IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 04 JULI 2015
Tema: STUDY
YUSUF (Kejadian 37: 1-36, Kejadian
39)
(seri 85)
Subtema:
BANGUNAN PERAK
Shalom!
Selamat malam,
salam sejahtera, salam dalam kasih
Kristus, dengan kasih sayang, kasih setia-Nya
yang abadi.
Oleh karena pertolongan Tuhan, kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Kaum Muda Remaja.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan mengenai
PRIBADI YUSUF dari kitab Kejadian 39.
Kejadian 39: 5
(39:5) Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas
segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena
Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang
di rumah maupun yang di ladang.
Kita memperhatikan kalimat: “TUHAN
memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf.”
Keberadaan dari anak-anak
Tuhan sangat menentukan sekali tempat dimana ia berada. Tempat dimana kita
berada, ditentukan oleh keberadaan kita, sebagaimana Yusuf; setelah Pofitar
memberikan kuasa dalam rumahnya dan segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN
memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf.
Tidak berhenti sampai di situ,
berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di
ladang. Jadi, rumah maupun ladang milik Potifar diberkati.
1 Korintus 3: 9
(3:9)
Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah,
bangunan Allah.
Anak-anak Tuhan, kaum muda remaja, disebut ladang Allah &
bangunan Allah (Bait Allah) = rumah Tuhan.
Keterangan: RUMAH TUHAN YANG DIBERKATI.
1 Korintus 3: 10-11
(3:10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang
dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah
meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap
orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.
(3:11) Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan
dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
Rasul Paulus sebagai seorang ahli bangunan yang cakap
telah meletakkan dasar dari tiap-tiap bangunan itu, dan orang lain akan
membangun terus di atas dasar yang telah diletakkan itu.
Adapun dasar dari bangunan / dasar yang telah diletakkan
itu ialah pribadi Yesus Kristus / korban Kristus dan setiap orang akan
membangun di atasnya.
Sekarang, kita akan melihat JENIS-JENIS BANGUNAN.
1 Korintus 3: 12
(3:12)
Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata,
kayu, rumput kering atau jerami,
Ada 2
jenis bangunan:
Jenis bangunan
pertama: terbuat dari emas, perak, batu permata.
Jenis bangunan
kedua: terbuat dari kayu, rumput kering/jerami.
Terlebih dahulu kita melihat: JENIS BANGUNAN YANG PERTAMA
B. TERBUAT
DARI PERAK
Setelah kita melihat jenis bangunan dari perak yang telah
didirikan di atas dasar yang telah diletakkan, kelanjutannya adalah ...
1 Korintus 3: 13-14
(3:13) sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan
nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api
dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
(3:14) Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji,
ia akan mendapat upah.
Pekerjaan masing-masing
orang akan nampak/terlihat kualitasnya, sebab setiap bangunan akan diuji oleh
nyala api, dengan kata lain harus melewati ujian.
Mazmur 66: 10
(66:10) Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan
kami, seperti orang memurnikan perak.
Nyala api siksaan
sebagai ujian yang terjadi atas seijin Tuhan, bertujuan untuk memurnikan setiap
kehidupan anak-anak Tuhan, terkhusus pemuda remaja.
Ujian di sini seperti
memurnikan perak.
Amsal 25: 4-5
(25:4) Sisihkanlah sanga dari perak, maka keluarlah benda
yang indah bagi pandai emas.
(25:5)
Sisihkanlah orang fasik dari hadapan raja, maka kokohlah takhtanya oleh
kebenaran.
Ketika perak dimurnikan oleh nyala api sebagai ujian,
maka sanga perak akan tersisihkan, selanjutnya keluarlah benda yang indah.
Sanga perak à dosa kefasikan/dosa-dosa yang diperbuat oleh orang-orang
fasik.
Mazmur 119: 119
(119:119)
Sebagai sanga Kauanggap semua orang fasik di bumi; sebab itu aku mencintai
peringatan-peringatan-Mu.
Pendeknya; sanga perak adalah gambaran dari dosa-dosa
yang diperbuat dari orang-orang fasik.
Oleh sebab itu, perak harus dimurnikan dengan nyala api
supaya sanga perak disisihkan, sehingga dengan demikian terlihatlah kemurnian
dari perak, maka takhta kerajaan itu akan kokoh, karena selama di dalamnya ada
kefasikan, kerajaan itu tidak akan kokoh.
Malam ini kita menjalankan Ibadah Pemuda Remaja, berarti;
datang mencari kerajaan surga, dimana didalamnya terdapat kebenaran, supaya
kita semua ada kebenaran, sehingga menjadi pribadi yang kokoh / kuat dihadapan
Tuhan dan ibadah pelayanan dalam kandang penggembalaan GPT “Betania” kokoh dan semakin terlihat kemajuan-kemajuan ke depan,
karena kalau kerohanian dari pemuda remaja semakin maju, maka otomatis
pelayanan kandang penggembalaan ini maju.
Mazmur 10: 2-4
(10:2) Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang
tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
(10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya,
dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN.
(10:4)
Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan
menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
Seluruh pemikiran dari orang fasik:
-
Allah tidak akan menuntut.
Pemikiran yang demikian menunjukkan bahwa orang fasik
tidak takut menista Allah.
Mazmur 10: 13
(10:13)
Mengapa orang fasik menista Allah, sambil berkata dalam hatinya: "Engkau
tidak menuntut?"
Kalau orang fasik menista Allah, itu karena di dalam
pemikiran mereka bahwa Allah tidak akan menuntut.
Menista, berarti mengecilkan, menganggap remeh Tuhan
serta pekerjaan-pekerjaan Tuhan dalam kandang penggembalaan.
Belajarlah menghargai, menghormati yang patut kita hormati
supaya mulai dari sikap, tingkah laku, cara berbicara, gerak-gerik, semuanya
memuliakan Tuhan, bukan menista Tuhan.
Jangan berbicara menggunakan “loe” atau “gue” di
tengah-tengah pelayanan, gunakanlah bahasa yang baik dan sopan. Jika berbicara
dengan yang lebih tua, gunakan: kakak atau abang, atau bapak atau ibu. Jika
berbicara dengan yang lebih muda, gunakan: adik, atau saudara.
-
Tidak ada Allah.
Pemikiran yang demikian cenderung melakukan dosa tanpa
batas, melakukan keinginan sendiri dengan sebebas-bebasnya tanpa memikirkan
siapapun, yang penting happy,
sekalipun orang lain tersandung/tersakiti.
Ciri-ciri
orang fasik.
Yang Pertama: CONGKAK.
Berarti; besar kepala, sombong, pongah = merasa diri
lebih agung/mulia dari orang lain.
Dahulu saya hampir jatuh dalam dosa kesombongan. Ketika
di awal pelayanan, pemakaian Tuhan begitu luar biasa dalam hal penyembuhan,
sehingga banyak orang yang mengenal saya, secara khusus di daerah Pondok
Cilegon Indah. Tetapi atas seijin Tuhan ada orang yang merusak pelayanan yaitu
persekutuan yang telah dibentuk pada saat itu, supaya sanga perak tersisihkan.
Kalau kita perhatikan, orang fasik giat memburu orang
yang tertindas.
Yang tertindas semakin tertindas, tetapi sebetulnya,
mereka terjebak juga dengan segala rancangan-rancangan mereka, sebab hasil dari
setiap perbuatan itu akan dituai karena diawali dengan ketidakbenaran.
Yang Kedua: ORANG
FASIK MEMUJI-MUJI KEINGINAN HATINYA.
Kalau memuji-muji keinginan hati, berarti tidak pernah
memuji-muji keinginan hati Tuhan, tidak pernah berusaha untuk menyenangkan hati
Tuhan. Ketika seseorang tidak berupaya untuk menyenangkan hati Tuhan, maka ia
pun tidak akan berupaya menyenangkan hati sesamanya.
Ketika seseorang berupaya untuk menyenangkan hati Tuhan
dalam kandang penggembalaan, maka ia pun akan berupaya menyenangkan hati Tuhan
di luar kandang penggembalaan.
Yang Ketiga: LOBA.
Loba = tamak = serakah = cinta uang, tetapi tidak cinta
akan Tuhan.
Seseorang yang cinta uang, pasti tidak akan cinta Tuhan.
Dalam 1 Timotius
6: 10, akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang. Oleh karena
memburu uang, banyak orang yang menyusahkan dirinya sampai menanggung banyak
penderitaan, persis seperti koruptor.
Kalau kita dapat melakukan sesuatu yang baik, lakukanlah
itu dengan baik, tanpa mengharapkan pamrih, tanpa mengharap balas, sebab orang
yang menuntut balas biasanya cinta akan uang. Awal dari cinta uang adalah
pamrih /imbalan, sehingga setiap jasa harus ada imbalannya, ujung-ujungnya
cinta uang, sampai akhirnya melayani karena uang.
Tidak heran, akhir-akhir ini banyak di
dalam gereja-gereja, para pemuda remaja diajari menjadi loba, cinta akan uang,
tanpa disadari, karena pemimpin pujian, singer, pemain musik, tamborin dan lain
sebagainya dibayar / digaji dengan alasan supaya semakin semangat melayani. Oleh
sebab itu, setiap orang harus memperhatikan suatu ajaran, kalau ajaran itu
ujung-ujungnya mengajari anak-anak Tuhan menjadi loba, ya tinggalkan saja.
Yang Keempat: KALAU
BERBICARA, BATANG HIDUNGNYA KE ATAS.
Menunjukkan kesinisan atas orang lain dan Tuhan,
meremehkan orang lain dan Tuhan.
Praktek
memurnikan perak.
Mazmur 66: 10-12
(66:10) Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah
memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak.
(66:11) Engkau telah membawa kami ke dalam jaring,
mengenakan beban pada pinggang kami;
(66:12)
Engkau telah membiarkan orang-orang melintasi kepala kami, kami telah menempuh
api dan air; tetapi Engkau telah mengeluarkan kami sehingga bebas.
Perhatikan kalimat yang mengatakan: “Mengenakan beban pada pinggang kami. Kemudian:“Engkau telah membiarkan orang-orang melintasi kepala kami.”
Mengenakan beban pada pinggang, berarti; pelayanan itu merupakan
tanggung jawab di hadapan Tuhan, sekalipun orang-orang melintasi kepala,
menghina, mengecilkan, sebab semua terjadi atas seijin Tuhan untuk memurnikan
perak.
Ketika Tuhan menaruh beban di pinggang, jangan merasa
terhina. Pelayanan/beban yang Tuhan taruh di pinggang adalah tanggung jawab
yang harus kita pikul.
Mazmur 129: 2-3
(129:2) mereka telah cukup menyesakkan aku sejak masa
mudaku, tetapi mereka tidak dapat mengalahkan aku.
(129:3) Di
atas punggungku pembajak membajak, membuat panjang alur bajak mereka.
Mengalami kesesakan karena di atas punggungnya pembajak
membajak sampai membuat panjang alur bajak di punggungnya.
Jadi, segala kesalahan-kesalahan orang lain ditanggung di
atas punggung, bahkan orang-orang yang berbuat salah itu seenaknya saja seperti membuat panjang alur bajak.
Yesaya 50: 6
(50:6) Aku
memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada
orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku
dinodai dan diludahi.
-
Memberi punggung kepada orang-orang yang memukul/menindas = menanggung penderitaan oleh karena kesalahan orang
lain.
-
Memberi pipi kepada orang-orang yang mencabut janggut.
Dalam ayat lain dikatakan: Bila pipi kananmu ditampar,
berilah juga pipi kirimu (Matius 5:39).
Di sini, pipi diberikan kepada orang yang mencabut
janggut. Janggut yang dicabut satu atau dua helai, rasanya sakit sekali.
Berarti, orang-orang ini adalah orang-orang yang tidak peduli apakah orang lain
tertindas atau tidak.
-
Tidak menyembunyikan muka ketika dinodai dan diludahi.
Artinya; tidak malu ketika harus mengalami aniaya karena
firman, memikul salib di atas pundak.
Memang untuk memurnikan sanga perak tersebut sungguh luar
biasa, saya tidak mengatakan hal ini adalah sesuatu yang mudah, tetapi supaya
sanga perak terkikis demikianlah caranya.
Yesaya 51: 23
(51:23)
tetapi Aku akan memberikannya ke tangan orang yang menindas engkau, orang yang
tadinya berkata kepadamu: Tunduklah, supaya kami lewat menginjak kamu! Maka engkau
merentangkan punggungmu serata tanah dan sebagai jalan bagi orang yang lewat
dari atasnya."
Lebih lagi di sini kita melihat; ketika ditindas,
merelakan diri diinjak, bahkan merentangkan punggung serata dengan tanah,
sebagai jalan bagi orang yang lewat dari atasnya (melintasi kepala).
Ini adalah pengalaman yang sama, dialami Ayub; ketika,
mengalami pergumulan atas seijin Tuhan, mulai dari harta benda lenyap, selanjutnya
yang kedua; kematian dari anak-anaknya, lalu yang ketiga; barah yang busuk di
seluruh tubuh mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki, dan pada saat itu, Ayub
duduk di atas debu tanah, sama seperti
merentangkan punggung serata dengan tanah, menganggap diri hina di hadapan
Tuhan untuk memurnikan iman. Pengalaman yang sangat menyakitkan, sudah jatuh ditimpa tangga pula (Ayub 1:1-22, Ayub
2:1-10).
Ketika kita perhatikan Ayub 23: 10, Ayub berkata:
Seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.
Tidak berhenti sampai di situ, sikap yang mulia
ditunjukkan oleh Ayub:
-
Ayub tidak bersungut-sungut.
-
Sekalipun isterinya
menghina/mengecilkan Ayub, namun Ayub tetap bertekun dalam kesalehan / berdiam
diri, tidak merubah sikap untuk menentang Tuhan.
-
Ketika ia menderita, dimana
barah yang berbau busuk di sekujur tubuhnya, ia hanya mengambil sekeping beling
untuk menggaruk-garuk tubuhnya. Biasanya orang kalau menderita sakit,
pertama-tama ia segera menaikkan doa kepada Tuhan atau memohon pertolongan dari
sesamanya, namun Ayub tidak melakukannya, menunjukkan bahwa Ayub benar-benar
menyadari diri, bukan berarti dia tidak menginginkan kesembuhan / melepaskan
diri dari kesusahan, tetapi lebih kepada tetap bertekun dalam kesalehan /
benar-benar merendahkan diri dan merentangkan punggung serata dengan tanah.
-
Ayub berkata: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan
ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi,
TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" sebab darah daging tidak
mewarisi kerajaan surga.
1 Petrus 4: 12-13
(4:12) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran
akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada
sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
(4:13)
Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan
Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia
menyatakan kemuliaan-Nya.
Janganlah heran akan nyala api siksaan sebagai ujian
untuk memurnikan iman, sebab Tuhan mau melihat kualitas dari setiap bangunan,
termasuk bangunan yang terbuat dari perak. Dan jangan membesar-besarkannya,
seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi, sebab firman Tuhan juga
mengatakan: Pergumulan yang kita alami tidak melebihi pergumulan yang dialami
Yesus, tidak sampai mencucurkan darah.
Sebaliknya, kerinduan Tuhan terhadap anak-anak Tuhan:
supaya tetap bersukacita sesuai dengan bagian yang kita dapat dalam penderitaan
Kristus, yaitu; ibadah dan pelayanan.
Ibadah pemuda remaja ini boleh berjalan semua oleh karena
darah Anak Domba Paskah, dan kita dapat melayani Tuhan, semua karena darah Anak
Domba Paskah bahkan menjadi tawanan Roh / terikat pada pelayanan dan oleh karena
itu kita menanggung banyak penderitaan, tetaplah bersukacita, tidak perlu
bersungut-sungut dan membesar-besarkannya.
Tadi dalam Mazmur 66, jelas dikatakan: Mengenakan beban
pada pinggang kami. Jadi, pelayanan yang Tuhan percayakan adalah beban yang
harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan dengan bersukacita, supaya kita
juga bersukacita dan bergembira ketika Yesus menyatakan kemuliaan-Nya pada kali
yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
1 Petrus 4: 16
(4:16)
Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu,
melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.
Oleh sebab itu, kalau menderita sebagai orang Kristen,
maka janganlah ia malu, sebaliknya muliakanlah Allah dalam nama Kristus.
Sebagaimana dalam Yesaya, ketika dianiaya, ditindas, janganlah menyembunyikan
mukanya.
2 Timotius
3: 12 mengatakan: Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus
akan menderita aniaya.
1 Petrus 4: 17
(4:17)
Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah
sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada
kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil
Allah?
Sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan
yang pertama-tama dihakimi adalah rumah Allah / bangunan yang terbuat dari
perak.
Kemudian, jika penghakiman itu pertama-tama dimulai dari
bangunan yang terbuat dari perak, bagaimana akhir hidup dari bangunan yang
tidak terbuat dari perak? Itulah gambaran dari orang yang tidak percaya pada
Injil Allah. Oleh sebab itu, hargailah firman Tuhan.
1 Petrus 4: 18
(4:18) Dan
jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi
dengan orang fasik dan orang berdosa?
Kalau bangunan yang terbuat dari perak saja hampir tidak
selamat, lalu apa yang terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa, itulah
sanga perak?
1 Petrus 4: 19
(4:19)
Karena itu baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah,
menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada Pencipta yang setia.
Kalau harus menghadapi nyala api siksaan sebagai ujian,
datangnya atas seijin Tuhan, kiranya menyerahkan jiwanya dengan selalu berbuat
baik kepada Allah, Dialah Pencipta yang setia.
Setelah melewati proses, itulah praktek yang kita alami,
sekarang kita melihat ...
Hasilnya.
Mazmur 12: 6-7
(12:6) Oleh karena penindasan terhadap orang-orang yang
lemah, oleh karena keluhan orang-orang miskin, sekarang juga Aku bangkit,
firman TUHAN; Aku memberi keselamatan kepada orang yang menghauskannya.
(12:7)
Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali
dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.
Perak yang telah dimurnikan dalam nyala api siksaan
sebagai ujian mendapat JANJI-JANJI DARI TUHAN.
Janji Tuhan adalah janji yang murni, digambarkan bagaikan
perak yang teruji. Kesimpulannya, perak yang dimurnikan mendapat janji-janji
dari Tuhan. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab janji Tuhan adalah janji yang
murni, tidak perlu ragu.
Hagai 2: 9
(2:9)
Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN
semesta alam.
Bangunan yang terbuat dari perak adalah milik kepunyaan
Allah.
Kita berharga di mata Tuhan, menjadi harta kesayangan-Nya
pada hari yang disiapkan-Nya.
Ayub 22: 25-28
(22:25) dan apabila Yang Mahakuasa menjadi timbunan
emasmu, dan kekayaan perakmu,
(22:26) maka sungguh-sungguh engkau akan bersenang-senang
karena Yang Mahakuasa, dan akan menengadah kepada Allah.
(22:27) Jikalau engkau berdoa kepada-Nya, Ia akan
mengabulkan doamu, dan engkau akan membayar nazarmu.
(22:28)
Apabila engkau memutuskan berbuat sesuatu, maka akan tercapai maksudmu, dan
cahaya terang menyinari jalan-jalanmu.
Apabila Yang Mahakuasa menjadi kekayaan perakmu =
bangunan yang terbuat dari perak adalah milik kepunyaan Allah, maka:
-
Sungguh-sungguh engkau akan bersenang-senang karena Yang
Mahakuasa.
Kita datang kepada Tuhan diawali dengan banyak
penderitaan tetapi diakhiri dengan sukacita, sorak-sorai kemenangan,
bersenang-senang karena Allah.
Saya teringat ketika memulai/membangun pelayanan di bumi
provinsi Banten, tidak membawa apa-apa, emas perak tidak aku punya, hanya ada
firman/kitab suci yang tersimpan dalam tas. Setiap hari mengelilingi daerah
Serang, Cilegon bahkan sampai Merak hanya dengan berjalan kaki berkilo-kilo,
tanpa perhentian. Saya lebih banyak
berjalan dari pada berhenti, karena tidak ada orang yang menerima saya.
Ada kalanya saya mengalami kehausan ditambah lagi perut
kosong / lapar, sebab uang yang ada cukup untuk ongkos dalam perjalanan,
sehingga tidak berani untuk membeli air atau makanan.
Tetapi akhirnya, sungguh-sungguh
bersenang-senang karena Yang Mahakuasa. Dibalik salib, Tuhan menyediakan
kemuliaan.
Dahulu saya berjalan kaki, namun sekarang saya memiliki kendaraan
bermotor. Dahulu belum ada penggembalaan, namun sekarang ada kandang
penggembalaan. Yang lebih menyenangkan hati: Kita semua digembalakan oleh
firman pengajaran mempelai.
-
Menengadah kepada Allah.
Kalau mengalami sesuatu, senantiasa menengadah kepada
Allah, ada kesulitan menengadahlah kepada Allah. Berbeda dengan orang yang
dikuasai oleh roh kekuatiran tidak mampu menengadah kepada Allah karena terikat
dengan perkara di bawah/perkara lahiriah.
Biarlah kita senantiasa menengadah kepada Allah, tidak kepada
yang lain.
-
Jikalau engkau berdoa kepada-Nya, Ia akan mengabulkan
doamu.
= doa didengarkan.
Pada hari Senin pagi, saat penyembahan berlangsung,
timbul dalam hati untuk memohon, menengadah kepada Allah, supaya Tuhan
menyembuhkan lutut kanan saya (bekas operasi), dengan tujuan supaya saya bebas
berlutut tersungkur menyembah, itu saja doa saja. Pada saat hati mulai
berbicara kepada Tuhan dalam Roh, saya mulai menggerakkan kaki. Pada gerakan
pertama terdengar bunyi: “Kreeek”
saya tahu Tuhan sedang menjawab doa saya. Kemudian, sementara penyembahan, saya
bolak balik menggerakkan lutut kanan, rasa sakit jauh berkurang, Tuhan memberi
kesembuhan, bukan hanya saat menyembah bahkan berjalan menjadi lebih baik.
Tuhan akan mengabulkan doa dengan satu cacatan, kalau
bertujuan untuk memuliakan Tuhan. Jadi harus berupaya satu dengan keinginan Tuhan.
-
Engkau akan membayar nazarmu.
Saudaraku, kerinduan di hati setiap orang banyak, tetapi
kerinduan yang paling mendasar dari anak-anak Tuhan adalah untuk menyenangkan hati Tuhan. Kerinduan ini juga disebut dengan nazar,
supaya kita mampu melakukan sesuatu yang baik kepada Tuhan dan Tuhan memampukan, sehingga kerinduan-kerinduan terjawab = dapat membayar nazar.
Sedangkan, kerinduan orang dunia adalah bagaimana daging
dipuaskan, ujung-ujungnya ditunggangi perempuan kekejian, yaitu roh jahat dan
roh najis.
-
Apabila engkau memutuskan berbuat sesuatu, maka akan
tercapai maksudmu.
Saya ingin memutuskan berbuat sesuatu yang baik, yaitu
bagaimana caranya supaya firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel
sampai kepada orang banyak, dimulai dari provinsi Banten sampai kepada bumi
Indonesia ini, kemudian melebar lagi sampai ke mancanegara, dan kalau Tuhan
ijinkan, kiranya kita boleh bertatap muka dengan mereka, sehingga tercapai
maksud di hati. Maksud ini bukan untuk menyombongkan diri, bukan untuk mencari nama,
tetapi murni supaya firman pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel sampai
kepada orang banyak.
-
Cahaya terang menyinari jalan-jalanmu.
Cahaya terang kemuliaan Allah menyinari jalan-jalan
setiap anak-anak Tuhan, maka dengan demikian, semua jalan yang kita lewati
dapat kita tempuh sekalipun ada ujian, cobaan, rintangan yang menghadang.
1 Petrus 4: 14
(4:14)
Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan,
yaitu Roh Allah ada padamu.
Berbahagialah setiap anak-anak Tuhan jika dinista,
dikecilkan, diremehkan karena nama Kristus.
Dimanapun kita berada, tetap membawa nama Kristus, tetap
memikul salibnya dan sangkal dirinya, sehingga dengan demikian Roh kemuliaan
memenuhi setiap kehidupan anak-anak Tuhan, terkhusus pemuda remaja dipenuhi Roh
kemuliaan. Inilah kebahagiaan yang kekal. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment