IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 22 JULI 2015
Subtema: MEMPERHATIKAN FIRMAN NUBUATAN
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih
Kristus. Dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi, kita dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim Rasul Paulus untuk jemaat di
Kolose. Jemaat Kolose adalah salah satu dari beberapa jemaat yang mendapat
perhatian dan lawatan Tuhan, posisi mereka berada di Asia Kecil. Dalam pola
Tabernakel terkena pada Mezbah Dupa berarti menjadi kehidupan doa / rumah Doa. Oleh
sebab itu, biarlah kita sekaliannya menjadi rumah doa bagi segala bangsa.
Kolose 1: 21
(1:21) Juga kamu
yang dahulu hidup jauh dari Allah dan
yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu
yang jahat,
Secara khusus kita memperhatikan kalimat: “Kamu yang
dahulu hidup jauh dari Allah”, ini menunjuk kepada bangsa kafir yang hidup
di dalam segala kefasikan, sehingga kalau kita perhatikan kelanjutannya di sini:
“Yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari
perbuatanmu yang jahat.”
Lebih jauh kita memperhatikan; ORANG-ORANG YANG DAHULU HIDUP JAUH DARI ALLAH.
Efesus 2: 11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai
orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat
oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang
dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak
mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan,
tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang
dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Yang dahulu jauh sudah menjadi dekat oleh karena darah
Yesus Kristus, bukan karena sunat yang dilangsungkan oleh seseorang.
Yang dahulu hidup jauh, berarti: Tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan
Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang
dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
Keterangan: “TANPA PENGHARAPAN.”
Yehezkiel
37: 1-2
(37:1) Lalu kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia membawa
aku ke luar dengan perantaraan Roh-Nya dan menempatkan aku di tengah-tengah
lembah, dan lembah ini penuh dengan tulang-tulang.
(37:2) Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu
berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat,
tulang-tulang itu amat kering.
Tuhan membawa nabi Yehezkiel ke suatu lembah dan
menunjukkan kepadanya tulang-tulang kering amat banyak bertaburan di lembah
itu.
Yehezkiel 37: 11
(37:11)
Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh
kaum Israel. Sungguh, mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang kami sudah
menjadi kering, dan pengharapan
kami sudah lenyap, kami sudah hilang.
Tulang-tulang
kering, arti rohaninya: Pengharapan kami sudah lenyap = tanpa pengharapan.
Kalau
seseorang tidak lagi memiliki pengharapan kepada Allah, di dalam Kristus Yesus,
ini menunjuk kepada orang yang sudah terhilang.
Persamaan tanpa
pengharapan.
Amsal 17: 22
(17:22) Hati yang
gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan
tulang.
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, ini
menggambarkan pohon kehidupan yang tumbuh di pinggir sungai air kehidupan, dimana
akar-akarnya merambat sampai ke sungai air kehidupan, selanjutnya daun-daun
dari pohon itu menjadi hijau, tidak mengalami musim kekeringan dan ini adalah
obat yang manjur bagi tulang-tulang yang kering. Tetapi sebaliknya, semangat
yang patah mengeringkan tulang.
Kesimpulannya: Penyebab menjadi tulang-tulang kering
adalah semangat yang patah. Semangat yang patah = tanpa pengharapan.
Praktek semangat yang patah.
Yang Pertama.
Amsal 15: 13
(15:13) Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati
mematahkan semangat.
Mengalami kepedihan di hati, inilah yang mematahkan
semangat = tanpa pengharapan.
Kerugian bila mengalami kepedihan di hati: Muka tidak
berseri-seri, berarti; muka muram.
Pendeknya, kepedihan di hati = panas hati bermuka muram,
persis seperti Kain; hatinya panas (hati pedih) dan mukanya muram.
Kita perhatikan sejenak....
Kejadian 4: 3-5
(4:3) Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian
dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;
(4:4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung
kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan
korban persembahannya itu,
(4:5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati
Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
Hati panas (kepedihan di hati) dan muka muram adalah
tanda bahwa seseorang tidak mampu mengasihi Tuhan sepenuh hati.
Disini kita melihat bahwa Kain mempersembahkan sebagian
dari hasil tanah kepada Tuhan.
Sebagian, arti rohaninya; tidak sepenuh hati untuk
mengasihi Tuhan. Berarti, sebagian hati mengasihi Tuhan, sebagian hati
mengasihi yang lain.
Kalau seseorang mau intropeksi diri dan mereview
hari-hari yang lalu; ketika hati sedang panas, cerminannya dari raut wajah / muka
muram, itu adalah tanda bahwa dia tidak mampu mengasihi Tuhan. Kemudian, ketika
kehidupan lamanya dikoreksi jika hati panas dan mukanya muram adalah tanda ia
tidak mampu mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, itu tidak bisa dipungkiri. Apa
yang saudara alami juga pernah saya alami sewaktu di Sekolah Alkitab, kalau
memang hati saudara panas dan muka muram karena dosa-dosa dikoreksi oleh firman,
itu pernah saya alami.
Jadi, panas hati dan muka muram adalah tanda bahwa
seseorang tidak mampu mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati.
Itu sebabnya kalau kita perhatikan ayat 6-7 ...
Kejadian 4: 6-7
(4:6) Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu
muram?
(4:7) Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi
jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat
menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
Tuhan berkata: “Apakah
mukamu tidak akan berseri?”
Jadi, panas hati dan muka muram adalah tanda bahwa
seseorang tidak mampu mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, dan juga tidak mampu
berbuat baik kepada sesama.
Praktek semangat yang patah.
Yang Kedua.
Amsal 15: 15
(15:15) Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira
hatinya selalu berpesta.
Hari orang yang berkesusahan buruk semuanya = semangat
yang patah/tanpa pengharapan à tulang-tulang kering.
Kerugiannya: Hati tidak mengalami suasana pesta.
Sesungguhnya kalau kita perhatikan: Perumpamaan tentang
perjamuan kawin dalam Matius 22: 1-14,
kerinduan Tuhan adalah supaya hati kita semua mengalami suasana pesta. Itu
sebabnya Raja menyuruh hamba-hamba-Nya memanggil semua orang yang telah diundang
itu, inilah kerinduan Tuhan supaya kita mengalami suasana pesta / hati yang
gembira. Tetapi sayangnya, kita perhatikan di situ, mereka menolak
undangan-undangan itu dengan berbagai alasan. Sama seperti orang yang tidak mau
beribadah, alasannya banyak sekali: Karena usaha, karena bekerja di ladang dan
lain sebagainya.
Bahkan para undangan itu menyerang secara membabi buta
dan menyakiti hamba-hamba. Ini adalah kejadian yang saya alami beberapa hari
lalu. Ketika saya menjaga orangtua saya yang sedang dirawat, saya melihat adik
saya sedang menjaga bunda, kemudian Bunda memulai pembicaraan panjang lebar,
dan pendek cerita, bunda menyarankan supaya ia mendukung pelayanan dalam
kandang penggembalaan. Pada saat puncak pembicaraan itu, hatinya panas, mukanya
muram, ia langsung marah–marah secara membabi-buta.
Dia marah tetapi pada akhirnya duduk kembali, dan ia
mengakui bahwa memang perkataan bunda ini benar, supaya dia dan seisi rumahnya
beribadah kepada Tuhan. Pada saat itulah saya tegaskan supaya ia datang
beribadah kepada Tuhan. Lalu ia berkata: “Untuk
apa beribadah tetapi perkataannya tidak benar?” Lalu saya berkata: “Tidak ada orang
yang sempurna di atas muka bumi, tetapi yang pasti harus beribadah, orang tidak
bisa melakukan sesuatu yang baik kalau tidak beribadah.”
Kalau seseorang beribadah tetapi tidak berbuat baik, itu
adalah urusannya, tidak usah kita membahas yang tidak baik, yang peting
beribadah. Tidak mungkin seseorang berbuat baik kalau tidak beribadah. Jadi,
berbuat baik tanpa beribadah, itu adalah perbuatan baik secara manusiawi atau
dibawa lahir, bukan perbuatan baik karena diubahkan oleh firman. Perbuatan baik
bawaan lahir tidak sama dengan perbuatan baik karena diubahkan oleh firman,
perbuatan baik bawaan lahir tanpa ibadah pelayanan, tidak akan menjamin
keselamatan (masuk sorga). Jadi jangan berpikir, tanpa beribadah asal berbuat
baik bisa masuk surga adalah pikiran yang keliru, jadi mau tidak mau harus
beribadah!
Pendeknya: Kerinduan Tuhan adalah supaya gereja Tuhan
boleh mengalami suasana pesta, sebab dalam suasana pesta ada dua hal:
- Hidangan sudah tersedia, itulah firman Tuhan sebagai
makanan rohani, sehingga kalau seseorang benar, itu karena dibenarkan oleh
firman, kita mampu berbuat baik dihadapan Tuhan dan sesama, mampu berbuat baik
di mulai dari ibadah dan pelayanan kepada Tuhan dalam kandang penggembalaan
ini. Itulah karena firman.
- Lembu-lembu telah disembelih à korban Kristus, korban penghapus dosa. Berarti, kalau
tidak beribadah; tidak ada suasana pesta dan korban penghapus dosa tidak
berlaku atas dia.
Pendeknya, undangan yang pertama semuanya menolak. Kemudian
raja itu tetap menyuruh supaya pergi ke persimpangan-persimpangan jalan untuk mengundang
orang lain, siapapun mereka; yang jahat atau yang baik, tua atau muda,
laki-laki atau perempuan, kaya atau miskin dan penuhlah ruang perjamuan kawin
itu dengan undangan. Tetapi sayangnya ada satu dari undangan yang tidak memakai
pakaian pesta, ini menunjuk kepada golongan yang tidak terpilih, dipanggil
namun tidak masuk pada golongan yang terpilih. Seharusnya, dipanggil untuk
selanjutnya dipilih, maksudnya; melayani Tuhan. Jadi tidak cukup hanya datang
untuk beribadah, tetapi tingkatkan ibadah itu sampai kepada pelayanan, itu yang
benar, supaya hati boleh mengalami suasana pesta, inilah kerinduan Tuhan.
Undangan pertama menolak dengan berbagai alasan, undangan
yang kedua, satu dari undangan itu tidak memakai pakaian pesta, tidak mau
melayani Tuhan. Tidak memakai pakaian pesta, berarti memakai pakaian buruk,
itulah orang yang tidak mau beribadah melayani Tuhan.
Orang Yang melayani Tuhan perbuatannya harus baik, tidak
boleh buruk, baik sikap, tingkah laku, perkataan, sudut pandang, gerak-gerik,
segala sesuatunya.
Kesimpulannya; kepedihan di hati dan yang berkesusahan
menimbulkan semangat yang patah = tanpa pengharapan. Orang seperti ini
menunjukkan bahwa ia tidak memiliki kebenaran karena tidak menghargai firman
sebagai kebenaran dan tidak mengalami penebusan dosa dari korban penghapus dosa
itu sendiri, itulah tulang-tulang kering. Sehingga tulang-tulang kering itu
sendiri mengaku: “Pengharapan kami sudah lenyap,
kami sudah hilang.”
Yesaya 40: 6-8
(40:6) Ada suara yang berkata: "Berserulah!" Jawabku:
"Apakah yang harus kuserukan?" "Seluruh umat manusia adalah
seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang.
(40:7) Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN menghembusnya
dengan nafas-Nya. Sesungguhnyalah bangsa itu seperti rumput.
(40:8) Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita
tetap untuk selama-lamanya."
Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, itu
menunjukkan bahwa manusia tanpa kebenaran.
Kalau manusia tanpa kebenaran; semaraknya, kemuliaannya
suatu kelak akan berlalu, sebab setelah rumput menjadi kering, bunga pun
menjadi layu. Inilah gambaran dari tulang-tulang kering, tanpa kebenaran, tanpa
pengharapan.
Nubuatan Yesaya ini ditulis kembali oleh Rasul Paulus dan
dikirim kepada jemaat di Roma.
Roma 3: 9-10
(3:9) Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain?
Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun
orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa,
(3:10) seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.
Firman Allah dengan jelas mengatakan: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak”.
Semua manusia adalah orang berdosa, tidak ada yang benar,
seorang pun tidak, baik orang Yahudi maupun orang Yunani gambaran dari bangsa
kafir, hanya Allah saja yang benar dan sempurna adanya.
Oleh sebab itu, kita tidak dapat bermegah, tidak boleh
mengatakan bahwa saya lebih baik, lebih benar, lebih mampu, lebih bisa dari
orang lain.
Untuk melihat bahwa betul-betul semua manusia berdosa....
Roma 3: 11-18
(3:11) Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang
mencari Allah.
(3:12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada
yang berbuat baik, seorang pun tidak.
(3:13) Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka
merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.
(3:14) Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah,
(3:15) kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah.
(3:16) Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka,
(3:17) dan jalan damai tidak mereka kenal;
(3:18) rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."
Ketidakbenaran dari manusia dibagi menjadi 4 bagian.
BAGIAN PERTAMA: “Tidak ada seorang pun yang berakal budi.”
Dampak negatifnya: Tidak ada seorang pun yang mencari
Allah = tidak mencari Kerajaan Sorga dan kebenaran yang ada di dalamnya. Itulah
orang yang tidak berakal budi / tidak bijaksana. Berbeda dengan orang yang
bijaksana, ia datang kepada Tuhan mencari kerajaan Allah dan kebenarannya.
Orang yang tidak berakal budi tidak mau mencari Allah, tidak mau mencari
kerajaan sorga, sama seperti babi, gambaran dari bangsa kafir, selalu
mengulangi kesalahan; kalau didorong, dia pasti menahan diri, bahkan mundur
beberapa langkah dan kalau ditarik ekornya, dia akan maju, itulah orang yang
tidak berakal budi, selalu menantang arus.
Kesimpulannya: Seluruh tubuh termasuk bagian kepala;
tidak baik, sebab akal budi, berkaitan pada bagian kepala.
BAGIAN KEDUA: “Semua orang telah menyeleweng.”
Dampak negatifnya:
-
Mereka semua tidak berguna.
-
Tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
Kalau seseorang telah menyeleweng dari kebenaran, maka
otomatis mereka semua tidak berguna dan tidak ada perbuatan-perbuatan yang
baik.
Perbuatan à kedua tangan. Menyeleweng berarti; bagian tangan tidak baik.
BAGIAN KETIGA: “Kerongkongan mereka seperti kubur yang
ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka
penuh dengan sumpah serapah.”
Artinya; perkataan yang keluar dari kerongkongan, lidah,
bibir, mulut tidak ada yang baik.
-
Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga.
-
Lidah mereka merayu-rayu.
-
Bibir mereka mengandung bisa.
-
Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah.
BAGIAN KEEMPAT: “Kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah.”
Dampak negatifnya:
-
Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan
mereka = meninggalkan jejak-jejak yang tidak baik.
-
Jalan damai tidak mereka kenal = tidak mau berdamai.
Orang yang tidak mau berdamai menunjukkan jati dirinya sebagai orang yang tidak
mau menghargai korban Kristus.
-
Rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu. Yang
benar adalah: Takut akan Tuhan membenci kejahatan, kecongkakan, kesombongan dan
kejahatan-kejahatan yang lain.
Pendeknya; semua orang, semua manusia, tidak ada yang
benar, satu pun tidak, mulai dari kepala, mulut, tangan, menyeleweng, sampai
kaki = dari ujung rambut sampai ujung kaki tidak ada kebenaran di dalamnya.
Markus 11: 20-21
(11:20) Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat
pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya.
(11:21) Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia
berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah
kering."
Menjadi tulang-tulang kering = tanpa pengharapan, berarti;
yang dahulu hidup jauh dari Allah, kehidupan yang tidak menghasilkan sesuatu yang
baik dihadapan Tuhan, ini adalah kehidupan
yang terkutuk.
Kembali saya saksikan: Seorang yang patah semangat, tidak
ada gairah hidup, karena seharusnya dia menjadi pimpinan di satu divisi yang
sedang dibangun di Krakatau Steel, sementara dalam pembangunan ia ditraining di
luar negeri, namun saat ia kembali, posisinya diambil alih orang lain, disitulah
ia tidak ada gairah hidup, sampai akhirnya mati, terkutuk.
Ciri-ciri kehidupan yang terkutuk.
Yeremia 17: 5
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan
kekuatannya sendiri, dan yang hatinya
menjauh dari pada TUHAN!
Ciri yang pertama: Mengandalkan
manusia / mengandalkan kekuatannya sendiri.
Saudaraku, orang yang masih mengandalkan
manusia/kekuatannya sendiri, berarti masih berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat: Kebenaran dihasilkan oleh perbuatannya
sendiri. Berbanding terbalik dengan kebenaran oleh karena iman: Dibenarkan oleh
karena kasih karunia.
Roma 3: 27-28
(3:27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada!
Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!
(3:28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan
karena ia melakukan hukum Taurat.
Manusia tidak boleh bermegah di hadapan Tuhan, atas dasar
apapun, karena manusia dibenarkan oleh karena iman, bukan karena hasil dari
perbuatannya sendiri.
Ciri yang kedua: Yang
hatinya menjauh dari pada TUHAN.
Saudaraku, bagaimana dengan ibadah kita malam hari ini,
apakah kita menjalankan ibadah ini liturgis / ibadah karena aturan manusia atau
kita beribadah karena suatu kerinduan, tanda kecintaan kita kepada Tuhan, karena
hanya lewat doa penyembahan kita bertemu dengan Allah di dalam kasih-Nya.
Matius 15: 7-9
(15:7) Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari
pada-Ku.
(15:9) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka
ajarkan ialah perintah manusia."
Nubuatan Yesaya: “Bangsa
ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.”
Bibir memuliakan Tuhan tetapi hati jauh dari Tuhan =
mempersembahkan tubuh jasmani, tetapi tidak mempersembahkan manusia batiniah
kepada Tuhan = menjalankan ibadah secara lahiriah = menerima pelayanan tubuh.
Sedangkan pelayanan Roh; menjangkau manusia batiniah,
dimana firman Allah itu telah ditukik di dalam hati, firman Allah itu telah
dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging, sehingga terjadi
pembaharuan manusia batiniah dari sehari ke sehari. Pada saat terjadi
pembaharuan manusia batiniah maka secara otomatis manusia lahiriah akan semakin
merosot.
Pelayanan tubuh adalah pelayanan secara lahiriah,
menjalankan ibadah secara lahiriah/liturgis saja, seperti mereka yang
menjalankan ibadah pada zaman hukum Taurat; mempersembahkan Kambing Domba,
Lembu Sapi dan burung Merpati sebagai korban persembahan kepada Tuhan, hanya
secara lahiriah saja, tetapi hati jauh dari Tuhan, tidak menjangkau manusia
batiniah.
Bisa saja seseorang menangis karena terharu saat
mendengar firman, tetapi kalau tidak ditindaklanjuti dengan suatu pembaharuan
manusia batiniah atau tidak diubahkan = pelayanan tubuh, menjalankan ibadah
secara lahiriah.
Hal ini sangat saya takutkan, ketika sidang jemaat cinta
kepada Firman Pengajaran Mempelai, karena sudah tahu begitu dalamnya dan Pengajaran
Mempelai itu sungguh luar biasa, tetapi tidak mau diubahkan. Yang ditakutkan
adalah akan menjadi ahli Taurat; mengerti firman tetapi tidak mau melakukannya.
Sama seperti orang yang sedang menuntut ilmu. Ikut Tuhan tidak seperti menuntut
ilmu, tidak seperti orang yang mengikuti pendidikan di sekolahan.
Ikut Tuhan itu penyerahan, seperti kawanan domba yang
tergembala berarti; menyerahkan diri kepada Tuhan, yaitu; dengar firman penggembalaan
kemudian mengikuti-Nya, tidak lagi mendengar suara asing dan tidak mengikuti
firman yang lain.
Jadi, benarlah nubuatan Yesaya: Bibir memuliakan Tuhan, sepertinya
bernyanyi memuliakan Tuhan, tetapi hati merantau kemana-mana, hatinya tidak di
tempat ini, hatinya tidak berpaut kepada Tuhan.
Ini sangat mengkhawatirkan sekali, sebab gambaran dari
kehidupan seperti ini terlihat dalam.....
Yeremia 17: 6
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan
mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang
gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Digambarkan seperti:
“Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami
datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di
negeri padang asin yang tidak berpenduduk” = tulang-tulang kering,
kehidupan tanpa pengharapan = semangat yang patah.
-
Ia akan seperti semak bulus di padang belantara.
Ini adalah kehidupan
yang tidak ada artinya, menyendiri saja. Kalau menyendiri = dikuasai roh
egosentris, dan ia tidak akan berguna kepada sesama. Sama seperti anggota tubuh
banyak; ada mata, telinga, mulut, kaki, hidung dan lain sebagainya, tetapi
kalau tubuh adalah mata, siapakah yang diterangi?
Jadi, sekali lagi saya
katakan; kalau seseorang dikuasai roh egosentris, ia tidak akan berguna bagi
orang lain.
Biarlah dalam kandang
penggembalaan, kita semua terlepas dari roh egosentris, ini sangat
membantu ibadah dan pelayanan dalam kandang penggembalaan ini, sehingga dalam
segala sesuatu saya tidak perlu lagi menunjuk-nunjuk, memerintah apa yang harus
dikerjakan, ini sangat membantu seorang gembala.
-
Ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik.
Sama seperti pengakuan
tulang-tulang kering di lembah itu: “Pengharapan
kami sudah lenyap, kami sudah hilang.”
-
Ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun.
Tandus, kering-kering,
tidak menghasilkan apa-apa.
-
Ia akan tinggal di negeri padang asin yang tidak berpenduduk = kering-kering.
Dalam Yohanes 15:10 “...Jikalau kamu menuruti
perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku...” = melakukan firman Tuhan.
Jadi, padang asin yang
tidak berpenduduk ini orang yang tidak mengasihi Tuhan, itulah orang yang tidak
mampu melakukan firman Tuhan.
Kesimpulannya: Tulang-tulang kering sama seperti
ranting-ranting kering akan dikumpulkan orang, selanjutnya akan dicampakkan ke
dalam api, berarti sudah dekat dengan kebinasaan.
Oleh kasih dan rahmat-Nya kita memperoleh jalan keluarnya
pada malam ini....
Jalan keluarnya.
Yehezkiel 37: 3
(37:3) Lalu Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, dapatkah
tulang-tulang ini dihidupkan kembali?" Aku menjawab: "Ya Tuhan ALLAH,
Engkaulah yang mengetahui!"
Firman Allah kepada nabi Yehezkiel: “Dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?”
Jawab Yehezkiel: “Ya
Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!”
Jadi, Tuhan sanggup menghidupkan kembali tulang-tulang
yang kering. Sebagai seorang hamba Tuhan yang telah menerima jabatan gembala, saya
akan menjawab dengan jawaban yang sama: “Ya
Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!”, sebab tidak ada yang mustahil
bagi Tuhan, tidak ada yang tidak mungkin, semuanya mungkin.
Roma 4: 17
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa
banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah
yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang
tidak ada menjadi ada.
Allah sanggup menghidupkan orang yang mati dan firman
Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
Ibrani 1: 3
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang
segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai
mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat
yang tinggi,
Menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh
kekuasaan.
Jadi, firman Allah itu menopang segala yang ada karena
firman itu penuh dengan kekuasaan, sebab firman Allah itu adalah pribadi Yesus
Kristus.
Berarti syaratnya; firman Allah harus mendarah daging,
dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging = firman Allah ditukik di
dalam hati.
Yohanes 1: 14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita
telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai
Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Firman Allah telah menjadi manusia dan diam di dalam
pribadi kita, itulah Yesus Kristus menjadi manusia = firman mendarah daging.
Yohanes 1: 16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia
demi kasih karunia;
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan
kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Kasih karunia dan kebenaran datang dari Yesus Kristus,
Dialah firman yang menjadi manusia.
Seharusnya bangsa kafir itu adalah bangsa yang harus
dimurkai, tidak mendapat keselamatan, tetapi disini kita perhatikan ketika
firman mendarah daging, firman itu memberi kesempatan, firman itu menopang
segala sesuatu, karena firman itu penuh dengan kekuasaan. Dari Dialah datangnya
kasih karunia dan kebenaran bukan dari hukum Taurat, bukan karena hasil usaha,
bukan karena kepintaran, bukan datangnya dari barang fana itulah emas dan
perak, harta kekayaan tetapi kasih karunia itu datangnya dari pribadi Yesus
Kristus itulah firman mendarah daging, selanjutnya kita dibenarkan kembali,
tulang-tulang kering dibenarkan kembali, kehidupan yang dahulu jauh dari Allah
dihidupkan kembali, bangsa kafir mendapat keselamatan.
Kita patut bersyukur, tulang-tulang kering, tanpa
pengharapan mendapat kesempatan, namun syaratnya: Hargai firman Allah sampai
firman mendarah daging, dimeteraikan oleh Roh Kudus, berarti ditukik di dalam
hati kita masing-masing.
Praktek kembali kepada kebenaran firman Tuhan.
Yehezkiel 37: 4
(37:4) Lalu firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah mengenai tulang-tulang
ini dan katakanlah kepadanya: Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah firman
TUHAN!
Bernubuatlah kepada tulang-tulang kering, berarti: Menghargai
firman nubuatan, itulah firman yang disampaikan oleh para nabi.
1 Korintus 14: 1-3
(14:1) Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia
Roh, terutama karunia untuk bernubuat
(14:2) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada
manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti
bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.
(14:3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia
membangun, menasihati dan menghibur.
Kejarlah karunia yang paling utama: Perhatikan firman nubuatan, tidak perlu bangga dengan 9 karunia;
menyembuhkan, mujizat, berbahasa lidah dan lain sebagainya, tetapi kejarlah firman nubuatan, kejar firman
para nabi, kejar Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, firman yang
rahasianya dibukakan, berkuasa untuk menyelidiki, mengoreksi, segala sesuatu
yang terkandung di dalam hati. Kalaupun kita mendapat bagian dari
karunia-karunia itu, kita mengucap syukur untuk mendukung, melengkapi kita sehingga
kita mampu mengejar dan memperoleh karunia yang lebih utama yaitu; firman
nubuatan.
Barangsiapa bernubuat, berarti berkata-kata kepada
manusia = membangun, menasihati dan menghibur, inilah tugas seorang nabi.
Malam ini kita menerima firman nubuatan, salah satunya
adalah nubuatan Yesaya, juga apa yang telah di tulis oleh Musa telah kita
terima; untuk membangun, menasihati dan menghibur kita.
Yang membuat susah hati seseorang adalah dosa, tetapi
malam ini kita telah menerima firman nubuatan untuk menyelesaikan dan melepaskan
kita dari segala dosa, sehingga kita mengalami penghiburan dan tanpa kita
sadari air mata mengalir, itulah tanda penghiburan.
1 Korintus 14: 22
(14:22) Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang
beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk
bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk
orang yang beriman.
Firman nubuatan berguna untuk orang yang beriman, bukan
untuk orang yang tidak beriman.
Iman itu mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, berarti
penyembahan kita hanya kepada Tuhan bukan kepada ilah lain, kemudian, hati
percaya bahwa Yesus telah dibangkitkan dari antara orang mati.
Kuasa kebangkitan: Hidup dalam hidup yang baru, berada
dalam suasana yang baru.
Kuasa kebangkitan ini adalah hasil dari kematian yang
benar. Kalau kematiannya benar, maka kebangkitannya benar.
Kuasa firman nubuatan.
1 Korintus 14: 23-25
(14:23) Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap
orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau
orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila?
(14:24) Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman
atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua;
(14:25) segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata,
sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: "Sungguh, Allah ada di
tengah-tengah kamu."
Kalau rahasia firman tidak dibukakan, bicaranya
ngawur-ngawur, khotbahnya hanya sikura-kura dan sikancil, kita boleh berkata: Kamu
gila! Ngawur! Khotbah kok seperti itu! Seharusnya kerohanian sidang jemaat dibawa
kepada puncak kedewasaan, tetapi ini seperti mengajari anak sekolah Minggu.
Kita harus berani berkata seperti itu kepada pemberita yang tidak menyampaikan
firman para nabi. Tetapi perkataan itu cukup kita katakan di dalam hati. Cukup hati
yang bicara tidak perlu dari mulut! Supaya kita tidak menghakimi orang lain.
Firman nubuatan, firman yang disampaikan oleh para nabi berkuasa
untuk menyelidiki, mengoreksi segala sesuatu yang terkandung di dalam hati, dengan
kata lain menyingkapkan segala yang terselubung.
Saudaraku, kalau firman nubuatan itu sudah menyingkapkan
segala sesuatu yang terselubung di dalam hati, maka akan menjadi kehidupan-kehidupan
yang cintanya luar biasa kepada Tuhan, itu akan nyata dalam setiap
perbuatan-perbuatannya, selanjutnya ia akan beribadah dan menyembah kepada
Allah saja, tidak kepada allah asing.
2 Petrus 1: 19
(1:19) Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah
disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama
seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar
menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Firman para nabi, firman nubuatan meneguhkan hati kita,
sehingga kita tidak goyah kepada pengaruh-pengaruh yang tidak suci, tidak goyah
karena ilah zaman/arus dunia, tidak goyah karena sesuatu apapun/perkara di
bumi.
Memperhatikan firman para nabi/firman nubuatan, sama
seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap, sampai fajar
menyingsing.
Jadi, firman nubuatan itu berkuasa untuk menerangi
kegelapan sampai kita berada di dalam terang-Nya yang ajaib.
Bukti ketika berada dalam terangnya yang ajaib: Bintang timur
terbit dan bersinar di dalam hati, itulah Yesus Kristus, menjadi Raja dan berkuasa/bertakhta
di dalam hati, tidak ada lagi yang lain di dalam hati.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment