku dalam zaman raja Yosia:
"Sudahkah engkau melihat apa yang dilakukan Israel, perempuan murtad itu,
bagaimana dia naik ke atas setiap bukit yang
menjulang dan pergi ke bawah setiap pohon yang
rimbun untuk bersundal di sana?
(3:7) Pikir-Ku: Sesudah melakukan semuanya ini, ia akan
kembali kepada-Ku, tetapi ia tidak kembali. Hal itu telah dilihat oleh Yehuda,
saudaranya perempuan yang tidak setia.
(3:8) Dilihatnya, bahwa oleh karena zinahnya Aku telah
menceraikan Israel, perempuan murtad itu, dan memberikan kepadanya surat cerai;
namun Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak setia itu tidak takut, melainkan
ia juga pun pergi bersundal.
(3:9) Dengan sundalnya yang sembrono itu maka ia
mencemarkan negeri dan berzinah dengan menyembah batu dan kayu.
(3:10) Juga dengan semuanya ini Yehuda, saudaranya
perempuan yang tidak setia itu, tidak kembali kepada-Ku dengan tulus hatinya,
tetapi dengan pura-pura, demikianlah firman TUHAN."
Ketika Israel
dan Yehuda berada di sebelah utara, mereka bersundal, berzinah di hadapan
Tuhan, sebab;
-
Israel dengan segala persundalannya;
·
naik ke atas setiap bukit yang menjulang, artinya; hidup dalam kesombongan, keangkuhan.
· Kemudian pergi ke bawah setiap pohon yang rimbun untuk
bersundal = mencari keteduhan,
ketenangan jiwa dengan hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Sehingga dengan demikian Israel disebut perempuan murtad.
Murtad tidak hanya memiliki pengertian secara hurufiah,
yaitu meninggalkan Tuhan dan beralih kepada keyakinan yang lain.
Murtad adalah gambaran dari orang yang tidak kuat terhadap aniaya karena
firman, tidak kuat menanggung penderitaan yang harus ia tanggung, tidak kuat
memikul salib = tidak mau mengalami aniaya karena salib.
Sama seperti orang Yahudi, bagi mereka pemberitaan firman tentang salib
adalah batu sandungan.
Orang yang tersandung adalah orang yang tidak mampu melanjutkan perjalanan
rohaninya = murtad.
Ciri-cirinya; saat mendengar firman begitu senang dan gembira menerimanya,
tetapi ketika ada penindasan, ia tidak kuat.
Menerima pelayanan Roh (menjadi pelayan dari suatu
perjanjian baru), berarti; menerima pelayanan dari Imam Besar di dalam setiap ibadah-ibadah, supaya ibadah dan pelayanan tidak hanya
sebatas rutinitas saja.
-
Yehuda mencemarkan diri dan berzinah dengan;
·
Menyembah batu.
Batu à kekerasan hati = kebenaran diri sendiri, masih suka
mempertahankan harga diri.
·
Menyembah kayu.
Kayu à daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Setiap orang yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari
daging, tidak lebih, tidak kurang, tidak memikirkan hal-hal yang dari roh,
itulah perkara rohani, perkara di atas yang berkaitan dengan
segala ibadah dan pelayanan.
Bagi mereka yang masih menuruti hawa nafsu dan keinginan daging, ibadah dan
pelayanan hanyalah selingan
saja, bukan hal yang utama dalam hidup, bukan suatu
kebutuhan utama.
Sebaliknya, jikalau hidup menurut Roh, ibadah pelayanan adalah hal yang
utama baginya, seperti Musa setia dalam segenap rumah Tuhan, memperhatikan segenap
yang ada dalam rumah Tuhan.
Dan Yakub adalah seorang yang tenang dan suka tinggal di kemah, menikmati
segala kemurahan Tuhan, sebagaimana dengan kita pada malam hari ini; menikmati
kemurahan Tuhan, lewat kehadiran imam besar di tengah-tengah kita, memperdamaikan
dosa kita di atas kayu salib lewat pembukaan rahasia firman Tuhan.
Oleh karena
persundalannya, Yehuda disebut
perempuan yang tidak setia.
Tidak setia, berarti tidak taat, tidak patuh pada ajaran yang benar, menyimpang
ke kiri dan ke kanan, sehingga ibadah hanyalah ibadah yang pura-pura kepada
Tuhan, tidak tulus hatinya.
Orang yang setia adalah orang yang tulus hatinya, sama seperti Daud; setia
terhadap perjanjian yang Tuhan buat (setia dalam segenap perjanjian Tuhan), sehingga dia tulus melayani Tuhan untuk menggembalakan
bangsa Israel sebagai kawanan domba Allah.
Daud diambil dari antara kandang-kandang kambing domba
untuk menggembalakan Israel umat-Nya karena Tuhan melihat bahwa Daud adalah seorang yang tulus hatinya.
Karena Yehuda tidak
tulus hatinya, maka ia datang kepada Tuhan dengan pura-pura. Masakan kita pura-pura menjadi anak-anak
Tuhan, pura-pura menjadi suami,
pura-pura menjadi isteri, berarti pura-pura dalam nikah jasmani, terlebih
rohani.
Hubungan nikah adalah hubungan antara tubuh dengan kepala, jangan dibuat sandiwara!
Inilah kelakuan
dari Israel dan Yehuda ketika terkurung di sebelah utara, apakah kita tidak
terbeban dengan situasi seperti ini?
Yeremia 3: 18
(3:18) Pada masa itu kaum Yehuda akan pergi kepada kaum
Israel, dan mereka akan datang bersama-sama dari negeri utara ke negeri yang
telah Kubagikan kepada nenek moyangmu menjadi milik pusaka.
Akhirnya, lewat
pelayanan yang berkuasa, sanggup membawa Israel dan Yehuda dari sebelah utara,
dibawa masuk ke negeri yang dijanjikan oleh Tuhan sebagai milik pusaka,
sehingga terlihat kembali keramaian di dalam kota
Raja Besar , tidak sunyi
sepi, ibadah pelayanan penuh dengan sukacita.
Biarlah kita berkata;
“keluarlah”, kepada orang-orang yang
terkurung. Namun perlu diperhatikan perkataan ini hanya terucap/keluar dari mulut imamat rajani, pelayanan yang
berkuasa atas dosa yang ditimbulkan oleh Iblis/Setan (roh jahat dan roh najis),
daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya, juga dunia dengan arusnya
yang menghanyutkan.
Tugas kita
adalah membangunkan bumi kembali (kerohanian yang tertidur), antara lain;
YANG KEDUA: “Mengatakan
kepada orang-orang yang ada di dalam gelap: Tampillah!”
Kegelapan
adalah tempat yang paling efektif untuk menyembunyikan segala jenis dosa.
Mari kita lihat
pengertian secara rohani dari KEGELAPAN.
Matius 21:
12-13
(21:12) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua
orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar
uang dan bangku-bangku pedagang merpati
(21:13) dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis:
Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya
sarang penyamun."
Rumah Tuhan
dijadikan sarang penyamun = tempat berkumpulnya semua dosa
= menjadi tempat orang-orang yang ada di
dalam gelap.
Kita perhatikan
lebih jauh ...
Yohanes 2:
13-16
(2:13) Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat,
Yesus berangkat ke Yerusalem.
(2:14) Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.
(2:15) Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka
semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang
penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
(2:16) Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata:
"Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi
tempat berjualan."
Rumah Tuhan
dijadikan sarang penyamun, disebut juga tempat berjualan = pasar.
Ada 3 hal yang
diperjual-belikan dalam Bait Allah.
1.
Lembu sapi, kambing domba dan merpati à korban Kristus.
Berarti, menjual lembu sapi, kambing domba dan merpati, artinya; TIDAK
MENGHARGAI KASIH ALLAH yang telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal sebagai
korban di atas kayu salib.
Ketika Yesus menjadi korban di atas kayu salib, Ia mengadakan penebusan
terhadap dosa oleh darah salib Kristus. Selanjutnya Ia membuat mereka menjadi
raja-raja dan imam-imam bagi Allah.
Jadi, orang yang tidak menghargai ibadah dan pelayanan adalah orang yang
tidak menghargai kasih Allah, orang yang berada dalam kegelapan.
Oleh sebab itu, apa yang sudah Tuhan berikan, biarlah kita pikul di atas pundak,
baik sebagai pemimpin pujian, pembaca firman, singer, multimedia, bahkan sampai
cara kita mendengar firman Tuhan, itu harus dipikul di atas pundak. Kalau
tidak, maka sama dengan sarang penyamun.
2.
Meja-meja penukar uang.
Berarti, meja menjadi tempatnya uang, arti rohaninya; cinta akan uang =
lebih mencintai uang dari pada cinta kepada Tuhan.
1 Timotius 6: 9-10
(6:9) Tetapi mereka
yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam
berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan
manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
(6:10) Karena akar
segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab
oleh memburu uanglah beberapa orang telah
menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya
dengan berbagai-bagai duka.
Akar segala kejahatan ialah cinta uang, sehingga oleh karena memburu uang
beberapa orang;
-
Menyimpang dari iman.
Orang yang cinta akan uang didalam dirinya banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan,
tidak ada kebenaran di
dalam dirinya.
Apa yang seharusnya kita persembahkan, biarlah
dipersembahkan kepada Tuhan,
mulai dari sepersepuluh, persembahan khusus, buah sulung dari segala
penghasilan, biarlah dipersembahkan kepada Tuhan jangan menunda-nunda untuk melakukan firman Tuhan,
supaya jangan menjadi bodoh
karena uang.
Kalau seseorang lebih cinta kepada uang, maka cintanya tidak lebih besar
kepada Tuhan = lebih mencintai uang dari pada pada ibadah dan pelayanan, sebab orang yang semacam ini tidak akan mau mempersembahkan
korban untuk pekerjaan
Tuhan.
-
Menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Mereka yang cinta uang, menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka, seperti
orang-orang yang korupsi,
menyiksa diri oleh perbuatannya sendiri.
Sedikit kesaksian; sewaktu saya melayani di Jakarta, tempat yang saya
layani tidak memikirkan transportasi dari hamba-hamba Tuhan. Dan kabar
terbaru yang saya dengar, pemilik perusahaan tersebut stroke, dan akhirnya pergi kepada setan/perdukunan, berada dalam kegelapan
(terhilang).
3.
Tempat duduk à kedudukan.
= takhta di dalam diri sendiri = mempertahankan harga diri.
Berarti, belum menyangkal diri, dengan segala sesuatu yang ada di dalam
diri sendiri.
Orang yang masih mempertahankan harga diri beresiko tinggi, sebab orang
yang semacam ini tidak akan mampu merendahkan diri di hadapan Tuhan
baik lewat ibadah pelayanan
dan kepada sesama manusia.
Dan orang yang masih mempertahankan harga diri; berupaya mencari zona
kenyamanan, supaya harga dirinya jangan terusik.
Kalau anak Tuhan hanya berusaha mempertahankan zona kenyamanan; tidak
terlihat kemuliaan Allah di dalam dirinya, karena orang yang mau diusik adalah
orang yang mau memikul salib, sedangkan dibalik salib ada kemuliaan, karena Roh kemuliaan menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup, kemudian
dibalik kemuliaan ada
salib.
Mengapa dibalik kemuliaan ada salib? Supaya tetap dalam keadaan rendah
hati, tidak sombong, tidak bermegah.
Herodes terkejut
ketika Yesus lahir sebagai
raja orang Yahudi, sebab kedudukannya sebagai raja terusik.
Sesungguhnya kelahiran Yesus sebagai raja yang baru atas orang Yahudi
seharusnya tidak mengejutkan, melainkan menyejukkan hati kita.
Sebelum menjadi
hamba Tuhan dahulu saya berupaya
untuk mempertahankan harga
diri, bahkan mati-matian untuk mempertahankan itu, kini saya tahu apa arti dan tujuan hidup saya sekarang, oleh sebab itu saya melayani Tuhan dengan bebas, berbeda dengan orang
yang masih mempertahankan harga dirinya, ia lebih
mempertahankan gengsinya, sehingga tidak ada kebebasan untuk melayani Tuhan; ia takut diperguncingkan dan dibicarakan orang lain sehingga akhirnya ia mempertahankan hak-haknya.
Kesimpulannya; orang yang masih mempertahankan harga diri menunjukkan bahwa
dia masih berada dalam kegelapan dosa, dan ia disebut sarang penyamun.
Kita kembali
memperhatikan Yesaya 49: 9 ...
Kepada
orang-orang yang berada dalam gelap, kita berkata: “Tampillah!”
Kita lihat
penampilan Yesus kepada 7 sidang jemaat di Asia kecil; menjadi terang
untuk mengambil aib dari
setiap sidang jemaat dan selanjutnya ketujuh sidang jemaat tersebut dijadikan
kaki dian emas, tampil sebagai terang yang bercahaya, menjadi 7 mata Tuhan yang diutus ke seluruh bumi.
Yesaya 8: 23, 9:1
(8:23) Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk
negeri yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon dan
tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah
seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain.
(9:1) Bangsa yang berjalan di dalam
kegelapan telah melihat terang yang besar;
mereka yang diam di negeri kekelaman,
atasnya terang telah bersinar.
Yesus adalah raja
damai yang telah lahir, sehingga tampil menjadi terang dan orang-orang yang
berada di dalam kegelapan diterangi hatinya, sehigga tidak selamanya berada di
dalam kekelaman dan kesuraman.
Saya berani
mengatakan; masa depan suram kalau seseorang masih tetap berada dalam kegelapan.
Tetapi Yesus
tampil menerangi orang-orang yang masih berada dalam kegelapan, maka masa depan
cerah, itulah yang saya rasakan sebagai kemurahan Tuhan.
Wahyu 1: 5-6,
10-13
(1:5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang
pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi
ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa
kita oleh darah-Nya –
(1:6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan,
menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa
sampai selama-lamanya. Amin.
(1:10) Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku
mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
(1:11) katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah
kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke
Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
(1:12) Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang
berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki
dian dari emas.
(1:13) Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang
serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan
dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
Ketika Yesus
tampil untuk sidang jemaat di Asia Kecil, mulai dari Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia dan Laodikia,
untuk mengambil aib-aib dari ketujuh sidang jemaat tersebut, mereka diselidiki dan disucikan, dan akhirnya tampil
menjadi 7 kaki dian emas, tampil menjadi terang yang
bercahaya di atas seluruh
bumi.
Wahyu 4: 5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh
yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Wahyu 5: 6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan
keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk
tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh
Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Anak Domba
Allah itu bermata tujuh, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus keseluruh bumi,
artinya; kalau kita hidup di dalam Roh, menjadi terang di atas seluruh bumi.
Kembali kita
memperhatikan ...
Yesaya 49: 9
(49:9) untuk mengatakan kepada orang-orang yang
terkurung: Keluarlah! kepada orang-orang yang ada di dalam gelap: Tampillah! Di
sepanjang jalan mereka seperti domba yang tidak
pernah kekurangan rumput, dan di segala
bukit gundul pun tersedia rumput bagi mereka.
Akhirnya, mereka
yang terkurung akan keluar, dan orang-orang yang berada di dalam kegelapan akan
tampil, sehingga mereka seperti domba
yang tidak pernah kekurangan rumput, bahkan di segala bukit gundul pun tersedia rumput bagi mereka, sebagai
kemurahan hati Tuhan = kebenaran
yang berlimpah-limpah sebagai kemurahan hati Tuhan.
Tergembalalah
dengan baik dan menikmati firman
penggembalaan, itulah rumput penggembalaan.
Yesaya 49: 22-23
(49:22) Beginilah firman Tuhan ALLAH: "Lihat, Aku
akan mengangkat tangan-Ku sebagai tanda untuk bangsa-bangsa dan memasang
panji-panji-Ku untuk suku-suku bangsa, maka mereka
akan menggendong anak-anakmu laki-laki dan anak-anakmu perempuan akan didukung
di atas bahunya.
(49:23) Maka raja-raja
akan menjadi pengasuhmu dan permaisuri-permaisuri mereka menjadi inangmu.
Mereka akan sujud kepadamu dengan mukanya sampai ke tanah dan akan menjilat
debu kakimu. Maka engkau akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, dan bahwa
orang-orang yang menanti-nantikan Aku tidak akan mendapat malu."
Ketika Tuhan
memulihkan Sion, Tuhan mengangkat tangan-Nya kepada suku-suku bangsa, menyatakan kebesaran-Nya,
sehingga mereka diperintahkan untuk datang dan tersungkur, dan mengaku bahwa
Tuhan mengasihi Sion.
Ini menunjukkan
bahwa;
-
Tuhan Allah
berkuasa di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
-
Orang-orang
yang menanti-nantikan Tuhan tidak mendapat malu.
Biarlah kita sekaliannya
berpegang teguh
terhadap nubuatan Yesaya ini.
Dampak positif ketika Tuhan menyatakan kebesaran-Nya kepada suku-suku bangsa
adalah;
1. “Mereka akan menggendong anak-anakmu laki-laki dan anak-anakmu perempuan
akan didukung di atas bahunya”.
Artinya; terbeban dengan ibadah pelayanan, bahkan menjadi tiang penopang
yang mendukung ibadah dan pelayanan, berarti
memperhatikan segenap rumah Tuhan.
2. “Raja-raja akan menjadi pengasuhmu dan permaisuri-permaisuri mereka menjadi
inangmu”.
Artinya; mengerti dan memahami segala sesuatunya
= mengasuh dan merawati segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah dan
pelayanan.
Kiranya Tuhan mengirimkan yang demikian dalam kandang penggembalaan, yang
mengerti pelayanan dan tidak tutup mata terhadap
pekerjaan Tuhan, apalagi sekarang ini, kita setia untuk mengirim
majalah-majalah kepada anak-anak Tuhan dan hamba-hamba Tuhan dari Sumatera
sampai ke Papua, dengan dana yang begitu besar, dan kita melakukan semua itu
dari kekurangan bukan dari kelebihan.
Juga saat ini kita sedang mengasuh Buli Buli Emas Berisi Manna
(dengan alamat www.gptserangcilegon.blogspot.com),
banyak suku-suku bangsa yang tergembala,
anak-anak Tuhan
dari lima benua tiap-tiap negara setia mengikutinya.
Bahkan oleh karena Buli Buli Emas Berisi Manna ini, saya menjadi tawanan
Roh, saya menyatakan ini bukan untuk menonjolkan diri, melainkan membuktikan bahwa
hidup saya ini hanya untuk Tuhan, sekalipun harus menyita
waktu untuk istirahat, dan memberikan perhatian yang serius, dengan banyak perjuangan dan pengorbanan.
Tetapi kalau ada raja-raja yang menjadi pengasuh
dan permaisuri-permaisuri menjadi inang, maka beban saya dan saudara akan jauh lebih ringan.
Marilah kita
bergandengan tangan, satukan hati, pikiran jangan terpisah dari Yesus Kristus
sebagai Kepala, sebagai suami, di mana Dia tidak lagi mengingat dosa masa lalu
kita, asalkan kita mau menghargai nubuatan Yesaya ini. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment