IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 03 JULI 2015
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: MENGUNJUNGI JANDA-JANDA DALAM KESUSAHAN
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Biarlah kiranya Tuhan berkemurahan bagi kita, supaya kita
merasakan apa yang menjadi isi hati Tuhan.
Kita kembali memperhatikan...
Maleakhi 3: 18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar
dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang
yang tidak beribadah kepada-Nya.
Kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang
fasik, antara orang yang beribadah kepada-Nya dan orang yang tidak beribadah
kepada-Nya.
Orang benar = orang yang beribadah kepada Allah.
Orang fasik = orang yang tidak beribadah kepada Allah.
Saat ini kita tidak dapat mengatakan kepada orang lain,
bahwa ibadah yang kita jalankan lebih benar dari ibadah yang dijalankan orang
lain, tetapi satu hal yang patut kita bersyukur, bahwa kita telah digembalakan
oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, yang disebut juga
firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, untuk membangun, menghibur,
menasihati kita masing-masing, menyelidiki segala sesuatu yang terselubung,
pendeknya; untuk membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang
sempurna, menjadi pengantin perempuan, milik kesayangan-Nya, sesuai ayat 17: Mereka akan menjadi milik
kesayangan Tuhan pada hari yang disiapkan-Nya. Pada saat itulah kita dapat
melihat perbedaan antara orang benar dan orang fasik.
Kalau saat ini kita mengatakan ibadah kita lebih benar,
itu menunjukkan bahwa kita adalah hakim, mengambil posisi Tuhan sebagai hakim.
Sesungguhnya, satu-satunya hakim yang benar dan adil adalah Allah sendiri.
Saudaraku, kalau tetap mempertahankan kefasikan sekalipun
beribadah bahkan melayani kepada Tuhan, gambaran dari orang yang tidak
beribadah kepada Allah.
Berkaitan dengan IBADAH, kita mengetahui dalam Roma 12: 1, terlihat dengan jelas
ibadah yang sejati yaitu mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup,
kudus dan berkenan.
Pada malam hari ini kita akan memperhatikan IBADAH YANG
MURNI.
Yakobus 1: 26-27
(1:26) Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak
mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
(1:27) Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita,
ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan
menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Kalau suara daging tidak ditahan di tengah-tengah ibadah,
ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadah itu, dan ibadah yang demikian
tidak mengandung janji.
Biarlah ibadah kita mengandung janji, baik di masa
sekarang, maupun di masa yang akan datang.
Ibadah yang murni dan tak bercacat di hadapan Allah,
ialah:
-
“Mengunjungi yatim
piatu.”
Yatim piatu =
tidak mempunyai ayah & ibu (orangtua). Orangtua = gembala.
Berarti yatim
piatu, artinya; tidak tergembala dengan baik dalam satu kandang penggembalaan.
-
“Mengunjungi
janda-janda dalam kesusahan mereka.”
Janda = tidak
memiliki kepala = tidak mempunyai suami.
Kalau seseorang
tidak tergembala, sebetulnya mereka mengalami kesusahan yang besar. Berbeda
dengan orang yang tergembala; kesusahan ada, kesulitan ada, aniaya ada, ujian
ada, tetapi Tuhan memberi kekuatan, bahkan memberi jalan keluar.
Sama halnya
dengan janda, yang tidak menempatkan Kristus sebagai kepala, sebetulnya ia
sangat menderita dan tersiksa, baik janda secara jasmani maupun janda secara
rohani, sama-sama menderita.
Supaya ibadah kita murni dan tak bercacat di hadapan
Tuhan, baiknya kita mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan
mereka. Hati-hati, jangan menindas yatim piatu dan janda-janda karena Tuhan
sangat memperhatikan mereka.
Malam ini kita memperhatikan ...
Keterangan: “MENGUNJUNGI
JANDA-JANDA DALAM KESUSAHAN.”
Efesus 5: 22-23
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala
jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Kristus adalah kepala jemaat, Dialah suami dalam
kebenaran dan keadilan, suami dalam kasih sayang dan kasih setia, dan Kristus
lah yang menyelamatkan tubuh.
Oleh sebab itu, hendaklah seorang isteri tunduk kepada
suami sama seperti kepada Tuhan, sebab ketundukan seorang isteri menunjukkan
bahwa ia menempatkan Kristus sebagai kepala dalam hidupnya.
Sebaliknya, seorang janda tidak hidup dalam kebenaran dan
keadilan, tidak hidup dalam kasih sayang dan kasih setia, pendeknya; tidak
mendapatkan keselamatan.
Ratapan 1: 1
(1:1) Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai! Laksana seorang
jandalah ia, yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa. Yang dahulu ratu di antara
kota-kota, sekarang menjadi jajahan.
Kota Yerusalem; yang dahulu ramai, yang dahulu agung di
antara bangsa-bangsa, yang dahulu ratu di antara kota-kota, tetapi setelah
menjadi jajahan, kota itu terpencil, berada dalam kesunyian, sehingga laksana
seorang jandalah ia. Pendeknya; tidak terlihat lagi kemuliaan Allah di
dalamnya.
Ratapan 1: 2
(1:2) Pada malam hari tersedu-sedu ia menangis, air matanya bercucuran di
pipi; dari semua kekasihnya, tak ada seorang pun yang menghibur dia. Semua
temannya mengkhianatinya, mereka menjadi seterunya.
Seorang janda; pada
malam hari tersedu-sedu ia menangis, air matanya bercucuran di pipi, ini
adalah air mata kesedihan, kesusahan, karena hidup tanpa kebenaran dan
keadilan, hidup tanpa kasih sayang dan kasih setia.
Tidak ada yang memperhatikan seorang janda, tidak ada
yang peduli, tidak ada yang menghibur, bahkan banyak yang mengkhianatinya,
bahkan yang bersamanya dahulu menjadi seteru.
Sekalipun seorang janda berlimpah harta, tetapi sesungguhnya
mereka dalam kesusahan yang besar, sehingga setiap malam seorang janda hanya
menangis, menangis dan menangis.
Jadi, kehidupan seorang janda itu tidaklah enak, itu
sebabnya Yakobus menuliskan, ibadah yang murni itu mengunjungi janda-janda
dalam kesusahan mereka.
Dalam Perjanjian Baru, persembahan dari seorang janda
cukup diperhatikan oleh Tuhan. Dalam Perjanjian Lama, Tuhan memperhatikan
seorang janda di Sarfat, dengan satu anaknya laki-laki. Perhatian Tuhan begitu
tertuju kepada seorang janda.
Setelah kita mendengar apa yang menjadi isi hati Tuhan,
biarlah kita menjalankan ibadah yang murni.
Keadaan seorang janda.
Rut 1: 1-3
(1:1) Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu
pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki
ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
(1:2) Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua
anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda;
dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana.
(1:3) Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu
tertinggal dengan kedua anaknya.
Pada zaman para hakim, ada kelaparan hebat di tanah
Israel, lalu pergilah seorang dari Betlehem, Yehuda, beserta isterinya dan
kedua anak laki-laki mereka ke daerah Moab dan menetap di sana sebagai orang
asing, ialah Elimelekh, isterinya bernama Naomi, kedua anaknya ialah Mahlon dan Kilyon.
Tetapi tidak terduga, akhirnya matilah Elimelekh,
tinggallah Naomi bersama kedua anaknya.
Pendeknya; Naomi menjadi janda.
Rut 1: 4-5
(1:4) Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang
kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya.
(1:5) Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan
itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.
Kemudian, kedua anak Naomi, mengambil isteri; Mahlon
mengambil isteri bernama Orpa, dan Kilyon mengambil isteri bernama Rut.
Tetapi tidak lama kemudian, matilah Mahlon dan Kilyon,
sehingga Orpa dan Rut menjadi janda seperti Naomi.
Rut 1: 6
(1:6) Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari
daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan
umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.
Akhirnya Naomi mendengar bahwa Israel telah dipulihkan
oleh Tuhan, Tuhan memberikan makanan kepada bangsa Israel, sehingga berkemaslah
ia ingin kembali ke Betlehem, Yehuda, sebab ia dan suaminya berasal dari
Efrata.
Rut 1: 7-9
(1:7) Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan
kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda,
(1:8) berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah,
pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya
kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu
dan kepadaku;
(1:9) kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan,
masing-masing di rumah suaminya." Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka
menangis dengan suara keras
Pada saat mengadakan perpisahan antara Naomi dengan kedua
menantunya, Orpa dan Rut, yang memang berasal dari bangsa Moab, maka mereka
menangis dengan suara keras.
Tangisan di sini menunjukkan kepedihan di hati, kesusahan
di hati, kesedihan di hati, sebab memang itulah keadaan seorang janda.
Rut 1: 12-13
(1:12) Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk
bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku
bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki,
(1:13) masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu
harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku,
bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN
teracung terhadap aku?"
Naomi mengalami kepahitan, sesuai dengan pernyataannya
kepada kedua menantunya yang juga telah menjadi janda. Dia berkata: “Bukankah jauh lebih pahit yang aku alami
dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku.”
Jadi, kepahitan yang dialami Naomi terjadi seijin Tuhan.
APA PENYEBAB RASA PAHIT YANG DIALAMI NAOMI?
Rut 1: 1-2
(1:1) Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu
pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya
laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
(1:2) Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua
anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda;
dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana.
Naomi meninggalkan Betlehem-Yehuda.
Betlehem menunjuk rumah roti. Yehuda menunjuk raja-raja = pelayan-pelayan Tuhan.
Berarti;
-
Meninggalkan Betlehem, artinya;
meninggalkan kebenaran, itulah firman Tuhan yang dapat didengar, diterima dalam
rumah Tuhan lewat ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan.
-
Meninggalkan Yehuda, artinya;
meninggalkan ibadah & pelayanan kepada Tuhan. orang yang semacam ini akan
mengalami kesusahan besar.
Sebagaimana
dalam perumpamaan; seorang pemuda meninggalkan Yerusalem, turun ke Yerikho, ia
dirampok oleh para penyamun, ia dipukuli sampai setengah mati, dan merampas
harta miliknya.
Inilah penyebab rasa pahit yang dialami Naomi.
Ratapan 1: 3-4
(1:3) Yehuda telah ditinggalkan penduduknya karena sengsara dan karena
perbudakan yang berat; ia tinggal di tengah-tengah bangsa-bangsa, namun tidak
mendapat ketenteraman; siapa saja yang menyerang dapat memasukinya pada saat ia
terdesak.
(1:4) Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, karena pengunjung-pengunjung
perayaan tiada; sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya, berkeluh kesahlah
imam-imamnya; bersedih pedih dara-daranya; dan dia sendiri pilu hatinya.
Yehuda ditinggalkan penduduknya karena sengsara dan
karena perbudakan yang berat, sehingga;
-
Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita.
Berarti; tidak
ada lagi sukacita di tengah-tengah pengiringan/pengikutan kepada Tuhan, karena
tidak ada lagi orang yang tertarik beribadah melayani Tuhan.
-
Sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya.
Tidak ada lagi
orang yang percaya kepada Tuhan, sehingga imam-imam berkeluh kesah di hadapan
Tuhan.
-
Dan yang lebih ironisnya, bersedih pedih dara-daranya, menunjukkan
kerohanian yang masih muda, bahkan kanak-kanak rohani, mengalami kesedihan
& kepedihan di hati.
Inilah yang terjadi ketika meninggalkan Betlehem-Yehuda.
Rut 1: 14
(1:14) Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya
itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.
Kita kembali melihat: “Menangis pula mereka dengan suara keras.”
Jadi, kesedihan itu betul-betul tidak bisa
ditutup-tutupi, kepedihan hati tidak bisa ditutupi, itulah yang dialami ketiga
janda, terlebih setelah Naomi mendesak kedua menantunya.
Setelah didesak Naomi, Orpa mencium mertuanya itu minta diri, berarti menuruti desakan
Naomi untuk kembali ke ibunya, kembali ke bangsanya, kembali ke allahnya.
Tetapi Rut tetap
berpaut pada Naomi, ini menunjukkan bahwa Rut mendapatkan kunjungan,
mendapatkan lawatan, perhatian Tuhan seperti jemaat dalam ibadah pelayanan.
Bukti Rut tetap berpaut pada Naomi.
Rut 1: 15-17
(1:15) Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan
kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu."
(1:16) Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan
pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ
jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam:
bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;
(1:17) di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku
dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada
itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada
maut!"
Naomi tetap mendesak Rut, dan berkata: “Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan
kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu.” Rut tetap berpaut
pada Naomi, sekalipun ia didesak.
Sebagai bukti, Rut berkata: “... ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi ...”
Ini adalah pengikutan yang benar, tidak menyimpang ke
kiri, tidak menyimpang ke kanan.
Berarti; kuat dan teguh hati = memiliki pendirian yang
kokoh, tidak mudah dipengaruhi situasi, keadaan, dan sebagainya. Inilah sikap
yang dimiliki seorang laki-laki; kuat & teguh hati.
Wujud orang yang kuat & teguh hati.
Sesuai dengan perkataan Rut: “Bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku
pun mati di sana.”
Keterangan: “BANGSAMULAH BANGSAKU.”
Rut berasal dari bangsa Moab, bukan bangsa Israel, tetapi
di sini ia berkata: “Bangsamulah bangsaku.”
Keluaran 19: 5-6
(19:5) Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan
berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku
sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
(19:6) Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus.
Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Bangsa Israel adalah milik kesayangan/harta kesayangan
Tuhan sendiri dari antara segala bangsa, berarti bangsa Israel adalah umat
pilihan/bangsa yang terpilih = imamat rajani = bangsa yang kudus.
1 Petrus 2: 9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari
kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Bangsa yang terpilih adalah milik kepunyaan Allah, setara
dengan imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri.
Tugas bangsa yang terpilih adalah untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar
dari Allah = melayani Tuhan.
Jadi, kita telah dipanggil selanjutnya dipilih untuk melayani
Tuhan.
Demikianlah keberadaan Rut di hadapan Tuhan.
Wahyu 5: 9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau
layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau
telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah
dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi
imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di
bumi."
Tuhan telah menebus mereka dari tiap-tiap suku, kaum,
bahasa dan bangsa. Selanjutnya, Yesus membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah, dan
mereka akan memerintah sebagai Raja di bumi = melayani Tuhan selama-lamanya.
Keterangan: “ALLAHMULAH ALLAHKU.”
Setiap suku bangsa memiliki Allah tersendiri, termasuk
bangsa Israel, itulah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, berarti Allah yang
hidup. Sebaliknya, allah bangsa-bangsa lain bukanlah allah yang hidup.
Yohanes 4: 20-22
(4:20) Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan,
bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."
(4:21) Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan,
saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan
juga di Yerusalem.
(4:22) Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang
kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
Orang Samaria menyembah di atas gunung, berarti;
menyembah allah yang tidak dikenal yaitu allah asing.
Kalau penyembahan mereka di gunung dan di Yerusalem,
menunjukkan bahwa allah orang Samaria tidak sama dengan Allah bangsa Israel.
Kita bersyukur kepada Tuhan, kita menyembah Allah yang
hidup, Allah Abraham, Allah Ishak dan
Allah Yakub, menunjukkan bahwa kita terlepas dari penyembahan berhala.
Markus 12: 24-27
(12:24) Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena
kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.
(12:25) Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak
kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
(12:26) Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca
dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman
Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub?
(12:27) Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu
benar-benar sesat!"
Allah dari bangsa Israel adalah Allah yang hidup, itulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub,
Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.
Segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan adalah berhala.
Kalau oleh karena pekerjaan membuat seseorang jauh dari Tuhan, itu adalah
penyembahan berhala. Kalau seseorang terikat dengan perkara lahiriah sehingga
membuat jauh dari Tuhan, itu adalah penyembahan berhala.
Menjalankan ibadah secara lahiriah pun adalah penyembahan
berhala. Termasuk kekerasan hati juga berhala.
Kalau seseorang menyembah berhala adalah orang yang tidak
mengerti firman Tuhan yang tertulis dalam kitab suci, dan menjadi sesat, dengan
bukti; ia menyembah berhala/allah asing.
Markus 12: 29-30
(12:29) Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang
Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
(12:30) Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa, tidak dua, tidak tiga, oleh
sebab itu, mengasihi Tuhan harus dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa, sepenuh
akal budi dan sepenuh kekuatan.
Seandainya Allah itu dua, maka separuh hati kita
menyembah Allah yang pertama dan separuh hati lagi menyembah Allah yang kedua.
Tetapi Allah itu esa, tidak dua, tidak tiga, ialah Allah
yang hidup, Allah Abraham, Allah Ishak
dan Allah Yakub, Allah yang memberi iman, harap dan kasih.
-
Abraham à Allah Bapa, tabiat-Nya: KASIH.
-
Ishak à Allah Anak, tabiat-Nya: hidup
BENAR sesuai firman Tuhan.
-
Yakub à Allah Roh Kudus.
Markus 12: 32
(12:32) Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru,
benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
Di sini kita melihat ahli Taurat mengakui bahwa Allah itu
esa, menunjukkan bahwa ia mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati.
Ahli Taurat, berarti mengerti firman Tuhan tetapi tidak
menjadi pelaku, sekalipun ia mengerti firman tetapi ia sukar untuk berubah.
1 Timotius 2: 1-6
(2:1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan
ucapan syukur untuk semua orang,
(2:2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup
tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.
(2:3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita,
(2:4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh
pengetahuan akan kebenaran.
(2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara
Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
(2:6) yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia:
itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
Karena Allah itu esa dan esa pula ia menjadi pengantara
antara Allah dengan manusia, itulah Yesus Kristus, Dia menjadi korban penebus
salah.
Yesus Kristus telah memperdamaikan dosa manusia di atas
kayu salib, darah-Nya tercurah untuk mengampuni dosa kita.
Berhala tidak mampu mengampuni dosa kita, berhala tidak
mampu menebus kita dari dosa apa saja. Harta, uang, kedudukan yang tinggi tidak
mampu menghapus dosa seseorang, hanya Allah yang hidup saja.
Sungguh heran pengakuan dari Rut, yang mendapat lawatan dari
Tuhan lewat ibadah dan pelayanan, karena imannya yang kuat dan teguh, ia mampu
berkata: “Allahmulah Allahku.”
Bahkan banyak di antara orang Kristen tidak mampu
berkata: “Allahmulah Allahku”, oleh
karena banyaknya penyembahan berhala.
1 Petrus 1: 18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang
sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana,
bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama
seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Berhala-berhala/allah lain termasuk harta kekayaan, emas,
perak = barang fana, tidak dapat menebus dosa warisan/dosa turunan, yaitu cara
hidup yang sia-sia, melainkan dengan darah Anak Domba yang tidak bernoda dan
tidak bercacat.
Jadi, ternyata, tidak baik menyembah berhala karena tidak
mampu menebus dosa manusia.
Keterangan: “DI MANA ENGKAU MATI, AKU PUN MATI DI SANA”
Setiap raja, secara khusus raja-raja Yehuda, kalau mati
selalu dikuburkan bersama-sama dengan kuburan nenek moyang mereka, termasuk
Yusuf, ia berpesan, apabila bangsa Israel dibebaskan dari Mesir, supaya
tulang-tulangnya dibawa ke tanah Kanaan.
Berarti, pernyataan Rut ini juga sungguh mengagumkan.
Terlebih dahulu kita melihat KEMATIAN dan KEBANGKITAN
Yesus Kristus.
Roma 6: 3-4
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam
Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh
baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari
antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam
hidup yang baru.
Baptisan Kristus berarti baptisan dalam kematian dan
kebangkitan-Nya.
Kuasa kematian Kristus: Mengubur hidup yang
lama.
Kuasa kebangkitan Kristus: Hidup dalam hidup
yang baru.
Roma 6: 5
(6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan
kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan
kebangkitan-Nya.
Kalau kita satu dengan kematian Yesus Kristus, maka
otomatis kita satu dengan kebangkitan-Nya.
Jadi, kebangkitan yang benar adalah hasil dari kematian
yang benar.
Sebab ada kebangkitan palsu, yang adalah hasil dari
kematian palsu. Kebangkitan palsu sama seperti orang yang beribadah dan
melayani tetapi belum mengubur hidup yang lama.
Bayangkan, hanya beberapa lama bersuamikan Kilyon, anak
Naomi, namun Rut sudah memiliki keteguhan iman. Ini adalah pengakuan yang
sangat luar biasa, yang jarang ditemukan dalam kehidupan manusia.
Filipi 3: 7-8
(3:7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap
rugi karena Kristus.
(3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus
Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah
melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh
Kristus,
Setelah pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhan, ia
melepaskan apa yang dahulu ia anggap begitu berarti = menanggalkan cara hidup
yang lama. Bahkan Rasul Paulus menganggap semua itu sampah, sehingga ia memiliki
Kristus dalam hidupnya.
Filipi 3: 9
(3:9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati
hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus,
yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
Dalam hal ini, Rasul Paulus dibenarkan, tetapi bukan
karena mentaati hukum Taurat, bukan karena kecakapannya, bukan karena
kebenarannya, melainkan karena kepercayaan kepada Kristus Yesus, sehingga Allah
menganugerahkan kepadanya berdasarkan iman.
Filipi 3: 10-11
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan
persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam
kematian-Nya,
(3:11) supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
Rasul Paulus menghendaki, antara lain:
1. Mengenal Dia.
Pengenalan kita
terhadap Tuhan perlu dipertanyakan: Apakah pengenalan kita karena mujizat, atau
karena harta, atau karena penyembuhan semata? Saya kira, ini bukanlah pengenalan
yang sempurna, melainkan pengenalan yang ikut-ikutan.
Tetapi biarlah
pengenalan kita berdasarkan kasih-Nya, pengorbanan-Nya yang besar, inilah
pengenalan yang benar.
Perlu diketahui,
kalau seseorang menolak salib, berarti ia belum mengenal Tuhan.
2. Kebangkitan Yesus
Kristus.
Berarti berada
dalam suasana hidup baru, wujudnya: Tekun dalam ibadah dan pelayanan kepada
Tuhan.
Prakteknya: Menghendaki persekutuan dalam
penderitaan-Nya sehinnga menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.
Kalau satu dalam
kematian Yesus Kristus, pasti satu dalam kebangkitan-Nya. Kebangkitan yang
benar adalah hasil dari kematian yang benar.
Matius 27: 50-53
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke
bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
(27:52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah
meninggal bangkit.
(27:53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu
masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.
Hasil kematian yang benar adalah kebangkitan yang benar.
Setelah Yesus menyerahkan nyawa-Nya/mati di atas kayu
salib, selanjutnya kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus bangkit, lalu
masuk ke kota kudus.
Jadi, kalau kita satu dalam kematian Yesus, maka secara
otomatis satu dengan kebangkitan Yesus.
Sesungguhnya Rut adalah bangsa kafir, bangsa Moab, yang
seharusnya dimurkai, menuju pada kematian, tidak memperoleh keselamatan, tetapi
pernyataannya membuat ia satu dengan kebangkitan Yesus Kristus.
Saya juga merindukan hal yang sama, tentu kita juga
merindukan hal yang sama, supaya nyata kebangkitan itu dalam kehidupan
masing-masing, supaya terlihat kemajuan ibadah pelayanan dalam kandang penggembalaan
ini.
Kalau kematiannya setengah-tengah, maka yang terjadi
adalah kesusahan; mundur malu, maju setengah mati.
Efesus 2: 11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan
Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel
dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa
pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu
"jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Yang dahulu jauh, sudah menjadi dekat oleh darah salib
Kristus.
Dahulu bangsa kafir hidup jauh, berarti; tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan
Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan,
tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
Tetapi oleh darah salib Kristus, kematian dan kebangkitan
Yesus Kristus; yang dahulu jauh sudah menjadi dekat. Antara bangsa kafir dan
bangsa Yahudi dipersatukan oleh darah salib Kristus, itulah yang dialami oleh
Rut; yang dahulu hidup jauh dari Allah, sebab dia adalah bangsa kafir, bangsa
Moab, tetapi oleh karena darah salib Kristus, dia terlepas dari kematian, dari
lobang maut.
SEDEKAT APAKAH BANGSA KAFIR BERSATU DENGAN BANGSA YAHUDI?
Efesus 2: 14-16
(2:14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua
pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
(2:15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum
Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya
menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai
sejahtera,
(2:16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah
oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
Dengan bersatunya bangsa kafir dan bangsa Yahudi, berarti
darah salib Kristus telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
termasuk membatalkan hukum Taurat.
Kalau ibadah dijalankan menurut hukum Taurat, maka yang
selamat adalah bangsa Yahudi saja, karena pertama-tama ibadah dan hukum Allah
ditujukan kepada mereka.
Namun akhirnya, bangsa kafir dan bangsa Yahudi diperdamaikan
dalam satu tubuh, itulah tubuh Kristus.
Itulah pengalaman Rut; ia mendapat kunjungan Tuhan, dan
lewat ibadah pelayanan ini, kita dilawat oleh Tuhan, mendapat kunjungan Tuhan
di dalam kesusahan.
Sehingga kalau kita perhatikan silsilah Yesus Kristus, dalam
Matius 1: 1-17 ada 5 nama wanita
yang disebut; empat nama dari keturunan bangsa kafir, dan satu nama dari bangsa
Israel sendiri, yaitu Maria, sedangkan Rut adalah salah satu dari empat wanita dari
keturunan bangsa kafir.
Dalam hal ini, nama Rut tertulis dalam kitab kehidupan
Anak Domba, dia diakui di hadapan Allah Bapa.
Firman Tuhan berkata: Barangsiapa mengakui Aku, ia diakui
di hadapan Allah Bapa dan di hadapan para malaikat-Nya.
Biarlah nama kita tertulis dalam kitab kehidupan Anak
Domba, diawali dengan tergembala dengan baik dalam satu kandang dan satu
gembala. Kalau domba-domba tergembala maka Gembala memanggil domba-domba itu
sesuai dengan namanya, dan domba-domba mendengar suara gembala = dengar-dengaran,
mengikuti gembala, mengikuti firman pengajaran mempelai yang membawa kita masuk
dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna/mempelai perempuan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Siidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment