IBADAH RAYA MINGGU, 05 JULI 2015
Tema: JEMAAT DI
LAODIKIA (dari Wahyu 3: 14-22)
(Seri 11)
Subtema: MINYAK UNTUK MELUMAS MATA
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih
Kristus. Dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi, kita dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 3: 14-22, mengenai SIDANG JEMAAT DI LAODIKIA.
Kita akan memperhatikan ayat 17-18.
Wahyu 3: 17-18
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku
dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau
melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
(3:18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku
emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga
pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu
yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat
melihat.
Terlebih dahulu kita memperhatikan perkataan jemaat di
Laodikia, mereka berkata: “Aku kaya dan
aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa.”
Perkataan ini menunjukkan bahwa jemaat di Laodikia
bergantung pada harta dan kekayaan. Kalau bergantung pada harta dan kekayaan,
pastinya seseorang tidak lagi bergantung pada kemurahan hati Tuhan.
Sehingga kalau kita perhatikan pengikutan, pengiringan
dari sidang jemaat di Laodikia ini pada ayat
15-16, mereka tidak dingin dan tidak panas = suam-suam kuku. Pengikutan
mereka kepada Tuhan tidak sepenuh hati, tidak sepenuh jiwa, tidak sepenuh akal
budi dan kekuatan. Sehingga kalau kita perhatikan di negara-negara maju di
benua Eropa, Australia, gereja besar, megah dan mewah menjadi kosong, bahkan berubah
fungsi menjadi cafe, diskotik, ironisnya, ada gereja besar berubah fungsi
menjadi masjid. Kenapa seperti itu? Karena kebiasaan orang kalau semuanya sudah
tercukupi, tidak lagi ada kekurangan, ia tidak mau datang kepada Tuhan, sehingga
andaikatapun ada masalah, ada persoalan, ada beban hidup, ada pergumulan, tetap
saja tidak mau datang kepada Tuhan, sebab mereka sudah bergantung pada harta
dan kekayaan, dan oleh karena harta kekayaan untuk memecahkan setiap masalah yang
mereka hadapi selalu dengan mengandalkan kekuatan dan pikiran, itulah harta dan
kekayaan. Kalau ada sakit kejiwaan, mereka datang ke psikiater, kalau sakit ini
dan itu, mereka langsung berobat datang ke dokter, tidak diawali dulu penyerahan
diri lewat doa-doa permohonan kepada Tuhan, ini adalah suatu kebodohan besar,
sehingga pengikutan mereka tidak dingin tidak panas, suam-suam saja.
Kemudian kalau kita perhatikan pada ayat 17, mereka
berkata: “Aku kaya dan aku telah
memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa”, tetapi di mata
Tuhan, justru sebaliknya. Keadaan jemaat di Laodikia di mata Tuhan:
1. Melarat,
malang, miskin.
2. Buta.
3. Telanjang.
Ketiga
hal tersebut menimpa jemaat di Laodikia menunjukkan kondisi yang sangat
memprihatinkan, karena ada orang melarat, malang, miskin, tetapi tidak buta. Tetapi jemaat di Laodikia ini selain melarat, malang,
miskin, juga buta, juga telanjang. Berarti; dapat kita simpulkan
betapa dalamnya jemaat di Laodikia ini berada dalam sumur penderitaan. Sudah jatuh, ditimpa tangga pula. Jadi di mata Tuhan
penderitaan mereka luar biasa, berlipat-lipat ganda.
Tetapi mereka tidak menyadari hal ini, seperti itulah
orang di luaran sana, mereka yang bergantung pada harta dan kekayaan justru di
mata Tuhan mereka melarat, malang, miskin, buta, dan telanjang.
Sehingga pada ayat
18, Tuhan menasihatkan jemaat di Laodikia untuk membeli dari Tuhan tiga perkara.
Membeli berarti; membayar dengan penukaran = bayar harga.
Untuk menerima kemurahan dari Tuhan, harus terlebih dahulu bayar harga, yaitu
sangkal diri, pikul salib. Tidak ada pemulihan terjadi, kalau tidak terlebih
dahulu bayar harga.
Untuk kesekian kali saya bersaksi; dosa sebelum menjadi
hamba Tuhan, sewaktu di sekolah Alkitab saya akui semua. A, B, C sampai Z. Kemudian, dosa setelah menjadi hamba Tuhan, saya akui kembali dihadapan Tuhan A, B, C
sampai Z dan tidak ada rasa malu dan oleh karena itu, saya harus bayar harga. Seharusnya,
pada tahun 2014 selain di Medan kita juga melaksanakan KKR Natal persekutuan hamba-hamba
Tuhan 2014 di Riau. Tetapi, oleh karena kekurangan-kekurangan saya, akhirnya
tidak terwujud, bahkan menelan korban jiwa, yaitu Pdt. Naebaho. Beliau mati
karena dituding-tuding, seorang hamba Tuhan menggunakan
bahasa Batak, sampai akhirnya terkena serangan jantung lalu dibawa ke rumah
sakit, setelah dibawa pulang, tidak lama meninggal dunia. Tetapi semua sudah
ada jalannya. Hidup mati manusia Tuhan sudah atur. Jadi harus bayar harga, sekalipun semua orang tahu dan tidak perlu menutupi muka, saya tidak perlu malu menanggung
penderitaan karena Kristus. Dibalik salib, Tuhan menyediakan kemuliaan. Kemuliaan
di dunia ini adalah semu, kamuflase, bohong tetapi kemuliaan yang disediakan
Tuhan itu nyata, real, tetapi diawali
dulu dengan bayar harga yaitu; sangkal diri dan pikul salib. Kalau dunia ini,
tiba-tiba melejit tetapi kemuliaannya kamuflase, besok habis, karena tidak mengikuti
jalan-jalan Tuhan.
Segala sesuatu yang berasal dari Tuhan, pasti Tuhan
pelihara, oleh sebab itu, sangkal diri dan pikul salib, bayar harga dulu.
Biarlah kita memperoleh kemuliaan itu dengan jalan-Nya Tuhan.
Kembali memperhatikan nasihat Tuhan kepada jemaat di Laodikia,
supaya membeli tiga perkara, yaitu:
Yang pertama: Emas yang telah dimurnikan dalam api, supaya mereka menjadi
kaya. Ini sudah saya sampaikan.
Yang kedua: Pakaian putih. Ini juga sudah saya
sampaikan.
Tujuan membeli pakaian putih; agar jangan kelihatan
ketelanjangan mereka yang memalukan.
Saya ingatkan kembali mengenai pakaian putih pada Minggu
yang lalu...
Saudaraku, pakaian putih adalah pakaian kudus disebut juga
pakaian mempelai, kepada mempelai dikaruniakan pakaian putih. Itu sebabnya, disebut
pakaian mempelai.
Berbicara dikaruniakan
berarti dipercayakan. Minggu lalu
telah saya sampaikan, ada tiga hal yang dipercayakan kepada rasul Paulus,
yaitu:
Yang pertama: PELAYANAN.
Pelayanan ini mencakup;
-
Pemberitaan Injil. Tuhan mempercayakan
pemberitaan Injil kepada rasul Paulus, terkhusus kepada bangsa kafir, bangsa
yang dahulu hidup jauh dari Allah.
-
Pelayanan pendamaian, seperti hisop.
Seikat hisop adalah daun yang lembut dan rapuh. Kehidupan yang lemah lembut dan
rapuh adalah sasaran dari hadirat Tuhan. Berbeda dengan orang yang merasa diri
hebat, kuat, mampu, biar punya potensi, punya modal besar, pintar, cakap dalam
segala sesuatu, tidak dipakai Tuhan. Sasaran Tuhan hanyalah orang yang rapuh
lemah, itulah hisop.
Kelebihan hisop:
Sanggup menyerap darah ketika dicelupkan ke dalam darah yang ditampung dalam
sebuah pasu, dia menyerap darah sebanyak-banyaknya. Selanjutnya, hisop itu
disapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu dari setiap perkemahan
bangsa Israel. Berarti kehidupan yang lemah dan rapuh ini dijadikan alat
kemuliaan, alat pendamaian, supaya ada damai di setiap nikah-nikah, rumah-rumah
tangga.
Pada saat malam
terakhir, Allah turun dan melintasi setiap perkemahan bangsa Isarel. Apabila
Tuhan melihat tanda darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu, maka
bangsa Israel terbebas dari kutuk tulah kesepuluh; kematian anak sulung. Tuhan
melihat kemah dari bangsa Mesir, tidak ada tanda darah, sehingga mereka
ditulahi / tulah pemusnah menulahi bangsa Mesir sehingga anak sulung mereka
mati, bahkan sampai kepada anak sulung dari hewan mereka.
Bangsa Israel
adalah bangsa yang sulung. Buktinya; mereka diberikan ibadah dan pelayanan. Apa
bukti kita menjadi umat ketebusan Allah, menjadi korban-korban sulung dari orang
yang diluaran sana? Yaitu; kita beribadah dan melayani, berarti ada tanda
darah, sehingga kenapa pemuda remaja setelah lulus SMA langsung mendapatkan
pekerjaan yang bagus-bagus. Begitu lulus, harus kerja, itu iman saya sendiri,
tidak ditawar-tawar lagi, karena kita menjalankan ibadah ini tidak main-main,
ada tanda darah. Sehingga orang bertanya – tanya kenapa dengan mudahnya
mendapatkan pekerjaan? Saudaraku, jangan lihat mudahnya, tetapi lihat saat membayar
harganya.
Kelebihan lain
dari pada hisop: Tumbuh di dinding-dinding atau tembok-tembok batu, siap
menghadapi segala sesuatu kenyataan, keras pahitnya hidup. Hisop itu seperti
lumut. Kalau karena persoalan seseorang meringis, menangis, mundur, tidak mau
beribadah, tanda kekuatan seseorang tidak seberapa.
Yang kedua: KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS = harta yang indah.
Orang yang melayani Tuhan, sesuai dengan karunia-karunia
yang diperoleh tiap-tiap orang itu adalah harta yang indah, sehingga
kalau kita perhatikan dalam Keluaran 19:5-6,
bangsa Israel adalah harta kesayangan Tuhan dan imamat kudus/imam-imam dan
raja-raja, bangsa yang kudus.
Jadi melayani Tuhan menjadi harta kesayangan.
Perliharalah harta yang indah itu, kalau diberi kepercayaan melayani Tuhan,
jangan dianggap enteng, jangan main-main justru dihargai dihormati apa yang
menjadi keputusan Tuhan.
Saya sangat menghargai dan menghormati keputusan Tuhan,
dulu, sempat saya tidak menghargai, tetapi sekarang ini saya sangat menghargai dan
menghormati keputusan Tuhan, sebab saya rindu untuk dipakai.
Saya ini orang bodoh, tetapi saya hargai terus
karunia-karunia Roh Kudus, harta yang indah itu, sehingga nyata pemakaian
Tuhan, bukan menyombongkan diri. Dulu saya tidak bisa bicara, dua tiga kata, putus,
kemudian dihafal lagi apa yang mau diungkapkan kepada orang lain. Beda dengan sekarang,
berdiri di tempat ini bisa bicara 1 jam nonstop bahkan 2 jam, sudah beda,
nyatalah pemakaian Tuhan kalau kita betul-betul memelihara harta yang indah
itu.
Yang ketiga: DIKARUNIAKAN DOMBA-DOMBA.
Sidang jemaat adalah kawanan domba Allah, menjadi milik
kepunyaan Allah dan Tuhan ada di tengah-tengah mereka, membentangkan kemah-Nya untuk
memelihara dan melindungi, disitulah pemelihara Tuhan bagai anak-anak dibawah
kepak sayap induk ayam, terlindungi. Bagai alat-alat yang ada dalam Ruangan
Suci sampai Ruangan Maha Suci.
Dalam Ruangan Suci terdapat tiga macam alat; meja roti
sajian, pelita emas, mezbah dupa. Dalam Ruangan Maha Suci terdapat satu alat;
tabut perjanjian, semuanya berada dalam perlindungan Tuhan.
Kalau kita tekun dalam tiga macam ibadah utama, yaitu;
-
Ibadah Pendalaman Alkitab (Meja
Roti Sajian).
-
Ibadah Raya Minggu (Pelita emas).
-
Ibadah Doa Penyembahan (mezbah
dupa).
Maka ada perlindungan dari Tuhan dan itu sudah saya alami
sendiri, dan tentunya kita semua sudah alami, perlindungan yang sama boleh kita
alami. Kita boleh menghadapi ujian, banyak pergumulan, pergumulan yang satu
belum selesai, pergumulan yang kedua muncul, terus silih berganti, tetapi Tuhan
memberi kekuatan dan jalan keluarnya. Itu kelebihan anak-anak Tuhan, berlindung
di bawah kepak sayap-Nya.
Saya teringat kembali ketika Tuhan menemukan bangsa
Israel di padang gurun, auman padang belantara. Kenapa ada sebutan auman? Karena
begitu ganasnya itu padang gurun.
Lalu, digambarkan seperti burung rajawali, yang menggoyangbangkitkan sarangnya. Setelah terguncang, anak-anak dari burung rajawali itu keluar,
pada saat itulah burung rajawali mengembangkan kepak sayapnya lalu mendukung
satu persatu anak-anaknya di atas kepak sayapnya, bangsa Israel didukung, kuat,
sehingga mampu melewati padang gurun selama 40 tahun lamanya. Begitu juga
kehidupan kita sampai hari ini, karena kita semua adalah kawanan domba Allah.
Konotasi “diberikan
domba-domba” bukan berarti; domba-domba diberikan kepada gembala, tetapi kita
menjadi kawanan domba Allah, tergembala dengan baik untuk menerima keselamatan
jiwa.
Itulah yang dipercayakan atau dikaruniakan pakaian putih.
Semua yang melayani dikaruniakan, dipercayakan pakaian
putih, peliharalah itu. Tadi saya lihat ada yang bermain, gitar, piano, drum,
luar biasa ada kemajuan, tinggal menunggu bangunan tempat / gereja yang
permanen (tidak menyewa / menumpang lagi). Tidak lama lagi kita akan mendapat
tempat yang baru, amin saudaraku? Asal setia. Doa dikabulkan, kerinduan
dikabulkan sesuai dengan rencana Tuhan, jangan berdoa tetapi untuk memuaskan
hawa nafsu. Bukan kurang panjang tangan Tuhan, kurang tajam mendengar, sebelum
menaikkan doa Tuhan sudah tahu, tetapi doa itu diseleksi, harus sesuai dengan
rencana Tuhan. Berdoa untuk memuaskan hawa nafsu tidak dikabulkan Tuhan.
Saya sudah saksikan di Ibadah Kaum Muda remaja, pada hari
Sabtu; ketika saya menyembah Tuhan Senin pagi, tiba – tiba Tuhan ingatkan, saya
memohon kepada Tuhan, mulut saya tetap menyembah Tuhan; Haleluyah....
Haleluyah..., tetapi roh saya memohon kepada Tuhan; Tuhan, sembuhkanlah lutut
kaki sebelah kanan saya, supaya saya dapat menyembah Engkau, itu saja. Tidak
lama saya bergerak sedikit terdengar bunyi; kreeeeekkkkkk, saya sudah yakin,
pasti Tuhan sedang bekerja. Sebagai manusia ada penasarannya, biasanya begitu,
akhirnya penyembahannya sedikit terganggu, satu dua menit. Saya sengaja tumpukan
badan ini pada dua kaki saya, dan ternyata benar. Tuhan tidak hanya memberi
kemampuan pada kaki saya supaya dapat menyembah, tetapi juga saat berjalan
lebih enak. Saya jadi teringat raja Salomo, dia tidak minta harta kekayaan, dia
hanya minta hikmat dan pengertian, karena bangsa Israel, kawanan domba Allah
yang digembalakan oleh raja Salomo begitu banyak jumlahnya, bagaimana ia harus memecahkan
setiap masalah dari umat Israel, oleh sebab itu dia hanya meminta hikmat, tetapi
karena raja Salomo hanya meminta hikmat, Tuhan memberikan kekayaan kepadanya.
Gereja Tuhan tidak usah berpikir muluk-muluk, minta saja,
apa yang menjadi rencana Tuhan, nanti lebih dari pada itu Tuhan kasih.
Kembali kita memperhatikan.......
YANG KETIGA: “MEMBELI MINYAK”
Tujuannya: Untuk melumas mata, supaya jemaat di Laodikia
dapat melihat.
Matius 6: 22-23
(6:22) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh
tubuhmu;
(6:23) jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang
ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Mata adalah pelita tubuh. Kalau mata baik, maka seluruh
anggota tubuh diterangi.
Sebaliknya, jika mata jahat, gelaplah seluruh tubuh,
termasuk anggota-anggotanya.
Jika mata itu menjadi buta, betapa gelapnya kegelapan
itu.
Pendeknya; pelita itu membutuhkan minyak. Pelita tidak
akan bisa menyala kalau tidak ada minyak, untuk menerangi seluruh anggota
tubuh.
Sesuai dengan.....
Matius 5: 15
(5:15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah
gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam
rumah itu.
Kalau pelita menyala, akan menerangi seisi rumah. jadi
yang kita butuhkan adalah minyak untuk melumas mata.
Jemaat di Laodikia sudah menjadi buta karena bergantung
pada harta kekayaan, bukan lagi bergantung kepada Tuhan, dan Tuhan nasihatkan
untuk membeli minyak, dengan tujuan untuk melumas mata, supaya dapat melihat.
Kalau peilta menyala, menerangi seisi rumah. Rumah à nikah.
Berarti, nikah diterangi. Baik nikah jasmani, itulah
hubungan suami isteri dan nikah rohani diberkati itulah hubungan dengan Yesus
sebagai kepala, hubungan itu terang. Banyak orang dalam nikah jasmani baik, tetapi
nikah rohani tidak baik, tetapi kebiasaan kalau nikah jasmani tidak baik, pasti
nikah rohaninya juga tidak baik, hubungannya tidak dalam terang, oleh sebab itu
dalam keadaan yang seperti ini dibutuhkan minyak.
Pertanyaannya: BAGAIMANA CARA UNTUK MEMPEROLEH MINYAK
URAPAN DARI SORGA?
Imamat 21: 12
(21:12) Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya
kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan
bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Jangan keluar dari tempat kudus, karena minyak urapan
Allah ada di atas kepalanya.
Jadi urapan itu datang kalau berada selalu/senantiasa di
tempat kudus.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel (miniatur Kerajaan
Sorga), tempat kudus terkena pada RUANGAN SUCI.
Oleh sebab itu kita patut bersyukur karena menerima
Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Saya tidak salahkan
ibadah-ibadah di luaran sana tetapi kita paling bersyukur di atas muka bumi ini.
Di dalam ruangan suci terdapat 3 macam alat à ketekunan dalam 3 macam ibadah
pokok.
-
Yang pertama: Meja roti sajian à ketekunan dalam Ibadah Pendalaman
Alkitab disertai perjamuan suci.
-
Yang kedua: Pelita emas à ketekunan dalam Ibadah Raya
Minggu disertai kesaksian.
-
Yang ketiga: Mezbah dupa à ketekunan dalam Ibadah Doa
Penyembahan.
Banyak orang mengartikan sebutan ibadah dengan seenaknya,
baik itu ibadah family altar, ibadah padang dan sebagainya, itu diperbolehkan,
tetapi utamakan 3 macam ibadah pokok, sebab di dalam tempat kudus terdapat 3
macam alat. Setelah menjalankan ketekunan dalam tiga macam ibadah utama, silahkan
mengadakan ibadah dengan sebutan yang lain.
Jangan keluar dari tempat kudus, pada saat itulah kita
memperoleh minyak urapan. Tuhan mengurapi kita pribadi lepas pribadi. Tidak ada
urapan di luaran sana, dan urapan itu tidak dari Bimoli, kalau dari Bimoli,
tidak usah tekun dalam tiga macam ibadah, liar saja. Intinya; harus tekun dalam 3 macam ibadah
utama/pokok.
Saudaraku, ketika kita tekun dalam 3 macam ibadah pokok,
memang ini sangat merepotkan sekali. Sebab bagi orang di luaran sana, mereka
cukup Ibadah Raya Minggu, tidak ada lagi ibadah yang lain. Kalau ada
ibadah-ibadah yang lain, mereka persalahkan, padahal mereka yang tidak tahu
apa-apa tentang ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.
Sesuai dengan pernyataan rasul Paulus dalam 1 Korintus, pemberitaan firman tentang
salib Kristus, bagi orang Yunani adalah suatu kebodohan. Kita tekun dalam 3
macam ibadah pokok orang-orang berkata itu suatu kebodohan. Ibadah terus, ibadah
terus, sehingga tidak sedikit orangtua dari pemuda remaja di tempat ini
mempersalahkan ketika tekun dalam 3 macam ibadah.
Kemudian, pemberitaan firman tentang salib bagi orang
Yahudi adalah batu sandungan; tahu tetapi tidak melakukannya, tersandung dengan tiga macam ibadah pokok karena bagi mereka itu
merepotkan.
Matius 25: 1-2
(25:1) "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang
mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
(25:2) Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
Hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil
pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
Saat ini kita sedang menyongsong mempelai laki-laki
sorga, itu sebabnya kita datang membereskan pelita untuk menyongsong kedatangan Yesus
Kristus pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Kemudian kita perhatikan; lima di antaranya bodoh dan
lima bijaksana, tentu ada maksudnya.
Matius 25: 3-4
(25:3) Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa
minyak,
(25:4) sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga
minyak dalam buli-buli mereka.
Lima gadis yang bodoh membawa pelita tetapi tidak membawa minyak dalam
buli-buli sebagai persediaan. Beribadah tetapi tetapi tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok (ibadah santai), di situlah letak kebodohan dari lima gadis yang bodoh.
Ingat: kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, jangan
santai, jangan bodoh! Jangan anggap enteng.
Kalau bukan karena satu tujuan, saya tidak perlu susah-susah
melayani Tuhan, tidak perlu tiga macam ibadah pokok, bila perlu satu bulan
sekali saja beribadah pada saat saudara gajian, kemudian kumpulkan
sepersepuluh, tetapi saya tidak melakukan itu, karena saya mempertahankan
pandangan nubuatan, memandang jauh ke depan, dimana Kristus datang pada kali
yang kedua dalam kemuliaanNya sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, itu saja
yang saya pertahankan, yang saya perhatikan sampai hari ini.
Sebaliknya lima gadis bijaksana; membawa pelita + minyak
dalam buli-buli. Tadi, lima gadis yang bodoh membawa pelita saja, ibadah
santai. Tetapi lima gadis bijaksana membawa pelita dan minyak dalam buli-buli.
Memang repot, berat, sebab harus jaga buli-buli supaya minyak jangan tumpah,
dengan kata lain tekun dalam 3 macam ibadah pokok. Inilah perbedaan lima gadis
bijaksana dan lima gadis yang bodoh.
Lima gadis bodoh: Ibadahnya santai.
Lima gadis bijaksana: Tekun dalam tiga macam ibadah utama/pokok.
Untuk memperoleh minyak urapan di atas kepala, haruslah
tekun dalam tiga macam ibadah utama, di sinilah letak kebijaksanaan lima gadis
yang bijaksana. Setialah beribadah walau dilarang, jangan ikuti yang tidak
setia, sebab Tuhan mau datang. Untuk apa kita memperoleh seisi dunia, bahkan
memiliki harta ini dan itu, kedudukan dan jabatan tinggi, kalau harus
kehilangan nyawa / binasa. Kita datang ke dunia ini dengan telanjang, juga
kembali kepada Tuhan dengan telanjang. Datang ke dunia ini tidak membawa
apa-apa kembali kepada Tuhan juga tidak membawa apa-apa. Darah dan daging tidak
mewarisi Kerajaan Sorga, lalu kita pertahankan kekayaan, untuk apa? Biasanya orang kaya sukar masuk surga, kenapa? Karena mereka kikir, tidak mengerti pekerjaan
Tuhan. Dalam 1 Korintus 6:10 ; kikir
tidak masuk dalam Kerajaan Sorga. Pelit saja tidak masuk surga. Yang sudah
bekerja, harus mengerti pekerjaan Tuhan dalam kandang penggembalaan. Setelah
mengambil sepersepuluh ambil persembahan khususnya; untuk majalah, biaya
operasional gereja, jangan pelit, jangan kikir. Sudah punya gaji tidak mau
mengerti pekerjaan Tuhan; tidak masuk surga. Jangan berfikir kalau sudah
melayani masuk surga, tidak semudah itu. Tidak boleh ibadah santai, memang
harus direpotkan, bayar harga dulu.
Matius 25: 5
(25:5) Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga,
mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang,
akhirnya mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
Tertidur à kelemahan dosa, kekurangan-kekurangan di sana-sini.
Jadi, penyakit dari gereja Tuhan, baik lima gadis bodoh
dan lima gadis bijaksana, adalah masih terdapat kelemahan-kelemahan. Tidak ada
yang baik, hanya Tuhan yang baik. Jadi biar lima gadis bijaksana, tetap ada
kelemahan, tetapi kelebihan dari mereka adalah tekun dalam tiga macam ibadah
pokok.
Barangkali kita masih ada kelemahan-kelemahan,
kekurangan-kekurangan baik disengaja maupun tidak, tetapi biarlah kita bersikap
bijaksana, dengan tekun dalam tiga macam ibadah utama/pokok.
Matius 25: 6
(25:6) Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai
datang! Songsonglah dia!
Pada waktu malam, terdengar suara orang berseru: Mempelai Datang! Songsonglah Dia!
Seruan di tengah malam menunjuk kepada firman pengajaran
mempelai.
Berarti yang diserukan, yang disampaikan adalah firman
pengajaran mempelai, bukan lagi firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
-
Ditambahkan: firman dua tiga ayat disertai
dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, si kancil, buaya,
kura-kura, dan lain-lain, seolah-olah kita anak sekolah Minggu, ribuan jemaat kotbahnya dua tiga ayat, dan untuk menemukan solusi dari dua tiga ayat ini dia
harus mengambil suatu cerita, lalu kembali dikaitkan dengan ayat itu. Bagaimana
mungkin si Kancil, si Buaya, si kura-kura dapat memberi jalan keluar dalam pemberitaan firman. Firman adalah pribadi Allah, memberi kekuatan. Bagaimana mungkin binatang
bisa memberi kekuatan pada firman, yang anehnya banyak orang kaya berkata: Yes,
Yes. Yes darimana?
Sedikit
kesaksian: Saya mengikuti suatu ibadah di Surabaya, gereja ini jemaatnya 5000 jiwa,
lalu saya mengikuti ibadah doa, ayatnya Cuma satu yaitu: “kita lebih dari pada pemenang”. Lalu untuk memberi pengertian
tentang ayat ini dikaitkan dengan si kura-kura dan si kancil, dalam hati saya wah
saya ini dijadikan seperti anak sekolah minggu, tetapi saya sabar dan terus
mendengar dan untung saya mendengar, ada hikmat. Lalu hamba Tuhan itu berkata terjadi
pertandingan antara kancil dan kura-kura, yaitu lari 100 m. Kesepakatan pertama
perlombaan berlangsung di tanah. Setelah aba-aba dengan tembakan mereka segera
lari, si kancil segera melejit, namun kura-kura berjalan dengan santainya dan
yang menang adalah si kancil. Kura-kura berkata kepada kancil, cil kalau kita
lari di darat saya pasti kalah, sekarang kita lari di air yuk 100m. Si kancil
menerima tantangan itu, si kura-kura loncat ke air tetapi kancil tidak dapat
berbuat apa-apa, sehingga pertandingan seri menjadi 1-1. Lalu si kancil berkata
kalau di air saya pasti kalah, si kura-kura juga berkata; kalau di darat saya
kalah, jadi bagaimana jalan keluarnya? Lalu kata kura-kura begini saja; 50m
darat dan 50m di air. Begitu aba-aba, dooorrrr! Si kancil melejit 50m pertama tetapi
50m kedua dia tidak bisa berenang, dengan kecerdikan si kancil menunggu si
kura-kura, tetapi si kura-kura berfikir dia pasti menang, sehingga ia berjalan
dengan santai, dan ketika tiba di tepi air, si kura-kura loncat, tetapi si
kancil juga loncat di atas punggung kura-kura. Si kura-kura berenang dengan
santai, dia berfikir dia akan menang, tetapi sesampainya di tepi ternyata si
kancil juga turut sampai di tepi, loncat ke darat, sama – sama pemenang, tidak
ada yang menang, tetapi kita di dalam Tuhan lebih dari pemenang...!!!!! tepuk
tangan....!!! Saya dalam hati berkata bagaimana mungkin si kancil dan kura-kura
dikaitkan dengan ayat ini..? bukan begitu maksud dari lebih dari pemenang!
Bayangkan, 5000 jiwa. Ayo, hati-hati dengan ibadah yang seperti ini. Banyak
kesaksian seperti ini, tetapi tidak ada waktu untuk menyampaikannya.
Terimalah Firman
Pengajaran Mempelai yang membawa kita
masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi pengantin
perempuan, milik kesayangan-Nya pada hari yang disiapkannya, itulah pesta nikah
Anak Domba, sesuai dengan Wahyu
19:6-10, disitulah nanti kita akan melihat perbedaan antara orang yang
beribadah dengan orang yang tidak beribadah, maksudnya disitu; sekalipun
beribadah dan melayani tetapi masih mempertahankan dosa kefasikan dengan
cara-cara ibadah yang santai, pasti tidak tertolong. Ibadah santai dari
orang-orang yang bodoh, tekun dalam tiga macam ibadah pokok adalah ibadah orang
bijaksana, senantiasa memperhatikan Firman Pengajaran Mempelai.
Tengah malam à keadaan dunia diliputi kegelapan
karena dosa sudah semakin memuncak.
Yang dibutuhkan
saat-saat sekarang ini adalah firman pengajaran mempelai, firman penyucian,
bukan lagi firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
-
Dikurangkan: menyampaikan firman tentang salib Kristus diganti dengan dua hal,yaitu; teori kemakmuran dan tanda-tanda heran/mujizat-mujizat tetapi tidak berkuasa menyucikan dosa.
Matius 25: 7-8
(25:7) Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu
membereskan pelita mereka.
(25:8) Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis
yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami
hampir padam.
Lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana terbangun
karena kuasa dari firman pengajaran mempelai, lalu mereka membereskan pelita
mereka.
Tetapi pelita dari lima gadis bodoh hampir
padam karena minyak itu terboroskan pada waktu mereka tertidur. Berbeda dengan
lima gadis bijaksana: pelita tetap menyala karena membawa minyak dalam
buli-buli sebagai persediaan/tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Kemudian, kita perhatikan karena lima gadis bodoh melihat
pelita mereka hampir padam, lalu mereka meminta minyak pada lima gadis bijaksana.
Mari kita lihat jawaban lima gadis bijaksana ...
Matius 25: 9
(25:9) Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak
cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak
dan beli di situ.
Lima gadis bijaksana tidak memberikan minyak yang mereka miliki, tidak mau membagi minyak. Kalau urusan keselamatan itu urusan masing-masing. Silahkan tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Masakan orang lain tidak beribadah, kita juga tidak tekun beribadah? Masak karena orang lain punya kesibukan saya tinggalkan ibadah dan pelayanan, ya tidak bisa, tidak boleh bagi-bagi minyak. Tetap tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Jangan kompromi sekalipun itu saudara, Tuhan nomor satu. Kalau kita mampu mengasihi Tuhan kita juga mampu mengasihi sesama.
Tuhan nomor satu semuanya nomor dua, masa karena ini dan
itu tidak beribadah, jangan bagi-bagi minyak, nanti tidak cukup.
Jangan bagi-bagi minyak, alasannya: Nanti tidak cukup
bagi lima gadis bodoh dan tidak cukup juga bagi lima gadis bijaksana. Dalam hal
ini saya harus tunjukkan ketegasan, tetapi ketegasan itu bukan berarti keras/kasar.
Urusan sorga itu masing-masing, tidak boleh bagi-bagi minyak.
Jangan karena situasi dan keadaan seperti yang saya ceritakan tadi, seseorang tidak
beribadah.
Kemudian, saran dari lima gadis bijaksana: “Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak
dan beli di situ.”
Tadi sudah diawali dengan nasihat firman kepada jemaat di
Laodikia: membeli minyak, tujuannya; untuk melumas mata supaya hidup dalam
terang tidak lagi buta rohani, karena mereka sudah buta, sebab mereka
bergantung pada harta kekayaan tidak lagi bergantung pada Tuhan. ini adalah
pesan yang bagus: Belilah minyak.
Kalau ada yang datang dengan masalah, saya hanya bisa
katakan; beribadahlah, tekunlah dalam tiga macam ibadah utama. Kalau ada orang
yang tidak tahu ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok saya hanya bisa katakan
beribadah ya. Untuk memperoleh minyak, harus bayar harga terlebih dahulu,
ibadah dulu. Kalau dia sudah mengerti satu macam ibadah pokok, lalu bicara lagi
ibadah doa ya, setelah ibadah doa ajak lagi Ibadah Pendalaman Alkitab ya, harus
tiga macam ibadah, bukan tiga kali ibadah tetapi tiga macam ibadah. Ini adalah
nasihat yang bagus.
Tekunlah dalam 3 macam ibadah supaya memperoleh minyak
urapan di atas kepala. Setialah beribadah, jangan lihat yang lain-lain,
lihatlah Firman Pengajaran Mempelai, untuk membangunkan kembali kerohanian kita
dan memang pada akhirnya mereka terbangun. Namun sayangnya lima gadis yang bodoh
pelita mereka hampir padam diboroskan pada waktu mereka tidur.
Namun sangat disayangkan, pada waktu lima gadis bodoh
membeli minyak, tidak pada waktunya ...
Wahyu 25: 10
(25:10) Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah
mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke
ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
Pada waktu lima gadis yang bodoh itu membeli minyak, datanglah
mempelai laki-laki dan mereka yang telah siap sedia, yaitu lima gadis
bijaksana, masuk bersama-sama Mempelai Pria Sorga ke dalam ruang perjamuan
kawin, lalu pintu ditutup. Jadi waktunya tidak tepat untuk membeli minyak.
Saya sarankan: Malam ini, hari-hari ini adalah saat yang
tepat untuk membeli minyak, tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok, jangan
gunakan alasan. Satu kali kita beralasan untuk tidak beribadah, yang kedua
setan menyediakan berkeranjang-keranjang alasan yang lebih tepat lagi, supaya
kita tidak beribadah. Waktunya sekarang membeli minyak, jangan sampai Yesus
datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, barulah kita
pergi membeli minyak, habislah semua, selesai sudah.
Dalam ibadah dan saat mendengar firman, usahakan membeli
minyak, katakan: Roh Kudus pimpin saya, Roh Kudus kuasai hati, pikiran perasaan
saya, gerak-gerik saya, Roh Kudus pimpin saya berikan hikmat, sebab Tuhan yang
menguji hati dan batin.
Gunakanlah waktu yang ada, gunakan waktu yang singkat ini
semaksimal mungkin, sebab kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Kalau waktu yang singkat ini kita sia-siakan, maka
semakin sempit kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri. Seseorang yang
sudah mendengar firman berkali-kali saja bisa kembali kekubangan, diingatkan besok
atau tidak lama terulang lagi.
Manfaatkan waktu yang ada, jadilah pendamaian, jadilah
gunung Sion, seraplah darah banyak-banyak, hargailah korban Kristus.
Waktu tidak tepat pada saat lima gadis bodoh membeli
minyak.
Setelah mereka pergi, mempelai itu datang dan mereka yang
telah siap sedia, yaitu lima gadis yang bijaksana, masuk ke dalam ruang
perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
Wahyu 25: 11-12
(25:11) Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan,
tuan, bukakanlah kami pintu!
(25:12) Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak
mengenal kamu.
Pada saat lima gadis bodoh kembali, pintu tertutup, dan
mereka memohon: “Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!”
Tetapi jawaban dari mempelai laki-laki: “Aku tidak mengenal kamu.”
Sekarang ini adalah kesempatan bagi kita untuk
memperkenalkan diri sepenuhnya kepada Tuhan.
Yohanes 10: 3-4
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan
suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan
menuntunnya ke luar.
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan
mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
Kalau tergembala dengan baik dalam satu kandang
penggembalaan: domba-domba dikenal oleh gembala.
Yesus adalah Gembala Agung dan kita adalah kawanan domba.
Kalau kita sungguh-sungguh tergembala dalam kandang penggembalaan ini, maka
kita dikenal oleh Tuhan. Tergembala berarti tekun dalam tiga macam ibadah pokok,
dipanggil masing-masing menurut namanya. Kalau tidak tergembala tidak dikenal. Perkenalkan
diri mulai dari sekarang, tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok, perkenalkan
diri, sepenuhnya hati, pikiran, perasaan tunjukkan seperti apa.
Jangan terlihat manis, tetapi hati dan pikiran penuh
dengan trik dan intrik, penuh dengan kenajisan, penuh kepura-puraan, tidak ada
artinya kita tutup-tutupi dihadapan Tuhan, Tuhan menguji hati dan batin
manusia, kalau hal ini terus dipertahankan, berarti seseorang seperti dikenal
padahal sesungguhnya ia tidak dikenal oleh Tuhan. Sekarang masih ada waktu,
Tuhan masih memberi kesempatan panjang sabar Tuhan.
Pergunakan waktu yang singkat ini, sebab kita tidak
mengetahui apa yang akan terjadi besok hari. Kita tidak tahu besok apa yang
terjadi, jangan seperti orang kaya yang bodoh, ia bertanya kepada hatinya tentang
hartanya, sementara lumbungnya begitu kecil, lalu ia bertanya tentang harta
yang banyak? Ia membuat jalan keluar sendiri / bukan dari Tuhan, ia memperbesar
lumbung-lumbungnya, lalu dia simpan harta bendanya disana, semua untuk satu
tujuan: beristirahatlah, makanlah, minumlah, bersenang-senanglah, ibadah
santai, berbeda dengan lima gadis bijaksana sibuk. Jangan bersantai-santai,
sibukkan diri dalam ibadah dan pelayanan, perkenalkan diri masing-masing
sebenarnya siapa kita dihadapan Tuhan.
Jangan sampai Setan mengenal namun Tuhan tidak mengenal. Iblis/Setan itulah roh
jahat dan roh najis. Ayo, jangan perkenalkan diri kepada roh najis lagi. Tuhan
baik, berilah diri untuk dikenal oleh Tuhan.
Matius 7: 15-16
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu
dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang
buas.
(7:16) Dari buahnyalah
kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri
atau buah ara dari rumput duri?
Hati-hati dengan nabi-nabi palsu, mereka itu seperti
serigala berbulu domba, namun sebetulnya mereka adalah serigala yang buas.
Pekerjaan serigala adalah menerkam, mencerai-beraikan
kawanan domba, sehingga kawanan domba terpisah dari Tuhan (liar) tidak
tergembala. Oleh karena ajaran-ajaran palsu yang diusung oleh nabi-nabi palsu
dengan segala kelicikan mereka. Oleh sebab itu, jangan pertahankan kelicikan,
kepura-puraan, kemunafikan, sebab itu adalah ajaran palsu. Barangkali kita
tidak mendengarkan ajaran palsu tetapi hati pikiran yang pura-pura itu adalah
ajaran palsu, kemunafikan ajaran palsu walaupun terlihat indah, dari buahnyalah
dapat dilihat. Mau jadi hisop apa tidak? Nabi palsu tidak mau menjadi hisop,
tidak mampu menyerap darah, coba dia menghargai korban, pasti semuanya polos,
tanpa kepalsuan.
Sekarang kita melihat: “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”
Matius 7: 21-22
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di
sorga.
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu,
dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Nabi-nabi palsu tidak dikenal oleh Tuhan karena mereka
adalah pembuat kejahatan.
Dimana letak kejahatan mereka? mereka melayani hanya
sebatas bernubuat, mengusir setan dan mengadakan mujizat demi nama Tuhan,
tetapi mereka melalaikan satu hal yaitu pada ayat 21: Mereka tidak melakukan apa yang menjadi kehendak Allah.
Jadi, jangan terhipnotis karena seorang hamba Tuhan mampu
memberi kesembuhan, bukan itu ukurannya. Pertanyaannya, seorang hamba Tuhan mampu
menyembuhkan, tetapi lihat buahnya, apakah dia melakukan kehendak Allah atau
tidak, pikul salib atau tidak? Sebab seorang hamba Tuhan sudah dikaruniakan
dengan berbagai macam karunia kesembuhan, tanda heran dan semuanya.
Dulu waktu awal masuk ke provinsi Banten banyak orang yang sakit
sembuh, sampai saya dikenal di Pondok Cilegon Indah tetapi bukan itu
ukurannya, walaupun mengadakan mujizat ternyata saya juga banyak kekurangan.
Jadi ukurannya bukan disitu. Nabi-nabi palsu tidak melakukan kehendak Allah,
tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok, ibadah santai saja, hanya membawa
pelita, mujizat, kesembuhan dan ini itu. Semoga terwujud persekutuan hamba-hamba
Tuhan disini kita sama-sama mengerti ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok. Biarlah semua mendukung. Kedatangan Tuhan sudah
tidak lama lagi. Tidak perlu terpengaruh dengan mujizat, lihat buahnya
melakukan kehendak Allah tidak, pikul salib tidak?
Sebab itu saya berkali-kali sampaikan kepada sidang
jemaat: Doakan terus supaya saya tetap tinggal di kemah, sebagai seorang
gembala tugasnya memberi makan dan minum kawanan domba Allah. Ibadah Pendalaman
Alkitab domba-domba diberi makan, lewat Ibadah Raya Minggu domba-domba
diberi minum dan lewat ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan domba-domba
diberi nafas kehidupan. Biar berseru, berteriak-teriak kepada Tuhan masanya
akan terjadi, tidak dikenal oleh Tuhan, banyak nanti seperti ini dihari-hari
terakhir.
Jalan keluarnya.
Matius 25: 13
(25:13) Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun
akan saatnya."
Karena itu berjaga-jagalah sebab tidak seorang pun yang
tahu akan hari maupun saat kedatangan Tuhan pada kali yang kedua sebagai Raja
dan Mempelai Pria Sorga, Anak sendiri tidak tahu, hanya Bapa yang tahu.
Berjaga-jagalah.
1 Tesalonika 5: 1-6
(5:1) Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu
dituliskan kepadamu,
(5:2) karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti
pencuri pada malam.
(5:3) Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman -- maka tiba-tiba
mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa
oleh sakit bersalin -- mereka pasti tidak akan luput.
(5:4) Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan,
sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
(5:5) karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita
bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
(5:6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi
berjaga-jaga dan sadar.
Berjaga-jaga dan sadarlah, jangan tidur pada waktu siang hari.
Siang hari adalah kesempatan bagi kita untuk mengerjakan
pekerjaan Tuhan di ladang Tuhan, apa yang bisa kita kerjakan, kerjakanlah,
jangan tidur, tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok, kemudian di tengah-tengah
ibadah ada pekerjaan pelayanan, kerjakanlah, jangan tidur. Kerjakanlah
keselamatanmu dengan takut dan gentar, jangan tidur waktu siang.
1 Tesalonika 5: 7
(5:7) Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk,
mabuk waktu malam.
Mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang
mabuk, mabuk waktu malam. Anak-anak siang (terang) bekerja pada siang hari,
berbeda dengan anak-anak malam (kegelapan), pekerjaannya adalah tidur dan
mabuk.
Keterangan: BERJAGA-JAGA.
Matius 27: 40-41
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati
mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga
satu jam dengan Aku?
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke
dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Berjaga-jaga, berarti hidup dalam doa penyembahan selama satu
jam.
Waktu saya belum punya rumah, saya numpang di rumah saudara
dan disana saya seringkali menyembah Tuhan/berjaga-jaga baik siang baik malam,
adik saya Martin saksinya bukan untuk pamer sebab itu adalah pekerjaan saya
sebagai seorang hamba Tuhan. Supaya saya bisa menyembah saya tadi sudah
saksikan: Tuhan tolong berikan kesembuhan pada kaki saya, pada saat menyembah
saja Tuhan, saya tidak minta saat berjalan, tetapi Tuhan memberikan lebih dari
apa yang saya minta, setelah menyembah berjalan sudah enak.
Kalau kita fokus menyembah, berjaga-jaga, apapun yang
terjadi, situasi dan kondisi tidak membuat kita tergoyahkan, sebab kekuatan
kita adalah saat menyembah, bertumpu pada kedua kaki itu adalah kekuatan kita.
Di sini dikatakan: Berjaga-jagalah
dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan, itulah ujian.
Berjaga-jagalah, menyembah selama satu jam, supaya ada
kekuatan saat datang pencobaan.
“Roh memang
penurut, tetapi daging lemah.” Keinginan kita adalah untuk menjadi orang
benar, tetapi daging ini mempengaruhi kita, oleh sebab itu, kuncinya adalah
penyembahan, bertumpu pada dua kaki, disitulah letak kekuatan kita.
Sebab itu Firman Tuhan berkata: Segala lutut bertelut, segala lidah mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, di situlah letak kekuatan kita, itu
pekerjaan anak Tuhan, anak – anak siang, jangan tidur saja, jangan malas, dalam
Amsal 24 dikatakan orang malas, ngantuk sebentar lagi, tidur sebentar lagi,
lipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring. Kemudian hasilnya;
ladangnya ditumbuhi onak dan semak duri, temboknya rubuh, tidak ada lagi penjagaan.
Keterangan: SADAR.
Berarti, menghargai firman pengajaran mempelai.
Tuhan tidak membiarkan 4000 orang pulang dalam keadaan
lapar, supaya tidak pingsan di jalan. Oleh sebab itu Yesus memberkati tujuh
roti dan beberapa ikan, supaya mereka
tetap sadar. Kita butuh Firman Pengajaran Mempelai supaya kita tetap sadar.
Sadar, berarti tidak pingsan.
Pingsan = tidak sadar = tidak mati, tidak hidup, sebab
itu Tuhan memberikan tujuh roti dan beberapa ikan kepada 4000 laki-laki.
Kita membutuhkan Firman Pengajaran Mempelai untuk membuat
kita sadar. Orang yang pingsan; tidak tahu diri, biarpun diapain. Tetapi karena
kekuatan firman kita sadar, kita mengenal siapa kita, orang yang hina banyak
dosa, munafik, sombong dan keras hati.
Pekerjaan anak-anak terang, anak-anak siang adalah SADAR;
tidak tidur dan tidak malas/mabuk.
Kedatangan Yesus untuk yang kedua kali, tidak perlu
ditulis baik hari, tanggal, bulan dan tahun, yang penting adalah berjaga-jaga kemudian sadar.
Matius 15: 32
(15:32) Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku
tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka
mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka
pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan."
Yesus tidak membiarkan orang banyak pulang dalam keadaan
lapar, supaya tidak pingsan di jalan.
Pingsan = tidak sadar = tidak mati, tidak hidup, arti
rohaninya; tidak mengenal diri sebagai orang yang berdosa.
Malam ini, Tuhan memberikan kita firman Allah sebagai
makanan rohani, Tuhan tidak membiarkan kita pingsan dalam perjalanan menuju
rumah Bapa di Sorga, Tuhan menginginkan kita sampai di tempat Dia berada.
Matius 15: 34-36
(15:34) Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?"
"Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil."
(15:35) Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah.
(15:36) Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap
syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu
murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.
Selanjutnya, Tuhan memerintahkan 4000 laki-laki tidak
terhitung perempuan dan anak-anak duduk
di tanah, lalu memberikan mereka makan dari tujuh roti dan beberapa ikan
yang dipecah-pecahkan.
Syarat menikmati roti yang dipecah-pecahkan: duduk di
tanah.
Artinya; harus merendahkan diri dan menganggap hina
seperti debu tanah. Jangan dengar firman tetapi sombong, angkuh merasa sudah
tahu, banyak gerakan yang salah, maksudnya gerah terhadap pemberitaan firman Tuhan.
Matius 15: 32
(15:32) Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku
tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka
mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka
pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan."
Tuhan memberikan 4000 orang laki-laki makan dengan 7 roti
dan beberapa ikan karena belas kasihan/perhatian Tuhan.
Kalau kita dapat duduk seperti 4000 orang adalah karena
belas kasih Tuhan supaya kita sadar, tidak pingsan.
Tuhan baik, Tuhan mengetahui kekurangan kita, Tuhan
peduli kepada kekurangan kita. Waktunya sekarang untuk membeli minyak, jangan
sampai habis waktu, biarpun diketuk pintu tidak ada aritnya. Berjaga-jagalah
dan sadar, jadilah anak-anak terang, anak-anak siang pekerjaannya: berjaga-jaga
dan sadar. Amin
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment